• Tidak ada hasil yang ditemukan

PASAR BUKU KOTA SEMARANG - Diponegoro University | Institutional Repository (UNDIP-IR)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PASAR BUKU KOTA SEMARANG - Diponegoro University | Institutional Repository (UNDIP-IR)"

Copied!
42
0
0

Teks penuh

(1)

BAB IV

PENDEKATAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

Dasar pendekatan program perencanaan, yang dimaksud adalah sebagai acuan untuk

menyusun landasan perencanaan dan program perancangan Pasar Buku Kota Semarang.

Dengan proses pendekatan diharapkan dapat menghasilkan suatu program dasar perencanaan dan perancangan yang memenuhi semua aspek yaitu : aspek fungsional, aspek kontekstual,

aspek kinerja, aspek teknis dan aspek arsitektural.

4.1 Pendekatan Program Perencanaan

Pendekatan program perencanaan terbagi dalam 2 aspek yaitu : aspek fungsional yang nantinya menghasilkan program besaran ruang dan aspek kontekstual yang menghasilkan

pemilihan site/tapak untuk bangunan Pasar Buku Kota Semarang.

4.1.1 Pendekatan Aspek Fungsional a. Pendekatan Pelaku Kegiatan

Untuk memenuhi kebutuhan besaran ruang dan kapasitas dari Pasar Buku, perlu

adanya identifikasi pelaku aktivitas melalui pendekatan pelaku dan aktivitas. Pelaku kegiatan pada Pasar Buku Kota Semarang dapat di kelompokan menjadi :

1. Kelompok Pedagang

Merupakan pelaku yang menyediakan barang barang kebutuhan dan jasa, menjual

serta melakukan kewajiban untuk membayar sewa kios.

2. Kelompok Pengunjung

Merupakan pelaku yang berkunjunguntuk kegiatan berbelanja, mencari barang atau

sekedar melihat lihat

3. Kelompok Pengelola

Pelaku yang menyelenggarakan dan mengelola pasar beserta fasilitas penunjangnya, baik administrative, kebersihan, parkir, pengaturan ketertiban dan

(2)

b. Pendekatan Aktivitas

Aktivitas dan kebutuhan ruang dalam Pasar Buku Kota Semarang berdasarkan kelompok kegiatannya, dapat dikelompokkan menjadi :

a. Kelompok Kegiatan Utama - Kios Buku

- Pameran ( Hall )

b. Kelompok Kegiatan Pengelola

c. Kelompok Kegiatan Penunjang/Pelengkap - Internet

- Tempat Baca

- Cafetaria - Mushola

- Lavatory

d. Kelompok Kegiatan Pelayanan/Servis

Untuk lebih jelasnya dapat dijabarkan melalui table dibawah ini :

Tabel 4.1 Pendekatan Aktivitas dan Kebutuhan Ruang

No. Kelompok dan Jenis

Aktifitas

Pelaku Aktivitas Kebutuhan Ruang

KELOMPOK KEGIATAN UTAMA

1. Kegiatan

Pedagang/Penjual

Pedagang/Penjual Kegiatan untuk pedagang :

2Bongkar muat 2Penyortiran barang 2Penyimpanan barang 2Pengepakan

Kegiatan kepada konsumen :

2Transaksi/tawar-menawar

(3)

2Pencatatan 2Pengemasan 2. Kegiatan Pengunjung Pengunjung/

konsumen

2Parkir kendaraan 2Melihat-lihat 2Berbelanja

2Menggunakan jasa yang disediakan

2Bersosialisasi

2 R. Parkir kendaraan 2 Kios

Pengelola 2Aktifitas yang berkaitan dengan administrasi.

2Aktifitas pengembangan dan evaluasi

2Penarikan retribusi 2Kebersihan pasar 2Aktifitas keamanan.

2 R. Kepala Pasar 2 R. Bendahara 2 R. Tata Usaha 2 R. Penarik Retribusi 2 R. Tamu

1. Aktifitas Pelengkap Pedagang, pembeli,

pengelola, sopir

angkot, penumpang

2Aktifitas peribadatan 2Aktifitas makan minum 2Sirkulasi kendaraan

angkutan umum

2 Musholla 2 Lavatory

2 R. Parkir kendaraan

KELOMPOK KEGIATAN PELAYANAN/SERVIS

1. Aktifitas Servis Pengelola pasar 2Perawatan dan

pengawasan bangunan

2Aktifitas parkir

(4)

2Aktifitas lavatory 2 R. Trafo & Panel Listrik

2 R. Genset

2 R. Pompa & Tower 2 Gudang alat 2 Lavatory Umum

Sedangkan proses berjalannya kegiatan pada Pasar Buku dijabarkan dalam

bagan-bagan di bawah ini :

a. Proses Aktivitas kelompok kegiatan utama terdiri dari 2 kegiatan yaitu :

Proses Aktivitas Pengunjung

Sumber :Analisa

Datang

Pulang

Parkir

Berbelanja, memilih barang

Ke Fasilitas penunjang dan pelayanan

Gambar 4.1 Bagan Proses Aktifitas Pengunjung

(5)

Proses Aktivitas Pedagang

b. Proses Aktivitas Pengelola Datang/parkir

Menunggu kiriman barang

Membongkar barang

Mempersiapkan

Membongkar barang

Berkemas dan pulang

Keperluan administrasi

Keperluan administrasi

Ke Lavatory

Makan dan minum

Sholat

Gambar 4.2 Bagan Proses Aktifitas Pedagang

Sumber : Analisa

Datang

Pulang

Mengurus administrasi

Rapat

Makan dan minum

Sholat

Ke lavatory

(6)

c. Pendekatan Kapasitas 1. Kelompok Pengunjung

Kapasitas pengunjung untuk bangunan pasar di sesuaikan dengan kapasitas pedagang

dan diambil dari prosentasenya, yaitu sebagai ruang sirkulasi sehingga didapatkan kapasitas

ruang gerak pengunjung dan diasumsikan sudah dapat tertampung di dalam pasar. Sebagai bangunan yang mempunyai tingkat pergerakan dan pengunjung yang tinggi, maka untuk

prosentase sirkulasinya diambil 30 %, khusus untuk ruang kegiatan utama.

2. Kelompok Pengelola

Kapasitas untuk ruang pengelola adalah dihitung berdasarkan kebutuhan akan ruang-ruang berdasarkan struktur organisasi pengelola Pasar Buku Kota Semarang.

3. Kelompok Pedagang

Kapasitas pedagang dihitung berdasarkan prosentase pertumbuhan pedagang di Kios

Buku Pasar Johar dan Kios Buku Stadion Diponegoro. dari tahun 2008-2012 yang diambil dari keterangan Ketua Paguyuban Kios Buku tersebut dan pertumbuhan. Penyediaan fasilitas untuk

mengantisipasi pertumbuhan jumlah pedagang ditentukan oleh angka pertumbuhan pedagang

di Kios Buku Pasar Johar dan Stadion Diponegoro, dengan itu akan didapat perkiraan pertumbuhan jumlah pedagang yang mendekati akurat, sehingga pada 10 tahun yang akan

datang yaitu tahun 2022 diharapkan tidak banyak terjadi masalah.

Tabel 4.2 Jumlah Pedagang Kios Buku Pasar Johar Semarang tahun 2008 - 2012

Tahun Jumlah Pedagang Angka Pertumbuhan Persentase (%)

2008 30 - -

2009 36 6 16,7

2010 43 7 16,3

(7)

Dari jumlah pedagang pada Kios Buku Pasar Johar Semarang cenderung meningkat,

dengan laju pertumbuhan rata – ratanya pertahunnya adalah :

= ( 16,7 + 16,3 + 17,3 + 13,5 ) % : 4

= 15,6 %

Tabel 4.3 Jumlah Pedagang Kios Buku Stadion Diponegoro Semarang tahun 2008 - 2012

Dari jumlah pedagang pada Kios Buku Stadion Diponegoro Semarang cenderung meningkat, dengan laju pertumbuhan rata – ratanya pertahunnya adalah :

2012 60 8 13,5

Tahun Jumlah Pedagang Angka Pertumbuhan Persentase (%)

2008 15 - -

2009 19 4 21

2010 24 5 21

2011 30 6 20

2012 34 4 12

Sumber :Paguyuban Pedagang Kios Buku Pasar Johar

(8)

= ( 21 + 21 + 20 + 12 ) % : 4

= 18,5 %

Tabel 4.4 Jumlah Penduduk Kota Semarang Tahun 2005 - 2009

Penduduk Kota Semarang dilihat dari kelompok umur sebanyak 912.362 jiwa atau

73,96% merupakan penduduk usia produktif ( umur 15 – 65 tahun) dan 26,04% merupakan penduduk tidak produktif (umur 0-14 tahun dan diatas 65 tahun).

Dari Ke tiga tabel tersebut diatas dapat menunjukan proyeksi jumlah pedagang pada

Pasar Buku hingga 10 tahun kedapan yaitu tahun 2022, dengan perhitungan bahwa

pertumbuhan pedagang pada Pasar Buku dari tahun ke tahun adalah tetap.

a. Jumlah Pedagang Kios Buku Pasar Johar tahun 2012 adalah : Laju Pertumbuhan per tahun : 15,6 %

Jumlah Pedagang tahun 2012 : 60

No. Tahun Penduduk Pertumbuhan

(%) Laki-laki Perempuan Jumlah

1 2005 705.627 713.851 1.419.478 1,45

2 2006 711.755 722.270 1.434.025 1,06

3 2007 722.026 732.568 1.454.594 1,43

4 2008 735.457 746.183 1.482.640 1,86

5 2009 748.515 758.409 1.506.924 1,71

(9)

Usia Produktif Penduduk Kota Semarang : 73,96 %

Jadi jumlah Pedagang seluruhnya pada tahun 2022 adalah :

= ( 15,6 % x 60 ) x ( 2022 – 2012 ) + ( 73,96 % x 60 )

= 9,36 x 10 + 44

= 138 Pedagang

b. Jumlah Pedagang Kios Buku Stadion Diponegoro tahun 2012

Laju Pertumbuhan : 18,5 %

Jumlah Pedagang tahun 2012 : 34

Usia Produktif Penduduk Kota Semarang : 73,96 %

Jadi jumlah Pedagang seluruhnya pada tahun 2017 adalah :

= ( 18,5 % x 34 ) x ( 2022 – 2012 ) + ( 73,96 % x 34 )

= 6,29 x 10 + 25

= 88 Pedagang

Jadi jumlah keseluruhan Pedagang Kios Buku di Pasar Johar dan Stadion Diponegoro pada tahun 2022 yang dijadikan sebagai acuan dalam menentukan jumlah kios yang akan di

bangun di Pasar Buku Kota Semarang adalah :

Pedagang Kios Buku Pasar Johar : 138 Pedagang

Pedagang Kios Buku Stadion Diponegoro : 88 Pedagang +

(10)

Jumlah banyaknya kios pada Pasar Buku Kota Semarang prosentasenya di ambil dari

Pasar / kios buku yang ada di Kota Semarang, yaitu Kios Buku Pasar Johar dan Kios Buku

Stadion Diponegoro dan Prosentase penduduk usia produktif di Kota Semarang.

d. Pendekatan Besaran Ruang Perhitungan Besaran Ruang

Penentuan jenis – jenis ruang yang dibutuhkan adalah berdasarkan data data primer

serta studi banding. Sedangkan dasar yang dipakai pada pendekatan besaran ruang adalah

kegiatan studi pengamatan dan dari standar besaran ruang yang telah ada. Dalam melakukan studi besaran ruang untuk masing masing kegiatan, maka standar besaran ruang mengacu

pada acuan standar yang ada maupun studi banding, yaitu :

o Architect’s Data, Ernst Neufert, 1980. (AD)

o R. Sleeper, Building Planning and Design Standart. (BP)

o Human Dimension & Interior Space, Julius Panero & Martin Zelnik, 1980. (HD)

o Time Saver Standart For Building Type, Yoseph De Chiara & John Callender, 1981.

(TS)

o AJ, Metric Handbook. (AJ)

o Pengamatan pasar di lapangan. (P)

o Asumsi dan studi besaran ruang. (AS)

Untuk penyediaan ruang bagi pedagang dilakukan studi ruang supaya didapatkan

ruang-ruang yang ideal sesuai dengan jenis-jenis tempat dagangan yaitu Kios Pedagang,

Penentuan besaran ruang untuk masing-masing tempat tersebut memperhatikan beberapa hal

yang menjadi dasar yaitu :

• Ukuran meja kursi pedagang, ruang gerak pedagang dan ruang gerak pengunjung/pembeli.

• Dimensi tempat pajangan dan barang dagangan. Perletakannya memperhatikan kemudahan terhadap daya tangkap visual serta pengamatannya, dapat

(11)

Sedangkan standar sirkulasi yang digunakan menurut Francis D.K Ching dalam

bukunya Arsitektur : Bentuk, Ruang dan Susunannya (1997) adalah sebagai berikut :

•5-10% = Standar minimal sirkulasi •20-25% = Kebutuhuan keleluasaan sirkulasi •30% = Tuntutan kenyamanan fisik •40% = Tuntutan kenyamanan psikologis •50% = Tuntutan spesifik kegiatan •70-100% = Keterkaitan dengan banyak kegiatan

Untuk melakukan kegiatan berdagang, maka dibutuhkan setidaknya sebuah meja

panjang dan rak dengan lebar 0,6-0,7 m dan dengan ruang gerak yang mempunyai lebar 0,8 m , yang merupakan lebar orang duduk. Perabot-perabot untuk tiap-tiap tempat berdagang adalah

berbeda sesuai dengan tingkat kebutuhan berdasarkan asumsi. Selain itu, untuk ruang sirkulasi

di dalam ruang adalah 50%, sehingga dengan angka-angka tersebut akan didapatkan perhitungan besaran ruang tiap-tiap jenis tempat berdagang yang ideal. Sehingga di dapatkan

analisa besaran ruang sebagai berikut :

1. Perhitungan Kios Tipe A ( Kios Buku )

- Dimensi meja dan kursi : 1,5 m x 1 m = 1,5 m2

- Dimensi rak Besar (1 buah) : 0,7 m x 2,5 m x 1 = 1,75 m2

- Dimensi rak kecil (1 buah) : 0,6 m x 1,5 m x 1 = 0,9 m2

- Ruang untuk 2 orang (asumsi) : 0,8 m x 0,8 m x 2 = 1,28 m2

- Ruang gerak untuk 2 orang pedagang : 1,2 m x 2 = 2,4 m2

- Jumlah = 7,83 m2

Sirkulasi 50% : 50% x 7,83 m2 = 3,915 m2

Jumlah Keseluruhan = 11,75 m2

(12)

2. Perhitungan Kios Tipe B ( Kios Buku )

- Dimensi rak sedang (1buah) : 0,7 m x 2,5 m x 1 = 1,75 m²

-Dimensi Meja dan Kursi : 1,5 m x 1 m = 1.5 m²

- Dimensi meja panjang (1 buah) : 0,8 m x 1,8 m x 1 = 1,26 m2

- Ruang untuk 2 orang (asumsi) : 0,8 m x 0,8 m x 2 = 1,28 m2

- Jumlah = 5,79 m2

Sirkulasi 25% : 25% x 5,79 m2 = 1,4475 m2

Jumlah Keseluruhan = 7,2375 m2

Besaran ruang yang ideal untuk kios tipe B adalah : 7,5 m² Sumber :Asumsi dan Studi Besaran Ruang

(13)

Berdasarkan literature dan studi lapangan maka standar besaran ruang dapat

digunakan untuk mencari kebutuhan ruang yang diperlukan, yaitu :

a. Kelompok Kegiatan Utama

Seluruh kebutuhan ruang kelompok kegiatan utama adalah : Tabel 4.4

Ruang Standar Sumber Kap. Perhitungan

Jumlah

(unit)

Luas (m2)

/unit Total

Kios

- Kios Type A

- Kios Type B

AS 2 126 12 1512

AS 2 100 7,5 750

R. Pameran

- Hall

0,8

m²/orang

AD 300 240

Jumlah 2502

Sirkulasi 30% 750.6

(14)

b. Kelompok Kegiatan Penunjang

Tabel 4.5 Kelompok Besaran Ruang Kegiatan Penunjang

Perhimpunan Pedagang

Ruang Standar Sumber Kap. Perhitungan

Jumlah

(unit)

Luas (m2)

/unit Total

R. Pimpinan

R. Staff

R. Rapat

PERHIMPUNAN PEDAGANG

12

m²/org

AS 1 12 X 1 1 12 12

4

m²/org

AS 8 4 X 8 1 32 32

2,5

m²/org

AS 10 2,5 X 10 1 25 25

Lavatory 2,5

m²/unit

AD 2 2,5 X 2 2 5 5

Jumlah 74

Sirkulasi 20% 14,8

(15)

Cafetaria dan Tempat Baca

Ruang Standar Sumber Kap. Perhitungan

Jumlah

(unit)

Luas (m2)

/unit Total

Area Makan

Sirkulasi Area Makan

Dapur Cafe

CAFETARIA DAN TEMPAT BACA

1,7

m²/org

AD 50 50 X 1,7 1 85 85

20%

Area

Makan

TS 1 - 1 - 17

10%

Area

Makan

AD - - - 1 8,5

Wastafel 0,9 m² AD - 0,75 X 1,12 - 3 2,7

Tempat Baca 2,2

m²/org

AS 30 2,2 X 30 - 66 66

Luas Total Cafetaria Dan Tempat Baca 179,2

Sirkulasi 30% 53,76

(16)

Mushola

Ruang Standar Sumber Kap. Perhitungan

Jumlah

(unit)

Luas (m2)

/unit Total

R. Sholat

R. Wudhu

Mihrab

Mushola

0,85

m²/org

AS 70 0,85 x 70 1 59,5 59,5

0,625

m²/org

AS 12 0,625 X 12 1 7,5 7,5

3

m²/org

AS 1 3 x 1 1 3 3

Jumlah 70

Sirkulasi 20% 14

(17)

Lavatory Umum Wanita

Ruang Standa

r

Sumber Kap. Perhitungan

Jumlah

(unit)

Luas (m2)

/unit Total

Lavatory Wanita

KM / WC

Wastafel

Area Rias

Lavatory Umum

3m²/or

g

AS - 2 X 1,5 - 6 18

0,9m²/

org

DA 1 0,75 X 1,12 - 4 3,6

20

m²/org

AS - 4 x 5 - 2 40

Jumlah 61,6

Sirkulasi 20% 12,32

(18)

Lavatory Umum Pria

Ruang Standar Sumb

er

Kap. Perhitungan

Jumlah

(unit)

Luas (m2)

/unit Total

Lavatory Pria

KM / WC

Wastafel

Area Rias

Lavatory Umum

3m²/org AS - 2 X 1,5 - 6 18

0,9m²/or

g

DA 1 0,75 X 1,12 - 2 1,8

20

m²/org

AS - 4 x 5 - 20 20

Urinoir 1,16m² DA 1 1,45 X 0,80 - 5 5,8

Jumlah 45,6

Sirkulasi 20% 9,12

Jumlah Total 54,72

(19)

c. Kelompok Kegiatan Pengelola

Tabel 4.6 Kelompok Besaran Ruang Kegiatan Penunjang

Ruang Standar Smb Kap. Perhitungan

Jumlah (unit)

Luas (m2)

R. Kepala Pasar 12 m2/orang SB 1 12 x 1 1 12

R. Tata Usaha 9 m2/orang AS 4 9 x 4 1 36

R. Bendahara 9 m2/orang AS 2 9 x 2 1 18

R. Penarik Retribusi 9 m2/orang AS 6 9 x 6 1 54

R. Ka. Kebersihan 9 m2/orang AS 1 9 x 1 1 9

R. Ka. Keamanan 9 m2/orang AS 1 9 x 1 1 9

R. Tamu 1,8 m2/orang AD 8 1,8 x 8 1 14,4

R. Rapat 2,5 m2/orang AS 12 2,5 x 12 1 30

Lavatory 2,5 m2/unit AD 1 2,5 x 1 2 5

Jumlah 187,4

Sirkulasi 20% 37,48

(20)

d. Kelompok Kegiatan Pelayanan

Tabel 4.7 Kelompok Besaran Ruang Kegiatan Penunjang

Ruang Standar Smb Kap. Perhitungan

Jumlah (unit)

Luas (m2)

Pos jaga/R. Informasi 2 m2/org AS 6 2 x 6 12

R. Istirahat 1,2 m2/org AS 12 1,2 x 2,5 30

R. Trafo & Panel Listrik 40 m2 AS - 40 40

R. Genset 30 m2 AS - 30 30

R. Pompa & Tower 50 m2 AS - 50 50

Gudang alat 25 m2 AS - 25 25

Parkir Bongkar Muat 35 m²/truk AS 6 35 x 6 1 210

Sortir Bongkar Muat 15 m²/truk AS 2 2(15m²x6) 1 180

Lift Barang 6 m²/unit AS 2 12

Tangga A 24m²/unit AS 2 48

Tangga B 15m²/unit AS 2 30

Jumlah 667

Sirkulasi 30% 200,1

(21)

d. Pendekatan Program Prediksi Untuk Kebutuhan Parkir

Mengenai kebutuhan akan fasilitas parkir, berdasarkan standar yang ditetapkan oleh

Departemen Pekerjaan Umum RI, dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 4.8 Standar Kebutuhan Parkir

No Fasilitas Kebutuhan Parkir (mobil*)

1 Toko Kecil (makanan dan kelontong) 1/40 m² netto

2 Toko Besar (grosir dan kelontong) 1/80 m² netto

3 Pasar Wilayah 1/100 m² netto

4 Pasar Kota 1/200 m² netto

5 Pusat Perbelanjaan/Pasar Swalayan 1/40 m² netto

6 Gudang 1/138 m² netto

sumber : DPU Cipta Karya

*ket. 1 mobil = 2 unit sepeda motor

Pasar Buku Kota Semarang termasuk dalam kategori Pasar Kota, sehingga

berdasarkan standar kebutuhan parkir pada tabel diatas dapat disimpulkan bahwa setiap luas lahan 200 m2 dibutuhkan 1 buah parkir mobil. Parkir ditentukan dengan jumlah luas bangunan yang direncanakan, yaitu jumlah bangunan dari besaran ruang kegiatan utama, penunjang,

pengelola dan pelayanan sebanyak 4233,35 m2, maka dapat diketahui bahwa luas parkir Pasar Buku Kota Semarang adalah sebagai berikut :

•Parkir Mobil

4233,35 m2/200 m2= 21,17 mobil

Standar ukuran 1 mobil (Data Arsitek, Neufert) = 15 m2

(22)

•Parkir Sepeda Motor

1 unit mobil = 2 unit sepeda motor, maka parkir yang disediakan untuk sepeda motor

4233,35 m2/100 m2 = 42,35 sepeda motor.

Standar ukuran 1 buah sepeda motor (Data Arsitek, Neufert) = 2 m2

Luas lahan parkir sepeda motor Pasar Buku Kota Semarang 2 m2x 42,35 = 84,7 m2

Jumlah total luas parkir Pasar Buku Kota Semarang: (Luas parkir mobil + luas parkir sepeda motor) + sirkulasi 100%

= (317,55 m2) + (84,7 m2) + 100%

= 804 m2

Rekapitulasi Kebutuhan Ruang :

1. Kelompok Kegiatan Utama : 3252,6

2. Kelompok Kegiatan Penunjang : 608,32

3. Kelompok Kegiatan Pengelola : 224,88

4. Kelompok Kegiatan Pelayanan : 867,1

Jumlah : 4952,9 m²

(23)

Kebutuhan Tapak

KLB = 1,2

KDB = 60%

GSB = 17 m

Perhitungan Luasan tapak adalah sebagai berikut : Luas Lahan = Luas total lantai bangunan

KLB

= 4953 = 4127,5 m²

1,2

Luas lantai dasar = Luas lahan x KDB

= 4127,5 x 0,60

=2477 m²

Lantai Bangunan = Total luas lantai bangunan

Luas lantai dasar

= 4953

2477

=2 lantai

Luas total lahan = Luas lantai dasar + Luas lahan parkir

KDB

= 2477 + 804 / 0,60

(24)

Hubungan Kelompok Ruang

Untuk menciptakan efisiensi dan efektifitas dalam penataan ruang, maka dibuat sesuai

dengan fungsinya dan kelompok ruang dalam hubungannya dengan ruang yang lain. Hubungan

kelompok ruang ini dapat dilihat pada diagram berikut :

Dari skema diatas menunjukan bahwa hubungan erat terjadi pada kelompok kegiatan

pelayanan dan kegiatan penunjang terutama pada kegiatan bongkar muat dan parkir.

Sedangkan untuk kegiatan pelayanan berkaitan erat dengan kegiatan pengelola. Dan untuk

hubungan antara kegiatan penunjang dan kegiatan utama dengan kegiatan pengelola mempunyai hubungan yang tidak begitu erat.

Persyaratan Ruang

a. Kelompok Ruang Utama ( Kios )

Bersifat terbuka dan dapat dicapai dengan mudah oleh pengunjung. Kelompok Kegiatan

Utama

Kelompok Kegiatan Pelayanan Kelompok Kegiatan

Penunjang

Kelompok Kegiatan Pengelola

Hubungan erat

Hubungan kurang erat

(25)

Perencanaan panjang deretan kios yang memperhitungkan nilai estetis dan

perilaku pemakai juga keamanan kebakaran.

Hubungan antar kios sangat erat.

b. Kelompok Ruang Pengelola Mudah di capai

Fungsional dan berhubungan dengan seluruh aktivitas pasar

Memiliki tampilan berbeda namun tidak mencolok bagi para pengunjung

c. Kelomok Ruang Penunjang

Pada umumnya bersifat terbuka dan cukup mudah di capai oleh pengunjung

Berhubungan erat dengan kelompok kegiatan utama.

d. Kelompok Ruang Pelayanan

Tersembunyi dari pandangan umum kecuali area parker

Cukup mudah dicapai

4.1.2 Pendekatan Program Perencanaan Dasar Pendekatan

Dasar pendekatan yang digunakan di dalam perencanaan dan perancangan Pasar Buku Kota Semarang adalah :

a. Perencanaan Pasar Buku Kota Semarang ini memperhatikan kemudahan dalam system sirkulasi berupa sirkulasi barang, sirkulasi manusia maupun sirkulasi kendaraan.

b. Sebagai bangunan komersial, maka penampilan bangunan di desain dengan kesan

(26)

c. Perencanaan dan perancangan Pasar Buku Kota Semarang ini mengacu pada

kebijakan kebijakan pemerintah dalam RUTRK / RDTRK dan peraturan peraturan

daerah yang berhubungan dengan pembangunan pasar.

d. Bangunan Pasar harus memberikan kenyamanan bagi pengunjung sehingga harus

dilengkapi dengan fasilitas fasilitas yang memadai.

4.1.3 Pendekatan Aspek Kontekstual A. Pemilihan Lokasi

Dalam pemilihan lokasi Pasar Buku perlu ditentukan beberapa criteria, diantaranya :

a. Sesuai dengan tata guna lahan dan peraturan daerah setempat, atau mendekati

fungsi yang direncanakan dalam hal ini adalah fasilitas umum, pendidikan,

perdagangan dan rekreasi.

b. Adanya jaringan utilitas kota yang baik dan memadai.

c. Kemudahan pencapaian, sebagai bangunan komersial maka harus

mempertimbangkan dalam hal pencapaian dan dekat dengan daerah sentral

pendidikan maupun pemukiman penduduk.

B. Pemilihan Tapak Alternatif Tapak 1

Berdasarkan pembagian Bagian Wilayah Kota Semarang, kawasan UNDIP Pleburan berada pada Wilayah Bagian Kota I Semarang dan berada di wilayah administratif kecamatan

Semarang Tengah. Kecamatan Semarang Tengah masuk dalam Bagian Wilayah Kota I

bersama-sama dengan Kecamatan Semarang Timur, dan Kecamatan Semarang Selatan (Sumber: Rencana Tata Ruang Wilayah Semarang 2000-2010)

Adapun fungsi dari Bagian Wilayah Kota I adalah sebagai berikut:

1. Kawasan Permukiman

2. Kawasan perdagangan dan Jasa

(27)

4. Kawasan perkantoran

5. Kawasan spesifik/ budaya

Koridor jalan Hayam Wuruk mempunyai wilayah dengan topografi datar. Jalan Hayam

Wuruk tergolong jalan local sekunder dengan peraturan daerah setempat yang berlaku antara

lain : Koefisien Dasar Bangunan 50 % - 60 %, Ketinggian Bangunan 1 – 3 lantai, Garis Sempadan Bangunan 17 meter, dan koefisien lantai bangunan 1 – 1,5

Batas-batas tapak adalah sebagai berikut :

Utara : Kios Pedagang dan gedung UPT Bahasa Asing

Selatan : Jalan Taman Singosari

Timur : Pertokoan

Barat : Jalan Singosari 1 Gbr 4.5 Alternativ Site 1

(28)

Regulasi peraturan bangunan :

• Luas Lahan = 9400 meter

• KDB = 60 %

• KLB = 1,2

• Ketinggian Bang max = 3 Lantai

• GSB = 17 meter

Gbr 4.6 Kondisi Alternativ Site 1 ( Sumber : Dokumentasi Pribadi )

(29)

Alternatif Tapak 2

Lokasi Site berada di Jalan Brigjen Sudiarto, dekat dengan perumahan taman sari majapahit. Site berada di pinggir jalan yang di depan site terdapat shelter BRT, wilayah ini

termasuk dalam wilayah BWK V yang merupakan wilayah Permukiman, Pendidikan, Sarana

Kesehatan, Perdagangan dan Jasa.

Landasan dasar pemilihan lokasi / site adalah sebagai berikut :

• Strategis, dekat dengan kawasan pendidikan kampus / pendidikan, kawasan komersial ( perdagangan dan jasa ) serta dekat dengan kawasan pemukiman.

• Akses pencapaian mudah, dapat dilalui oleh berbagai kendaraan umum, selain itu juga terdapat shelter BRT yang dapat memudahkan aksesbilitas pengunjung.

• Terletak pada kawasan perkembangan komersial, pendidikan, perdagangan, jasa, serta perumahan.

Gbr 4.8 Alternativ Site 2

( Sumber : Di gambar kembali oleh penulis, 2012)

(30)

Batas-batas tapak adalah sebagai berikut :

Utara : Gor manunggal Taman sari Majapahit

Selatan : Kios pedagang

Timur : Kawasan Pabrik Barat : Pemikman Penduduk

Regulasi peraturan bangunan :

• Luas Lahan = 6500 meter

• KDB = 60 %

• KLB = 1,2

• Ketinggian Bang max = 4 Lantai

• GSB = 29 meter

(31)

Alternatif Tapak 3

Lokasi Site berada di jalan Arteri Soekarno Hatta Semarang. Site berada di pinggir jalan, Lokasi berada di BWK I memiliki luas + 4930 m². Berdasarkan Perda Kota Semarang tentang

Rencana Detail Tata Ruang Kota (RDTRK) Bagian Wilayah Kota (BWK) I (Kecamatan

Semarang Timur ), daerah tersebut memiliki GSB 23 m yang dihitung dari as jalan sampai dinding terluar bangunan dan KDB sebesar 60 %.

Batas-batas tapak adalah sebagai berikut : Utara : Tanah Kosong

Selatan : Sawah

Timur : Kios dan Pemukiman Penduduk Barat : Tanah Kosong

Regulasi peraturan bangunan :

• Luas Lahan = 4930

• KDB = 60 %

• KLB = 1,2

• Ketinggian Bang max = 4 Lantai

• GSB = 29 meter

Gbr 4.10 Alternativ Site 3

( Sumber : Di gambar kembali oleh penulis, 2012)

(32)

Pendekatan Lokasi

Pemilihan Lokasi ditentukan berdasarkan kriteria lokasi dengan mempertimbangkan besarnya pengaruh terhadap Pasar Buku Kota Semarang. Penentuan bobot kriteria lokasi

adalah sebagai berikut :

1. Rencana peruntukan lahan diberi bobobt 30% karena merupakan syarat utama untuk mementuakan lokasi perencanaan.

2. Ketersediaan lahan yang luas di beri bobot 25%.

3. Aksesbilitas yang mempunyai peranan penting diberi bobot 20%.

4. Kondisi topografi sebaiknya relative datar untuk mendukung kebutuhan besaran ruang

Pasar Buku Kota Semarang. Bobot penilaian adalah 15%.

5. Fasilitas pendukung yang merupakan salah satu fasilitas penunjang diberi bobot 5%.

6. Utilitas dan Infrastruktur seperti jaringan listrik, air bersih, telepon dan sanitasi diberi bobot

5%.

(33)

Kriteria Bobot Alternatif Lokasi

3 0,9 Peruntukan

lahan sebagai fasilitas

Pendidikan

3 0,9 Peruntukan lahan sebagai

3 0,7 Disebagian

lokasi masih

Aksesbilitas 20% Mudah dicapai karena dilalui berbagai

kendaraan umum

3 0,6 Mudah dicapai karena

bersebelahan langsung dengan pintu masuk Tol Semarang-Solo

1 0,2 Mudah dicapai karena dilalui kendaraan umum

2 0,4

Topografi 15% Topografi relatif datar dengan keadaan tanah yang relatif stabil.

3 0,45 Topografi relatif datar dengan keadaan tanah yang relatif stabil.

3 0,45 Topografi

relatif datar pendidikan dan perumahan

5% Telah terjangkau jaringan utilitas dan infrastruktur kota

(34)

Dari komposisi nilai masing-masing pada table alternative site, terpilih alternative site 1 sebagai site Pasar Buku Kota Semarang.

Alternatif Tapak 1

Koridor jalan Hayam Wuruk mempunyai wilayah dengan topografi datar. Jalan Hayam

Wuruk tergolong jalan local sekunder dengan peraturan daerah setempat yang berlaku antara lain : Koefisien Dasar Bangunan 50 % - 60 %, Ketinggian Bangunan 1 – 3 lantai, Garis

Sempadan Bangunan 17 meter, dan koefisien lantai bangunan 1 – 1,5

Landasan dasar pemilihan lokasi / site adalah sebagai berikut :

• Strategis, dekat dengan kawasan pendidikan kampus / pendidikan, kawasan komersial ( perdagangan dan jasa ) serta dekat dengan kawasan pemukiman.

• Akses pencapaian mudah, dapat dilalui oleh berbagai kendaraan umum, yang dapat memudahkan aksesbilitas pengunjung.

• Terletak pada kawasan perkembangan komersial, pendidikan, perdagangan, jasa, serta perumahan.

Batas-batas tapak sebagai berikut :

Utara : Kios Pedagang dan gedung UPT Bahasa Asing

Selatan : Jalan Taman Singosari

Timur : Pertokoan

Barat : Jalan Singosari 1 Keterangan :

B = Bobot

N = Nilai

BN = Bobot Nilai

Nilai : 1 = Kurang baik

2 = Cukup baik

(35)

Regulasi peraturan bangunan :

• Luas Lahan = 9400 meter

• KDB = 60 %

• KLB = 1,2

• Ketinggian Bang max = 3 Lantai

• GSB = 17 meter

Rekapitulasi Kebutuhan Ruang :

1. Kelompok Kegiatan Utama : 3252,6

2. Kelompok Kegiatan Penunjang : 608,32

3. Kelompok Kegiatan Pengelola : 224,88

4. Kelompok Kegiatan Pelayanan : 867,1

Jumlah : 4952,9 m²

Total Luas Lantai Bangunan : 4953 m² Kebutuhan Parkir : 804m² Kebutuhan Tapak

KLB = 1,2

KDB = 60%

GSB = 17 m

(36)

Luas Lahan = Luas total lantai bangunan

KLB

= 4953 = 4127,5 m²

1,2

Luas lantai dasar = Luas lahan x KDB

= 4127,5 x 0,60

=2477 m²

Lantai Bangunan = Total luas lantai bangunan

Luas lantai dasar

= 4953

2477

=2 lantai

Luas total lahan = Luas lantai dasar + Luas lahan parkir

KDB

= 2477 + 804 / 0,60

= 3281 / 0,60

(37)

4.2 Pendekatan Kinerja Bangunan

Merupakan segala sesuatu yang berhubungan dengan kinerja bangunan, yang mendukung fungsi dan aktivitas yang ada di dalamnya agar berjalan secara optimal.

Persyaratan persyaratan tersebut meliputi :

a. Sistem Pencahayaan

• Pencahayaan Alami

Menggunakan terang langit terutama pada ruang yang tidak membutuhkan

pencahayaan khusus dan tetap.

Untuk pencahayaan alami ini menggunakan cahaya matahari sebagai sumber cahaya,

sehingga di dalam pengolahan bentuk serta luasan untuk elemen bukaannya harus memperhatikan arah edar dan karakteristik matahari itu sendiri. Selain itu intensitasnya

juga diatur supaya tercipta suhu ruangan yang tidak panas.

• Pencahayaan Buatan

Pencahayaan buatan digunakan pada waktu malam hari atau digunakan apabila kerja

(38)

b. Sistem Pengkodisian Udara

Pengkodisian udara dapat di lakukan dengan 2 cara yaitu :

• Penghawaan Alami

Sistem penghawaan alami digunakan pada ruang yang membutuhkan sirkulasi udara

bebas tanpa menuntut tingkat kenyamanan yang tinggi dan tidak mempunyai

persyaratan ruang maupun cross ventilation.

• Penghawaan Buatan

Sistem penghawaan buatan, dilakukan dengan cara memasang air conditioner ( AC ) sistem yang digunakan adalah sistem AC package dan Split package. Sistem AC

package digunakan pada ruang ruang yang luas sedangkan sistem split digunakan pada

(39)

c. Sistem Jaringan Air Bersih

Air bersih untuk keperluan seperti KM/WC, minum dan lain-lain berasal dari PDAM dan

sumur artetis. Sistem yang digunakan menggunakan up feed sistem dan down feed sistem.

• Up Feed Sistem

Keuntungan :

Tidak membutuhkan ruang untuk reservoir diatas bangunan, sehingga beban bangunan

tidak bertambah.

Kerugian :

Air tidak mengalir bila listrik padam, tekanan air di lantai atas jadi berkurang.

• Down Feed Sistem

Keuntungan :

Air dapat mengalir meskipun listrik padam

Kerugian :

Membutuhkan reservoir di atas bangunan, sehingga menambah beban pondasi

bangunan.

d. Sistem Jaringan Air Kotor

• Sistem pembuangan air kotor

Air hujan dialirkan keluar tapak melalui saluran drainase kota yang dilengkapi dengan bak control pada jarak tertentu.

Kotoran yang berbentuk padat langsung dialirkan ke septictank yang langsung berhubungan dengan resapan

e. Sistem Jaringan Listrik

(40)

f. Sistem Penangkal Petir

Sistem penangkal petir pada bangunan dapat menggunakan sistem franklin atau faraday.

1) Sistem Faraday

Bentuknya merupakan tiang-tiang yang berulang-ulang ditempatkan dengan

jarak 3,5 m pada beberapa bagian atap bangunan dengan ketinggian kurang lebih 30

cm, kemudian dihubungkan dengan kabel baja ke bawah tanah. Cocok digunakan pada

bangunan memanjang dengan atap datar.

2) Sistem Franklin

Perlindungan bangunan dengan daerah perlindungan berupa gelombang

berbentuk kerucut yang melindungi bangunan dibawahnya. Cocok digunakan pada

bangunan menara dan cerobong asap.

g. Sistem Jaringan Pemadam Kebakaran

Sistem pencegah kebakaran yang diterapkan pada bangunan ini adalah

• Pencegah aktif kebakaran

2 Fire hydrant, yang mempunyai jangkauan sekitar 25-30 m. 2 Hydrant pillar, di tepi jalan yang berjarak maksimal 100 m.

2 Fire extinguisher, berupa zat kimia yang ditempatkan pada ruangan-ruangan dengan jarak per unitnya antara 20-30 m.

2 Smoke detector,

• Pencegah pasif kebakaran - Tangga darurat

- Pintu Keluar

Pengamanan terhadap kebakaran dari segi arsitektural harus pula memperhatikan beberapa hal, antara lain :

(41)

2 Fasade bangunan yang cukup terbuka, sehingga petugas pemadam kebakaran dapat dengan mudah menyemprotkan air ke dalam bangunan.

2 Sirkulasi kendaraan yang memungkinkan mobil pemadam kebakaran menjangkau titik-titik yang rawan kebakaran.

h.Sistem Keamanan Bangunan

Pengamanan dapat dilakukan dengan menggunakan CCTV, pos keamanan selain itu juga dilengkapi alarm otomatis.

i. Sistem Komunikasi

Jaringan komunikasi yang digunakan dapat dibedakan menjadi dua, yaitu :

1. Jaringan Komunikasi Internal

Yaitu komunikasi yang terjadi di dalam bangunan dengan menggunakan intercom dan

HT (Handy Talky) terutama untuk pihak antar pengelola dan penggunaan speaker atau

sistem pengeras suara (TOA) untuk penyebaran informasi dari pihak pengelola pasar dengan para pedagang.

2. Jaringan Komunikasi Eksternal

Yaitu penyaluran informasi keluar bangunan berupa telepon, baik telepon pribadi

maupun dengan menggunakan jasa pelayanan warpostel berupa saluran SLJJ, pos, dan

telegram serta faksimile.

j. Sistem Transportasi Vertikal

Sebagai bangunan umum, keberadaan transportasi vertikal sangat penting yaitu tangga,

ramp, eskalator.

4.2.1 Pendekatan Teknis Bangunan

Penggunaan sistem struktur dengan melakukan penyesuaian terhadap fungsi ruang kegiatan, tuntutan bentuk ruang, dimensi ruang, fleksibilitas ruang serta efisiensi ruang. Struktur

tersebut harus memenuhi tuntutan fisik bangunan yang meliputi kekakuan, kestabilan dan daya

(42)

pertimbangan pemilihan material struktur harus ekonomis, perawatannya mudah dan

mempunyai daya tahan yang bagus terhadap segala kondisi yang mungkin terjadi.

• Sistem Struktur

1. Stuktur yang aman, kokoh dan tahan terhadap gangguan luar seperti gempa.

2. Disesuaikan dengan karakteristik bangunan dan persyaratan ruang pada Pasar Buku

Kota Semarang.

3. Modul struktur yang digunakan adalah modul struktur rangka bahan beton, dengan

modul struktur yang digunakan 6 x 6 m

• Bahan bangunan

1. Bahan bangunan dipilih sesuai dengan kebutuhan ruang dan bentuk bangunan.

2. Bahan bangunan yang akan digunakan disesuaikan dengan fungsinya serta ketahanannya terhadap kondisi alam.

4.2.2 Pendekatan Aspek Arsitektural

Penekanan desain bangunan pada perancangan ini menggunakan penekanan desain

Post Modern Double Coding - Historism yang menampilkan nilai budaya/sejarah setempat yang

berpadu dengan tampilan masa kini. Perpaduan 2 nilai tersebut menjadi tampilan fasade bangunan yang akan di rancang, Sehingga kesan bangunan Pasar lebih dekat dengan

masyarakat.

Selain itu ketinggian bangunan disesuikan dengan peraturan bangunan setempat dan fungsi bangunan. Pewarnaan bangunan dan elemen-elemen yang ada disesuaikan dengan

karakter objek sebagai pusat perdagangan. Tekstur bangunan diciptakan dengan banyak

Gambar

Tabel 4.1 Pendekatan Aktivitas dan Kebutuhan Ruang
Gambar  4.1 Bagan Proses Aktifitas
Gambar  4.2 Bagan Proses Aktifitas Pedagang
Tabel 4.3 Jumlah Pedagang Kios Buku Stadion Diponegoro Semarang tahun 2008
+6

Referensi

Dokumen terkait

Beberapa ketentuan dalam Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik mengamanatkan pengaturan lebih lanjut dalam peraturan

oknum yang terlibat dalam kasus buku gate di kabupaten sleman untuk bersikap kesatria denjgan mengakui. kesalahannya/serta meminta kepada rekan – rekan lembag swadaya masyarakat

Hasil Penelitian berdasarkan metode regresi linear berganda secara simultan menunjukkan variabel modal, lokasi dan pengetahuan berpengaruh positif dan signifikan

kekacauan atas aksi tersebut // Aksi kemudian diwarnai dengan/ menerobosnya massa ke gedung pertamina/. dan/ pelemparan tomat busuk / disebabkan/ keinginan massa/ untuk menemui/

Tugas akhir ini meninjau desari dari struktur, Pelat, Balok anak, Balok Induk, Kolom, lift, HBK, Tie Beam dan Pondasi.. Kata kunci : SRPMK, Perencanaan Struktur

Adapun tujuan dari penyebaran kuisioner ini adalah untuk menentukan kriteria yang akan digunakan dalampengukuran kinerja pemasok (supplier) bahan baku TBS (Tandan

Untuk perencanaan struktur diperlukan beberapa data yang lengkap. Data tersebut meliputi data tanah, data material, data

selaku Dosen Pembimbing II yang telah meluangkan banyak waktunya untuk membimbing penulis dalam penulisan laporan.. Pimpinan dan seluruh jajaran staff serta karyawan