Aldissain Jurizat, 2014
Pengukuran Arsitektur Hijau (Green Architecture) Pada Tata Guna Lahan Kampung Adat Di Jawa Barat
(Kajian Terhadap Pola Penggunaaan Lahan Di Kampung Naga Dan Kampung Dukuh)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Arsitektur tradisional di Indonesia masih dikenal oleh masyarakat sebagai sebuah entitas yang masih menyatu dengan alam. Kebaikan dalam arsitektur tradisional tersebut masih dapat ditemukan di dalam kampung adat. Dengan tradisi dan budaya yang masih diturunkan secara turun-menurun, maka kampung adat menjadi sebuah contoh bagaimana kelompok manusia membangun dan mengelola lahan.
Dalam perkembangannya, arsitektur saat ini menjadi arsitektur hijau sebagai konsep arsitektur yang berkelanjutan. Bahkan arsitektur hijau saat ini memiliki tolak ukur dan sistem peringkat. Arsitektur saat ini dengan konsep arsitektur hijau merupakan transformasi dari arsitektur tradisional. Kesesuaian arsitektur hijau dengan arsitektur tradisional di kampung adat menjadi penting karena perkembangan arsitektur modern yang harus menyeimbangkan antara kebutuhan manusia dan pelestarian alam.
Hampir setiap Negara memiliki penilaian terhadap bangunan hijau. Indonesia memiliki sistem pengukuruan arsitektur hijau yang dilakukan oleh Green Building Council Indonesia (GBCI). Salah satu aspek yang dinilai dalam penilaian bangunan rumah oleh GBCI adalah tata guna lahan (appropriate site development). Aspek ini merupakan dasar dari penilaian karena menyangkut
Aldissain Jurizat, 2014
Pengukuran Arsitektur Hijau (Green Architecture) Pada Tata Guna Lahan Kampung Adat Di Jawa Barat
(Kajian Terhadap Pola Penggunaaan Lahan Di Kampung Naga Dan Kampung Dukuh)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Dalam pengukuran tata guna lahan yang dilakukan GBCI, ada beberapa poin yang dijadikan tolak ukur penilaian yaitu : area hijau, infrastruktur pendukung, pengendalian hama dan penanganan air limpasan hujan.
Dengan melakukan penilaian tata guna lahan saat ini terhadap tata guna lahan di kampung adat, diharapkan dapat menjadi rujukan bagi arsitektur modern dalam pengimplemetasiannya terhadap arsitektur berkelanjutan.
B. Identifikasi Masalah
Tata guna lahan dalam pengukuran indeks arsitektur hijau terikat kepada arsitektur modern saat ini. Pengukuran tata guna lahan merupakan bagian dari konsep arsitektur hijau yang tumbuh dari tatanan arsitektur tradisional. Konsep ini merupakan suatu sistem arsitektur berkelanjutan yang pada dasarnya merupakan transformasi dari arsitektur masa lalu. Kampung adat merupakan salah satu elemen arsitektur tradisional yang dapat dijadikan kajian kepada masyarakat mengenai arsitektur berkelanjutan.
C. Pembatasan dan Perumusan Masalah
Untuk kepentingan fokus penelitian ini, pemasalahan dibatasi pada beberapa hal, yaitu :
1. Penelitian ini dilakukan di kampung adat di Jawa Barat. Kampung adat tersebut adalah kampung Naga dan kampung Dukuh;
2. Penelitian dibatasi oleh tata guna lahan di lahan adat yang digunakan sebagai pemukiman;
Aldissain Jurizat, 2014
Pengukuran Arsitektur Hijau (Green Architecture) Pada Tata Guna Lahan Kampung Adat Di Jawa Barat
(Kajian Terhadap Pola Penggunaaan Lahan Di Kampung Naga Dan Kampung Dukuh)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Selain batasan masalah, penelitian ini juga difokuskan terhadap rumusan masalah, yaitu:
1. Berapa nilai yang diperoleh kampung adat berdasarkan instrumen penilaian tata guna lahan?
2. Bagaimana kaidah arsitektur hijau (green architecture) masyarakat kampung adat dalam mengelola tata guna lahan di kampung adat?
D. Penjelasan Istilah Dalam Judul
1. Arsitektur Hijau (Green Architecture)
Sebuah proses perancangan dengan mengurangi dampak lingkungan yang kurang baik, meningkatkan kenyamanan manusia dengan efisiensi dan pengurangan penggunaan sumber daya energi, pemakaian lahan dan pengelolaan sampah efektif dalam tatanan arsitektur. (FutureArc, 2008)
2. Tata Guna Lahan
Tata guna lahan adalah karakteristik dari penyusunan, aktivitas dan manusia yang mengelola lahan tertentu untuk menghasilkan, mengubah atau mempertahankannya. (FAO, 2014)
3. Kampung Adat
Aldissain Jurizat, 2014
Pengukuran Arsitektur Hijau (Green Architecture) Pada Tata Guna Lahan Kampung Adat Di Jawa Barat
(Kajian Terhadap Pola Penggunaaan Lahan Di Kampung Naga Dan Kampung Dukuh)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
hukum, dan aturan yang memiliki keterkaitan sehingga terbentuk sistem kearifan lokal.
4. Kesimpulan Deskripsi Judul
Kesimpulan deskripsi judul penelitian ini adalah mengukur dan menganalisa aspek-aspek tata guna lahan dalam arsitektur hijau pada kampung adat yang memegang teguh kearifan lokal dalam menjaga lingkungan alami dan lingkungan buatan.
E. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah:
a. Mengetahui nilai dan kriteria yang diperoleh kampung adat berdasarkan instrumen penilaian tata guna lahan.
b. Mengetahui kaidah arsitektur hijau (green architecture) masyarakat kampung adat dalam mengelola tata guna lahan di kampung adat.
F. Kegunaan Penelitian
1. Bagi pemerintah dan instansi terkait, penelitian ini diharapkan mampu menjadi bahan evaluasi untuk kesesuaian pengembangan lahan dengan keberlanjutan arsitektur di masyarakat.
Aldissain Jurizat, 2014
Pengukuran Arsitektur Hijau (Green Architecture) Pada Tata Guna Lahan Kampung Adat Di Jawa Barat
(Kajian Terhadap Pola Penggunaaan Lahan Di Kampung Naga Dan Kampung Dukuh)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
3. Bagi pendidikan, penelitian ini dapat memberikan informasi kepada akademisi mengenai tata guna lahan di kampung adat dan efek yang ditimbulkannya.