• Tidak ada hasil yang ditemukan

DOKUMENTASI KREDENSIAL DOKTER SPESIALIS ANESTESIOLOGI DAN TERAPI INTENSIF RUMAH SAKIT ROYAL PROGRESS

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "DOKUMENTASI KREDENSIAL DOKTER SPESIALIS ANESTESIOLOGI DAN TERAPI INTENSIF RUMAH SAKIT ROYAL PROGRESS"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

1

DOKUMENTASI KREDENSIAL DOKTER SPESIALIS

ANESTESIOLOGI DAN TERAPI INTENSIF

RUMAH SAKIT ROYAL PROGRESS

Nama Dokter:

Spesialisasi :

Anestesiologi & Terapi Intensif

Tanda Tangan :

Saya menyatakan bahwa saya kompeten untuk menangani kasus kasus yang saya minta dibidang spesialisasi saya, termasuk melayani konsultasi dari dokter–dokter lain.

Saya juga menyatakan kompeten untuk melakukan prosedur teknis seperti yang tercantum di bawah ini sebagai dari kewenangan klinis (clinical privilege) berdasarkan status kesehatan saat ini, pendidikan dan / atau pelatihan yang telah saya jalani, serta pengalaman yang saya miliki.

Sertifikasi Universitas Tanggal : Kolegium : Tanggal : Pelatihan : Tanggal : Institusi :

Surat Tanda Registrasi Konsil Kedokteran Indonesia Spesialisasi :

Anestesiologi dan Terapi Intensif

Berlaku Hingga Tanggal : Petunjuk :

Untuk Dokter :

Tuliskan kode untuk dokter menurut permintaan sejawat sesuai daftar “Kode untuk Dokter” yang tersedia. Setiap kategori yang ada dan / atau Kewenangan Klinis yang diminta harus tercantum kodenya. Pengisian harus lengkap untuk seluruh Kewenangan Klinis yang tercantum. Tanda tangan dicantumkan pada akhir bagian 1 (Kewenangan Klinis). Jika terdapat revisi atau perbaikan, setelah daftar Kewenangan Klinis ini disetujui, maka harus mengisi kembali formulir yang baru

Untuk Mitra Bestari :

Mohon melakukan telaah pada setiap kategori dan Kewenangan Klinis yang diminta oleh setiap dokter sesuai dengan kode yang tersedia. Cantumkan persetujuan yang tersedia. Persetujuan Mitra Bestari kepada Komite Medik untuk pemberian penugasan klinis (clinical appointment) dari Direktur Rumah Sakit Royal Progress. Bubuhkan tanda tangan Mitra Bestari pada akhir bagian III (rekomendasi Mitra Bestari).

Kode untuk Dokter

1. Kompetensi sepenuhnya 2. Memerlukan supervisi

3. Tidak dimintakan kewenangannya, karena diluar kompetensinya.

4. Tidak dimintakan kewenangannya, karena fasilitas tidak tersedia

Kode untuk Mitra Bestari :

1. Disetujui berwenang penuh . 2. Disetujui dibawah supervisi.

3. Tidak disetujui, karena bukan kompetensinya. 4. Tidak disetujui, karena fasilitas tidak tersedia.

(2)

2 Bagian I. Kewenangan Klinis (Core Clinical Privilege)

Kategori Kewenangan

Kewenangan klinis diberikan untuk memberikan pelayanan pengelolaan Bidang Anestesiologi dan Terapi Intensif di Rumah Sakit Royal Progress berdasarkan pada pelayanan yang dibutuhkan pasien.

Jenis Pelayanan Diminta Rekomendasi

A

. Penyakit atau masalah kesehatan yang sederhana, tanpa penyulit, risiko pasien rendah, status fisik ASA 1 dan 2

1. Resusitasi jantung Paru Dasar (Basic Life Support = BLS)

2. Resusitasi jantung paru lanjut (Advanced Life Support = ALS).

3. Tindakan Intubasi Endotrakeal (Oral dan Nasal) 4. Tindakan Anestesi Umum

5. Inhalasi dan Intravena 6. Anestesia Bedah Digestif 7. Anestesia Bedah Urologi 8. Anestesia Bedah Ortopedi

9. Anestesia Bedah Kebidanan/Ginekologi 10. Anestesia Bedah THT

11. Anestesia Bedah Mata 12. Anestesia Bedah Gigi/Mulut 13. Anestesia Pediatri umur > 1 tahun

14. Anestesia untuk prosedur diagnostik endoskopi, MRI, CT Scan

15. Blok subaraknoid dengan/tanpa kateter.

16. Blok epidural lumbal–thorakal dengan /atau tanpa kateter

17. Blok kombinasi spinal – epidural 18. Blok kaudal dengan/atau tanpa kateter 19. Penanggulangan Nyeri Paska Bedah

(3)

3

Jenis Pelayanan Diminta Rekomendasi

B. Penyakit/masalah kesehatan/prosedur yang kompleks namun tidak ada penyakit primer penyerta yang mengancam nyawa (status fisik ASA 1 dan 2)

1. Anestesia Bedah Syaraf

2. Anestesia Bedah Non Jantung dengan kelainan Jantung 3. Anestesia dengan Tehnik Khusus (misalnya Tehnik

Hipotensi)

4. Anestesia Intra Vena Total

5. Blok saraf perifer ekstremitas atas (blok pleksus brakhialis dan cabang-cabangnya).

6. Blok saraf perifer ekstremitas bawah (blok pleksus lumbal dan pleksus sakral beserta cabang –cabangnya).

7. Blok saraf perifer untuk batang tubuh (misal : blok paravertebral, blok ilioinguinal iliohipogastrik, blok transversus abdominal plane, blok re-ktus abdominis). 8. Blok saraf wajah dan kepala (misal : blok scalp, blok

saraf tepi cabang Ganglion Gasseri). 9. Blok servikal superfisial

10. Blok mata (misal : periorbital, retroorbital, subtenon).

11. Blok intravena

12. Perioperative medicine pada pasien dengan comorbid, coexisting disease dan pada pasien dengan penyakit kritis (critically ill patients).

13. Intubasi dengan pipa double lumen (Edobronchial Intubation).

14. Difficult airway management, baik dengan menggunakan ETT, berbagai tipe LMA, videolaringoskopi, bronkoskopi, percutaneus Dilatation Tracheostomi, retrograde, intubation, fibreoptic intubation, cricothyrotomi, dan penguasaan airway devices yang lain.

(4)

4

Jenis Pelayanan Diminta Rekomendasi

16. Menentukan indikasi masuk pasien ICU

17. Melakukan pengelolaan dasar awal pasien–pasien masuk ICU

C. Penyakit/masalah kesehatan/prosedur yang kompleks dan potensial mengancam nyawa ( pasien bedah risiko tinggi)

1. Tindakan Anesthesia Umum Elektif dan Darurat pada pasien ASA > 3.

2. Resusitasi jantung paru lanjut (Advanced Life Support = ALS, Advanced Cardiac Life Support = ACLS).

3. Penanggulangan Awal Gagal Nafas. 4.

Penanggulangan Awal Gagal Sirkulasi

5. Penanggulangan Awal Gagal Ginjal

6. Penanggulangan Awal Gagal metabolik, asam basa

7. Penanggulangan Awal gagal Otak

8. Pemberian Nutrisi Enteral dan 9. Parenteral

10. Pemasangan monitor invasif (Tekanan Vena Sentral dan Tekanan Arteri).

11. Penggunaan Ventilasi Mekanik (Dasar) 12. Penggunaan Bronkoskop (Bronchial Toilet) 13. Anestesia kombinasi lumbal dan epidural 14. Anestesia Reginal Blok Extremitas Bawah 15. Anestesia Epidural Torakal

16. Penanggulangan Nyeri Akut Paska 17. Bedah (teknik intravena, tehnik epidural)

18. Anestesia Bedah Thorak (Bedah Paru, tumor mediastinum, ventilasi satu paru, trauma torak, myasthenia gravis, sindrom vena cava superior).

(5)

5

Bagian II. Kewenangan klinis Spesifik (Spesific Clinical Priviliges)

Dapat dimintakan bagi mereka yang telah memiliki kewenangan klinis inti.

Jenis Pelayanan Diminta Rekomendasi

A. Subspesialisasi Anestesia Kardiovaskular

1. Memiliki kemampuan melakukan Advanced Cardiac Life Support, termasuk managemen pada pasien dengan aritmia.

2. Mampu melakukan manajemen perioperatif pada pasien dengan berbagai kelainan jantung, baik untuk pembedahan kardiak maupun nonkardiak, efektif maupun emergensi.

3. Mampu melakukan anestesia pada bedah jantung tertutup maupun terbuka, baik pada pasien dewasa maupun pediatrik, elektif maupun emergensi.

4. Mampu melakukan anestesia untuk kasus–kasus kelainan koroner, katup jantung, penyakit jantung bawaan, serta kelainan – kelainan pembuluh darah besar, baik untuk pembedahan kardiak maupun non kardiak.

5. Mampu melakukan pemasangan alat pemantauan hemodinamik invasif.

6. Mampu melakukan pemantauan dan pengelolaan hemodinamik, baik invasif maupun tidak.

7. Mempunyai dasar kemampuan ekokardiografi, baik transtorakal maupun transesofageal.

8. Memahami secara mendalam semua aspek terkait penggunaan teknologi sirkulasi ekstrakorporeal, termasuk mesin pintas jantung-paru.

9. Mampu menggunakan dengan tepat – obat obat kardiovaskular.

10. Mampu melakukan manajemen kelainan asam basa dan elektrolit serta kelainan metabolism lain selama pembedahan berlangsung.

11. Mempunyai kemampuan paripurna penanganan pasien pasca bedah jantung.

B. Subspesialisasi Anestesia Regional

(6)

6

Jenis Pelayanan Diminta Rekomendasi

2. Blok saraf/pleksus saraf /saraf otonom untuk managemen nyeri kronik dengan analgetik local dengan / tanpa steroid

3.

4. Blok saraf / pleksus saraf / saraf otonom untuk manajemen nyeri kronik dengan obat neurolitik

5. Blok saraf / pleksus saraf/ saraf otonom untuk manajemen nyeri kronik dengan teknik radio-frekuensi ablasi (RFA)

6. Blok nyeri muskuloskeletal

7. Implantasi kateter subaraknoid / epidural untuk manajemen nyeri kronik

8. Stimulasi medula spinal (spinal cord stimulation)

C. Subspesialisasi Anestesia Bedah Anak

1. Hipotermi terapeutik

2. Instilasi surfaktan

3. Teknik hipotensi intraoperatif 4. Sirkulasi ekstrakorporel 5. 6. Pemasangan CVP 7. Ekokardiografi 8. Bronkhoskopi 9. Pengelolaan IABP

10. Pemantauan tekanan intracerebral 11. CRRT .

12. Pembedahan transplant 13. Pembedahan conjoined twin 14.

Neonatus prematur

(7)

7

Jenis Pelayanan Diminta Rekomendasi

15. Kelainan bawaan gastroschizis, Omphalocele, kelainan- kelainan bawaan lain.

16. Perioperatif neonatal and pediatric intensive care

17. Anestesia regional pada anak di bawah 1 tahun

D. Subspesialisasi Intensive Care

1. Pengelolaan pasien ICU secara tuntas ( gagal nafas, Gagal Ganja, Gagal Sirkulasi, Gagal otak, Gangguan asam Basa, Elektrolit dan metabolik, gagal multiorgan, Sepsis, Nutrisi Enteral dan Parenteral ) pada kasus medic, surgical, trauma.

2. Prosedur trakeostomi perkutan

3. Continuous renal replacement therapy ( CRRT) 4. Ventilasi Mekanik lanjut

5. Goal Directed Hemodynamic Monitoring 6. Bronskoskopi

7. USG pasien kritis

8. Perioperatif intensive care

9. Penanggulangan nyeri pada pasien kritis

E. Supspesialisasi Neuroanestesia dan neuroctical care Mampu menangani kasus neuroanestesia dan neuro-critical care pasien dewasa dan pediatric pada periode perioperatif (prabedah, selama pembedahan, dan pasca bedah di PACU dan ICU) pada pasien :

1. Tumor supratentorial advance (meningioma, tumor hipofise secara open atau transphenoidal, craniopharingioma, tumor otak lainnya baik primer atau metastase.

2. Tumor infratentorial ( fossa posterior) 3. Anestesia pada awake craniotomy

(8)

8

Jenis Pelayanan Diminta Rekomendasi

4. Anestesia pada kasus neurologi dengan posisi duduk 5. Mampu menangani Neuro ICU advance : Monitoring

neuro (ICP, SJO2, NIRS, Miscrodialisis, Evoked potential).

F. Subspesialisasi Manajemn Nyeri

1. Kemampuan untuk melakukan anamnesa, pemeriksaan fisik, pemeriksaan penunjang dan menegakkan diagnosis pada pasien dengan nyeri akut, kronik non cancer dan nyeri kanker secara holistik

2. Kemampuan untuk melakukan penanganan nyeri akut, kronik non cancer dan nyeri kanker dengan menggunakan pendekatan farmakologi analgesia 3. Kemampuan melakukan penanganan nyeri akut pasca

bedah maupun nyeri akut lainnya dengan menggunakan teknik patient Controlled Analgesia dan insersi kateter kontinyu (Intravenous, neuraksial epidural dan intrathecal, dan blok saraf perifer).

4. Kemampuan melakukan tindakan – tindakan intervensi pada penanganan nyeri akut, nyeri kronik non cancer dan nyeri kanker dengan penuntun ultrasound dan C-arm fluoroskopi, meliputi a.l berbagai injeksi / blok saraf perifer / ganglion, radiofrekuensi ablation, saraf dan ganglion, IDET, TENS, dll

5. Kemampuan melakukan penanganan nyeri kronik non cancer dan nyeri kanker dengan pendekatan non farmakologik dan psikologi terutama pada kasus paliatif.

(9)

9

Bagian III. Rekomendasi Mitra Bestari

Disetujui Disetujui dengan Catatan Tidak disetujui

Tanggal : Catatan :

Daftar Mitra Bestari

No Nama Spesialisasi Tanda tangan

Bagian IV. Komite Medis /Sub-Komite Kredensial

Disetujui Disetujui dengan Catatan Tidak Disetujui

Tanggal : Catatan :

(10)

10

Referensi

Dokumen terkait

Pengujian yang dilakukan untuk mengetahui bahwa alat dapat berkerja sesuai dengan yang diinginkan maka dilakukan beberapa pengujian dari komponen yang digunakan

Selain itu, kita dapat mengatur pengetahuan ke dalam unit-unit yang lebih kompleks yang menggambarkan situasi atau obyek yang rumit dalarn domain. Unit-unit

Berdasarkan hal tersebut, maka penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas kuyit ( Curcuma longa Linn ) 100 % dibandingkan dengan ketokonazol 2 % secara

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa ekstrak bertingkat dan fraksi dari daun pecut kuda memiliki aktivitas antijamur terhadap

Uji banding daya hambat terhadap Candida albicans dilakukan dengan metode difusi cakram dan dibagi menjadi dua kelompok perlakuan, yang terdiri dari kelompok yang

Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui daya antibakteri VCO terhadap bakteri Salmonella typhi, sehingga diharapkan VCO dapat menjadi fitofarmaka

Biosorption of cadmium and lead from aqueous solution by fresh water alga Anabaena sphaerica biomass.. Journal of

Berdasarkan Gambar 2 konstruksi pohon filogeni ini didapatkan sekuen Tanaman Pala dari Tahuna menunjukan bahwa pala yang terdapat di Tahuna masih belum bisa