• Tidak ada hasil yang ditemukan

HUBUNGAN PENGETAHUAN DENGAN TINGKAT KECEMASAN IBU PERIMENOPAUSE DALAM MENGHADAPI MENOPAUSE DI PUSKESMAS BATANGTORU TAHUN 2020

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "HUBUNGAN PENGETAHUAN DENGAN TINGKAT KECEMASAN IBU PERIMENOPAUSE DALAM MENGHADAPI MENOPAUSE DI PUSKESMAS BATANGTORU TAHUN 2020"

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

40

HUBUNGAN PENGETAHUAN DENGAN TINGKAT KECEMASAN IBU PERIMENOPAUSE DALAM MENGHADAPI MENOPAUSE DI PUSKESMAS BATANGTORU TAHUN 2020

RAHMAH JULIANI SIREGAR STIKES DARMAIS PADANGSIDIMPUAN

ABSTRACT

Menopause is a natural process that every woman experiences. But for some women, menopause is the saddest time in life. There are many concerns that envelop the woman's mind when entering this phase. Many mothers who go through menopause become easily anxious people. This anxiety arises as a result of frequent haunting worries in the face of situations they have never previously worried about. The purpose of this study is to find out the relationship of knowledge with the level of anxiety of the perimenopause mother in the face of menopause at the Batangtoru Health Center in Padangsidimpuan City in 2020. The research design that will be used in this study is a correlational research design that aims to get an idea of the relationship between two or more research variables. The number of samples in this study was 40 people. Sampling is done purposively samples. This research was conducted at Batngtoru Health Center. Data analysis is done with chi-square. The results of the chi-square statistic test obtained there is a link between knowledge and anxiety levels of the perimenopause mother in the face of menopause (value p=0.004).

Keywords : Knowledge, Anxiety Level

PENDAHULUAN

Menopause ialah haid terakhir, atau saat terjadinya haid terakhir. Menopause dikenal sebagai masa berakhirnya menstruasi dan sering dianggap menjadi momok dalam kehidupan wanita. Sebagian besar wanita mulai mengalami gejala menopause pada usia 40-an dan puncaknya tercapai pada usia 50 tahun. Kebanyakan mengalami gejala kurang dari 5 tahun dan sekitar 25% lebih dari 5 tahun. Namun bila diambil rata-ratanya, umumnya seorang wanita mengalami menopause sekitar usia 45-50 tahun (Sibagariang, dkk 2010). Menopause merupakan proses alami yang dialami setiap wanita. Namun sebagian wanita, masa menopause merupakan saat yang paling menyedihkan dalam hidup. Ada banyak kekhawatiran yang menyelubungi pikiran wanita ketika memasuki fase ini. Penelitian The Indonesian Journal of Public Health, (2007) menunjukkan bahwa 75% wanita yang mengalami menopause merupakan suatu masalah atau gangguan, sedangkan 25% lainnya tidak mempermasalahkannya (Kasdu, 2007). Setiap tahunnya diperkirakan 25 juta wanita di seluruh dunia akan memasuki masa menopause. Jumlah wanita yang berusia 50 tahun ke atas di seluruh dunia akan meningkat dari 500 juta menjadi lebih satu miliar pada tahun 2030 . Di Asia, menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), pada tahun 2025 jumlah wanita berusia tua akan meningkat dari 107 juta menjadi 373 juta (Sarwono, 2010).

Pada tahun 2003 jumlah wanita di dunia yang memasuki menopause diperkirakan mencapai 1,2 Miliyar orang. Saat ini Indonesia baru mempunyai 14 juta wanita menopause. Namun menurut proyeksi penduduk Indonesia tahun 1995 sampai 2005 oleh Badan Pusat Statistik, jumlah penduduk wanita berusia di atas 50 tahun adalah 15,9 juta orang. Bahkan, pada 2025 diperkirakan akan ada 60 juta wanita menopause (Sinar Harapan, 20013).

Selama menopause banyak wanita mengeluhkan sejumlah gejala. Lima penelitian menampilkan wanita dan gejala-gejala yang dialami selama menopause mennunjukkan hanya 3 dari banyak gejala-gejala yang dikeluhkan, disebabkan penurunan kadar ekstrogen, yaitu haid tidak teratur, panas, dan kekeringan vagina atau rasa terbakar pada vagina (Jones, 2005). Banyak ibu-ibu yang mengalami menopause menjadi seorang yang mudah mengalami cemas. Kecemasan ini timbul sebagai akibat seringnya kekhawatiran yang menghantui dalam menghadapi situasi yang sebelumnya tidak

(2)

41

pernah mereka khawatirkan. Kecemasan ini biasanya relatif, artinya kecemasan itu bisa dihilangkan dan ditenangkan, namun pada sebagian orang kondisi ini tidak mampu dilakukan (Pieter, 2012).

Kecemasan dialami banyak wanita hampir diseluruh dunia, sekitar 70-80% wanita Eropa, 60% wanita di Amerika, 57% wanita di Maslaysia, 18% wanita di Cina, 10% wanita di Jepang dan Indonesia. Diperkirakan jumlah orang yang menderita kecemasan baik akut maupun kronik mencapai 5% dari jumlah penduduk (Hawari, 2010).

Wanita yang memiliki pengetahuan baik maka akan lebih mampu mengatasi kecemasan yang dialaminya. Responden yang dikategorikan memiliki pengetahuan kurang cenderung mengalami kecemasan berat. Kecemasan bukan hanya sakit secara emosioanal tapi karena ada kesalahan dalam pengetahuan, semakin banyak pengetahuan yang diketahuinya maka kecemasan akan lebih mudah untuk diatasi (Kasdu, 2013).

Menurut Badan Pusat Statistik, pada tahun 2005, jumlah penduduk Sumatera Utara adalah 6.161.607 jiwa dengan jumlah penduduk wanita pada kelompok umur 40-54 tahun diperkirakan telah memasuki usia menopause sebanyak 916.466 jiwa. Sedangkan pada tahun 2006 ada sebanyak 6.318.990 jiwa dengan jumlah penduduk wanita berusia 40-54 tahun ada 1.041.614 jiwa. Jumlah penduduk kota Medan pada tahun 2006 sebanyak 1.309.681 jiwa dengan jumlah penduduk wanita berusia 40-54 tahun ada 138.813 jiwa (Aina, 2007). Hasil penelitian Departemen Obsetri dan Ginekologi di Sumatera , keluhan masalah kesehatan yang dihadapi oleh perempuan menopause terkait dengan rendahnya kadar estrogen atau androgen di dalam sirkulasi darah, sehingga muncul keluhan nyeri senggama (93,33 %), keluhan pendarahan pasca senggama (84,44 %), vagina kering (93,33 %), dan keputihan (75,55 %), keluhan gatal pada vagina (88,88%), perasaan panas pada vagina (84,44 %), nyeri berkemih (77,77 %), inkontenensia urin (68,88 %) (Hadrians, 2015).

Meurut hasil penilitian Khanti Wilujeng (2008) tentang perubaahan psikologis ibu pada masa menopause di Medan Johor, data yang diperoleh dari perubahan fisik 107 orang responden yang memiliki gejala tingkat sedang yang timbul pada ibu dengan keluhan kulit keriput (52,3%), sedangkan yang mengalami perubahan psikologis wanita menopause di kelurahan Medan Johor sebanyak (71%), dan gangguan yang timbul dengan keluhan cepat marah (35,5% dan mudah tersinggung (37,4%).

Berdasarkan survey awal penelitian yang dilakukan di Puskesmas Batangtoru Kecamatan Tapanuli Selatan Tahun 2020 terdapat 40 ibu perimenopause yang berpengetahuan kurang dan mengalami cemas berat dalam menghadapi menopause.

METODE PENELITIAN

Desain penelitian yang akan digunakan pada penelitian ini adalah desain penelitian korelasional yang bertujuan untuk mendapatkan gambaran tentang hubungan antara dua atau lebih variabel penelitian (Suyanto & Salamah, 2009), yaitu untuk mengetahui hubungan pengetahuan dengan tingkat kecemasan ibu perimenopause dalam menghadapi menopause. Sampel adalah sebagian populasi yang akan diteliti atau seluruh jumlah dari karakteristik yang diambil dari populasi sebanyak 40 orang.

HASIL DAN PEMBAHASAN Analisis Bivariat

Tingkat Pengetahuan Responden Tentang Menopause

Tabel 1. Distribusi Tingkat Pengetahuan Responden Tentang Menopause Di Puskesmas Batangtoru Tahun 2020 Pengetahuan Frekuensi Persentase (%)

Baik Cukup Kurang 10 13 17 16,7 40,0 43,3

Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui bahwa dari 40 responden penelitian mayoritas berpengetahuan kurang sebanyak 17 orang (43,3%).

(3)

42

Tabel 2. Distribusi Tingkat Kecemasan Responden Dalam Menghadapi Menopause Di Puskesmas Batangtoru Tahun 2019

Tingkat kecemasan Frekuensi Persentase (%)

Tidak ada cemas Ringan Berat 5 15 20 11,7 28,3 60,0

Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui bahwa dari 40 orang responden penelitian mayoritas mengalami cemas berat sebanyak 20 orang (60,0%).

Analisis Bivariat

Tabel 3. Distribusi Hubungan Pengetahuan Dengan Tingkat Kecemasan Ibu Perimenopause Dalam Menghadapi Menopasue Di Batangtoru Tahun 2019

Tingkat Pengetahuan

Tingkat Kecemasan

Total Nilai P Tidak ada

cemas Cemas ringan Cemas berat

F % F % F % F % 0,01 Baik 2 3,3 7 11,7 1 1,7 10 45,0 Cukup 4 6,7 9 15,0 10 16,7 23 38,3 Kurang 1 1,7 1 1,7 25 41,7 27 16,7 Jumlah 7 11,7 17 28,3 36 60,0 40 100

Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui dari 40 orang responden mayoritas berpengetahuan kurang, di mana responden mengalami cemas berat sebanyak 25 orang (41,7%). Hasil analisa uji Chi-Square dengan uji statistik fisher’s exact test diperoleh nilai p value 0,01 (p < α). Artinya ada hubungan pengetahuan dengan tingkat kecemasan ibu perimenopause dalam menghadapi menopause.

PEMBAHASAN

Dalam pembahasan ini, peneliti akan menjelaskan pembahasan tentang hasil dari penelitian mengenai hubungan pengetahuan dengan tingkat kecemasan ibu perimenopause dalam menghadapi menopause di Batangtoru Tahun 2020.

Tingkat Pengetahuan

Menurut Notoatmodjo (2008) bahwa perilaku yang didasari oleh pengetahuan akan lebih bermanfaat daripada perilaku yang tidak didasari oleh pengetahuan. Pengetahuan manusia banyak diperoleh dari mata dan telinga. Jadi dapat disimpulkan apabila ibu mempunyai pengetahuan yang memadai mengenai menopause maka kecemasan dalam menghadapi menopause tersebut tidak akan meningkat. Dari 40 orang responden yang berpengetahuan kurang, 25 orang mengalami cemas berat dan 5 hanya orang yang tidak mengalami cemas. Hal ini sesuai dengan pendapat Notoatmadjo bahwa pengetahuan mempengaruhi kecemasan ibu perimenopause dalam menghadapi menopause.

Tingkat Kecemasan Ibu Perimenopause Dalam Menghadapi Menopause

Menurut Smart (2010), apabila penerimaan informasi baru melalui proses yang didasari oleh pengetahuan, kesadaran dan sikap maka informasi tersebut tidak akan menimbulkan kesalahan. Sebaliknya apabila informasi tidak didasari oleh pengetahuan dan kesadaran maka akan menimbulkan kesalahan yang berdanpak pada ketakutan dan kekhawatiran atau meningkatnya rasa kecemasan. Kecemasan ibu yang didukung oleh pengetahuan mengenai menopause dapat berkurang atau tidak akan menimbulkan kekhawatiran atau ketakutan. Dari hasil penelitian 40 orang responden, 26 orang (60,0%) mengalami cemas berat. Hal ini juga didukung oleh The Indonesian Journal of Public Health, (2007) menunjukkan bahwa 75% wanita yang mengalami menopause merupakan suatu masalah atau gangguan, sedangkan 25% lainnya tidak mempermasalahkannya (Kasdu, 2007).

(4)

43

Dari data yang terkumpul, 7 orang (11,7%) tidak megalami cemas dengan pendidikan SMA dan Perguruan Tinggi. Dapat dilihat bahwa responden yang tidak mengalami kecemasan mempunyai pengetahuan yang baik. Di mana dengan tingkat pendidikan tersebut, wanita akan mempunyai pandangan hidup yang baik, terutama dalam menghadapi masalah (Notoatmodjo, 2010).

Hubungan Pengetahuan Dengan Tingkat Kecemasan Ibu Perimenopause Dalam Menghadapi Menopause

Berdasarkan hasil uji statistik dengan uji Fisher’s exact didapatkan nilai p sebesar 0,01 < α (0,05). Hal tersebut menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara pengetahuan dengan tingkat kecemasan ibu perimenopause dalam menghadapi menopause di Batangtoru Tahun 2019. Berarti semakin baik tingkat pengetahuan ibu maka berkurang tingkat kecemasan. Hasil penelitian ini Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Praju Susiana Marga, (2010) tentang “hubungan gambaran diri dengan tingkat kecemasan ibu perimenopause dalam menghadapi menopause di kelurahan Lhok Keutapang Tapaktuan Tahun 2007”, menunjukkan nilai p value 0,04 yang berarti ada hubungan hubungan gambaran diri dengan tingkat kecemasan ibu perimenopause dalam menghadapi menopause. Hasil penelitian ini juga didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh Fitriani Nur Damayanti (2010) tentang “hubungan tingkat pengetahuan denagn kecemasan dalam menghadapi menopause di kelurahan Genuksari kecamatan Genuk kota Semarang dengan nilai p value 0,00 artinya ada hubungan tingkat pengetahuan denagn kecemasan dalam menghadapi menopause. Kecemasan pada wanita menopause umumnya bersifat relatif, artinya ada orang yang cemas dan dapat tenang kembali setelah mendapat dukungan dan semangat dari orang-orang sekitarnya. Namun ada juga yang terus menerus cemas, meskipun orang-orang disekitarnya telah memberikan dukungan. Akan tetapi, ada juga wanita menopause yang tidak mengalami perubahan yang berarti dalam kehidupannya.

KESIMPULAN DAN SARAN

Dari hasil penelitian dan pembahasan tentang hubungan dengan tingkat kecemasan ibu perimenopause dalam menghadapi menopause di Puskesmas Batangtoru Tahun 2020, diperoleh kesimpulan sebagai berikut :

1. Berdasarkan tingkat pengetahuan ibu perimenopause dalam menghadapi menopause persentase tertinggi ditemukan responden berpengetahuan kurang sebanyak 17 orang (43,3%) dan persentase terendah berpengetahuan baik sebanyak 10 orang (16,7%).

2. Berdasarkan tingkat kecemasan ibu perimenopause dalam menghadapi menopause persentase tertinggi ditemukan responden mengalami cemas berat sebanyak 26 orang (60,0%) dan persentase terendah mengalami tidak ada cemas sebanyak 7 orang (11,7%).

3. Berdasarkan hubungan pengetahuan dengan tingkat kecemasan ibu perimenopause dalam menghadapi menopause, dari 40 orang responden persentase tertinggi berpengetahuan kurang , di mana responden yang mengalami cemas berat sebanyak 36 orang (60,0%) dan yang tidak mengalami gejala cemas sebanyak 10 orang (11,70%). Berdasarkan hasil analisa uji Chi-Square dengan uji statistik fisher’s exact test pada tingkat kepercayaan 95%, df = 1, diperoleh nilai p 0,01 (p < α). Artinya ada hubungan pengetahuan dengan tingkat kecemasan ibu perimenopause dalam menghadapi menopause.

DAFTAR PUSTAKA

Andrews, Gilly. (2003). Buku ajar kesehatan reproduksi wanita. Jakarta : EGC.

Aprilia, N.I., & Puspitasari, N. (2007). Faktor yang mempeengaruhi tingkaat kecemasan pada wanita perimenopause. The Indonesian Journal of Public Health, Vol.4, No.1. Juli. Surabaya.

Baziad, Ali. (2003). Menopause dan andropause. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawihardjo. Daradjat, Zakiah.(2001).Kesehatan mental. Jakarta : Toko Gunung Agung.

(5)

44

Hurlock, E.B. 1999. Psikologi perkembangan (terjemahan : Istiwidyawanti dan Sodjarwo. Jakarta : Erlangga. Kasdu, Dini. (2002). Kiat sehat menghadapi menopause. Jakarta : Pustaka Pembangunan Swadaya Nusantara. Llewelly, Derek., & Jones. (2005). Setiap wanita. Terjemahan edisi Indonesia: PT. Delapratasa Publishing. Manuaba. (2008). Memahami kesehatan reproduksi wanita. Jakarta : EGC.

Northup, Christiane.(2006). Menopause menciptakan perubahan fisik dan emosional saat menghadapi perubahan. Bandung :Q.Press.

Notoatmodjo, S. (2003). Ilmu kesehatan masyarakat. Rineka Cipta : Jakarta. Notoatmodjo, S. (2003). Metodelogi penelitian kesehatan. Rineka Cipta : Jakarta. Ramaiah, S. 2003. Kecemasan. Jakarta : Pustaka Populer Obor.

Rebecca., & Brown, Pam. (2009). Menopause. Jakarta : Erlangga.

Rostiana, T., & Kurniawati, M.T. (2009). Kecemasan pada wanita yang menghadapi menopause. Jurnal Psikologi, Vol.3, No.1, desember.

Sundari, Siti. (2005). Kesehatan mental dalam kehidupan. Jakarta : Pt. Rineka Cipta.

Sulistiawati., Payapo, T.A., Maruhana, J., Sianturi, Y., & Sumijaton. (2005). Konsep dasar keperawatan kesehatan jiwa. Jakarta : EGC.

Sulidtyawati, Emi., & Proverawati, Atikah. (2010). Menopause dan syndrome premenopause. Yogyakarta : Nuha Medika. Saifuddin, A.B.,& Rachimhadhi, T. (2009). Ilmu kandungan. Jakarta : EGC.

Gambar

Tabel 1. Distribusi Tingkat Pengetahuan Responden Tentang Menopause Di Puskesmas Batangtoru Tahun 2020
Tabel 2. Distribusi Tingkat Kecemasan Responden Dalam Menghadapi Menopause Di  Puskesmas Batangtoru  Tahun 2019

Referensi

Dokumen terkait

Aplikasi ini memberikan kontribusi tambahan untuk anak-anak agar dapat memahami huruf hijahiyah, angka arab, tajwid dan contoh tajwid dengan baik dan benar tanpa bimbingan

[r]

Sedangkan, penelitian yang akan peneliti lakukan yaitu perbedaan efektivitas teknik relaksasi napas dalam dan aromaterapi lavender terhadap penurunan intensitas nyeri

Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan atau research and development (R&amp;D), yang bertujuan untuk mengetahui 1) kondisi faktual penggunaan LKS

Puji serta syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT yang telah memberikan taufiq serta karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Kegiatan Tugas Akhir dan dapat

pemegang saham, yaitu untuk meningkatkan nilai ekonomis perusahaan. Dewan komisaris dalam suatu perusahaan lebih

Kesukaan terhadap pekerjaan, Perusahaan harus dapat menghadapi kenyataan bahwa karyawannya tiap hari datang untuk bekerjasama sebagai manusia seutuhnya dalam hal

b) Minimal Medalion Of Excellent (penghargaan yang diperoleh apabila peserta memenuhi batas nilai minimal) atau yang setara dibidang Akademik, non akademik, maupun