• Tidak ada hasil yang ditemukan

Prosiding Inovasi Teknologi Ramah Lingkungan 2013

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Prosiding Inovasi Teknologi Ramah Lingkungan 2013"

Copied!
4
0
0

Teks penuh

(1)

KERAGAAN PERTUMBUHAN DAN HASIL BEBERAPA VARIETAS UNGGUL BARU

PADI SAWAH DI KABUPATEN AGAM, SUMATERA BARAT

Misran

BPTP Sumatera Barat

Jalan Raya Padang Solok km 40, Kabupaten Solok Sumatera Barat Telp (0755)31564 fax (0755)31138

ABSTRAK

Pemilihan varietas yang sesuai dengan agroekosistem lingkungan sangat mendukung keberhasilan usahatani padi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tampilan pertumbuhan dan produksi varietas unggul baru padi sawah. Pengkajian dilaksanakan dilahan sawah petani Lubuk Basung, kabupaten Agam, Sumatera Barat pada bulan Mei sampai September 2011. Percobaanmenggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) dengan lima kali ulangan. Perlakuan menggunakan empat varietas padi sawah, yang terdiri dari tiga varietas unggul baru; Logawa, Silugonggo, Tukad Unda dan satu varietas lokal (Bendang Pulau) sebagai pembanding. Bibit ditanam 3 batang/rumpun, jarak tanam 25x25 cm. pupuk yang diberikan adalah 150 kg Urea, 100 kg SP36, dan 75 kg KCl/ha. Pengamatan dilakukan terhadap; tinggi tanaman, jumlah anak maksimum, jumlah anak produktif, komponen hasil dan hasil. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Logawa, Silugonggo, dan Tukad Unda merupakan varietas unggul baru padi sawah yang adaptif pada lingkungan spesifik dan memberikan hasil berturut-turut 7,50; 6,21; dan 6,90 t GKP/ha atau meningkat 34,41; 11,29; dan 23,66% di atas varietas lokal Bendang Pulau (5,58 t GKP/ha). Dari penelitian ini disimpulkan bahwa untuk mendapatkan pertumbuhan dan produksi yang optimal pada daerah ini sebaiknya menggunakan varietas Logawa, Tukad Unda, atau Silugonggo.

Kata kunci:

keragaan tanaman, padi sawah, varietas unggul baru

PENDAHULUAN

Pemilihan varietas yang sesuai dengan agroekosistem lingkungan sangat mendukung keberhasilan usahatani padi sawah (Manti dkk, 2006). Berbagai kendala ditemukan dalam sistem produksi perpadian Indonesia, antara lain penggunaan input yang tidak efisien, pelandaian peningkatan produksi dan belum dimanfaatkannya potensi genetik dalam bentuk varietas unggul baru Las dkk, 2004). Sementara itu rata-rata laju pertambahan penduduk Indonesia sekitar 1,27-1,29% per tahun. Dengan laju pertumbuhan tersebut pada tahun 2025 jumlah penduduk Indonesia diproyeksikan mencapai 296 juta jiwa dengan kebutuhan beras sekitar 41,5 juta ton atau setara dengan 78,3 juta ton gabah kering giling (Las dkk, 2008).

Untuk mencapai target tersebut diimplementasikan melalui; (1) Perluasan areal tanam dengan mencetak sawah baru, (2) Peningkatan produktifitas dengan penerapan budidaya tanaman sesuai dengan konsep Pengelolaan Tanaman Terpadu (PTT) padi sawah. Salah satu komponen teknologi PTT padi sawah adalah Varietas Unggul Baru (VUB) baik melalui peningkatan potensi atau daya hasil maupun toleransi ataupun ketahanannya terhadap cekaman biotik atau abiotik. Varietas unggul merupakan komponen teknologi utama pertanaman padi yang telah memberikan kontribusi sebesar 56% dalam peningkatan produksi pada dekade 1970-2000 (Lamid dkk, 2005).

(2)

sebelumnya belum diantisipasi. Akibatnya petani menanam varietas yang sama dari musim ke musim yang diyakini akan memberikan hasil tinggi, baik kualitas maupun kuantitas.

Di Sumatera Barat, masyarakat mempunyai preferensi tersendiri terhadap tekstur nasi. Beberapa varietas unggul yang sesuai dengan preferensi masyarakat Sumatera Barat sudah cukup lama ditanam seperti varietas IR 42 dan Cisokan yang merupakan varietas yang sangat disenangi masyarakat Sumatera Barat, namun sering terjadi serangan organisme pengganggu tanaman (OPT) seperti; wereng coklat, tunggro, dan blas dengan intensitas serangan ringan sampai berat. Oleh karena itu perlu adanya penambahan keragaman varietas atau penciptaan varietas unggul baru.

Pemilihan varietas unggul baru yang tepat dan diikuti dengan penggunaan komponenteknologi lainnya mampu meningkatkan hasil padi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penampilan dan produksi varietas unggul baru padi sawah terutama di kabupaten agam.

BAHAN DAN METODE

Penelitian telah dilaksanakan di lahan petani Nagari Lubuk Basung, Kecamatan Lubuk Basung, Kabupaten Agam, Sumatera Barat pada bulan Mei sampai September 2011. Percobaanmenggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) dengan lima kali ulangan. Perlakuan menggunakan tiga varietas unggul baru padi sawah yaitu; Logawa, Silugonggo, Tukad Unda dan satu varietas lokal yaitu Bendang Pulau sebagai pembanding. Bibit ditanam sebanyak 3 batang/rumpun, jarak tanam 25x25 cm. pupuk diberikan sebanyak 150 kg Urea, 100 kg SP36, dan 75 kg KCl/ha.

Penyiangan dilakukan dua kali umur 25 dan 45 hari setelah tanam. Sedangkan pengendalian hama/penyakit dilaksanakan sesuai dengan konsep pengendalian hama terpadu (PHT). Pengamatan dilakukan terhadap tinggi tanaman, jumlah anakan maksimum, jumlah anakan produktif, komponen hasil dan hasil. Data yang telah terkumpul dianalisis secara statistik dengan sidik ragam (Uji F) sesuai dengan rancangan yang digunakan. Bila uji F menunjukkan interaksi berpengaruh nyata maka untuk membandingkan nilai antar perlakuan digunakan uji beda rata-rata Duncan (UBD).

HASIL DAN PEMBAHASAN

Komponen Pertumbuhan Tanaman

Hasil analisis sidik ragam memperlihatkan bahwa perlakuan VUB padi sawah memberikan pengaruh nyata terhadap tinggi tanaman, jumlah anakan maksimum, dan jumlah anakan produktif (Tabel 1).

Tabel 1. Rataan komponen agronomis beberapa varietas unggul baru padi sawah. Lubuk Basung, Kabupaten Agam, 2011.

Angka pada lajur yang diikuti huruf yang sama berbeda tidak nyata pada taraf 5% UBD.

(3)

baru ini yaitu; Logawa, Silugonggo, dan Tukad Unda dapat beradaptasi baik di lokasi penelitian, sedangkan varietas lokal Bendang Pulau memiliki ciri-ciri tanaman lebih tinggi serta jumlah anakan maksimum dan jumlah anakan produktif lebih sedikit dibanding varietas unggul Logawa, Silugonggo, dan Tukad Unda.

Komponen Hasil Tanaman

Komponen hasil tanaman yang diamati adalah panjang malai, jumlah gabah per

malai, persentase gabah hampa, dan berat 1.000 biji. Hasil analisis sidik ragam

memperlihatkan bahwa varietas unggul baru padi sawah memberikan pengaruh nyata

terhadap jumlah gabah per malai, dan persentase gabah hampa, sedangkan pada panjang

malai dan berat 1.000 biji tidak menunjukkan pengaruh nyata (Tabel 2).

Tabel 2. Rataan komponen hasil beberapa varietas unggul padi sawah. Lubuk Basung Kabupaten Agam, 2011.

No Varietas Panjang Malai (cm)

Jumlah Gabah per Malai (butir)

Persentase Gabah Hampa (%)

Berat 1.000 Biji (gram)

1 Logawa 24,2 a 180,7 a 18,64 b 25,85 a

2 Silugonggo 23,8 a 158,3 ab 38,46 a 26,70 a 3 Tukad Unda 23,7 a 161,5 ab 16,21 bc 25,90 a 4 Bendang Pulau

(varietas lokal)

23,5 a 142,5 b 12,45 c 25,40 a

KK (%) 6,60 15,55 14,70 3,60

Angka pada lajur yang diikuti huruf yang sama berbeda tidak nyata pada taraf 5% UBD.

Pada Tabel 2 terlihat bahwa panjang malai berkisar 23,5-24,2 cm, dan tidak berbeda nyata dengan semua varietas yang diuji. Secara angka-angka malai terpanjang ditunjukkan pada varietas Logawa 24,2cm diikuti oleh varietas Silugonggo 23,8cm, Tukad Unda 23,7cm, dan Bendang Pulau 23,5cm. Jumlah gabah per malai berkisar 180,7-142,5 butir, dimana yang terendah didapatkan pada perlakuan varietas lokal Bendang Pulau 142,5 butir diikuti oleh varietas Silugonggo 158,3 butir, dan varietas Tukad Unda 161,5 butir yang berbeda nyata dengan varietas Logawa 180,7 butir diikuti oleh varietas Tukad Unda, dan varietas Silugonggo. Persentase gabah hampa berkisar 12,45-34,46%, dimana yang terendah ditunjukkan pada varietas lokal Bendang Pulau 12,45% diikuti oleh varietas Tukad Unda 16,21% yang berbeda nyata dengan varietas Silugonggo 34,46%, dan varietas logawa 18,64%. Selanjutnya, berat gabah 1.000 biji semua varietas yang diuji menunjukkan tidak berbeda nyata. Berat gabah 1000 biji berkisar 25,40-26,70 gr, secara angka-angka yang terberat didapat pada varietas Silugonggo 26,70 gr dan diikuti oleh varietas Tukad Unda 25,90 gr, varietas Logawa 25,85 gr, serta varietas Bendang Pulau 25,40 gr.

Hasil Gabah

Hasil analisis terhadap gabah kering panen diperoleh bahwa semua varietas padi sawah yang diuji memberikan pengaruh nyata (Tabel 3). Hasil gabah kering panen berkisar 5,58-7,50 t GKP/ha, dimana yang terendah ditunjukkan pada varietas lokal Bendang Pulau 5,58 t/ha yang berbeda nyata dengan varietas lainnya. Persentase peningkatan hasil gabah tertinggi didapatkan pada varietas Logawa 34,41%, Tukad Unda 23,66% dan terendah pada varietas Silugonggo 11,29% dibanding varietas lokal Bendang Pulau. Jika dibandingkan dengan deskripsi masing-masing varietas unggul baru, ternyata varietas Silugonggo 6,21 t/ha dan Tukad Unda 6,90 t/ha melebih dari rata-rata hasilnya, yaitu 4,5 t/ha dan 4 t/ha. Sedangkan varietas Logawa hasil gabah yang diperoleh 7,50 t/ha mendekati potensi hasil 8,0 t/ha (BB litpa, 2011).

(4)

Tabel 3. Hasil gabah dan peningkatan hasil gabah beberapa varietas padi sawah. Lubuk Basung, Kabupaten Agam, 2011.

No Varietas Hasil Gabah

(t GKP/ha)

Persentase Peningkatan Hasil Gabah (%)

1 Logawa 7.50 a 34,41

2 Silugonggo 6,21 c 11,29

3 Tukad Unda 6,90 b 23,66

4 Bendang Pulau (varietas lokal) 5,58 d -

KK (%) 6,68 -

Angka pada lajur yang diikuti huruf yang sama berbeda tidak nyata pada taraf 5% UBD.

KESIMPULAN

Dari pengujian yang telah dilakukan ini dapat disimpulkan bahwa secara umum semua varietas unggul baru padi sawah mampu memperlihatkan pertumbuhan yang baik dan cendrung memberikan hasil yang optimal yakni; varitas unggul baru logawa 7,50 t, varietas unggul baru Tukad Unda 6,90 t, dan varietas unggul baru Silugonggo 6,21 t/ GKP/ha atau meningkat 34,41; 23,66; dan 11,29% diatas varietas lokal Bendang Pulau 5,58 t GKP/ha. Untuk mendapatkan hasil padi sawah yang optimal di kabupaten Agam disarankan untuk menggunakan varietas unggul baru yaitu; Logawa, Tukad Unda, atau Silugonggo.

DAFTAR PUSTAKA

BBlitpa. 2011. Deskripsi Varietas Padi. Balai Besar Penelitian Tanaman Padi. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian. Kementerian Pertanian.

Badan Litbang Pertanian. 2007. Pedoman Umum Produksi Benih Sumber Padi. Badan Litbang Pertanian.

Departemen Pertanian. 37 hlm.

Hapsah, M.D. 2005. Potensi, Peluang, dan Strategi Pencapaian Swasembada Beras dan Kemandirian Pangan Nasional. Hlm. 55-70. Dalam B. Suprihatno et al. (Ed.) Inovasi Teknologi Padi Menuju Swasembada Beras Berkelanjutan. Buku Satu. Balitbangtan, Badan Litbang Pertanian.

Lamid, Z. I. Manti, S. Zen, S. Abdullah, Burbey, Artuti. 2005. Inovasi Paket Teknologi Padi Sawah. BPTP Sumbar. Sukarami.

Las, I. Wirdata, I. N. dan Ruskandar A. 2004. Status dan peranan penelitian padi dalam system perberasan nasional. Seminar Nasional Satu Dasawarsa BPTP Sumatera Barat. 10-11 Agustus 2004 di Sukarami. BPTP Sumatera Barat dan Pusat Sosial Ekonomi Pertanian.

Las, I, H. Syahbuddin, E. Surmaini, dan A. M. Fagi. 2008. Iklim dan Tnaman Padi; Tantangan dan peluang. Dalam: Suyamto dkk (Eds). Buku Padi, Inovasi Teknologi dan Ketahanan Pangan. Balai Besar Penelitian Tanaman Padi. Badan Litbang Pertanian. p. 151-189.

Gambar

Tabel 2. Rataan komponen hasil beberapa varietas unggul padi sawah. Lubuk  Basung Kabupaten Agam, 2011

Referensi

Dokumen terkait

1 Surat Pernyataan bahwa Perusahaan yang bersangkutan dan manajemennya atau peserta perorangan, tidak dalam pengawasan pengadilan, tidak bangkrut dan tidak sedang dihentikan

Berdasarkan Berita Acara Penetapan Hasil Evaluasi Dokumen Kualifikasi 07/POKJA.D2.A1/ST/IV/2017 tanggal 12 April 2017, maka dengan ini diumumkan Daftar Pendek

seorang mahasiswa perlu memiliki rasa kepedulian terhadap lingkungannya, baik lingkungan di dalam kampus maupun di luar kampus..

Demikian undangan dari kami dan atas perhatiannya diucapkan terima kasih.. Pokja 2 ULP Kabupaten Kendal

Berdasarkan Berita Acara Penetapan Hasil Evaluasi Dokumen Kualifikasi 07/POKJA.D2.A1/SL/IV/2017 tanggal 12 April 2017, maka dengan ini diumumkan Daftar Pendek

lain dalam bentuk kemampuan mengatur waktu dengan baik, kepatuhan pada seluruh peraturan dan ketentuan yang berlaku di kampus, mengerjakan segala sesuatunya tepat waktu, dan

[r]

• Penerapan nilai tanggung jawab antara lain dapat diwujudkan dalam bentuk belajar sungguh-sungguh, lulus tepat waktu dengan nilai baik, mengerjakan tugas akademik dengan