• Tidak ada hasil yang ditemukan

t ind 019614 chapter5

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "t ind 019614 chapter5"

Copied!
4
0
0

Teks penuh

(1)

101 BAB 5

SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan

Berdasarkan analisis pada bagian sebelumnya dapat disimpulkan

hal-hal sebagai berikut.

1) Persoalan gender yang terdapat dalam karya-karya Danarto

dipengaruhi oleh tiga ideologi, yaitu ideologi partiarki, ibuisme, dan

familialisme. Ideologi partiarki yang menganggap laki-laki superior

dibandingkan wanita terlihat dalam cerpen Zizit(!) dan “Anakmu

bukanlah Anakmu”, Ujar Gibran. Ideologi familialisme dilihat dalam

cerpen Rembulan di Atas Kolam dan Bulan Melahap Madu,

sedangkan ideologi ibuisme dapat dilihat dalam cerpen Gandasturi.

2) Sikap pengarang terhadap persoalan gender dapat disimpulkan bahwa

secara umum pengarang menyetujui adanya perempuan yang protes

terhadap nilai-nilai patriarki. Pengarang menghargai perempuan yang

mandiri dan cerdas dan menyukai perempuan yang teguh, yang akan

diam apabila dicerca oleh lingkungan masyarakat (patriarki) ketika ia

berjuang untuk mewujudkan keinginanya. Pengarang berpandangan

bahwa perjuangan feminis masih harus diteruskan. Namun di sisi lain,

menurut pengarang, perjuangan feminis akan sulit terwujud. Nilai-nilai

patriarki tetaplah kokoh karena sudah mapan sekian lama dan

(2)

102

patriarki ini. Selain itu, nilai-nilai patriarki juga hadir karena adanya

ambivalensi yang dimiliki oleh perempuan itu sendiri. Terdapat

perempuan yang masuk dalam "rakitan" sistem patriarki serta

menikmati posisi yang diberikan kepada mereka (golongan tua dari

kelas atas). Di sisi lain terdapat juga perempuan sebagai feminis yang

protes dan menggugat terhadap sistem itu (golongan muda dari kelas

atas). Ironisnya, dalam posisinya sebagai feminis ini, perempuan itu

juga dihinggapi sikap ambivalen. Di dalam semangatnya untuk

menggugat itu terdapat juga sikapnya yang bertentangan dengan

gagasan feminis itu sendiri. Sikap tersirat pengarang sangat tidak

menyetujui perjuangan feminis yang dilakukan secara radikal, yang

menjadikan perempuan memiliki citra jahat, misalnya tindakan

menggugurkan janin dalam kandungan dengan dalih bahwa hal itu

merupakan hak perempuan. Selain itu, sikap perempuan juga

memaksa laki-laki tunduk pada semua kehendaknya dengan tidak

berkompromi. Sikap ini seolah-olah bermaksud mengubah pola

hubungan laki-laki perempuan: superior-inferior yang ada selama ini

menjadi inferior-superior. Dalam hal ini sikap tersirat pengarang

menggunakan tokoh perempuan untuk melawan perempuan yang

memiliki citra jahat tersebut. Hal ini sekaligus berfungsi untuk

mempertegas adanya ambivalensi yang terdapat dalam diri

(3)

103

3) Pengembangan model pembelajaran responsif gender dalam

pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia merupakan salah satu

upaya untuk memutus mata rantai budaya bias gender sejak dini.

Merekayasa pembelajaran menjadi responsif gender dapat dilakukan

melalui dua aspek, yaitu pada perancangan materi ajar dan proses

belajar mengajar. Analisis terhadap cerpen Danarto merupakan

langkah awal yang dilakukan untuk menyusun bahan ajar yang

berwawasan gender. Relevansi nilai gender dalam karya Danarto

dapat ditransfer dan ditumbuhkembangkan dalam kegiatan belajar

mengajar sehingga dapat menjadikan siswa sebagai insan yang sadar

gender. Berbagai bentuk kesenjangan gender yang terjadi dalam

berbagai bidang kehidupan masyarakat terpresentasi dalam

karya-karya Danarto. Secara garis besar, fenomena kesenjangan gender

dalam karya Danarto dapat diklasifikasi dalam beberapa dimensi,

antara lain (a) kurangnya partisipasi (under-participation), (b)

kurangnya keterwakilan (under-representarion), dan (c) perlakuan yang

tidak adil (unfair treatment).

5.2 Saran

Sebagai akhir dari kajian ini, penulis menyampaikan saran-saran

sebagai berikut.

1) Segenap kegiatan transaksional pembelajaran seyogianya

(4)

104

mendesak untuk dilakukan agar institusi pendidikan tidak lagi

dipandang sebagai lembaga yang melestarikan dan menyebarkan cara

pandang bias gender yang salah di masyarakat. Mewujudkan siswa

yang sadar gender sudah menjadi hal yang wajib agar terwujud

sebuah kondisi masyarakat yang adil dan memahami nilai-nilai agama

secara benar dalam segenap aspek kehidupannya.

2) Penelitian gender dalam konteks pembelajaran Bahasa dan Sastra

Indonesia masih sangat minim. Untuk itu, sudah selayaknya dilakukan

kajian mengenai gender dalam subbidang lain dalam pembelajaran

Referensi

Dokumen terkait

Seven days after the treatment, 2 out of 3 samples in the group applied with 37% phosphoric acid showed MMP-8 expression with strong intensity, while one sample showed

Berdasakan hasil uji data dan analisis data, dapat dinyatakan bahwa alokasi penggunaan dana Otonomi Khusus Pemerintah Aceh baik melalui otonomi khusus provinsi

Hambatan guru geografi dalam memanfaatkan Taman Wisata Alam Situ Gunung sebagai sumber belajar geografi SMA di Kabupaten Sukabumi yaitu faktor kondisi sekolah

Amarullah Akbar et al,2008.

Dengan ini menyatakan bahwa Saya selaku guru madrasah bukan PNS yang menerima SK Inpassing dari Kementerian Agama atau Kementerian Pendidikan dan

Korelasi fleksibilitas, kecepatan dan indeks masa tubuh dengan kelincahan pada pemain futsal Smkn 12 bandung.. Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

[r]

Pertumbuhan Dan Kelangsungan Hidup Lobster Capit Merah ( Cherax quadricarinatus) Dipelihara Pada Sistem Resirkulasi Dengan Kepadatan Yang Berbeda.. Jurnal