No. 9/19/DPM Jakarta, 6 September 2007
SURAT EDARAN
Perihal : Perubahan Kedua Atas Surat Edaran Bank Indonesia Nomor
6/1/DPM Tanggal 16 Februari 2004 Perihal Bank Indonesia –
Scripless Securities Settlement System
Sehubungan dengan perkembangan transaksi Surat Berharga di pasar
sekunder yang dilakukan oleh Peserta BI-SSSS, khususnya terkait transaksi yang
setelmennya dilakukan secara Free of Payment (FoP), dipandang perlu untuk
mengubah Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 6/1/DPM Tanggal 16 Februari 2004
perihal Bank Indonesia – Scripless Securities Settlement System sebagai berikut:
1. Ketentuan butir V.C.1.h. pada halaman 31 diubah sehingga berbunyi sebagai
berikut:
h. Setelmen transaksi Surat Berharga di pasar perdana dan di pasar sekunder
secara FoP hanya dilakukan untuk perpindahan kepemilikan Surat Berharga
dalam rangka hibah, warisan, pelunasan kewajiban dari dan kepada Bank
Indonesia atau Pemerintah dan tujuan lainnya, misalnya dalam rangka
penutupan rekening Surat Berharga, jual beli Surat Berharga antar nasabah
dalam Sub-Registry yang sama dengan jenis investor dan/atau status residen
berbeda, tukar menukar SUN terkait transaksi Exchange Traded Fund (ETF)
dan pinjam meminjam Surat Berharga sepanjang telah disetujui oleh instansi
yang berwenang.
2. Ketentuan butir V.C.5.e pada halaman 50 dan 51 ditambahkan 2 butir, yakni
butir 6) dan butir 7) sehingga berbunyi sebagai berikut:
2
Peserta BI-SSSS melakukan setelmen transaksi transfer Surat Berharga secara
FoP dengan menggunakan SSTS Construct Sales/Transfer :
1) Peserta BI-SSSS sebagai pemberi dan penerima melakukan input data
setelmen transaksi transfer pada ST masing-masing Peserta BI-SSSS.
2) Setelah Peserta BI-SSSS melakukan proses approval, data setelmen transaksi
transfer secara otomatis akan terkirim ke SCC.
3) Dalam hal data setelmen transaksi transfer telah diterima SCC dari kedua
belah pihak, proses macthing data akan dilakukan secara otomatis oleh
sistem.
4) Dalam hal data setelmen transaksi telah macthing dan saldo pada rekening
Surat Berharga pemberi mencukupi, sistem secara otomatis melakukan
setelmen Surat Berharga dengan mendebet rekening Surat Berharga pemberi
dan mengkredit rekening Surat Berharga penerima sebesar nilai nominal
Surat Berharga yang ditransfer.
5) Dalam hal saldo rekening Surat Berharga pemberi tidak mencukupi untuk
kewajiban setelmen Surat Berharga sampai dengan saat cut-off warning
BI-SSSS, sistem secara otomatis membatalkan setelmen transaksi transfer Surat
Berharga dimaksud.
6) Dalam melakukan input data setelmen sebagaimana dimaksud pada butir 1),
Peserta BI-SSSS harus mencantumkan keterangan mengenai jenis transaksi
dan harga transaksi.
7) Keharusan pengisian keterangan mengenai harga sebagaimana dimaksud
pada butir 6) dikecualikan untuk setelmen transaksi FoP dalam rangka hibah
atau warisan.
Ketentuan dalam Surat Edaran ini mulai berlaku sejak tanggal 6 September
2007.
Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengumuman Surat
Edaran ini dengan penempatannya dalam Berita Negara Republik Indonesia.
3
Demikian agar Saudara maklum.
BANK INDONESIA,
EDDY SULAEMAN YUSUF