• Tidak ada hasil yang ditemukan

B. Pemilihan Tapak Alternatif Tapak 1

4.2 Pendekatan Kinerja Bangunan

Merupakan segala sesuatu yang berhubungan dengan kinerja bangunan, yang mendukung fungsi dan aktivitas yang ada di dalamnya agar berjalan secara optimal. Persyaratan persyaratan tersebut meliputi :

a. Sistem Pencahayaan

• Pencahayaan Alami

Menggunakan terang langit terutama pada ruang yang tidak membutuhkan pencahayaan khusus dan tetap.

Untuk pencahayaan alami ini menggunakan cahaya matahari sebagai sumber cahaya, sehingga di dalam pengolahan bentuk serta luasan untuk elemen bukaannya harus memperhatikan arah edar dan karakteristik matahari itu sendiri. Selain itu intensitasnya juga diatur supaya tercipta suhu ruangan yang tidak panas.

• Pencahayaan Buatan

Pencahayaan buatan digunakan pada waktu malam hari atau digunakan apabila kerja pencahayaan alami tidak optimal lagi pada waktu siang hari. Hal ini terjadi jika terdapat ruang-ruang yang kurang terjangkau oleh cahaya matahari.

b. Sistem Pengkodisian Udara

Pengkodisian udara dapat di lakukan dengan 2 cara yaitu :

• Penghawaan Alami

Sistem penghawaan alami digunakan pada ruang yang membutuhkan sirkulasi udara bebas tanpa menuntut tingkat kenyamanan yang tinggi dan tidak mempunyai persyaratan ruang maupun cross ventilation.

• Penghawaan Buatan

Sistem penghawaan buatan, dilakukan dengan cara memasang air conditioner ( AC ) sistem yang digunakan adalah sistem AC package dan Split package. Sistem AC package digunakan pada ruang ruang yang luas sedangkan sistem split digunakan pada ruang ruang yang lebih kecil.

c. Sistem Jaringan Air Bersih

Air bersih untuk keperluan seperti KM/WC, minum dan lain-lain berasal dari PDAM dan sumur artetis. Sistem yang digunakan menggunakan up feed sistem dan down feed sistem.

• Up Feed Sistem Keuntungan :

Tidak membutuhkan ruang untuk reservoir diatas bangunan, sehingga beban bangunan tidak bertambah.

Kerugian :

Air tidak mengalir bila listrik padam, tekanan air di lantai atas jadi berkurang.

• Down Feed Sistem Keuntungan :

Air dapat mengalir meskipun listrik padam

Kerugian :

Membutuhkan reservoir di atas bangunan, sehingga menambah beban pondasi bangunan.

d. Sistem Jaringan Air Kotor

• Sistem pembuangan air kotor

Air hujan dialirkan keluar tapak melalui saluran drainase kota yang dilengkapi dengan bak control pada jarak tertentu.

Kotoran yang berbentuk padat langsung dialirkan ke septictank yang langsung berhubungan dengan resapan

e. Sistem Jaringan Listrik

f. Sistem Penangkal Petir

Sistem penangkal petir pada bangunan dapat menggunakan sistem franklin atau faraday.

1) Sistem Faraday

Bentuknya merupakan tiang-tiang yang berulang-ulang ditempatkan dengan jarak 3,5 m pada beberapa bagian atap bangunan dengan ketinggian kurang lebih 30 cm, kemudian dihubungkan dengan kabel baja ke bawah tanah. Cocok digunakan pada bangunan memanjang dengan atap datar.

2) Sistem Franklin

Perlindungan bangunan dengan daerah perlindungan berupa gelombang berbentuk kerucut yang melindungi bangunan dibawahnya. Cocok digunakan pada bangunan menara dan cerobong asap.

g. Sistem Jaringan Pemadam Kebakaran

Sistem pencegah kebakaran yang diterapkan pada bangunan ini adalah

• Pencegah aktif kebakaran

2 Fire hydrant, yang mempunyai jangkauan sekitar 25-30 m. 2 Hydrant pillar, di tepi jalan yang berjarak maksimal 100 m.

2 Fire extinguisher, berupa zat kimia yang ditempatkan pada ruangan-ruangan dengan jarak per unitnya antara 20-30 m.

2 Smoke detector,

• Pencegah pasif kebakaran - Tangga darurat

- Pintu Keluar

Pengamanan terhadap kebakaran dari segi arsitektural harus pula memperhatikan beberapa hal, antara lain :

2 Perletakan tangga atau pintu keluar yang tidak terlalu berjauhan satu sama lain, maksimal berjarak ± 30 m. Sehingga bila terjadi kebakaran pengunjung dapat dengan mudah menyelamatkan diri keluar dari bangunan.

2 Fasade bangunan yang cukup terbuka, sehingga petugas pemadam kebakaran dapat dengan mudah menyemprotkan air ke dalam bangunan.

2 Sirkulasi kendaraan yang memungkinkan mobil pemadam kebakaran menjangkau titik-titik yang rawan kebakaran.

h.Sistem Keamanan Bangunan

Pengamanan dapat dilakukan dengan menggunakan CCTV, pos keamanan selain itu juga dilengkapi alarm otomatis.

i. Sistem Komunikasi

Jaringan komunikasi yang digunakan dapat dibedakan menjadi dua, yaitu :

1. Jaringan Komunikasi Internal

Yaitu komunikasi yang terjadi di dalam bangunan dengan menggunakan intercom dan HT (Handy Talky) terutama untuk pihak antar pengelola dan penggunaan speaker atau sistem pengeras suara (TOA) untuk penyebaran informasi dari pihak pengelola pasar dengan para pedagang.

2. Jaringan Komunikasi Eksternal

Yaitu penyaluran informasi keluar bangunan berupa telepon, baik telepon pribadi maupun dengan menggunakan jasa pelayanan warpostel berupa saluran SLJJ, pos, dan telegram serta faksimile.

j. Sistem Transportasi Vertikal

Sebagai bangunan umum, keberadaan transportasi vertikal sangat penting yaitu tangga, ramp, eskalator.

4.2.1 Pendekatan Teknis Bangunan

Penggunaan sistem struktur dengan melakukan penyesuaian terhadap fungsi ruang kegiatan, tuntutan bentuk ruang, dimensi ruang, fleksibilitas ruang serta efisiensi ruang. Struktur tersebut harus memenuhi tuntutan fisik bangunan yang meliputi kekakuan, kestabilan dan daya tahan terhadap gangguan alamiah, seperti gempa, angin, petir dan lain-lain serta menjamin

pertimbangan pemilihan material struktur harus ekonomis, perawatannya mudah dan mempunyai daya tahan yang bagus terhadap segala kondisi yang mungkin terjadi.

• Sistem Struktur

1. Stuktur yang aman, kokoh dan tahan terhadap gangguan luar seperti gempa.

2. Disesuaikan dengan karakteristik bangunan dan persyaratan ruang pada Pasar Buku Kota Semarang.

3. Modul struktur yang digunakan adalah modul struktur rangka bahan beton, dengan modul struktur yang digunakan 6 x 6 m

• Bahan bangunan

1. Bahan bangunan dipilih sesuai dengan kebutuhan ruang dan bentuk bangunan.

2. Bahan bangunan yang akan digunakan disesuaikan dengan fungsinya serta ketahanannya terhadap kondisi alam.

4.2.2 Pendekatan Aspek Arsitektural

Penekanan desain bangunan pada perancangan ini menggunakan penekanan desain Post Modern Double Coding - Historism yang menampilkan nilai budaya/sejarah setempat yang berpadu dengan tampilan masa kini. Perpaduan 2 nilai tersebut menjadi tampilan fasade bangunan yang akan di rancang, Sehingga kesan bangunan Pasar lebih dekat dengan masyarakat.

Selain itu ketinggian bangunan disesuikan dengan peraturan bangunan setempat dan fungsi bangunan. Pewarnaan bangunan dan elemen-elemen yang ada disesuaikan dengan karakter objek sebagai pusat perdagangan. Tekstur bangunan diciptakan dengan banyak menggunakan bahan bangunan yang menggunakan unsur dan material alami, guna menciptakan keselarasan dengan lingkungan di sekitarnya.

Dokumen terkait