• Tidak ada hasil yang ditemukan

EVALUASI PENDIDIKAN JASMANI DALAM PENDEKATAN PORTOFOLIO

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "EVALUASI PENDIDIKAN JASMANI DALAM PENDEKATAN PORTOFOLIO"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

EVALUASI PENDIDIKAN JASMANI DALAM

PENDEKATAN PORTOFOLIO

Oleh: Andun Sudijandoko

Abstrak

Evaluasi adalah istilah yang bukan merupakan hal yang asing bagi setiap guru pendidikan jasmani di sekolah. Bagi seorang guru tentu mengetahui dan sangat menyadari bahwa evaluasi harus selalu dilakukan, agar dapat selalu mengetahui kemajuan belajar siswa. Pelaksanaan evaluasi ini akan dapat dilaksanakan lebih baik, apabila guru sangat memahami akan makna dan fungsi dari sebuah evaluasi tersebut. Sebagai guru mata pelajaran pendidikan jasmani, mendapatkan manfaat yang sangat banyak disaat para guru tersebut melaksanakan evaluasi secara baik, manfaat tersebut antara lain: (1) Evaluasi memungkinkan guru lebih terampil dan cermat dalam menafsirkan kemajuan hasil belajar siswa. (2) Evaluasi akan memberi umpan balik bagi keberhasilan suatu program. (3) Evaluasi akan meningkatkan pengakuan pihak luar terhadap manfaat Pendidikan Jasmani. (4) Evaluasi dapat dijadikan ukuran keberhasilan guru dalam mengajar (PBM). Evaluasi dalam pendekatan portofolio, adalah kumpulan hasil kerja siswa untuk suatu tujuan tertentu, yang menggambarkan upaya, kemajuan, dan prestasi siswa dalam bidang tertentu. Proses pengumpulan harus melibatkan partisipasi siswa, terutama dalam menentukan materi, petunjuk pemilihan, kriteria penilaian dan bukti-bukti refleksi diri siswa. Instrumen yang digunakan berupa lembar kerja, laporan siswa, karya siswa dan lain-lain. Aspek yang dinilai sebaiknya mencerminkan aspek pengetahuan, aspek kebugaran siswa, prestasi kecabangan (Bukan teknik dasar dan prestasi olahraga). Aspek-aspek ini dijabarkan dalam indikator penilaian.

Kata Kunci: Evaluasi pendidikan jasmani dalam pendekatan portofolio

1. Kedudukan dan Prinsip Dasar Evaluasi

a. Kedudukan Evaluasi Dalam Proses Belajar Mengajar (PBM)

Peningkatan mutu proses belajar mengajar (PBM) merupakan problematik yang sangat penting dalam pendidikan jasmani di sekolah. Istilah belajar, lebih sering menitikberatkan atau menekankan pada aktivitas siswa, sedangkan istilah mengajar, lebih menekankan pada aktivitas guru. Namun titik sentral proses belajar mengajar adalah siswa belajar.

(2)

Tujuan mengajar pada dasarnya adalah mendorong siswa agar belajar dan dapat mencapai tujuan yang diharapkan. Tindaklah mengherankan apabila seluruh aktivitas yang berlangsung dalam proses belajar mengajar kesemuanya dipusatkan untuk memacu siswa untuk belajar.

Sebagai pengajar, seorang guru sering ditanya, berhasil tidaknya yang diajarkan tersebut....?, dan apa yang telah diperoleh siswa ....?. Untuk mendapat jawabannya diharapkan memuaskan. Untuk itu diperlukan evaluasi yang benar dengan jalan mencari informasi yang akurat, hal ini akan dijawab lewat evaluasi yang benar.

Kalau melihat persoaalan di atas maka evaluasi harus diselenggarakan, tanpa evaluasi semua pernyataan tersebut di atas akan dapat di jawab dengan memuaskan. Karena itu: Evaluasi merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan (integral) dari

suatu proses belajar mengajar, evaluasi berfungsi sebagai salah satu cara untuk memantau perkembangan belajar dan mengetahui seberapa jauh tujuan pengajaran dapat dicapai oleh siswa.

Gb. Kedudukan Evaluasi dalam PBM

b. Prinsip Dasar Pelaksanaan Evaluasi Penjas

EVALUASI

MATERI

PELAJARAN

AKTIVITAS

BELAJAR

PBM

TUJUAN

(3)

Agar evaluasi dapat memenuhi fungsinya untuk meningkatkan mutu proses belajar mengajar, penyelenggaraan evaluasi harus mempertimbangkan beberapa prinsip sebagai berikut:

(1) Proses pengumpulan data dilakukan melalui kerjasama secara alami

Untuk meningkatkan aktivitas belajar dan memotivasi siswa, hindarkanlah penggunaan standar yang baku, atau perbandingan dengan teman. Lakukanlah kerjasama antara guru dengan siswa secara individu dengan motivasi yang tinggi pada siswa.

(2) Proses pengumpulan data dilakukan secara terus menerus dan berkesinambungan

Bukti kemajuan hasil belajar siswa, ada yang secara langsung dilihat hasilnya dalam tempo singkat, atau program panjang. Kemajuan siswa harus didokumentasikan guna mengontrol peningkatannya.

Proses pengumpulan data tidak hanya sekali, karena tidak cocok untuk melihat kemajuan siswa.

(3) Data yang dihimpun meliputi berbagai aspek

Tiga aspek yang dominan adalah: Kemampuan belajar, motivasi, dan proses

belajar. Ini adalah hal yang paling dominan. Pengumpulan data adalah

mengumpulkan informasi tentang: (1) apa yang diketahui oleh siswa (pengetahuan), (2) apa yang dirasakan dan bagaimana perasaan siswa terhadap pelajrannya (sikap), (3) kemampuan yang diperoleh (produk), (4) usaha yang dilakukan oleh siswa (proses)

(4) Laporan kemajuan belajar dibuat sebagai laporan kepada orang tua

Laporan kemajuan siswa tidak hanya diketahui guru saja namun sekolah dan siswanya, bahkan orang tua sebagai laporan perkembangan belajar keberhasilan belajar anaknya.

(4)

Beberapa istilah pokok dalam evaluasi antara lain: a. Instrumen

Instrumen, adalah alat untuk memperoleh informasi. Instrumen banyak

ragamnya hal ini sesuai dengan jenis informasi yang akan dikumpulkan. Yang terpenting instrument tersebut adalah sahih, Contoh: Kalau ingin mengetahui ukuran panjang maka instrumennya meteran.

Banyak digunakan instrumen dalam pembelajaran antara lain: tes, pedoman observasi, daftar cek, wawancara, angket, dan sebagainya.

b. Tes dan Pengukuran

Tes adalah alat untuk mendapatkan informasi berupa sifat suatu objek atau

manusia, (contoh: prestasi belajar). Pengukuran, adalah proses penggunaan informasi yang diperoleh lewat pengukuran yang berbentuk skor, berdasarkan skor inilah guru dapat menafsirkan kemajuan belajar.

c. Asesmen (Assessment)

Asesmen adalah proses pengumpulan informasi dan mempunyai fungsi

untuk membantu siswa dalam belajarnya, bukan hanya sekedar pengumpulan informasi untuk keperluan penilaian. Data ini dapat secara langsung sebagai umpan balik bagi perbaikan siswa atau perbaikan/peningkatan pembelajaran, hal ini lebih bersifat alamiah (tidak dilaksanakan secara resmi) dan tidak perlu merasa pusing dengan pengukuran, karena keduanya mengandung pengertian yang sama.

d. Asesmen Otentik dan Alternatif

Asesmen otentik adalah manakala siswa mendemonstrasikan prilaku yang

diharapkan dalam situasi nyata, misalnya bermain sepak bola dengan teman-temannya. Hal ini guru dapat menghimpun informasi: (1) bagaimana penerapan pengetahuan dan keterampilan pada situasi nyata melakukan aktivitas fisik atau olahraga (2) Bagaimana penerapan konsep kerja sama dan dan teknik menendang dalam situasi nyata barmain bola, dan sebagainya.

Asesmen alternatif, hal ini menuntut siswa untuk berfikir lebih tinggi,

(5)

dituntut mendemonstrasikan perilaku, pengetahuan dan keterampilan yang diharapkan dalam situasi dan kondisi terkendali.

e. Penentuan Nilai (Grading)

Penentuan Nilai (Grading), adalah proses nilai terhadap informasi yang diperoleh melalui asesmen dan pengukuran berbentuk skor. Skor tidak akan berarti kalau tidak diberi pemaknaan. Contoh: Ali mendapat skor 75, karena rentang niali 1-100, maka skor Ali 75.

3. Evaluasi Pendidikan Jasmani dalam pendekatan Portofolio a. Pengertian Portofolio

Portofolio, adalah kumpulan hasil kerja siswa untuk suatu tujuan tertentu, yang

menggambarkan upaya, kemajuan, dan prestasi siswa dalam bidang tertentu. Proses pengumpulan harus melibatkan partisipasi siswa, terutama dalam menentukan materi, petunjuk pemilihan, kriteria penilaian dan bukti-bukti refleksi diri siswa. Instrumen yang digunakan berupa lembar kerja, laporan siswa, karya siswa dan lain-lain. Aspek yang dinilai sebaiknya mencerminkan aspek pengetahuan, aspek kebugaran siswa, prestasi kecabangan (Bukan teknik dasar dan prestasi olahraga). Aspek-aspek ini dijabarkan dalam indikator penilaian.

Kumpulan karya siswa yang mencerminkan tingkat keberhasilan belajar tersebut mempunyai sifat:

(1) Subjek khusus (misalnya penjas saja) atau koleksi karya siswa dari subjek (semua bidang studi).

(2) Periode tertentu (misalnya satu tengah semester, semester, atau satu tahun), atau secara keseluruhan selama siswa menempuh pendidikan pada sekolah tersebut. (3) Karya siswa secara individu atau secara keseluruhan

Portofolio dapat diklasifikasikan kedalam: (1) portofolio karya, adalah berisikan informasi penting tentang hasil belajar siswa sehari-hari. (2) Portofolio

kumulatif/keseluruhan, adalah koleksi karya yang mencerminkan perkembangan

belajar siswa dari setiap tahun pada seluruh bidang studi, termasuk pendidikan jasmani.

(6)

Salah satu cara yang disarankan adalah melalui pengamatan/observasi tentang kemampuan siswa selama pembelajaran. Kegiatan yang diobservasi dirangkum berdasarkan indikator tiap-tiap kompetensi, Pengamatan dilakukan untuk setiap pertemuan. Alat pengamatan menggunakan lembar check list berisi daftar kegiatan yang dijabarkan dari indikator sesuai kompetensi yang dicapai.

(1) Aspek Yang Dinilai Dalam Portopolio

Aspek yang dinilai sebaiknya mencerminkan aspek pengetahuan, aspek kebugaran siswa, prestasi kecabangan (Bukan teknik dasar dan prestasi olahraga). Aspek-aspek ini dijabarkan dalam indikator penilaian.

Kompetensi dan indikator dapat dilihat dalam Silabus dan atau guru dapat merumuskan sendiri, diresmikan dengan kondisi dan situasi (konteks) siswa dan sekolah.

(2) Cara Mencari Nilai Akhir ( NA ):

(a) Amati proses belajar siswa untuk setiap pertemuan dengan format 1.

(b) Lakukan rekapitulasi pencapaian perkembangan hasil belajar siswa dalam periode tertentu (misalkan tiap 3 bulan, atau 1 semester)

(c) Hitunglah tabel jumlah indikator tiap-tiap pertemuan pada kurun waktu rekap yang sudah ditentukan.

(d) Lakukanlah justifikasi dengan menghitung bobot pencapaian perkembangan belajar siswa didasarkan hasil rekapitulasi untuk memfasilitasi pelaporan hasil belajar siswa kuantitatif (raport).

(e) Rumus untuk pembobotan sebagai berikut: Pembobotan: A- bobot 4

B- bobot 3 C- bobot 2 D- bobot 1

Masukan pada rumus sebagai berikut ( untuk melihat hasil akhir). ∑ Ni x Bobot

(7)

∑ Qi x Bobot A

Contoh pengisian ini lihat di lampiran, dengan penjelasan N dan x bisa diisi A, B, atau D.

Contoh Format Penilaian Portofolio

Format penilaian terdiri dari dua format yaitu:

1. Format amatan proses untuk setiap kali pertemuan dan

2. Format rekapitulasi digunakan untuk melihat perkembangan pencapaian kinerja siswa dan sebagai rumusan hasil belajar penjas.

FORMAT PENILAIAN PROSES MATA PELAJARAN PENJAS (SETIAP TATAP MUKA)

1. Mata Pelajaran : Pendidikan Jasmani

2. Kelas : III 3. Semester : I (Satu) 4. Kompetensi Dasar : ... 5. Materi Pokok : ... 6. Indikator : 1. ... 2. ... 3. ...

No Nama Siswa Indikator I Indikator II Indikator III dst. Jumlah A B C D A B C D A B C D 1 Hasan V V 2 Tutik V V V 3 Endang Bardiati V V V 4 Siti sholekhah V V V 5 Rohimah V V V 6 Antok Sumarto V V V 7 Abdul Rachman V V V 8 Hendric Kusuma V V V 9 Suroto V V V 10 Abillilah V V V dst Catatan:

1. Kompetensi Dasar materi pokok dan indikator lihat GBPP 2. Dapat dikembangkan oleh guru

(8)

A = Sangat dapat/exellent B = Dapat melakukan

C = Kurang dapat melakukan D = Tidak dapat melakukan

Contoh Pengisisan Format Rekapitulasi

FORMAT REKAPITULASI NILAI AKHIR MATA PELAJARAN PENDIDIKAN JASMANI

(SETIAP SATU SEMESTER)

1. Mata Pelajaran : Pendidikan Jasmani

2. Tiap : Semester

3. Jumlah tatap muka 1 semester : 4. Jumlah indikator 1 semester :

No Nama Siswa Jumlah indikator dari Prestasi/perkembangan siswa aspek penjas makna simbul Bobot Nilai A B C D Ax4 Bx3 Cx2 Dx1 akhir 1 Hasan 16 10 18 4 64 30 36 4 2 Tutik 48 - - - 192 - - - 3 Endang Bardiati 30 10 4 4 120 30 8 4 4 Siti sholekhah 15 15 14 4 60 45 28 4 5 Rohimah 4 16 12 16 16 48 24 16 6 Antok Sumarto 20 18 5 5 80 54 10 5 7 Abdul Rachman 17 5 6 20 68 15 12 20 8 Hendric Kusuma - 28 12 8 - 84 24 8 9 Suroto 2 18 10 18 8 54 20 18 10 Abillilah 13 17 9 9 52 51 18 9 dst a. Pembobotan skor: A = bobot 4 Perhatian:

 Jumlah pencapaian indikator sebagai simbul hasil belajar siswa untuk

mengantisipasi transfer pencapaian prestasi penjas selama kuantitatif, sesuai permintaan system pelaporan hasil belajar (raport)

 Sistem yang benar pelaporan hasil belajar melalui portofolio adalah

dengan mendiskripsikan perkembangan kemampuan siswa, bukan dengan angka (standart)

(9)

B = bobot 3 C = bobot 2 D = bobot 1

b. Rumus nilai akhir (NA) = ∑ Ai x Bobot A

NA = x 100 ∑ Qi x Bobot A

Keterangan:

∑ Ai = Jumlah nilai individual selama 1 kali pertemuan ∑ Qi = Jumlah indikator selama 1 kali pertemuan

Untuk rumus nilai akhir B (NA) = ∑ Bi x Bobot B

NA = x 100 ∑ Qi x Bobot A

Demikian pula untuk nilai c rumusnya, pembilang diganti C x bobot C penyebutnya tetap, dan D seperti itu juga.

Diskripsi / rincian nilai akhir: 1). Jumlah nilai x bobot

Contoh nilai akhir siswa: Hasan Nilai kali bobot:

Nilai A: 16 x 4 = 64 Nilai B: 10 x 3 = 30 Nilai C: 18 x 2 = 36 Nilai D: 4 x 1 = 4

2). Karena setiap indikator pada setiap pertemuan harus dinilai dengan A, B, C, dan D, maka jumlah nilai A, B, C, dan D yang diperoleh setiap siswa sama dengan jumlah seluruh indikator atau = ∑ Qi. Dalam data nilai Hasan di atas maka: ∑ Qi = 16 + 10 + 18 + 4 = 48.

(10)

Jadi : ∑ Qi x bobot A = 48 x 4 = 192.

3. Simpulan

Pada uraian di atas dapat disimpulkan, bahwa pentingnya evaluasi, guna memantau kemajuan dan pencapaian tujuan belajar siswa. Demikian pula para guru-guru pendidikan jasmani juga telah menyadari, hal ini terlihat pada setiap laporan dari penetapan nilai-nilai pelajaran pendidikan jasmani. Pentingnya evaluasi, tidak hanya pada penetapan nilai saja, namun bisa dilihat dari sisi evaluasi, dan sisi manfaatnya. Manfaat evaluasi itu antara lain:

a. Evaluasi memungkinkan guru lebih terampil dan cermat dalam menafsirkan kemajuan hasil belajar siswa.

b. Evaluasi akan memberi umpan balik bagi keberhasilan suatu program

c. Evaluasi akan meningkatkan pengakuan pihak luar terhadap manfaat Pendidikan Jasmani

d. Evaluasi dapat dijadikan ukuran keberhasilan guru dalam mengajar (PBM). Evaluasi dengan pendekatan portofolio pada pendidikan jasmani lebih sesuai, karena evaluasi pendidikan jasmani guru dituntut untuk melakukan pengamatan terhadap siswa melalui proses pembelajaran secara terus menerus, sehingga melalui portofolio dalam menentukan nilai akhir siswa akan menghasilkan secara maksimal berdasarkan kompetensi yang dimiliki siswa tersebut.

Daftar Rujukan:

Burton, Allen W dan Miller, Daryl E. 1998. Movement Skill Assessment, Human Kinetics.

(11)

Schiemer, Susan. 2000. Assessment Strategies For Elemantary Physical Education, Human Kinetics.

Smith, Timothy K. 1997. Authentic Assessment: Using a Portofolio Card In Physical Education, Journal of Physical Education, Recreation, and Dance, 68 (4), 46-52.

Suherman, A. 2001. Evaluasi Pendidikan Jasmani, Jakarta, DIKDASMEN DEPDIKNAS.

Walsh, W. Bruce, dan Betz, Nancy E., (1990), Test and Assessment, Two Edition, The Ohio State University.

Referensi

Dokumen terkait

Penambahan pati termodifikasi elastigel 1000J pada permen soft candy susu kedelai berpengaruh nyata terhadap kadar air, aw, tekstur (hardness dan adhesiveness), dan

Wirosaban di bagian Instalasi Unit Gawat Darurat /yang tetap akan buka pada hari natal// Bahkan saat pemkot melakukan cuti bersama hingga tanggal 27 Desember 2009 /RSUD wirosaban

Dari bagan itu dapat dilihat adanya tiga kelompok, yaitu kelompok pertama yang keanggotaannya adalah kelompok umur ≥ 41 tahun dengan rata-rata 1,000 yang berarti responden selalu

Karena wali kota adalah wajah kota, kita harapkan lebatnya "jambang" Mas Eddy tercermin pada terpeliharanya hutan kota, tertatanya jalur hijau, dan

Dari hasil perhitungan tebal perkerasan dengan menggunakan Metode Analisa Komponen didapat hasil bahwa selisih tebal perkerasan antara material yang digunakan dengan material

Melalui program pengenalan bahasa inggris untuk anakanak dengan menggunakan Multmedia Builder 4.8 ini diharapkan dapat menarik minat anakanak untuk belajar bahasa inggris,

Hasil penelitian ini, diharapkan akan memberi manfaat sebagai berikut: Manfaat teoritis: (1) Sebagai bahan literatur atau referensi yang dapat digunakan untuk memperoleh