• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH PENAMBAHAN SARI BUAH STRAWBERRY TERHADAP KADAR VITAMIN C DAN DAYA TERIMA Pengaruh Penambahan Sari Buah Strawberry Terhadap Kadar Vitamin C Dan Daya Terima Jelly Lidah Buaya.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH PENAMBAHAN SARI BUAH STRAWBERRY TERHADAP KADAR VITAMIN C DAN DAYA TERIMA Pengaruh Penambahan Sari Buah Strawberry Terhadap Kadar Vitamin C Dan Daya Terima Jelly Lidah Buaya."

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH PENAMBAHAN SARI BUAH STRAWBERRY TERHADAP KADAR VITAMIN C DAN DAYA TERIMA

JELLY LIDAH BUAYA

Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaian Program Studi Stara 1 pada Jurusan Ilmu Gizi Fakultas Ilmu Kesehatan

Oleh:

MARISCA AMANAH J 310 120 008

PROGRAM STUDI ILMU GIZI FAKULTAS ILMU KESEHATAN

(2)
(3)
(4)
(5)

1

PENGARUH PENAMBAHAN SARI BUAH STRAWBERRYTERHADAP KADAR VITAMIN C DAN DAYA TERIMAJELLY LIDAH BUAYA

ABSTRAK

Pendahuluan : Jelly adalah makanan setengah padat yang terbuat dari sari buah-buahan dan gula. Lidah buaya prospektif untuk diolah menjadi berbagai produk pangan (makanan dan minuman) yang populer dan bernilai ekonomis tinggi seperti jelly. Penggunaan Pewarna sintetis yang masuk kedalam tubuh akan menimbulkan efek seperti timbulnya kanker atau penyakit lainnya. Salah satu pengunaan pewarna alami adalah buah strawberry. Kandungan gizi yang paling banyak terdapat dalam buah strawberry adalah vitamin C.

Tujuan : Untuk mengetahui pengaruh penambahan sari buah strawberry terhadap daya terima dan kadar vitamin C jelly lidah buaya.

Metode : Penelitian dilakukan menggunakan rancangan acak kelompok dengan komposisi penambahan sari buah strawberry yang berbeda-beda dengan variasi perlakuan yaitu 0%;10%;20%;30%.

Hasil : Kadar vitamin C tertinggi dari jelly lidah buaya sebesar 71.75 mg sedangkan nilai rata-rata daya terima tertinggi sebesar 3.63.

Kesimpulan : Penelitian menunjukan bahwa ada pengaruh signifikan penambahan sari buah strawberry terhadap daya terima dan kadar vitamin C jelly lidah buaya.

Saran : Pembuatan jelly lidah buaya sebaiknya menggunakan komposisi penambahan sari buah strawberry sebesar 30% karena memiliki kadar vitamin C tertinggi.

Kata kunci: jelly, lidah buaya, buah strawberry, vitamin C. Kepustakaan : 37 (1999-2014)

ABSTRACT

Introduction: Jelly is a semi-solid food made from fruit juice and sugar. Aloe vera is prospective to be processed into a variety of food products (food and drink) with high economic value such as jelly. The use of synthetic dyes into the body will cause effects such as cancer or other diseases. One of natural dyes is strawberry. The nutrients that are most numerous in the strawberry fruit is vitamin C.

Objective: To determine the effect of strawberry juice on vitamin C and acceptability of aloe vera jelly.

Methods: The study was conducted using a randomized block design with the addition of fruit juice strawberry composition varying with variations in treatment of 0%; 10%; 20%; 30%.

Results: The highest vitamin C levels of aloe vera jelly amounted to 71.75 mg while the average value acceptability is 3.63.

(6)

2

Suggestion: Making of aloe vera jelly should use 30% strawberry juice because it has the highest vitamin C content.

Keywords: jelly, aloe vera, strawberry, vitamin C. References : 37 (1999-2014)

1. PENDAHULUAN

Jelly adalah makanan setengah padat yang terbuat dari sari buah-buahan dan gula. Menurut Jelen (dalam Padmaningrum, 2013) komposisi jelly secara umum yakni 45 bagian buah dan 55 bagian gula, serta dibutuhkan sejumlah air (60-62 %) untuk melarutkannya hingga diperoleh produk akhir. Salah satu senyawa yang sangat berpengaruh dalam proses pembuatan jelly adalah pektin, sebab pektin mempengaruhi pembentukan gel dari jelly.

Lidah buaya prospektif untuk diolah menjadi berbagai produk pangan (makanan dan minuman) yang populer dan bernilai ekonomis tinggi seperti jelly. Gel lidah buaya mempunyai kandungan zat gizi antara lain air 99,2 g, lemak 0,2 g, energi 4,00 kal, pektin, hemiselulosa, glukomanan, asemanan dan devirat mannosa, protein 0,1 g, vitamin A 4,594 IU, vitamin C 3,476 mg dan total padatan terlarut 0,490% per 100 g bdd (Depkes,2004). Berdasarkan penelitian Fitrina dkk (2014) adanya diversifikasi produk dari lidah buaya sangat diharapkan agar dapat memberikan nilai tambah bagi lidah buaya sehingga masyarakat dapat

lebih tertarik untuk mengkonsumsinya dan lebih bermanfaat dalam penggunaannya. Selama ini pemanfaatan lidah buaya dalam bentuk segar kurang

diterima, karena citarasanya kurang disukai.

Zat pewarna makanan merupakan suatu senyawa berwarna yang

memiliki afinitas kimia terhadap benda yang diwarnainya. Bahan pewarna

yang sering digunakan dalam makanan olahan terdiri dari pewarna sintetis

(buatan) dan pewarna natural (alami). Pewarna sintetis yang boleh digunakan

untuk makananpun harus dibatasi penggunaannya, karena pada dasarnya,

setiap senyawa sintetis yang masuk kedalam tubuh akan menimbulkan efek

seperti timbulnya kanker atau penyakit lainnya. Berbeda dengan pewarna alami

yang malah mudah mengalami pemudaran pada saat diolah dan disimpan

(7)

3

Strawberry merupakan tanaman buah yang sudah banyak dibudidayakan masyarakat dunia termasuk Indonesia (Balijestro, 2014). Sifat yang tidak menguntungkan dari strawberry adalah buahnya yang tidak tahan simpan dan mudah sekali rusak. Salah satu cara yang dapat dilakukan untuk penyimpanan jangka panjang yaitu strawberry dibekukan atau diolah menjadi beberapa bentuk olahan berupa sari buah, selai, dan konsentrat. Kandungan gizi yang paling banyak terdapat dalam buah strawberry adalah vitamin C yang berperan dalam memperlancar aliran darah menuju organ intim. Dalam setiap 100 gram buah

strawberry segar mengandung vitamin A 60 SI, vitamin C 60 mg dan air 89,9 g (Budiman dan Saraswati, 2008).

Vitamin C merupakan vitamin yang larut dalam air dan mudah rusak dengan adanya panas, oksidasi serta dipercepat oleh cahaya (Ika, H.M, 2006). Proses penurunan kadar vitami C terjadi pada saat pengupasan, penghancuran dan pemanasan. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Lailatul Isnaini (2014) pada proses pembuatan jelly drink nanas terdapat proses-proses yang menyebabkan rusaknya vitamin C seperti blanching pada suhu 800-910, pengahancuran dengan menggunakan blender yang menyebabkan terjadinya oksidasi serta perebusan pada suhu 100C.

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh penambahan sari buah strawberry terhadap daya terima dan kadar vitamin C jelly lidah buaya

2. METODE

2.1 Bahan

Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah daging lidah buaya segar, buah strawberry, gula, gelatin dan air. Gelatin yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan gelatin dari sapi. Bahan kimia yang digunakan

diantaranya adalah amilum, Iodium 0.01 N, aquades. 2.2 Alat

(8)

4

baskom, mangkok, botol kemasan, dandang. Alat untuk analisis kadar vitamin C menggunakan timbangan, erlenmeyer, kertas saring, statif, buret, statif, gelas ukur. Analisis daya terima menggunakan form uji kesukaan, piring dan sendok kecil.

2.3 Pembuatan Jelly Lidah Buaya

Pembuatan jelly lidah buaya mengikuti prosedur Padmaningrum (2013). Lidah buaya dikupas dan dicuci daging buahnya. Selanjutnya daging lidah buaya dihancurkan dengan blender kemudian dimasak dengan air 500 ml, disaring

dengan kain saring. Kemudian bubur ini dipanaskan lagi dengan ditambahkan gelatin dan gula sampai mendidih sampai mengental.

2.4 Pembuatan Pewarna Buah Strawberry

Pembuatan pewarna dari buah strawberry juga mengikuti prosedur Padmaningrum (2013). Buah strawberry dikupas dan dicuci. Selanjutnya buah strawberry dipotong kecil-kecil dan dihancurkan dengan blender kemudian disaring dengan kain saring.

2.5 Analisis Daya Terima

Variasi daya terima yang diuji yaitu warna, aroma, rasa, tekstur. Pengujian didasarkan pada lima skala hedonik 1-5, yaitu 1=sangat tidak suka, 2=tidak suka, 3=agak suka, 4=suka, 5=sangat suka. Pengujian dilakukan oleh 30 orang panelis tidak terlatih.

2.6 Analisis Kadar Vitamin C

Analisis kadar vitamin C mengikuti prosedur yang dilakukan oleh Mentari dan Wahono (2014) dengan menggunakan uji iodium. Menimbang bahan sampel sebanyak 200-300 gram, kemudian dan dihancurkan dengan blender sampai dihasilkan bubur. Menimbang bubur sebanyak 10-30 gram, kemudian dimasukkan ke dalam labu ukur 100 ml. Selanjutnya menambah aquades sampai

(9)

5 2.7 Rancangan Penelitian

Rancangan yang digunakan dalam penelitian ini adalah Rancangan Acak Kelompok (RAK) dimana masing-masing mendapat 4 macam perlakuan penambahan pewarna buah strawberry dengan perbandingan 0%; 10%; 20%; 30%. Kadar vitamin C menggunakan metode uji iodium. Daya terima menggunakan uji organoleptik. Data analisis kadar vitamin C menggunakan uji one way Anova, jika terdapat perbedaan dilanjutkan dengan uji Duncan dengan taraf signifikan 95% sedangkan untuk analisis daya terima menggunakan uji Friedman dilanjutkan dengan uji beda dengan uji Anova.

3. HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1 Hasil

[image:9.595.179.517.443.720.2]

Hasil uji statistik menunjukan ada pengaruh signifikan penambahan pewarna buah strawberry terhadap daya terima aroma, rasa dan keseluruhan. Daya terima jelly lidah buaya dapat dilihat pada Tabel 1.

Tabel 1

Hasil Uji Daya Terima Panelis dengan Berbagai Perlakuan

Perlaku an

Daya Terima Rat

a-rata Ras a Aro ma War na Tekst ur

0% 2.77 3.30 3.77 3.50 3.27a

10% 3.27 3.43 3.47 3.43 3.30b

20% 3.53 3.67 3.60 3.60 3.63c

30% 3.50 3.80 3.63 3.67 3.60

d

p

value

0.00

0 0.001

0.03

0 0.649

0.02

(10)

6

[image:10.595.188.518.213.369.2]

Hasil uji statistik menunjukan ada pengaruh signifikan penambahan pewarna buah strawberry terhadap kadar vitamin C jelly lidah buaya. Kadar vitamin C jelly lidah buaya dapat dilihat pada Tabel 2.

Tabel 2

Hasil Uji Kadar Vitamin C dengan Berbagai Perlakuan

Perlakuan Ulangan Rata-rata

I II

0% 22.7027 22.8413 22.7720a

10% 29.2024 30.9568 30.0796b 20% 59.9960 58.9801 59.4881c

30% 71.8911 71.6155 71.7533d

p value 0.000

3.2 Pembahasan

3.2.1 Daya Terima

Sampel hasil uji organoleptik yang disukai panelis adalah sampel G3 yakni jelly lidah buaya dengan penambahan pewarna buah strawberry sebanyak 30%. Aroma dari jelly lidah buaya ini tidak langu dan lebih harum. Hal ini dikarenakan aroma dari hasil pemanasan gula dapat mengimbangi aroma khas daging lidah buaya sehingga menghasilkan perpaduan aroma yang menarik. Hal ini sesuai dengan pendapat Nicol dalam Hasniarti (2012) bahwa sukrosa dapat memperbaiki aroma dan cita rasa dengan cara membentuk keseimbangan yang lebih baik antara keasaman, rasa pahit dan rasa asin, ketika digunakan pada pengkonsentrasian larutan. Penggunaan komposisi pewarna dari buah strawberry yang berbeda-beda ikut mempengaruhi aroma dari jelly lidah buaya.

Sampel hasil uji organoleptik yang disukai panelis adalah sampel G2 yakni jelly lidah buaya dengan penambahan pewarna buah strawberry sebanyak 20%. Rasa dari jelly lidah buaya dengan perlakuan ini manis. Perpaduan antara

(11)

7

yang digunakan semakin banyak gula yang ditambahkan (Margono, 2000). Hal ini sejalan dengan penelitian oleh Julianti (2010) pada minuman jelly buah sirsak yang menunjukkan bahwa penggunaan sari buah dengan tingkat asam tinggi akan mempengaruhi rasa asam dari jelly.

Sampel hasil uji organoleptik yang disukai panelis adalah sampel G0 yakni jelly lidah buaya tanpa penambahan pewarna buah strawberry. Warna dari jelly dengan perlakuan ini merah kecoklatan dan jernih sehingga lebih menarik. Warna jelly lidah buaya dipengaruhi oleh interaksi antara gula, sari buah dan

pemanasan, dimana selama pemasakan berlangsung, gula dan komponen asam dalam sari buah yang dipanaskan akan saling berinteraksi sehingga terjadi proses inverse sukrosa. Perbandingan gula dan komponen asam dalam sari buah yang

berbeda-beda tiap perlakuan menghasilkan proses inverse sukrosa yang berbeda pula sehingga mempengaruhi warna yang berbeda pada produk yang dihasilkan. Hal ini sejalan dengan pendapat Winarno (2004) bahwa suatu bahan makanan berwarna yang mengandung gula bila dipanaskan membentuk warna coklat.

Sampel hasil uji organoleptik yang disukai panelis adalah sampel G3 yakni jelly lidah buaya dengan penambahan pewarna buah strawberry sebanyak 30%. Pembuatan jelly lidah buaya dalam penelitian ini menggunakan gula pasir murni. Menurut Winarno (2004) penambahan gula berpengaruh pada gel yang terbentuk, adanya gula akan menyebabkan gel lebih tahan terhadap kerusakan mekanik. Penggunaan gula pasir dengan penambahan sari buah strawberry sebanyak 30% membentuk gel yang baik. Tekstur dari jelly lidah buaya dengan perlakuan ini tidak terlalu lembut tapi juga tidak terlalu padat. Hal ini sejalan dengan penelitian Julianti (2010) pada minuman jelly jambu biji bahwa penambahan sari buah akan menguatkan tekstur jelly.

3.2.2 Kadar Vitamin C

(12)

8

penelitian yang dilakukan oleh Alvian Melati Putri (2016) yang menunjukkan bahwa penambahan sari buah yang mengandung vitamin C akan mempengaruhi kadar vitamin C dan kualitas suatu makanan. Hal ini juga didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh Risa Dahlia (2014) yang menunjukkan bahwa semakin tinggi dosis penambahan sari buah yang mengandung vitamin C pada suatu bahan pangan, maka semakin tinggi pula kadar vitamin C yang terkandung didalamnya.

4. PENUTUP

Terdapat pengaruh yang signifikan penambahan sari buah strawberry terhadap daya terima dan kadar vitamin C jelly lidah buaya. Kadar vitamin C tertinggi dari jelly lidah buaya sebesar 71.75 mg pada penambahan sari buah strawberry sebanyak 30% sedangkan nilai rata-rata daya terima tertinggi sebesar 3.63 pada penambahan sari buah strawberry sebanyak 20%.

DAFTAR PUSTAKA

Anggadireja, T. Jana. 2009. Rumput Laut; Pembudidayaan, Pengolahan dan Pemasaran Komoditas Perikanan Potensial. Depok: Penebar Swadaya.

[Balijestro] Balai Penelitian Tanaman Jeruk dan Buah Subtropika. 2014. Identifikasi hama dan penyakit tanaman stroberi. Tersedia pada: http://balitjestro.litbang.pertanian.go.id/id/identifikasi-hama-dan-penyakit-stroberi-(fragaria-C3%97-ananassa).html [diakses pada 15 November 2015].

Budiman, Supriatin dan Saraswati, D. 2008. Berkebun Stroberi secara Komersial. Jakarta: Penebar Swadaya.

Cahyadi, Wisnu. 2008. Analisis dan Aspek Kesehatan Bahan Tambahan Pangan. Jakarta : PT Bumi Aksara.

Chang, X.L., Wang, C., Feng, Y. dan Liu, Z. (2006). Effects of heat treatment on the stabilities of polysaccharides substances and barbaloin in gel juice from Aloevera miller. Journal of Food Engineering 75: 245-251.

Dalimartha, Setiawan. 2002. Atlas Tumbuhan Obat Indonesia. Jakarta: PT Pustaka Pembangun Swadaya.

(13)

9

Fitrina, Fina, Ali, Akhyar, Fitriani, Shanti. 2014. Rasio Rumput Laut dan Lidah Buaya Terhadap Mutu Permen Jelly. SAGU Vol. 13 No. 1: 14-21 ISSN 1412-4424.

Funawanthi, Irni. 2007. Khasiat dan Manfaat Lidah Buaya Si Tanaman Ajaib. Jakarta: PT Agro Media Pustaka.

Jatnika A, Saptoningsih, 2009. Meraup laba dari lidah buaya. Jakarta: Agro. Media Pustaka.

Julianti, R. 2010. Ekstrak Sari Buah dan Jelly Drink. Laporan Pratikum Politeknik Negeri Jember.

Kamaruddin. 2008. Berkebun strawberry di dataran rendah. http://arjip.wordpress.com.(5 November 2015 ).

Kamiensky M, Keogh J 2006. Vitamins and Minerals.In: Pharmacology Demystified.Mc.GrawHill Companies Inc.,USA.p.137-54.

Khomsan, Ali. 2010. Pangan dan Gizi Untuk Kesehatan. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Komisi Farmakope Eropa. 2005. European Pharmacopoeia 5.0. Uppsala, Dewan Eropa.

Kurnia, A., 2005. Petunjuk Praktis Budi Daya Stroberi. Agromedia Pustaka, Jakarta.

Lee TA, Sci BH, Counsel. 2005. The food from hell: food colouring. The Internet Journal of Toxicology. Vol 2 no 2. China: Queers Network Research.

Lestari, Wijayani. 2014.Pengaruh Penambahan Kulit Manggis terhadap produk cake berbasis pewarna dan daya tahan simpan.UPI: Skripsi.

Maryani, Ait & Nuraeni, Ida. 2010. Penggunaan Zat Additive Alami dan Non Alami Di Desa Situ Udik. Jurnal Penyuluhan Pertanian Vo;. 5 No. 1.

Mentari, Febrianti. Wahono, Adi. 2014. Pengaruh Proporsi dan Lama Osmosis Terhadap Kualitas Sari buah Strawberry. Jurnal Pangan dan Agroindustri Vol. 2 No. 2 : 82-90.

(14)

10

Nofalina, Yessi. 2013. Pengaruh Penambahan Tepung Terigu Terhadap Daya Terima Kadar Karbohidrat Dan Kadar Serat Jelly lidah buaya (Musa Paradisiaca). Jember: Skripsi.

Nurlailah, Mappanganro. Sengin, Eni Lisan. Baharuddin. 2011. Pertumbuhan dan Produksi Tanaman Stroberi pada Berbagi Jenis dan Konsentrasi Pupuk Organik. Makasar: Unhas Press

Padmaningrum, Regina. 2013. Pembuatan Jelly Dari Buah-Buahan. Yogyakarta: UNY press.

Perretta, L. 2006. Makanan Untuk Otak. Jakarta: Erlangga.

Perricone, N. 2007. The Perricone Prescription. Jakarta: Serambi Ilmu Semesta

Prayoga A. 2011. Jurus Sukses Bertanam Stroberi. Klaten (ID): Galmas Publisher.

Rahayu, Imbang Dwi. 2010. Klasifikasi, Fungsi dan Metabolisme Vitamin. Malang: UMM Press.

Riandini, Nursanti. 2008. Bahan Kimia Dalam Makanan dan Minuman. Bandung: Shakti Adiluhung.

Riyanto, 2011. Pengawetan Nata de Aloe dengan Potassium Sorbat Selama

Penyimpanan. Seminar Nasional “Membangun Daya Saing Produk Pangan

Berbasis Bahan Baku Lokal.

Sediaoetama. Ahmad Djaeni. 1999. Ilmu Gizi untuk Mahasiswa dan Profesi Jilid II. Jakarta: Dian Rakyat.

Setyaningsih, Dwi dkk. Analisis Sensori untuk Industri Pangan dan Agro. Bogor: IPB Press.

Sudarmadji, S., Haryono, B., dan Suhardi. 1997. Prosedur Analisis Untuk Bahan Makanan dan Pertanian. Penerbit Liberty. Yogyakarta

Sugiyono, 2013. Metode Peneitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif R&D). Bandung : Alfaeta. ( ISBN : 979-8433-71-8).

Susiwi,S. 2009. Penilaian Organoleptik. Jakarta : UPI Press.

Gambar

Tabel 1
Tabel 2

Referensi

Dokumen terkait

Pelaksanaan tindakan siklus II dilaksanakan pada hari Selasa, tanggal 10 Mei 2011 dengan waktu pelajaran 2 x 40 menit, guru menggunakan strategi pembelajaran

bila tidak dijual. Pendapatan petani yang menjual lahannya lebih tinggi. daripada yang tidak menjual lahannya.

[r]

And the point that makes this research paper becomes different to the other is this research is analyzing the racial discrimination that is reflected in Langston Hughes’ Poems

Jumlah hasil tangkapan larva dan juvenil ikan yang diperoleh selama penelitan dari bulan Maret-Juli 2011 yaitu sebanyak 5585 individu yang terdiri atas 130 individu

Dengan kata lain, al-ìjàz merupakan formulasi kalam (pembicaraan) yang.. 3 rhetoric ) dan Tekstolinguistik – salah satu ilmu baru yang merupakan pengembangan dari

DAYA HAMBAT EKSTRAK KLOROFORM, ETIL ASETAT DAN ETANOL DAUN DEWANDARU (Eugenia uniflora L.) TERHADAP AKTIVITAS GLUTATION S-TRANSFERASE.. LIVER TIKUS SECARA IN VITRO DENGAN

Dynamic spatial urban models provide an improved ability to assess future urban growth and to create planning scenarios, allowing us to explore the impacts of decisions