• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERANCANGAN SISTEM INFORMASI MANAJEMEN BASIS DATA PADA DIVISI REFINERY PT ASTRA AGRO LESTARI Tbk. Oleh ENDAH MERDEKASARI F

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PERANCANGAN SISTEM INFORMASI MANAJEMEN BASIS DATA PADA DIVISI REFINERY PT ASTRA AGRO LESTARI Tbk. Oleh ENDAH MERDEKASARI F"

Copied!
101
0
0

Teks penuh

(1)

PERANCANGAN SISTEM INFORMASI MANAJEMEN BASIS DATA

PADA DIVISI REFINERY

PT ASTRA AGRO LESTARI Tbk

Oleh

ENDAH MERDEKASARI

F34103087

2008

FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

(2)

PERANCANGAN SISTEM INFORMASI MANAJEMEN BASIS DATA

PADA DIVISI REFINERY

PT ASTRA AGRO LESTARI Tbk

SKRIPSI

Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar

SARJANA TEKNOLOGI PERTANIAN

Pada Departemen Teknologi Industri Pertanian Fakultas Teknologi Pertanian

Institut Pertanian Bogor

Oleh

ENDAH MERDEKASARI

F34103087

2008

FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

(3)

INSTITUT PERTANIAN BOGOR FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN

PERANCANGAN SISTEM INFORMASI MANAJEMEN BASIS DATA PADA DIVISI REFINERY

PT ASTRA AGRO LESTARI Tbk

SKRIPSI

Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar

SARJANA TEKNOLOGI PERTANIAN

Pada Departemen Teknologi Industri Pertanian Fakultas Teknologi Pertanian

Institut Pertanian Bogor

Oleh

ENDAH MERDEKASARI F34103087

Dilahirkan pada tanggal 17 Agustus 1985 Di Jakarta

Tanggal Lulus: 10 Maret 2008

Disetujui Bogor, Maret 2008

Dr. Ir. Sukardi, MM Pembimbing Akademik

(4)

SURAT PERNYATAAN

Saya yang bertandatangan dibawah ini: Nama : Endah Merdekasari NRP : F34103087

Menyatakan bahwa Skripsi dengan judul ”Perancangan Sistem Informasi Manajemen

Basis Data pada Divisi Refinery PT Astra Agro Lestari Tbk” merupakan karya tulis

saya pribadi dengan arahan dosen pembimbing akademik, kecuali yang dengan jelas disebutkan rujukannya.

Penulis

(5)

Endah Merdekasari F34103087. Perancangan Sistem Informasi Manajemen Basis Data pada Divisi Refinery di PT Astra Agro Lestari Tbk. Di bawah bimbingan Sukardi. 2008.

RINGKASAN

PT Astra Agro Lestari Tbk (PT AAL) melalui produk minyak goreng Cap Sendoknya mulai merubah kebijakan manajemen untuk memperluas wilayah pemasaran dengan perluasan distribusi pada tahun 2000. Di PT AAL produksi minyak goreng Cap Sendok termasuk aktivitas pengolahan data, ditangani oleh bagian Refinery. Dengan semakin berkembangnya PT AAL, divisi Refinery perlu meningkatkan kapasitas pengolahan datanya agar lebih akurat, baik data produksi, data logistik, data penjualan maupun data distributor. Sejauh ini PT AAL mengalami kesulitan, karena masing-masing data masih berdiri sendiri dan diolah secara manual, sehingga data yang didapat kurang akurat atau tidak aktual.

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengembangkan rancang bangun sistem informasi manajemen basis data pada divisi Refinery PT AAL untuk menghasilkan suatu sistem aplikasi basis data yang dapat diakses secara cepat dan akurat. Basis data tersebut dirancang untuk memenuhi kebutuhan informasi yang diperlukan oleh PT AAL dalam rangka mendukung kebijakan perusahaan yang telah ditetapkan. Rancang bangun sistem informasi manajemen basis data ini berfungsi menyediakan mekanisme pengolahan dan pemanfaatan informasi yang lebih efektif dan efisien, dan pengamanan informasi terhadap usaha-usaha pengaksesan oleh orang-orang yang tidak berwenang dan tidak bertanggung jawab.

Ruang lingkup penelitian dibatasi pada proses pengembangan rancang bangun sistem informasi manajemen basis data Refinery pada divisi Refinery yang meliputi identifikasi sistem, analisis sistem, desain sistem, implementasi dan verifikasi sistem. Sistem ini digunakan untuk mengolah data dan informasi pada divisi Refinery dengan menggunakan web-base. Melalui web-base komunikasi antara satu wilayah dengan wilayah lainnya akan dapat dilakukan secara on-line, sehingga sistem informasi manajemen basis data akan lebih efektif.

Metode perancangan yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode perancangan Database Life Cycle. Tahapan Database Life Cycle meliputi perencanaan basis data, definisi sistem, mengoleksi dan menganalisis, desain basis data, desain aplikasi, prototyping, implementasi, konversi dan loading data, pengujian, dan pemeliharaan operasional.

Sistem informasi basis data yang dihasilkan diberi nama Sistem Informasi Manajemen Basis Data Refinery (SimRefinery) sesuai dengan ruang lingkup penggunaannya, yaitu di divisi Refinery. Sistem informasi manajemen basis data ini dibangun dengan menggunakan bahasa pemrograman PHP dan database MySQL. Pengguna sistem informasi ini adalah Division Head Refinery, Manajer Marketing, Manajer Produksi dan Manajer Administrasi yang berlokasi kerja di Jakarta, sedangkan yang melakukan input data adalah Regional Sales, Kepala Pabrik dan Bagian Logistik yang berlokasi kerja di berbagai wilayah di Jawa dan Sumatera.

(6)

Endah Merdekasari F34103087. The Design of Database Management Information System at the Refinery Division of PT Astra Agro Lestari Tbk. Supervised by Sukardi.

2008.

SUMMARY

Through its Cap Sendok edible oil product asa of the as 2000 PT Astra Agro Lestari Tbk (PT AAL) has changed its management policy to expand the marketing areas by spreading the distribution of Cap Sendok edible oil so as to cover Java and Sumatera. The production of this edible oil is processed at the Refinery Division. Therefore, to support company’s policy, the Refinery Division has to improve its database processing which include production data, logistic data, marketing data, and distributor data so as to be more accurate. Up until recently, PT AAL has encountered some difficulties associated with data access because each data is scattered and has to be processed manually.

The main objective of this research is to develop a design of database management information system at the Refinery Division of PT AAL to improve the speed and accuracy of database application system. Database of those data is designed to fulfill the need of information required by the PT AAL. Database management information system design is used to set the processing mechanism and information utilization to be more effective and efficient, and to protect the information against an access by irresponsible and unauthorized individuals.

The scope of this research is to develop a refinery database management information system design at the Refinery Division. It includes the system identification, system analysis, system design, system implementation, and system verification. The system implements a web base database processing at the Refinery Division. With web base, the communication between marketing areas will be done through online system. Therefore, the database management information system is expected be more effective.

Method used in this research is a Database Life Cycle design method, which includes data base planning, system definition, collecting and analyzing database design, DBMS preferences, application design, prototyping, implementation, conversion and data loading, testing, and operational maintenance.

The developed database information system is called Refinery Database Management Information System (SimRefinery) to indicate the use of the program which is the Refinery Division. The database information system is developed using PHP programming language and MySQL database. Users of this information system are Refinery Head Division, Marketing Manager, Production Manager, and Administration Manager located in Jakarta. The data input are provided by Regional Sales, Head of The Factory, and Logistic Staff located at several places in Java and Sumatera.

(7)

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Jakarta, pada tanggal 17 Agustus 1985. Penulis adalah anak kedua dari Bapak Sumarko dan Ibu Ermin Firnaini. Penulis menempuh pendidikan sekolah dasar di SDN 03 Pagi Jakarta Timur pada tahun 1991-1997, pendidikan lanjutan tingkat pertama di SMPN 199 Jakarta Timur pada tahun 1997-2000, dan pendidikan lanjutan tingkat atas di SMUN 103 Jakarta Timur pada tahun 2000-2003. Penulis diterima di Institut Pertanian Bogor pada tahun 2003 melalui jalur Ujian Seleksi Masuk IPB (USMI). Selama di perkuliahan penulis aktif di berbagai kepanitian, seperti kepanitiaan Seminar SIX SIGMA (2005), kepanitian Seminar Step On Fire (2005) dan panitia pelepasan sarjana Fateta IPB (2005). Pada tahun 2005 penulis menjadi pengurus buletin MIND, buletin bulanan yang diterbitkan oleh Himalogin. Selain itu, penulis juga aktif dalam kegiatan non akademis seperti panitia Emotional Spiritual Quotient (ESQ) pada tahun 2005-2006.

Pada tahun 2006 penulis melakukan praktek kerja lapang di PT. Astra Agro Lestari,Tbk dengan tema ”Mempelajari Aspek Manajemen Pemasaran Minyak Goreng

Cap Sendok PT Astra Agro Lestari Tbk. Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh

gelar sarjana di Fakultas Teknologi Pertanian, Institut Pertanian Bogor, penulis melakukan penelitian dengan tema ”Perancangan Sistem Informasi Manajemen Basis Data pada

(8)

KATA PENGANTAR

Syukur alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat serta karunia-Nya kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini. Skripsi ini merupakan hasil penelitian yang dilakukan pada tahun 2007 dengan judul “Perancangan Sistem Informasi Manajemen Basis Data pada Divisi Refinery

PT Astra Agro Lestari Tbk” sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana

Teknologi Pertanian (STP) pada Departemen Teknologi Industri Pertanian, Fakultas Teknologi Pertanian, Institut Pertanian Bogor.

Pada kesempatan ini penulis juga hendak mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyelesaian skripsi ini, khususnya kepada:

1. Dr. Ir. Sukardi, MM selaku Dosen Pembimbing Akademik yang telah memberikan arahan, motivasi, dan saran dalam penyusunan skripsi ini hingga selesai.

2. Ir. Muslich, MSi dan Ir. Faqih Udin, MSc sebagai Dosen Penguji yang telah memberikan sumbangan pemikiran dan saran untuk penyempurnaan skripsi ini.

3. Bapak Pudjianto, Bapak Dicky, Bapak Danny, Bapak Hendrik, Ibu Ina, dan Ibu Nita yang berada pada divisi Refinery yang telah menjadi guru, orang tua, pembimbing, teman, dan sahabat bagi penulis dalam penyusunan skripsi ini.

4. Semua staf dan karyawan PT Astra Agro Lestari Tbk atas semua perhatian, waktu, bantuan serta motivasi kepada penulis.

5. Semua pihak yang telah membantu penulis dalam melaksanakan penelitian dan menyelesaikan skripsi yang tidak dapat penulis sebutkan satu-persatu pada lembar ini.

Hanya ucapan terima kasih yang dapat penulis berikan, semoga Allah SWT membalas kebaikan Bapak, Ibu serta rekan-rekan semua. Semoga skripsi ini bermanfaat bagi yang memerlukannya.

Bogor, Maret 2008 Penulis

(9)

I. PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

PT Astra Agro Lestari Tbk (PT AAL) adalah salah satu perseroan terbatas terbuka (go-public) terbesar di Indonesia yang bisnis intinya bergerak dalam bidang perkebunan dan pengolahan minyak kelapa sawit. PT AAL merupakan salah satu anak perusahaan PT Astra International Tbk (Astra Group) yang termasuk dalam unit usaha agribisnis. Perusahaan ini terutama bergerak dalam bidang perkebunan kelapa sawit, industri CPO dan industri minyak goreng. PT AAL juga memperluas usahanya dengan melakukan investasi pada anak perusahaan yang bergerak dalam bidang perkebunan dan industri karet serta kakao. PT AAL memiliki 7 direktorat, yaitu Corporate Secretary (FCS), Finance (FIN), R & D and Plantation Development (RPD), Engineering Mill Operation and Quality Control (EMQ), Human Resources, General Affairs and Community Development (HGC), Marketing (MRK) dan Plantation Operation & Control (POC). Di bawah direktorat terdapat beberapa divisi yang salah satu diantaranya divisi Refinery.

Divisi Refinery mempunyai fungsi produksi, distribusi, dan pemasaran minyak goreng dengan merek Cap Sendok. Divisi ini termasuk dalam kelompok business operation dan berada di bawah Direktorat Plantation Operation & Control (POC). Divisi Refinery membawahi 3 Departemen yaitu, Marketing, Administrasi dan Produksi yang masing-masing dikepalai oleh manajer.

Pada awalnya divisi Refinery hanya mendistribusikan minyak goreng Cap Sendok di daerah Medan, Sumatera Utara. Hal ini dilakukan karena daerah Medan berdekatan dengan lokasi pabrik pengolahan minyak goreng Cap Sendok. Mulai tahun 2000 Perusahaan melakukan pengembangan wilayah distribusi ke daerah Jambi, Aceh, Palembang, Bengkulu, Makasar, dan Lampung. Selanjutnya pada pertengahan tahun 2001, wilayah pemasaran minyak goreng Cap Sendok secara bertahap diperluas lagi dengan sasaran beberapa daerah di Pulau Jawa, yaitu Jakarta, Bogor, Bandung, Cirebon, Semarang, Solo, Surabaya, Kediri, Malang, dan Jember.

Wilayah pemasaran yang makin luas membutuhkan pengolahan data yang lebih banyak dan analisa yang lebih kompleks. Data yang diolah meliputi data produksi, data logistik, data penjualan dan data distributor. Saat ini divisi Refinery mengalami

(10)

kesulitan dalam mengelola data. Hal ini dikarenakan wilayah operasi yang berjauhan yang mana masing-masing data masih berdiri sendiri dan diolah secara manual. Pengiriman data ke pusat dari masing-masing daerah dilakukan dengan menggunakan e-mail dan diolah menggunakan aplikasi Microsoft Excel. Cara ini mengakibatkan data yang diperoleh kurang up to date karena terjadi jeda waktu yang cukup lama dari daerah ke pusat. Misalnya untuk menginput data survei harga penjualan diperlukan beberapa form yang perlu diisi pada Microsoft Excel setelah form-form ini diisi lalu dikirimkan ke pusat melalui e-mail dan dalam pengiriman diperlukan waktu yang cukup lama. Selain itu, data disimpan secara terpisah-pisah dalam beberapa file dan tidak terorganisir secara baik. Contohnya file-file untuk data-data yang diperlukan oleh divisi Refinery ini digabungkan dengan file-file e-mail lainnya yang tidak berhubungan dengan data pada divisi Refinery. Cara pengelolaan data yang dilakukan saat ini dianggap kurang baik sehingga perlu dilakukan upaya perbaikan dengan cara membangun sistem informasi manajemen basis data.

Konsep yang diusulkan adalah menggunakan basis data dengan web-base sehingga komunikasi antara satu wilayah dengan wilayah lainnya dapat dilakukan secara on-line. Pembuatan sistem informasi manajemen basis data ini diharapkan dapat membantu divisi Refinery dalam mengolah data agar lebih efektif dan efisien sehingga mendapatkan hasil pengolahan data yang aktual dan akurat.

B. TUJUAN PENELITIAN

Penelitian yang dilakukan pada PT Astra Agro Lestari Tbk ini bertujuan untuk : 1. Merancang bangun sistem informasi manajemen basis data dalam suatu sistem

aplikasi komputer dengan basis web yang dapat mengelola basis data dengan mudah, cepat, dan akurat.

2. Mengimplementasikan sistem informasi manajemen basis data yang dirancang pada divisi Refinery PT Astra Agro Lestari Tbk.

(11)

C. RUANG LINGKUP

Ruang lingkup penelitian dibatasi pada proses pengembangan rancang bangun sistem informasi manajemen basis data pada divisi Refinery, yaitu meliputi identifikasi sistem, analisis sistem, desain sistem, implementasi dan verifikasi sistem. Sistem ini digunakan untuk mengolah data dan informasi pada divisi Refinery dengan menggunakan web-base. Melalui sistem informasi tersebut, PT AAL dapat menyelaraskan aktivitas yang ada di divisi Refinery dari setiap departemen yang ada dibawah koordinasinya sehingga terjadilah sistem kerja yang optimal.

(12)

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. SISTEM INFORMASI MANAJEMEN

Menurut Eaglestone (2001), sistem adalah kumpulan dari elemen-elemen yang berinteraksi untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Menurut O’Brien (2003), sistem didefinisikan sebagai kumpulan dari berbagai elemen yang saling berinteraksi membentuk suatu kesatuan.

Informasi adalah data yang sudah diproses dan dipresentasikan dalam bentuk yang sesuai dengan interprestasi manusia (Valaich, 2001). Menurut Laundon (2002) informasi adalah data yang telah diolah menjadi suatu bentuk yang paling penting bagi si penerima dan mempunyai nilai yang nyata atau yang dapat dirasakan dalam keputusan-keputusan yang akan datang. Informasi adalah sebuah kumpulan fakta-fakta (data) yang disusun di dalam beberapa cara, jadi kumpulan fakta tersebut bisa berarti bagi penerimanya (Turban, 2001). Menurut Hutchinson dan Sawyer (1988) karateristik informasi yang diperlukan pada umumnya adalah benar (akurat), lengkap (termasuk seluruh data yang relevan), tepat (dari segi waktu), ringkas (memuat hanya data yang relevan), mudah dimengerti, efektif dan efisien (dari segi biaya) dan peka waktu (berdasarkan sejarah, masih realistis dengan informasi masa depan yang diperlukan).

Sistem informasi (SI) dapat didefinisikan sebagai sekumpulan komponen atau modul yang dapat mengumpulkan, mengelola, memproses, menyimpan, menganalisa, dan mendistribusikan informasi untuk tujuan tertentu (Turban, 2001). Menurut O’Brien (2003) sistem informasi merupakan suatu kombinasi yang terorganisasi antara perangkat keras, piranti lunak, jaringan komunikasi, dan sumber daya data yang mengumpulkan, merubah, dan menyebarkan informasi dalam suatu organisasi.

Sistem informasi juga terdiri dari input (data, perintah) dan output (laporan, kalkulasi). Sistem akan memproses (process) input tersebut dan menghasilkan output yang kemudian dikirimkan ke pengguna atau didistribusikan ke sistem lain. Sistem informasi berbasis komputer atau Computer Based Information System (CBIS) adalah sebuah sistem informasi yang menggunakan teknologi komputer untuk menangani data (Turban, 2001).

Manajemen adalah suatu proses atau kegiatan yang menjelaskan apa yang akan dilakukan (fungsi) manajer pada operasi organisasi mereka. Fungsi-fungsi tersebut

(13)

yaitu perencanaan, pengorganisasian, penyusunan staf, pengkoordinasian, pengarahan, dan pengendalian (Davis, 1991).

Menurut Schulties dan Summer (1992), tujuan utama sistem informasi adalah untuk mentransformasi data menjadi informasi yang bernilai. Suatu sistem informasi pada perusahaan dapat didesain untuk menyediakan informasi bagi setiap aktifitas bisnis, baik yang bersifat operasional, dan strategis.

McLeod (2001), mendefinisikan sistem informasi manajemen sebagai suatu sistem berbasis komputer yang menyajikan informasi sesuai dengan kebutuhan pengguna (user). Melalui informasi tersebut, pengguna dapat mengetahui tentang apa yang telah terjadi di masa lalu, sekarang dan dugaan kejadian di masa yang akan datang. Informasi yang disajikan dapat berbentuk laporan periodik, laporan khusus atau hasil simulasi matematik.

Sistem informasi manajemen adalah kumpulan elemen-elemen yang saling berhubungan atau komponen-komponen yang dikumpulkan sebagai masukan, kemudian dilakukan pengolahan, transformasi dan penyimpanan sebagai proses, dan menghasilkan informasi yang bernilai sebagai keluaran, serta terdapat suatu mekanisme aliran umpan balik untuk perbaikan pada masukan dan proses sehingga tercapai tujuan sesuai dengan yang ditetapkan. Masukan merupakan kegiatan pengambilan dan pengumpulan data mentah. Proses merupakan transformasi data menjadi informasi (keluaran). Keluaran merupakan informasi yang berguna, biasanya dalam bentuk dokumen, laporan dan transaksi. Umpan balik adalah keluaran yang digunakan untuk membuat perubahan terhadap masukan dan proses (Stair dan Reynolds, 1998).

B. SISTEM BASIS DATA

Menurut Eaglestone (2001) data merupakan fakta-fakta yang telah diketahui untuk dapat disimpan dan yang mempunyai arti yang mutlak atau selengkapnya. Menurut Turban (2001) data adalah fakta-fakta yang belum diolah atau gambaran-gambaran lebih lanjut dari benda-benda, kejadian-kejadian, kegiatan-kegiatan, dan transaksi-transaksi yang ditangkap, direkam, disimpan, dan diklasifikasikan, tetapi tidak disusun untuk menyampaikan arti khusus lainnya.

Data dalam sebuah basis data hirarki diorganisasikan dalam struktur pohon dengan hubungan satu ke satu atau satu ke banyak, atau banyak ke banyak. Basis data

(14)

relasional mengorganisasi data dalam bentuk sebuah tabel yang mempunyai baris dan kolom. Setiap kolom dari sebuah basis data relasional dinamakan field data dan setiap baris dinamakan record data (Maspiyono, 1989). Elemen data yang terkecil pada pangkalan data yang mengandung suatu pengertian disebut dengan field. Kumpulan dari field yang berhubungan membentuk kesatuan yang disebut record. Basis data adalah gabungan dari beberapa file yang merupakan kumpulan dari record yang membentuk file (Rozik, 1989).

Menurut Connolly dan Begg (2005), sistem basis data adalah sekumpulan data yang dapat digunakan bersama-sama dan saling berhubungan secara logika, deskripsi, serta dirancang untuk memenuhi kebutuhan informasi yang diperlukan oleh sebuah organisasi. Menurut Stallings (2002), sistem basis data adalah suatu penyusunan data terstruktur yang disimpan dalam media pengingat (harddisk) yang tujuannya adalah agar data tersebut dapat diakses dengan mudah dan cepat. Suatu sistem basis data terdiri dari empat komponen yaitu Data, yang secara fisik menyimpan informasi-informasi; Database Management System (DBMS); Data Description Languages (DDL) dan Data Manipulation Languages (DML).

Szymanski dan Pulschen (1995) menyatakan bahwa sistem basis data merupakan perangkat lunak yang mengatur pembuatan, penyimpanan, pengaksesan, perubahan, penghapusan, dan penggunaan basis data. Sistem basis data dapat mengakses dan mengatur beberapa file, tabel atau objek dalam waktu yang sama dan menghubungkan satu sama lain apabila diperlukan. Kegiatan dalam sistem basis data meliputi pendefinisian struktur penyimpanan informasi, penyediaan mekanisme pengolahan dan pemanfaatan informasi, dan pengamanan bagi informasi terhadap usaha-usaha pengaksesan oleh orang-orang yang tidak berwenang dan tidak bertanggung jawab. Secara lengkap, pemanfaatan basis data dilakukan untuk memenuhi sejumlah tujuan (objektif) seperti (1) kecepatan dan kemudahan; (2) efisiensi ruang penyimpanan; (3) keakuratan; (4) ketersediaan; (5) kelengkapan; (6) keamanan; dan (7) kebersamaan pemakaian (Fathansyah, 1999).

Menurut Connolly dan Begg (2005), metodologi desain basis data adalah sebuah struktur yang membutuhkan prosedur, teknik, peralatan, dan dokumentasi untuk mendukung dan memfasilitasi proses sebuah desain. Ada tiga metodologi yang bisa digunakan dalam desain basis data, yaitu:

(15)

a) Desain Konseptual (Conceptual Design Database)

Menurut Connolly dan Begg (2005), desain konseptual basis data adalah proses pembangunan model informasi yang digunakan dalam sebuah perusahaan, bebas dari semua pertimbangan fisik.

b) Desain Logikal (Logical Design Database)

Menurut Connolly dan Begg (2005), desain logikal basis data adalah proses pembangunan model informasi yang digunakan dalam perusahaan berdasarkan model data yang spesifik, tetapi bebas dari DBMS.

c) Desain Fisikal (Physical Design Database)

Menurut Connolly dan Begg (2005), desain fisikal basis data adalah proses pembuatan model informasi dari sebuah basis data dalam secondary storage yang menjelaskan hubungan dasar, file organisasi, dan indeks yang digunakan untuk mengakses data secara efektif, dan semua integrity constraint beserta keamanannya.

1. Database Management System (DBMS)

Database Management System (DBMS) adalah sebuah sistem perangkat lunak yang memudahkan pengguna untuk menjelaskan, membuat, merawat, dan mengontrol akses kedalam basis data (Connolly dan Begg, 2005). DBMS menyediakan fasilitas-fasilitas kepada pengguna seperti (1) DBMS mengijinkan pengguna untuk menjelaskan basis data, melalui Data Definition Language (DDL); (2) DBMS mengijinkan pengguna untuk memasukkan, meng-update, menghapus, dan mendapatkan kembali data dari basis data melalui Data Manipulation Language (DML); (3) DBMS menyediakan kontrol akses dalam basis data. Komponen dari lingkungan DBMS terdiri dari lima, yaitu perangkat keeras, perangkat lunak, data, prosedur, dan manusia (Connolly dan Begg, 2005). Komponen-komponen ini dapat dilihat dari Gambar 1 berikut :

(16)

Perangkat Keras Perangkat Lunak Prosedur Data Manusia

Mesin Jembatan Manusia

Gambar 1. Komponen DBMS (Connolly dan Begg, 2005)

a) Perangkat Keras

DBMS dalam aplikasinya membutuhkan perangkat keras untuk berjalan, karena perangkat keras dapat bertindak sebagai media input dan output yang dibutuhkan oleh aplikasi untuk melakukan proses komputasi. Dalam hal ini kebutuhan akan perangkat keras tergantung dari kebutuhan perusahaan dan jenis dari DBMS yang digunakan.

b) Perangkat Lunak

Komponen dari perangkat lunak adalah perangkat lunak DBMS itu sendiri, program aplikasi, dan selain itu termasuk didalamnya sistem operasi. Program aplikasi dapat ditulis dengan bahasa pemrograman tertentu seperti Java, Visual Basic, Pascal, SQL dan sebagainya.

c) Data

Data merupakan komponen yang paling penting, bila dilihat dari sudut pandang user. Dari Gambar 1, terlihat bahwa data berperan sebagai jembatan antara mesin dan manusia. Basis data berisi data operasional dan meta-data. Meta-data merupakan gambaran tentang apa yang ada di dalam basis data dan memudahkan objek-objek yang ada dalam basis data untuk diakses dan dimanipulasi.

d) Prosedur

Prosedur merupakan instruksi dan aturan yang mengatur desain dan penggunaan dari basis data. Pengguna dari sistem dan administrator yang mengatur basis data membutuhkan prosedur yang terdokumentasi untuk dijadikan pedoman dalam penggunaan dan dalam menjalankan sistem. Prosedur berisi (1) Log On pada DBMS; (2) penggunaan fasilitas dalam DBMS

(17)

atau program aplikasi; (3) cara membuat backup salinan basis data; serta (4) cara mengubah struktur tabel pada basis data, meningkatkan performansi dan mengarsip data untuk secondary storage

e) Manusia

Komponen terakhir yang terlibat dalam sistem adalah manusia yang berperan dalam mengolah sumber data, merencanakan basis data, dan desain konseptual atau logikal basis data. Manusia juga berperan pada realisasi fisik dari basis data, termasuk desain fisikal basis data dan implementasi, mekanisme keamanan, pemeliharaan dari sistem operasi, dan memastikan performansi dari aplikasi sesuai dengan kebutuhan user (Connolly dan Begg, 2005).

Di dalam DBMS terdapat banyak keuntungan dan kerugian. Keuntungan-keuntungan di dalam DBMS adalah (1) mengontrol penduplikasian data; (2) data yang konsisten; (3) informasi yang sama; (4) membagi data; (5) meningkatkan kesatuan data; (6) meningkatkan keamanan; (7) meningkatkan standar; (8) penghematan; (9) menyeimbangkan beberapa kebutuhan yang bertentangan; (10) meningkatkan pengaksesan data; (11) meningkatkan produktivitas; (12) meningkatkan pemeliharaan data independen; (13) meningkatkan kebersamaan; dan (14) meningkatkan backup dan perbaikan. Dibalik keuntungan kelemahan-kelemahan di dalam DBMS adalah (1) kompleks; (2) ukuran; (3) harga perangkat keras; (4) biaya perubahan; (5) tampilan; serta (6) dampak dari kegagalan tinggi.

2. Data Flow Diagram (DFD)

Data Flow Diagram (DFD) merupakan diagram yang menggambarkan aliran informasi dari aksi yang dilakukan terhadap informasi tersebut secara logis. Penyimpanan informasi dan lokasi di mana informasi tersebut masuk dan keluar dari sistem dapat tergambar dengan jelas tanpa memperhatikan di bagian organisasi mana informasi tersebut diolah. Keuntungan pemakaian diagram ini adalah sangat fleksibel dan mudah untuk didekomposisikan dan dikembangkan karena sifatnya yang tidak tergantung pada kondisi fisik sistem. Tingkat pertama dari DFD akan menggambarkan proses secara umum dan disebut Diagram Konteks. Tingkat selanjutnya adalah DFD Level 1, DFD Level 2 dan seterusnya. Dalam Pembuatan DFD digunakan beberapa simbol-simbol khusus, yaitu: (1) Proses (Data Process),

(18)

digunakan untuk penerimaan data, merubah dan menghasilkan sesuatu; (2) Penyimpanan Data (Data Store), digunakan untuk penempatan data secara sementara atau selamanya yang disimpan di dalam sistem; (3) Entiti Eksternal (External Entity), merupakan sumber data yang digunakan di dalam model; dan (4) Aliran Data (Data Flow), digunakan untuk perpindahan data antar berbagai komponen dalam sistem (Heru, 2002).

3. Normalisasi

Normalisasi merupakan sebuah teknik yang dapat digunakan untuk menjelaskan relasi-relasi yang akan menjelaskan data, dan relationship. (Connolly dan Begg, 2005). Normalisasi dalam mendesain basis data menggunakan pendekatan bottom-up yang dimulai dengan melakukan pengecekan relationship diantara atribut-atributnya. Normalisasi adalah teknik untuk menghasilkan sebuah set dari relasi dengan properti-properti yang ada sehingga dapat memberikan data yang dibutuhkan oleh perusahaan. Proses dari Normalisasi pertama kali dikembangkan oleh E.F Codd pada tahun 1972.

Menurut Connolly dan Begg (2005) normalisasi adalah sebuah teknik formal untuk menganalisa relasi berdasarkan dari primary key. Salah satu tujuan normalisasi adalah untuk mempercepat akses terhadap data serta meningkatkan integritas dan konsistensi data. Teknik tersebut berisi peraturan yang dapat digunakan untuk memeriksa masing-masing relasi sehingga basis data dapat dinormalisasikan ke berbagai tahap. Normalisasi biasanya dijalankan secara bertahap, dimana relasi menjadi semakin kuat bila tahapannya semakin tinggi.

Suatu relasi dikatakan unnormalized (UNF), jika terdapat satu atau lebih repeating group didalam relasi tersebut. First Normal Form (1NF) adalah sebuah relasi dimana pertemuan dari setiap baris dan kolomnya berisi satu dan hanya satu nilai. Untuk mengubah unnormalized table menjadi relasi 1NF, maka repeating group dalam tabel harus diidentifikasi dan dihilangkan. Repeating group adalah sebuah atribut atau sekumpulan atribut didalam sebuah tabel yang mempunyai nilai yang berulang untuk sebuah kejadian (Connolly dan Begg, 2005). Terdapat dua pendekatan untuk menghilangkan repeating group dari unnormalized tabel yaitu (1) pendekatan pertama, hilangkan repeating group dengan memasukkan data yang

(19)

tepat didalam kolom kosong pada baris yang mengandung perulangan data yang akan menghasilkan satu data didalam pertemuan setiap baris dan kolomnya; dan (2) pendekatan kedua, hilangkan repeating group dengan menempatkan data yang berulang bersamaan dengan sebuah salinan dari kunci atribut aslinya, didalam sebuah relasi yang berbeda. Sebuah primary key diidentifikasikan pada relasi yang baru. Didalam First Normal Form (1NF) dimungkinkan dibangun Second Normal Form (2NF), Third Normal Form (3NF), dan seterusnya (Connolly dan Begg, 2005).

First Normal Form (1 NF) tahapan normalisasi tingkat pertama ini dilakukan dengan cara menghilangkan grup data yang berulang. Pada bentuk 1 NF, setiap data yang akan disimpan harus memiliki data elemen dasar yang tiap elemennya memiliki tepat satu nilai. Normalisasi tingkat pertama dilakukan dengan cara (1) mengganti semua grup elemen data dengan data elemen dasar; (2) menghilangkan semua grup data yang berulang; dan (3) membuat primary key yang mengandung indentifier yang unik dari setiap grup yang berulang (Danang, 2003).

Second Normal Form (2NF), normalisasi tingkat kedua dilakukan bila sudah terbentuk 1NF dan semua atribut non-key (yaitu elemen data yang bukan primary key dan bukan hanya sebagian dari key saja. Normalisasi tingkat kedua dilakukan dengan cara (1) jika primary key bukan composite key (yaitu key yang berisi lebih dari satu elemen data), maka secara otomatis akan menjadi bentuk 2 NF bila syarat 1 NF sudah terpenuhi; dan (2) jika primary key merupakan composite key, maka kita harus memahami lebih lanjut untuk memastikan bahwa setiap non-key menggambarkan keseluruhan key dan bukan hanya sebagian key saja. (Danang, 2003).

4. Entity Relationship Diagram (ER-Diagram)

Model data ER-Diagram merupakan sebuah high level model data konseptual yang tidak hanya mendeskripsikan cara data disimpan dalam komputer, melainkan lebih mendekati analisa pengguna terhadap data riil. Model data ER-Diagram ini biasanya digunakan pada tahap awal proses perancangan basis data.

Menurut Connolly dan Begg (2005) Entity Relationship Diagram adalah sebuah pendekatan top-down untuk mendesain basis data yang dimulai dari

(20)

mengidentifikasikan data-data yang penting yang disebut entity dan hubungan (relationship) diantara data-data yang ditampilkan di dalam model. Definisi untuk masing-masing komponen tersebut adalah:

a) Entity

Entity merupakan objek (manusia, tempat, benda, konsep ataupun kejadian) didalam organisasi yang akan diwakilkan dalam basis data (Connolly dan Begg, 2005). Entity adalah sekumpulan objek yang memiliki properti-properti sama, yang mengidentifikasikan suatu objek di dalam situasi nyata (Connolly dan Begg, 2005).

b) Atribut

Menurut Connolly dan Begg (2005) Atribut merupakan sebuah properti dari sebuah entity. Atribut memiliki nilai yang menjelaskan fungsi tiap-tiap entity, dan menjelaskan bagian terpenting dari data yang disimpan dalam basis data. Atribut dari entity Staff adalah IDStaf, NamaDepan, NamaBelakang. Sedangkan atribut dari entity KantorCabang adalah NomorKantorCabang, NamaKantorCabang, Kota. Contoh atribut dapat dilihat pada Gambar 2 berikut:

Gambar 2. Entity dengan Atribut (Connolly dan Begg, 2005)

c) Relationship

Tipe relationship adalah sebuah hubungan yang mempunyai arti diantara tipe-tipe entitas. Setiap tipe-tipe relationship diberi nama sesuai dengan fungsinya. Hubungan yang terjadi antar entitas dibentuk melalui atribut, untuk suatu entitas tertentu relationship dengan entitas lainnya dapat merujuk pada satu entitas yang mempunyai atribut sama. Kumpulan hubungan antar entitas-entitas tertentu disebut sebagai relationship type.

Staff IDStaf NamaDepan NamaBelakang KantorCabang NomorKantorCabang NamaKantorCabang Kota

(21)

C. MySQL

MySQL merupakan salah satu perangkat lunak untuk membuat sebuah basis data yang bersifat open source. Keunggulan dari basis data MySQL adalah mudah digunakan, cepat, dan dapat diandalkan. MySQL mencakup dua hal, yaitu:

1. MySQL sebagai sistem manajemen basis data. Basis data merupakan suatu kumpulan data yang terstruktur. MySQL diperlukan untuk memudahkan dalam pengaksesan, penambahan, dan pemrosesan data diperlukan suatu sistem manajemen basis data.

2. MySQL sebagai perangkat lunak open source. Open source berarti memungkinkan siapapun untuk menggunakan dan memodifikasinya sesuai dengan kebutuhan (Suwarsih, 2004).

Salah satu bahasa yang bisa digunakan dalam pengembangan model relasional adalah Structured Query Language, atau sering disebut SQL. SQL adalah sebuah contoh dari transform-oriented language, atau sebuah bahasa yang didesain dengan menggunakan relasi-relasi untuk mengubah input menjadi output yang diinginkan (Connolly dan Begg, 2005). Selama ini SQL telah menjadi standar dari bahasa relasional basis data.

Sebuah bahasa basis data harus dapat menyajikan tugas-tugas dengan usaha yang minimal dari user, command serta syntax yang digunakan juga harus mudah untuk dipelajari. Bahasa yang digunakan harus portable, sehingga kita dapat menggunakan command dan syntax yang sama ketika kita berpindah dari satu DBMS ke DBMS yang lainnya. Sebuah bahasa basis data harus dapat mengijinkan user untuk (1) membuat basis data dan struktur relasi; (2) menampilkan tugas manajemen basis data, seperti penginputan, modifikasi, dan penghapusan data yang ada dalam relasi; dan (3) menampilkan query-query yang sederhana dan kompleks. Kriteria ini dimiliki oleh SQL.

SQL terdiri dari dua komponen yaitu Data Definition Language (DDL) untuk menjelaskan struktur basis data dan mengontrol akses ke data, dan Data manipulation Language (DML) untuk me-retrieve dan meng-update data. Kedua komponen tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut:

(22)

Data Definition Language (DDL) merupakan bahasa yang memperbolehkan administrator basis data atau user untuk menjelaskan dan menamakan entiti, atribut, dan relationship yang dibutuhkan untuk aplikasi, bersama dengan batasan kemanan (Connolly dan Begg, 2005). Menurut Connolly dan Begg (2005) DDL pada SQL memungkinkan objek basis data seperti schema, domain, table, view, dan index untuk dibuat atau dihilangkan dengan cara sebagai berikut:

a) Create Table

Pernyataan create table digunakan untuk membuat table yang terdiri dari satu atau beberapa kolom.

b) Alter Table

Pernyataan alter table digunakan untuk merubah struktur sebuah tabel, menambah kolom baru, menghapus kolom, menambah dan menghapus.

c) Drop Table

Drop table digunakan untuk menghapus sebuah tabel beserta isinya dari basis data.

d) Create Index

Indeks adalah sebuah struktur yang mempercepat akses baris pada sebuah tabel berdasarkan nilai dari satu kolom atau lebih. Create index digunakan untuk membuat indeks pada suatu basis data.

e) Drop Index

Drop index digunakan untuk menghapus indeks. 2) Data Manipulation Language (DML)

Data Manipulation Language (DML) adalah bahasa yang menyediakan sekumpulan operasi untuk mendukung proses manipulasi data yang ada di dalam basis data (Connolly dan Begg, 2005). Statement yang ada pada SQL Data Manipulation Language (DML) yaitu:

a) SELECT, digunakan untuk mengambil data dari tabel dalam basis data. b) INSERT, digunakan untuk memasukkan data ke dalam tabel.

c) UPDATE, digunakan untuk mengubah satu atau beberapa data/atribut yang disimpan dalam tabel.

(23)

D. HYPERTEXT PREPROCESSOR (PHP)

Menurut Kadir (2003) PHP singkatan dari Hypertext Preprocessor merupakan bahasa berbentuk skrip yang ditempatkan dalam server dan diproses di server. Hasilnya dikirimkan ke klien, tempat pemakai menggunakan browser. PHP memang secara khusus dirancang untuk membentuk web dinamis, artinya PHP dapat membentuk suatu tampilan berdasarkan permintaan teknisi.

PHP adalah sebuah bahasa scripting yang bersifat open source. Dalam penggunaannya, PHP ini biasanya dijalankan di server. PHP dapat disatukan dengan HTML dan lebih dikhususkan ke arah pengembangan web. Dengan demikian bila sebuah script PHP dijalankan di sebuah server, maka komputer client tidak dapat melihat script yang sedang dijalankan dan hanya akan menerima hasil dari script yang dijalankan di server tadi (Meisye, 2006).

Salah satu kelebihan dari PHP adalah mampu berkomunikasi dengan berbagai basis data meskipun dengan kelengkapan yang berbeda. Dalam PHP, terdapat 4 terminologi yang mendefinisikan PHP adalah (1) Cross Platform, berarti bisa berjalan dalam sistem operasi yang berbeda, tanpa adanya perubahan; (2) HTML Embedded, artinya kode PHP dapat ditulis dalam file yang berisi campuran instruksi PHP dan HTML; (3) Server-side, berarti instruksi PHP dieksekusi di web server; dan (4) Web scripting language, artinya script PHP dijalankan via web browser, mengakses server yang menjalankan program, dan mengirim output program tersebut ke browser.

E. PENELITIAN TERDAHULU

Hamdi (1993), mengembangkan sistem informasi industri kelapa sawit dengan menggunakan object oriented. Sistem ini dikembangkan dengan menggunakan perangkat lunak Foxbase profesional yang masih tergolong relasional database, konsep object oriented tidak dapat diterapkan sepenuhnya dengan Foxpro. Selain itu juga sistem informasi yang ada belum dapat diaplikasikan pada Local Area Network.

Ruslan (1997), merancang aplikasi internet dalam sistem informasi agribisnis kelapa sawit. Rancang bangun sistem ini menggunakan perangkat lunak, yaitu Microsoft Access 7.0 dalam pembuatan database, Microsoft Excel untuk penanganan grafik, Microsoft Visual Basic 4.0 E.E dalam pengembangan sistem dan antramuka

(24)

pengguna, dan Software Web Wizard untuk pembuatan HTML agar dapat diaplikasikan ke media internet.

Gunawan (1997), melakukan komputerisasi dengan sistem basis data secara multiuser dari sistem informasi pengendalian produksi sirup glukosa di PT. Raya Sugarindo Inti. Program aplikasi yang dihasilkan dibangun dengan menggunakan bahasa pemograman Visual Foxpro 3.0 For Windows. Paket program ini berfungsi untuk menunjang dalam pengendalian produksi di PT. Raya Sugarindo Inti terutama untuk pengendalian stok (bahan baku, bahan pembantu, produk antara, produk jadi, dan kemasan produk), pengendalian mutu, dan pengendalian proses produksi.

Praja (1999), mengembangkan perangkat lunak prototipe sistem informasi agroindustri kopi Indonesia yang diberi nama INKOPINDO 98. Tampilan antar muka pengguna (user interface) sistem informasi agroindustri kopi Indonesia dirancang dengan prinsip dasar Graphical User Interface (GUI) Windows 95. Tampilan antar muka INKOPINDO 98 mengikuti Microsoft Office 97, untuk tampilan laporan menggunakan format HTML.

Mukti (1999), membuat sistem informasi bunga potong menggunakan jaringan komputer dengan PC (Personal Computer). Sistem informasi bunga potong ini diberi nama FLORIST (Floriculture Information Sistem). Paket program FLORIST merupakan paket informasi bunga potong yang diimplementasikan dalam sebuah jaringan komputer berbasis Windows NT 4.0 sebagai induk server dan Windows 95 sebagai sistem operasi cabang (workstation/ client). Program ini dirancang untuk pengelolaan informasi yang dibutuhkan oleh anggota Asbindo. Asbindo adalah organisasi yang membawahi para pengusaha di bidang florikultura. Program ini dibuat dengan menggunakan dengan bahasa HTML (HomeSite, WWW-plugins), yang merupakan bahasa yang digunakan dalam jaringan komputer berbasis TCP/IP.

Suherman (2002), mengembangkan sistem informasi manajemen untuk pengendalian persediaan bahan di Hotel Salak The Haritage. Sistem informasi manajemen pengendalian produksi persediaan Hotel Salak diberi nama SimVent Salak. SimVent Salak merupakan sistem informasi berbasis data yang mendukung bagi pengambilan keputusan dan tindakan pengendalian persediaan bahan bagi pengguna sistem terutama untuk manajer purchasing dan manajer store room dalam hal menjaga dan mengawasi ketersediaan bahan di gudang. Bahasa pemgrogram yang digunakan

(25)

untuk implementasi SimVent Salak adalah bahasa pemrograman Visual Basic dengan menggunakan Microsoft Access 97 sebagai basis data serta dibantu dengan Crystal Report 4.6 untuk mengakomodasi sistem pelaporannya.

Yasir (2003), merancang sistem informasi perencanaan produksi terpadu yang diberi nama SISIDU. SISIDU mengacu pada konsep computer integrated bussines system, suatu sistem yang mengintegrasikan keseluruhan fungsi manajerial departemen perusahaan ke dalam satu sistem informasi yang berbasis komputer. SISIDU merupakan paket program aplikasi komputer yang dibuat dengan perangkat lunak Microsoft Visual Basic 6 dan pangkalan data dirancang dengan format Microsoft Access.

Reinandang (2003), merancang sistem informasi pengolahan sampah berbasis teknologi SMS/GSM untuk penjadwalan, penentuan jalur, dan pengelolaan sampah padat perkotaan pada kota Bogor (SIPASA). SIPASA merupakan integrasi dari Sistem Informasi Manajemen (SIM), informasi geospatial dan koneksi GSM. Integrasi dilakukan dengan menggunakan bantuan Wise Install Master 8.0 yang merupakan piranti lunak untuk membuat sistem instalasi pada sistem operasi Windows.

(26)

III. METODE PENELITIAN

A. KERANGKA PEMIKIRAN

Pengembangan aplikasi sistem informasi manajemen basis data untuk PT Astra Agro Lestari Tbk, khususnya untuk divisi Refinery ini, didahului dengan mengidentifikasi faktor-faktor dan parameter-parameter yang berpengaruh dalam perencanaan sistem. Setelah dilakukan identifikasi, kemudian dilanjutkan dengan analisa untuk dijadikan dasar dalam perancangan sistem agar dapat memenuhi kebutuhan user. Hasil rancangan sistem perlu dilakukan uji coba sebelum implementasi dilaksanakan. Sistem yang sudah diuji coba dan hasilnya memenuhi kebutuhan user akan dibakukan dan dijadikan sebagai suatu sistem untuk mendukung operasional kerja. Dengan adanya sistem manajemen informasi basis data ini diharapkan mampu mengatasi pengolahan dan pengumpulan data yang saat ini masih konvensial, karena sistem ini mampu memberikan informasi yang cepat dan akurat.

B. METODE PERANCANGAN DATABASE LIFECYCLE

Database application lifecycle merupakan komponen yang penting dalam perancangan sistem basis data karena aplikasi dari database application lifecycle berkaitan erat dengan pengembangan suatu sistem informasi. Menurut Connolly dan Begg (2005), langkah-langkah dari database application lifecycle terdiri-dari:

a. Perencanaan Basis Data

Perencanaan basis data merupakan aktifitas yang memungkinkan tahapan dari aplikasi basis data direalisasikan seefisien dan seefektif mungkin. Perencanaan basis data harus terintegrasi dengan keseluruhan strategi sistem informasi dari organisasi. Perencanaan basis data menyertakan pengembangan standar-standar yang menentukan bagaimana data dikumpulkan, spesifikasi format, dokumentasi yang dibutuhkan dan bagaimana desain dan implementasi harus dilakukan.

(27)

b. Definisi Sistem

Definisi sistem menjelaskan batasan dan ruang lingkup aplikasi basis data dan user view. User view, mendefinisikan apa saja yang dibutuhkan sebuah aplikasi basis data. Sebuah aplikasi basis data memiliki satu atau lebih user view. Identifikasi user view membantu memastikan bahwa tidak ada user utama dari suatu basis data yang terlupakan.

c. Mengumpulkan dan menganalisis data

Proses mengumpulkan dan menganalisis data diperlukan dalam rangka merumuskan masalah-masalah yang akan didukung oleh aplikasi basis data. Disamping itu, proses analisis diperlukan untuk mengidentifikasi kebutuhan pengguna pada sistem yang baru. Informasi yang dikumpulkan untuk masing-masing user-view utama meliputi deskripsi data yang digunakan atau dihasilkan, detail mengenai bagaimana data digunakan atau dihasilkan, dan beberapa kebutuhan tambahan untuk aplikasi basis data yang baru. Teknik yang digunakan dalam mengumpulkan informasi adalah fact-finding tehniques.

d. Desain Basis data

Pendekatan yang digunakan untuk mendesain basis data ini adalah pendekatan top-down. Pendekatan ini digambarkan dengan menggunakan konsep dari model Entity Relationship (ER), dimulai dengan mengidentifikasi entiti dan merumuskan hubungan antar entiti. Hal ini biasanya digunakan pada desain basis data yang kompleks. Selain ER, diperlukan juga perancangan sebagai berikut :

1) Perancangan konseptual basis data (Conceptual Database Design)

Perancangan konseptual basis data adalah membangun representasi konseptual dari basis data yang mencakup pengidentifikasian entity, relationship, dan atribut yang penting.

2) Perancangan logikal basis data (Logical Database Design)

Perancangan logikal basis data adalah menerjemahkan representasi konseptual ke dalam struktur logikal dari basis data yang mencakup perancangan relasi-relasi.

(28)

3) Perancangan fisikal basis data (Physical Database Design)

Perancangan fisikal basis yaitu menentukan pengimplementasian secara fisik dari struktur logikal basis data pada Database Management System (DBMS) yang akan dipakai.

e. Pemilihan DBMS

Pemilihan DBMS adalah memilih DBMS yang cocok untuk mendukung aplikasi basis data.

f. Desain Aplikasi

Desain aplikasi adalah merancangan user interface dan program aplikasi dalam proses basis data.

g. Prototyping

Prototyping adalah membangun model kerja dari sebuah aplikasi basis data. Dalam prototyping ini, designer dan pengguna dimungkinkan untuk memvisualisasikan dan mengevaluasi bagaimana fungsi dan tampilan sistem yang akan dibuat.

h. Implementasi

Implementasi merupakan realisasi fisikal dari desain aplikasi dan basis data. i. Konversi dan loading data

Konversi dan loading data yaitu pemindahan data yang ada ke dalam basis data baru dan mengkonversi aplikasi yang sudah ada agar dapat berjalan di basis data baru.

j. Pengujian (Testing)

Pengujian merupakan proses mengeksekusi program aplikasi dengan tujuan untuk mengidentifikasi adanya kesalahan sebelum suatu aplikasi dioperasikan. k. Pemeliharaan operasional (Operational maintenance)

Pemeliharan operasional merupakan proses memonitor dan memelihara sistem setelah di-install.

(29)

Gambar 3. Database Life Cycle (Connolly dan Begg, 2005) Desain

basis data

Perencanaan basis data

Definisi sistem

Mengumpulkan dan menganalisis data

Perancangan Konseptual basis data

Perancangan Logikal basis data

Perancangan Fisikal basis data Pemilihan DBMS Prototyping Implementasi Konversi dan loading data Pengujian Pemeliharaan operasional Desain Aplikasi

(30)

C. TATA LAKSANA

Dalam memulai penulisan skripsi ini, terlebih dahulu dilakukan penelitian dengan tujuan untuk mendapatkan gambaran yang jelas mengenai permasalahan yang ada pada divisi Refinery PT Astra Agro Lestari Tbk. Metode penelitian yang digunakan adalah sebagai berikut:

1. Studi Kepustakaan

Dilakukan dengan cara membaca buku-buku referensi untuk memperoleh pengertian dan pengetahuan mengenai analisa dan perancangan sistem basis data. Untuk pengembangan program, studi pustaka dilakukan dengan membaca buku referensi mengenai bahasa pemrograman PHP dan buku referensi mengenai MySQL.

2. Identifikasi Sistem

Tahap ini dilakukan untuk mengidentifikasi apa yang dibutuhkan aplikasi basis data dan transaksi apa yang dapat dilakukan oleh data pada divisi Refinery. Mengidentifikasi masalah dilakukan dengan teknik Fact Finding pada divisi Refinery dengan cara sebagai berikut:

a. Memeriksa dokumen-dokumen yang dimiliki perusahaan untuk dijadikan acuan dalam pengembangan sistem informasi yang diperlukan.

b. Wawancara secara langsung dengan karyawan perusahaan, untuk memperoleh informasi langsung dari user.

c. Observasi atau peninjauan ke perusahaan untuk melihat operasional sistem yang sedang berjalan.

d. Penelitian terhadap sistem yang ada saat ini serta masalah-masalah yang dihadapi perusahaan untuk perumusan masalah dan identifikasi persoalan yang ada.

3. Pengumpulan Data dan Informasi

Data dan informasi dikumpulkan baik melalui wawancara dengan pihak pada divisi Refinery dan bahan dokumen yang dimiliki perusahaan, pencatatan data historis, dan observasi lapangan.

(31)

4. Perancangan Sistem

Perancangan sistem adalah merancang bangun sistem dengan melakukan spefikasi terhadap sistem yang akan dibuat. Hal ini dilakukan setelah semua identifikasi kebutuhan telah terpenuhi serta data dan informasi yang diperoleh cukup untuk melakukan perancangan sistem yang dapat memenuhi kebutuhan pengguna.

5. Implementasi Sistem

Implementasi sistem meliputi kegiatan transformasi CASE (Computer Aided Software Engineering) tools dan pembuatan program aplikasi komputer. CASE tools digunakan untuk membantu dalam membuat permodelan sistem dan rancangan pangkalan data sistem yang akan dibuat (Yasir, 2003). CASE tools yang digunakan adalah Power Designer Trial 9 Process Analyst untuk perancangan model. Perancangan pangkalan data dibantu oleh perangkat lunak CASE tools Power Designer 6.32 Data Architect. Alat bantu yang digunakan untuk pengembangan sistem informasi manajemen basis data Refinery adalah Macromedia Dreamweaver MX 2004 untuk pengembangan sistem secara keseluruhan dan MySQL untuk pangkalan data.

6. Verifikasi Sistem

Verifikasi sistem dilakukan dengan menguji kesesuaian sistem untuk kebutuhan pengguna, khususnya pengguna pada divisi Refinery. Verifikasi dilakukan terhadap keluaran sistem, jika data masukan sesuai maka dihasilkan keluaran yang sesuai.

Tahapan pembuatan sistem informasi manajemen basis data Refinery dapat dilihat pada Gambar 4.

(32)

Gambar 4. Tahapan pembuatan sistem informasi manajemen basis data Refinery

(33)

IV. GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

A. KONDISI UMUM PERUSAHAAN

1. Sejarah Perkembangan Perusahaan PT Astra Agro Lestari Tbk

PT Astra Agro Lestari Tbk (PT AAL) adalah salah satu perusahaan agribisnis terbesar di Indonesia yang inti bisnisnya bergerak dalam bidang perkebunan dan pengolahan kelapa sawit. PT AAL merupakan salah satu anak perusahaan PT Astra International Tbk (Astra International Group) yang termasuk dalam divisi agribusiness untuk industri yang berbasis agribisnis (Lampiran 1). Hal ini ditandai dengan PT Astra International (PT AI) memegang kepemilikan saham tertinggi PT AAL. Awal tahun 2000, berdasarkan daftar pemegang saham perseroan yang dikeluarkan PT Risjad Saim Registra selaku Biro Administrasi Efek Perseroan, tercatat PT AI mengusai saham PT AAL sebesar 64.67 persen. Astra International itu sendiri merupakan salah satu konglomerasi terbesar di Indonesia yang pada awal kegiatan operasinya, bergerak dalam bidang usaha perdagangan umum terutama hasil bumi. Kemudian Astra Internasional melakukan perluasan usaha ke bidang distribusi kendaraan dan alat-alat berat serta komponen kendaraan bermotor.

PT Astra Agro Lestari Tbk semula didirikan dengan nama PT Suryaraya Cakrawala sesuai dengan Akta Pendirian No. 12 tanggal 3 Oktober 1988, kemudian pada tahun 1989 berubah nama menjadi PT Astra Agro Niaga berdasarkan akta perubahan No. 9 tanggal 4 Agustus 1989. Akta pendirian perusahaan dan perubahannya telah disahkan oleh Menteri Kehakiman Republik Indonesia dalam SK No. C2-10099.HT.01.01.TH.89 tanggal 31 Oktober 1989 dan diumumkan dalam Lembaran Berita Negara Republik Indonesia No. 101 Tambahan No. 3626 tanggal 19 Desember 1989. Pada tanggal 30 Juni 1997, perusahaan melakukan penggabungan usaha dengan PT Suryaraya Bahtera. Sehubungan dengan penggabungan usaha ini, nama perusahaan diubah menjadi PT Astra Agro Lestari.

PT AAL melaksanakan kegiatan usaha mulai dari pembibitan, penanaman, perawatan, pemanenan, pengolahan dan perdagangan hasil tanaman. Semua kegiatan ini dilaksanakan oleh Perseroan sendiri maupun dioperasikan melalui 35

(34)

anak perusahaan, yang terdiri dari 31 perusahaan yang bergerak dalam bidang kelapa sawit, 2 perusahaan dalam bidang karet, 1 perusahaan dalam bidang kakao, serta 1 perusahaan dalam bidang minyak goreng (Lampiran 2). Berdasarkan perkembangannya, secara keseluruhan Grup Astra Agro menguasai 35 perusahaan perkebunan dengan lahan yang sudah ditanam seluas 199.501 hektar. Dari sejumlah lahan tersebut, sekitar 184.552 hektar ditanami kelapa sawit dan 8.854 ditanami karet, dan 2.882 hektar ditanami kakao. Dari seluruh perkebunan yang dioperasikan oleh Grup Astra Agro, 95.558 hektar terletak di pulau Sumatera, 59.487 hektar di pulau Kalimantan, 38.736 hektar di pulau Sulawesi, dan sekitar 5.720 hektar di pulau Jawa. Grup Astra Agro juga mengoperasikan 14 fasilitas pengolahan kelapa sawit yang memproduksi CPO, 6 fasilitas pengolahan kakao, 5 fasilitas pengolahan karet, dan 1 pengolahan minyak goreng.

2. Misi, Visi, dan Strategi PT Astra Agro Lestari Tbk (PT AAL)

Mulai bulan Januari 2003, PT AAL secara efektif mengimplementasikan Balanced Score Card System (BSC), suatu sistem manajemen yang berfungsi untuk menerjemahkan misi dan visi perusahaan ke dalam aktifitas pekerjaan sehari-hari (activity plan). Melalui BSC tersebut seluruh aktivitas setiap orang dijabarkan dengan jelas, saling berkaitan, serta mengarah kepada satu tujuan. Dimana setiap orang dipaksa untuk berpikir secara menyeluruh (holistik) dalam memenuhi target yang harus dipenuhinya sehingga pada akhirnya akselerasi pertumbuhan (growth) perusahaan akan berjalan lebih cepat. Berdasarkan hasil workshop BSC disepakati bahwa visi PT AAL 2003-2012 adalah “To be a Green-Integrated-Innovative-Sizable-Agribassed Company”. Misi yang menyertainya adalah “To be a Role Model in Agribusiness”.

(35)

Gambar 5. Misi, Visi, dan Strategi PT AAL berdasarkan BSC (Puri, 2003)

Visi yang merupakan sasaran jangka panjang PT AAL tahun 2003-2012 adalah ”To be a Green-Integrated-Innovative-Sizable Agribased Company” (Menjadi Perusahaan Berbasis Perkebunan yang Ramah Lingkungan-Terintegrasi-Inovatif-Luas). To be a green, artinya PT AAL ingin menjadi perusahaan yang bersahabat dengan lingkungan, baik dalam arti lingkungan alam dengan lebih tertuju ke ISO 14000 bagi semua pabrik dan kebun, maupun green dalam kaitannya dengan lingkungan sosial masyarakat di sekitar perusahaan. Integrated maksudnya adalah bidang usaha yang dilakukan PT AAL memiliki satu-kesatuan proses dari awal hingga akhir, mulai dari kebun, pabrik hingga downstream, misalnya melalui pengembangan minyak goreng atau produk oleochemical lainnya seperti margarin dan stearin. Innovative, PT AAL ingin menjadi perusahaan yang tidak hanya mampu mengerjakan rutinitas saja tetapi juga mampu melakukan terobosan-terobosan baru yang inovatif, terutama untuk perbaikan kebun. Sizable, dengan luas kebun sebesar 200 ribu hektar, sebenarnya PT AAL secara total luas lahan sudah termasuk skala bisnis dengan jumlah besar, namun lokasi kebun-kebun tersebut masih tersebar. Oleh karena itu, sizable di sini lebih diarahkan untuk

Strategi baru yang ingin dicapai AAL “To be a Role Model Agribusiness Company” (2012)

- To be a Role Model in Agribusiness

- To be a Green – Integrated – Innovative – Sizable –

Agribassed Company - Premium Products - Environmental Friendly - Logistics Infrastructure - Collaborated Research - Human Capital

- Grow & Consolidate Plantation Ares

- Top 5 Asian Branded and ”OEM” Supplier P-D-P - 3 Plantation Company Culture

Mission

Vision

Strategy

(36)

mengkonsolidasikan kebun-kebun PT AAL tersebut sehingga lebih fokus dan terarah.

Misi PT AAL tahun 2003-2012, yakni ”To be a Role Model Agribusiness Company (Menjadi Acuan di Industri Agribisnis)”, dimaksudkan bahwa PT AAL ingin menjadi perusahaan agribisnis panutan dengan menjadi yang terbaik dalam segala aspek yaitu terutama dalam kualitas (quality), biaya (cost), distribusi (delivery), kepuasan pelanggan (customer satisfaction), maupun keuntungan (benefit to stakeholders). Role Model in Quality, berarti PT AAL harus bisa menjadi produsen CPO yang handal dengan memberikan kualitas terbaik. Dilihat dari sisi up-stream, kalau perusahaan lain menghasilkan CPO standar, maka PT AAL harus menghasilkan premium CPO yaitu super CPO, golden CPO, atau bahkan platinum CPO (FFA di bawah satu persen). Dilihat dari sisi downstream, PT AAL harus mampu menghasilkan minyak goreng atau produk oleochemical lainnya yang berkualitas ekspor sehingga mampu menjangkau pasar internasional. Role Model in Cost, berarti PT AAL harus bisa mengeluarkan biaya serendah mungkin (lowest cost) dibanding para pesaingnya. Role Model in Delivery and Customer Satisfaction, berarti PT AAL harus bisa memberikan pelayanan delivery yang terbaik (best delivery) dan dapat memberikan kepuasan pelanggan yang maksimal, karena kedua hal ini merupakan tuntutan perusahaan yang berorientasi kepada customer. Dalam usahanya merealisasikan misi perusahaan tersebut, PT AAL telah menjabarkan beberapa strategi dan langkah-langkah konkrit yang akan ditempuh dalam waktu dekat (2003-2007), yaitu:

a) Divestasi kebun-kebun non sawit sebagai bentuk business policy jangka panjang PT AAL yakni fokus pada usaha pengembangan bisnis sawit.

b) Menghasilkan produk CPO berkualitas (premium products) yaitu super CPO dan golden CPO (kadar FFA < 2.5 persen) dengan disertai perbaikan rendemen (rendemen CPO 1.5 persen).

c) Pencapaian biaya produksi yang kompetitif dengan program pengurangan biaya.

d) Menetapkan pada tahun 2003 produksi atau panen harus tumbuh lebih besar dibanding potensi (pertumbuhan 5-10 persen), dengan meminimalkan buah-buah yang tertinggal pada saat panen.

(37)

e) Menetapkan aktivitas ekspor sebagai salah satu sasaran tahun 2003 yang akan dipacu.

f) Mempelajari bisnis downstream secara lebih mendalam, karena PT AAL punya bahan baku yang cukup besar sehingga sangat potensial apabila PT AAL memasuki bisnis ini.

g) Mensosialisasikan lebih mendalam Sapta Budaya Perusahaan (7 Plantation Company Culture) yang telah disempurnakan dari Sapta Budaya Kebun, yaitu budaya jujur dan bertanggung jawab, budaya fanatik, budaya peduli, budaya kontrol, dan budaya pembinaan.

3. Sejarah Berdirinya Pabrik Minyak Goreng Cap Sendok

Menurut sejarah PT AAL, pabrik minyak goreng Cap Sendok sebenarnya merupakan pabrik dari PT Eka Dura Indonesia. PT Eka Dura Indonesia tersebut berlokasi di Jalan Medan Tanjung Morawa Km 18,5 Dusun III Desa Tanjung Morawa B, Kec. Tanjung Morawa, Kabupaten Deli Serdang, Propinsi Sumatera Utara. PT Eka Dura Indonesia berdiri pada tanggal 3 Juli 1980 dengan surat No. 90/I/PDMN/1980 proyek 3115/1120. Pada tahun 1990, perusahaan tersebut diambil alih oleh perusahaan PT Astra Agro Niaga, yang kemudian berubah namanya menjadi PT Astra Agro Lestari seperti pada saat ini.

Secara keseluruhan pabrik ini terdiri dari bangunan pabrik, kantor, pembangkit tenaga, bengkel, fasilitas perumahan staf dan karyawan, serta beberapa fasilitas lainnya. Sejak semula, pabrik ini memang berfungsi sebagai pabrik pengolah minyak sawit mentah (CPO) menjadi RBD Olein, dengan produk sampingan RBD Stearin dan Free Fatty Acid (FFA).

4. Misi, Visi, dan Strategi Divisi Refinery Minyak Goreng Cap sendok

Divisi Refinery sebagai divisi dalam PT AAL yang memproduksi minyak goreng Cap Sendok juga mempunyai misi, visi, dan strategi sendiri yang mendukung misi, visi, dan strategi PT AAL sebagai level korporat. Misi dan visi tersebut diturunkan dari pemusatan kerangka kerja bisnis. Divisi Refinery pada saat ini sebagai divisi yang memproduksi dan memasarkan minyak goreng bermerek.

(38)

Strategi yang dilaksanakan divisi Refinery dirumuskan dari misi dan visi yang ingin dicapai Divisi Refinery itu sendiri.

Adapun visi dari divisi Refinery adalah “Menjadi Salah Satu Pemain Utama dalam Pemasaran Minyak Goreng dan Produk Turunan Minyak Kelapa Sawit Lainnya”. Visi tersebut merupakan sasaran jangka panjang yang ingin dicapai divisi Refinery, dimana divisi Refinery berusaha untuk menjadi pemain utama dalam industri downstream kelapa sawit baik dalam bisnis produk minyak goreng yang sedang dilaksanakan. Misi dari divisi Refinery tersebut adalah “Menghasilkan Produk Turunan dari Minyak Kelapa Sawit yang Memiliki Nilai Lebih Dibanding Kompetitor dan Disukai oleh Masyarakat”.

Menghasilkan produk turunan dari minyak kelapa sawit, berarti divisi Refinery disiapkan menjadi divisi yang akan memproduksi berbagai produk turunan dari minyak kelapa sawit, seperti minyak goreng, shampo, margarin, sabun, dan lain-lain. Pilot-project awal yang dilaksanakan divisi ini adalah bisnis minyak goreng dengan brand minyak goreng Cap Sendok. Hal ini sejalan dengan strategi PT AAL sebagai level korporat yang ingin memasuki downstream industry kelapa sawit dengan diversifikasi produk yang beragam, karena PT AAL memiliki bahan baku minyak kelapa sawit yang cukup besar dan potensial.

Memiliki nilai lebih dibanding kompetitor, berarti divisi Refinery mempunyai misi untuk menghasilkan berbagai produk turunan minyak kelapa sawit dengan keunggulan tersendiri yang merupakan strategi kompetisi dalam menghadapi para kompetitor. Hal ini sesuai dengan visi korporat yakni inovatif dan misi korporat untuk menjadi role model. Visi korporat inovatif menuntut divisi Refinery untuk inovatif dalam menghadirkan produk agar memiliki nilai lebih dibanding kompetitor. Misi korporat role model menuntut divisi Refinery agar dapat menjadi panutan bagi para kompetitor.

Disukai oleh masyarakat, berarti divisi Refinery selain memberikan nilai lebih dalam produknya juga harus memproduksi produk yang disukai masyarakat. Sudah tentu produk yang disukai adalah produk yang memiliki zero complain dan mendapat respon positif di mata konsumen, dilihat dengan nilai penjualan produk yang meningkat tanpa keluhan.

(39)

5. Struktur Organisasi

Dalam perusahaan ini kekuasaan tertinggi berada di tangan para pemegang saham yang kepemilikannya sebagian besar (kurang lebih 70 persen) dimiliki oleh Astra Internasional. Para pemegang saham diwakili oleh Dewan Komisaris (Board of Commisioners) yang bertugas sebagai pengawas tertinggi atas jalannya perusahaan yang meminta pertanggungjawaban kepada Dewan Direksi (Board of Directors). Dewan direksi dipilih oleh Dewan Komisaris dan PT Astra International sebagai pemegang saham terbesar. Presiden Direktur dan Wakilnya membawahi 7 direktorat, yaitu Corporate Secretary (FCS), Finance (FIN), R & D and Plantation Development (RPD), Engineering Mill Operation and Quality Control (EMQ), Human Resources, General Affairs and Community Development (HGC), Marketing (MRK) dan Plantation Operation & Control (POC), yang mana masing-masing direktorat dipimpin langsung oleh para direksi. Di bawah direktorat, terdapat divisi yang mana masing-masing divisi ditangani oleh Division Head. Salah satu divisi yang terdapat dalam perusahaan adalah divisi Refinery. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Lampiran 3.

Divisi Refinery sebagai divisi yang memegang operasional minyak goreng Cap Sendok, termasuk dalam kelompok besar business operation. Divisi Refinery ini berada di bawah Direktorat Plantation Operation & Control (POC). Divisi Refinery itu sendiri membawahi 3 Departemen yaitu, Marketing, Administrasi dan Produksi untuk minyak goreng Cap Sendok, yang masing-masing dikepalai oleh manajer, dan dalam struktur organisasinya terbagi-bagi lagi ke dalam beberapa bagian. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Lampiran 4.

6. Sarana dan Prasarana

PT AAL sangat menyadari pentingnya sumber daya manusia untuk tercapainya keberhasilan Grup Astra Agro dalam melakukan aktivitas usahanya, maka PT AAL memberikan sarana dan prasarana yang memadai. Dilihat dari segi kesejahteraan, Grup Astra Agro telah membayar upah minimum melampaui Upah Minimum Regional (UMR) yang telah ditetapkan oleh Departemen Tenaga Kerja dan juga memberikan insentif serta bonus kepada karyawannya. Kesejahteraan karyawan juga diperhatikan melalui beberapa tunjangan dan fasilitas yang

(40)

diberikan, meliputi: tunjangan makan dan transportasi; tunjangan hari raya; tunjangan kesehatan; perumahan karyawan. Jaminan sosial tenaga kerja (JAMSOSTEK), serikat pekerja, asuransi jiwa, program dana pensiun grup Astra, sarana rekreasi dan olahraga, fasilitas ibadah, fasilitas sekolah untuk karyawan dan penduduk pada perkebunan terpencil, dan keanggotaan koperasi Grup Astra.

Hal tersebut juga didukung Divisi Sumber Daya Manusia Grup Astra Agro dengan menjalankan suatu misi yang jelas, yaitu menopang tujuan keseluruhan Grup Astra Agro dengan menciptakan organisasi yang solid, karyawan yang kompeten, serta suasana dan kondisi kerja yang sehat. Grup Astra Agro juga memberikan program pelatihan bagi semua karyawan yang baru direkrut menurut jenjang jabatannya, yaitu Program Orientasi untuk penataran disiplin dan peraturan Grup Astra Agro, Program Dasar untuk menerapkan pengetahuan dasar, Program Teknis untuk meningkatkan keahlian di bidang masing-masing, dan Program Manajemen untuk meningkatkan keahlian manajemen.

7. Ketenagakerjaan

Dilihat dari komposisi karyawan menurut jenjang jabatan pada Tabel 1, Grup Astra Agro mempekerjakan 13.450 orang dengan perincian sebesar 0.04 persen menjabat sebagai Direktur, 1.54 persen menjabat Manajer, 4.65 persen menjabat penyelia, dan 93.77 persen merupakan karyawan.

Tabel 1. Komposisi Karyawan menurut Jenjang Jabatan

Keterangan Jumlah Persentase

Direktur 6 0.04%

Kantor Pusat:

Manajer & Manajer Senior Penyelia Karyawan 47 22 305 0.35% 0.16% 2.27% Perkebunan : Manajer Manajer Lapangan Penyelia Karyawan Administrasi Karyawan Lapang/Pabrik 34 126 604 688 11.618 0.25% 0.94% 4.49% 5.12% 86.38% Jumlah 13.450 100.00% Sumber : PT ALL (2006)

(41)

Alternatif lain melihat komposisi karyawan Grup Astra Agro yaitu dari jenjang usia. Dari 13.450 karyawan yang ada, sebanyak 9.23 persen telah berusia di atas 41 tahun. Di rentang usia tersebut biasanya tingkat produktivitas karyawan mulai menurun sehingga perusahaan perlu melakukan program rektrukturisasi organisasi dan sumber daya manusia yang bertujuan mencapai jumlah karyawan yang ideal, efektif, dan sesuai dengan kebutuhan perusahaan. Rektrukturisasi tersebut dapat dilakukan melalui program dana pensiun. Karyawan dengan tingkat produktivitas tinggi yang berusia 26 tahun sampai 40 tahun sejumlah 68.08 persen. Selebihnya sebesar 22.60 persen merupakan karyawan berusia di bawah 26 tahun. Komposisi karyawan berdasarkan jenjang usia selengkapnya dapat dilihat pada Tabel 2.

Tabel 2. Komposisi Karyawan menurut Jenjang Usia

Keterangan Jumlah Persentase Dibawah 26 tahun 26 s/d 30 tahun 31 s/d 35 tahun 36 s/d 40 tahun 41 tahun keatas 3.040 3.810 3.225 2.122 1.253 22.60% 28.33% 23.98% 15.78% 9.32% Jumlah 13.450 100.00% Sumber : PT AAL (2006)

Bila dilihat dari jam kerja, untuk karyawan yang bekerja di kantor, mereka bekerja dalam 5 hari kerja, mereka bekerja mulai pukul 07.30 hingga 16.30. Pada pabrik pengolahan minyak goreng, kegiatan produksi berjalan setiap hari (7 hari kerja), hanya berhenti pada saat-saat tertentu saja seperti pada saat mesin-mesin dilakukan perawatan. Karyawan yang bertugas pada pabrik pengolahan minyak ini dibagi dalam 3 shift, yaitu shift pagi yang bekerja mulai pukul 07.00 hingga 15.00, shift sore mulai pukul 15.00 hingga pukul 23.00, dan shift malam mulai pukul 23.00 hingga pukul 07.00. Pada bagian pengemasan (packaging) bekerja dalam 6 hari kerja dari Senin hingga Sabtu. Pembagian shift kerja dilakukan tergantung kebutuhan kegiatan pengemasan, maksimal 2 shift kerja, yaitu shift pagi dan shift sore.

Gambar

Gambar 3. Database Life Cycle (Connolly dan Begg, 2005) Desain
Gambar 4. Tahapan pembuatan sistem informasi manajemen basis data   Refinery
Gambar 5. Misi, Visi, dan Strategi PT AAL berdasarkan  BSC (Puri, 2003)
Diagram hirarki yang digunakan pada struktur sistem mendefinisikan dan  mengilustrasikan organisasi dari sistem informasi yang menunjukkan hubungan  antar elemen data
+7

Referensi

Dokumen terkait