DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA
DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAANPERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERBENDAHARAAN NOMOR : PER-24/PB/2006
TENTANG
PELAKSANAAN PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA
DIREKTUR JENDERAL PERBENDAHARAAN,
Menimbang : a. bahwa sesuai dengan ketentuan Pasal 37 Peraturan Menteri Keuangan Nomor 59 /PMK.06/2005 tentang Sistem Akuntansi dan Pelaporan Keuangan Pemerintah Pusat, ketentuan lebih lanjut yang diperlukan bagi pelaksanaan sistem akuntansi dan pertanggungjawaban keuangan Kementerian Negara/Lembaga diatur dengan Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan; b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a,
perlu menetapkan Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan tentang Pelaksanaan Penyusunan Laporan Keuangan Kementerian Negara/Lembaga;
Mengingat : 1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4286);
2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 05, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4355); 3. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 15 Tahun 2004 tentang
Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung jawab Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 66, Tambahan Lembaran Republik Indonesia Nomor 4004);
4. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4438);
5. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 33 Tahun 2005 tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Tahun Anggaran 2006 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 130, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4442 );
6. Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2005 tentang Standar Akuntansi Pemerintah;
7. Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2006 tentang Pengelolaan Barang Milik Negara/Daerah;
8. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006 tentang Pelaporan Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah;
9. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 59/PMK.06/2005 tentang Sistem Akuntansi dan Pelaporan Keuangan Pemerintah Pusat;
MEMUTUSKAN :
Menetapkan : PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERBENDAHARAAN TENTANG PELAKSANAAN PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA.
BAB I PENDAHULUAN
Pasal 1
Dalam Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan ini, yang dimaksud dengan: 1. Entitas Pelaporan adalah unit pemerintahan yang terdiri dari satu atau lebih
entitas akuntansi yang menurut ketentuan peraturan perundang-undangan wajib menyampaikan laporan pertanggungjawaban berupa laporan keuangan. 2. Entitas Akuntansi adalah unit pemerintahan pengguna anggaran/pengguna
barang dan oleh karenanya wajib menyelenggarakan akuntansi dan menyusun laporan keuangan untuk digabungkan pada entitas pelaporan.
3. Dekonsentrasi adalah pelimpahan wewenang dari pemerintah pusat kepada gubernur sebagai wakil pemerintah pusat.
4. Dana Dekonsentrasi adalah dana yang berasal dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) yang dilaksanakan oleh gubernur sebagai wakil pemerintah pusat yang mencakup semua penerimaan dan pengeluaran dalam rangka pelaksanaan Dekonsentrasi, tidak termasuk dana yang dialokasikan untuk instansi vertikal pusat di daerah.
5. Tugas Pembantuan adalah penugasan dari pemerintah pusat kepada daerah dan/atau desa atau sebutan lain dengan kewajiban melaporkan dan mempertanggungjawabkan pelaksanaannya kepada yang menugaskan.
6. Dana Tugas Pembantuan adalah dana yang berasal dari APBN yang dilaksanakan oleh daerah yang mencakup semua penerimaan dan pengeluaran dalam rangka pelaksanaan Tugas Pembantuan.
7. Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) Luncuran adalah dokumen pelaksanaan anggaran dari peluncuran program/kegiatan yang dibiayai dari sisa anggaran belanja tahun anggaran sebelumnya sebagai anggaran belanja tambahan tahun anggaran berjalan.
BAB II
PELAPORAN KEUANGAN
Pasal 2
Kementerian Negara/Lembaga dan menyampaikannya kepada Menteri Keuangan.
(2) Entitas pelaporan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) adalah sebagaimana tertera pada lampiran I Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan ini. (3) Penyusunan laporan keuangan entitas pelaporan dilakukan menurut tata cara
sebagaimana diatur pada lampiran III Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan ini.
(4) Laporan keuangan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) merupakan hasil penyusunan laporan keuangan yang berasal dari entitas akuntansi di lingkungan kementerian negara/lembaga termasuk entitas akuntansi Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) yang menerima Dana Dekonsentrasi dan Tugas Pembantuan.
(5) Penyusunan laporan keuangan entitas akuntansi dilakukan menurut tata cara sebagaimana diatur pada lampiran III Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan ini.
(6) Entitas Akuntansi wajib menyampaikan laporan keuangan selaku kuasa pengguna anggaran/barang secara periodik dan berjenjang kepada entitas pelaporan.
(7) Laporan Keuangan DIPA Luncuran merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Laporan Keuangan semester I dan tahunan dari tahun anggaran berjalan. (8) Tata cara penyajian laporan keuangan Bagian Anggaran Pembiayaan dan
Perhitungan diatur dengan peraturan tersendiri.
Pasal 3
(1) Menteri/Pimpinan/Ketua Lembaga sebagai pengguna Barang Milik Negara (BMN) wajib menyajikan laporan pertanggungjawaban berupa Laporan Barang Pengguna Semester/Tahunan (LBPS/T).
(2) Penyusunan laporan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) pada kementerian negara/lembaga diatur dalam lampiran III Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan ini.
Pasal 4
(1) Dalam penyusunan Laporan Keuangan, Kementerian Negara/Lembaga wajib membentuk dan menunjuk Unit Akuntansi Keuangan/Barang dengan ketentuan:
a. Pembentukan dan penunjukan Unit Akuntansi Kuasa Pengguna Anggaran/Barang (UAKPA/B) pada tingkat satuan kerja sesuai dengan DIPA atau dokumen lain yang dipersamakan;
b. Pembentukan dan penunjukan Unit Akuntansi Pembantu Pengguna Anggaran/Barang Wilayah (UAPPA/B-W) pada tingkat Kantor Wilayah; c. Pembentukan dan penunjukan Unit Akuntansi Pembantu Pengguna
Anggaran/Barang Eselon 1 (UAPPA/B-E1) pada tingkat Eselon 1;
d. Pembentukan dan penunjukan Unit Akuntansi Pengguna Anggaran/Barang (UAPA/B) pada tingkat kementerian negara/lembaga.
Pengguna Anggaran Wilayah (UAPPA-W) dengan menunjuk salah satu satuan kerja di wilayah sebagai UAPPA-W.
(3) Pembentukan dan penunjukkan Unit Akuntansi berpedoman pada lampiran II Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan ini.
BAB III
DOKUMEN SUMBER PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN
Pasal 5
(1) Dokumen sumber yang diproses dalam penyusunan Laporan Keuangan Kementerian Negara/Lembaga adalah dokumen sumber tahun anggaran berjalan, dengan tanggal dokumen sampai dengan tanggal 31 Desember. (2) Dokumen sumber sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dikecualikan dalam
pencatatan saldo awal BMN.
Pasal 6
Dokumen sumber yang diproses dalam penyusunan Laporan Keuangan Kementerian Negara/Lembaga diatur dalam lampiran III Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan ini.
BAB IV
PENYAJIAN DAN REVIU LAPORAN KEUANGAN
Pasal 7
(1) Laporan Keuangan Kementerian Negara/Lembaga terdiri dari : a. Laporan Realisasi Anggaran;
b. Neraca ;
c. Catatan atas Laporan Keuangan.
(2) Laporan Realisasi Anggaran dan Neraca disajikan sesuai dengan format sebagaimana ditetapkan dalam lampiran V Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan ini.
(3) Catatan atas Laporan Keuangan disajikan sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan dalam lampiran V Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan ini sebagai ilustrasi.
(4) Laporan BMN sebagaimana dimaksud pada pasal 3 ayat (2) disajikan sebagai lampiran Catatan atas Laporan Keuangan dengan format sebagaimana ditetapkan dalam lampiran VI Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan ini.
(5) Laporan Keuangan Kementerian Negara/Lembaga dilampiri dengan Laporan Keuangan Badan Layanan Umum yang ada di dalam ruang lingkup kementerian negara/lembaga yang bersangkutan.
laporan keuangan dan laporan aset tersebut kepada Menteri Keuangan c.q. Direktur Jenderal Perbendaharaan.
(7) Unit Organisasi yang bukan merupakan Bagian Anggaran, namun
menggunakan dan/atau memanfaatkan aset pemerintah pusat berdasarkan peraturan perundang-undangan dan bukan bagian dari penyertaan modal juga wajib menyampaikan laporan aset tersebut kepada Menteri Keuangan c.q. Direktur Jenderal Perbendaharaan.
Pasal 8
(1) Laporan keuangan yang disajikan oleh kementerian negara/lembaga sebelum disampaikan kepada Menteri Keuangan wajib direviu oleh aparat pengawasan intern kementerian negara/lembaga.
(2) Reviu dilaksanakan secara paralel dengan pelaksanaan anggaran dan penyusunan laporan keuangan kementerian negara/lembaga.
BAB V
REKONSILIASI DAN PENYAMPAIAN LAPORAN KEUANGAN
Pasal 9
(1) Laporan Keuangan sebelum disampaikan kepada Entitas Pelaporan harus terlebih dahulu dilakukan rekonsiliasi dengan ketentuan:
a. Rekonsiliasi Laporan Keuangan tingkat UAKPA dilakukan dengan Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara (KPPN) setiap bulan;
b. Rekonsiliasi Laporan Keuangan tingkat UAPPA-W dilakukan dengan Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Perbendaharaan setiap triwulan. (2) Laporan Keuangan tingkat UAPPA-E1 dapat direkonsiliasi dengan Direktorat
Jenderal Perbendaharaan c.q. Direktorat Informasi dan Akuntansi setiap semester jika diperlukan.
Pasal 10
(1) Laporan Keuangan Kementerian Negara/Lembaga sebelum disampaikan ke Menteri Keuangan c.q. Direktur Jenderal Perbendaharaan harus direkonsiliasi dengan Direktorat Jenderal Perbendaharaan c.q. Direktorat Informasi dan Akuntansi setiap semester.
(2) Laporan Barang Kementerian Negara/Lembaga Tahunan sebelum
disampaikan ke Menteri Keuangan c.q. Direktur Jenderal Perbendaharaan harus sudah melalui proses pemutakhiran data dengan Direktorat Jenderal Perbendaharaan c.q. Direktorat Pengelolaan Barang Milik Kekayaan Negara sesuai dengan lampiran VI.
Pasal 11
Jenderal Perbendaharaan selambat-lambatnya tanggal 28 Februari setelah tahun anggaran berakhir, sesuai dengan lampiran IV Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan ini.
(2) Laporan Barang Kementerian Negara/Lembaga Tahunan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 sudah diterima oleh Menteri Keuangan c.q. Direktur Jenderal Perbendaharaan selambat-lambatnya tanggal 20 Februari setelah tahun anggaran berakhir, sesuai dengan lampiran IV Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan ini.
BAB VI
KETENTUAN LAIN-LAIN Pasal 12
Entitas Pelaporan yang memerlukan perlakuan khusus dalam penyusunan laporan keuangan akan diatur secara terpisah dengan Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan.
BAB VII
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 13
Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan dan mempunyai daya laku surut terhitung sejak tanggal 1 Januari 2006. Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengumuman Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan ini dengan penempatannya dalam Berita Negara Republik Indonesia.
Ditetapkan di Jakarta pada tanggal 31 Mei 2006
KTUR JENDERAL
LAMPIRAN I PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERBENDAHARAAN NOMOR: PER-24/PB/2006 TENTANG PELAKSANAAN PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA
1
ENTITAS PELAPORAN
No. Kode
BA Uraian Bagian Anggaran
1. 001 Majelis Permusyawaratan Rakyat
2. 002 Dewan Perwakilan Rakyat
3. 004 Badan Pemeriksa Keuangan
4. 005 Mahkamah Agung
5. 006 Kejaksaan Agung
6. 007 Kepresidenan
7. 008 Wakil Presiden
8. 010 Departemen Dalam Negeri
9. 011 Departemen Luar Negeri
10. 012 Departemen Pertahanan
11. 013 Departemen Hukum dan Hak Asasi Manusia
12. 015 Departemen Keuangan
13. 018 Departemen Pertanian
14. 019 Departemen Perindustrian
15. 020 Departemen Energi dan Sumber Daya Mineral
16. 022 Departemen Perhubungan
17. 023 Departemen Pendidikan Nasional
18. 024 Departemen Kesehatan
19. 025 Departemen Agama
20. 026 Departemen Tenaga Kerja dan Transmigrasi
21. 027 Departemen Sosial
22. 029 Departemen Kehutanan
23. 032 Departemen Kelautan dan Perikanan
24. 033 Departemen Pekerjaan Umum
25. 034 Menko Bidang Hukum, Politik dan Keamanan
26. 035 Menko Bidang Perekonomian
27. 036 Menko Bidang Kesejahteraan Rakyat
28. 040 Departemen Kebudayaan dan Pariwisata
29. 041 Kementerian Negara Badan Usaha Milik Negara
30. 042 Kementerian Negara Riset dan Teknologi
31. 043 Kementerian Negara Lingkungan Hidup
Halaman 2 dari 3
33. 047 Kementerian Negara Pemberdayaan Perempuan
34. 048 Kementerian Negara Pendayagunaan Aparatur Negara
35. 050 Badan Intelijen Negara
36. 051 Lembaga Sandi Negara
37. 052 Dewan Ketahanan Nasional
38. 054 Badan Pusat Statistik
39. 055 Kementerian Negara Perencanaan Pembangunan Nasional/BAPPENAS
40. 056 Badan Pertanahan Nasional
41. 057 Perpustakaan Nasional
42. 059 Departemen Komunikasi dan Informatika
43. 060 Kepolisian Negara Republik Indonesia
44. 061 Cicilan Bunga Hutang
45. 062 Subsidi dan Transfer
46. 063 Badan Pengawasan Obat dan Makanan
47. 064 Lembaga Ketahanan Nasional
48. 065 Badan Koordinasi Penanaman Modal
49. 066 Badan Narkotika Nasional
50. 067 Kementerian Negara Pembangunan Daerah Tertinggal
51. 068 Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional
52. 069 Belanja Lain-Lain
53. 070 Dana Perimbangan
54. 071 Dana Otonomi Khusus dan Penyeimbang
55. 074 Komisi Nasional Hak Asasi Manusia
56. 075 Badan Meteorologi dan Geofisika
57. 076 Komisi Pemilihan Umum
58. 077 Mahkamah Konstitusi RI
59. 078 Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan
60. 079 Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia
61. 080 Badan Tenaga Nuklir Nasional
62. 081 Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi
63. 082 Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional
64. 083 Badan Koordinasi Survey dan Pemetaan Nasional
65. 084 Badan Standardisasi Nasional
66. 085 Badan Pengawas Tenaga Nuklir
67. 086 Lembaga Administrasi Negara
Halaman 3 dari 3
69. 088 Badan Kepegawaian Negara
70. 089 Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan
71. 090 Departemen Perdagangan
72. 091 Kementerian Negara Perumahan Rakyat
73. 092 Kementerian Negara Pemuda dan Olahraga
74. 093 Komisi Pemberantasan Korupsi
75. 094 Badan Rehabilitasi dan Rekonstruksi NAD-Nias
76. 095 Dewan Perwakilan Daerah
77. 096 Pembayaran Cicilan Pokok Hutang Luar Negeri
78. 097 Pembayaran Cicilan Pokok Hutang Dalam Negeri
79. 098 Penerusan Pinjaman
80. 099 Penyertaan Modal Negara
81. 100 Komisi Yudisial
82. 101 Penerusan Pinjaman Sebagai Hibah
83. 102 Penerusan Hibah
Badan Layanan Umum dan Unit Organisasi (Otorita, badan, lembaga, dan unit organisasi lainnya) yang bukan merupakan Bagian Anggaran tetapi mengelola dana APBN/ aset pemerintah pusat yang tidak dipisahkan (bukan bagian penyertaan modal), adalah sebagai berikut :
• Otorita Pengembangan Daerah Industri Pulau Batam;
• Otorita Pengembangan Daerah Industri Sabang;
• Badan Pengelola Gelora Bung Karno;
• Badan Pengelola Kompleks Kemayoran;
• Badan Pengelola Kegiatan Hulu Migas;
• Rumah Sakit yang berstatus Badan Layanan Umum (BLU);
• Lembaga Penyiaran Publik RRI;
• Lembaga Penyiaran Publik TVRI;
• Perguruan Tinggi Negeri yang berstatus Badan Hukum Milik Negara (BHMN);
• Badan Layanan Umum (BLU) lainnya;
• Unit Organisasi lainnya.
KTUR JENDERAL
LAMPIRAN II PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERBENDAHARAAN NOMOR: PER-24/PB/2006 TENTANG PELAKSANAAN PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA
STRUKTUR ORGANISASI
UNIT AKUNTANSI PADA KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA
I. PENDAHULUAN
Dalam hal pelaksanaan anggaran, setiap kementerian negara/lembaga selaku pengguna
anggaran/barang menyelenggarakan akuntansi atas transaksi keuangan yang meliputi
transaksi pendapatan, belanja, aset, utang, dan ekuitas dana, yang berada dalam tanggung
jawabnya. Menteri Keuangan selaku Bendahara Umum Negara berwenang menetapkan
Sistem Akuntansi dan Pelaporan Keuangan Negara.
A. Unit Akuntansi
Dalam pelaksanaan sistem akuntansi, kementerian negara/lembaga wajib membentuk unit
akuntansi keuangan dan unit akuntansi barang.
A.1. Unit akuntansi keuangan terdiri dari :
• Unit Akuntansi Pengguna Anggaran (UAPA)
• Unit Akuntansi Pembantu Pengguna Anggaran Eselon I (UAPPA-E1)
• Unit Akuntansi Pembantu Pengguna Anggaran Wilayah (UAPPA-W)
• Unit Akuntansi Kuasa Pengguna Anggaran ( UAKPA).
Untuk dana dekonsentrasi dan tugas pembantuan wajib membentuk unit akuntansi:
• Unit Akuntansi Pembantu Pengguna Anggaran Wilayah (UAPPA-W) Dekonsentrasi /Tugas Pembantuan
• Unit Akuntansi Kuasa Pengguna Anggaran (UAKPA) Dekonsentrasi/Tugas Pembantuan.
A.2. Unit akuntansi barang terdiri dari :
• Unit Akuntansi Pengguna Barang (UAPB)
• Unit Akuntansi Pembantu Pengguna Barang Eselon I (UAPPB-E1)
• Unit Akuntansi Pembantu Pengguna Barang Wilayah (UAPPB-W)
• Unit Akuntansi Kuasa Pengguna Barang ( UAKPB) .
Halaman 2 dari 21 • Unit Akuntansi Pembantu Pengguna Barang Wilayah (UAPPB-W) Dekonsentrasi
/Tugas Pembantuan
• Unit Akuntansi Kuasa Pengguna Barang (UAKPB) Dekonsentrasi/Tugas Pembantuan
B. Penanggung jawab Unit Akuntansi Keuangan/Barang
B.1. Unit Akuntansi Pengguna Anggaran/Barang (UAPA/B)
UAPA/B merupakan unit akuntansi pada tingkat kementerian negara/lembaga
(pengguna Anggaran/Barang), penanggungjawabnya adalah Menteri/Pimpinan
Lembaga.
B.2. Unit Akuntansi Pembantu Pengguna Anggaran/Barang Eselon I (UAPPA/B-E1)
UAPPA/B-E1 merupakan unit akuntansi pada tingkat eselon I, penanggung
jawabnya adalah pejabat eselon I.
B.3. Unit Akuntansi Pembantu Pengguna Anggaran/Barang Wilayah (UAPPA/B-W)
UAPPA/B-W merupakan unit akuntansi pada tingkat kantor wilayah atau unit kerja
lain di wilayah yang ditetapkan sebagai UAPPA/B-W, penanggungjawabnya adalah
Kepala Kantor Wilayah atau Kepala unit kerja yang ditetapkan sebagai
UAPPA/B-W. Untuk UAPPA/B-W Dekonsentrasi penanggungjawabnya adalah Gubernur
sedangkan untuk UAPPA/B-W Tugas Pembantuan penanggungjawabnya adalah
Bupati atau Walikota sesuai dengan penugasan yang diberikan oleh pemerintah
melalui kementerian negara/lembaga.
B.4. Unit Akuntansi Kuasa Pengguna Anggaran/Barang (UAKPA/B) .
UAKPA/B merupakan unit akuntansi pada tingkat satuan kerja (kuasa pengguna
anggaran/barang) yang memiliki wewenang menguasai anggaran/barang sesuai
dengan ketentuan yang berlaku. Penanggung jawab UAKPA/B adalah Kepala
Satuan Kerja. Untuk UAKPA/B Dekonsentrasi /Tugas Pembantuan
penanggungjawabnya adalah Kepala Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD)
C. Struktur Organisasi Unit Akuntansi
Dengan adanya pembentukan dan penunjukan unit akuntansi keuangan maupun barang,
diperlukan adanya struktur organisasi Unit Akuntansi. Pencantuman struktur organisasi
dalam Peraturan Direktur Jenderal ini merupakan pedoman bagi Kementerian
Negara/Lembaga dalam pembentukan dan penunjukan unit akuntansi. Pembentukan
Halaman 3 dari 21
kementerian negara/lembaga atau pemerintah daerah (dana dekonsentrasi dan tugas
pembantuan).
Dalam Peraturan Direktur Jenderal ini hanya mencantumkan struktur organisasi unit
akuntansi keuangan sedangkan untuk unit akuntansi barang telah diatur dalam
Peraturan Menteri Keuangan No.59/PMK.06/2005.
Struktur organisasi Unit Akuntansi Keuangan adalah sebagai berikut :
C. 1. Unit Akuntansi Pengguna Anggaran (UAPA)
Keterangan:
Penanggung Jawab
Petugas Akuntansi Keuangan
KABAG. KEUANGAN/KABAG. VERIFIKASI DAN AKUNTANSI / PEJABAT YANG MEMBIDANGI KEUANGAN/ VERIFIKASI DAN
AKUNTANSI/ PEJABAT YANG DITUNJUK KEPALA BIRO YANG MEMBIDANGI
KEUANGAN/
PEJABAT YANG DITUNJUK
KEPALA SUBBAGIAN/SEKSI YANG MEMBIDANGI KEUANGAN/ VERIFIKASI DAN AKUNTANSI
/PEJABAT YANG DITUNJUK
PETUGAS AKUNTANSI/
VERIFIKASI
PEJABAT ESELON I YANG MEMBIDANGI KESEKRETARIATAN/
PEJABAT YANG DITUNJUK MENTERI /PIMPINAN LEMBAGA
Halaman 4 dari 21
C.2. Unit Akuntansi Pembantu Pengguna Anggaran Eselon I (UAPPA-E1)
Keterangan:
Penanggung Jawab
Petugas Akuntansi Keuangan
KABAG. KEUANGAN/KABAG. VERIFIKASI DAN AKUNTANSI/ PEJABAT YANG MEMBIDANGI KEUANGAN/ VERIFIKASI DAN AKUNTANSI/PEJABAT YANG
DITUNJUK SEKRETARIS ESELON I
(SEKDIRJEN/SEKBAN)/ PEJABAT YANG DITUNJUK
KEPALA SUBBAGIAN/SEKSI YANG MEMBIDANGI KEUANGAN/ VERIFIKASI DAN AKUNTANSI
/PEJABAT YANG DITUNJUK
PETUGAS AKUNTANSI/
VERIFIKASI
PETUGAS KOMPUTER PEJABAT ESELON I
(DIRJEN/KA.BADAN) /PEJABAT YANG
Halaman 5 dari 21
C.3. Unit Akuntansi Pembantu Pengguna Anggaran – Wilayah (UAPPA-W)
Keterangan:
Penanggung Jawab
Petugas Akuntansi Keuangan
Pada tingkat wilayah, kementerian negara/lembaga dapat menunjuk dan menetapkan satuan kerja sebagai UAPPA-W /UAPPB-W untuk unit vertikal instansi yang berada di wilayah/propinsi atau menetapkan salah satu satuan kerja pada lingkup eselon I yang sama sebagai W/UAPPB-W. Struktur organisasi unit akuntansi untuk satuan kerja yang ditunjuk sebagai UAPPA-W/ UAPPB-W disuaikan dengan struktur organisasi kementerian negara/lembaga.
PETUGAS AKUNTANSI/
VERIFIKASI
PETUGAS KOMPUTER
KABAG. KEUANGAN/ KABAG. VERIFIKASI DAN AKUNTANSI/ PEJABAT YANG MEMBIDANGI KEUANGAN/ VERIFIKASI DAN
AKUNTANSI/ PEJABAT YANG DITUNJUK KEPALA KANTOR WILAYAH/ KEPALA SATUAN KERJA YANG
DITETAPKAN
KEPALA SUBBAGIAN/SEKSI YANG MEMBIDANGI KEUANGAN/
Halaman 6 dari 21
C. 4. Unit Akuntansi Pembantu Pengguna Anggaran – Wilayah Dekonsentrasi (UAPPA-W Dekonsentrasi)
Keterangan:
Penanggung Jawab
Petugas Akuntansi Keuangan
KEPALA SUBBAGIAN/SEKSI YANG MEMBIDANGI KEUANGAN/
VERIFIKASI DAN AKUNTANSI /PEJABAT YANG DITUNJUK
PETUGAS AKUNTANSI/
VERIFIKASI
PETUGAS KOMPUTER KABIRO. KEUANGAN/
PEJABAT YANG MEMBIDANGI KEUANGAN/ PEJABAT YANG DITUNJUK
GUBERNUR
KABAG. KEUANGAN/ KABAG. VERIFIKASI DAN AKUNTANSI/PEJABAT YANG
MEMBIDANGI KEUANGAN/ VERIFIKASI DAN AKUNTANSI/PEJABAT YANG
Halaman 7 dari 21
C.5. Unit Akuntansi Pembantu Pengguna Anggaran – Wilayah Tugas Pembantuan (UAPPA-W TP) pada tingkat Kabupaten/Kota
Keterangan:
Penanggung Jawab
Petugas Akuntansi Keuangan
PETUGAS AKUNTANSI/
VERIFIKASI
PETUGAS KOMPUTER KEPALA DAERAH
(BUPATI/WALIKOTA)
KABAG. KEUANGAN/ PEJABAT YANG MEMBIDANGI KEUANGAN/ VERIFIKASI DAN
AKUNTANSI/ PEJABAT YANG DITUNJUK
KEPALA SUBBAGIAN/SEKSI YANG MEMBIDANGI KEUANGAN/
Halaman 8 dari 21
C.6. Unit Akuntansi Kuasa Pengguna Anggaran (UAKPA)/(UAKPA Dekonsentrasi)/(UAKPA TP)
Keterangan:
Penanggung Jawab
Petugas Akuntansi Keuangan
KEPALA SATUAN KERJA/ KEPALA SATUAN KERJA PERANGKAT
DAERAH (SKPD)
PETUGAS PEREKAMAN
KOMPUTER PETUGAS
AKUNTANSI/ VERIFIKASI
KASUBAG.TU/PEJABAT YANG MENANGANI KEUANGAN/ VERIFIKASI
Halaman 9 dari 21
D. Tugas dan Fungsi Unit Akuntansi Keuangan
D.1. Unit Akuntansi Pengguna Anggaran (UAPA)
Tugas pokok penanggung jawab UAPA menyelenggarakan akuntansi keuangan pada
tingkat Kementerian Negara/Lembaga yang ditetapkan sebagai UAPA dengan fungsi
sebagai berikut:
• Menyelenggarakan akuntansi keuangan,
• Menyusun dan menyampaikan laporan keuangan secara berkala,
• Memantau pelaksanaan akuntansi keuangan.
Dalam pelaksanaan tugas dan fungsi tersebut, UAPA melaksanakan kegiatan
sebagaimana uraian di bawah ini. :
D.1.a. Penanggung jawab UAPA
D.1.a.1.) Menteri/Pimpinan Lembaga melaksanakan kegiatan sebagai berikut:
• Membina dan mengkoordinasikan rencana pelaksanaan sistem akuntansi keuangan di lingkup Kementerian Negara/Lembaga;
• Membina dan memantau pelaksanaan unit akuntansi pengguna anggaran, sumber daya manusia, sarana dan prasarana yang diperlukan;
• Menetapkan organisasi UAPA sebagai pelaksana Sistem Akuntansi Instansi;
• Membina pelaksanaan sistem akuntansi keuangan di lingkup Kementerian Negara/Lembaga;
• Menyampaikan Laporan Keuangan ke Menteri Keuangan c.q. Direktur Jenderal Perbendaharaan setiap triwulan, semester, dan tahunan sebagai
laporan pertanggungjawaban pelaksanaan anggaran.
• Menandatangani Laporan Keuangan Tahunan Kementerian
Negara/Lembaga yang akan disampaikan ke Menteri Keuangan.
D.1.a.2.) Pejabat eselon I dan/atau kepala biro yang membidangi keuangan/pejabat
yang ditunjuk melaksanakan kegiatan sebagai berikut:
• Mengkoordinasikan rencana pelaksanaan sistem akuntansi keuangan di lingkup Kementerian Negara/Lembaga;
• Mengarahkan penyiapan sumber daya manusia, sarana dan prasarana yang diperlukan;
Halaman 10 dari 21 • Mengkoordinasikan pelaksanaan sistem akuntansi keuangan dengan
UAPPA-E1 dan Tim Pembina Ditjen Perbendaharaan;
• Menyetujui Laporan Keuangan Kementerian Negara/Lembaga yang akan disampaikan ke Menteri Keuangan sebelum ditandatangani
menteri/pimpinan lembaga.
D.1.a.3.) Kepala Bagian. Keuangan/Verifikasi dan Akuntansi atau Kepala Subbagian.
Keuangan/Verifikasi dan Akuntansi atau pejabat yang membidangi
keuangan/verifikasi dan akuntansi atau pejabat yang ditunjuk melaksanakan
kegiatan sebagai berikut:
• Melaksanakan sistem akuntansi keuangan di lingkup Kementerian Negara/Lembaga;
• Menyiapkan usulan organisasi dan uraian tugas bagi seluruh unit akuntansi di tingkat pusat maupun daerah;
• Menyiapkan sumber daya manusia, sarana, dan prasarana yang diperlukan;
• Memantau pelaksanaan sistem akuntansi keuangan pada unit-unit akuntansi di lingkup Kementerian Negara/Lembaga;
• Memberikan petunjuk kepada unit-unit akuntansi di tingkat pusat maupun daerah tentang hubungan kerja, sumber daya manusia, sumber dana,
sarana dan prasarana serta hal-hal administratif lainnya;
• Melakukan supervisi/pembinaan atas pelaksanaan sistem akuntansi keuangan pada unit-unit akuntansi di lingkup Kementerian
Negara/Lembaga;
• Meneliti dan menganalisis Laporan Keuangan Kementerian
Negara/Lembaga yang akan didistribusikan;
• Mengkoordinasikan pembuatan laporan kegiatan dan pendistribusiannya;
• Mengevaluasi hasil kerja petugas pelaksana;
• Mengkoordinasikan pelaksanaan rekonsiliasi internal antara Laporan Barang dengan Laporan Keuangan;
• Mengkoordinasikan pelaksanaan rekonsiliasi dengan Direktorat Jenderal Perbendaharaan c.q. Direktorat Informasi dan Akuntansi setiap semester;
• Menyampaikan Laporan Keuangan UAPA dan ADK ke Direktorat Jenderal Perbendaharaan c.q. Direktorat Informasi dan Akuntansi yang telah
Halaman 11 dari 21
D.1.b. Petugas akuntansi keuangan
Petugas akuntansi pada tingkat UAPA yang terdiri dari Petugas
Akuntansi/Verifikasi dan Petugas Komputer melaksanakan kegiatan sebagai
berikut:
• Memelihara laporan keuangan dari UAPPA-E1;
• Menerima dan memverifikasi ADK dari UAPPA-E1
• Melaksanakan rekonsiliasi internal antara laporan keuangan dengan laporan barang yang disusun oleh petugas akuntansi barang serta
melakukan koreksi apabila ditemukan kesalahan;
• Melaksanakan rekonsiliasi dengan Ditjen Perbendaharaan c.q. Direktorat Informasi dan Akuntansi serta melakukan koreksi apabila ditemukan
kesalahan;
• Menyusun laporan keuangan tingkat UAPA setiap triwulan, semester, dan tahunan berdasarkan penggabungan laporan keuangan dan ADK
UAPPA-E1;
• Meneliti dan menganalisa laporan keuangan tingkat UAPA setiap triwulan, semester, dan tahunan untuk membuat catatan atas laporan keuangan;
• Menyiapkan pendistribusian laporan keuangan tingkat UAPA;
• Menyimpan arsip data keuangan dan melakukan proses tutup buku setiap akhir tahun anggaran.
D.2. Unit Akuntansi Pembantu Pengguna Anggaran Eselon I (UAPPA-E1)
Tugas pokok penanggung jawab UAPPA-E1 menyelenggarakan akuntansi Keuangan
pada tingkat Eselon I yang ditetapkan sebagai UAPPA-E1 dengan fungsi sebagai
berikut:
• Menyelenggarakan akuntansi keuangan,
• Menyusun dan menyampaikan laporan keuangan secara berkala,
• Memantau pelaksanaan akuntansi keuangan.
Dalam pelaksanaan tugas dan fungsi tersebut, UAPPA-E1 melaksanakan kegiatan
sebagaimana uraian di bawah ini.
D.2.a. Penanggung jawab UAPPA-E1
D.2.a.1.) Direktur Jenderal/Kepala Badan/Pejabat yang ditunjuk melaksanakan
kegiatan sebagai berikut:
Halaman 12 dari 21 • Mengkoordinasikan penyiapan organisasi UAPPA-E1 sebagai pelaksana
Sistem Akuntansi Keuangan;
• Mengarahkan penyiapan sumber daya manusia, sarana dan prasarana yang diperlukan;
• Menetapkan organisasi UAPPA-E1 sebagai pelaksana sistem akuntansi keuangan di lingkup Eselon I;
• Mengkoordinasikan pelaksanaan pembinaan dan monitoring pelaksanaan sistem akuntansi keuangan di lingkup UAPPA-E1;
• Memantau pelaksanaan kegiatan akuntansi agar sesuai dengan target yang telah ditetapkan;
• Mengkoordinasikan pelaksanaan sistem akuntansi keuangan dengan UAPPA-E1 dan Tim Pembina Ditjen Perbendaharaan;
• Menandatangani laporan keuangan UAPPA-E1 yang akan disampaikan ke Menteri/Pimpinan Lembaga;
• Menyampaikan laporan keuangan UAPPA-E1 ke Menteri/Pimpinan Lembaga sebagai laporan pertanggungjawaban pelaksanaan anggaran.
D.2.a.2.) Sekretaris Direktorat Jenderal/Sekretaris Badan/Pejabat yang ditunjuk
melaksanakan kegiatan sebagai berikut:
• Menyiapkan rencana pelaksanaan sistem akuntansi keuangan di lingkup Eselon I;
• Menyiapkan konsep penempatan pejabat/petugas pada organisasi UAPPA-E1;
• Menyiapkan sumber daya manusia, sarana, dan prasarana yang diperlukan;
• Memonitor kegiatan proses akuntansi di tingkat UAPPA-E1;
• Menyetujui laporan keuangan tingkat eselon I yang akan disampaikan ke UAPA, sebelum ditandatangani Dirjen/Kepala Badan/pejabat eselon I .
D.2.a.3.) Kepala Bagian dan/atau Kepala Subbagian Keuangan/Verifikasi dan
Akuntansi/pejabat yang membidangi keuangan/verifikasi dan
akuntansi/pejabat yang ditunjuk melaksanakan kegiatan sebagai berikut:
• Melaksanakan sistem akuntansi keuangan berdasarkan target yang telah ditetapkan;
• Memantau dan mengevaluasi prestasi kerja para pajabat/petugas yang terlibat sistem akuntansi keuangan;
Halaman 13 dari 21 • Menandatangani laporan kegiatan dan surat-surat untuk pihak luar
sehubungan dengan pelaksanaan sistem;
• Mengkoordinasikan pelaksanaan rekonsiliasi internal antara Laporan Barang dengan Laporan Keuangan;
• Mengkoordinasikan pelaksanaan rekonsiliasi dengan Direktorat Jenderal Perbendaharaan c.q. Direktorat Informasi dan Akuntansi jika dianggap
perlu;
• Meneliti dan menganalisis Laporan Keuangan UAPPA-E1 yang akan didistribusikan;
• Menyampaikan Laporan Keuangan UAPPA-E1 setelah ditandatangani Dirjen/Kepala Badan/pejabat eselon I dan ADK ke UAPA.
D.2.b. Petugas akuntansi keuangan
Petugas akuntansi pada tingkat UAPPA-E1 yang terdiri dari Petugas
Akuntansi/Verifikasi dan Petugas Komputer melaksanakan kegiatan sebagai
berikut:
• Memelihara laporan keuangan dan ADK dari UAPPA-W dan/atau UAPPA-W Dekonsentrasi/Tugas Pembantuan dan/atau UAKPA Pusat dan/atau
UAKPA Dekonsentrasi/Tugas Pembantuan;
• Menerima dan memverifikasi ADK dari UAPPA-W dan/atau UAPPA-W Dekonsentrasi/Tugas Pembantuan dan/atau UAKPA Pusat dan/atau
UAKPA Dekonsentrasi/Tugas Pembantuan;
• Melaksanakan rekonsiliasi internal antara laporan keuangan dengan laporan barang yang disusun oleh petugas akuntansi barang serta
melakukan koreksi apabila ditemukan kesalahan;
• Melaksanakan rekonsiliasi dengan Ditjen Perbendaharaan c.q. Direktorat Informasi dan Akuntansi serta melakukan koreksi apabila ditemukan
kesalahan;
• Menyusun laporan keuangan tingkat UAPPA-E1 setiap triwulan, semester, dan akhir tahun anggaran berdasarkan penggabungan laporan keuangan
dan ADK dari UAPPA-W dan/atau UAPPA-W Dekonsentrasi/Tugas
Pembantuan dan/atau UAKPA Pusat dan/atau UAKPA
Dekonsentrasi/Tugas Pembantuan;
• Melakukan analisis untuk membuat catatan atas laporan keuangan;
Halaman 14 dari 21 • Menyimpan arsip data keuangan dan melakukan proses tutup buku setiap
akhir tahun anggaran.
D.3. Unit Akuntansi Pembantu Pengguna Anggaran Wilayah (UAPPA-W)
Tugas pokok penanggung jawab UAPPA-W adalah menyelenggarakan akuntansi
keuangan pada tingkat Kantor Wilayah atau Unit Kerja lain yang ditetapkan sebagai
UAPPA-W dengan fungsi sebagai berikut:
• Menyelenggarakan akuntansi keuangan,
• Menyusun dan menyampaikan laporan keuangan secara berkala,
• Memantau pelaksanaan akuntansi keuangan.
Dalam pelaksanaan tugas dan fungsi tersebut, UAPPA-W melaksanakan kegiatan
sebagaimana uraian di bawah ini.
D.3.a. Penanggung jawab UAPPA-W
D.3.a.1.) Kepala Kantor Wilayah/Kepala satuan kerja yang ditetapkan melaksanakan
kegiatan sebagai berikut:
• Mengkoordinasikan rencana pelaksanaan sistem akuntansi keuangan di lingkup UAPPA-W;
• Mengkoordinasikan penyiapan organisasi UAPPA-W sebagai pelaksana sistem akuntansi keuangan;
• Menetapkan organisasi UAPPA-W sebagai pelaksana sistem akuntansi keuangan di lingkup wilayahnya;
• Mengarahkan penyiapan sumber daya manusia, sarana dan prasarana yang diperlukan;
• Mengkoordinasikan pelaksanaan pembinaan dan monitoring pelaksanaan sistem akuntansi keuangan di lingkup UAPPA-W;
• Memantau pelaksanaan kegiatan akuntansi agar sesuai dengan target yang telah ditetapkan;
• Mengkoordinasikan pelaksanaan sistem akuntansi keuangan antara UAPPA-W dengan UAPPA-E1, UAPA dan Tim Pembina Ditjen
Perbendaharaan;
• Menandatangani laporan keuangan UAPPA-W ke UAPPA-E1;
Halaman 15 dari 21
D.3.a.2.) Kepala Bagian Keuangan/Verifikasi dan Akuntansi/pejabat yang
membidangi Keuangan/Verifikasi dan Akuntansi/pejabat yang ditetapkan
melaksanakan kegiatan sebagai berikut:
• Menyiapkan rencana pelaksanaan sistem akuntansi keuangan di lingkup UAPPA-W;
• Menyiapkan konsep penempatan pejabat/petugas pada organisasi UAPPA-W;
• Menyiapkan sumber daya manusia, sarana dan prasarana yang diperlukan;
• Memonitor kegiatan proses akuntansi di tingkat UAPPA-W dan tingkat UAKPA;
• Menyetujui laporan keuangan tingkat wilayah yang akan disampaikan ke UAPPA-E1 sebelum ditandatangani oleh Kepala Kantor Wilayah/Pejabat
yang ditetapkan.
D.3.a.3.) Kepala Subbagian/Kepala Seksi yang membidangi Keuangan/Verifikasi dan
Akuntansi/pejabat yang ditetapkan melaksanakan kegiatan sebagai berikut:
• Melaksanakan sistem akuntansi keuangan berdasarkan target yang telah ditetapkan;
• Memantau dan mengevaluasi prestasi kerja para pejabat/petugas yang terlibat sistem akuntansi keuangan;
• Melakukan pembinaan dan monitoring pelaksanaan sistem akuntansi keuangan di lingkup UAPPA-W;
• Menandatangani laporan kegiatan dan surat-surat untuk pihak luar sehubungan dengan pelaksanaan sistem;
• Mengkoordinasikan pelaksanaan rekonsiliasi internal antara laporan barang dengan laporan keuangan;
• Mengkoordinasikan pelaksanaan rekonsiliasi dengan kantor wilayah Direktorat Jenderal Perbendaharaan setiap triwulan;
• Meneliti dan menganalisis Laporan Keuangan UAPPA-W yang akan didistribusikan;
• Menyampaikan Laporan Keuangan UAPPA-W dan ADK ke UAPPA-E1 yang telah ditandatangani oleh Kepala Kantor Wilayah/Pejabat yang ditetapkan.
D.3.b. Petugas Akuntansi
Petugas akuntansi pada tingkat UAPPA-W yang terdiri dari Petugas
Akuntansi/Verifikasi dan Petugas Komputer melaksanakan kegiatan sebagai
Halaman 16 dari 21 • Memelihara laporan keuangan dan ADK dari UAKPA ;
• Menerima dan memverifikasi ADK dari UAKPA;
• Melaksanakan rekonsiliasi internal antara laporan keuangan dengan laporan barang yang disusun oleh petugas akuntansi barang serta
melakukan koreksi apabila ditemukan kesalahan;
• Melaksanakan rekonsiliasi dengan Kanwil Ditjen Perbendaharaan c.q. Bidang AKLAP serta melakukan koreksi apabila ditemukan kesalahan;
• Menyusun laporan keuangan tingkat UAPPA-W berdasarkan
penggabungan laporan keuangan dan ADK UAKPA;
• Melakukan analisis untuk membuat catatan atas laporan keuangan;
• Menyiapkan pendistribusian laporan keuangan tingkat UAPPA-W;
• Menyimpan arsip data keuangan dan melakukan proses tutup buku setiap akhir tahun anggaran.
D.4. Unit Akuntansi Kuasa Pengguna Anggaran (UAKPA)
Tugas pokok penanggung jawab UAKPA adalah menyelenggarakan akuntansi
Keuangan di lingkungan satuan kerja, dengan fungsi sebagai berikut:
• Menyelenggarakan akuntansi keuangan,
• Menyusun dan menyampaikan laporan keuangan secara berkala,
• Memantau pelaksanaan akuntansi keuangan.
Dalam pelaksanaan tugas dan fungsi tersebut, UAKPA melaksanakan kegiatan
sebagaimana uraian di bawah ini.
D.4.a. Penanggung jawab UAKPA
Kepala Satuan kerja/Kepala Subbagian/pejabat yang menangani
keuangan/verifikasi dan akuntansi/pejabat yang ditunjuk melaksanakan
kegiatan sebagai berikut:
• Menyiapkan rencana dan jadwal pelaksanaan sistem akuntansi keuangan berdasarkan target yang telah ditetapkan;
• Menunjuk dan menetapkan organisasi UAKPA sebagai pelaksana sistem akuntansi keuangan di lingkungannya;
• Mengkoordinasikan pelaksanaan sistem akuntansi keuangan;
• Memantau dan mengevaluasi prestasi kerja petugas pelaksana;
Halaman 17 dari 21 • Mengkoordinasikan pelaksanaan rekonsiliasi internal antara Laporan
Barang dengan Laporan Keuangan;
• Mengkoordinasikan pelaksanaan rekonsiliasi dengan KPPN setiap bulan;
• Menelaah dan menandatangani Laporan Keuangan UAKPA;
• Meneliti dan menganalisis laporan keuangan yang akan didistribusikan;
• Menandatangani Laporan Keuangan UAKPA
• Menyampaikan Laporan Keuangan UAKPA dan ADK ke KPPN dan UAPPA-W/E1.
D.4.b. Petugas Akuntansi
Petugas akuntansi pada tingkat UAKPA yang terdiri dari Petugas Administrasi
dan Petugas Verifikasi melaksanakan kegiatan sebagai berikut:
• Memelihara dokumen sumber (DS) dan dokumen akuntansi;
• Membukukan/menginput DS ke dalam aplikasi SAK;
• Menerima data SABMN dari petugas akuntansi barang;
• Melakukan verifikasi atas RTH yang dihasilkan aplikasi SAK dengan DS;
• Melaksanakan rekonsiliasi internal antara laporan keuangan dengan laporan barang yang disusun serta melakukan koreksi apabila ditemukan
kesalahan;
• Melakukan rekonsiliasi dengan KPPN setiap bulan serta melakukan koreksi apabila ditemukan kesalahan;
• Melakukan analisa untuk membuat catatan atas laporan keuangan;
• Menyusun laporan keuangan tingkat UAKPA;
• Menyiapkan pendistribusian laporan keuangan tingkat UAKPA;
• Menyimpan arsip data dan melakukan proses tutup buku setiap akhir tahun anggaran.
D.5. Unit Akuntansi Pembantu Pengguna Anggaran Wilayah (UAPPA-W)
Dekonsentrasi/Tugas Pembantuan
Tugas pokok penanggung jawab UAPPA-W Dekonsentrasi/Tugas Pembantuan adalah
menyelenggarakan akuntansi keuangan pada tingkat Gubernur/Bupati/Walikota
dengan fungsi sebagai berikut:
• Menyelenggarakan akuntansi keuangan,
• Menyusun dan menyampaikan laporan keuangan secara berkala,
• Memantau pelaksanaan akuntansi keuangan.
Dalam pelaksanaan tugas dan fungsi tersebut, UAPPA-W Dekonsentrasi/Tugas
Halaman 18 dari 21
D.5.a. Penanggung jawab UAPPA-W Dekonsentrasi/Tugas Pembantuan
D.5.a.1.) Gubernur/bupati/walikota melaksanakan kegiatan sebagai berikut:
Mengkoordinasikan rencana pelaksanaan sistem akuntansi keuangan di
lingkup UAPPA-W Dekonsentrasi/Tugas Pembantuan;
Menetapkan organisasi UAPPA-W Dekonsentrasi/Tugas Pembantuan
sebagai pelaksana sistem akuntansi keuangan;
Mengarahkan penyiapan sumber daya manusia, sarana dan prasarana
yang diperlukan;
Mengkoordinasikan pelaksanaan pembinaan dan monitoring pelaksanaan
sistem akuntansi keuangan di lingkup UAPPA-W Dekonsentrasi/Tugas
Pembantuan;
Memantau pelaksanaan kegiatan akuntansi agar sesuai dengan target yang
telah ditetapkan;
Mengkoordinasikan pelaksanaan sistem akuntansi keuangan antara
UAPPA-W Dekonsentrasi/Tugas Pembantuan dengan UAPPA-E1, UAPA
dan Tim Pembina Ditjen Perbendaharaan;
Menandatangani laporan keuangan UAPPA-W Dekonsentrasi/Tugas
Pembantuan;
Menyampaikan laporan keuangan UAPPA-W Dekonsentrasi/Tugas
Pembantuan ke Kementerian Negara/Lembaga sebagai laporan
pertanggungjawaban pelaksanaan anggaran.
D.5.a.2.) Kepala Biro Keuangan/pejabat yang membidangi keuangan/pejabat yang
ditunjuk melaksanakan kegiatan sebagai berikut:
• Menyiapkan rencana pelaksanaan sistem akuntansi keuangan di lingkup UAPPA-W Dekonsentrasi/Tugas Pembantuan;
• Menyiapkan konsep penempatan pejabat/petugas pada organisasi UAPPA-W Dekonsentrasi/Tugas Pembantuan;
• Menyusun rencana penyiapan sumber daya manusia, sarana dan prasarana yang diperlukan;
• Memonitor kegiatan proses akuntansi di tingkat UAPPA-W Dekonsentrasi/Tugas Pembantuan;
Halaman 19 dari 21 • Menyetujui laporan keuangan tingkat wilayah yang akan disampaikan ke
Kementerian Negara/Lembaga sebelum ditandatangani oleh Gubernur/
bupati/Walikota.
D.5.a.3.) Kepala Bagian/Kepala Subbagian/Kepala Seksi yang membidangi
Keuangan/Verifikasi dan akuntansi/pejabat yang ditunjuk melaksanakan
kegiatan sebagai berikut:
• Melaksanakan sistem akuntansi keuangan berdasarkan target yang telah ditetapkan;
• Memantau dan mengevaluasi prestasi kerja para pajabat/petugas yang terlibat sistem akuntansi keuangan;
• Melakukan pembinaan dan monitoring pelaksanaan sistem akuntansi keuangan di lingkup UAPPA-W Dekonsentrasi/Tugas Pembantuan;
• Menandatangani laporan kegiatan dan surat-surat untuk pihak luar sehubungan dengan pelaksanaan sistem;
• Mengkoordinasikan pelaksanaan rekonsiliasi internal antara laporan barang dengan laporan keuangan;
• Mengkoordinasikan pelaksanaan rekonsiliasi dengan Kanwil Direktorat Jenderal Perbendaharaan setiap triwulan;
• Meneliti dan menganalisis Laporan Keuangan UAPPA-W
Dekonsentrasi/Tugas Pembantuan yang akan didistribusikan;
• Menyampaikan Laporan Keuangan UAPPA-W Dekonsentrasi/Tugas Pembantuan yang telah ditandatangani oleh Gubernur/ bupati/Walikota dan
ADK ke Kementerian Negara/Lembaga.
D.5.b. Petugas Akuntansi
Petugas akuntansi pada tingkat UAPPA-W Dekonsentrasi/Tugas Pembantuan
yang terdiri dari Petugas Akuntansi/Verifikasi dan Petugas Komputer
melaksanakan kegiatan sebagai berikut:
• Memelihara laporan keuangan dan ADK dari UAKPA Dekonsentrasi/Tugas Pembantuan;
• Menerima dan memverifikasi ADK dari UAKPA Dekonsentrasi/Tugas Pembantuan;
• Melaksanakan rekonsiliasi internal antara laporan keuangan dengan laporan barang yang disusun oleh petugas akuntansi barang serta
Halaman 20 dari 21 • Melaksanakan rekonsiliasi dengan Kanwil Ditjen Perbendaharaan c.q.
Bidang AKLAP serta melakukan koreksi apabila ditemukan kesalahan;
• Menyusun laporan keuangan tingkat UAPPA-W Dekonsentrasi/Tugas Pembantuan berdasarkan penggabungan laporan keuangan dan ADK
UAKPA Dekonsentrasi/Tugas Pembantuan;
• Melakukan analisis untuk membuat catatan atas laporan keuangan;
• Menyiapkan pendistribusian laporan keuangan tingkat UAPPA-W Dekonsentrasi/Tugas Pembantuan;
• Menyimpan arsip data keuangan dan melakukan proses tutup buku setiap akhir tahun anggaran.
D.6. Unit Akuntansi Kuasa Pengguna Anggaran (UAKPA) Dekonsentrasi/Tugas
Pembantuan
Tugas pokok penanggung jawab UAKPA Dekonsentrasi/Tugas Pembantuan adalah
menyelenggarakan akuntansi Keuangan di lingkungan satuan kerja, dengan fungsi
sebagai berikut:
• Menyelenggarakan akuntansi keuangan,
• Menyusun dan menyampaikan laporan keuangan secara berkala,
• Memantau pelaksanaan akuntansi keuangan.
Dalam pelaksanaan tugas dan fungsi tersebut, UAKPA Dekonsentrasi/Tugas
Pembantuan melaksanakan kegiatan sebagaimana uraian di bawah ini.
D.6.a. Penanggung jawab UAKPA Dekonsentrasi/Tugas Pembantuan
Kepala SKPD, Kepala Subbagian TU/pejabat yang menangani
keuangan/verifikasi dan akuntansi/pejabat yang ditunjuk melaksanakan
kegiatan sebagai berikut:
• Menyiapkan rencana dan jadwal pelaksanaan sistem akuntansi keuangan berdasarkan target yang telah ditetapkan ;
• Menunjuk dan menetapkan organisasi UAKPA sebagai pelaksana sistem akuntansi keuangan di lingkungannya;
• Mengkoordinasikan pelaksanaan sistem akuntansi keuangan;
• Memantau dan mengevaluasi prestasi kerja petugas pelaksana;
• Menandatangani laporan kegiatan dan surat-surat untuk pihak luar sehubungan dengan pelaksanaan sistem;
• Mengkoordinasikan pelaksanaan rekonsiliasi internal antara laporan barang dengan laporan keuangan;
Halaman 21 dari 21
• Menelaah dan menandatangani Laporan Keuangan UAKPA
Dekonsentrasi/Tugas Pembantuan;
• Meneliti dan menganalisis laporan keuangan yang akan didistribusikan;
• Menandatangani Laporan Keuangan UAKPA Dekonsentrasi/Tugas Pembantuan;
• Menyampaikan Laporan Keuangan UAKPA Dekonsentrasi/Tugas Pembantuan yang sudah ditandatangani dan ADK ke KPPN , UAPPA-W
Dekonsentrasi/Tugas Pembantuan dan UAPPA-E1.
D.6.b. Petugas Akuntansi
Petugas akuntansi pada tingkat UAKPA Dekonsentrasi/Tugas Pembantuan
yang terdiri dari Petugas Administrasi dan Petugas Verifikasi melaksanakan
kegiatan sebagai berikut:
• Memelihara dokumen sumber (DS) dan dokumen akuntansi;
• Membukukan/menginput DS ke dalam aplikasi SAK;
• Menerima data SABMN dari petugas akuntansi barang;
• Melakukan verifikasi atas RTH yang dihasilkan aplikasi SAK dengan DS;
• Melaksanakan rekonsiliasi internal antara laporan keuangan dengan laporan barang yang disusun serta melakukan koreksi apabila ditemukan
kesalahan;
• Melakukan rekonsiliasi dengan KPPN setiap bulan serta melakukan koreksi apabila ditemukan kesalahan;
• Melakukan analisa untuk membuat catatan atas laporan keuangan;
• Menyusun laporan keuangan tingkat UAKPA Dekonsentrasi/Tugas Pembantuan;
• Menyiapkan pendistribusian laporan keuangan tingkat UAKPA Dekonsentrasi/Tugas Pembantuan;
• Menyimpan arsip data dan melakukan proses tutup buku setiap akhir tahun anggaran.
KTUR JENDERAL
TATA CARA PENYUSUNAN
LAPORAN KEUANGAN KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA
Kementerian negara/lembaga selaku pengguna anggaran dan barang
menyelenggarakan akuntansi atas transaksi keuangan dan barang yang berada
dalam tanggung jawabnya. Menteri Keuangan selaku Bendahara Umum Negara
berwenang menetapkan Sistem Akuntansi dan Pelaporan Keuangan Negara serta
mengatur pengelolaan Anggaran dan Barang Milik Negara. Menteri Keuangan juga
menghimpun Laporan Keuangan dan Laporan Barang dari seluruh kementerian
negara/lembaga untuk menyusun Laporan Keuangan dan Laporan Barang
Pemerintah Pusat sebagai bentuk pertanggungjawaban pemerintah dalam
pengelolaan anggaran dan barang. Laporan Barang sebagai bahan pendukung
penyusunan Neraca Pemerintah Pusat.
Laporan Keuangan Kementerian Negara/Lembaga yang digunakan sebagai
pertanggungjawaban keuangan kementerian negara/lembaga meliputi Laporan
Realisasi Anggaran, Neraca dan Catatan atas Laporan Keuangan dilampiri dengan
Laporan Barang, Pernyataan Telah Direviu oleh aparat pengawasan intern,
Pernyataan Tanggung Jawab yang ditandatangani oleh pimpinan kementerian
negara/lembaga sebagai penanggung jawab pengguna anggaran dan laporan
keuangan Badan Layanan Umum pada kementerian negara/lembaga
masing-masing.
Berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan Nomor : 59/PMK.06/2005
mengenai Sistem Akuntansi dan Pelaporan Keuangan Pemerintah Pusat, maka
I. Jenis dan Periode Pelaporan
II. Tata Cara Penyusunan Laporan Keuangan
III. Verifikasi dan Rekonsiliasi
IV. Waktu Penyampaian Laporan Keuangan
V. Lain-lain Pendukung Laporan Keuangan
VI. Isi Catatan atas Laporan Keuangan
VII. Pos-pos Laporan Keuangan
VIII.Sistematika Isi Laporan Keuangan
IX. Rincian Laporan Keuangan
X. Penyusunan Laporan Barang
I. JENIS DAN PERIODE PELAPORAN
Jenis dan periode laporan yang harus disampaikan adalah sebagai berikut :
a. Tingkat UAKPA ke KPPN
Periode Pelaporan
Bulanan Triwulanan Semesteran Tahunan
1 LRA ¹) X
2 Neraca X
3 ADK X
4 BAR ²) X
¹) LRA yang disampaikan terdiri dari LRA Belanja Format DIPA, LRA
Pengembalian Belanja, LRA Pendapatan dan Hibah dan LRA Pengembalian
Pendapatan dan Hibah yang disampaikan pada saat rekonsiliasi.
²) BAR hasil rekonsiliasi antara UAPPA-W dengan Kanwil Ditjen Perbendaharaan
yang disampaikan oleh UAKPA yang ditunjuk/ditetapkan sebagai UAPPA-W.
b. Tingkat UAKPA ke tingkat UAPPA-W/UAPPA-E1
Periode Pelaporan
Bulanan Triwulanan Semesteran Tahunan
1. LRA *) X X X X
2. Neraca X X X
3. CaLK X X
4. ADK X
5. BAR X
Periode Pelaporan
Bulanan Triwulanan Semesteran Tahunan
1 LRA *) X
2 Neraca ³) X
3 ADK X
³) Neraca yang disampaikan adalah neraca bulan Maret, Juni, September
dan Desember.
d. Tingkat UAPPA-W ke tingkat UAPPA-E1
Periode Pelaporan
Bulanan Triwulanan Semesteran Tahunan
1. LRA *) X X X X
2. Neraca X X X
3. CaLK X X
4. ADK X
5. BAR X
e. Tingkat UAPPA-E1 ke tingkat UAPA
Periode Pelaporan
Bulanan Triwulanan Semesteran Tahunan
1. LRA *) X X X X
2. Neraca X X X
3. CaLK X X
4. ADK X
f. Tingkat UAPA ke Departemen Keuangan c.q. Ditjen Perbendaharaan
Periode Pelaporan
Bulanan Triwulanan Semesteran Tahunan
1. LRA*) X X X
2. Neraca X X
3. CaLK X X
4. ADK**) X
Keterangan :
X Jenis Laporan/ADK yang disampaikan.
*) LRA yang disampaikan meliputi LRA Utama, LRA Belanja, LRA Pengembalian
Belanja, LRA Pendapatan, LRA Pengembalian Pendapatan.
**) ADK yang disampaikan adalah ADK selama triwulan I (Januari s/d Maret), triwulan II
Desember).
II. TATA CARA PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN
A. Laporan Realisasi Anggaran Semester I
1. Laporan Realisasi Anggaran Kementerian Negara/Lembaga Semester I
disusun berdasarkan hasil penggabungan Laporan Realisasi Anggaran
UAPPA-E1 triwulan I dan triwulan II.
2. Laporan Realisasi Anggaran UAPPA-E1 Semester I disusun berdasarkan
hasil penggabungan Laporan Realisasi Anggaran UAPPA-W dan UAKPA di
bawah eselon I termasuk dana dekonsentrasi/tugas pembantuan triwulan I
dan triwulan II.
3. Laporan Realisasi Anggaran UAPPA-W Semester I disusun berdasarkan
hasil penggabungan Laporan Realisasi Anggaran UAKPA triwulan I dan
triwulan II.
4. Laporan Realisasi Anggaran UAPPA-W Dekonsentrasi/Tugas Pembantuan
Semester I disusun berdasarkan hasil penggabungan Laporan Realisasi
Anggaran UAKPA Dekonsentrasi/Tugas Pembantuan triwulan I dan triwulan
II.
B. Laporan Realisasi Anggaran Tahunan
1. Laporan Realisasi Anggaran Kementerian Negara/Lembaga Tahunan
disusun berdasarkan hasil penggabungan Laporan Realisasi Anggaran
UAPPA-E1 triwulan I, triwulan II, triwulan III dan triwulan IV.
2. Laporan Realisasi Anggaran UAPPA-E1 Tahunan disusun berdasarkan hasil
penggabungan Laporan Realisasi Anggaran UAPPA-W dan UAKPA di
bawah eselon I termasuk dana dekonsentrasi/tugas pembantuan triwulan I,
triwulan II, triwulan III dan triwulan IV.
3. Laporan Realisasi Anggaran UAPPA-W Tahunan disusun berdasarkan hasil
penggabungan Laporan Realisasi Anggaran UAKPA triwulan I, triwulan II,
triwulan III dan triwulan IV.
4. Laporan Realisasi Anggaran UAPPA-W Dekonsentrasi/Tugas Pembantuan
Anggaran UAKPA Dekonsentrasi/Tugas Pembantuan triwulan I, triwulan II,
triwulan III dan triwulan IV.
C. Neraca Semester I
1. Neraca Kementerian Negara/Lembaga Semester I disusun berdasarkan
hasil penggabungan neraca UAPPA-E1 semester I.
2. Neraca UAPPA-E1 Semester I disusun berdasarkan hasil penggabungan
neraca UAPPA-W dan UAKPA di bawah eselon I termasuk dana
dekonsentrasi/tugas pembantuan semester I.
3. Neraca UAPPA-W Semester I disusun berdasarkan hasil penggabungan
neraca UAKPA semester I.
4. Neraca UAPPA-W Dekonsentrasi/Tugas Pembantuan Semester I disusun
berdasarkan hasil penggabungan neraca UAKPA Dekonsentrasi/Tugas
Pembantuan semester I.
D. Neraca Tahunan
1. Neraca Kementerian Negara/Lembaga disusun berdasarkan hasil
penggabungan neraca UAPPA-E1 semester I dan semester II.
2. Neraca UAPPA-E1 disusun berdasarkan hasil penggabungan UAPPA-W
dan UAKPA di bawah eselon I termasuk dana dekonsentrasi/tugas
pembantuan semester I dan semester II .
3. Neraca UAPPA-W disusun berdasarkan hasil penggabungan Neraca
UAKPA semester I dan semester II.
4. Neraca UAPPA-W Dekonsentrasi/Tugas Pembantuan Tahunan disusun
berdasarkan hasil penggabungan Neraca UAKPA Dekonsentrasi/Tugas
Pembantuan semester I dan semester II.
III. VERIFIKASI DAN REKONSILIASI
A. Tingkat Satuan Kerja (UAKPA) / (UAKPA-Dekonsentrasi) / (UAKPA-Tugas
Pembantuan)
1. Perekaman dokumen sumber berupa :
a. Dokumen Estimasi Pendapatan
1 Lampiran RKA-K/L formulir 4.2 (uraian anggaran pendapatan per
b. Dokumen penerimaan anggaran :
- Surat Setoran Pajak (SSP) atau Laporan Penerimaan Pajak (LP2)
bulanan atau Monitoring Pelaporan Pembayaran Pajak (MP3),
- Surat Setoran Bea Cukai (SSBC) atau Daftar Penerimaan Bea Cukai,
- Surat Setoran Bukan Pajak (SSBP),
- Surat Setoran Pengembalian Belanja (SSPB),
- Surat Tanda Setoran (STS),
- Dokumen penerimaan lainnya yang dipersamakan.
c. Dokumen pelaksanaan anggaran :
- Petunjuk Operasional Kegiatan (POK) atau RKA-K/L Formulir 1.5,
- Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA),
- Revisi POK atau RKA-K/L Formulir 1.5,
- Revisi DIPA,
- Surat Keputusan Otorisasi (SKO),
- Revisi SKO,
- Surat Kuasa Pengguna Anggaran (SKPA),
- DIPA Luncuran,
- Revisi DIPA Luncuran,
- Dokumen pelaksanaan anggaran lainnya yang dipersamakan.
d. Dokumen pengeluaran anggaran :
- Surat Perintah Membayar (SPM),
- Surat Perintah Pencairan Dana (SP2D),
- Surat Perintah Pengesahan dan Pembukuan (SP3),
- Dokumen pengeluaran anggaran lainnya yang dipersamakan.
2. Selanjutnya proses perekaman tersebut menghasilkan register transaksi
harian (RTH) untuk diverifikasi dengan dokumen sumbernya, sehingga
seluruh transaksi dipastikan sudah diproses sesuai dengan dokumen
sumber yang ada. Disamping itu, petugas akuntansi melakukan
laporan persediaan dari unit akuntansi kuasa pengguna barang serta
laporan kemajuan penyelesaian konstruksi dalam pengerjaan dari unit
akuntansi terkait. Selanjutnya dilakukan proses posting untuk
menghasilkan buku besar. Berdasarkan buku besar, dapat disusun laporan
keuangan.
3. Laporan keuangan beserta ADK dikirim ke KPPN untuk dilakukan
rekonsiliasi dengan data yang ada di KPPN. Hasil rekonsiliasi dituangkan
dalam Berita Acara Rekonsiliasi (BAR). BAR tersebut akan menjadi salah
satu dokumen dalam rekonsiliasi antara UAPPA-W dengan Kanwil Ditjen
Perbendaharaan.
4. Berdasarkan rekonsiliasi, setiap bulan dilakukan penggiriman ke tingkat
UAPPA-W/UAPPA-W Dekonsentrasi/Tugas berupa data, ADK beserta
laporan realisasi anggaran, neraca dan BAR.
5. Untuk Satuan kerja Dekonsentrasi/Tugas Pembantuan selain
menyampaikan ke UAPPA-W Dekonsentrasi/Tugas Pembantuan juga
melakukan pengiriman ADK ke UAPPA-E1, sedangkan untuk satuan kerja
pusat hanya melakukan pengiriman ke UAPPA-E1.
6. UAKPA yang ditunjuk sebagai UAPPA-W pada saat rekonsiliasi dengan
KPPN untuk bulan Mei, Agustus, November 20X0 dan Februari 20X1
sebagai UAKPA, harus melampirkan berita acara rekonsiliasi antara
UAPPA-W dengan Kanwil Ditjen Perbendaharaan.
7. Setiap semester UAKPA menyusun Laporan Keuangan lengkap
sebagaimana ilustrasi pada lampiran V-d dan untuk periode tahunan
disertai dengan pernyataan tanggung jawab Kepala Satuan Kerja. Laporan
Keuangan tersebut disampaikan ke UAPPA-W/UAPPA-E1.
8. Jadwal waktu pengiriman dapat dilihat pada lampiran IV Peraturan Dirjen
Perbendaharaan.
B. Tingkat Wilayah (UAPPA-W)/ (UAPPA-W Dekonsentrasi)/(UAPPA-W Tugas
Pembantuan)
1. Laporan keuangan tingkat wilayah (UAPPA-W) adalah laporan keuangan
UAPPA-W yang bersangkutan.
2. Setiap bulan dilakukan pengiriman ADK UAPPA-W/UAPPA-W
Dekonsentrasi/UAPPA-W Tugas Pembantuan ke tingkat UAPPA-E1 untuk
dilakukan penggabungan dengan disertai laporan realisasi anggaran,
neraca dan setiap triwulan disertai dengan Berita Acara Rekonsiliasi.
3. Laporan keuangan tingkat wilayah (UAPPA-W) beserta ADK setiap triwulan
harus dikirim ke Kanwil Ditjen Perbendaharaan untuk dilakukan proses
rekonsiliasi dengan data yang ada di Kanwil Ditjen Perbendaharaan. Berita
Acara Rekonsiliasi (BAR) pada tingkat satuan kerja dengan KPPN dapat
digunakan sebagai salah satu bahan rekonsiliasi antara UAPPA-W dengan
Kanwil Ditjen Perbendaharaan.
4. UAPPA-W/UAPPA-W Dekonsentrasi/UAPPA-W Tugas Pembantuan
melakukan penelusuran jika terdapat perbedaan data pada proses
rekonsiliasi. Apabila kesalahan pada satuan kerja, UAPPA-W melakukan
penggabungan ulang untuk ADK hasil perbaikan satuan kerja, serta
melakukan penggiriman ke UAPPA-E1.
5. Setiap semester UAPPA-W menyusun Laporan Keuangan lengkap
sebagaimana ilustrasi pada lampiran V-c dan untuk periode tahunan
disertai dengan pernyataan tanggung jawab Kepala Kanwil/Kepala Satuan
Kerja yang ditunjuk sebagai UAPPA-W. Laporan Keuangan tersebut
disampaikan ke UAPPA-E1.
6. Jadwal waktu penggabungan, rekonsiliasi dan pengiriman dapat dilihat
pada lampiran IV Peraturan Dirjen Perbendaharaan.
C. Tingkat Eselon I (UAPPA-E1)
1. Laporan keuangan tingkat eselon I (UAPPA-E1) adalah laporan keuangan
hasil penggabungan laporan keuangan tingkat wilayah (UAPPA-W) di
lingkungannya, laporan keuangan tingkat satuan kerja (UAKPA) Eselon 1
yang bersangkutan, dan laporan keuangan tingkat satuan kerja UAKPA
Dana Dekonsentrasi/Tugas Pembantuan.
2. Setiap bulan dilakukan penggiriman ADK UAPPA-E1 ke tingkat UAPA
neraca.
3. UAPPA-E1 dapat melakukan rekonsiliasi dengan Ditjen Perbendaharaan
c.q. Direktorat Informasi dan Akuntansi. Berita Acara Rekonsiliasi tingkat
UAKPA satuan kerja pusat dan atau UAPPA-W dapat dijadikan salah satu
bahan rekonsiliasi dengan Direktorat Informasi dan Akuntansi.
4. UAPPA-E1 melakukan penelusuran jika terdapat perbedaan data pada
proses rekonsiliasi. Apabila kesalahan pada satuan kerja, UAPPA-E1
melakukan penggabungan ulang untuk ADK hasil perbaikan, serta
melakukan penggiriman ke UAPA.
5. Setiap semester UAPPA-E1 menyusun Laporan Keuangan lengkap
sebagaimana ilustrasi pada lampiran V-b dan untuk periode tahunan
disertai dengan pernyataan tanggung jawab pejabat eselon I. Laporan
Keuangan tersebut disampaikan ke UAPA.
6. Jadwal waktu penggabungan, rekonsiliasi dan pengiriman dapat dilihat
pada lampiran IV Peraturan Dirjen Perbendaharaan
D. Tingkat Kementerian Negara/Lembaga (UAPA)
1. Laporan keuangan tingkat kementerian negara/lembaga (UAPA) adalah
laporan keuangan hasil penggabungan laporan keuangan eselon I
(UAPPA-E1) di lingkungannya.
2. Setiap triwulan dilakukan penggiriman laporan realisasi anggaran dan ADK
UAPA ke Ditjen Perbendaharaan c.q. Direktorat Informasi.
3. UAPA melakukan rekonsiliasi dengan Ditjen Perbendaharaan c.q.
Direktorat Informasi dan Akuntansi setiap akhir semester. Berita Acara
Rekonsiliasi tingkat UAKPA satuan kerja pusat dan atau UAPPA-W atau
UAPPA-E1 dapat dijadikan salah satu bahan rekonsiliasi dengan Dit.
Informasi dan Akuntansi.
4. UAPA melakukan penelusuran jika terdapat perbedaan data pada proses
rekonsiliasi. UAPA melakukan penggabungan ulang atas ADK hasil
perbaikan.
5. Setiap semester UAPA menyusun Laporan Keuangan lengkap
disertai dengan pernyataan tanggung jawab Menteri/Kepala Lembaga.
Laporan Keuangan tersebut disampaikan ke Ditjen Perbendaharaan c.q.
Direktorat Informasi dan Akuntansi.
6. Jadwal waktu penggabungan, rekonsiliasi dan pengiriman dapat dilihat
pada lampiran IV Peraturan Dirjen Perbendaharaan.
IV. WAKTU PENYAMPAIAN LAPORAN KEUANGAN
Laporan Realisasi Anggaran dan Neraca Kementerian Negara/Lembaga
disampaikan kepada Menteri Keuangan c.q. Direktur Jenderal Perbendaharaan,
dengan ketentuan sebagai berikut:
A. Laporan Realisasi Anggaran Triwulan I selambat-lambatnya pada tanggal 9
Mei tahun anggaran berjalan;
B. Laporan Realisasi Anggaran, Neraca, dan Catatan atas Laporan Keuangan
semester I selambat-lambatnya pada tanggal 26 Juli tahun anggaran berjalan;
C. Laporan Realisasi Anggaran Triwulan III selambat-lambatnya pada tanggal 9
November tahun anggaran berjalan;
D. Laporan Realisasi Anggaran, Neraca, dan Catatan atas Laporan Keuangan
Tahunan selambat-lambatnya pada tanggal 28 Februari setelah tahun
anggaran berakhir;
E. Untuk memenuhi target penyampaian laporan keuangan di atas, disampaikan
jadwal pengiriman laporan dari tingkat satuan kerja (UAKPA) sampai dengan
tingkat kementerian negara/lembaga (UAPA) sesuai dengan Lampiran IV
Peraturan Dirjen Perbendaharaan.
V. LAIN-LAIN PENDUKUNG LAPORAN KEUANGAN
Hal lain yang perlu diperhatikan untuk menunjang kelengkapan dan keakuratan
data dalam laporan keuangan yaitu :
A. Kementerian negara/lembaga yang menggunakan anggaran pembiayaan dan
perhitungan di samping menyampaikan laporan keuangan bagian anggarannya
juga menyampaikan laporan keuangan Bagian Anggaran Pembiayaan dan
Perhitungan yang digunakan. BMN yang dibeli dari anggaran pembiayaan dan
B. Laporan Keuangan kementerian negara/lembaga yang disampaikan termasuk
laporan atas dana dekonsentrasi yang disalurkan melalui dinas provinsi dan
tugas pembantuan yang disalurkan melalui provinsi/kotamadya/kabupaten/desa
termasuk Laporan Barang-nya;
C. UAKPA Dekonsentrasi/Tugas Pembantuan menyampaikan laporan ke
UAPPA-W Gubernur berupa ADK dan menyampaikan laporan ke UAPPA-E1 berupa
cetakan laporan dan ADK.
D. Kementerian negara/lembaga menyampaikan ADK/laporan keuangan untuk
keperluan rekonsiliasi dengan Direktorat Informasi dan Akuntansi.
E. Kementerian Negara/Lembaga menyampaikan Laporan Keuangan ke Ditjen
Perbendaharaan c.q. Direktorat Informasi dan Akuntansi sebanyak 3 (tiga) set.
F. Laporan Keuangan Kementerian Negara/Lembaga dilampiri dengan Laporan
Keuangan Badan Layanan Umum (BLU) yang berada pada kementerian
negara/lembaga yang bersangkutan.
VI. ISI CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
Laporan Realisasi Anggaran dan Neraca kementerian negara/lembaga disertai
dengan penjelasan atas laporan yang memuat :
A. Uraian Umum;
B. Kebijakan Akuntansi;
C. Penjelasan atas Pos Laporan Realisasi Anggaran dan Neraca;
D. Informasi tambahan bila diperlukan.
VII. POS-POS LAPORAN KEUANGAN
Pos-Pos Laporan Realisasi Anggaran dan Neraca kementerian negara/lembaga
setidak-tidaknya meliputi:
A. Pos-Pos Laporan Realisasi Anggaran
1. Pendapatan:
a. Penerimaan Perpajakan
b. Penerimaan Negara Bukan Pajak
2. Belanja Negara :
a. Belanja Pemerintah Pusat menurut jenis belanja :
1) Belanja Pegawai
2) Belanja Barang
3) Belanja Modal
4) Pembayaran Bunga Utang *)
5) Subsidi *)
6) Belanja Hibah *)
7) Bantuan Sosial
8) Belanja Lain-lain
b. Belanja Untuk Daerah :
1) Dana Perimbangan *) :
• Dana Bagi Hasil;
• Dana Alokasi Umum;
• Dana Alokasi Khusus.
2) Dana Otonomi Khusus dan Penyeimbang *).
• Dana Otonomi Khusus
• Dana Penyeimbang
3. Pembiayaan *) :
a. Pembiayaan Dalam Negeri Netto :
1) Pembiayaan Dalam Negeri Bruto
Perbankan Dalam Negeri
Non Perbankan Dalam Negeri.
2) Pembayaran Cicilan Pokok Utang Dalam Negeri
b. Pembiayaan Luar Negeri Netto :
1) Penarikan Pinjaman Luar Negeri Bruto :
Pinjaman Program
Pinjaman Proyek.
2) Pembayaran Cicilan Pokok Utang Luar Negeri.
B. Pos-Pos Neraca :
1. Aset Lancar terdiri dari :
a. Kas dan Bank
2) Kas di Bendahara Penerimaan.
b. Piutang :
1) Piutang Pajak *);
2) Piutang PNBP;
3) Bagian Lancar Tagihan Penjualan Angsuran;
4) Bagian Lancar Tuntutan Ganti Rugi;
5) Bagian Lancar Investasi Permanen *);
6) Piutang Bukan Pajak Lainnya.
c. Investasi Jangka Pendek *) :
1) Investasi dalam Deposito;
2) Investasi dalam Surat Utang Negara;
3) Investasi Jangka Pendek Lainnya.
d. Persediaan
2. Investasi Jangka Panjang *) :
a. Investasi Non Permanen
1) Rekening Dana Investasi/Rekening Pembangunan Daerah;
2) Dana Restrukturisasi Perbankan;
3) Dana Bergulir;
4) Investasi dalam Obligasi;
5) Penyertaan Modal Pemerintah dalam Proyek Pembangunan;
6) Investasi Non Permanen Lainnya.
b. Investasi Permanen
1) Investasi Permanen Penyertaan Modal Pemerintah;
2) Investasi Permanen Lainnya.
3. Aset Tetap :
a. Tanah;
b. Peralatan dan Mesin;
c. Gedung dan Bangunan;
d. Jalan, Irigasi dan Jaringan;
e. Aset Tetap Lainnya;
f. Konstruksi Dalam Pengerjaan.
4. Aset Lainnya :
b. Kemitraan dengan Pihak Ketiga;
c. Tagihan Tuntutan Perbendaharaan/Ganti Rugi;
d. Aset Tak Berwujud;
e. Aset Lain-lain.
5. Kewajiban Jangka Pendek :
a. Utang Kelebihan Bayar Pajak *);
b. Bagian Lancar Utang Jangka Panjang *);
c. Utang Bunga *);
d. Utang Subsidi *);
e. Uang Muka Rekening Khusus;
f. Uang Muka dari BUN *);
g. Uang Muka dari KPPN;
h. Pendapatan yang Ditangguhkan;
i. Utang Jangka Pendek Lainnya *).
6. Kewajiban Jangka Panjang *) :
a. Utang Jangka Panjang Dalam Negeri Perbankan;
b. Utang Jangka Panjang Dalam Negeri Obligasi;
c. Utang Jangka Panjang Dalam Negeri Lainnya;
d. Utang Jangka Panjang Luar Negeri Perbankan;
e. Utang Jangka Panjang Luar Negeri Non Perbankan;
f. Utang Jangka Panjang Luar Negeri Lainnya.
7. Ekuitas Dana Lancar :
a. Cadangan Piutang;
b. Cadangan Persediaan;
c. Dana yang harus Disediakan untuk Pembayaran Utang Jangka
Pendek *);
8. Ekuitas Dana Investasi :
a. Diinvestasikan dalam Investasi Jangka Panjang *);
b. Diinvestasikan dalam Aset Tetap;
c. Diinvestasikan dalam Aset Lainnya;