BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan jasmani merupakan proses pendidikan melalui aktivitas
jasmani yang direncanakan secara sistematik untuk mencapai suatu tujuan yang
diharapkan serta untuk meningkatkan kualitas hidup individu secara
menyeluruh (holistik) baik itu aspek fisik, mental dan emosionalnya. Seperti
yang dijelaskan oleh Supandi (1999:23) mengemukakan bahwa “pendidikan
jasmani adalah suatu aktivitas yang menggunakan fisik atau tubuh sebagai alat
untuk mencapai suatu tujuan melalui aktivitas jasmani”.
Tujuan pendidikan jasmani untuk membantu siswa agar kedewasaan
dirinya bertambah, baik itu secara fisik, gerak mental dan sosialnya. Hal ini
sesuai dengan yang dikemukakan oleh Bucher (Suherman 2009:7) bahwa:
“Pada dasarnya tujuan yang ingin dicapai dalam pendidikan jasmani dapat diklasifikasikan ke dalam empat kategori tujuan, yaitu; perkembangan fisik, perkembangan gerak, perkembangan mental dan perkembangan sosial”.
Dari penjelasan tersebut dapat dijelaskan pendidikan jasmani memiliki
tujuan untuk mengembangkan pengetahuan dan keterampilan yang berkaitan
dengan aktivitas jasmani, perkembangan estetika, dan perkembangan sosial
anak, mengembangkan kepercayaan diri dan kemampuan untuk menguasai
keikutsertaannya dalam melaksanakan beberapa aktivitas jasmani serta untuk
mengembangkan nilai-nilai pribadi selama partisipasi dalam aktivitas jasmani
baik secara individu maupun kelompok yang memungkinkan siswa berfungsi
secara efektif dalam melaksanakan proses aktivitas jasmani.
Ruang lingkup mata pelajaran Pendidikan Jasmani, Olahraga dan
Kesehatan Sekolah Menengah Atas/Madrasah Aliyah yang ditetapkan oleh
BSNP (2006:244) meliputi aspek-aspek sebagai berikut:
Permainan dan olahraga meliputi olahraga tradisional, permainan, eksplorasi gerak, keterampilan lokomotor non-lokomotor, dan manipulatif, sepak bola, bola basket (a), aktivitas pengembangan meliputi: mekanika sikap tubuh, komponen kebugaran jasmani (b), aktivitas senam meliputi: ketangkasan sederhana, ketangkasan dengan alat dan tanpa alat, senam lantai (c), aktivitas ritmik meliputi: gerak bebas, senam pagi, SKJ, dan senam aerobik (d).
Hal lain dalam ruang lingkup pedidikan jasmani Sekolah Menengah
Atas/Madrasah Aliyah yang ditetapkan BSNP antara lain aktivitas air yang
meliputi permainan di air seperti kucing-kucingan, tangkap bola dan
keselamatan air. Aktivitas air ini berbeda dengan aktivitas renang, karena
aktivitas renang meliputi beberapa jenis keterampilan berenang seperti renang
gaya dada, gaya punggung dan lain-lain. Ruang lingkup berikutnya yaitu
pendidikan luar sekolah yang meliputi piknik/karyawisata, pengenalan
lingkungan, berkemah, menjelajah, dan mendaki gunung. Selain pendidikan
luar sekolah, kesehatan juga merupakan bagian dari ruang lingkup pendidikan
sehari-lingkungan yang sehat, memilih makanan dan minuman yang sehat, mencegah
dan merawat cidera, mengatur waktu istirahat yang tepat dan berperan aktif
dalam kegiatan P3K dan UKS.
Dalam pencapaian tujuan pembelajaran pendidikan jasmani salah
satunya dapat ditempuh melalui aktivitas pembelajaran sepakbola karena
olahraga sepakbola merupakan olahraga beregu dan bersifat kompetitif.
Artinya olahraga ini dimainkan oleh 11 orang pemain yang bekerjasama untuk
memasukkan bola ke gawang lawan dan bekerjasama untuk mempertahan
gawang sendiri. Tanpa berkerjasama, tidak akan menghasilkan sebuah hasil.
Sucipto, dkk (2000:7) mengemukakan bahwa:
Sepakbola merupakan permainan beregu yang setiap regunya terdiri dari sebelas pemain, dan salah satunya adalah penjaga gawang, masing-masing regu berusaha memasukan bola sebanyak-banyak ke gawang lawan dan mempertahankan gawangnya sendiri untuk tidak kemasukan.
Dari penjelasan yang telah diungkapkan bahwa olahraga yang kompetitif ini,
berlangsung antara dua kelompok yang berusaha untuk memenangkan
pertandingan. Selain itu, olahraga sepakbola sangat populer dan digemari di
berbagai lapisan masyarakat. Dilihat dari segi positif maka olahraga sepakbola
memiliki dan mengajarkan arti kedisiplinan, fair play, sportifitas, kerjasama,
serta media untuk menjalin persaudaraan. Maka dapat diambil suatu pengertian
bahwa sepakbola adalah permainan beregu yang membutuhkan kerjasama
(afektif), penguasaan teknik dasar sepakbola (psikomotor) dan keputusan yang
Proses pembelajaran sepakbola merupakan bagian dari materi pokok
pembelajaran pendidikan jasmani. Sepeti yang kita ketahui bahwa sebagai guru
menginginkan tujuan pembelajaran tercapai. Namun sebaliknya tujuan yang
ingin dicapai sulit karena sebagai pengajar (guru pendidikan jasmani) yang
akan melaksanakan pengajaran permainan sepakbola tanpa ada arahan terlebih
dahulu mengenai tugas gerak yang dilakukan oleh siswa. Dalam hal ini
pembelajaran sepakbola hanya menggunakan beberapa media penggunaan
media pembelajaran yang sangat minim yang diterapkan oleh pengajar dalam
pembelajaran sepakbola. Sehingga dalam pembelajaran sepakbola terlihat
monoton dan membuat siswa jenuh dalam pembelajaran sepakbola. Terkadang
dalam proses berlangsungnya pembelajaran sepakbola, para siswa harus
menunggu giliran untuk melakukan aktivitas gerak bermain bola karena harus
bergiliran yang disebabkan oleh minimnya alat pokok yaitu bola. Hal ini dapat
berpengaruh terhadap jumlah waktu aktif belajar siswa serta akan
mempengaruhi hasil belajar yang tidak sesuai dengan harapan.
Dari masalah yang terjadi dalam proses pembelajaran sepakbola,
pemecahannya dapat dibantu dengan modifikasi alat pembelajaran sebagai
upaya meningkatkan jumlah waktu aktif belajar siswa dan pencapaian tujuan
pembelajaran sesuai dengan harapan. Seperti menurut Rusli Lutan (Bahagia
2010:29) menyatakan bahwa “modifikasi dalam mata pelajaran pendidikan
jasmani diperlukan, dengan tujuan agar siswa memperoleh kepuasan dalam
mengikuti pelajaran, meningkatkan kemungkinan keberhasilan dalam
modifikasi alat ini dimaksudkan agar materi dapat disajikan sesuai dengan
tahapan perkembangan siswa, baik dari segi kognitif, afektif dan psikomotor
sehingga tujuan dari pembelajaran dapat tercapai. Modifikasi digunakan
sebagai salah satu alternatif pendekatan dalam pembelajaran pendidikan
jasmani yang dilakukan dengan berbagai pertimbangan. Salah satu ide kreatif
modifikasi alat dalam proses pembelajaran sepakbola berupa bola modifikasi
baik itu bola plastik atau bola lunak lainnya karena alat tersebut mudah didapat
dan sangat terjangkau serta akan membantu dalam proses pembelajaran agar
jumlah waktu aktif belajar siswa meningkat. Seperti pernyataan dari Aussie
(Bahagia 2010:29) :
“Terdapat beberapa komponen yang dapat dimodifikasi sebagai
pendekatan dalam pembelajaran pendidikan jasmani diantaranya adalah a) Ukuran, berat atau bentuk peralatan yang digunakan, b) Lapangan permainan, c) Waktu bermain atau lamanya permainan, d) Peraturan permainan dan e) Jumlah pemain”.
Gambaran mengenai Jumlah Waktu Aktif Belajar (JWAB) siswa yaitu
ditandai dengan kesiapan guru penjas pada saat akan mengajar baik dari sisi
administrasi (Silabus, RPP, buku sumber, dan lain-lain), media atau alat serta
kesiapan anak dalam pembelajaran pendidikan jasmani. Jumlah Waktu Aktif
Belajar (JWAB) juga merupakan waktu secara keseluruhan yang digunakan
siswa dalam mengikuti pembelajaran, sehingga seorang guru harus mampu
mencari alternatif dalam menyiasati suatu pembelajaran agar pembelajaran
tersebut berjalan secara efektif. Waktu menjadi acuan bagi seorang guru dalam
menjalankan program-programnya yang disesuaikan berdasarkan jumlah waktu
pemanasan, instruksi, demonstrasi, siswa belajar keterampilan, guru
mengoreksi gerakan siswa, mengetes dan evaluasi. Sepintas kegiatan tersebut
cukup banyak menyita waktu. Namun pada kenyataannya tidak demikian, guru
yang sudah efektif dan efisien dalam melaksanakan kegiatan tersebut
dapat melaksanakan tugasnya dalam waktu yang relatif tidak terlalu lama.
Pada saat berlangsungnya pembelajaran, aktivitas siswa harus diperhatikan,
jangan sampai anak harus menunggu giliran bergerak karena keterbatasan
media alat pembelajaran yang akan menyebabkan tidak semangat. Seperti yang
dipaparkan oleh Suherman (2009:114) bahwa:
Waktu aktif belajar siswa khususnya dalam penjas merupakan waktu yang harus ditempuh selama kegiatan pendidikan jasmani itu berlangsung. Dimana anak dalam kondisi aktif belajar atau melakukan aktivitas yang sedang dilaksanakan sesuai apa yang diharuskan oleh guru.
Dari pendapat yang telah dikemukakan, peranan modifikasi alat dalam
pembelajaran sepakbola sangat dibutuhkan untuk meningkatkan Jumlah Waktu
Aktif Belajar (JWAB) siswa. Serta dapat menjawab solusi atas problematika
yang telah terjadi selama ini khususnya permasalahan di dalam proses
pembelajaran sepakbola di SMA Nugraha. Selain itu juga guru penjas harus
dapat berinovasi atau kreatif dalam memodifikasi media pembelajaran
khususnya sepakbola agar tujuan pembelajaran tercapai.
Maka berdasarkan uraian permasalahan tersebut, membuat penulis
tertarik untuk membuka penelitian yang berjudul “Pengaruh Penggunaan Bola
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah mengenai “Pengaruh Penggunaan
Bola Modifikasi Terhadap Peningkatan Jumlah Waktu Aktif Belajar (JWAB)
Siswa dalam Pembelajaran Sepakbola di SMA Nugraha Kota Bandung”, maka
dapat diidentifikasi masalah sebagai berikut:
1. Kurangnya antusias siswa terhadap proses pembelajaran sepakbola yang
disebabkan oleh minimnya media pembelajaran dalam pelaksanaan proses
pembelajaran sepakbola sehingga mempengaruhi jumlah waktu aktif
belajar siswa.
2. Kurangnya ide kreatif dari seorang guru penjas dalam pengembangan
pembelajaran pendidikan jasmani terutama pembelajaran sepakbola.
C. Batasan Masalah
Untuk menempatkan masalah dalam penelitian ini dalam lingkup yang
terbatas maka penulis membatasi hanya pada pokok bahasan yang berkaitan
saja. Adapun pembatasan ruang lingkup masalah dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut:
1. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah penggunaan bola modifikasi.
2. Variabel terikat pada penelitian ini adalah peningkatan jumlah waktu aktif
belajar siswa dalam pembelajaran sepakbola.
3. Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah siswa di SMA
4. Sampel yang akan digunakan adalah sebanyak 42 siswa dari populasi di
SMA Nugraha Kota Bandung yang menggunakan teknik nonprobability
sampling dengan teknik sampling sistematis.
D. Rumusan Masalah
Permasalahan yang terjadi di dalam penelitian adalah kurangnya media
alat dalam pembelajaran sepakbola di sekolah ini. Maka dibutuhkan pemikiran
seorang guru penjas untuk memodifikasi alat seperti modifikasi bola baik
menggunakan bola plastik atau bola lunak yang lainnya karena alat tersebut
mudah didapat dan sangat terjangkau. Jumlah alat yang dimodifikasi-pun
disesuaikan dengan kebutuhan siswa pada saat belajar agar JWAB siswa
meningkat. Maka dari itu masalah dalam penelitian ini dapat dirumuskan
sebagai berikut:
“Apakah terdapat pengaruh yang signifikan dari penggunaan bola modifikasi
terhadap peningkatan jumlah waktu aktif belajar siswa (JWAB) siswa dalam
pembelajaran sepakbola di SMA Nugraha Kota Bandung?”
E. Tujuan Penelitian
Berdasarkan uraian latar belakang masalah dan rumusan masalah
penelitian, maka peneliti bertujuan untuk mengetahui apakah ada pengaruh
penggunaan bola modifikasi terhadap peningkatan jumlah waktu aktif belajar
F. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat dari penelitian ini, yaitu sebagai berikut:
1. Secara Teoritis
Dari hasil penelitian diharapkan dapat dijadikan referensi bagi guru
pendidikan jasmani dalam melaksanakan pembelajaran serta dapat memberikan
informasi secara ilmiah dan dapat memberikan masukan kepada semua pihak
pengajar, khususnya bagi pengajar pendidikan jasmani dalam usaha melakukan
suatu modifikasi pembelajaran agar tujuan yang diharapkan sesuai harapan.
2. Secara Praktis
Dari penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan
perbandingan mengenai pembelajaran pendidikan jasmani antara menggunakan
modifikasi alat dengan proses pembelajaran tanpa menggunakan modifikasi
alat. Hal ini diharapkan dapat membantu guru pendidikan jasmani dalam
mengatasi kesulitan dalam proses pembelajaran terutama bagi sekolah-sekolah