Belinda Suryani Agustine, 2014
STUDI DESKRIPTIF ASPEK PERMODALAN KOPERASI DALAM IMPLEMENTASI UU NO 17 TAHUN 2012 PADA KOPERASI MAHASISWA SE-KOTA BANDUNG
Universitas Pendidikan Indonesia |repository.upi.ed |perpustakaan.upi.ed
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui implementasi UU No. 17 Tahun 2012 khususnya aspek permodalan pada KOPMA se-Kota Bandung. Berdasarkan penelitian dan analisis data yang telah dilakukan tentang implementasi UU No. 17 Tahun 2012 khususnya aspek permodalan maka didapat kesimpulan sebagai berikut:
1. Pengetahuan dan pemahaman pengurus KOPMA se-Kota Bandung mengenai UU No. 17 Tahun 2012 sudah cukup namun masih ragu-ragu. Pengurus KOPMA hanya tahu saja mengenai perubahan UU No. 17 Tahun 2012 tanpa mengetahui mekanisme perubahan yang terjadi. Khususnya aspek permodalam, pengurus KOPMA masih belum mengetahui secara jelas mengenai mekanisme Sertifikat Modal Koperasi (SMK) serta iuran pokok. Sejauh ini pengurus KOPMA memahami bahwa SMK sistemya sama seperti saham yang diperjual belikan di perusahaan-perusahaan yang tujuannya mencari keuntungan. Sementara, iuran wajib tidak dapat dikembalikan kepada anggota namun menjadi modal bagi koperasi.
Belinda Suryani Agustine, 2014
STUDI DESKRIPTIF ASPEK PERMODALAN KOPERASI DALAM IMPLEMENTASI UU NO 17 TAHUN 2012 PADA KOPERASI MAHASISWA SE-KOTA BANDUNG
Universitas Pendidikan Indonesia |repository.upi.ed |perpustakaan.upi.ed
85
Belinda Suryani Agustine, 2014
STUDI DESKRIPTIF ASPEK PERMODALAN KOPERASI DALAM IMPLEMENTASI UU NO 17 TAHUN 2012 PADA KOPERASI MAHASISWA SE-KOTA BANDUNG
Universitas Pendidikan Indonesia |repository.upi.ed |perpustakaan.upi.ed
3. Kendala yang dihadapi sebagian besar KOPMA di Kota Bandung adalah pengetahuan pengurus yang cukup namun masih ragu-ragu. Hal tersebut sangat berpengaruh dalam pengimplementasian UU No. 17 Tahun 2012. Pengimplementasian UU akan berjalan dengan baik apabila pengetahuan dan pemahaman pengurusnya baik. Kendala dalam aspek permodalan yang dirasakan pengurus KOPMA se-Kota Bandung adalah menyesuaikan sistem simpanan wajib menjadi SMK yang dirasa sistemnya sama seperti saham karena dapat diperjual-belikan. Penyesuaian akun-akun dalam neraca pun masih membuat bingung pengurus KOPMA karena dalam UU No. 17 Tahun 2012 banyak akun yang diubah.
4. Semua KOPMA di Kota Bandung mengatakan bahwa penjelasan maupun sosialisasi dari pemerintah sangat kurang. Sosialisasi dari pemerintah sangat diperlukan untuk membantu meningkatkan pemahaman pengurus mengenai UU No. 17 Tahun 2012 khususnya mengenai sistem SMK yang mengalami banyak perubahan. Pengurus KOPMA menginginkan sosialisasi yang dilakukan pihak terkait dapat dilakukan di setiap KOPMA agar penjelasannya lebih mudah dipahami oleh semua pengurus. Pihak dinas diharapkan dapat membimbing serta mengawasi KOPMA dalam melakukan persiapan mengimplementasikan UU No. 17 Tahun 2012. Pemerintah juga diminta agar peraturan yang dibuat tidak disama ratakan namun melihat kondisi koperasi secara nyata di lapangan.
5.2 Saran
1. Bagi subjek penelitian
- Dengan adanya penelitian ini diharapkan dapat memberi gambaran mengenai pengetahuan dan pemahaman pengurus KOPMA di Kota Bandung mengenai UU No. 17 Tahun 2012 khususnya aspek permodalan. - Diharapkan dapat memberi gambaran mengenai kesiapan pengurus
86
Belinda Suryani Agustine, 2014
STUDI DESKRIPTIF ASPEK PERMODALAN KOPERASI DALAM IMPLEMENTASI UU NO 17 TAHUN 2012 PADA KOPERASI MAHASISWA SE-KOTA BANDUNG
Universitas Pendidikan Indonesia |repository.upi.ed |perpustakaan.upi.ed
- Diharapkan dapat memberi gambaran mengenai kendala yang dihadapi pengurus KOPMA dalam mengimplementasikan UU No. 17 Tahun 2012 khususnya aspek permodalan.
- Diharapkan dapat memberi gambaran mengenai solusi untuk mengatasi kendala yang dihadapi pengurus KOPMA di Kota Bandung dalam mengimplmentasikan UU No. 17 Tahun 2012 khususnya aspek permodalan.
2. Bagi penelitian selanjutnya
- Penelitian selanjutnya diharapkan dapat meneliti aspek-aspek lain dari perubahan UU No. 17 Tahun 2012 seperti struktur organisasi dan pemisahan unit koperasi.