• Tidak ada hasil yang ditemukan

Produk Hukum | Jaringan Dokumentasi Informasi Hukum

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Produk Hukum | Jaringan Dokumentasi Informasi Hukum"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

GUBERNUR KEPULAUAN BANGKA BELITUNG

PERATURAN GUBERNUR KEPULAUAN BANGKA BELITUNG NOMOR 22 TAHUN 2009

TENTANG

PENGHITUNGAN DASAR PENGENAAN PAJAK KENDARAAN BERMOTOR DAN BEA BALIK NAMA KENDARAAN KENDARAAN MOTOR TAHUN 2009

GUBERNUR KEPULAUAN BANGKA BELITUNG

,

Menimban

g : a. bahwa Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 29 Tahun 2009tentang Penghitungan Dasar Pengenaan Pajak Kendaran Bermotor dan Bea balik Nama Kendaraan Bermotor Tahun 2009, ditetapkan lebih lanjut dengan Peraturan Gubernur;

b. bahwa berdasarakan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, perlu menetapkan Peraturan Gubernur Kepulauan Bangka Belitung tentang Penghitungan Dasar Pengenaan Pajak Kendaraan Bermotor dan Bea balik Nama Kendaraan Bermotor Tahun 2009;

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 14 Tahun 1992 tentang Lalu lintas dan Angkutan Jalan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1992 Nomor 49, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3480);

2. Undang-Undang Nomor 18 Tahun 1997 tentang Pajak daerah dan Restribusi Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1997 Nomor 41, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3685) sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 34 Tahun 2000 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2000 Nomor 246, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4048);

3. Undang-Undang Nomor 19 Tahun 1997 tentang Penagihan Pajak dengan Surat Paksa (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1997 Nomor 42, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3686) sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2000 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2000 Nomor 129, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3987);

4. Undang-Undang Nomor 27 Tahun 2000 tentang Pembentukan Provinsi Kepulauan Bangka Belitung (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2000 Nomor 217, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4033);

(2)

6. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437) sebagaimana telah diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4844);

7. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5025);

8. Peraturan Pemerintah 65 Tahun 2001 tentang Pajak daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2001 Nomor 118, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4138);

9. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi, dan Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4737);

10. Peraturan Daerah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung Nomor 2 Tahun 2001 Tentang pajak kendaraan Bermotor dan kendaraan di atas Air (Lembaran Daerah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung Nomor 2), sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Daerah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung Nomor 8 Tahun 2008 (Lembaran Daerah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung tahun 2008 Nomor 1 Seri B, Tambahan Daerah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung Nomor 42);

11. Peraturan Daerah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung Nomor 3 Tahun 2001 tentang Bea balik nama Kendaraan Bermotor dan kendaraan di atas Air (Lembaran Daerah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung Tahun 2008 Nomor 2 Seri D);

12. Peraturan Gubernur Provinsi Kepulauan Bangka Belitung Nomor 6 Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Dinas Daerah Provinsi Kepulauan bangka Belitung (Lembaran Daerah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung Tahun 2008 Nomor 2 Seri D);

M E M U T U S K A N :

Menetapka

n : PERATURAN GUBERNUR KEPULAUAN BANGKA BELITUNG TENTANGPENGHITUNGAN DASAR PENGENAAN PAJAK KENDARAAN BERMOTOR DAN BEA BALIK NAMA KENDARAAN BERMOTOR TAHUN 2009.

BAB I

KETENTUAN UMUM

Pasal 1

Dalam Peraturan Gubernur ini yang dimaksud dengan :

(3)

sumber daya energi tertentu menjadi tenaga gerak kendaraan bermotor yang bersangkutan, termasuk alat berat dan alat-alat besar yang bergerak.

2. Kendaraan Umum adalah setiap kendaraan motor yang disediakan untuk dipergunakan oleh umum dengan dipungut bayaran.

3. Pajak Kendaraan bermotor yang selanjutnya disingkat PKB, adalah pajak atas kepemilikan dan / atau penguasaan Kendaraan bermotor.

4. Bea Balik Nama Kendaraan bermotor yang selanjutnya disingkat BBN-KB, adalah pajak atas penyerahan hak milik Kendaraan Bermotor sebagai akibat perjanjian dua pihak atau perbuatan sepihak atau keadaan yang terjadi karena jual beli, tukar menukar, hibah, warisan atau pemasukan kedalam badan usaha.

5. Kendaraan Bermotor ubah bentuk adalah kendaraan bermotor yang mengalami perubahan teknis dan/atau serta penggunaanya.

6. Alat-alat berat dan alat besar yang bergerak adalah alat-alat yang dapat bergerak/berpindah tempat dan tidak melekat secara permanen.

7. Harga Pasaran Umum yang selanjutnya disebut HPU, adalah harga rata-rata yang diperoleh dari sumber data, antara lain agen tunggal pemegang merek dan asosiasi penjual kendaraan bermotor.

8. Tahun pembuatan adalah tahun perakitan dan/atau tahun yang ditetapkan berdasarkan registrasi dan identifikasi oleh pihak yang berwenang.

BAB II

DASAR PENGENAAN PAJAK KENDARAAN BERMOTOR DAN BEA BALIK NAMA KENDARAAN BERMOTOR

Pasal 2

(1) Perhitungan dasar pengenaan PKB berdasarkan perkalian nilai jual kendaraan bermotor dan bobot yang mencerminkan secara relatif kadar kerusakan jalan dan pencemaran lingkungan akibat penggunaan kendaraan bermotor.

(2) Nilai jual kendaraan bermotor sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditetapkan berdasarkan HPU atas suatu kendaraan bermotor pada minggu pertama bulan Desember Tahun 2008.

(3) Bobot sebagaimana dimaksud pada ayat (1) untuk menghitung dasar pengenaan PKB, terhitung berdasarkan factor-faktor yang meliputi:

a. Tekanan Gandar;

b. Jenis bahan bakar kendaraan bermotor; dan

c. Jenis penggunaan, tahun pembuatan dan ciri-ciri mesin dari kendaraan bermotor.

(4) Bobot sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (3) ditetapkan sebagai berikut:

a. Sedan, Sedan Station, Jeep, Station Wagon, Minibus, Microbus, Bus, Sepeda Motor, dan sejenisnya serta alat-alat berat dan alat-alat besar, sebesar 1,00;

(4)

Berdasarkan pengenaan PKB sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (1) tercantum pada kolom 8 Lampiran I Peraturan Gubernur ini.

Pasal 4

(1) Nilai jual kendaraan Bermotor sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (1) dijadikan dasar pengenaan BBN-KB.

(2) Nilai jual kendaraan Bermotor sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tercantum pada colom 6 Lampiran I Peraturan Gubernur ini.

Pasal 5

(1) Dasar pengenaan PKB sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 untuk kendaran umum ditetapkan sebesar 60% (enam puluh persen).

(2) Dasar pengenaan BBN-KB sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat (2) untuk kendaraan umum ditetapkan sebesar 60% (enam puluh persen).

Pasal 6

(1) Dasar pengenaan PKB sebagaiman dimaksud dalam Pasal 3 untuk kendaraan baru untuk kendaraan alat-alat berat dan alat besar ditetapakan sebesar 40% (empat puluh persen).

(2) Dasar pengenaan BBN-KB sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat (2) untuk kendaraan baru untuk kendaraan alat-alat berat dan alat-alat besar ditetapkan sebesar 40% (empat puluh persen).

(3) Dasar pengenaan PKB dan BBN-KB untuk kendaraan alat-alat berat dan alat-alat besar selain yang ditetapkan pada ayat (1) dan ayat (2) ditetapkan sebesar 60% (enam puluh persen).

Pasal 7

(1)Nilai jual kendaraan bermotor ubah bentuk sebagai dasar perhitungan PKB dan BBN-KB berdasarkan hasil penjumlahan nilai jual kendaraan bermotor dengan nilai jual ubah bentuk. (2) Nilai jual ubah bentuk sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

tercantum dalam Lampiran II Peraturan Gubernur ini.

(3) Kendaraan bermotor ubah bentuk lainnya yang nilai jualnya belum tercantum dalam Lampiran II Peraturan Gunernur ini, ditetapkan dengan Peraturan Gubernur.

Pasal 8

Penghitungan dasar pengenaan PKB dan BBN-KB yang jenis, merek, tipe dan nilai jualnya belum tercantum dalam Lampiran Peraturan Gubernur ini, ditetapkan lebih lanjut dalam Peraturan Gubernur.

Pasal 9

(1) Gubernur menetapkan dasar pengenaan PKB dan BBN-KB untuk kendaraan bermotor:

(5)

1) Untuk tahun pembuatan terbaru nilai jualnya ditetapkan 10% (sepuluh persen) di bawah harga kosong (off the road) atau 21,5% di bawah perkiraan harga isi (on the road).

2) Untuk tahun pembuatan lebih tua, nilai jualnya ditetapkan berdasarkan HPU atau dengan membandingkan jenis, merek, tipe, isi silinder, dan tahun pembuatan dari Negara produsen yang sama.

b. Jenis, merek dan tipe yang telah tercantum dalam Lampiran Peraturan Gubernur ini, dengan ketentuan:

1) Untuk tahun pembuatan lebih baru, nilai jualnya ditetapkan dengan penambahan 5% (lima persen) setiap tahun dari nilai jual tahun sebelumnya.

2) Untuk tahun pembuatan lebih tua, nilai jualnya ditetapkan berdasarkan nilai jual tahun pembuatan terakhir sebagaimana ditetapkan dalam Lampiran Peraturan Gubernur ini dengan penurunan 5% (lima persen) setiap tahun dengan maksimal penurunan 5% (lima persen) setiap tahun dengan maksimal penurunan5 (lima) tingkat atau disesuaikan dengan HPU yang berlaku di daerah masing-masing.

(2) Gubernur dapat menetapkan dasar pengenaan PKB atas kereta gandeng atau temple, dan tambahan atau selisih nilai jual kendaraan bermotor ganti mesin yang belum tercantum dalam Lampiran Peraturan Gubernur ini.

(3) Penetapan dasar pengenaan PKB dan BBN-KB dengan Peraturan Gubernur sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2), dilaporkan kepada Menteri Dalam Negeri paling lambat 7 (tujuh) hari setelah ditetapkan.

Pasal 10

Perubahan peruntukan atau fungsi kendaraan bukan umum menjadi kendaraan umum harus memenuhi persyaratan izin usaha angkutan dan izin trayek.

Pasal 11

(1) Gubernur menetapkan Peraturan Gubernur untuk melaksanakan dasar pengenaan PKB dan BBN-KB berdasarkan Peraturan Menteri ini paling lambat 45 (empat puluh lima) hari sejak ditetapkan Peraturan Gubernur ini.

(2) Peraturan Gubernur sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaporkan kepada Menteri Dalam Negeri paling lambat 7 (tujuh) hari sejak ditetapkan.

Pasal 12

(6)

Pasal 13

Peraturan Gubernur ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.

Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan ini dengan penempatannya dalam Berita Daerah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung.

Ditetapkan di Pangkalpinang pada tanggal 12 Agustus 2009

GUBERNUR

KEPULAUAN BANGKA BELITUNG,

EKO MAULANA ALI

Diundangkan di Pangkalpinang pada tanggal 12 Agustus 2009

SEKRETARIS DAERAH

PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG,

IMAM MARDI NUGROHO

(7)

LAMPIRAN PERATURAN GUBERNUR KEPULAUAN BANGKA BELITUNG

NOMOR

: 22 TAHUN 2009 TANGGAL

: 12 AGUSTUS 2009

PENGHITUNGAN DASAR PENGENAAN PAJAK

KENDARAAN BERMOTOR DAN BEA BALIK NAMA KENDARAAN BERMOTOR TAHUN 2009

JENIS : MOBIL PENUMPANG - SEDAN

NO KODING MEREK TYPE BUATTH NJKB BOBOT DP PKB

1 2 3 4 5 6 7 8

1 101009 00130 ALFA ROMEO 156BER 2000cc 2000 176.000.000 1.0 176.000.000

2 2001 180.000.000 1.0 180.000.000

3 2002 185.000.000 1.0 185.000.000

4 2003 190.000.000 1.0 190.000.000

5 2004 210.000.000 1.0 210.000.000

6 101009 00230 ALFA ROMEO 156CA V6 2.4 V 2000 173.000.000 1.0 173.000.000

7 101009 00330 ALFA ROMEO 166 3.0 L 2001 258.000.000 1.0 258.000.000

8 2002 266.000.000 1.0 266.000.000

9 2003 272.000.000 1.0 272.000.000

10 2004 299.000.000 1.0 299.000.000

11 101009 00430 ALFA ROMEO A156 2.0SPARK SALESSPEED 2000 167.000.000 1.0 167.000.000

12 2001 171.000.000 1.0 171.000.000

13 2002 175.000.000 1.0 175.000.000

14 2003 180.000.000 1.0 180.000.000

15 2004 199.000.000 1.0 199.000.000

16 2005 219.000.000 1.0 219.000.000

17 2006 248.000.000 1.0 248.000.000

18 2007 275.000.000 1.0 275.000.000

19 101009 00530 ALFA ROMEO A156 2.5 0-SISTEM 2005 238.000.000 1.0 238.000.000

20 101009 00630 ALFA ROMEO A156 2.5 L 2003 194.000.000 1.0 194.000.000

21 2004 215.000.000 1.0 215.000.000

22 101009 00730 ALFA ROMEO A166 3.0SPORTRONIC V6 2002 194.000.000 1.0 194.000.000

23 2003 215.000.000 1.0 215.000.000

24 2004 252.000.000 1.0 252.000.000

25 2005 280.000.000 1.0 280.000.000

26 2006 311.000.000 1.0 311.000.000

27 2007 367.000.000 1.0 367.000.000

28 101009 00930 ALFA ROMEO SPORTRONIC3000cc 2000 157.000.000 1.0 157.000.000

29 2001 174.000.000 1.0 174.000.000

30 2002 194.000.000 1.0 194.000.000

31 2003 215.000.000 1.0 215.000.000

32 2004 252.000.000 1.0 252.000.000

33 2005 280.000.000 1.0 280.000.000

34 2006 311.000.000 1.0 311.000.000

35 2007 367.000.000 1.0 367.000.000

36 101024 00115 ASTON MARTIN DB7 VANTAGE 2002 1.366.000.000 1.0 1.366.000.000

37 2003 1.464.000.000 1.0 1.464.000.000

38 101024 00415 ASTON MARTIN DB9 2007 2.078.000.000 1.0 2.078.000.000

(8)

40 101024 00315 ASTON MARTIN VANQUISH V12 2005 2.508.000.000 1.0 2.508.000.000

41 101027 00132 AUDI A2 1600cc 2000 113.000.000 1.0 113.000.000

42 101027 00232 AUDI A3 1.6 AT 2005 166.000.000 1.0 166.000.000

43 2006 184.000.000 1.0 184.000.000

44 2007 205.000.000 1.0 205.000.000

45 101027 00332 AUDI A3 1.6 MT 2004 151.000.000 1.0 151.000.000

46 2005 155.000.000 1.0 155.000.000

47 2005 8.700.000 1.0 8.700.000

48 2006 8.800.000 1.0 8.800.000

49 2007 9.000.000 1.0 9.000.000

50 2008 9.200.000 1.0 9.200.000

51 702432 00525 ZHONGYU RHINO 150cc 2007 9.000.000 1.0 9.000.000

52 2008 9.200.000 1.0 9.200.000

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian dilakukan dengan tujuan mendapatkan informasi mengenai mekanisme ketahanan tanaman cabai secara biokimia ketika terinfeksi Pepper yellow leaf curl Begomovirus

PENGGUNAAN STRATEGI POWER PLAY DALAM PERTANDINGAN FUTSAL. Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Emiten yang bertindak sebagai wakil dari Pemegang OSI dapat menyewa untuk dirinya sendiri atau menyewakan kepada pihak lain.. Dalam hal Emiten bertindak sebagai

PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN AKUNTANSI.. Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |

literatur yang relevan dengan permasalahan yang dikaji. Untuk lebih jelasnya, sumber-sumber literatur yang penulis dapatkan. adalah

Laporan Projek Akhir II ini merupakan salah satu syarat yang harus dipenuhi untuk menyelesaikan pendidikan D-III pada Program Studi Metrologi dan Instrumentasi Fakultas

B(mendapat ekstrak kedelai dosis 520mg/hari) dan kelompok C(mendapat ekstrak kedelai dosis 780 mg/hari) lebih tinggi dibandingkan dengan rerata jumlah spermatozoa

Pemberian ekstrak kedelai (Glycine max) dengan dosis 260 mg/hari, 520 mg/hari dan 780 mg/hari dapat meningkatkan motilitas spermatozoa akan tetapi tidak