• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERHITUNGAN BERAT PLUTONIUM DALAM BAHAN BAKAR BEKAS RSG-GAS MENGGUNAKAN PAKAT PROGRAM IAFUEL. Modiamad Imran dkk

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PERHITUNGAN BERAT PLUTONIUM DALAM BAHAN BAKAR BEKAS RSG-GAS MENGGUNAKAN PAKAT PROGRAM IAFUEL. Modiamad Imran dkk"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

ProshBng Seminar Hasil Penelitian P2TRR Tahrn 2002

ISSN 0854-5278

PERHITUNGAN BERAT PLUTONIUM DALAM BAHAN BAKAR BEKAS RSG-GAS MENGGUNAKAN PAKAT PROGRAM IAFUEL

Modiamad Imran dkk

ABSTRAK

PERHITUNGAN BERAT PLUTONIUM DALAM BAHAN BAKAR BEKAS RSG-GAS MENGGUNAKAN PAKET PROGRAM IAFUEL Tdah ditotalkan perhitungan kandungan Pu-239,

Pu-240, Pu-241, dan Pu-242 pada bahan bakar bekas RI-172 RSG-GAS tipe MTR den^n kandungan U-235 sekitar 250 gr. Perhitungan berat Plutonium dilalaikan dalam tiga tahap, tahap pertama penyiapan pustaka keluaran periutmgan awal teras tiap siklus teras ( B O C X tahap kedua penentuan kerapatan isotop

tiap i teras, berat Pu tfop 1 teras, koapatan isotop nntnir l bahan bakar, tahap ketiga perhitungan berat Pu dalam satuan gr. Semua perhitungan rfibkidsm dengan menggunakan paket program IAFUEL. Dari hasil perhitungan didapatkan berat masing-masing isotop Pu pada fraksi bakar 48.26 % adalah isotop Pu-239 sebesar 6.7666 p , isotop Pu-240 sebesar 1 4628 gr, isotop Pu-241 sebesar 0.52951gr, dan isotop Pu-242 sebesar 0.068952 gr.

Kata kunci: Plutonium, Paket Progr IAFUEL

ABSTRACT

CALCULATION OF PLUTONIUM CONTENT IN RSG-GAS SPENT FUEL USING IAFUEL COMPUTER CODE. K ^ t**31 calculated the contain of isotopes Pu-239, Pu-240, Pu-241, and isotope Pu-242 in MTR reactor foci types which have U-235 contain about 250 gram. The calculation was performed in three steps. The fkst step is to determine the library of calculation output of BOC (Beginning of Cycle). The second step is to determine the core isotope density, the weight of phrtonhim for me core, and one fuel isotope density. The third step is to calculate weight of plutonium in gram. All calculation is performed by 1AFUEL computer code. The calculation was produced content of eachPu isotopes were Pu-239 is6.7666 gr, Pu-240 is 1.4628 gr, Pu-241 is 0J2951gr, and Pu-242 is 0.068952 gr. Keywords: Plutonium, IAFUEL Computer Codes,

1. PENDAHULUAN

RSG-GAS adalah reaktor riset yang menggunakan bahan bakar type MTR dengan pengkayaan U-235 sebesar 19,75 %, dengan berat U-235 untuk elemen bakar ± 250 gram dan +

175 gram untuk elemen kendali

Plutonium adalah salah satu produk fisi yang terbentuk dari proses perubahan isotop U-238 ketika menyerap neutron cepat (dengan tenaga lebih besar dari 1 MeV). Isotop U-238 sendiri adalah salah satu produk fisi dari proses penyerapan neutron thermalAambat disertai dengan pemancaran neutron cepat dan sinar gamma. Neutron cepat inilah yang diserap U-238 yang kemudian berubah menjadi Plutonium. M. Setiap elemen bakar/kendali yang dipindah ke luar dari RSG-GAS (MBA RI-G), produk fisi plutonium yang terbentuk harus d i h i t u n g dan dilaporkan ke

IAEA melalui BAPETEN. Untuk menghitung Pu

digunakan paket program IAFUEL yang merupakan paket program yang dibuat oleh INTERATOM khusus untuk RSG-GAS.

Pada makalah ini dikemukakan proses terbentuknya Plutonium pada bahan bakar tipe MTR di RSG-GAS dan cara perhitungan berat Plutonium yang dikandung oleh masing-masing elemen bakar/kendali.

2. TEORI

Paket program IAFUEL adalah paket program yang dibuat oleh Interatom untuk manajemen bahan bakar RSG-GAS yang menggunakan metoda difusi neutron dalam 4 kelompok tenaga neutron dengan geometri dua dimensi (model X-Y atau R-Z). EH dalam manajemen bahan bakar teras RSG-GAS, paket program ini digimakan imtok menghitung:

(2)

1. Parameter teras di awal siklus (BOC) dengan kondisi seluruh batang kendali di bawah

fuUv down) dan di atas fu\\y u p).

2. Kritikaiitas teras untuk tiap langkah

pemasukan 12 buah elemen bakar pada saat pembentukan teras penuh.

3. Kriteria stuck rod teras penuh BOC (saat batang kendali yang mempunyai reaktivitas terbesar gagal masuk, reaktor tetap dalam keadaan subkritis).

4. Parameter teras di akhir siklus (EOC).

5. Pembuatan library baru untuk elemen teras baru.Pl

Pada saat reaktor mulai beroperasi, bahan dapat belah U-235 mulai menyusut dan menghasilkan bahan dapat belah Mm termasuk Plutonium. Akibatnya twun dan harus diimbangi dengan penaman batang kendali Perubahan isotop dari setiap elemen maupakan fungsi dari komposisi dan laju penyusutan Laju penyusutan tidaklah konstan melainkan bergantung kepada distribusi dara. Penyusutan dihitung berdasarkan suatu besaran yang disebut fraksi bakar yang dihubungkan dengan tenaga yang d«hacillcan oleh bahan bakar. Misalkan reaktor telah beroperasi pada daya konstan P MW selama d hari dengan distribusi daya konstan, maka:

Nilai bokor BU (d) = PdfMWD = Mega Watt

Day (s)] (!)

Fraksi bakar rerata elemen ke-i dengan faktor daya Fpi adalah: MWD MegaWattDayis) BU(d)i=Pid = . . „ „ J (2) MJ1J MetricTonUranium' = UtVmd = FPiPd

Sedangkan fraksi bakar rerata tiap elemen adalah :

~BU (d)l — ^d = P d[% = Persen berat atau inti] (3)

Dalam perhitungan dikenal suatu pengertian yang disebut interval/langkah fraksi bakar yaitu fraksi bakar yang dihasilkan selama interval waktu d. pada mana pembahan distribusi daya cukup kedi sehingga dapat dianggap konstan. Pada awal daur sampai tercapai Xe sedmbang haruslah

BU(U, = Y.BU(di)i

Sedangkan rera tanya:

BU (tji = £Bf/(<i)i i=l

yang mana:

tn= J^di

/ = !

Pada setiap akhir langkah fraksi bakar dilakukan perhitungan inventaris isotop. Secara umum rumus kandungan isotop ini adalah :

dNi

= ? f Y + NpYp + AV;Tc.i-\<p- N,yi-dt

Nilai $

(untuk bahan belah sukn pertama tidak ada). N = rapat inti isotop i

Jh = konstanta peluruhan isotop i Za = tampang lintang serapan Xc — tampang lintang tangkapan p =pelahir

y = fraksi hasil belah (J) = fluks neutron

Y^j = tampang lintang makroskopis pembelahan

Perubahan komposisi isotop sebagai frmgsi fraksi bakar ditentukan dari harga Pi dan i. Jadi perhitungan penyusutan harus menghitung lebih dahulu fluks neutron pada tiap daerah dalam teras sebagai fungsi dari waktu. Akibat susutan ini tampang lintang makroskopis baik untuk serapan maupun pembelahan berubah karena:

1. Perubahan kandungan isotop N

2. Perubahan (J karena spektrum neutron juga berubah.

Oleh karena itu pada setiap akhir langkah fraksi bakar harus dihitung dahulu harga tampang lintang makroskopis tiap kelompok tenaga, Sehingga kita mempunyai data konstanta kelompok sebagai

(3)

Presiding Seminar Hasil Penelitian P2TRR ISSN 0854-5278 Tahun 2002

dengan hanya menghitung penyusutan bahan bakar.

Penggunaan bahan bakar akan ekonomis bila terpakai sampai mendekati batas fraksi bakar yang diijinkan. t3'

3. PERHITUNGAN BERAT PLUTONIUM Langkah-langkah yang dikajakan dalam perhitungan berat Plutonium adalah sebagai berikut:

1. Penyiapan pustaka keluaran perhitungan awai teras tiap siklus teras (BOC).

2. Penentuan isotop densitas tiap 1 teras, berat Pu tiap 1 toas, isotop densitas untuk 1 bahan bakar.

3. Perhitungan berat Pu dalam satuan gram. Keluaran/output perhitungan awal teras (BOC) paket program IAFUEL ditunjukkan seperti berikut: ...4... s -: r 212 -: f 204 E 3 : 250.4 : 249.1 ; 6.79 ; 14.73 t F 202 : F B 6 ; 250.2 ; 249.S : 15.97 : 44.56 r : r :«2 249,2 : 24=-4 13.71 ; 12.7« 252.4 4 3.54 F 116 ! F 202 2 4 6 . S : 250.Z 0 . : i e - S'j : F 167 : C 1£8 : 252.9 : 250.3 : 29.97 : 22. C 1 4 4 2£ 1 2 1 - 2 0 F 196 24». 6 11.54 F 173 «47.5 37. ;a F 177 -re r . r. F 196 : 243. £ i AL s 15.70 : F 215 : F 17« 245.4 ! 250.7 C.wu ! 38.23 F 17B 251. S 3«. 95 C 184 : F IfS 252.9 1 250.5 5.25 ; 3 4.52 -S - • r :7= 24*.* 39. £4 m.a F 16: 249.4 44.; = F AL S ; 249.c F ISS 25 C .4 31.73 : F 160 4 0 : 252.6 : 31.15 F 172 : C 1=2 24».2 : 251.3 44,25 : 41.90 C 1 r Z --9-•-F 217 24 9.5 C.00 F 179 252.3 31 . IS F 174 248.8 38.12 F 210 247. S 7.54 F 194 249.4 22.90 C 181 253.3 30.41 F 208 247.4 7.50 P 205 248.4 15. H F 20« 247.5 7.97 F 199 244.8 16.15 F 214 F 190 : r 197 245.6 : 24r.2 2 9 - E E : 221.29 T leS . F 213 249-3 0 . oo 2 15 ! BS-5^ 4 : B 24 B 23 : 3 21 3 : B9-5» : B 28 a ;3 ; s 3 1Z : a 29 : N t PV23 9 > 1 0.00O00E+00 0.17106E-14 2 O.OOOCSE»00 D.31D15E-CS. 3 2.1C2S:E-05 0.94242E-SS 4 0.2C395E-05 D.36027E-C5 E 05 C.C^CSOE-CC t; U.SiCDtS-Ofe" 0.40£8iE-C;

0.9I949E-0S 0.34 02 9E-C5 0 . 2 e tl -I- 05 0.54S 0.44214E-05 0.OOOCOE-C; 0

C.19S62E-CS 0.36$10E--1 0

0.29324E-05 0.0C0C0E-:: C.OOOC:I-00 C.4C449E-C5 :.43853E- = 5 c.COCOSE-;c.oc:::i-oc c.

c.20HeE-14 C-4I790S-CS 0.3^711E-05 C. 1 D.DCCCC.E-00 0.3S393E-0S S.43457E-05 O.44255E-:.OCCt:t-SC

i 7 e 1E-05 0.1727SE-14 O.OOOOOE^OO 4324sE-05 C.42567E.Ofj 0.3S476E-0S O.OOOOOE-OO 443C'E-Cfj C.«45SOE-06 0.41367E-05 C.1629SE-14

O.OOOOOE-OO 0.2S453E-0S li=E-0< 0.28202E-05 C.3S54«E-<;5 C79E-05 0.21262E-0S 0.166B9£.14

D.209S1E-05 C.COOOCE^OC .44124E-04

E O.CSSCSE-tOO D.17311E-14 D.41422E-05 0.28357E55 0.293332-0S C.:5223E 0S 0.BSS40E-C6 e.C0300E<50 DATA VALLTES WERE T^ANSFERE' " S A C 5

(4)

140 )

: 3 4 s f 7 e

1 D. .00000E*D0 S, • MOSBE-17 9, .2SSME-07 O, ,40584E-»6 0 .27S1SE-05 0.4355BE-06 0. •6B409E-17 S. OOOODB+OD 2 D. ,00DOBE»0D D. •13S91E-oe D. .B6346E-0« 0. .OOOOOE+OO 0. .7B77DE-06 0. .65UOE-OS D. •47671E-06 a, €OOOOE*00 3 D. . 3171IE-07 0. .27397E-07 0. .H44SE- oe p. .4 863SE-06 0. .B6S7SE-06 0. .13014E-D7 0. . 68967E-0€ 0. 66291E-17 4 0. •12778E-06 D. . 4S9S3E-G6 D. .28495E-06 o. . OUt)!? U » D C 0. .OOOQOE+00 0. .636572-0« 0. .oooocc-too 0 . 12831E-OS 5 D. •2673OE-06 0. .OUOOOE*UO D. •8466SE-06 0. . OOOOCE-fOO U .UUOUOE-OO 0. .23837E-0« C •2iSSSE- 0.44560E-04

C C. .277B3S-C7 a. 0« a. .7342IB' 17 0. .7S2SCE-06 C.G2S3«E-S6 P. .234C3E-oc c. •13B2BE-06 0. 67163E-17

7 0. .oefl«0E»«0 0 •47554E-0« B. .«2SOQE-0« 0, .«42B6E- 0« 0. •OOOOOE.OO 0. .•U90E-oe 0. .1341CE-06 O. OOOOOE+OO 5 0. OOOODE-OD t>, 17 0. ,70713E-06 0. 26437E-06 0, •26626E-0S g. i::!J5-0< C.22SBSE-07 0. OOOOOE'OC

61 DATA VALUES WERE TRANS FE RED IN ACS

: 2 3 4 5 6 7 «

1 C. •000G6E-00 0, 19 0 08 0. •S2S91E-07 0. SIOS4E-G7 0. i Iv337E-06 C. ."iHiTE" 13 0. 00000E»00

2 0 .OOOOOE-OO S. .17521E-07 0 .29231E-0« O .OOODOE-t-OO 0. 2544BE-06 0 .2B61SE-06 0 . 11B41E-06 0. 00000E+00 j 0 . ,i7535E-CS 0. :Je;<E-oe D. .1J3366E-07 0. .12220E-06 0. 2934BE-G6 0. •Sj£S«E-09 C . . 206 07E-oe 0. UISSE-IS 4 EJ. , IS92 7E-07 0 . JligtE-06 V, •5386BE-07 0. ,OO0OOE*OO 0. OOOOVE+UU 0. •leioJB-0« u . UOOUCIS+UC 0. 1603IE-07 i u. .4803OE-O7 u. . DODOOE-00 U . 283B4E-06 0. UI.UI.VE- LU 0. OUOOOE—00 0. C7 0 . .46663E-07 0. 1DG77E-D6 o 0. .IEOOIE-OB 0. 39SC6E-CS c. .137CZE-19 0. •21367E-06 0 . 1S103E-0S 0. •35S44E-07 0. . I7975E-C7 0. 13I86E- IS 7 0. .DODOD£-00 D. 117S9E-06 0 27503B-06 0. .28177E-06 o. OOOOOE-OO 0. 0« 0 . . 17143E-07 0. OOOOOE-OO

S C. .OOOOOF*DO 0. 15 0 .21623E-06 a. 40OOSS-O7 0. 5426 7E-C7 0 . ]311BE-07 e , I3364E-06 0. OOOOOE^OO

44 QATA VALUES HEKE TRAMsr£K£D IS A D B

1 < 3 4 5 7 B

1 0. . DOOOOE-CO 0. 66054E-23 0. 22202E- 10 D. 5347TE-0S O. .2I1S5E-0E 0. 06 0. 66124E- 23 0. OOAOOE-CO 2 0. .000001-00 0. 4»73SE-09 0. 33D21E- 07 0. OOOOOE-OO 0. 0. .319956- 07 0. .77JS0E-OB 0, .OOOCOE^OO

j 0 .1 C ? 10 0. 2 £ I : ; E - I O 0. ,32590E-09 0. . E213EE-0B 0. .331S6E-07 0. 11 0. .1E755E-07 0. «S724E-J3

4 O . 4 3260E' (JF 0. 71090E-O8 0. •239S2E-0» 0. OOOOOR>'JO 0. .OOOUOE—00 0. ,154I*E- 0 7 0. .OOOOOE.OO 0. ,43657£-0» ; U.2V;L»»E-CI 0. UODCDE—00 0. .31526E-07 0, . 8000CE*TLO 0. .000COE-CC 0. . 14533E-0« 0. •1927CE-08 0. .440676-08 C .256»»!-IS 3 . :7I9»£-S7 s. . 64SSIE-23 0, •19512E-07 c •1I1S7E-07 0. ,I:7ISE- AT E. .3138CS- 39 •6S9J1E-2J 7 0 . ODODDE-00 D. 772JOE-0» 0 .30009E-07 0. •306BSE-07 0. .OOOOAE+oo a. .33CS7E-07 0. .4 7911E-09 0. , DODOOE-OO

5 c. .VCVOOz-CC 0. 0. 07 0. .201BOE-OB 0. .S431SS-0S 0. 32:£7E-0» 0. 10 0. .OAOOOE+OO

(.4 DATA VAL'JES MERE TRAMS FE BSD IN ADS AVEJLACr COSE VALYE5

VC^SXE - • fi r. ? T. C £ - t l vol.

- P : . ' ^ i - ' - ' - u ' .

ISO 2EKS- WSIOHT tKS I ENRICHMENT (WE I OUT

PER'--N '-I I c 1J06IE-03 0 873S2Ef01 0 lS076Ef02 15 •JI3 6 ) 0 6&036E-05 0 436773+00 0 75437E+00

-V J r c ieo73E- c 0

! c 2 64 61E- s 18O12E+O0 0 31110S+OC

>; £ 357J5E- 0 24402^-01 0 4214 6E- 01

v r V*-1 " c SBS25E-C7 0 0 11713E-D. £ BBBOSE-oe 0 60$SlE-03 0 10534E-02

K C 1062GE-ce s 716 -IE-02 a 1237SE-01

N 25 > C 1827iE-o^ 0 1242EE-01 0 21459E-01

N w;;: I 16873E-09 c 2^24 3E-04 0 43S99E-04

S : 09 t 1S018E-04 0 31120E-04

N c 137B3E-OS 0 S2B7SE-04 0 911266-04

.'3-13: C3C0CE. o: c c CCOCOE-OC

\ AE1 3 i c COOOOE+ c ocasoEvoo 0 ooooc£-oo

S c I2037E-07 c 0 B8067E-03

K ^ COOOQE-OC c 00 03 DZ-00 0 OOOOOE-OO

(5)

Presiding Seminar Hasil Penelitian P2TRR ISSN 0854-5278 Tahun 2002

Dari data keluaran/output perhitungan awal teras di atas, diperoleh data-data seperti vang terlihat pada Tabel 1.

Tabel I. Nilai Kerapatan Masing-masing isotop PIL

Bahan bakar

tiuraup

(%)

isotop Pu- Isotop Densitas 1 teras

Berat Pul teras

Isotop Densitas

RI-172 48.26 2.6127K-06 1.7772E-0I" 4.5494E-06 240 3.4W1E-07 2.3786E-02 y.7K7M}-07 241 9.5546E-08 3.5275E-07

242 8.5354b-0y 5.8754E-04 4.SH1UH-08 Untuk mendapatkan harga isotop densitas

satu teras maka harga isotop densitas harus dibagi dengan jumlah semua bahan bakar yang ada di teras (diistilahkan dengan pelat). Karena bahan bakar yang ada di teras terdiri dari 40 bahan bakar standar (foei elements) yang memiliki 21 pelat uranium dan 8 bahan bakar kendali (control elements) y ^ g memiliki 15 pelat uranium, maka 8 bahan bakar kendali bahan dapat ditulis sebagai gx — - 5 733

21 bakar standar.

Jadi banyaknya bahan bakar (pelat) di teras adalah 45.733 . Harga ini disebut pula sebagai faktor pembagi

Berat plutonium total dihitimg dengan cara menjumlahkan seluruh berat plutonium masing isotopnya. Berat plutonium masing-masing isotop dihitung dengan cara membagi

isotop densitas yang telah dibagi faktor pembagi dengan isotop densitas 1 teras lalu dikalikan dengan berat Pu untuk 1 teras.

Misalkan:

Untuk isotop Pu-239 pada bum-up 48,26 % Berat isotop Pu-239 dihitung dengan cara membagi nilai densitas isotop dengan faktor pembagi selanjutnya harga tersebut dibagi lagi dengan nilai densitas isotop untuk 1 teras kemudian dikalikan dengan boat isotop 1 teras Pu-239 = (((4.5494E-6/45.733)/2.6127E-6)x

1.7772)*1000 = 6.7666 gr

Dengan cara yang sama didapatkan harga-harga untuk masing-masing isotop Pu:

Isotop Pu-240 sebesar 1.4628 gr, isotop Pu-241 sebesar 0.5295 lgr, dan isotop Pu-242 sebesar 0.068952 gr.

4. HASIL DAN PEMBAHASAN

Dengan cara yang sama diperoleh Pu dihasilkan untuk berbagai harga burn-up seperti diperlihatkan pada Tabel 2 :

Tabel 2. Berat Pu sebagai fungsi Burn-up Bum-Up

<%)

t!erat Isotop Pu (gram) Berat Pu Total (gram) Bum-Up

<%)

Pu-239 Pu-240 Pu-241 Pu-242

Berat Pu Total (gram) 0(H) 2.5226E-09 1.0035E-11 I.9754E-14 9.6776E-18 2.5327E-09 7.03 1.3124E+00 3.5700E-02 2.1797E-03 2.9582E-05 UMWt-KK) 14.97 2.9276E+00 1.7610E-01 2.1014E-02 5.3383E-04 3.1252E-HH) 23.52 4.3219E+00 4.2089E-01 7.9628E-02 373521E-03 4.J5260E+00 "H~66' 5.392UE+00 7.2014E-01 UHW8E-01 1.2226E-02 6.3054E+00 39.21 6.1428E+00 1.0399E+00 3.1649E-01 2.9132E-02 7.5283E-KM) 44.25 6.5273E+00 1.27I3E+00 4.8049E-02 H.2756E-KK) 48.26 6.7666E+00 1.4628E+00 5.295IE-01 6.8952E-02 8.8278E+00 Dari Grafik 1 dapat diamati masing-masing isotop Pu (gr)sebagai fungsi dari burn-up (%).

(6)

GRAFIK ISOTOP Pu

ii •PU239 i i u •PU24Qj PU241| PU242 I 10 15 20 25 30 35 40 45 50 B U R N - U P {%)

Gambar 1. Grafik Berat Pu yang terbentuk dalam spent fuel sebagai fungsi bum up

4. KESIMPULAN

Pada penelitian ini telah berhasil dihitung berat Plutonium (Pu-239, Pu-240, Pu-241, Pu-242) pada bahan bakar Rl-172 pada bunmp 48,26 % sebesar 8.8278 gram. Dengan perhitungan yang sama dapat dihitung berat plutonium untuk berbagai harga bumup. Dari hasil perhitungan yang diperoleh terlihat bahwa plutonium yang

terbentuk dalam bahan bakar bekas (spent fuel) belum mencapai nilai SQ (Significant Ouantities) yakni 8 kg,14'

5. UCAPAN TERIMA KASIH

Terima kasih penulis ucapkan kepada Bapak Ir. Tagor M. Sembiring atas segala arahan dan bantuannya dalam menyelesaikan penilitian ini.

6. DAFTAR PUSTAKA

1. WIRYOSIMIN, SUWARNO. (1995), 'Mengenal Asas Proteksi Radiasi3. ITB.

2. M. SEMBIRING, TAGOR. (1999), Persiapan Input Paket Program IAFUEL, Diktat Diklat Selingkung Manajemen Teras RSG-GAS, Pusbang Teknologi Reaktor Riset, BATAN.

3. KUNTORO. IMAN. (1999), Manajemen Teras Reaktor Riset, Diktat Diklat Selingkung Manajemen Teras Reaktor Riset. Pusbang Teknologi Reaktor Riset BATAN.

(7)

Presiding Seminar Hasil Penelitian P2TRR Tahun 2002

ISSN 0854-5278

Penanya : Anthony S

Pertanyaan:

1. Apakah grafik yang warna violet sudah dianalisis dengan perolehan datan [X2} atau memang demikian fungsinya

2. Apakah kandungan U 236 234 238 sudah ada komposisi pada fuel segar?

Jawaban :

1. Saya tidak menganalisanya lebih lanjut, oleh karena itu tidak saya tampilkan fungsinya 2. Ada disertifikat elemen bakar/kendali

Penanya : Sidiq Suroso

Pertanyaan.

Apa maksud fungsi yang dimunculkan pada grafik tersebut ?

Jawaban :

Menggambarkan fungsi dari masing-masing isotop, unsur di mana Y menunjukkan berat (gr) dari isotop unsur dan sumbu X menunjukkan bum-up (%}

(8)

Gambar

Tabel I. Nilai Kerapatan Masing-masing isotop PIL  Bahan
GRAFIK ISOTOP Pu  •PU239 i i ii  u  •PU24Qj  PU241|  PU242 I  10 15 20 25 30 35 40 45 50  B U R N - U P {%)

Referensi

Dokumen terkait

Museum Zoologi Bandung adalah sebuah bangunan dengan tema Biomimetik Arsitektur yang berfungsi sebagai wadah fasilitas untuk koleksi replika fauna di Indonesia

Meski terlihat bahwa distribusi peluang korelasi silang data saham LQ45* tidak tepat mengikuti distribusi normal dibandingkan data acak, tetapi secara umum bentuk distribusi

CTF hanya boleh diguna pakai bagi pemegang polisi insurans dan sijil takaful di bawah pelan insurans / takaful perubatan individu atau kelompok*, yang telah dirujuk oleh

Tabel 2.1 Jumlah RW dan RT di Batununggal Tahun 2014 Kelurahan RW RT Gumuruh 12 88 Binong 10 72 Kebon Gedang 8 50 Maleer 12 71 Cibangkong 13 84 Samoja 11 68 Kacapiring 9 49 Kebonwaru

Blotan, Wedomartani, Ngemplak, Sleman, Yogyakarta.. Perawan Maria Dikandung Tanpa Noda Pelindung dan telaan utama

Dalam suatu proyek konstruksi sering terdapat rantai-pasok yang sangat panjang dari semua bahan dan komponen pekerjaan konstruksi, sedangkan proses pengawasan mutu oleh

Gambar ini menunjukkan bahwa pada tanggul tersebut tidak terdapat rembesan tanggul dikarenakan anomali yang teridentifikasi memiliki kedalaman yang lebih dari 15 m yang

Priode kritis tanaman merupakan priode pada saat itu tanaman sangat peka terhadap faktor lingkungan, dan di luar peride tersebut relatif tidak berpengaruh terhadap