• Tidak ada hasil yang ditemukan

executive summary neraca mineral 2014 2

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "executive summary neraca mineral 2014 2"

Copied!
25
0
0

Teks penuh

(1)

EXECUTIVE SUMMARY

PEMUTAKHIRAN DATA DAN NERACA SUMBER DAYA MINERAL

STATUS 2014

KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL

BADAN GEOLOGI

(2)

1. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Dalam melaksanakan tugas dan fungsinya,yaitu melaksanakan penelitian,

penyelidikan serta pengelolaan dan pelayanan di bidang sumber daya geologi,

Pusat Sumber Daya Geologi melakukan kegiatan pemutakhiran data dan neraca

sumber daya mineral. Data dan neraca sumber daya mineral ini dapat membantu

pemerintah dalam menetapkan rencana wilayah pertambangan juga sebagai

panduan strategis kegiatan pertambangan dan kebijakan kegiatan industri hilir

lainnya berbasis mineral di Indonesia. Sehingga dalam kegiatan pemutakhiran

neraca sumber daya mineral ini diperlukan keakuratan data yang telah

diinventarisasi, baik data primer yang bersumber dari kegiatan Pusat Sumber

Daya Geologi maupun kegiatan yang dilakukan oleh perusahaan pertambangan.

Sejak diberlakukannya Undang-undang No. 32 Tahun 2004 tentang

Pemerintahan Daerah, kewenangan pemberian ijin usaha pertambangan

diberikan kepada pemerintah daerah yang berimplikasi kepada data laporan

kegiatan usaha pertambangan juga seharusnya berada di pemerintah provinsi

atau pemerintah kabupaten sesuai dengan kewenangannya yang sampai saat ini

berjumlah hampir 3000 IUP Mineral yang sudah clean and clear (C & C). Dari

jumlah IUP tersebut setengahnya merupakan IUP Operasi Produksi yang

seharusnya sudah mempunyai data sumber daya dan cadangan dan tersebar di

seluruh wilayah Indonesia. Dengan cakupan wilayah yang cukup luas, maka data

sumber daya dan cadangan neraca mineral yang terdiri dari dari data IUP, data

KK dan data dari Pusat Sumber Daya Geologi akan semakin akurat.

1.2. Maksud dan Tujuan

Maksud dari kegiatan pemutakhiran data dan neraca sumber daya

mineral ini adalah untuk menghimpun seluruh data hasil penyelidikan mineral

yang masih berupa data hardcopy atau analog menjadi suatu sistem

penyimpanan data digital (bank data) sehingga menjadi suatu database potensi

sumber daya mineral nasional yang fleksibel, efisien dan sistematis serta selalu

mengikuti perkembangan teknologi informasi. Penerapan data dan neraca

sumber daya mineral menggunakan teknologi GIS (Geographical Information

System) sehingga data dan informasi yang dikelola dapat disajikan secara cepat

(3)

pengguna baik di dalam atau di luar lingkungan kerja Pusat Sumber Daya

Geologi.

Sedangkan tujuan dari kegiatan pemutakhiran data dan neraca sumber

daya mineral ini adalah tersedianya data potensi sumber daya mineral dan

neraca mineral yang akurat, mutakhir dan mudah diakses, sehingga dapat

dijadikan acuan dasar bagi daerah otonom untuk kepentingan pembangunan

daerah dan nasional.

1.3. Lingkup Pekerjaan

Pekerjaan tim pemutakhiran data dan neraca mineral ini dilakukan

berdasarkan hasil kegiatan penyelidikan komoditi-komoditi mineral logam dan

bukan logam yang dilakukan oleh Pusat Sumber Daya Geologi, dinas-dinas di

pemerintah provinsi atau pemerintah kabupaten yang terkait dengan kegiatan

pertambangan, badan usaha milik negara dan swasta pertambangan.

Dalam pelaksanaan kegiatan pemutakhiran data dan neraca sumber daya

mineral logam dan bukan logam metoda pekerjaannya mencakup beberapa

tahapan yang dapat dibagi dan diuraikan sebagai berikut:

1. Inventarisasi data dan informasi mengenai mineral logam dan bukan

logam sebagai langkah awal dalam mencari dan mengelompokkan data,

baik dari laporan penyelidikan, buku, data dari instansi terkait dan

perusahaan swasta serta informasi lainnya yang diperoleh dari situs-situs

website terkait.

2. Pengisian formulir yang telah ditentukan sesuai dengan standar

penyusunan data neraca sumber daya mineral.

3. Pengolahan data tekstual dan data spasial

4. Integrasi data tekstual dan data spasial menggunakan Sistem Informasi

Geografis (SIG).

5. Melakukan verifikasi data

6. Penghitungan neraca sumber daya dan cadangan mineral

7. Pembuatan Sistem Informasi Geografis untuk melakukan pengolahan

data dan informasi yang telah diinventarisasi

(4)

1.4.

Klasifikasi Sumber Daya dan Cadangan Mineral

Nilai angka neraca didapat dari nilai sumber daya dan cadangan serta

data produksi atau eksplorasi yang didapat dari perusahaan atau instansi terkait

yang menanganinya dalam kurun waktu tertentu. Neraca sumber daya mineral

adalah alat evaluasi sumber daya mineral, yang menyajikan cadangan awal,

perubahan atau pemanfaatan.

Klasifikasi sumber daya mineral berdasarkan tingkat penyelidikannya,

terbagi menjadi 4 (empat) kategori, yaitu hipotetik, tereka, tertunjuk dan terukur.

Sedangkan klasifikasi cadangan mineral terbagi menjadi 2 (dua) bagian, yaitu

terkira dan terbukti (SNI 130-5014-1998).

1.

Sumber daya mineral hipotetik (Hypothetical Mineral Resource)

adalah sumber daya mineral yang kuantitas dan kualitasnya diperoleh

berdasarkan perkiraan pada tahap Survai Tinjau

2.

Sumber daya mineral tereka (Inferred Mineral Resource)

adalah sumber daya mineral yang kuantitas dan kualitasnya diperoleh

berdasarkan hasil tahap Prospeksi

3. Sumber daya mineral tertunjuk (Indicated Mineral Resource)

adalah sumber daya mineral yang kuantitas dan kualitasnya diperoleh

berdasarkan hasil tahap Eksplorasi Umum

4. Sumber daya mineral terukur (Measured Mineral Resources)

adalah sumber daya mineral yang kuantitas dan kualitasnya diperoleh

berdasarkan hasil tahap Eksplorasi Rinci

5. Cadangan mineral terkira (Probable Reserve)

adalah sumber daya mineral terunjuk dan sebagian sumber daya

mineral terukur yang tingkat keyakinan geologinya masih lebih

rendah, yang berdasarkan studi kelayakan tambang semua faktor

yang terkait telah terpenuhi, sehingga penambangan dapat dilakukan

secara ekonomi

6. Cadangan mineral terbukti (Proved Reserve)

Adalah sumber daya mineral terukur yang berdasarkan studi

kelayakan tambang semua faktor yang terkait telah terpenuhi,

(5)

1.5.

Pengertian Umum

Berikut adalah beberapa pengertian dan istilah yang digunakan dalam

penghitungan neraca sumber daya mineral :

Sumber Daya Mineral (Mineral Resource) adalah endapan mineral yang diharapkan dapat dimanfaatkan secara nyata. Sumber daya mineral

dengan keyakinan geologi tertentu dapat berubah menjadi cadangan

setelah dilakukan pengkajian kelayakan tambang dan memenuhi kriteria

layak tambang.

Cadangan (Reserve) adalah endapan mineral yang telah diketahui ukuran, bentuk, sebaran, kuantitas dan kualitasnya dan yang secara

ekonomis, teknis, hukum, lingkungan dan sosial dapat ditambang pada

saat perhitungan dilakukan.

Keterdapatan Mineral (Mineral Occurrence), adalah suatu indikasi pemineralan (mineralization) yang dinilai untuk dieksplorasi lebih jauh.

Istilah keterdapatan mineral tidak ada hubungannya dengan ukuran

volume/tonase atau kadar/kualitas, dengan demikian bukan bagian dari

suatu Sumber Daya Mineral.

Endapan Mineral (Mineral Deposit) adalah longgokan (akumulasi) bahan tambang berupa mineral atau batuan yang terdapat di kerak bumi

yang terbentuk oleh proses geologi tertentu, dan dapat bernilai

ekonomi.Pada nilai sumber daya mineral terdapat klasifikasi berdasarkan

tingkat penyelidikan, klasifikasi ini didasarkan pada tingkat penyelikan

serta dikaitkan dengan tahapan eksplorasi yang telah dilakukan, sehingga

dapat diketahui nilai sumber daya yang layak dan tidak layak. Klasifikasi

sumber daya mineral dan cadangan mineral adalah suatu proses

pengumpulan, penyaringan dan pengolahan data serta informasi dari

suatu endapan mineral untuk memperoleh gambaran yang ringkas

mengenai endapan mineral yang berdasarkan kriteria keyakinan geologi

dan kelayakan tambang.

Tahap Eksplorasi (Exploration Stages) adalah urutan penyelidikan geologi yang umumnya dilaksanakan melalui 4 tahap sebagai berikut:

Survai Tinjau, Prospeksi, Eksplorasi Umum dan Eksplorasi Rinci. Tujuan

penyelidikan geologi ini adalah untuk mengidentifikasi pemineralan

(6)

kualitas dari pada suatu endapan mineral untuk kemudian dapat

dilakukan analisa/kajian kemungkinan dilakukannya investasi.

Survei Tinjau (Reconnaissance) adalah tahap eksplorasi untuk mengidentifikasi daerah-daerah yang berpotensi bagi keterdapatan

mineral pada skala regional terutama berdasarkan hasil studi geologi

regional, diantaranya pemetaan geologi regional, pemotretan udara dan

metoda tidak langsung lainnya, dan inspeksi lapangan pendahuluan yang

penarikan kesimpulannya berdasarkan ekstrapolasi. Tujuannya adalah

untuk mengidentifikasi daerah-daerah anomali atau mineralisasi yang

prospektif untuk diselidiki lebih lanjut. Perkiraan kuantitas sebaiknya

hanya dilakukan apabila datanya cukup tersedia atau ada kemiripan

dengan endapan lain yang mempunyai kondisi geologi yang sama.

Prospeksi (Prospecting) adalah tahap eksplorasi dengan jalan mempersempit daerah yang mengandung endapan mineral yang

potensial. Metoda yang digunakan adalah pemetaan geologi untuk

mengidentifikasi singkapan dan metoda yang tidak langsung seperti studi

geokimia dan geofisika. Paritan yang terbatas, pemboran dan

pencontohan mungkin juga dilaksanakan. Tujuannya adalah untuk

mengidentifikasi suatu endapan mineral yang akan menjadi target

eksplorasi selanjutnya. Estimasi kuantitas dihitung berdasarkan

interpretasi data geologi, geokimia dan geofisika.

Eksplorasi Umum (General Exploration) adalah tahap eksplorasi yang merupakan deliniasi awal dari suatu endapan yang teridentifikasi. Metoda

yang digunakan termasuk pemetaan geologi, pencontohan dengan jarak

yang lebar, membuat paritan dan pemboran untuk evaluasi pendahuluan

kuantitas dan kualitas dari suatu endapan. Interpolasi bisa dilakukan

secara terbatas berdasarkan metoda penyelidikan tak langsung.

Tujuannya adalah untuk menentukan gambaran geologi suatu endapan

mineral berdasarkan indikasi sebaran, perkiraan awal mengenai ukuran,

bentuk, sebaran, kuantitas dan kualitasnya. Tingkat ketelitian sebaiknya

dapat digunakan untuk menentukan apakah studi kelayakan tambang dan

eksplorasi rinci diperlukan.

(7)

yang telah diketahui dari pencontohan singkapan, paritan, lubang bor,

shafts dan terowongan. Jarak pencontohan sedemikian rapat sehingga

ukuran, bentuk, sebaran, kuantitas dan kualitas serta ciri-ciri yang lain

dari endapan mineral tersebut dapat ditentukan dengan tingkat ketelitian

yang tinggi. Uji pengolahan dari pencontoan ruah (bulk sampling)

mungkin diperlukan.

Kelompok Mineral Logam dan Mineral Bukan Logam

Mineral logam terdiri dari 4 (empat) kelompok, yaitu kelompok logam

dasar, logam mulia, logam besi dan paduan besi serta logam ringan dan

logam langka, sedangkan Mineral bukan logam juga terdiri dari 4 (empat)

kelompok, yaitu kelompok bahan bangunan, mineral industri, bahan

keramik dan batu mulia. (SNI 13-50414-1998)

Logam dasar, Adalah kelompok komoditas mineral logam yang terdiri dari air raksa, seng, tembaga, timah dan timbal.

Logam mulia, Adalah kelompok komoditas logam yang terdiri dari logam emas, perak, dan platina.

Logam besi dan panduan besi, Adalah kelompok komoditas logam yang terdiri dari logam besi, kobal, kromit, mangan, molibdenum, nikel,

titan, wolfram dan vanadium.

Logam ringan dan logam langka, Adalah kelompok komoditas logam yang terdiri dari logam aluminium, bauksit, berilium, litium, magnesium,

kadmium, gallium, indium, tantalum-niobium, ytrium, zirconium, torium,

uranium dan logam tanah jarang.

Bahan Bangunan, Adalah segala bahan yang terdapat di alam, baik yang berbentuk padat, cair dan gas dengan kandungan mineral dan unsur

kimia tertentu serta mempunyai nilai ekonomis bila dilakukan penggalian

sesuai dengan teknologi yang tersedia (SNI 13 6606 2001). Komoditi

yang termasuk pada kelompok bahan bangunan adalah andesit, basal,

batusabak, dasit, diabas, diorit, gabro peridotit, granit, granodiorit,

marmer, peridotit, sirtu dan tras. (PP No. 27/1980 dan SNI

19-6728.4-2002)

Mineral Industri, adalah mineral-mineral bukan logam yang langsung digunakan secara utuh oleh berbagai industri tanpa terlebih dahulu

(8)

terhadap mineral logam tersedia (SNI 13 6606 2001). Bahan ini dipakai

terutama sebagai bahan mentah dalam industri pupuk, kertas, plastik, cat,

peternakan, pertanian, kosmestik, farmasi dan kimia. Komoditi yang

termasuk pada kelompok mineral industri adalah barit, batuan kalium,

batuapung, batugamping, batukuarsa, belerang, bentonit, diatomea,

dolomit, fosfat, gipsum, kalsit, gipsum, kalsit, kuarsit, oker, pasir kuarsa,

serpentin, talk, travertin, ultrabasa, yodium, zeolit dan zirkon. (PP No.

27/1980 dan SNI 19-6728.4-2002)

Bahan Keramik, Adalah kelompok komoditi mineral bukan logam dan batuan, anorganik yang berbentuk padat. Komoditi yang termasuk pada

bahan keramik adalah ball/bond clay, felspar, kaolin, lempung, magnesit,

obsidian, perlit, pirofilit, toseki dan trakhit. (PP No. 27/1980 dan SNI

19-6728.4-2002)

Batu Mulia dan Batu Hias, Adalah kelompok komoditi mineral bukan logam, komoditi yang termasuk pada kelompok batu mulia adalah ametis,

batu hias, intan, jasper, kalsedon, oniks, opal, prehnit, topaz, koral, garnet

dan rijang. (UU no 4 tahun 2009). Bahan ini dipakai terutama dalam

(9)

2. HASIL PEKERJAAN

2.1. Rekapitulasi Basis Data Mineral Tahun 2000

Tahun 2014

2.1.1. Rekapitulasi Basis Data Mineral Logam Tahun 2000 – Tahun 2014

Kegiatan pemutakhiran basis data sumber daya mineral telah dilakukan

mulai dari tahun 2000 hingga sekarang, hal ini dilakukan untuk menginventarisasi

database mineral logam dalam satu Sistem Informasi Geografis (SIG). Laporan

yang telah masuk pada basis data sumber daya mineral Pusat Sumber Daya

Geologi sampai dengan tahun 2014 adalah sebanyak 474 laporan, sedangkan

jumlah titik keterdapatan komoditi sebanyak 1321 titik, berikut rincian jumlah

laporan dan titik keterdapatan komoditi mineral logam yang dapat dilihat pada

tabel berikut.

Tabel 2.1. Tabel Jumlah Laporan dan Titik Komoditi Database Sumber Daya Mineral Logam Tahun 2000 – 2014

NO TAHUN JUMLAH LAPORAN JUMLAH TITIK

(10)

2.1.2. Rekapitulasi Basis Data Mineral Bukan Logam Tahun 2000 – Tahun 2014

Sedangkan rekapitulasi basis data mineral bukan logam dan batuan yang

telah dilakukan mulai tahun 2000 hingga sekarang, laporan penyelidikan mineral

bukan logam dan batuan yang telah masuk ke dalam basis data mineral Pusat

Sumber Daya Geologi adalah sebanyak 518 laporan dengan jumlah titik

keterdapatan komoditi sebanyak 5622 titik. Berikut rincian jumlah laporan dan

titik keterdapatan mineral bukan logam dan batuan dapat dilihat pada Tabel 3.2.

Tabel 2.2. Tabel Jumlah Laporan dan Titik Komoditi Database Sumber Daya Mineral Bukan Logam Tahun 2000 – 2014

NO TAHUN JUMLAH

2.2. Basis Data Mineral Tahun 2013

2.2.1. Basis Data Mineral Logam Tahun 2014

Basis Data mineral logam tahun 2013 didapat dari 13 (dua belas) laporan

yang merupakan laporan penyelidikan yang dilakukan oleh Pusat Sumber Daya

(11)

Tabel 2.3. Daftar Judul Laporan Basis Data Mineral Logam

NO JUDUL LAPORAN TAHUN

1 Prospeksi Mineral Logam Di Kabupaten Kepulauan

Anambas Provinsi Kepulauan Riau

2013

2 Prospeksi Mineral Logam Di Daerah ErbatasanMalaysia Kabupaten Bengkayang Provinsi Kalimantan

Barat

2013

3 Eksplorasi Umum Mineral Logam Mangan di Kabupaten

Gunungkidul, Provinsi Daerah Istimewa Yogayakarta

2013

4 Eksplorasi Umum Mineral Logam Di Pulau Obi

Kabupaten Halmahera Selatan Provinsi Maluku Utara

2013

5 Prospeksi Mineral Logam di Kabupaten Luwu Timur

Provinsi Sulawesi Selatan

2013

6 Inventarisasi Mineral Di Kabupaten Natuna

Provinsi Kepulauan Riau

2013

7 Prospeksi Mineral Logam Di Daerah Ransiki Kabupaten

Manokwari Selatan Provinsi Papua Barat

2013

8 Inventarisasi Mineral Logam Di Kabupaten Seram Bagian

Barat Provinsi Maluku

2013

9 Eksplorasi Umum Mineral Bauksit Di Kabupaten Sintang

Dan Kabupaten Sekadau Provinsi Kalimantan Barat

2013

10 Eksplorasi Umum Logam Mulia Di Kabupaten Sumbawa

Provinsi Nusa Tenggara Barat

2013

11 Inventarisasi Mineral Logam di Kabupaten Tambrauw

Provinsi Papua Barat

2013

12 Penyelidikan Umum Mineral Logam di Kabupaten Tanah

Datar Provinsi Sumatera Barat

2013

13 Prospeksi Mineral Logam Di Kabupaten Timor Tengah

Selatan Provinsi Nusa Tenggara Timur

2013

Dari laporan-laporan tersebut kemudian dimasukkan ke dalam formulir

basis data mineral logam, sehingga format basis data dari setiap laporan yang

berbeda menjadi seragam, formulir basis data mineral logam tersebut terlampir

pada lampiran C1. Dari seluruh laporan-laporan penyelidikan tersebut diperoleh

sebanyak 14 (empat belas) titik lokasi prospek mineral logam yang tersebar di 13

(12)

2.2.2. Basis Data Mineral Bukan Logam dan Batuan Tahun 2014

Basis Data mineral logam tahun 2014 didapat dari 5 (lima) laporan yang

merupakan laporan penyelidikan yang dilakukan oleh Pusat Sumber Daya

Geologi, rincian judul laporan dapat dilihat pada tabel Tabel 3.4

Tabel 2.4. Daftar Judul Laporan Database Mineral Bukan Logam dan Batuan

NO JUDUL LAPORAN TAHUN

1 Inventarisasi Mineral Bukan Logam Di Kabupaten

Halmahera Utara dan Kabupaten Halmahera Barat, Provinsi Maluku Utara

2013

2 Eksplorasi Umum Endapan Zeolit Di Kabupaten Ende,

Provinsi Nusa Tenggara Timur

2013

3 Inventarisasi Mineral Bukan Logam Kabupaten Poliwali Mandar dan Kabupaten Majene Provinsi Sulawesi Barat

2013

4 Laporan Eksplorasi Umum Endapan Felspar di Kabupaten

Bungo, Provinsi Jambi

2013

5 Laporan Prospeksi Endapan Zirkon di Kabupaten Sintang,

Provinsi Kalimantan Barat

2013

Dari laporan-laporan telah dimasukkan ke dalam formulir basis data

mineral bukan logam dan batuan, sehingga format basis data dari setiap laporan

yang berbeda akan menjadi seragam. Formulir basis data mineral logam dan

batuan terlampir pada lampiran D1. Dari laporan-laporan penyelidikan tersebut

tersebut diperoleh sebanyak 98 (sembilan puluh delapan) titik lokasi prospek

mineral bukan logam dan batuan yang tersebar di 12 (dua belas) blok wilayah

(13)

2.3. Neraca Mineral Tahun 2

014

2.3.1. Neraca Mineral Logam Tahun 2014

Dari seluruh data mineral logam yang telah diinventarisasi, untuk

memudahkan pembagian jenisnya, komoditi-komoditi mineral logam tersebut

dikelompokkan. Berdasarkan SNI 13-50414 tahun 1998 Mineral Logam terdiri

dari 4 kelompok, yaitu :

1.

Kelompok Logam Dasar,

Terdiri dari komoditi tembaga, timbal, seng, timah, dan air raksa.

2.

Kelompok Logam Besi dan Paduan Besi,

Terdiri dari komoditi besi, kobal, kromit, mangan, molibdenum, nikel,

dan titan

3.

Kelompok Logam Mulia,

Terdiri dari komoditi emas, perak dan platina

4.

Kelompok Logam Ringan dan Langka,

Terdiri dari komoditi bauksit, monasit dan xenotim

Pengusahaan bahan galian mineral logam mempunyai ciri yang sangat

berbeda dengan pengusahaan mineral bukan logam. Pengusahaannya dapat

dilaksanakan dengan memerlukan padat modal, teknologi canggih serta derajat

resiko yang relatif tinggi. Berkembangnya berbagai industri logam dan

meningkatnya pembangunan fisik di berbagai sektor menyebabkan kebutuhan

bahan galian logam terus meningkat baik sebagai bahan baku utama maupun

penunjang terutama pengembangan infrastruktur dan industri berbasis logam.

Ringkasan hasil inventarisasi data komoditi mineral logam tersebut

terlampir pada tabel 3.5. yang merupakan hasil rekapitulasi untuk potensi mineral

logam strategis. Data produksi mineral logam di Indonesia hingga tahun 2014

terlampir pada tabel 3.6. Setelah melakukan inventarisasi dan rekapitulasi

potensi sumber daya dan cadangan mineral logam, juga terdapat data produksi

mineral logam maka akan didapat nilai neraca sumber daya dan cadangan

mineral logam di Indonesia untuk tahun 2014, tabel neraca sumber daya dan

(14)

Tabel 3.5. Tabel Mineral Logam Strategis Tahun 2013

NO KOMODITI TOTAL SUMBER DAYA TON) TOTAL CADANGAN (TON)

BIJIH

LOGAM

BIJIH

LOGAM

1

Emas Primer

8.357.714.559,00 7.454,98 2.807.161.814,13 2.575,22

2

Bauksit

1.347.638.206,68

648.479.376,64

585.721.415,00

239.598.060,26

3

Nikel

3.711.588.997,00

54.449.501,35

1.155.234.951,40

21.378.312,61

4

Tembaga

18.284.523.144,94 108.698.062,96

2.719.650.376,80

25.603.197,33

5

Besi

712.464.366,32

401.771.218,67

65.579.511,00

39.825.354,30

6

Pasir Besi

2.121.476.550,10

443.732.971,69

173.810.612,00

25.412.652,63

7

Mangan

15.557.048,77

6.305.298,42

4.429.029,00

2.834.916,25

8

Seng

670.658.336,00

7.487.775,86

19.864.090,90

2.274.982,50

9

Timah

3.945.572.597,87

2.349.989,64

1.322.471.947,00

281.956,00

10

Xenotim

23.165.947,00

326,00

0,00

0,00

11

Monasit

1.569.312.847,40

25.920,80

0,00

2.715,00

12

Perak

14.468.642.881,00

837.949,53

15.114.023.114,43

1.949.989,05

(15)
(16)

Catatan :

- Data didapatkan dari Laporan Survey (LS) Januari sampai November 2014 dan laporan perusahaan KK

- Produksi diasumsikan sama dengan penjualan untuk Perusahaan IUP berdasarkan Laporan Surveyor (LS)

- Emas & Perak berasal dari Kontrak Karya

(17)

Pada tahun ini terdapat beberapa kenaikan besaran sumber daya dan

cadangan beberapa jenis komoditas mineral logam yang cukup signifikan; hal ini

sebagai hasil kegiatan inventarisasi data, verifikasi data, temuan baru dari hasil

kegiatan eksplorasi perusahaan maupun Pusat Sumber Daya Geologi dan

perubahan status dari sumber daya menjadi cadangan. Beberapa komoditi yang

mengalami kenaikan sumber daya diantaranya logam emas, bijih tembaga,

bauksit, bijih nikel, mangan, konsentrat pasir besi, bijih seng dan timah, kenaikan

nilai sumber daya komoditi-komoditi tersebut dapat terlihat pada gambar 3.1

yang menunjukkan kenaikan statistik sumber daya dan cadangannya.

Gambar 3.1. Statistik Kenaikan Sumber Daya dan Cadangan Logam Emas Tahun 2010 s.d. Tahun 2014

(18)

Gambar 3.3. Statistik Sumber Daya dan Cadangan Bauksit Tahun 2010 s.d. Tahun 2014

Gambar 3.4. Statistik Sumber Daya dan Cadangan Nikel Tahun 2010 s.d. Tahun 2014

(19)

Gambar 3.6. Statistik Sumber Daya dan Cadangan Konsentrat Pasir Besi Tahun 2010 s.d. Tahun 2014

Gambar 3.7. Statistik Sumber Daya dan Cadangan Bijih Seng Tahun 2010 s.d. Tahun 2014

(20)

Gambar 3.9. Statistik Sumber Daya dan Cadangan Bijih Besi Primer Tahun 2010 s.d. Tahun 2014

3.3.2. Neraca Mineral Bukan Logam dan Batuan Tahun 2014

Mineral bukan logam atau bahan galian industri adalah bahan galian

diluar mineral logam, radioaktif, minyak, gas bumi dan batubara yang umumnya

mempunyai kegunaan langsung untuk berbagai industri tanpa banyak

memerlukan proses pengolahan yang rumit. Dalam PP No. 27/1980 mengenai

penggolongan bahan galian maka mineral bukan logam ini termasuk bahan

galian golongan C.

Pengusahaan bahan galian industri mempunyai beberapa ciri yang

sangat berbeda dengan pengusahaan bahan galian lainnya, umumnya dapat

dilaksanakan dengan modal relatif kecil, teknologi sederhana serta derajat resiko

yang relatif rendah. Berkembangnya berbagai industri dan meningkatnya

pembangunan fisik diberbagai sektor menyebabkan kebutuhan bahan galian

industri terus meningkat baik sebagai bahan baku utama maupun penunjang

terutama pengembangan infrastruktur.

Secara garis besar bahan galian bukan logam dapat dikelompokkan

menurut penggunaannya yaitu sebagai berikut:

1. Kelompok Mineral Industri, yang terdiri dari barit, batuan kalium, batu

apung, batugamping, belerang, bentonit, diatomea, dolomit, fosfat, gipsum,

kalsit, kuarsit, oker, pasir kuarsa, pasir zirkon, serpertin, talk, travertin,

(21)

2. Kelompok Bahan Keramik, yang terdiri dari ball/bond clay, felspar, kaolin,

lempung, obsidion, perlit, pirofilit, toseki dan trakhit

3. Kelompok Bahan Bangunan, yang terdiri dari andesit, basal, batu asbak,

dasit, granit, granodiorit, marmer, peridotit, sirtu dan tras

4. Kelompok Batu Mulia, yang terdiri dari ametis, batu hias, intan, jasper,

kalsedon, oniks, opal dan rijang

Berdasarkan data Neraca Sumberdaya Mineral Tahun Anggaran 2014

terdapat 3.192 lokasi komoditi yang tersebar di seluruh Indonesia (kecuali

Provinsi DKI Jaya) dengan jumlah komoditi 54 jenis. Setelah dilakukan

pemutakhiran data berdasarkan data dari berbagai sumber, seperti :

1. Neraca Tahun 2013

2. Laporan pelaksanaan kegiatan Inventarisasi dan Evaluasi Bahan Galian

Mineral, Pusat Sumber Daya Geologi, Tahun Anggaran 2013

3. melakukan pemutakhiran database mineral bukan logam tahun 2013,

Maka didapat 98 (sembilan puluh delapan) titik lokasi baru komoditi mineral

bukan logam di Indonesia, dengan jumlah komoditi 15 (lima belas) jenis pada

beberapa kabupaten. Sehingga untuk tahun 2013 pemutakhiran neraca mineral

bukan logam didapat jumlah lokasi sebanyak 3192 titik komoditi yang tersebar

di seluruh Indonesia dengan jumlah komoditi 56 jenis, terdapat tiga komoditi baru

yaitu Batu Ormanen, Batuan Ultrabasa dan Batuhias.

(22)

Data produksi mineral bukan logam dan batuan unggulan sampai dengan

tahun 2014 dapat dilihat pada tabel 3.9, data produksi dari tahun 2007 sampai

tahun 2014 didapat dari Kajian Bahan Galian Industri (Tekmira) yang sumbernya

berasal dari BPS.Setelah melakukan inventarisasi dan rekapitulasi potensi

sumber daya dan cadangan mineral bukan logam, juga terdapat data produksi

mineral bukan logam untuk beberapa komoditi unggulan, maka akan didapat nilai

neraca sumber daya dan cadangan mineral bukan logam di Indonesia untuk

tahun 2013, tabel neraca sumber daya dan cadangan tersebut terlampir pada

tabel 3.10.

Pada tahun ini, untuk komoditi mineral bukan logam juga terdapat

beberapa perubahan besaran sumber daya dan cadangan mineral bukan logam

yang cukup signifikan; hal ini sebagai hasil verifikasi data, temuan baru dari hasil

kegiatan eksplorasi dan perubahan status dari sumber daya menjadi cadangan.

Beberapa komoditi yang mengalami kenaikan sumber daya diantaranya

batugamping, dolomit, marmer, lempung dan kaolin. Kenaikan nilai sumber daya

komoditi-komoditi tersebut dapat dilihat pada Gambar 3.11 dan Gambar 3.12

(23)

Tabel 3.9. Tabel Produksi Mineral Bukan Logam s.d. Tahun 2014

KOMODITI s/d 2007 2008 2.009 2010 2011 2012 2013 2014 TOTAL

PRODUKSI

1 Zeolit 235.098 33.821 35.978 0 0 0 0 0 304.897

2 Pasir kuarsa 26.315.002 2.796.300 2.853.100 0 0 0 0 0 31.964.402

3 Kaolin 2.009.856 257.471 274.686 0 0 0 0 0 2.542.013

4 Bentonit 1.472.843 164.099 168.860 0 0 0 0 0 1.805.802

5 Lempung 190.150.509 4.620.000 6.133.400 6.133.400 6.133.400 6.133.400 7.728.000 7.728.000 234.760.109

6 Felspar 924.176 20.208 20.619 0 0 0 0 0 965.003

7 Marmer 708.816 70.250 71.676 0 0 0 0 0 850.742

8 Batugamping 395.398.288 23.100.000 30.667.000 30.667.000 30.667.000 30.667.000 38.640.000 38.640.000 618.446.288

9 Granit 83.152.758 8.190.500 8.233.000 0 0 0 0 0 99.576.258

10 Dolomit 2.421.604 147.526 145.091 0 0 0 0 0 2.714.221

Sumber/Keterangan :

Produksi s/d 2001 = Buletin Statistik Komoditi Mineral Indonesia No 28 Produksi batugamping dan lempung berdasarkan asumsi produksi semen

(24)

Tabel 3.11. Tabel Neraca Sumberdaya Mineral Bukan Logam Tahun 2014

NAMA KOMODITI

SUMBERDAYA

JUMLAH SUMBER DAYA (TON)

PRODUKSI (TON)

SUMBER DAYA (TON) (Awal Thn 2015) Hipotetik Tereka Terunjuk Terukur

1 2 3 4 5 6

No

(25)

Gambar 3.7. Statistik komoditi pasir kuarsa, lempung, felspar, marmer, batugamping, dan granit, tahun 2006 – 2014

Gambar 3.8. Statistik komoditi zeolit, kaolin, bentonit, dan dolomite, tahun 2006 – 2014

0 100.000.000.000 200.000.000.000 300.000.000.000 400.000.000.000 500.000.000.000 600.000.000.000 700.000.000.000

2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014

Pasir kuarsa

Lempung

Felspar

Marmer

Batugamping

Gambar

Tabel 2.1. Tabel Jumlah Laporan dan Titik Komoditi Database Sumber Daya Mineral Logam Tahun 2000 – 2014
Tabel 2.2. Tabel Jumlah Laporan dan Titik Komoditi Database Sumber Daya Mineral Bukan Logam Tahun 2000 – 2014
Tabel 2.3. Daftar Judul Laporan Basis Data Mineral Logam
Tabel 3.5. Tabel Mineral Logam Strategis Tahun 2013
+7

Referensi

Dokumen terkait

Maksud pemutakhiran data dan neraca sumberdaya energi adalah sebagai media informasi yang dapat dipergunakan bagi kepentingan internal maupun eksternal (publik) sebagai

Sumber daya mineral dan energi merupakan sumber daya alam yang tidak dapat.. diperbaharui (unrenewable

daerah, conto yang dianalisa masih terbatas dengan anggaran, diharapkan dengan perubahan organisasi dari Direktorat Inventarisasi Sumber Daya Mineral (DIM) menjadi Pusat Sumber

Sumber Daya Mineral Kelayakan (Feasibility Mineral Resource) adalah sumber daya mineral yang dinyatakan berpotensi ekonomis dari hasil Studi Kelayakan atau

RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN TAHUN 2014 DAN PERKIRAAN MAJU TAHUN 2015 DINAS KEHUTANAN, ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL. Lokasi Target Capaian Kinerja Kebutuhan Dana/Pagu

Monasit adalah coklat kemerahan, mineral fosfat yang berwarna coklat kemerahan mengandung sedikit logam dan merupakan sumber penting dari

Berdasarkan uraian diatas, Balai Irigasi Pusat Litbang Sumber Daya Air merasa perlu melakukan percobaan penerapan model jaringan irigasi perpipan pada skala lapangan,

Satu satunya indikasi mineralisasi logam di Kabupaten Bener Meriah berdasarkan basis data Pusat Sumber Daya Geologi, ditemukan di bagian barat berbatasan dengan Kabupaten