• Tidak ada hasil yang ditemukan

Prosiding Inovasi Teknologi Ramah Lingkungan 2013

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Prosiding Inovasi Teknologi Ramah Lingkungan 2013"

Copied!
4
0
0

Teks penuh

(1)

TINGKAT PENGETAHUAN RUMAH TANGGA DALAM BUDIDAYA TANAMAN

PEKARANGAN DI DESA AIR SULAU KABUPATEN BENGKULU SELATAN

Siswani Dwi Daliani dan Herlena Bidi Astuti

Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Bengkulu Email.bptpBengkulu@yahoo.com

ABSTRAK

Pemanfaatan pekarangan merupakan salah satu solusi untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga dimana akses rumah tangga terhadap pangan menjadi dekat dan biaya yang dikeluarkan akan menjadi lebih sedikit. Pengetahuan rumah tangga akan menjadi penting untuk optimalnya pemanfaatan pekarangan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui tingkat pengetahuan rumah tangga dalam pemanfaatan pekarangan yang meliputi kelembagaan, budidaya tanaman pekarangan dan pengetahuan akan pentingnya pemanfaatan pekarangan. Penelitian dilakukan pada bulan agustus tahun 2013 di desa sulau kabupaten Bengkulu Selatan. Data dikumpulkan dengan metode survey terhadap rumah tangga yang telah memanfaatkan pekarangan dengan menggunakan kuesioner terhadap 34 responden. Data di analisis secara statistik diskriptif dengan melihat mean

dan median dari nilai pengetahuan nilai ≤ 6,9 adalah rendah, 7,0– 8,0 kategori baik dan 8,1 – 10 dikategorikan sangat baik . Hasil didapatkan bahwa nilai mean 6,2 dan median 6,0. tingkat pengetahuan petani secara umum disimpulkan masih rendah.

Kata Kunci : tingkat pengetahuan, rumah tangga dan pekarangan

PENDAHULUAN

Ketahanan pangan (food security) telah menjadi isu global selama dua dekade ini termasuk di Indonesia. dengan jumlah penduduk yang cukup besar Indonesia akan menghadapi tantangan yang cukup besar pula dalam pemenuhan kebutuhan pangan, tahun 2010 saja jumlah penduduk Indonesia mencapai 237.641 326 orang (BPS 2012), dan akan terus bertambah dari tahun ketahun. Penduduk yang besar ini akan berdampak tidak hanya pada aspek pendidikan, lapangan pekerjaan dan yang utama adalah pangan, karena pangan adalah kebutuhan dasar manusia yang dibutuhkan setiap hari bahkan gejolak politik pun dapat dipicu oleh kelangkaan dan naik atau turunnya harga pangan (Ariani, 2010)

Menurut peraturan pemerintah Republik Indonesia No.68 tahun 2002 tentang ketahanan pangan disebutkan bahwa ketahanan pangan merupakan kondisi terpenuhinya pangan bagi rumah tangga yang tercermin dari tersedianya pangan yang cukup, baik jumlah maupun mutunya, aman, merata dan terjangkau. Dalam hal ini pemenuhan kebutuhan pangan dapat disediakan melalui hasil produksi dalam negeri ataupun impor. Namun semua pasti berpendapat bahwa kebutuhan pangan nasional haruslah dipenuhi secara mandiri dengan pemberdayaan modal alam, modal sosial, dan modal ekonomi yang dimiliki bangsa sendiri. (suyastiri, 2008).

Pekarangan rumah tangga memiliki fungsi multiguna, karena dengan lahan yang tidak begitu luas bisa menghasilkan bahan pangan seperti umbi-umbian, sayuran, buah-buahan dan tanaman rempah serta obat-obatan. Pemanfaatan pekarangan dengan menanam berbagai jenis tanaman pangan membuat akses rumah tangga terhadap kebutuhan pangannya menjadi lebih dekat (Astuti dkk, 2013). Pekarangan bisa di optimalkan dengan melakukan tumpang sari dari berbagai jenis tanaman yang dibutuhkan oleh keluarga karena di Indonesia secara umum iklim sangat mendukung untuk berbagai jenis tanaman namun kemampuan rumah tangga ,petani ataupun individu untuk melakukan suatu usaha tani belum begitu baik karena dipengaruhi oleh berbagai hal antara lain sempitnya lahan usaha, teknik budidaya, modal dan keterampilan petani (Polnaya dan patty, 2012)

(2)

METODOLOGI

Pengambilan data dilakukan pada bulan agustus 2013 di desa Sulau Kabupaten Bengkulu Selatan, penentuan lokasi dilakukan secara purposive (sengaja) dengan pertimbangan desa sulau merupakan desa yang sedang giat dalam pemanfaatan pekarangan. Data diambil dengan metode survey terhadap 34 responden. Analisis tingkat pengetahuan rumah tangga menggunakan statistik deskriptif (sugiyono 2011) dengan teknik penjelasan didasarkan atas nilai tengah dan rata-rata (median dan mean). Nilai petani yang berada pada kisaran ≤ 6,9 adalah tingkat pengetahuan rendah, 7 – 8 termasuk berpengetahuan sedang dan 8,1 – 10 memiliki tingkat pengetahuan tinggi.

Me =

∑��

Tabel 1. Umur, jumlah keluarga, pendidikan dan pekerjaan responden.

umur

Jumlah anggota

kisaran 20-30 tahun sebanyak 14 orang atau 41 %, kisaran 31-40 tahun 10 orang atau 29 %, kisaran 41-50 tahun 9 orang atau 26 % paling sedikit adalah pada kisaran umur 51-60 tahun yaitu 1 orang atau 3 %. Umur yang muda memungkinkan bagi pengembangan program pemerintah karena usia yang muda relatif lebih dinamis dan mudah untuk menerima inovasi atau hal-hal yang baru. Pada usia muda pula usahatani dapat dilaksanakan secara optimal karena ketersediaan tenaga fiisik yang memadai. ( Nuryanti dan sahara .2008)

Jumlah anggota keluarga dominan pada kisaran 3-4 orang yaitu 22 rumah tangga atau 65 % jumlah ini cukup sedikit karena dalam pemanfaatan pekarangan anggota keluarga merupakan sumber tenaga kerja utama.

(3)

Pekerjaan responden dominan pada sebagai ibu rumah tangga yaitu 20 orang responden atau 59 %, dan sebagai petani sebanyak 9 orang atau 26,4 %. Ibu rumah tangga kemungkinan mempunyai waktu yang cukup banyak di rumah sehingga pemanfaatan pekarangan bisa lebih baik jika dilakukan oleh ibu rumah tangga yang juga mengetahui kondisi kebutuhan akan konsumsi pangan keluarga. dalam hasil penelitian Aswatini dkk, (2008) bahwa masyarakat cenderung lebih suka mengkonsumsi berbagai jenis sayur dan buah yang ada disekitar tempat tinggal dengan alasan lebih ekonomis karena tidak mengeluarkan biaya dan mudah untuk didapatkan. Konsumsi ini dipengaruhi oleh berbagai faktor di antaranya kemampuan ekonomi, pengetahuan tentang manfaat mengkonsumsi sayuran dan buahan serta ketersediaan dari bahan pangan tersebut. Sejalan dengan penelitian Purwantini TB dan Ariani M,2008 bahwa jenis sayur yang paling banyak di konsumsi rumah tangga adalah kangkung dan bayam. Kedua jenis sayur ini mudah untuk di tanam di pekarangan rumah tangga.

B.

Tingkat pengetahuan

Tingkat pengetahuan rumah tangga akan mempengaruhi kemampuan dalam

mengelola atau mengoptimalkan pemanfaatan pekarangan, pada daerah penelitian

didapatkan hasil bahwa nilai mean adalah 6,2 dan median sebesar 6,0 dari hasil ini dapat

dilihat bahwa nilai tingkat pengetahuan rumah tangga dalam teknik budidaya tanaman

pekarangan masih rendah. Rendahnya pengetahuan ini dapat membuat hasil yang

didapatkan oleh rumah tangga dalam pemanfaatan pekarangan menjadi tidak optimal.

Tabel 2. Nilai tingkat pengetahuan rumah tangga.

No

Nilai

Frekuensi

persentase

1

2

3

≤ 6,9

7

8

8,1 - 10

20

13

1

58,8

38,2

2,9

Jumlah

34

Sumber : data primer diolah 2013

Pada tabel dua dapat dilihat bahwa 20 responden atau 58,8 % berada pada kisaran nilai ≤ 6,9 yang artinya memiliki tingkat pengetahuan yang rendah, 13 orang atau 38,2 % berada pada kisaran 7

– 8 memiliki tingkat pengetahuan yang baik dan hanya satu orang yang memiliki tingkat pengetahuan yang sangat baik dengan nilai berada pada kisaran 8,1 – 10.

(4)

KESIMPULAN

1. Tingkat pengetahuan rumah tangga dalam teknik budidaya tanaman pekarangan masih rendah. 2. Teknik budidaya yang paling banyak diketahui oleh rumah tangga adalah jumlah bibit yang di

tanam dalam satu polybag dan cirri kompos yang sudah bisa di manfaatkan/matang. Sedangkan yang paling sedikit diketahui oleh rumah tangga adalah pembuatan media tanam untuk pembibitan/semai.

DAFTAR PUSTAKA

Ni Made Suyastri Y.P. 2008. Diversifikasi Konsumsi Pangan Pokok Berbasis Potensi Lokal Dalam Mewujudkan ketahanan Pangan Rumah Tangga Pedesaan Di Kecamatan Semin Kabupaten Gunung Kidul. Jurnal Ekonomi Pembangunan(kajian ekonomi Negara Berkembang). Vol 13 No 1. Hal 51-60.

BPS. Data kependudukan. www. Bps.go.id. di akses tanggal 26 november 2013. Bengkulu

Aswatini, 2008. Konsumsi Sayur Dan Buah di Masyarakat Dalam Konteks Pemenuhan Gizi Seimbang. Jurnal Kependudukan Indonesia vol III, No 2 tahun 2008.

Polnayya F dan Patty J.E . Kajian Pertumbuhan dan Produksi Varietas Jagung lokal Dan Kacang Hijau dalam Sistem Tumpang Sarit. http// www.Paparisa Unpad.ac.id /paperrepo/ppr_iteminfo_ink_php?id=249. Astuti HB, Yanti A dan Wahyuni T.2013. Analisis Komoditas Pilihan Dalam Pemanfaatan Pekarangan Rumah

Tangga di Kota Bengkulu. Prosiding Seminar Nasional. Halaman 309-3013.

Nuryanti S dan Sahara D.2008. Analisa Karakteristik Petani Dan Pendapatan Usahatani Kakao di Sulawesi Tenggara. Jurnal SOCA . Volume 8 nomor 3. Hal 318-322.

Purwanti TB dan Ariani M. 2008. Pola Konsumsi Pangan Pada Rumah Tangga Petani Padi. Prosiding Seminar Nasional. Hal 219-232.

Gambar

Tabel 2. Nilai tingkat pengetahuan rumah tangga.

Referensi

Dokumen terkait

1 Surat Pernyataan bahwa Perusahaan yang bersangkutan dan manajemennya atau peserta perorangan, tidak dalam pengawasan pengadilan, tidak bangkrut dan tidak sedang dihentikan

Berdasarkan Berita Acara Penetapan Hasil Evaluasi Dokumen Kualifikasi 07/POKJA.D2.A1/ST/IV/2017 tanggal 12 April 2017, maka dengan ini diumumkan Daftar Pendek

seorang mahasiswa perlu memiliki rasa kepedulian terhadap lingkungannya, baik lingkungan di dalam kampus maupun di luar kampus..

Demikian undangan dari kami dan atas perhatiannya diucapkan terima kasih.. Pokja 2 ULP Kabupaten Kendal

Berdasarkan Berita Acara Penetapan Hasil Evaluasi Dokumen Kualifikasi 07/POKJA.D2.A1/SL/IV/2017 tanggal 12 April 2017, maka dengan ini diumumkan Daftar Pendek

lain dalam bentuk kemampuan mengatur waktu dengan baik, kepatuhan pada seluruh peraturan dan ketentuan yang berlaku di kampus, mengerjakan segala sesuatunya tepat waktu, dan

[r]

• Penerapan nilai tanggung jawab antara lain dapat diwujudkan dalam bentuk belajar sungguh-sungguh, lulus tepat waktu dengan nilai baik, mengerjakan tugas akademik dengan