• Tidak ada hasil yang ditemukan

68 TAHUN 2012 (SPM KB)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "68 TAHUN 2012 (SPM KB)"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

BUPATI KUNINGAN

PERATURAN BUPATI KUNINGAN NOMOR 68 TAHUN 2012

TENTANG

RENCANA PENCAPAIAN STANDAR PELAYANAN MINIMAL (SPM)

BIDANG KELUARGA BERENCANA DAN KELUARGA SEJAHTERA DAN LAYANAN TERPADU BAGI PEREMPUAN DAN ANAK KORBAN KEKERASAN

KABUPATEN KUNINGAN

BUPATI KUNINGAN,

Menimbang :

a.

bahwa berdasarkan ketentuan Pasal 9 ayat (1) Peraturan Pemerintah Nomor 65 Tahun 2005 tentang Pedoman Penyusunan dan Penerapan Standar Pelayanan Minimal, Pemerintah Daerah menerapkan Standar Pelayanan Minimal sesuai dengan ketentuan yang diatur dalam Peraturan Menteri;

b.

bahwa untuk menerapkan Standar Pelayanan Minimal di Bidang Keluarga Berencana dan Keluarga Sejahtera dan Bidang Layanan Terpadu Bagi Perempuan dan Anak Korban Kekerasan, Pemerintah telah menerbitkan Peraturan Kepala Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional Nomor 55/HK-010/B5/2010 tentang Standar Pelayanan Minimal Bidang Keluarga Berencana dan Keluarga Sejahtera dan Peraturan Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Nomor 01 Tahun 2010 tentang Standar Pelayanan Minimal Layanan Terpadu Bagi Perempuan dan Anak Korban Kekerasan di Kabupaten/Kota;

c.

bahwa berdasarkan pertimbangan pada huruf a dan b, dalam rangka penerapannya perlu menetapkan Rencana Pencapaian Standar Pelayanan Minimal Bidang Keluarga Berencana dan Keluarga Sejahtera dan Bidang Layanan Terpadu Bagi Perempuan dan Anak Korban Kekerasan di Kabupaten Kuningan yang dituangkan dalam bentuk Peraturan Bupati;

Mengingat :

1.

Undang-Undang Nomor 14 Tahun 1950 tentang Pembentukan Daerah Kabupaten Dalam Lingkungan Propinsi Jawa Barat (Berita Negara Tahun 1950);Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah ( Lembaran Negara Republik Indoensia Tahun 2004 Nomor 125 Tambahan Lembaran Negara Republik Indoensia Nomor 4437 ), sebagaimana telah diubah beberapa kali, terakhir dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang Perubahan Kedua atas Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Republik Indoensia Nomor 4844);

2. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2002 Nomor 109, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4235);

3. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2004 tentang Penghapusan Kekerasan dalam Rumah Tangga (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 95,Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4419); 4. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah

(2)

diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4844); 5. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan

Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4438);

6. Undang-Undang Nompor 13 Tahun 2006 tentang Perlindungan Saksi dan Korban (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2006 Nomor 64, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4635); 7. Undang-UndangNomor 21 Tahun 2007 tentang Pemberantasan

Tindak Pidana Perdagangan Orang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 58,Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4720);

8. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 Tentang Pelayanan Publik (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 112, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5038);

9. Undang-Undang Nomor 52 Tahun 2009 tentang Perkembangan Kependudukan dan Pembangunan Keluarga (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 161,Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5080);

10. Peraturan Pemerintah Nomor 65 Tahun 2005 tentang Pedoman Penyusunan dan Penerapan Standar Pelayanan Minimal (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 150, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4585);

11. Peraturan Pemerintah Nomor 79 Tahun 2005 tentang Pedoman Pembinaan dan Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintah Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 165, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4594);

12. Peraturan Pemerintah Nomor 4 Tahun 2006 tentang Penyelenggaraan dan Kerjasama Pemulihan Korban Kekerasan Dalam Rumah Tangga (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2006 Nomor 15,Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4737);

13. Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 2007 tentang Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah Kepada Pemerintah, Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Kepala Daerah Kepada Dewan Perwakilan Rakyat Daerah, dan Informasi Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah Kepada Masyarakat (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 19, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4693);

14. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan Antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi, Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4737;

15. Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 89, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4741); 16. Peraturan Pemerintah Nomor 9 Tahun 2008 tentang Tata Cara dan

(3)

17. Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2008 tentang Pedoman Evaluasi Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 19, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4815);

18. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 6 Tahun 2007 tentang Petunjuk Teknis Penyusunan dan Penetapan Standar Pelayanan Minimal; 19. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 79 Tahun 2007 tentang

Pedoman Penyusunan Rencana Pencapaian Standar Pelayanan Minimal; 20. Peraturan Menteri Negara Pemberdayaan Perempuan dan

Perlindungan Anak Nomor 01 Tahun 2010 tentang Standar Pelayanan Minimal Bidang Layanan Terpadu Bagi Perempuan dan Anak Korban Kekerasan;

21. Peraturan Kepala Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional Nomor 55/HK-010/B5//2010 tentang Standar Pelayanan Minimal Bidang Keluarga Berencana dan Keluarga Sejahtera di Kabupaten/Kota;

22. Peraturan Daerah Nomor 3 Tahun 2008 tentang Kewenangan Pemerintah Daerah (Lembaran Daerah Kabupaten Kuningan Tahun 2008 Nomor 68, Tambahan Lembaran Daerah Nomor 70);

23. Peraturan Daerah Kabupaten Kuningan Nomor 12 Tahun 2008 tentang Lembaga Teknis Daerah sebagaimana telah dibuah dengan Peraturan Daerah Kabupaten Nomor 24 Tahun 2011 (Lembaran Daerah Kabupaten Kuningan Tahun 2011 Nomor 155 Seri E, Tambahan Lembaran Daerah Kabupaten Kuningan Nomor 79);

24. Peraturan Bupati Kuningan Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Penyelenggaraan Pelayanan Publik diLingkungan Pemerintah Kabupaten Kuningan;

25. Peraturan Bupati Kuningan Nomor 54 Tahun 2008 tentang Tugas Pokok, Fungsi dan Uraian Tugas Badan Keluarga Berencana dan Pemberdayaan Perempuan (Berita Daerah Kabupaten Kuningan Tahun 2008 Nomor 142);

26. Peraturan Bupati Kuningan Nomor 42 Tahun 2012 tentang Ketentuan Tata Naskah Dinas di Lingkungan Pemerintah Kabupaten Kuningan.

MEMUTUSKAN :

Menetapkan : PERATURAN BUPATI TENTANG RENCANA PENCAPAIAN STANDAR PELAYANAN MINIMAL BIDANG KELUARGA BERENCANA DAN KELUARGA SEJAHTERA DAN LAYANAN TERPADU BAGI PEREMPUAN DAN ANAK KORBAN KEKERASAN KABUPATEN KUNINGAN.

BAB I

KETENTUAN UMUM

Pasal 1 Dalam Peraturan Bupati ini yang dimaksud dengan : 1. Daerah adalah Kabupaten Kuningan.

2. Pemerintah Daerah adalah Pemerintah Daerah Kabupaten Kuningan. 3. Bupati adalah Bupati Kuningan.

(4)

5. Urusan Wajib adalah urusan yang sangat mendasar yang berkaitan dengan hak dan pelayanan dasar warga negara;

6. Pelayanan Dasar adalah jenis pelayanan publik yang mendasar dan mutlak untuk memenuhi kebutuhan masyarakat dalam kehidupan sosial,ekonomi dan pemerintahan;

7. Pelayanan Dasar kepada masyarakat adalah fungsi Pemerintah dalam memberikan dan mengurus keperluan kebutuhan dasar masyarakat untuk meningkatkan taraf kesejahteraan rakyat;

8. Standar Pelayanan Minimal yang selanjutnya disingkat SPM adalah ketentuan tentang jenis dan mutu pelayanan dasar yang merupakan urusan wajib daerah yang berhak diperoleh setiap warga secara minimal;

9.

Standar Pelayanan Minimal Bidang Keluarga Berencana dan Keluarga Sejahtera yang selanjutnya disingkat SPM Bidang KB dan KS adalah tolok ukur kinerja pelayanan Keluarga Berencana dan Keluarga Sejahtera yang diselenggarakan Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota;

10. Kekerasan adalah setiap perbuatan secara melawan hukum dengan atau tanpa menggunakan sarana terhadap fisik dan psikis yang menimbulkan bahaya bagai nyawa, badan atau menimbulkan terampasnya kemerdekaan seseorang; 11. Kekerasan terhadap perempuan adalah setiap tindakan berdasarkn perbedaan

jenis kelamin yang berakibat atau mjngkin berakibat kesengsaraan atau penderitaan perempuan secara fisik, seksual atau psikologis termasuk ancaman tindakan tertentu, pemaksaan atau perampasan kemerdekaan secara sewenang-wenang, baik yang terjadi di ranah publik atau dalam kehidupan pribadi;

12. Kekerasan terhadap anak adalah setiap perbuatan terhadap anak yang berakibat timbulnya kesengsaraan atau penderitaan secara fisik, mental, seksual, psikologis termasuk penelantaran dan perlakuan buruk yang mengancam integritas tubuh dan merendahkan martabat anak;

13. Anak adalah seseorang yang belum berusia 18 (delapan belas) tahun termasuk anak yang masih dalam kandungan;

14. Penanganan pengaduan adalah serangkaian tindakan yang dilakukan oleh penyelenggara layanan terpadu untuk menindaklanjuti laporan adanya tindak kekerasan terhadap perempuan dan anak yang diajukan korban, keluarga atau masyarakat;

15. Pelayanan kesehatan adalah upaya yang meliputi aspek promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif;

16. Rehabilitasi sosial adalah pelayanan yang ditujukan untuk memulihkan dan mengembangkan kemampuan seseorang yang mengalami disfungsi sosial agar dapat melaksanakan fungsi sosialnya secara wajar;

17. Penegak hukum adalah tindakan aparat yang diberi kewenangan oleh negara untuk melaksanakan peraturan perundang-undangan.

18. Bantuan hukum adalah jasa hukum yang diberikan oleh pendamping hukum dan advokat untuk melakukan proses pendampingan saksi dan/atau korban kekerasan terhadap perempuan dan anak yang sensitif gender.

19. Indikator SPM adalah tolok ukur prestasi kuantitatif dan kualitatif yang digunakan untuk menggambarkan besaran sasaran yang hendak dipenuhi dalam pencapaian suatu SPM tertentu, dapat berupa masukan, proses, hasil dan/atau manfaat pelayanan dasar;

(5)

21. Rencana Pencapaian SPM adalah target pencapaian SPM yang dituangkan dalam dokumen perencanaan daerah yang dijabarkan pada Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD), RKPD, Renstra-SKPD dan Renja-SKPD untuk digunakan sebagai dasar perhitungan kebutuhan biaya dalam menyelenggarakan kebutuhan dasar;

22. Kemampuan dan potensi daerah adalah kondisi keuangan daerah dan sumber daya yang dimiliki daerah untuk menyelenggarakan urusan wajib pemerintahan daerah dan dalam rangka pembelanjaan untuk membiayai Rencana Pencapaian SPM;

23. Pengembangan kapasitas adalah upaya meningkatkan kemampuan sistem atau sarana dan prasarana,kelembagaan,personil dan keuangan untuk melaksanakan fungsi-fungsi pemerintahan dalam rangka mencapai tujuan pelayanan dasar dan/atau SPM Pemerintahan Dalam Negeri secara efektif dan efisien dengan menggunakan prinsip-prinsip pemerintahan yang baik;

24. APBD adalah Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Kabupaten Kuningan.

BAB II

MAKSUD, TUJUAN DAN FUNGSI RENCANA PENCAPAIAN SPM BIDANG KB DAN KS DAN LAYANAN TERPADU BAGI PEREMPUAN DAN ANAK KORBAN

KEKERASAN

Pasal 2

Maksud pengaturan Rencana Pencapaian SPM Bidang KB dan KS dan Layanan Terpadu Bagi Perempuan dan Anak Korban Kekerasan ini adalah sebagai pedoman bagi Badan Keluarga Berencana dan Pemberdayaan Perempuan dalam melaksanakan urusan wajib daerah Bidang KB dan KS dan Layanan Terpadu bagi Perempuan dan Anak Korban Kekerasan.

Pasal 3

Pengaturan Rencana Pencapaian SPM Bidang KB dan KS dan Layanan Terpadu Bagi Perempuan dan Anak Korban Kekerasan bertujuan :

a. Meningkatkan kualitas pelayanan Keluarga Berencana dan Keluarga Sejahtera; b. Agar Perempuan dan Anak Korban Kekerasan mendapatkan layanan minimal

yang dibutuhkan.

Pasal 4

Pengaturan Rencana Pencapaian SPM Bidang KB dan KS dan Layanan Terpadu bagi Perempuan dan Anak Korban Kekerasan berfungsi sebagai :

a. Alat untuk menjamin tercapainya kondisi rata-rata minimal yang harus dicapai Pemerintah Kabupaten sebagai penyedia pelayanan KB dan KS dan Layanan Terpadu bagi Perempuan dan Anak Korban Kekerasan;

b. Tolok ukur untuk mengukur Kinerja Penyelenggaraan Urusan Wajib Daerah berkaitan dengan Pelayanan KB dan KS dan Layanan Terpadu bagi Perempuan dan Anak Korban Kekerasan;

c. Dasar penentuan belanja publik dengan prioritas utama pelayanan KB dan KS dan Layanan Terpadu bagi Perempuan dan Anak Korban Kekerasan berbasis anggaran kinerja;

d. Acuan prioritas Perencanaan daerah dan prioritas pembiayaan APBD pelayanan KB dan KS dan Layanan Terpadu bagi Perempuan ;

(6)

BAB III

RENCANA PENCAPAIAN SPM

BIDANG KB DAN KS DAN LAYANAN TERPADU BAGI PEREMPUAN DAN ANAK KORBAN KEKERASAN

Pasal 5

Pemerintah Kabupaten dalam menyelenggarakan pelayanan KB dan KS dan Layanan Terpadu bagi Perempuan dan Anak Korban Kekerasan wajib berpedoman pada Rencana Pencapaian SPM Bidang KB dan KS dan Layanan Terpadu bagi Perempuan dan Anak Korban Kekerasan.

Pasal 6

Rencana Pencapaian SPM sebagaimana dimaksud pada Pasal 5 berkaitan dengan Pelayanan KB dan KS dan Layanan Terpadu bagi Perempuan dan Anak Korban Kekerasan yang meliputi Jenis Pelayanan beserta Indikator Kinerja dan Target Tahunan Tahun 2013 dan 2014 sebagaimana tercantum dalam Lampiran Peraturan ini.

BAB IV

PELAKSANAAN DAN PERTANGGUNGJAWABAN

Pasal 7

Penyelenggaraan pelayanan KB dan KS dan Layanan Terpadu bagi Perempuan dan Anak Korban Kekerasan sesuai Rencana Pencapaian SPM sebagaimana dimaksud pada Pasal 5 dilaksanakan oleh Badan Keluarga Berencana dan Pemberdayaan Perempuan.

Pasal 8

Pelaksanaan penyelenggaraan pelayanan KB dan KS dan Layanan Terpadu bagi Perempuan dan Anak Korban Kekerasan sesuai Rencana Pencapaian SPM dilakukan oleh tenaga dengan kualifikasi dan kompetensi yang dibutuhkan.

Pasal 9

Rencana Pencapaian SPM KB dan KS dan Layanan Terpadu bagi Perempuan dan Anak Korban Kekerasan sebagaimana dimaksud pada Pasal 5 dilaksanakan sesuai dengan standar teknis yang ditetapkan oleh Bupati.

Pasal 10

Bupati bertanggung jawab dalam penyelenggaraan urusan wajib KB dan KS dan Layanan Terpadu bagi Perempuan dan Anak Korban Kekerasan sesuai Rencana Pencapaian SPM.

BAB V

MEKANISME DAN KOORDINASI PELAKSANAAN RENCANA PENCAPAIAN SPM BIDANG KB DAN KS DAN LAYANAN TERPADU BAGI PEREMPUAN DAN

ANAK KORBAN KEKERASAN

Pasal 11

Mekanisme dan koordinasi pelaksanaan Rencana Pencapaian SPM Bidang KB dan KS dan Layanan Terpadu bagi Perempuan dan Anak Korban Kekerasan sebagai berikut :

a. Penyelenggaraan Rencana Pencapaian SPM dilaksanakan oleh Badan Keluarga Berencana dan Pemberdayaan Perempuan;

(7)

bersangkutan mengacu pada Rencana Pencapaian SPM yang telah ditetapkan dan menjadi prioritas bagi Daerah;

c. Melakukan sosialisasi, diseminasi, pelatihan penyelenggaraan SPM;

d. Mengembangkan standar-standar teknis dalam pelayanan KB dan KS dan Layanan Terpadu bagi Perempuan dan Anak Korban Kekerasan;

e. Melakukan survei kepuasan masyarakat secara teratur terhadap pelaksanaan Rencana Pencapaian SPM;

f. Melakukan monitoring dan evaluasi secara berkesinambungan terhadap kinerja pelayanan di bidang KB dan KS dan Layanan Terpadu bagi Perempuan dan Anak Korban Kekerasan.

BAB VI

PEMBINAAN DAN PENGAWASAN

Bagian Kesatu Pembinaan

Pasal 12

(1) Bupati melaksanakan pembinaan atas pelaksanaan SPM Bidang KB dan KS dan Layanan Terpadu bagi Perempuan dan Anak Korban Kekerasan. (2) Pembinaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dalam bentuk pemberian

Standar Teknis, Pedoman, Bimbingan Teknis, Pelatihan yang meliputi :

a. Perhitungan kebutuhan pelayanan KB dan KS dan Layanan Terpadu bagi Perempuan dan Anak Korban Kekerasan sesuai Rencana Pencapain SPM;

b. Penyusunan Rencana Kerja dan Standar Kinerja pencapaian target SPM; c. Penilaian pengukuran kinerja pelaksanaan Rencana Pencapaian SPM; d. Penyusunan Laporan Kinerja dalam penyelenggaraan pemenuhan

Rencana Pencapaian SPM Bidang KB dan KS dan Layanan Terpadu bagi Perempuan dan Anak Korban Kekerasan.

Bagian Kedua Pengawasan

Pasal 13

Bupati melaksanakan pengawasan dalam penyelenggaraan pelayanan KB dan KS dan Layanan Terpadu bagi Perempuan dan Anak Korban Kekerasan.

BAB VII

EVALUASI DAN PELAPORAN

Pasal 14

Badan Keluarga Berencana dan Pemberdayaan Perempuan melaksanakan evaluasi dan pelaporan pencapaian kinerja pelayanan Keluarga Berencana dan Keluarga Sejahtera dan Layanan Terpadu bagi Perempuan dan Anak Korban Kekerasan sesuai Rencana Pencapaian SPM kepada Bupati.

BAB VIII PEMBIAYAAN

Pasal 15

Sumber pembiayaan pelaksanaan pelayanan Keluarga Berencana dan Keluarga Sejahtera dan Layanan Terpadu bagi Perempuan dan Anak Korban Kekerasan untuk pencapaian target sesuai Rencana Pencapaian SPM dibebankan pada APBD dan sumber lain yang sah dan tidak mengikat.

BAB IX

(8)

Pasal 16

Dengan berlakunya Peraturan ini maka Ketentuan berkenaan dengan Pencapaian SPM Bidang KB dan KS dan Layanan Terpadu bagi Perempuan dan Anak Korban Kekerasan yang telah ada dinyatakan tidak berlaku.

Pasal 17

Peraturan ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.

Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan ini dengan penempatannya dalam Berita Daerah Kabupaten Kuningan.

Ditetapkan di Kuningan

Pada Tanggal 20 Desember 2012

BUPATI KUNINGAN,

Cap Ttd

AANG HAMID SUGANDA

Diundangkan di Kuningan Pada tanggal 21 Desember 2012

SEKRETARIS DAERAH KABUPATEN KUNINGAN,

Cap Ttd

YOSEP SETIAWAN

BERITA DAERAH KABUPATEN KUNINGAN TAHUN 2012 NOMOR 108

Salinan ini sesuai dengan Aslinya KEPALA BAGIAN HUKUM SETDA

KABUPATEN KUNINGAN

ANDI JUHANDI, SH Pembina

Referensi

Dokumen terkait

Kuesioner Penelitian Pengetahuan, Sikap dan Tindakan Kepala Keluarga Tentang Sanitasi Dasar dan Rumah Sehat di Lingkungan III Desa Perjuangan Pelabuhan Teluk Nibung Tanjungbalai

Apabila perusahaan penjual memiliki tanggung jawab atas kerugian yang diderita pembeli piutang akibat debitur tidak bisa membayar (gagal bayar) maka disebut

Ketentuan mengenai hal ini ada pengecualiannya, sebagaimana yang diatur dalam pasal 1337 KUHPerdata yaitu, dapat pula perjanjia diadakan untuk kepentingan pihak

Rimpang kunyit yang diambil yaitu rimpang induk dan anakan dari tanaman kunyit umur 8-12 bulan, selanjutnya diukur berat kering dan kandungan metabolit sekundernya yaitu

(1) Data dan informasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 13 huruf c harus disediakan oleh Unit Kerja Pemilik Proses Bisnis dalam penyelenggaraan Aplikasi sistem

Pesdik mempersiapkan alat dan bahan bahan yang diperlukan untuk penanaman eksplan2. Pesdik mensterilkan entkas sebelum

Satuan PAUD Sejenis yang selanjutnya disebut SPS adalah salah satu bentuk PAUD pada jalur pendidikan non formal yang dapat. dilaksanakan secara terintegrasi

bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Bupati tentang Standar Pelayanan Minimal Unit Pengelola