DI NAS KEBUDAYAAN DAN PARI WI SATA
KABUPATEN BANTUL 2011 – 2015
D
D
I
I
N
N
A
A
S
S
E
E
B
B
U
U
D
D
A
A
Y
Y
A
A
A
A
N
N
D
D
A
A
N
N
P
P
A
A
R
R
I
I
W
W
I
I
S
S
A
A
T
T
A
A
K
K
A
A
B
B
U
U
P
P
A
A
T
T
E
E
N
N
B
B
A
A
N
N
T
T
U
U
L
L
2
i
KATA PENGANTAR
Rencana Strategis Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Bantul Tahun 2011 – 2015 disusun berdasarkan amanat RPJMD Kabupaten Bantul
Tahun 2011—2015 yang mengedepankan kebijakan pembangunan kebudayaan
dan pariwisata di Kabupaten Bantul yang ditujukan bagi peningkatan
kesejahteraan masyarakat, dengan memperhatikan hakekat dari otonomi
daerah, potensi dan aset seni budaya daerah dan pariwisata, kemandirian,
peranan serta potensi masyarakat, swasta, instansi terkait, dan perkembangan
pembangunan kebudayaan dan pariwisata pada skala regional dan nasional.
Kami berharap Renstra ini secara umum dapat dipergunakan dan dipakai sebagai
acuan atau referensi bagi insan (pelaku) kebudayaan dan pariwisata dalam
menyusun proses pemrograman, perencanaan dan pengimplementasian
kegiatan serta pelaksanaan sistem evaluasi kerja pada industri seni budaya dan
pariwisata di Kabupaten Bantul, khususnya Dinas Kebudayaan dan Pariwisata
Kabupaten Bantul.
Kebijakan Pemerintah Kabupaten Bantul yang menempatkan
pembangunan Kebudayaan dan Pariwisata sebagai salah satu sektor prioritas,
perlu diikuti dengan langkah tindak lanjut yang kongkrit dan dilaksanakan secara
terencana, terarah, terpadu, bertahap, sinergis dan berkelanjutan. Hal ini
diwujudkan dengan penyusunan Renstra SKPD yang memuat harapan dan
cita-cita dalam pembangunan kebudayaan dan pariwisata Kabupaten Bantul ke
depan yang dijabarkan melalui penetapan visi, misi, tujuan, sasaran, kebijakan,
program dan kegiatan.
Akhirnya, Rencana Strategis Pembangunan Kebudayaan dan
Kepariwisataan Kabupaten Bantul ini dibuat agar dapat dijadikan arah dan
pijakan untuk melangkah dalam penanganan terhadap berbagai
permasalahan-permasalahan kebudayaan dan kepariwisataan di Kabupaten Bantul sehingga
ii
Kritik dan saran yang bersifat membangun sangat diharapkan sebagai masukan
terbaik (umpan balik) dalam rangka mengevaluasi keberhasilan pencapaian
program kegiatan secara menyeluruh di masa mendatang.
Bantul, Desember 2011
Kepala Dinas,
Drs. Bambang Legowo, M.Si.
iii DAFTAR I SI
KATA PENGANTAR i
DAFTAR ISI iii
BAB I : PENDAHULUAN 1
1.1. Latar Belakang 1
1.2. Landasan Hukum 3
1.3. Maksud & Tujuan 4
1.4. Sistematika Penulisan 5
BAB II : GAMBARAN PELAYANAN SKPD 7
2.1. Tugas, Fungsi, dan Struktur Organisasi SKPD 7
2.2. Sumber Daya SKPD 18
2.3. Kinerja Pelayanan SKPD 20
2.4. Tantangan dan Peluang Pengembangan Pelayanan SKPD
26
BAB III : ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN
FUNGSI
30
3.1. Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas dan Fungsi Pelayanan SKPD
30
3.2. Telaahan Visi, Misi, dan Program Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah Terpilih
36
3.3. Telaahan Renstra K/L dan Renstra Propinsi DIY 38
3.4. Telaahan Rencana Tata Ruang Wilayah dan Kajian Lingkungan Hidup Strategies
39
3.5. Penentuan Isu-isu Strategies 40
BAB IV : VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN, STRATEGI DAN
KEBIJAKAN
42
4.1. Visi dan Misi 42
4.2. Tujuan dan Sasaran Jangka Menengah 44
4.3. Strategi dan Kebijakan 47
BAB V : RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN, INDIKATOR
KINERJA, KELOMPOK SASARAN, DAN PENDANAAN INDIKATIF
51
BAB VI : INDIKATOR KINERJA SKPD YANG MENGACU PADA
TUJUAN SASARAN RPJM
58
BAB VII : PENUTUP 60
iv
DAFTAR LAMPI RAN
1
BAB
1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pembangunan kebudayaan dan kepariwisataan merupakan penjabaran
dari rencana pembangunan yang telah digariskan dalam Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Bantul Tahun
2011-2015 maupun Rencana Pembangunan Jangka Panjang (RPJP) Kabupaten
Bantul Tahun 2011-2020. Pola pembangunan bidang kebudayaan dan
kepariwisataan, merupakan bagian integral dan berkesinambungan antara
tahapan dan proses pembangunan yang telah dilakukan dengan kondisi yang
diinginkan dan atau akan dicapai dalam skala jangka menengah dan jangka
panjang. Evaluasi terhadap pola pembangunan kebudayaan dan kepariwisataan
yang telah dilaksanakan melalui berbagai tanggapan, kritik dan saran
merupakan input (feedback) dalam perumusan isu strategis, visi, misi, tujuan,
sasaran, kebijakan, strategi, program dan kegiatan yang selanjutnya akan
dirumuskan dalam pola pembangunan kebudayaan dan kepariwisataan jangka
menengah di Kabupaten Bantul pada Tahun 2011 – 2015.
Rencana Strategis (Renstra) Dinas Kebudayaan dan Pariwisata
Kabupaten Bantul Tahun 2011-2015 merupakan perwujudan dari perencanaan
dan upaya pencapaian pembangunan kebudayaan dan pariwisata di Kabupaten
Bantul berdasarkan RPJMD Kabupaten Bantul Tahun 2011-2015. Melalui
Renstra ini, akan dapat diketahui apa yang menjadi mimpi dari pembangunan
kebudayaan dan pariwisata, bagaimana mewujudkannya serta apa yang harus
dilakukan. Dalam konteks penyelenggaraan pembangunan daerah, fungsi
Renstra Kebudayaan dan Pariwisata adalah sebagai arahan dan acuan SKPD
dalam melaksanakan program dan kegiatan sehingga diharapkan dapat
mewujudkan keinginan dan cita-cita sesuai dengan yang telah ditetapkan.
Secara umum proses penyusunan Renstra Kebudayaan dan Pariwisata
dilakukan dengan mengkombinasikan dua pendekatan perencanaan
2
dan mengadopsi berbagai kebutuhan, kepentingan serta masukan dari
stakeholders kebudayaan dan pariwisata (Pemerintah, Swasta dan Masyarakat)
dan disesuaikan dengan konsep perencanaan pembangunan daerah pada skala
makro yakni RPJMD Kabupaten Bantul, Renstra Dinas Pariwisata Propinsi DIY,
Renstra Dinas Kebudayaan Propinsi DIY serta Renstra Kementerian
Kebudayaan dan Pariwisata secara Nasional.
Dalam bidang kebudayaan, secara umum pembangunan kebudayaan
harus memperhatikan arahan-arahan sebagai berikut:
(1) Keragaman budaya perlu diangkat kembali melalui reinterpretasi, reposisi
dan penemuan kembali kearifan-kearifan kreatif lokal dalam menunjang
sosok kebudayaan nasional.
(2) Mengembangkan modal sosial dengan mendorong terciptanya wadah yang
terbuka dan demokratis bagi dialog kebudayaan;
(3) Meningkatkan kecintaan masyarakat terhadap budaya dan produk-produk
dalam negeri.
(4) Pemberdayaan modal-modal budaya lokal kearah pencapaian kondisi jati
diri, menimbulkan kepercayaan diri untuk membuka dialog atau kontak
budaya dalam keragaman, sehingga dapat dicapai saling pengertian, saling
menghargai, tidak saja untuk menghindari konflik dan kekerasan, tapi juga
memotivasi diri bagi kemajuan dan kesejahteraan bersama.
(5) Atas perintah UUD 1945 pasal 32, yaitu Pemerintah memajukan
kebudayaan nasional Indonesia, maka perlu adanya politik (atau kebijakan)
kebudayaan yang menempatkan kebudayaan dalam kodratnya sebagai
upaya masyarakat dalam menjawab tantangan hidup yang dihadapinya.
(6) Supaya kebudayaan Indonesia bisa tampil berperan secara strategis dalam
upaya membebaskan bangsa ini dari kemelut krisis yang multi-dimensi,
maka perlu ada kemauan politik pemerintah serta komitmen seluruh
masyarakat untuk menjadikan kebudayaan sebagai gerakan nasional.
Dalam bidang pariwisata, secara umum pembangunan diarahkan pada
pengembangan pariwisata sebagai sektor andalan dan unggulan dalam arti luas.
Dengan konteks semacam ini, pengembangan pariwisata diharapkan mampu
menjadi salah satu penghasil devisa, mendorong pertumbuhan ekonomi,
3
memperluas lapangan kerja dan kesempatan berusaha serta meningkatkan
pengenalan dan pemasaran produk nasional dalam rangka meningkatkan
kesejahteraan rakyat dengan tetap memelihara kepribadian bangsa, nilai-nilai
agama, serta kelestarian lingkungan hidup.
Dalam konteks pembangunan Kabupaten Bantul di era otonomi daerah,
pembangunan sektor kebudayaan dan pariwisata bertujuan untuk
mendayagunakan potensi kebudayaan dan kepariwisataan sebagai salah satu
ujung tombak dan prioritas dalam peningkatan kesejahteraan masyarakat yang
diwujudkan dalam pemberdayaan masyarakat, perluasan kesempatan kerja,
menggerakkan ekonomi kreatif masyarakat dan peningkatan investasi daerah,
dengan tetap mendasarkan pada arah dan kebijakan pengembangan di tingkat
pusat, perkembangan dan dinamika lapangan, arahan-arahan, serta perubahan
peraturan perundangan yang berlaku.
Berdasarkan hal tersebut di atas, secara operasional disusunlah
Rencana Strategis Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Bantul Tahun 2011 – 2015 agar pengembangan kebudayaan dan kepariwisataan Kabupaten
Bantul ini mempunyai arahan yang jelas dan dapat dijadikan acuan oleh semua
sumber daya atau stake-holder yang terlibat dalam pembangunan kebudayaan
dan kepariwisataan. Ke depan, rencana strategis ini diharapkan dapat
diimplementasikan melalui program yang berkelanjutan, berkesinambungan, dan
berbasis masyarakat dan budaya (community based tourism and cultural),
sehingga nantinya akan menghasilkan output, outcome, benefit dan impact yang
optimal dan berhasil guna bagi masyarakat Kabupaten Bantul.
1.2 Landasan Hukum
Rencana Strategis Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Bantul Tahun 2011 – 2015 disusun berdasarkan beberapa peraturan dan perundangan
yang berkaitan dengan struktur organisasi, tugas dan fungsi, kewenangan Dinas
Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Bantul serta pedoman dalam
pelaksanaannya. Adapun peraturan dan perundangan tersebut adalah:
1. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan
Pembangunan Nasional;
4
3. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2009 tentang Kepariwisataan;
4. Peraturan Menteri Dalam Negeri No 54 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan
Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 Tentang Tahapan, Tatacara
Penyusunan, Pengendalian, Dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana
Pembangunan Daerah;
5. Peraturan Daerah Kabupaten Bantul No. 3 tahun 2004 tentang Rencana
Induk Pengembangan Pariwisata Daerah Kabupaten Bantul;
6. Peraturan Daerah Kabupaten Bantul No. 16 Tahun 2007 tentang
Pembentukan Organisasi Dinas Daerah di Lingkungan Pemerintah Daerah
Kabupaten Bantul;
7. Peraturan Daerah Kabupaten Bantul Nomor 01 tahun 2011 tentang Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Bantul Tahun
2011-2015;
8. Peraturan Bupati No. 82 Tahun 2007 tentang Rincian Tugas, Fungsi dan Tata
Kerja Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Bantul.
1.3 Maksud & Tujuan
Rencana Strategis Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Bantul Tahun 2011 – 2015 merupakan tindak lanjut dan implementasi dari pelaksanaan Peraturan Daerah Kabupaten Bantul Nomor 01 tahun 2011 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Bantul tahun 2011-2015.
Selanjutnya, buku rencana strategis (Renstra) ini dimaksudkan sebagai acuan
strategis dan operasional terkini khususnya bagi Dinas Kebudayaan dan
Pariwisata Kabupaten Bantul dan secara umum bagi masyarakat pendukung
pembangunan kebudayaan dan pariwisata Kabupaten Bantul baik yang bergerak
di sektor swasta, pers, lembaga swadaya masyarakat, masyarakat setempat,
perguruan tinggi, instansi terkait, dan unsur insan budaya pariwisata lainnya.
Adapun tujuan penyusunan Renstra ini adalah:
Melaksanakan inventarisasi isu-isu terkini yang muncul dalam pembangunan
bidang kebudayaan dan kepariwisataan di Kabupaten Bantul;
Menyatakan visi dan misi pembangunan kebudayaan dan pariwisata di
Kabupaten Bantul;
5
Menyusun strategi, kebijakan, program, dan rencana kegiatan
pelestarian/perlindungan, pengembangan dan pemanfaatan pembangunan
kebudayaan yang meliputi bahasa, sejarah, adat istiadat, kesenian,
peninggalan sejarah dan purbakala, serta bentuk-bentuk budaya lokal lainnya.
Menyusun strategi, kebijakan, program, dan rencana kegiatan pengembangan
pariwisata yang meliputi destinasi pariwisata, pemasaran pariwisata, industri
pariwisata dan kelembagaan dan kemitraan pariwisata.
Ruang lingkup Renstra ini menyatukan gerakan program semua Bidang
Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Bantul bersama seluruh stakeholder
baik pemerintah, swasta, dan masyarakat Bantul dan sekitarnya dalam kurun
waktu 2011 – 2015. Program-program dalam Renstra ini merupakan program
substantif yang terstruktur, disusun menurut tingkat kepentingan memecahkan
permasalahan. Struktur program akan menjadi acuan bagi penyusunan kegiatan
tahunan agar tercapai sinergi dan kesinambungan dalam mencapai berbagai
sasaran yang dicanangkan.
1.4 Sistematika Penulisan
Secara umum Renstra Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Tahun
2011-2015 ini disusun berdasarkan sistematika sebagai berikut:
I. Bab I Pendahuluan
Bab ini mendeskripsikan secara umum gambaran mengenai latar belakang
penyusunan Renstra SKPD, Landansan Hukum, Maksud dan Tujuan serta
Sistematika Penulisan.
II. Bab II Gambaran Pelayanan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata
Bab ini memberikan gambaran pelayanan SKPD yang diuraikan secara detail
dalam bentuk penjelasan mengenai Tugas,Fungsi dan Struktur Organisasi
SKPD, Sumber Daya SKPD, Kinerja Pelayanan SKPD dan Tantangan dan
Peluang Pengembangan Pelayanan SKPD.
III. Bab III Isu-Isu Strategis Berdasarkan Tugas dan Fungsi
Bab ini menjelaskan isu-isu strategis yang dihadapi oleh SKPD dalam
pembangunan kebudayaan dan pariwisata melalui identifikasi permasalahan
6
Daerah dan Wakil Kepala Daerah terpilih, telaah Renstra K/L dan Renstra
Propinsi, telaah RTRW dan penentuan isu-isu strategis.
IV. Bab IV Visi, Misi, Tujuan, dan Sasaran, Strategi dan Kebijakan
Baba ini menguraikan secara jelas materi terkait dengan visi, misi, tujuan,
dan sasaran, serta strategi dan kebijakan SKPD dalam pembanguna
kebudayaan dan pariwisata pada Tahun 2011-2015.
V. Bab V Rencana Program dan Kegiatan, Indikator Kinerja, Kelompok Sasaran,
dan Pendanaan Indikatif
Bab ini menggambarkan program dan kegiatan yang direncanakan akan
dilaksanakan oleh SKPD disertai dengan penjelasan pada indikator kinerja,
kelompok sasaran dan pendanaan indikatif.
VI. Bab VI Indikator Kinerja Dinas Kebudayaan dan Pariwisata yang Mengacu
pada Tujuan dan Sasaran RPJMD
Bab ini menguraikan rencana indikator kinerja SKPD dikaitkan dengan
7
BAB
I I
GAMBARAN PELAYANAN SKPD
2.1 Tugas, Fungsi, dan Struktur Organisasi
Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Bantul merupakan salah
satu perangkat daerah Pemerintah Kabupaten Bantul, yang tertuang dalam
Peraturan Daerah Kabupaten Bantul Nomor 16 tahun 2007 tentang Pembentukan
Organisasi Dinas Daerah di Lingkungan Pemerintah Kabupaten Bantul.
Sedangkan bila dikaitkan dengan pelaksanaan urusan/kewenangan mengacu
pada Peraturan Daerah Kabupaten Bantul Nomor 13 Tahun 2007 tentang
Kewenangan dan Urusan Kabupaten Bantul, maka Dinas Kebudayaan dan
Pariwisata memiliki dan mengampu 2 kewenangan/urusan yakni urusan wajib
pada Bidang Kebudayaan dan urusan Pilihan pada Bidang Pariwisata. Kemudian
penjabaran dari tugas pokok Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten
Bantul sesuai dengan Peraturan Bupati Nomor 82 tahun 2007 tentang rincian
tugas,fungsi dan tata kerja Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Bantul
adalah: “melaksanakan urusan rumah tangga pemerintahan daerah dan
tugas pembantuan di bidang Pariwisata dan Kebudayaan.”
Untuk melaksanakan tugas tersebut maka Dinas Kebudayaan dan
Pariwisata Kabupaten Bantul mempunyai fungsi sebagai:
a. Perumusan kebijakan teknis bidang kebudayaan dan pariwisata;
b. Penyelenggaraan urusan pemerintahan dan pelayanan umum bidang
kebudayaan dan pariwisata;
c. Pembinaan dan pelaksanaan tugas bidang kebudayaan dan pariwisata;
d. Pelaksanaan kesekretariatan Dinas; dan
e. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Bupati sesuai dengan tugas dan
fungsinya.
Dalam melaksanakan tugasnya Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata
8
a. Sekretariat, yang dipimpin oleh Sekretaris terdiri atas :
1. Sub Bagian Umum;
2. Sub Bagian Program;dan
3. Sub Bagian Keuangan dan Aset.
b. Bidang Sarana, Obyek dan Daya Tarik Wisata, yang dipimpin oleh Kepala
Bidang terdiri atas :
1. Seksi Sarana dan Prasarana Wisata; dan
2. Seksi Pengembangan Daya Tarik Wisata;
c. Bidang Pemasaran dan Kemitraan, yang dipimpin oleh Kepala Bidang terdiri
atas :
1. Seksi Promosi dan Bimbingan Wisata; dan
2. Seksi Kemitraan Usaha.
d. Bidang Kebudayaan, yang dipimpin oleh Kepala Bidang terdiri atas :
1. Seksi Budaya dan Kesenian; dan
2. Seksi Sejarah dan Kepurbakalaan.
e. UPT;
g. Kelompok Jabatan Fungsional.
Menurut Peraturan Bupati Bantul Nomor 82 Tahun 2007 :
1. Kepala Dinas mempunyai tugas :
a. Memimpin penyelenggaraan tugas dan fungsi Dinas sesuai ketentuan
perundang-undangan yang berlaku;
b. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Bupati sesuai dengan tugas
dan fungsinya.
2. Sekretarias Dinas mempunyai tugas :
a. Menyusun rencana dan program kerja Sekretariat Dinas untuk
melaksanakan kebijakan yang telah ditentukan;
b. Menyiapkan bahan kerja Sekretariat Dinas;
c. Merumuskan kebijakan teknis dalam menentukan sasaran kegiatan
kesekretariatan;
d. Mengumpulkan, mengolah dan menyajikan data rencana anggaran dan
9
e. Menyelenggarakan urusan umum, surat-menyurat, perlengkapan dan rumah
tangga, urusan hukum, urusan kepegawaian, urusan gaji pegawai,
monitoring dan pelaporan, tata naskah dinas, organisasi dan tatalaksana;
f. Menyelenggarakan pembinaan dan pelayanan administrasi umum,
administrasi kepegawaian, administrasi keuangan, sarana dan prasarana,
serta perpustakaan Dinas;
g. Menyelenggarakan kebutuhan naskah dinas yang diperlukan berdasarkan
pedoman dan ketentuan Peraturan perundangan-undangan yang berlaku;
h. Memberikan saran dan atau pertimbangan kepada Kepala Dinas mengenai
langkah atau tindakan yang diambil di bidang tugasnya;
i. Menginventarisasi, mengidentifikasi dan menyiapkan bahan pemecahan
permasalahan di bidang tugasnya;
j. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Dinas sesuai bidang
tugasnya; dan
k. Mengevaluasi dan menyusun laporan pelaksanaan tugas Sekretariat Dinas.
3. Sub Bagian Umum mempunyai tugas :
a. Menyusun rencana dan program kerja Sub Bagian Umum untuk
melaksanakan kegiatan yang telah ditentukan;
b. Menyiapkan bahan kerja Sub Bagian Umum;
c. Melaksanakan upaya penyelesaian hukum yang berkaitan dengan
pelaksanaan kegiatan Dinas;
d. Melayani tata naskah dinas, humas dan protokol, kearsipan, kepustakaan,
surat-menyurat, dan alat tulis unit kerja;
e. Mengelola kebersihan, ketertiban dan keamanan ruang kerja serta
lingkungan Dinas;
f. Menyiapkan perlengkapan rapat dan melayani tamu dinas;
g. Mengumpulkan, menelaah dan mendokumentasikan peraturan
perundang-undangan di bidang kepegawaian;
h. Menyiapkan pelaksanaan penilaian angka kredit pejabat fungsional;
i. Menyiapkan pelaksanaan pembinaan pengembangan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan;
10
k. Menyiapkan rencana kebutuhan pendidikan dan latihan untuk
pengembangan pegawai;
l. Melaksanakan administrasi dan kearsipan data pegawai;
m. Melaksanakan pengadaan dan pendistribusian kebutuhan rumah tangga
Sekretariat;
n. Menginventarisasi, mengidentifikasi dan menyiapkan bahan pemecahan
permasalahan di bidang tugasnya;
o. Memberikan saran dan atau pertimbangan kepada Sekretaris Dinas
mengenai langkah atau tindakan yang diambil di bidang tugasnya;
p. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Sekretaris Dinas sesuai
bidang tugasnya; dan
q. Mengevaluasi dan menyusun laporan pelaksanaan tugas;
4. Sub Bagian Keuangan dan Aset mempunyai tugas :
a. Menyusun rencana dan program kerja Sub Bagian Keuangan dan Aset
untuk melaksanakan kegiatan yang telah ditentukan;
b. Menyiapkan bahan kerja Sub Bagian Keuangan dan Aset;
c. Mengurus dan melaksanakan pembayaran gaji pegawai sesuai ketentuan
peraturan perundang-undangan yang berlaku;
d. Melaksanakan penatausahaan keuangan dengan sistem akuntansi sesuai
peraturan perundang-undangan yang berlaku;
e. Melaksanakan administrasi penyetoran dan pelaporan pajak sesuai
ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku;
f. Menyusun laporan pertanggungjawaban pengelolaan keuangan sesuai
ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku;
g. Melaksanakan inventarisasi, verifikasi dan pelaporan pelaksanaan
anggaran dan bimbingan teknis pelaksanaan anggaran kepada pengelola
keuangan atau pengadministrasi keuangan;
h. Melaksanakan koordinasi pengadaan dan pendistribusian kebutuhan
rumah tangga Dinas;
i. Melaksanakan administrasi, inventarisasi, dan laporan
pertanggungjawaban pengelolaan barang;
11 penghapusan barang;
k. Menginventarisasi, mengidentifikasi dan menyiapkan bahan pemecahan
permasalahan di bidang tugasnya;
l. Memberikan saran dan atau pertimbangan kepada Sekretaris Dinas
mengenai langkah atau tindakan yang diambil di bidang tugasnya;
m. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Sekretaris Dinas sesuai
bidang tugasnya; dan
n. Mengevaluasi dan menyusun laporan pelaksanaan tugas Sub Bagian
Keuangan dan Aset.
5. Sub Bagian Program mempunyai tugas :
a. Menyusun rencana dan program kerja Sub Bagian Program untuk
melaksanakan kegiatan yang telah ditentukan;
b. Menyiapkan bahan kerja Sub Bagian Program;
c. Menghimpun, menelaah, menganalisa, mengklasifikasi dan
mendokumentasi peraturan perundang-undangan yang berkaitan dengan
program dan kegiatan Dinas;
d. Merencanakan dan menyelenggarakan penelitian dalam rangka
pengembangan program Dinas;
e. Merencanakan target pendapatan dalam upaya penggalian sumber PAD;
f. Kooordinasi penyusunan rencana kebutuhan dan pengadaan barang Dinas
sesuai prosedur dan ketentuan yang berlaku;
g. Menyusun dan mengelola data base;
h. Menkoordinasikan penyusunan RKP dan RKA Dinas;
i. Menyusun petunjuk pelaksanaan dan teknis di Sub Bagian Program
j. Menginventarisasi, mengidentifikasi dan menyiapkan bahan pemecahan
permasalahan dai bidang tugasnya;
k. Memberikan saran atau pertimbangan kepada atasan, mengenai langkah
atau tindakan yang diambil di bidang tugasnya;
l. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh atasan sesuai dengan bidang
tugasnya; dan
12
6. Bidang Sarana, Obyek dan Daya Tarik Wisata mempunyai tugas :
a. Menyusun program Bidang Sarana, Obyek dan Daya Tarik Wisata sesuai
dengan rencana strategis dinas;
b. Menyelenggarakan pembinaan dan pengembangan usaha sarana wisata
dan fasilitas wisata;
c. Melaksanakan pengkajian terhadap kemungkinan dilakukan diversifikasi
produk wisata dan pengembangan potensi wisata;
d. Menyelenggarakan dan mengembangkan pengusahaan obyek dan daya
tarik wisata alam;
e. Menyelenggarakan dan mengembangkan pengusahaan obyek dan daya
tarik wisata budaya;
f. Menyelenggarakan dan mengembangkan pengusahaan obyek dan daya
tarik wisata minat khusus;
g. Menyusun evaluasi dan laporan pelaksanaan tugas.
7. Seksi Sarana dan Prasarana Wisata mempunyai tugas :
a. Menyusun program kerja Seksi Sarana dan Prasarana Wisata sesuai
dengan rencana strategis Dinas;
b. Melaksanakan pembinaan dan pengembangan usaha sarana pariwisata;
c. Merencanakan dan mengkoordinasikan pelaksanaan pembangunan dan
pemeliharaan fasilitas dan prasarana wisata;
d. Melaksanakan pemantauan terhadap sarana dan prasarana serta fasilitas
wisata di obyek wisata;
e. Melaksanakan inventartisasi dan identifikasi potensi dan permasalahan
bidang sarana dan prasarana wisata dalam rangka pengkajian terhadap
kemungkinan dilakukan diversivikasi produk wisata dan pengembangan
potensi wisata;
f. Menyiapkan bahan pembinaan dan pengembangan usaha sarana wisata
pada obyek wisata dan sarana wisata;
g. Melaksanakan pengawasan dan pengendalian teknis kegiatan usaha
sarana wisata dan prasarana wisata;
h. Melaksanakan evaluasi dan menyusun laporan pelaksanaan tugas Seksi
13
i. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang sesuai bidang
tugasnya.
8. Seksi Pengembangan Daya Tarik Wisata mempunyai tugas :
a. Menyusun program kerja Seksi Pengembangan Daya Tarik Wisata sesuai
dengan rencana strategis dinas;
b. Melaksanaklan inventarisasi dan pengembangan potensi, serta fasilitasi
kepariwistaaan daerah;
c. Melaksanakan inventarisasi dan analisa bahan pengembangan daya tarik
wisata;
d. Melaksanakanm pembinaan dan pengembangan daya tarik wisata alam,
budaya, minat khusus dan sumber daya manusia pariwisata;
e. Mengemas potensi budaya dan seni tradisional sereta memanfaatkan
sumber daya alam untuk meningkatkan daya tarik wisata;
f. Memfasilitasi kegiatan untuk meningkatkan daya tarik wisata baik yang
berupa wisata alam, wisata budaya dan minat khusus;
g. Melaksanakan koordinasi dengan asosiasi pariwisata, instansi terkait dan
mitra kerja untuk meningkatkan daya tarik wisata;
h. Melaksanakan penelitian dan pengkajian tempat-tempat rekreasi dan
hiburan umum dalam rangka pengembangan daya tarik wisata;
i. Menyusun Evaluasi dan laporan pelaksanaan tugas;
j. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang sesuai
dengan bidang tugasnya.
9. Bidang Pemasaran dan Kemitraan mempunyai tugas :
a. Menyusun program kerja Bidang Pemasaran dan Kemitraan;
b. Melaksanakan pengkajian bidang pemasaran dan kemitraan;
c. Melaksanakan promosi dan pemasaran pariwisata;
d. Melaksanakan bimbingan dan penyuluhan kepada masyarakat;
e. Melaksanakan bimbingan teknis dan pelatihan sumber daya manusia
bidang pariwisata;
f. Melaksanakan pengembangan pemasaran dan kemitraan bidang
14
g. Memberikan rekomendasi perijinan usaha pariwisata dan pelayanan
informasi bidang pariwisata;
h. Melaksanakan monitoring dan inventarisasi permasalahan yang berkaitan
dengan bidang pemasaran dan kemitraan;
i. Menyusun evaluasi dan laporan pelaksanaan tugas.
10. Seksi Promosi dan Bimbingan Wisata mempunyai tugas :
a. Menyusun program kerja Seksi Promosi dan Bimbingan Wisata sesuai
dengan rencana strategis dinas;
b. Melaksanakan pengkajian bidang promosi dan Bimbingan wisata;
c. Melaksanakan kegiatan promosi;
d. Melaksanakan bimbingan wisata dan pelayanan informasi;
e. Melaksanakan koordinasi dengan pemerintah kabupaten lain, industri
pariwisata, asosiasi dan pelaku wisata;
f. Melaksanakan koordinasi dalam rangka memfasilitasi kegiatan promosi
dan bimbingan wisata terpadu antar industri pariwisata, stake holder dan
assosiasi dan pelaku wisata;
g. Melaksanakan pengawasan, pengendalian dan sosialisasi peraturan
perundang-undangan yang berlaku di bidang pariwisata;
h. Memfasilitasi kegiatan masyarakat sadar wisata;
i. Menyusun evaluasi dan laporan pelaksanaan tugas;
j. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang sesuai
dengan bidang tugasnya.
11. Seksi Kemitraan Usaha mempunyai tugas :
a. Menyusun progran kerja Seksi Kemitraan Usaha sesuai dengan rencana
strategis dinas.
b. Melaksanakan kajian pengawasan dan pengendalian bidang kemitraan
c. Melaksanakan koordinasi dengan assosiasi pramuwisata, instansi terkait
dan mitra kerja pariwisata untuk penggalian, pengembangan dan
pengenalan pariwisata.
d. Melaksanakan pemberdayaan masyarakat pariwisata sesuai arah
15
e. Melakukan pengkajian dan penelitian terhadap diversifikasi produk wisata
dan alternatif kerja baru kepada masyarakat pariwisata;
f. Memberikan rekomendasi perijinan dan pelayanan umum dalam bidang
usaha-usaha kepariwistaan;
g. Memberikan bimbingan teknis dibidang perijinan kepada masyarakat yang
bergerak dibidang usaha pariwisata;
h. Melaksanakan pengawasan dan pengendalian terhadap kepemilikan ijin
usaha wisata;
i. Menyusun evaluasi dan laporan pelaksanaan tugas Seksi Kemitraan
Usaha;
j. Melaksanakan tugas lain yng diberikan oleh Kepala Bidang sesuai dengan
bidang tugasnya;
12. Bidang Kebudayaan mempunyai tugas :
a. Menyusunan program kerja Bidang Kebudayaan;
b. Melaksanakan pengkajian bidang Kebudayaan;
c. Melaksanakan pelestarian nilai budaya, tradisi, kesenian, bahasa dan
sastra;
d. Melaksanakan pelestarian, pemeliharaaan dan perlindungan benda-benda
cagar budaya dan kawasan cagar budaya;
e. Melaksanakan pengembangan dan publikasi permusiuman daerah;
f. Melaksanakan inventarisasi peninggalan sejarah kepubakalaan;
g. Melaksankan perlindungan peninggalan sejarah dan kepubakalaan;
h. Menyusun evaluasi dan laporan Bidang Kebudayaan;
13. Seksi Budaya dan Kesenian mempunyai tugas :
a. Menyusun program kerja seksi Budaya dan Kesenian sesuai dengan
rencana strategis dinas;
b. Melaksanakan pembinaan teknis dan asistensi serta pelestarian budaya,
tradisi dan kesenian;
c. Melaksanalkan kajian terhadap upacara adat dan tradisi;
d. Melaksanakan kajian seni tradisi, konteporer, dan seni modern;
16
f. Memfasilitasi kegiatan dalam rangaka pengembangan bahasa dan sastra;
g. Memfasilitasi kegiatan kesenian daerah pada event-event regional,
nasional, internasional sebagai upaya pembinaan kesenian daerah;
h. Mengembangkan dan meindungi kesenian daerah;
i. Memberi rekomendasi dan perijinan kegiatan kesenian pada event-event
regionai, nasional dan internasional;
j. Mengembangkan nilai budaya dan tradisi serta budi pekerti masyarakat
dan aliran kepercayaan kepada Tuhan Yang Maha Esa;
k. Memfasilitasi dan mendoromg terjadinya proses kreatifitas dalam rangka
pengembangan kesenian dan apresiasi masyarakat;
l. Melaksnakan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang sesuai bidang
tugasnya;
m. Menyusun evaluasi dan laporan pelaksanaan tugas;
14. Seksi Sejarah dan Kepurbakalaan mempunyai tugas :
a. Menyusun program kerja Seksi Sejarah dan Kepurbakalaan sesuai
rencana strategis dinas;
b. Melaksanakan inventarisasi, dokumentasi, penyajian data, informasi
sejarah kepurbakalaan dan permuseuman;
c. Melaksanakan pengkajian peninggalan sejarah dan kepurbakalaan beserta
situsnya;
d. Melaksanakan penggalian, inventarisasi peninggalan sejarah dan
kepurbakalaan beserta situsnya;
e. Melaksanakan pelestarian benda cagar budaya dan pengembangan
kawasan cagar budaya;
f. Melaksanakan pelestarian, pembinaan dan pengembangan permusiuman;
g. Memberi rekomendasi perijinan penggalian dan rehabilitasi terhadap
benda cagar budaya;
h. Mengembangkan benda cagar budaya dan kawasan cagar budaya
sebagai pusat penelitian serta aktifitas sosial budaya masyarakat;
i. Mendorong partisipasi masyarakat sekitar benda cagar budaya dan
kawasan cagar budaya serta desa budaya dalam mengambil manfaat
17
j. Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang sesuai
bidang tugasnya;
k. Menyusun evaluasi dan laporan pelaksanaan tugas Seksi Sejarah dan
Kepurbakalaan;
15. Rincian Tugas Unit Pelaksana Teknis akan diatur dalam Peraturan Bupati
tentang pembentukan Unit Pelaksana Teknis;
16. Kelompok Jabatan Fungsional mempunyai tugas :
a. Menyusun rencana dan program kegiatan sesuai bidangnya;
b. Mengumpulkan, mengolah dan menganalisa data sesuai bidangnya;
c. Melaksanakan kegiatan-kegiatan sesuai bidangnya dalam rangka
memperoleh angka kredit sesuai peraturan dan pedoman yang berlaku;
d. Memberikan saran-saran atau pertimbangan kepada atasan mengenai
langkah-langkah yang diambil sesuai bidangnya;
e. Menyusun laporan pelaksanaan tugas kepada atasan.
Adapun secara ringkas gambaran dan bagan struktur organisasi Dinas
18 Gambar 2.1
Struktur Organisasi Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Bantul
Sumber : Sub Bag Umum Disbudpar Bantul, 2011
2.2 Sumber Daya Dinas Kebudayaan dan Pariwisata
Sumber daya merupakan suatu ketersediaan yang dimiliki dalam
mendukung keberhasilan pelaksanaan tugas pokok dan fungsi Dinas
Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Bantul. Secara umum gambaran
kondisi dari sumber daya di Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten
Bantul dapat dijelaskan sebagai berikut:
2.2.1 Sumber Daya Manusia
Jumlah SDM di Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Bantul
dapat dikategorikan berdasarkan jenis pendidikan dan pangkat/golongan. Dari sisi
jenis pendidikan, latar belakakang pendidikan masih didominasi oleh SMA,
sedangkan dari sisi golongan, didominasi oleh Golongan III. Secara detail kondisi
19 Tabel 2.1
Jumlah SDM Berdasarkan Jenis Pendidikan dan Golongan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Bantul Tahun 2011
Jenis Pendidikan Jml Gol Jml
SD SMP SMA Sarmud/
D2/D3
S1 S2 S3 I II III IV
8 23 42 15 28 4 - 118 25 35 53 5 118
Sumber : Dinas Kebudayaan dan Pariwisata,2011
2.2.2 Aset Kebudayaan dan Pariwisata
Sumber daya yang dimiliki Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten
Bantul selain dari SDM adalah ketersediaan aset-aset yang terkait dengan sarana
dan prasarana pendukung pembangunan dan pengembangan kebudayaan dan
pariwisata. Dari sisi aset kebudayaan, Kabupaten Bantul memiliki aset yang
cukup beragam sebagaimana terlihat pada tabel berikut.
Tabel 2.2
Aset Kebudayaan Kabupaten Bantul Tahun 2011
NO ASET BUDAYA JUMLAH
1 Desa Budaya 6 Desa
2 Desa Wisata 24 Desa
3 Situs dan BCB 39 Tempat
4 Kelompok Kesenian 805 Kel
5 Permainan Tradisional 11 Jenis
6 Kesenian Tradisional 30 Jenis
7 Lembaga Budaya 39 Org
8 Himpunan Penganut Kepercayaan 17 Kel
9 Upacara Tradisional 13 Jenis
20
Kemudian dari sisi Bidang Pariwisata, aset yang dimiliki adalah terkait
dengan ketersediaan destinasi pariwisata dan komponen pendukungnya sebagai
prasyarat utama dalam menarik kunjungan wisatawan ke Kabupaten Bantul.
Adapun ragam aset pariwisata tersebut terlihat pada tabel berikut.
Tabel 2.3
Aset Pariwisata Kabupaten Bantul Tahun 2011
NO ASET PARIWISATA JUMLAH
1 Wisata Alam 20 Lokasi
2 Wisata Budaya 47 Lokasi
3 Wisata Buatan/Minat Khusus 38 Lokasi
4 Rekreasi Hiburan Umum 24 Lokasi
5 Hotel dan Penginapan 184 Unit
6 Restoran 147 Unit
7 Biro Perjalanan Wisata 11 Unit
8 Toko Souvenir dan Oleh2 7 Unit
9 Pramuwisata 51 Org
10 Pokdarwis 19 Kel
Sumber : Dinas Kebudayaan dan Pariwisata,2011
2.3 Kinerja Pelayanan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata
Tingkat capaian kinerja pelayanan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata
Kabupaten Bantul dapat diketahui dengan mengacu pada sasaran/target
Renstra periode sebelumnya dan indikator SPM. Hasil tingkat capaian kinerja
tersebut sebagaimana terlihat pada Tabel 2.4 halaman 21.
Berdasarkan Tabel 2.4 dapat diinterpretasikan tingkat capaian kinerja
pelayanan kebudayaan dan pariwisata sampai dengan Tahun 2010
22
1. Meningkatnya jumlah Desa Wisata, Desa Budaya, Peristiwa Budaya,
Penghargaan Budaya dan Kelompok Budaya
Secara umum capaian kinerja pelayanan pada kategori ini menunjukkan
perkembangan yang cukup baik dalam arti terjadi peningkatan secara
kuantitatif pada setiap kriteria indikator capaian. Pada tahun 2010 terdapat
18 Desa Wisata di Kabupaten Bantul, jumlah ini mengalami pertumbuhan
sebesar 125% dari Tahun 2006 dengan jumlah 8 Desa Wisata. Hal ini
menunjukkan bahwa pola pengembangan pariwisata berbasis pedesaan di
Kabupaten Bantul sudah menjadi orientasi dan bagian dari kesadaran dan
kepedulian masyarakat dalam upaya mengembangkan aset dan potensi
pariwisata yang mereka miliki. Kemudian dari sisi jumlah Desa Budaya
mengalami pertumbuhan sebesar 50% dimana pada Tahun 2006 jumlah
Desa Budaya sebanyak 4 Desa meningkat menjadi 6 Desa Budaya pada
Tahun 2010. Pada kategori indikator capaian peristiwa budaya juga
mengalami pertumbuhan sebesar 5,8% dari tahun 2006 dengan jumlah 120
mencapai 127 peristiwa budaya pada tahun 2010. Hal ini juga menunjukkan
bahwa apresiasi masyarakat terhadap aset dan potensi seni budaya lokal
semakin baik. Kemudian pada kategori penghargaan budaya terdapat
peningkatan 100% dari Tahun 2006 dengan 6 penghargaan budaya menjadi
12 pada Tahun 2010, yang menunjukkan kepedulian dan perhatian
Pemerintah Daerah terhadap perkembangan seni budaya daerah yang
dilakukan oleh masyarakat, seniman, budayawan dan kelompok sangat baik.
Sedangkan pada jumlah kelompok kesenian mengalami pertumbuhan 1,74
% dari Tahun 2006 dengan 689 Kelompok Kesenian menjadi 701 Kelompok
Kesenian pada Tahun 2010.
Keberhasilan pencapaian kinerja sasaran yang cukup positif tersebut diatas,
secara prinsip dipengaruhi oleh semakin tingginya kesadaran dan dukungan
masyarakat akan pengembangan potensi pariwisata dan kebudayaan
daerah di Kabupaten Bantul dengan mengedepankan konsep-konsep
pengembangan ekonomi lokal dan upaya-upaya pelestarian dan
pemanfaatan seni budaya lokal. Selain itu dukungan kebijakan pemerintah
daerah yang menempatkan pembangunan kebudayaan dan pariwisata
23
memberikan jalan untuk mengembangkan potensi kebudayaan dan
pariwisata Kabupaten Bantul secara lebih optimal.
2. Meningkatnya jumlah pengunjung obyek wisata
Salah satu Indikator pokok dalam menilai keberhasilan pembangunan
pariwisata di daerah adalah meningkatnya jumlah kunjungan wisatawan.
Semakin banyak wisatawan yang datang/berkunjung, maka akan
memberikan multiflier effect terhadap peningkatan perekonomian
masyarakat lokal. Jumlah kunjungan wisatawan ke Kabupaten Bantul pada
tahun 2010 mencapai 1.496.626 orang meningkat 69,29% dari pencapaian
Tahun 2006 dengan jumlah 884.024 orang. Pencapaian ini secara umum
disebabkan dan dipengaruhi oleh upaya-upaya maksimal dan komitmen
yang cukup baik dari Pemerintah Daerah untuk meningkatkan kualitas dan
kuantitas destinasi pariwisata di Kabupaten Bantul melalui program dan
kegiatan antara lain: pembangunan dan rehabilitasi sarana prasarana obyek
wisata, penyelenggaraan event-event dan atraksi wisata, peningkatan
kapasitas SDM dalam pelayanan pariwisata dan penguatan dan perluasan
kerjasama promosi pariwisata.
3. Meningkatnya jumlah investasi kepariwisataan
Pengembangan investasi kepariwisataan berkaitan dengan sejauhmana
peran Pihak Ketiga/Swasta diluar Pemerintah Daerah dapat memberikan
kontribusi positif dalam meningkatkan akselarasi pembangunan daerah
melalui pembukaan usaha-usaha pariwisata di Kabupaten Bantul. Investasi
kepariwisataan yang tinggi akan memberikan peluang-peluang dalam
meningkatkan aktivitas perekonomian daerah baik dalam bentuk perluasan
kesempatan kerja, pemberdayaan masyarakat dan penguatan produk
ekonomi lokal. Pada Tahun 2010 jumlah investasi di Kabupaten Bantul
mencapai 5 usaha pariwisata meningkat 400% dari pencapaian Tahun 2006
yang hanya 1 usaha pariwisata. Kemudian dari sisi pencapaian indikator
penerimaan PAD sektor pariwisata mencapai Rp. 4.542.194.000,- pada
tahun 2010 meningkat 228% dari pencapaian PAD tahun 2006 sebesar
Rp.1.381.654.975,-. Kontribusi ini merupakan yang terbesar kedua (4,59%)
untuk sumbangan terhadap PAD Kabupaten Bantul setelah Retribusi Sektor
24
mengalami peningkatan sebesar 400% dari tahun 2006 sebanyak 2 Kali
menjadi 10 Kali pada Tahun 2010.
Keberhasilan pencapaian kinerja sasaran tersebut diatas secara umum
didasari oleh adanya peningkatan pelayanan yang diberikan baik bagi
investor/kalangan dunia usaha maupun pengunjung obyek wisata.
Selanjutnya untuk menggambarkan potensi dan permasalahan
pendanaan pelayanan SKPD pada periode Renstra sebelumnya dapat dilihat
pada Tabel 2.5 pada halaman 25. Adapun hasilnya menunjukkan bahwa dari
sisi PAD sektor pariwisata mengalami pertumbuhan rata rata sebesar
Rp.632.107.805,- pada periode Tahun 2006-2010 dengan trend pertumbuhan
yang selalu meningkat setiap tahunnya. Pada Tahun 2010, PAD sektor
pariwisata mencapai sebesar Rp. 4.542.194.000,- meningkat 228% dari
pencapaian PAD tahun 2006 sebesar Rp.1.381.654.975,-. Keberhasilan
pencapaian ini dipengaruhi oleh adanya peningkatan pada retribusi obyek
wisata sebagai akibat dari kenaikan pada jumlah pengunjung obyek wisata dan
tarif retribusi tempat rekreasi dan olahraga. Selain itu juga dikarenakan adanya
penambahan komponen pendapatan pada penerimaan lainlian PAD yang sah
berupa penerimaan premi asuransi pengunjung obyek wisata.
Kemudian dari sisi Belanja mengalami pertumbuhan rata-rata sebesar
Rp. 377.833.087,- pada periode Tahun 2006-2010 dengan kontribusi terbesar
diperoleh dari pertumbuhan belanja gaji (tidak langsung), sedangkan untuk
alokasi belanja pembangunan mengalami fluktuasi yang cenderung menurun
dalam arti alokasi belanja pembangunan (langsung) mulai tahun 2008 sampai
dengan tahun 2010 mengalami penurunan yang cukup signifikan. Hal ini secara
umum disebabkan oleh adanya penurunan alokasi anggaran/belanja pada
Pemerintah Daerah Kabupaten Bantul yang bersumber dari DAU, DAK dan
Dana Dekonsentrasi serta kenaikan alokasi belanja gaji PNS secara nasional,
sehingga proporsi alokasi belanja langsung untuk pembangunan daerah juga
26
Permasalahan tersebut di atas secara khusus pada akhirnya
memberikan realitas adanya ketidakseimbangan antara pertumbuhan besaran
PAD yang harus dicapai dengan ketersediaan alokasi anggaran belanja untuk
pembangunan kebudayaan dan pariwisata di Kabupaten Bantul. Hal ini harus
menjadi perhatian ke depan, agar pembangunan kebudayaan dan pariwisata
sebagai salah satu sektor strategis di Kabupaten Bantul di satu sisi tetap dapat
mengalami sentuhan-sentuhan pengembangan dan kemajuan serta dan disisi
lain tetap dapat memberikan kontribusi terhadap PAD dan peningkatan
perekonomian masyarakat.
2.4 Tantangan dan Peluang Pengembangan Pelayanan Kebudayaan dan
Pariwisata
Dalam proses perencanaan strategis salah satu langkah yang dilakukan
adalah melakukan analisis keterkaitan dengan aturan-aturan dan arahan
kebijakan baik dalam bentuk Rencana Strategis Propinsi DIY maupun RTRW
Kabupaten Bantul. Sehingga diharapkan ada keterpaduan dan linkage dalam
pembangunan kebudayaan dan pariwisata yang berimplikasi sebagai tantangan
dan peluang bagi pengembangan pelayanan kebudayaan dan pariwisata pada
lima tahun mendatang.
Rencana Strategis Propinsi DIY pada kewenangan kebudayaan
menempatkan dan berorientasi pada tiga kebijakan utama yakni: perlindungan,
pengembangan dan pemanfaatan pada seni budaya, sejarah purbakala dan
Benda Cagar Budaya. Hal ini berarti bahwa dalam aspek kebudayaan, semua
aset harus mendapatkan perlindungan secara maksimal sebagai bagian dari
upaya-upaya melestarikan keberadaan dari seni budaya, sejarah purbakala dan
Benda Cagar Budaya. Kemudian terkait dengan kebijakan pengembangan,
menunjukkan sejauhmana keberadaan aset kebudayaan dapat dikembangkan
sehingga dapat menjadi dan memiliki nilai dan daya tarik pariwisata. Aspek
pemanfaatan menunjukkan keberadaan aset kebudayaan dapat memberi
kemanfaatan bagi peningkatan perekonomian masyarakat.
Kepariwisataan telah menjadi prioritas skala Propinsi dengan
mengutamakan kualitas agar berdaya saing yang didasari oleh pemahaman
27
pertumbuhan ekonomi dan penyejahteraan masyarakat diarahkan kepada
pembangunan yang kreatif dan inovatif serta berbasis pada budaya dan
kearifan lokal.
Kewenangan pariwisata di level Propinsi DIY memberikan arahan dan
kebijakan bahwa pembangunan pariwisata meliputi 4 cakupan komponen yaitu:
1. Destinasi Pariwisata, berkaitan dengan pembangunan daya tarik wisata,
pembangunan prasarana, pembangunan fasilitas umum, pembangunan
pariwisata serta pemberdayaan masyarakat, secara terpadu dan
berkesinambungan.
2. Pemasaran Pariwisata, berkaitan dengan pemasaran pariwisata bersama
terpadu dan berkesinambungan dengan melibatkan seluruh pemangku
kepentingan serta pemasaran yang bertanggung jawab dalam membangun
citra Indonesia sebagai destinasi pariwisata yang berdaya saing.
3. Industri Pariwisata, berkaitan dengan pembangunan struktur (fungsi, hirarki,
hubungan) industry pariwisata, daya saing produk pariwisata, kemitraan
usaha pariwisata, kredibilitas bisnis dan tanggnung jawab terhadap
lingkungan alam dan sosial budaya.
4. Kelembagaan Kepariwisataan, berkaitan dengan pengembangan organisasi
pemerintah, pemerintah daerah, swasta dan masyarakat, pengembangan
sumber daya manusia, regulasi dan mekanisme operasional di bidang
kepariwisataan.
Kemudian dalam perencanaan pembangunan kepariwisataan Propinsi
DIY menggunakan konsep Sustainable Tourism Development sebagai
paradigma pembangunan kepariwisataan DIY. Konsep Sustainable Tourism
Development pada intinya menekankan pada 4 (empat) prinsip yakni:
berwawasan lingkungan, diterima secara sosial dan budaya, layak secara
ekonomi dan memanfaatkan teknologi yang pantas diterapkan yang bertujuan
untuk meningkatkan kualitas hidup masyarakat setempat, meningkatkan
kualitas pengalaman bagi pengunjung dan wisatawan, meningkatkan dan
menjaga kelestarian dan kaulitas lingkungan bagi generasi yang akan datang
serta meningkatkan keseimbangan dalam pembangunan. Dalam pembangunan
pariwisata berkelanjutan didasari oleh 3 (tiga) aspek penting yakni: community
28
Arahan pembangunan kebudayaan dan pariwisata berdasarkan
Rencana.Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Bantul menempatkan posisi
kebudayaan dan pariwisata pada zona atau kawasan Budidaya dengan arahan
pengembangan pada kawasan peruntukan pariwisata alam dan kawasan
peruntukan pariwisata budaya. Adapun strategi pengembangannya
dilaksanakan melalui upaya-upaya melestarikan obyek wisata, memanfaatkan
obyek wisata secara bijaksana, mengembangkan obyek wisata yang sesuai
dengan sifat dan karakteristiknya serta menyediakan fasilitas pelayanan yang
sesuai dan memadai.
Peraturan zonasi untuk kawasan peruntukan pariwisata disusun dengan
memperhatikan: pemanfaatan potensi alam dan budaya masyarakat sesuai
dengan daya dukung dan daya tampung lingkungan, perlindungan terhadap
situs peninggalan kebudayaan masa lampau, pembatasan pendirian bangunan
hanya untuk menunjang kegiatan pariwisata dan ketentuan pelarangan
pendirian bangunan.
Hasil identifikasi terhadap kebijakan dan arahan pengembangan
kebudayaan dan pariwisata sebagaimana tersebut di atas tentunya akan
memberikan implikasi terhadap tantangan dan peluang bagi pengembangan
pelayanan kebudayaan dan pariwisata di masa mendatang.
2.4.1 Peluang (Opportunities)
a. Yogyakarta sebagai kota pendidikan,budaya dan pariwisata, serta
merupakan tempat tujuan wisata utama keenam di Indonesia
b. Daya dukung investasi industri kepariwisataan yang memadai
c. Kecenderungan trend perubahan minat kunjungan wisata ke arah
(berorientasi) pada minat khusus (wisata pedesaan, ekowisata dan
agrowisata)
d. Dukungan stakeholder pariwisata dan kebudayaan khususnya
Pemerintah Propinsi dan Pusat yang kuat dalam pengembangan
kebudayaan dan pariwisata daerah
e. Keberpihakan Akademi dan Perguruan Tinggi yang memadai dalam
pengembangan kebudayaan dan pariwisata daerah
29
sektor kebudayaan dan pariwisata sebagai salah satu sektor prioritas
pembangunan
2.4.2 Tantangan (Threats)
a. Tingkat persaingan antar daerah dalam penawaran produk wisata yang
tinggi
b. Tingkat persepsi dan ekspektasi wisatawan terhadap kondisi dan
kenyamanan di obyek wisata meningkat
c. Bertambahnya inovasi dan kreatifitas atraksi destinasi wisata di luar
Kabupaten Bantul
d. Derasnya arus informasi berbagai budaya asing lewat media yang
berpengaruh terhadap karakter dan budaya masyarakat
e. Rendahnya minat generasi muda dalam pengembangan seni budaya
30
Bab
I I I
I SU- I SU STRATEGI S BERDASARKAN
TUGAS DAN FUNGSI
3.1 Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas dan Fungsi Pelayanan
SKPD
Identifikasi permasalahan berdasarkan tugas dan fungsi pelayanan
SKPD merupakan salah satu bagian penting dan sangat menentukan dalam
proses penyusunan rencana pembangunan daerah untuk melengkapi
tahapan-tahapan yang telah dilakukan sebelumnya. Identifikasi permasalahan yang tepat
dan bersifat strategis meningkatkan akseptabilitas prioritas pembangunan,
dapat dioperasionalkan dan secara moral serta etika birokratis dapat
dipertanggungjawabkan. Perencanaan pembangunan antara lain dimaksudkan
agar layanan SKPD senantiasa mampu menyelaraskan diri dengan lingkungan
dan aspirasi pengguna layanan. Oleh karena itu, perhatian kepada mandat dari
masyarakat dan lingkungan eksternalnya merupakan perencanaan dari luar ke
dalam yang tidak boleh diabaikan.
Dengan melakukan identifikasi permasalahan secara tepat akan
didapatkan isu-isu strategis berdasarkan tugas dan fungsi SKPD yakni kondisi
atau hal yang harus diperhatikan atau dikedepankan dalam perencanaan
pembangunan karena dampaknya yang signifikan bagi SKPD dimasa datang.
Suatu kondisi/kejadian yang menjadi isu strategis adalah keadaan yang apabila
tidak diantisipasi, akan menimbulkan kerugian yang lebih besar atau sebaliknya,
dalam hal tidak dimanfaatkan, akan menghilangkan peluang untuk
meningkatkan layanan kepada masyarakat dalam jangka panjang.
Salah satu cara dalam melakukan identifkasi permasalahan sesuai tugas
dan fungsi SKPD adalah dengan melakukan analisis lingkungan strategis yang
meliputi sisi internal SKPD dan sisi Eksternal SKPD sehingga akan didapatkan
lingkup permasalahan pokok yang akan menjadi bagian dari kajian isu-isu
strategis SKPD. Gambaran umum dari analisis lingkungan strategis Dinas
31
Lingkungan Internal (ALI) dan Analisa Lingkungan Eksternal (ALE) dapat
dijelaskan sebagai berikut.
3.1.1. Analisa Lingkungan Internal (ALI)
3.1.1.1 Kekuatan (Strength)
a. Kesiapan struktur organisasi, tata kerja, dan tupoksi Dinas
Kebudayaan dan Pariwisata yang cukup memadai
b. Perangkat Perencanaan dan Studi Obyek Wisata yang memadai
c. Kekayaan akan aset seni budaya dan aset obyek wisata yang banyak
d. Memiliki sentra industri kerajinan yang banyak sehingga dapat
menjadi alternatif kunjungan wisatawan
e. Aksesibilitas ke Kabupaten Bantul mudah dan baik dari Yogyakarta
f. Kebijakan Pemerintah Kabupaten Bantul yang mendukung kegiatan
pembangunan kebudayaan dan pariwisata dengan menempatkannya
sebagai salah satu sektor prioritas di Kabupaten Bantul
g. Iklim investasi yang kondusif dan baik di sektor pariwisata
h. Pelibatan dan partisipasi masyarakat lokal dalam pengembangan
pariwisata memadai khususnya di pedesaan
3.1.1.2 Kelemahan (Weakness)
a. Kualitas dan kuantitas SDM Kepariwisataan Kabupaten Bantul masih
terbatas
b. Kondisi sarana dan prasarana serta fasilitas pendukung obyek wisata
yang belum memadai dalam pelayanan bagi wisatawan
c. Pelayanan dan sikap masyarakat di obyek wisata yang belum
mencerminkan Sapta Pesona
d. Kurangnya produk wisata yang atraktif, inovatif, dan edukatif.
e. Kurang optimalnya koordinasi kebijakan antar instansi Pemerintah
dalam dalam pengembangan pariwisata
f. Terbatasnya kapabilitas basis data dan system informasi kebudayaan
dan pariwisata
g. Belum optimalnya promosi dan pemasaran pariwisata
h. Rendahnya pemahaman masyarakat tentang perlunya pelestarian
situs budaya dan seni budaya.
32
mendukung pengembangan pariwisata
j. Kurangnya fasilitas dan sarana prasarana guna pengembangan
kesenian.
k. Kurangnya fasilitas dan sarana prasarana guna pengembangan seni
budaya daerah.
l. Kurangnya minat generasi muda untuk mempelajari kesenian dan
budaya daerah
3.1.2 Analisa Lingkungan Eksternal (ALE)
3.1.2.1 Peluang (Opportunities)
a.
b.
Yogyakarta sebagai kota pendidikan,budaya dan pariwisata,
serta merupakan tempat tujuan wisata utama keenam di
Indonesia
Daya dukung investasi industry kepariwisataan yang memadai
c. Kecenderungan trend perubahan minat kunjungan wisata ke arah
(berorientasi) pada minat khusus (wisata pedesaan, ekowisata
dan agrowisata)
d. Dukungan stakeholder pariwisata dan kebudayaan khususnya
Propinsi dan Nasional yang kuat dalam pengembangan
kebudayaan dan pariwisata daerah
e.
f.
Keberpihakan Akademi dan Perguruan Tinggi yang memadai
dalam pengembangan kebudayaan dan pariwisata daerah
Pergeseran kebijakan pembangunan nasional yang
menempatkan sektor kebudayaan dan pariwisata sebagai salah
satu sektor prioritas
3.1.2.2 Tantangan (Threats)
a. Tingkat persaingan antar daerah dalam penawaran produk
wisata yang tinggi
b. Tingkat persepsi dan ekspektasi wisatawan terhadap kondisi dan
kenyamanan di obyek wisata meningkat
c. Bertambahnya inovasi dan kreatifitas atraksi destinasi wisata di
luar Bantul
33
yang berpengaruh terhadap karakter dan budaya masyarakat
h. Rendahnya minat generasi muda dalam pengembangan seni
budaya daerah
Berdasarkan kajian analisis lingkungan strategis sebagai tersebut di atas
maka permasalahan aktual yang dihadapi dalam upaya pelestarian dan
pembangunan kebudayaan di Kabupaten Bantul saat ini adalah:
1. Perkembangan masyarakat yang sangat dinamis sebagai akibat dari
globalisasi dan pesatnya kemajuan teknologi komunikasi dan informasi bisa
memberikan dampak yang tidak diinginkan pada kelestarian budaya, tata
nilai, dan perilaku kita. Oleh karena itu, pelestarian dan pembangunan
kebudayaan diharapkan dapat memberikan arah bagi perwujudan identitas
yang sesuai dengan nilai-nilai luhur budaya bangsa. Di samping itu,
pelestarian dan pembangunan kebudayaan dimaksudkan untuk menciptakan
iklim kondusif dan harmonis sehingga nilai-nilai kearifan lokal akan mampu
merespon modernisasi dengan positif dan produktif sejalan dengan nilai-nilai
kebangsaan.
2. Sejauh ini banyak situs dan benda peninggalan bersejarah purbakala yang
ada di Kabupaten Bantul dalam kondisi terlantar dan tidak terawat. Situs
Makam Raja-Raja Imogiri, Kotagede, Makam Sewu, Makam Sunan Geseng
dan lain sebagainya mengalami kerusakan parah dan hingga saat ini belum
bisa dibenahi dengan baik pasca gempa bumi Tahun 2006. Kerusakan
tersebut bilamana tidak segera ditangani dikhawatirkan akan semakin parah
dan pada akhirnya akan menghilangkan sisa-sisa indentitas budaya Bantul.
3. Masyarakat pada umumnya belum begitu memahami arti pentingnya
perlindungan benda-benda peninggalan sejarah sehingga seringkali mereka
melakukan kegiatan-kegiatan yang membahayakan kelestarian benda
tersebut seperti corat-coret, pengambilan benda bersejarah, dan bahkan jual
beli benda bersejarah hasil curian, yang pada akhirnya secara
perlahan-lahan akan menghilangkan indentitas budaya.
4. Pertumbuhan kelompok seni tradisional masih menyedihkan bila dikaitkan
dengan regenerasi karena mayoritas anggotanya adalah generasi tua.
34 kesenian dan budaya tradisional.
5. Kabupaten Bantul kurang memiliki fasilitas dan sarana pengembangan
kesenian dan budaya daerah. Dan seandainya adapun kondisinya kurang
memenuhi syarat dan kurang dimanfaatkan secara optimal.
6. Rendahnya pendapatan seniman dan budayawan dari kegiatan seni budaya
menyebabkan turunnya daya tarik bidang ini untuk ditekuni. Hanya mereka
yang betul-betul cinta seni budaya yang bisa menjalani kegiatan seperti itu.
Dalam bidang pariwisata, permasalahan-permasalahan yang dihadapi pun
sangat beragam:
1. Dari sisi destinasi wisata, saat ini kepariwisataan Kabupaten Bantul yang
masih mengandalkan wisata alam pantai masih dihadapkan pada beberapa
persoalan seperti masalah zonasi dan penataan kawasan yang belum sesuai
tata ruang, terbatasnya sarana dan prasarana serta fasilitas obyek wisata
(rambu-rambu, papan informasi, tempat sampah,akses jalan lingkungan, dll),
ancaman abrasi pantai yang cukup kuat, kualitas pengelolaan kebersihan
obyek wisata yang belum optimal, dan kurangnya pemerataan area sebaran
kunjungan ke obyek wisata yang masih didominasi oleh Pantai Parangtritis
sehingga berdampak pada ketidakmerataan pengembangan ekonomi
masyarakat.
2. Permasalahan riil dan faktual berikutnya yang sedang dihadapi
kepariwisataan Kabupaten Bantul saat ini adalah masih terbatasnya
kemampuan untuk melakukan upaya-upaya peningkatan pemasaran
pariwisata sebagai bagian dari pengenalan dan promosi pariwisata
Kabupaten Bantul dalam upaya untuk meningkatkan jumlah kunjungan
wisata.
3. Permasalahan lainnya adalah bahwa aktualisasi dan penerapan konsep
SAPTA PESONA (aman, tertib, bersih, sejuk, indah, ramah, dan kenangan)
dan SADAR WISATA di kalangan masyarakat dan pelaku usaha pariwisata
Kabupaten Bantul belum optimal. Hal ini tercermin dari kondisi lingkungan
obyek wisata yang secara umum masih terkesan kotor dan tidak indah.
Kemudian dari aspek pelayanan juga menunjukkan kondisi kurang
35
(mengabaikan) kesan keramahan dan kepedulian.
4. Selain itu, sampai saat ini belum seluruh masyarakat menyadari arti penting
bahwa pelestarian dan pengembangan berbagai aset wisata akan sangat
bermakna sebagai pilar penggerak perekonomian masyarakat dan keutuhan
bangsa Indonesia. Banyak masyarakat belum memanfaatkan aset wisata
secara benar, optimal, dan bijaksana. Keberadaan obyek wisata bagi
sebagian besar kalangan masyarakat masih dipandang sebagai obyek
pendapatan, sehingga kesadaran dan kepedulian untuk memelihara dan
menjaga kualias obyek wisata itu menjadi rendah dan hanya
menggantungkan pada pemerintah daerah.
5. Dari sisi aspek kelembagaan pariwisata di Kabupaten Bantul, permasalahan
yang muncul adalah terkait dengan belum optimalnya fungsi dan kerjasama
antar lembaga-lembaga pariwisata serta kapasitas dan jumlah SDM yang
masih terbatas dalam mendukung kemajuan pariwisata di Kabupaten Bantul.
Kondisi ini mengakibatkan konsep pemberdayaan kelembagaan dalam
meningkatkan kualitas dan kuantitas pelayanan pariwisata tidak berjalan.
6. Pertumbuhan industri pariwisata yang cukup pesat baik kerajinan, budaya
dan usaha-usaha pariwisata di Kabupaten Bantul tidak diimbangi dengan
sinergitas yang baik antar pemangku kepentingan (masyarakat, pemerintah
dan swasta) khususnya dalam pengembangan paket-paket wisata sehingga
pengembangan ekonomi tidak merata pada seluruh kawasan pariwisata,
hanya terpusat pada beberapa kawasan pariwisata saja.
Permasalahan fisik dan non-fisik bidang kebudayaan dan pariwisata ini
merupakan tantangan tersendiri bagi Dinas Kebudayaan dan Pariwisata
Kabupaten Bantul khususnya dan Pemerintah Kabupaten Bantul pada umumnya
untuk bisa mengatasinya, baik dengan mengandalkan kemampuan daerah atau
memanfaatkan peran serta pusat dan pihak-pihak terkait lainnya. Untuk itu, di
masa-masa mendatang dinas secara bertahap akan menempatkan diri sebagai
regulator, fasilitator, motivator, dan dinamisator di sektor budaya dan pariwisata
dengan tugas utama mendorong masyarakat untuk mengembangkan kegiatan di
sektor budaya dan pariwisata secara sebenar-benarnya untuk sebesar-besarnya
36
berarti bahwa untuk mengawali langkah harus menjawab dengan cara
memberdayakan diri secara lebih terbuka, lebih demokratis dengan menciptakan
birokrasi yang transparan, memiliki akuntabilitas dan bersikap entrepreneur.
Sejalan dengan itu Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Bantul
mengajak pula berbagai stakeholder yang ada baik pemerintah, masyarakat,
maupun swasta untuk bersama-sama membangun ketahanan budaya,
pariwisata, dan ekonomi kerakyatan melalui program-program yang tepat, baik,
efisien dan efektif
Strategi ini dimaksudkan untuk membangun berbagai usaha nyata dalam
menghadapi berbagai perkembangan kondisi di masyarakat yang sedang labil
saat ini, baik dalam kaitannya dengan bidang budaya dan pariwisata, maupun
kehidupan berbangsa dan bernegara. Sesungguhnya pariwisata memiliki posisi
strategis sebagai alternatif menghadapi dan menyelesaikan perbedaan
pandangan melalui pendekatan sejarah, budaya, dan ekonomi. Pendekatan
sejarah dan budaya yang merupakan salah satu modal kepariwisataan amat
strategis untuk menjadi perekat persatuan masyarakat dan bangsa yang sedang
mengarah ke pemikiran individualis. Sedangkan pendekatan ekonomi berkaitan
dengan tugas Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Bantul untuk dapat
menjadikan kebudayaan dan kepariwisataan kita sebagai salah satu kesatuan
pilar yang mampu memberikan sumbangan berarti bagi penanggulangan
permasalahan ekonomi saat ini dan pertumbuhannya di masa mendatang.
Pemberdayaan masyarakat dan swasta dengan menempatkan
pemerintah sebagai regulator, fasilitator, motivator, dan dinamisator, dalam arti
bekerjanya birokrasi secara demokratis, dapat diartikan secara lebih luas yaitu
usaha pemerintah untuk membangun sistem ekonomi kerakyatan, yang
membuka peluang bagi semua lapisan masyarakat untuk maju dan
mendapatkan kesempatan yang sama untuk berusaha secara aktif dalam
mengembangkan kebudayaan dan kepariwisataan.
3.2 Telaahan Visi, Misi, dan Program Kepala Daerah dan Wakil Kepala
Daerah Terpilih
Menelaah visi, misi, dan program kepala daerah dan wakil kepala daerah
37
selama kepemimpinan kepala daerah dan wakil kepala daerah terpilih dan untuk
mengidentifikasi faktor-faktor penghambat dan pendorong pelayanan SKPD yang
dapat mempengaruhi pencapaian visi dan misi kepala daerah dan wakil kepala
daerah tersebut.
Hasil identifikasi SKPD tentang faktor-faktor penghambat dan pendorong
pelayanan SKPD yang dapat mempengaruhi pencapaian visi dan misi kepala
daerah dan wakil kepala daerah terpilih ini juga akan menjadi input bagi
perumusan isu-isu strategis pelayanan SKPD. Dengan demikian, isu-isu yang
dirumuskan tidak saja berdasarkan tinjauan terhadap kesenjangan pelayanan,
tetapi juga berdasarkan kebutuhan pengelolaan faktor-faktor agar dapat
berkontribusi dalam pencapaian visi dan misi kepala daerah dan wakil kepala
daerah terpilih.
Bupati dan Wakil Bupati Bantul Terpilih Periode 2011-2015 telah
menetapkan Visi Kabupaten Bantul yakni Bantul Projotamansari, Sejahtera,
Demokratis dan Agamis. Adapun keterkaitan dengan pembangunan kebudayan
dan pariwisata adalah terletak pada Misi 3 yakni meningkatkan kesejahteraan
masyarakat melalui peningkatan kualitas pertumbuhan ekonomi, pemerataan
pendapatan berbasis pengembangan ekonomi lokal, dan pemberdayaan
masyarakat yang responsif gender dengan tujuan salah satunya adalah
meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui pengembangan kebudayaan
dan pariwisata, dengan sasaran adalah:
1. Meningkatnya jumlah desa wisata, desa budaya, peristiwa budaya,
penghargaan budaya, kelompok kesenian;
2. Meningkatnya jumlah pengunjung obyek wisata;
3. Meningkatnya jumlah investasi kepariwisataan.
Kemudian terkait dengan program prioritas pembangunan, sektor
pariwisata merupakan salah satu sektor prioritas pembangunan dalam lima
tahun ke depan.
Secara umum pembangunan dan pengembangan kebudayaan dan
pariwisata di Kabupaten Bantul sudah termasuk dalam program kerja prioritas
Pemerintah Daerah Kabupaten Bantul untuk periode tahun 2011-2015 sehingga
diharapkan dapat memberikan dampak positif terhadap perekoomian masyarakat
38
permasalahan yang harus dihadapi dan diatasi dalam upaya mencapai tujuan
[image:43.612.122.520.197.507.2]dan misi Pemerintah Kabupaten Bantul sebagai terlihat pada tabel berikut.
Tabel 3.1
Faktor Penghambat dan Pendorong Pelayanan SKPD Terhadap Pencapaian Visi, Misi dan Program
Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah
Visi: Bantul Projotamansari Sejahtera, Demokratis dan Agamis
No Misi dan Program KDH dan Wakil KDH terpilih
Permasalahan Pelayanan SKPD
Faktor
Penghambat Pendorong
(1) (2) (3) (4) (5)
1 Misi 3 : Meningkatkan kesejhateraan masyarakat melalui peningkatan kualitas pertumbuhan ekonomi, pemerataan pendapatan berbasis pengembangan ekonomi lokal, dan pemberdayaan masyarakat yang responsif gender
Pengembangan kebudayaan dan pariwisata belum optimal dalam memberikan kontribusi terhadap peningkatkan kesejhateraan masyarakat
Kulitas dan kuantitas daya tarik destinasi wisata belum memadai Kualitas dan kuantitas SDM Pariwisata belum mendukung sepenuhnya dalam peningkatan pelayanan wisata; Tingkat persaingan dengan daerah lain yang cukup tinggi; Pemerataan area kunjungan wisatawan masih yang terpusat pada beberapa kawasan pariwisat; Kerjasama antar sector/instansi dalam pengembangan kebudayaan dan pariwisata belum optimal Daya dukung Yogyakarta sebagai salah satu destinasi utama di Indonesia; Aksesibilitas destinasi yang relatif mudah dan baik;
Keanekaragaman destinasi wisata yang cukup banyak; kesadaran dan kepedulian masyarakat yang cukup tinggi dalam mengembangan potensi aset pariwisata Program : Peningkatan jumlah
kunjungan dan lama tinggal wisatawan serta pelestarian aset seni budaya daerah
3.3 Telahaan Rencana Strategis Kebudayaan dan Pariwisata Propinsi DIY
Dalam konteks pembangunan daerah, kebijakan dan arahan
pembangunan kebudayaan dan pariwisata di tingkat propinsi merupakan salah
satu dasar dalam merumuskan perencanaan strategis pembangunan di tingkat
kabupaten. Pembangunan kebudayaan dan pariwisata Propinsi DIY
sebagaimana termuat dalam Rencana Strategis Kebudayaan dan Pariwisata
Propinsi DIY Tahun 2009-2013 secara implisit menyebutkan bahwa
pembangunan kebudayaan diarahkan pada kebijakan dan upaya-upaya untuk
39
Budaya (BCB) daerah melalui program dan kegiatan terkait dengan
perlindungan, pengembangan dan pemanfaatan seni budaya, sejarah purbakala
dan Benda Cagar Budaya melalui penekanan pada aspek pemberdayaan
masyarakat lokal sehingga diharapkan dapat memberikan dampak positif
terhadap peningkatkan kesadaran dan kepedulian masyarakat dalam
memelihara dan menjaga kelestarian aset-aset kebudayaan tersebut di satu sisi,
serta disisi lain memberikan kontribusi pada pengembangan ekonomi
masyarakat.
Kemudian pada sektor pariwisata, pembangunan dan pengembangan
diarahkan pada perwujudan Yogyakarta sebagai Daerah Tujuan Wisata Utama di
Indonesia dengan meningkatkan jumlah kunjungan dan lama tinggal wisatawan
di DIY melalui pengembangan dan peningkatan daya saing keunggulan produk