TAHUN ANGGARAN
A ANGGARAN BELANJA DAN ESTIMASI PENDAPATAN
B. KAS DI BENDAHARA PENERIMAAN
Saldo Kas di Bendahara Penerimaan pada <Nama Kementerian Negara/Lembaga> per <tanggal neraca> sebesar Rp<nilai kas di
bendahara penerimaan> merupakan saldo kas pada bendahara
penerimaan.
Kas di Bendahara Penerimaan adalah penerimaan Pendapatan Negara Bukan Pajak (PNBP) yang belum disetor ke Kas Negara pada tanggal neraca. Terdiri dari :
Daftar kas bendahara penerimaan
Tabel. 7
Daftar Kas Bendahara Penerimaan
No. Uraian Eselon I Jumlah
1 2 3
1 Rp
2 3
halaman 26 dari 34
Tabel.8
Rincian Saldo Kas di Bendahara Penerimaan No.
Kode MAP Uraian Jumlah Rupiah
1 2 3 4
Rp.
Jumlah Rp.
*) kode MAP diisi berdasarkan perkiraan pendapatan yang belum disetorkan ke kas negara.
(Diungkapkan juga alasan mengapa pendapatan tersebut belum disetor.)
Piutang C. PIUTANG
Piutang adalah semua hak atau klaim terhadap pihak lain atas uang, barang atau jasa yang dapat dijadikan kas dan belum diselesaikan pada tanggal neraca, yang diharapkan dapat diterima dalam jangka waktu tidak lebih dari 12 bulan setelah tanggal neraca.
(data piutang di bawah ini merupakan hasil rekapitulasi dari eselon I). Piutang Pajak C.1. Piutang Pajak
Piutang Pajak sebesar Rp.<jumlah rupiah> merupakan tagihan pajak yang telah mempunyai surat ketetapan yang dapat dijadikan kas dan belum diselesaikan pada tanggal neraca yang diharapkan dapat diterima dalam jangka waktu tidak lebih dari satu tahun.Dengan rincian sebagai berikut :
Rincian piutang
pajak Rincian Piutang Pajak menurut Wilayah Tabel.9
No. Kode
Wilayah Uraian Wilayah Jumlah Rupiah
1 2 3 4
Rp.
Jumlah Rp.
(Diisi untuk kanwil yang mempunyai Piutang Pajak beserta jumlahnya). Piutang PNBP C.2. Piutang PNBP
Piutang PNBP sebesar Rp.<jumlah rupiah> merupakan piutang penerimaan negara bukan pajak, yaitu semua hak atau klaim terhadap
halaman 27 dari 34 pihak lain atas uang, barang atau jasa yang dapat dijadikan kas dan belum diselesaikan pada tanggal neraca yang diharapkan dapat diterima dalam jangka waktu tidak lebih dari satu tahun.
Rincian piutang
PNBP Piutang tersebut terdiri dari :
Tabel.10
Rincian Piutang PNBP menurut Eselon I No. Kode
Eselon I Uraian Eselon I Jumlah Rupiah
1 2 3 4 Rp. Jumlah Rp. Tabel.11 Rincian Piutang PNBP No. Kode Perkiraan Piutang
Uraian Piutang Jumlah Rupiah
1 2 3 4
Rp.
Jumlah Rp.
(Kode perkiraan piutang dapat dilihat dari PMK No.13/PMK.06/2005 yang diisi berdasarkan perkiraan pendapatan) Bagian lancar tagihan penjualan angsuran Bagian lancar tagihan TGR
C.3. Bagian Lancar Tagihan Penjualan Angsuran
Jumlah Bagian Lancar Tagihan Penjualan Angsuran (TPA) sebesar
Rp.<jumlah rupiah> merupakan saldo TPA yang akan jatuh tempo dalam
Tahun Anggaran 200x (1 tahun setelah tahun neraca) yang berasal dari penjualan <uraikan jenis penjualan angsuran>.
C.4. Bagian Lancar Tagihan Tuntutan Ganti Rugi
Jumlah Bagian Lancar Tagihan Tuntutan Ganti Rugi (TGR) sebesar
Rp<jumlah rupiah> merupakan saldo Tagihan TGR yang akan jatuh
tempo dalam Tahun Anggaran 200x (1 tahun setelah tahun neraca).
Piutang bukan
pajak lainnya C.5. Piutang Bukan Pajak Lainnya
Piutang Lain-lain sebesar Rp<jumlah rupiah> merupakan piutang yang tidak dapat diklasifikasikan ke dalam salah satu kategori piutang sebagaimana telah dijelaskan di atas yang diharapkan diterima pada Tahun Anggaran 200x (1 tahun setelah tahun neraca).
halaman 28 dari 34
Persediaan D. PERSEDIAAN
Persediaan merupakan jenis aset dalam bentuk barang atau perlengkapan (supplies) pada tanggal neraca, yang diperoleh dengan maksud untuk mendukung kegiatan operasional pemerintah dan barang-barang yang dimaksudkan untuk dijual dan/atau diserahkan dalam rangka pelayanan kepada masyarakat.
Terdapat Persediaan pada tanggal <tanggal neraca> sebesar Rp <nilai
persediaan pada tanggal neraca> yang diperoleh dari hasil inventarisasi,
yang terdiri dari <uraian jenis persediaan sesuai dengan klasifikasi pada
bagan perkiraan standar dan nilai rupiah masing-masing>.
Aset tetap E. ASET TETAP
Aset tetap adalah aset berwujud yang mempunyai masa manfaat lebih dari 12 bulan untuk digunakan dalam kegiatan pemerintahan atau dimanfaatkan oleh masyarakat umum.
Nilai aset tetap per <tanggal neraca> sebesar Rp <nilai total aset tetap>
dengan perincian sebagai berikut:
Tabel.12 Daftar Aset Tetap
Mutasi Nama Aset Tetap Saldo
Awal Tambah Kurang
Saldo Akhir
1 2 3 4 5
Tanah Peralatan dan Mesin
Gedung dan Bangunan Jalan, Irigasi dan Jaringan Aset Tetap Lainnya
Jumlah
Penambahan aset tetap TA 200x Rp...
Mutasi tambah aset tetap terdiri dari:
• Pembelian Rp.
• Penyelesaian Pembangunan Rp.
• Transfer dari unit lain Rp.
• Hibah (masuk) Rp.
• dst
halaman 29 dari 34
Pengurangan aset tetap TA 200x Rp...
Mutasi kurang aset tetap terdiri dari :
• Penghapusan Rp.
• Transfer ke unit lain Rp
• Koreksi Pencatatan Rp
• Hibah (keluar) Rp.
• dst
< ungkapkan penyebab mutasi kurang lainnya beserta jumlahnya> Konstruksi
dalam Pengerjaan Rp...
Pada periode semester/tahunan 200x (pilih salah satu sesuai cakupan laporan
keuangan yang disajikan), realisasi belanja untuk pengadaan aset tetap melalui
pembangunan yang belum selesai pengerjaannya pada <tanggal neraca> adalah sebesar Rp... Konstruksi Dalam Pengerjaan tersebut terdiri dari :
• Tanah Rp.
• Peralatan dan Mesin Rp.
• Gedung dan Bangunan Rp.
• Jalan Rp.
• Irigasi dan Jaringan Rp.
• Aset Tetap Lainnya Rp.
< ungkapkan hal-hal lainnya yang berhubungan dengan KDP> Catatan atas
aset tetap (Pada sesi ini diungkapkan pula aset-aset pada satuan kerja yang masih mengalami permasalahan sehingga belum bisa dimasukkan dalam Neraca. Contoh aset seperti ini adalah tanah-tanah yang dikuasai Kementerian Negara/Lembaga tetapi dalam status sengketa, aset-aset yang secara faktual diperoleh dari hibah namun belum dapat dibukukan karena belum ada berita acara serah terimanya, penambahan nilai gedung tempat kerja bukan milik sendiri yang nilainya memenuhi syarat kapitalisasi dsb.)
Aset Bersejarah