• Tidak ada hasil yang ditemukan

executive summary neraca mineral psdmbp 2016

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "executive summary neraca mineral psdmbp 2016"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

EXECUTIVE SUMMARY

PEMUTAKHIRAN DATA DAN NERACA SUMBER DAYA MINERAL STATUS 2016

Latar Belakang

Indonesia berada pada pertemuan diantara tiga lempeng tektonik utama, yaitu: Eurasia, India - Australia dan Lempeng Laut Filipina – Pasifik, yang mengakibatkan terbentuknya berbagai sumber daya mineral yang potensial. Sumber daya mineral merupakan seluruh bahan galian yang terdapat dibumi dan digunakan untuk kehidupan manusia,

sumber daya mineral merupakan modal nasional yang perlu dikembangkan dan dimanfaatkan

secara optimal untuk menunjang pembangunan.

Berdasarkan UUD Tahun 1945 Pasal 3 ayat 3 tertulis bahwa bumi, air dan kekayaan alam

yang terkandung didalamnya dikuasai oleh Negara dan dipergunakan sebesar-besarnya untuk

kemakmuran rakyat, termasuk mineral didalamnya. Untuk mendukung keberhasilan usaha

tersebut, perlu diketahui lokasi keberadaannya dengan pasti dan kondisi serta status sumber daya

dan cadangan mineral tersebut pada suatu wilayah, sehingga dapat digunakan untuk

perencanaan yang tepat dalam pengembangan wilayah. Penyusunan neraca sumber daya dan

cadangan mineral merupakan salah satu solusi untuk memecahkan permasalahan tersebut, juga

untuk mengetahui potensi kekayaan alam Indonesia sebagai modal dasar pembangunan ekonomi

untuk sebesar-besarnya kesejahteraan rakyat.

Dalam Undang-Undang No 4 Tahun 2009 Tentang Pertambangan Mineral dan Batubara,

pasal 6 ayat 1 telah mengamanatkan penyusunan neraca sumber daya dan cadangan mineral

nasional. Dan sesuai dengan Peraturan Menteri ESDM No 13 Tahun 2016, dijelaskan bahwa salah

satu tugas dan fungsi Pusat Sumber Daya Mineral Batubara dan Panas Bumi adalah melakukan

pemutakhiran data dan neraca sumber daya mineral. Tujuannya untuk mengetahui jumlah lokasi

dan kondisi atau status neraca sumber daya dan cadangan mineral Nasional, sebagai modal dasar

pembangunan ekonomi untuk sebesar-besarnya kesejahteraan rakyat dan untuk membantu

Pemerintah dalam menetapkan rencana wilayah pertambangan juga sebagai panduan strategis

untuk kegiatan pertambangan serta untuk menentukan kebijakan kegiatan industri hilir yang

berbasis sumber daya mineral di Indonesia.

Data dan neraca sumber daya mineral digunakan oleh kementerian/lembaga terkait

lainnya dalam membuat kebijakan di sektor mineral, sehingga dalam kegiatan pemutakhiran

neraca sumber daya mineral diperlukan keakuratan data yang telah diinventarisasi. Alur data

penyelidikan berperan sangat penting dalam menunjang keakuratan dan termutakhirkannya data

(2)

primer yaitu laporan penyelidikan mineral yang dilakukan oleh PSDMBP dan data sekunder yaitu

laporan hasil RKAB dari perusahaan pemegang KK dan IUP Mineral.

Kegiatan pemutakhiran data dan neraca sumber daya mineral ini dimaksudkan untuk

menghimpun seluruh data hasil penyelidikan mineral yang masih berupa data hardcopy atau

analog menjadi suatu sistem penyimpanan data digital (bank data) sehingga menjadi suatu basis

data potensi sumber daya mineral nasional yang fleksibel, efisien dan sistematis serta selalu

mengikuti perkembangan teknologi informasi. Penerapan data dan neraca sumber daya mineral

tersedianya data neraca sumber daya dan cadangan mineral yang akurat, termutakhirkan dan

mudah diakses, sehingga dapat dijadikan acuan dasar bagi pemerintah untuk kepentingan

pembangunan nasional dan daerah serta dapat digunakan untuk menentukan kebijakan dalam

5. Permen ESDM No 13 Tahun 2016 Tentang Organisasi dan Tata Kerja KESDM, pasal 674

tentang Tupoksi Pusat Sumber Daya Mineral Batubara dan Panas Bumi

6. Keputusan Kepala Badan Informasi Geospasial Nomor 54 Tahun 2015 Tentang Walidata

Informasi Geospasial Tematik

7. SNI 13-4726-1998/Amd-1 (Klasifikasi sumber daya mineral dan cadangan dan

amandemennya)

8. SNI 196728.4-2002 (Penyusunan neraca sumber daya - Bagian 4: Sumber daya mineral

spasial)

(3)

10. SNI 6728:4 Tahun 2015 Tentang Penyusunan Neraca Spasial Sumber Daya Alam – Bagian

4 : Sumber Daya dan Cadangan Mineral dan Batubara

11. Sejumlah SNI lainnya.

Metodologi Pekerjaan

Proses Bisnis

Proses bisnis penyusunan neraca sumber daya mineral, terdiri dari tiga tahap, yaitu Inventarisasi

Data, Pengelolaan Data dan Pemutakhiran Data Sumber Daya dan Cadangan

Gambar 1. Proses Bisnis Penyusunan Neraca Sumber Daya dan Cadangan Mineral

Alur Data Mineral

Alur data dibawah ini, menggambarkan alur sumber data yang diperlukan dalam menunjang

pemutakhiran data dan neraca sumber daya mineral. Alur data ini disusun berdasarkan

peraturan-peraturan terkait Mineral yang berlaku.

(4)

Keterangan :

2. Pusdatin ESDM menyediakan server database untuk data dan informasi hasil kegiatan usaha

pertambangan dan kegiatan eksplotasi yang dilakukan oleh Perusahaan Pemegang

IUP/KK/KPK2B dan dikelola bersama DJMB dan Badan Geologi

Dalam melakukan kegiatan Pemutakhiran Data dan Neraca Energi Tahun 2016, diperlukan

terlebih dahulu pengumpulan data yang berasal dari berbagai sumber, diantaranya:

Dalam pelaksanaan kegiatan pemutakhiran data dan neraca sumber daya mineral logam dan

bukan logam metoda pekerjaannya mencakup beberapa tahapan yang dapat dibagi dan diuraikan

sebagai berikut:

1. Inventarisasi data dan informasi mengenai mineral logam dan bukan logam sebagai

langkah awal dalam mencari dan mengelompokkan data, baik dari laporan penyelidikan,

buku, data dari instansi terkait dan perusahaan swasta serta informasi lainnya yang

diperoleh dari situs-situs website terkait.

2. Pengisian formulir yang telah ditentukan sesuai dengan standar penyusunan data neraca

(5)

3. Pengolahan data tekstual dan data spasial

4. Integrasi data tekstual dan data spasial menggunakan Sistem Informasi Geografis (SIG).

5. Melakukan verifikasi data

6. penyusunan neraca sumber daya dan cadangan mineral berdasarkan

7. Pembuatan Sistem Informasi Geografis untuk melakukan pengolahan data dan informasi

yang telah diinventarisasi

Gambar 3. Metodologi Penyusunan Neraca Sumber Daya dan Cadangan Mineral di Lingkungan

PSDMBP

Klasifikasi Sumber Daya dan Cadangan Mineral

Klasifikasi sumber daya mineral dan cadangan di Indonesia mengacu pada SNI 6728.4 Tahun 2015

Penyusunan Neraca Spasial Sumber Daya Alam – Bagian 4 : Sumber Daya dan Cadangan Mineral

dan Batubara, yang merupakan hasil revisi dari SNI 19-6728.4 Tahun 2002 dimana standar ini

mengacu pada standar industri pertambangan yang telah ada di beberapa Negara. Klasifikasi

sumber daya mineral berdasarkan tingkat penyelidikannya, terbagi menjadi 3 (tiga) kategori, yaitu

tereka, tertunjuk dan terukur. Sedangkan klasifikasi cadangan mineral terbagi menjadi 2 (dua)

bagian, yaitu terkira dan terbukti. Namun meskipun sumber daya hipotetik tidak muncul pada SNI

4726:2011 tentang pedoman pelaporan sumber daya dan cadangan mineral akan tetapi

ditegaskan pada SNI 6728.4:2015, bagi instansi pemerintah sumber daya hipotetik masih

digunakan.

 Sumber daya mineral hipotetik (Hypothetical Mineral Resource), adalah sumber daya

mineral yang kuantitas dan kualitasnya diperoleh berdasarkan hasil estimasi pada tahap

(6)

 Sumber daya mineral tereka (Inferred Mineral Resource), adalah sumber daya mineral yang kuantitas dan kualitasnya diperoleh berdasarkan hasil estimasi pada tahap Prospeksi

 Sumber daya mineral tertunjuk (Indicated Mineral Resource), adalah sumber daya

mineral yang kuantitas dan kualitasnya diperoleh berdasarkan hasil estimasi pada tahap

Eksplorasi Umum

 Sumber daya mineral terukur (Measured Mineral Resources), adalah sumber daya

mineral yang kuantitas dan kualitasnya diperoleh berdasarkan hasil estimasi pada tahap

Eksplorasi Rinci

 Cadangan mineral terkira (Probable Reserve), adalah sumber daya mineral terunjuk dan

sebagian sumber daya mineral terukur yang tingkat keyakinan geologinya masih lebih

rendah, yang berdasarkan studi kelayakan tambang semua faktor yang terkait telah

terpenuhi, sehingga penambangan dapat dilakukan secara ekonomi

 Cadangan mineral terbukti (Proved Reserve), Adalah sumber daya mineral terukur yang

berdasarkan studi kelayakan tambang semua faktor yang terkait telah terpenuhi,

sehingga penambangan dapat dilakukan secara ekonomis.

Seiring dengan berjalannya waktu, SNI Klasifikasi sumber daya dan cadangan ini mengalami

proses tinjau ulang hingga akhirnya terbit SNI yang terbaru yaitu SNI 4726:2011 Pedoman

Pelaporan, sumber daya dan cadangan mineral. Substansi SNI ini lebih difokuskan bagi

kepentingan para pelaku pengusaha mineral. Seperti diketahui, setiap perusahaan mineral

mempunyai kewajiban untuk melaporkan kegiatan eksplorasi sesuai dengan peraturan terkait

yang berlaku. SNI ini diharapkan dapat menjadi acuan bagi para pengusaha dalam melaporkan

kegiatannya.

Mengingat SNI ini lebih ditujukan kepada pengusaha mineral, pada SNI 4726:2011 ini kelas

sumber daya hipotetik ditiadakan dengan asumsi bahwa sumber daya hipotetik dihasilkan dari

kegiatan survei tinjau yang dilakukan oleh Pemerintah, tidak seharusnya perusahaan melakukan

kegiatan survei tinjau, melainkan melakukan tindak lanjut kegiatan yang dilakukan oleh

Pemerintah, yaitu dengan melakukan kegiatan eksplorasi, yang memiliki tingkat keyakinan geologi

yang lebih tinggi. Namun pemerintah mempunyai tugas dan kewenangan untuk melakukan

(7)

Status Pemutakhiran Basis Data Mineral sampai dengan Tahun 2016

Kegiatan pemutakhiran basis data sumber daya mineral telah dilakukan mulai dari tahun 2000

hingga sekarang, hal ini dilakukan untuk menginventarisasi database mineral logam dalam satu

Sistem Informasi Geografis (SIG). Laporan yang telah masuk pada basis data sumber daya mineral

Pusat Sumber Daya Geologi sampai dengan tahun 2016 adalah sebanyak 511 laporan, sedangkan

jumlah titik keterdapatan komoditi sebanyak 1.453 titik.

Untuk memudahkan pembagian jenisnya, dari seluruh data komoditi-komoditi mineral logam

(8)

Tabel 1. Tabel Rekapitulasi Neraca Sumber Daya dan Cadangan Mineral Logam, status 2016

(9)

Gambar 2. Statistika Sumber Daya dan Cadangan Bih Tembaha, Logam Emas, Bijih Besi dan

(10)

Gambar 3. Status Sumber Daya Hipotetik s.d Terukur dan Cadangan Bijih Emas,Tembaga, Bijih

(11)
(12)
(13)

NO KOMODITI

SUMBER DAYA (JUTA TON) JUMLAH SUMBER DAYA (JUTA TON) HIPOTETIK TEREKA TERTUNJUK TERUKUR

44 Rijang 267,66 - - - 267,66

45 Serpentin 1.290,64 - - - 1.290,64

46 Sirtu 5.171,47 3.046,75 1,34 32,71 8.252,27

47 Talk 0,19 1,95 0,00 - 2,13

48 Toseki 221,65 48,82 5,08 - 275,55

49 Trakhit 4.124,32 - 1.286,93 - 5.411,24

50 Tras 4.307,82 177,39 63,55 16,31 4.565,07

51 Travertin - 0,01 - - 0,01

52 Ultrabasa 42.420,12 50.028,73 15.167,92 - 107.616,77

53 Yodium - - - 0,05 0,05

54 Zeolit 242,34 113,10 49,91 27,00 432,35

Gambar 4. Statistik komoditi pasir kuarsa, lempung, felspar, marmer, batugamping dan granit tahun 2011 – 2016

(14)

Gambar

Gambar 1. Proses Bisnis Penyusunan Neraca Sumber Daya dan Cadangan Mineral
Gambar 3. Metodologi Penyusunan Neraca Sumber Daya dan Cadangan Mineral di Lingkungan
Tabel 1. Tabel Rekapitulasi Neraca Sumber Daya dan Cadangan Mineral Logam, status 2016
Gambar 2. Statistika Sumber Daya dan Cadangan Bih Tembaha, Logam Emas, Bijih Besi dan
+6

Referensi

Dokumen terkait