• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN. Biologi Repoduksi Kelompok 7/VIC Page 1

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN. Biologi Repoduksi Kelompok 7/VIC Page 1"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Banyak kejadian yang dikehendaki untuk perkembangan dari organisme baru yang memiliki kesempatan besar dalam tindakan tersebut untuk menjadi suatu kesalahan. Pada kenyataannya, kira-kira satu dari tiga kali keguguran embrio pada manusia, sering tanpa diketahui oleh si Ibu bahwa dia sedang hamil. Perkembangan abnormal yang lain tidak mencelakakan embrio tetapi kelainan tersebut akan berakibat pada anak.

Kelainanan perkembangan ada dua macam, yaitu: kelainan genetik dan kelainan sejak lahir. Kelainan genetik dikarenakan titik mutasi atau penyimpangan kromosom dan akibat dari tidak ada atau tidak tepatnya produk genetik selama meiosis atau tahap perkembangan. Down syndrome hanyalah salah satu dari banyak kelainan genetik. Kelainan sejak lahir tidak diwariskan melainkan akibat dari faktor eksternal, disebut teratogen, yang mengganggu proses perkembangan yang normal. Pada manusia, sebenarnya banyak zat yang dapat dipindahkan dari sang ibu kepada keturunannya melalui plasenta, yaitu teratogen potensial.

Teratogenesis adalah pembentukan cacat bawaan. Kelainan ini sudah diketahui selama beberapa dasawarsa dan merupakan penyebab utama morbiditas serta mortilitas pada bayi yang baru lahir. Setelah pembuahan, sel telur mengalami proliferasi sel, diferensiasi sel, dan organogenesis. Embrio kemudian melewati suatu metamorfosis dan periode perkembangan janin sebelum dilahirkan. Daftar dari teratogen yang diketahui dan dicurigai meliputi virus, termasuk tipe yang menyebabkan kasus penyakit campak Jerman, alkohol, dan beberapa obat, termasuk aspirin. Oleh karena itu hendaknya kita tahu apa saja yang bisa mengakibatkan teratogensis itu karena hal itu akan sangat berbahaya bagi anak yang akan dilahirkan.

B. Rumusan Masalah

Rumusan masalah dalam makalah ini adalah sebagai berikut: 1. Apa sebenarnya pengertian Teratogenesis?

2. Bagaimana prinsip-prinsip teratogenesis?

(2)

C. Tujuan

Tujuan penulisan makalah ini adalah sebagai berikut: 1. Mengetahui pengertian teratogenesis.

2. Memahami cara kerja teratogenesis.

(3)

BAB II PEMBAHASAN

A. Definisi Teratogenesis

Teratogen adalah suatu obat atau zat yang menyebabkan pertumbuhan janin yang abnormal. Kata teratogen berasal dari bahasa Yunani yaitu ‘teratos’, yang berarti monster, dan ‘genesis’ yang berarti asal. Jadi teratogenesis didefinisikan sebagai asal terjadinya monster atau proses gangguan proses pertumbuhan yang menghasilkan monster. Ilmu yang mempelajari tentang teratogenesis adalah teratologi. Teratologi adalah studi tentang kelainan perkembangan fisiologi. Faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya teratogenesis adalah teratogen.

Dalam istilah medis, teratogenik berarti terjadinya perkembangan tidak normal dari sel selama kehamilan yang menyebabkan kerusakan pada embrio sehingga pembentukan organ-organ berlangsung tidak sempurna (terjadi cacat lahir). Teratogenesis juga merupakan pembentukan cacat bawaan pada bayi baru lahir. Kelainan ini sudah diketahui selama beberapa dasawarsa dan merupakan penyebab utama morbiditas serta mortilitas pada bayi baru lahir. Pada awalnya terjadinya teratogenesis dihubungkan dengan akibat kekurangan gizi pada wanita semasa hamil.

Namun penelitian pada era baru diketahui adanya pengaruh penggunaan zat kimia terhadap terjadinya efek teratogenik. Bermula dari penggunaan talidomid, suatu obat hipnotik-sedatif, dalam klinik. Obat ini diperkenalkan pertama kali pada akhir tahun 1950-an di Jerman, dan terbukti relatif tidak toksik atau mematikan pada hewan coba dan manusia. Obat ini digunakan, antara lain untuk meringankan mual-mual pada hamil muda. Pada tahun 1960, dilaporkan beberapa kasus fokomelia. Pada tahun berikutnya, kasus ini semakin banyak ditemukan. Fokomelia adalah suatu jenis cacat bawaan yang sangat langka berupa pendeknya atau tiadanya anggota badan. Penelusuran penyebab fokomelia pada kasus-kasus itu segera sampai pada penggunaan talidomid oleh wanita hamil, terutama antara minggu ketiga dan minggu kedelapan kehamilan. Segera obat ini dilarang beredar. Meskipun demikian, 1000 bayi cacat telah lahir di beberapa negara. Karena kejadian tersebut dilakukan tindakan untuk melakukan berbagai jenis uji pada sejumlah besar obat, zat tambahan makanan, pestisida, bahan pencemar lingkungan dan zat kimi lain untuk menentukan potensi teratogeniknya.

(4)

Berikut gangguan zat teratogen pada tahapan pembentukan janin:

1. Embriologi Setelah pembuahan, sel telur mengalami proliferasi sel, diferensiasi sel, migrasi sel, dan organogenesis. Embrio kemudian melewati suatu metamorfosis dan periode perkembangan janin sebelum dilahirkan. 2. Prediferensiasi Selama tahap ini, embrio tidak rentan terhadap zat teratogen. Tahapan

ini adalah tahapan resisten. Sel yang mengalami kerusakan akan digantikan oleh sel lain yang masih hidup membentuk embrio normal 3. Embrio Dalam periode ini sel secara intensif menjalani diferensiasi,

mobilisasi, dan organisasi. Selama periode inilah sebagian besar organogenesis terjadi. Akibatnya, embrio sangat rentan terhadap efek teratogen. Selain itu, tidak semua organ rentan pada saat yang sama dalam suatu kehamilan.

4. Janin Tahap ini ditandai dengan perkembangan dan pematangan fungsi. Dengan demikian, selama tahapan ini, teratogen tidak mungkin menyebabkan cacat morfologik, tetapi dapat mengakibatkan kelainan fungsi, seperti gangguan system saraf pusat. Hal ini mungkin tidak dapat didiagnosis segera setelah kelahiran.

B. Prinsip-Prinsip Teratogenik

Prinsip-prinsip teratologi perrtama kali dirumuskan oleh Wilson pada 1959 dan telah teruji oleh perjalanan waktu. Prinsip ini meliputi

1. Kerentanan terhadap teratogenesis tergantung pada genotif konseptus dan cara kkomposisi genetic ini berinteraksi dengan lingkungan. Genom ibu jugs penting dalam hal metabolism obat, ketahanan terhadap infeksi, dan proses-proses biokimiawi serta molukuler lainnya yang akan mempengaruhi perkembangan konseptus.

2. Kerentanan terhadap teratogen berbeda-beda menurut stadium perkembangan saat paparan. Masa yang paling sensitive untuk timbulnya cacat lahir adalah masa kehamilan minggu ketiga hingga kedelapan , yaitu masa embriogenesis. Masing-masing sistem organ mungkin mempunyai satu atau beberapa stadium kerentanan. Contihnya, palatoskisis dapat terbentuk pada tingkat blastokista (hari 6), masa gastrulasi (hari ke-14), pada tingkat tunas tungkai dini (minggu ke-5), atau ketika bilah-bilah palatum sedang terbentuk (minggu ke-7). Selanjutnya, meskipun kebayakan kelainan terjadi selama masa embriogenesis, cacat bisa juga terjadi sebelum atau sesudah masa ini, sehingga tidak ada satu masa yang benar-benar aman.

(5)

3. Manifestasi perkembangan abnormal tergantung pada dosis atau lamanya paparan terhadap suatu teratogen.

4. Teratogen bekerja dengan cara (mekanisme) yang spesifik pada sel-sel dan jaringan yang sedang berkembang untuk memulai embriogenesis (patogenesis) yang abnormal.

5. Manifestasi perkembangan abnormal adalah kematian, malformasi, keterlambatan pertumbuhan, dan gangguan fungsi.

C. Macam-Macam Teratogenesis

Dalam Teratogenesis dapat di kelompokkan menjadi beberapa macam, sesuai penyebabnya antara lain :

1. Kembar Dempet

Kembar dempet yang ringan disebut kembar siam sedangkan kembar yang parah disebut monster double atau duplex.

Kembar dempet berasal dari 2 kemungkinan

a) Tak sempurnanya pembelahan primitive streake kiri kanan b) Tak sempurnanya lapis benih membelah

Contoh kembar dempet :

• Tthoracopagus (dada bertaut). • Eraniopagus (kepala bertaut). • Phygopagus (pinggul bertaut). 2. Teratoma

Tumor yang mengandung jaringan derivet 2 (tiga lapisan benih). 3. Cacat Fisik saat Lahir

• Kurang jari-jari tangan dan kaki dll. • Kurang organ-organ pital.

4. Teratologi

Cacat terjadi karena:

a) Gangguan pertumbuhan kuncup suatu alat b) Terhenti pertumbuhsn di tengah jalan c) Kelebihan pertumbuhan

(6)

d) Salah arah differensiasi

D. Faktor Penyebab Teratogenesis dan Cara Pencegahannya 1. Faktor Lingkungan

 Agen-agen infektif

Rubella atau Campak Jerman

Virus rubella dapat menyebabkan malformasi pada mata (katarak dan mikroftalmia), telinga bagian dalam (tuli kongential krena kerusakan alat korti), jantung (duktus arteriosus persisten dan kebocoran sekat atrium dan ventrikel), dan kadang-kadang gigi (lapisan email). Virus tersebut mungkin piula menimbulkan beberapa peristiwa cacat otak dan keterbelakangan mental. Virus ini juga menyebabkan keterlambatan pertumbuhan di dalam rahim, kerusakan miokardium, dan cacat-cacat vaskular.

Sitomegalovirus

Sitomegalovirus benar-benar sudah di pastikan menyebabkan malformasi dan infeksi janin kronis, yang terus berlangsung sampai setelah lahir. Penyakit inklusi sitomegali congenital sangat mungkin di sebabkan infeksi sitomegalovirus manusia yang didapat di dalam rahim dari seorang ibu yang terjangkit namun tanpa memperlihatkan gejala. Gejala-gejala utama virus ini adalah mikrosefali, perkapuran otak, kebutan dan korioretinitis dan hepatosplenomegali. Beberapa bayi menderita kernikterus dan banyak pendarahan kecil (petekia) pada kulit.

Virus Herpes Simpleks

Kelainan-kelainan akibat virus ini adalah mikrosefali, mikroftalmus, displasia retina, pembengkakan hati dan limpa, dan keterbelakangan jiwa. Ciri-ciri penyakit virus ini adalah reaksi-reaksi peradangan.

Varisela (cacar air)

Kira-kira ada sekitar 20% kesempatan kelainan kongenital yang terjadi kalau ibu terinfeksi varisela pada trimester pertama kehamilan. Cacatnya antara lain hipoplasia tungkai, keterbelakangan jiwa dan atrofi otot.

(7)

Virus inimenyebabkan penyakit imunodefesiensi akuisita (AIDS) dan bisa ditularkan pada janin. Virus ini tampaknya bukan merupakan teratogen besar, meskipun telah dikaitkan dengan mikrosefali, keterbelakangan jiwa dan wajah yang abnormal.

Infeksi Virus Lainnya dan Hipertermia

Malformasi yang terjadi setelah ibu mengalami infeksi campak, parotitis, lihepatitis, poliomielitis, cacar air, virus ECHO, virus Coxsackie dan influenza. Sebuah factor penyulit yang ditimbulkan oleh mereka dan agen-agen infeksi lainnya kebanyakkan adalah pirogenik dan peninggian temperature tubuh (hipertermia) ini bersifat teratogen.

Toksoplasmosis

Infeksi parasit protozoa Toxoplasma gondii pada ibu yang didapatkan dari daging yang kurang matang, binatang peliharaan (kucing) dan tanah yang tercemar oleh tinja. Anak yang terserang dapat mengalami kalsifikasi otak, hidrosefalus, atau keterbelakangan jiwa, khorioretinitis, mikroftalmos, dan cacat mata.

 Sifilis

Sifilis semakin besar angka kejadiannya dan mungkin menjadi penyeban tuli kongenital dan keterbelakangan jiiwa pada anak-anak yang lahir. Disamping itu banyak organ lain , seperti paru dan hati, mengalami fibrosis difus.

 Radiasi

Efek teratogen radiasi pengion telah diketahui sejak bertahun-tahun lalu, dan telah diketahui benar bahwa mikrosefali, cacat tengkorak, spina bifida, kebutaan, celah palatum, dan cacat anggota badan dapat terjadi karena pengobatan wanita hamil dengan sinar-x atau radium dosis tinggi.

 Zat-zat Kimia

Zat-zat kimia dan obat-obat farmasi dapat berakibat kecacatan janin, misalnya: minuman beralkohol (etanol), jenis psikotropik dan narkotik (nitrazepam atau mogadon). Contoh yang terbaik adalah talidomid, sejenis pil anti muntah dan obat tidur. Cacat yang ditimbulkan oleh talidomid adalah tidak terbentuknya atau kelainan yang nyata pada tulang panjang, atresia usus, dan kelainan-kelainan jantung. Kemudian beberapa tahun

(8)

yang lalu, ditemukan di Jepang bahwa sejumlah ibu, yang makanan terutamanya terdiri dari ikan, melahirkan anak dengan banyak gejala neurologik yang mirip dengan kelumpuhan serebral. Pemeriksaan lebih jauh mengungkapkan bahwa ikan tersebut mengandung kadar air-raksa organik yang terlalu tinggi yang merupakan limbah dari pabrik-pabrik besar ke teluk Minamata dan perairan Jepang lainnya.

 Defisiensi nutrisi

Sekalipun banyak macam defisiensi nutrisi, khususnya kekurangan vitamin, telah terbukti bersifat teratogenik pada banyak percobaan, belum ada bukti yang nyata bahwa keadaan ini teratogenik pula bagi manusia. Kecuali kretinisme endemik, yang berhubungan dengan kekurangan yodium pada ibu, tidak ditemukan analogi antara percobaan pada binatang dan manusia.

2. Faktor Kromosom dan Genetik  Kelainan Jumlah

Sel somatik manusia normal mengandung 46 kromosom, gamet normal mengandung 23. Sel-sel somatik normal adalah diploid atau 2n, gamet normal adalah haploid atau n. Euploid menunjukkan kelipatan n yang pasti, yaitu diploid atau triploid. Aneuploid merujuk pada jumlah kromosom yang tidak euploid dan biasanya dipakai kalau ada satu kromosom ekstra (trisomi) atau kalau satu hilang (monosomi). Aneuploidi disebabkan oleh nondisjunction pada waktu pada waktu meiosis dan mitosis dan bisa mengenai autosom atau kromosom seks.

 Trisomi 21 (Sindrom Down)

Sindrom Down biasanya disebabkan oleh adanya satu kopi ekstra kromosom 21 (trisomi 21). Secara klinis, ciri anak penderita sindrom Down antara lain keterbelakangan mental pertumbuhan, aneka derajat keterbelakangan jiwa, kelainan kraniofasial, termasuk mata miring keatas, lipat-lipat epikantus (lipatan kulit ekstra di sudut medial mata), wajah mendatar, telinga kecil, cacat jantung. 95% kasus, sindrom ini disebabkan oleh trisomi 21 karena meiosis nondisjunction dan 75% diantaranya, nondisjunction terjadi pada saat pembentukan oosit.

(9)

 Trisomi 18

Penderita dengan susunan kromosom ini memperlihatkan ciri-ciri sebagai berikut: keterbelakangan jiwa, cacat jantung kongenital, telinga yang letaknya rendah, dan fleksi jari-jari dan tangan. Selain itu, penderita seringkali memperlihatkan rahang kecil (mikrognatia), anomali ginjal, dan sidaktili (jari-jari yang saling melekat). Angka kejadian kelainan ini kira-kira 1 setiap 5000 bayi baru lahir dan umumnya meninggal pada usia 2 bulan.

 Trisomi 13

Kelainan utama sindrom ini adalah keterbelakangan jiwa, cacat jantung kongenital, tuli, bibir sumbing dan palatoskisis, dan cacat-cacat mata misalnya mikroftalmia, anoftalmia, dan koloboma. Angka kejadian kelainan ini kira-kira 1 setiap 15.000 kelahiran hidup dan umumnya meninggal pada usia 3 bulan.

 Sindrom Klinefelter

Gambaran klinis sindrom Klinefelter, yang hanya ditemukan pada pria dan biasanya diketahui pada saat pubertas, adalah kemandulan, atrofi testis hialinisasi tubuli seminiferi, dan kebanyakan mengalami ginekomastia. Angka kejadiannya kira-kira 1 diantara 500 orang pria. Penyebab yang paling sering adalah tidak berpisahnya anggota pasangan homolog XX.

 Sindrom Turner

Sindrom turner, ditemukan pada wanita yang ditandai dengan tidak adanya ovarium (disgenesis gonad) dan tubuh yang pendek, leher yang berselaput, limfedema anggota badan, cacat rangka, dan dada lebar dengan putting susu lebar.kira-kira 55% penderita adalah monosomi untuk kromosom X dan kromatin negative karena terjadi nondisjunction. Pada 75% dari kasus ini, nondisjunction gamet pria yang menjadi penyebab. Tetapi, pada kasus sisanya, kelainan structural kromosom X (15%) atau monosaikisme (30%) menjadi penyebab sindrom ini.

(10)

Penderita sindrom tripel X selalu infantil, dengan menstruasi yang sedikit sekali dan sedikit keterbelakangan jiwa. Mereka mempunyai 2 badan kromatin seks didalam selnya.

 Kelainan-kelainan Struktural

Kelainan-kelainan structural kromosom bias mengenai 1 atau beberapa kromosom dan biasanya disebabkan karena pemecahan oleh kromosom. Pemecahan disebabkan oleh factor-faktor lingkungan semacam virus, radiasi dan obat. Akibat pecahnya kromosom ini, 1tergantunh dari apa yang terjadi pada potongan-potongan pecahan tersebut. Pada beberapa kasus, potongan suatu kromosom hilang dan bayi kehilangan sebagian kromosom tertsebut menjadi abnormal. Suatu sindrom terkenal yang disebabkan kehilangan sebagian lengan pendek, kromosom 5 adalah sindrom cri-du-chat. Anak tersebut kalau menangis menyerupai suara kucing, mikrosepali, keterbelakangan jiwa, danpenyakit jantung kongenital. Telah banyak sindrom lain, yamg relative jarang dijumpai, diketahui disebabakan kehilangan sebagian kromosom.

Delesi mikro, hanya terbatas beberapa gen sebelah menyebelah, bias juga terjadi. Tempat-tempat terjadinya pengapusan ini disebut sebagai kompleks gen bersebelahan dan dapat dikenali dengan teknik pemitaan kromosom berresolisi tinggi. 1 contoh mikrodelesi adalah lengan panjang kromosom 15 (15q11-15q13). Diturunkannya pengapusan kromosom ini pada kromosom ibu mengakibatkan sidrom Angelman, dan anak tersebut mengalami keterbelakangan jiwa, tidak dapat berbicara, memperlihatkan perkembangan motorik yang buruk dan mudah terserang serangan tertawa tanpa sebab dan terus menerus. Kalau cacat ini diturunkan pada kromosom ayah, timbullah sindrom Prader-Will dan individu yang mengalamunya mempunyai tanda-tanda hipotonia, obesitas, keterbelakangan jiwa, hipogonadisme, dan kroptorkhidismus. Kasus-kasus yang memperlihatkan gambaran yang berbeda, tergantung apakah bahan genetiknya diturunkan dari ibu atau dari ayah, menggambarkan cetakan genetiknya.

 Gen-gen Mutan

Banyak cacat kongenital pada manusia yang diturunkan, dan beberapa diantaranya jelas mengikuti pola mendel. Pada banyak kasus, kelainan dapat langsung disebabkan oleh perubahan pada satu buah gen saja, karena itu dinamakan mutasi gen tunggal.

Kecuali kromosom X dan Y pada laki-laki, gen membentuk pasangan-pasangan atau alel, sehingga terdapat dua dosis untuk setiap penentu genetik, satu dari ibu dan satu dari

(11)

ayah. Kalau sebuah gen mutan menghasilkan suatu kelainan pada satu dosis, meskipun terdapat satu alel normal, keadaan ini adalah mutasi dominan. Kalau kedua alel harus abnormal (dosis ganda) atau kalau mutasi yang terjadi adalah terkait-X pada laki-laki, keadaan ini adalah mutasi resesif.

Disamping menyebabkan malformasi kongenital, kerja gen yang cacat menyebabkan banyak sekali kesalahan-kesalahan metabolism kongenital. Penyakit-penyakit ini, diantaranya yang paling terkenal adalah fenilketonuria, homosistinuria dan galaktosemia, sering kali disertai oleh atau menyebabkan berbagai derajat keterbelakangan jiwa.

Adapun cara kreja dari zat-zat Teratogen adalah sebagai berikut:

a) Tingkat perkembangan mudigah menentukan kepekaannya terhadap faktor-faktor teratogenie.

b) Pengaruh factor teratogenie tergantung pada genotif.

c) Zat teratogenie bekerja dengan cara khusus pada segi tertentu metabolisme tertentu. 3. Cara Pencegahan

 Banyak mengonsumsi makanan-makanan yang memiliki gizi yang baik seperti sayur, buah-buahan, susu, dan lain-lain

 Kurangi mengkonsumsi zat-zat kimia seperti alkohol, antibiotik berlebih, rokok, obat-obatan

 Hindari berbagai macam radiasi seperti sinar X

(12)

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan

Teratogenesis adalah pembentukan cacat bawaan pada bayi baru lahir. Kelainan ini sudah diketahui selama beberapa dasawarsa dan merupakan penyebab utama morbiditas serta mortilitas pada bayi baru lahir. Macam-macam teratogenesis diantaranya kembar dempet, teratoma, cacat fisik saat lahir, teratologi. Faktor Penyebab teratogenesis bisa berasal dari faktor lingkungan dan faktor kromosom serta genetika.

B. Saran

Teratogeneis adalah suatu kesalahan yang terjadi selama perkembangan janin yang menyebabkan defisit struktual atau fungsional (misalnya defisit fungsi otak). Penggunaan zat kimia yang berlebihan bisa terjadinya teratogensis. Oleh karena itu perlu ada tindakan dari pemerintah untuk selalu memberikan penyuluhan kepada masyarakat untuk bisa mengerti bahaya nya zat-zat kimia atau penggunaan obat-obatan yang berlebihan bagi kesehatan terutama ibu yang mengandung yang bisa mengakibatkan teratogenesis.

Referensi

Dokumen terkait

akhirnya penulis dapat menyelesaikan tugas akhir ini dengan judul “Analisis Putusan Pengadilan Agama Tentang Cerai Gugat Isteri Terhadap Suami Berbuat Zina (Studi Kasus

Model sebelumnya tentang model konseptual menghasilkan pendugaan bahwa faktor Customer Relationship Marketing yaitu variabel dari Ikatan, Empati, Timbal Balik, Kepercayaan,

Model Kajian yang ada dalam buku fikih hisab rukyat yang digunakan di IAIN Serang Banten di atas memberikan semua uraian-uraiannya terkait dengan tema yang

107 Muhammad Saoban Politeknik Negeri Bandung Teknik Pendingin dan Tata Udara 108 MUHAMMAD TANJONG POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG TEKNIK KONVERSI ENERGI 109 muhammad ya reza

Persiapan lahan merupakan usaha petani dalam menyiapkan lokasi untuk kegiatan penanaman. Pembersihan lahan adalah kegiatan membersihkan lahan dari semak belukar,

Pada tingkat industri perbankan syariah Indonesia diperoleh hasil yang tidak konsisten mendukung antara satu sama lain sehingga diperlukan kehati- hatian dalam

 pertama kalinya kalinya munculnya munculnya demam demam begitu begitu penting, penting, karena karena dapat dapat mengurangi mengurangi intervensi diagnostik dan

Jika kartu chip (No.HP) Anda yang akan diganti tidak bisa digunakan (rusak, hilang, dsb) maka Anda harus mendatangi Kantor atau Customer Service Operator Seluler Anda untuk