• Tidak ada hasil yang ditemukan

Executive Summary Neraca Energi 2014 rev pusdatin

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Executive Summary Neraca Energi 2014 rev pusdatin"

Copied!
20
0
0

Teks penuh

(1)

1

EXECUTIVE SUMMARY

PEMUTAKHIRAN DATA DAN NERACA SUMBER DAYA ENERGI

(2)

2

1. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Sektor energi memiliki peran yang sangat penting dalam pembangunan nasional, terutama dalam mendukung perekonomian nasional serta sebagai sumber penerimaan negara. Ketersediaan sumber daya energi mutlak diperlukan dalam seluruh kegiatan industri pertambangan yang pada akhirnya akan meningkatkan penerimaan negara.

Kegiatan pemutakhiran data dan neraca sumber daya energi ini dilaksanakan untuk mengakomodir perubahan dan atau penambahan data yang terjadi setiap tahun.

Kegiatan pemutakhiran data dan neraca energi ini meliputi komoditas batubara, bitumen padat (oil shale), coalbed methane (CBM), dan panas bumi.

1.2. Maksud dan Tujuan

Maksud pemutakhiran data dan neraca sumberdaya energi adalah sebagai media informasi yang dapat dipergunakan bagi kepentingan internal maupun eksternal (publik) sebagai bahan referensi mengenai potensi batubara, bitumen padat, CBM, dan panas bumi secara nasional. Dan agar dapat dijadikan dasar acuan perencanaan pengembangan komoditas energi fosil untuk pembangunan skala daerah ataupun nasional.

1.3. Lingkup Pekerjaan

Metode dan Sistematika Pekerjaan yang dilakukan antara lain:

Pencarian, pengumpulan dan pengelompokan data, baik dari laporan penyelidikan, informasi tertulis atau referensi lainnya serta diskusi.

Pengisian formulir isian database yang telah disediakan. Pemasukan data dari formulir isian ke sistem database. Verifikasi data.

Integrasi data tekstual dan spasial sehingga membentuk kesatuan sistem informasi geografis (SIG).

(3)

3 Kalkulasi data untuk penghitungan neraca sumberdaya energi yang dituangkan

dalam bentuk tabel neraca dan peta.

1.4. Sumber Data

Dalam melakukan kegiatan Pemutakhiran Data dan Neraca Energi tahun 2013, tentunya diperlukan terlebih dahulu pengumpulan data yang berasal dari berbagai sumber, diantaranya:

• Laporan penyelidikan batubara, bitumen padat dan CBM yang dilakukan oleh Pusat

Sumber Daya geologi sebanyak 17 laporan.

• Laporan hasil RKAB dari perusahaan pemegang PKP2B yang didapat dari

Direktorat Jenderal Mineral dan Batubara sebanyak 75 perusahaan.

• Laporan penyelidikan panas bumi yang dilakukan oleh Pusat Sumber Daya geologi

sebanyak 17 laporan.

1.5. Evaluasi Data

Data yang telah diplot lokasinya pada peta dasar kemudian dipilah-pilah, apakah merupakan penambahan data baru atau update data yang telah ada. Untuk komoditas batubara, data tersebut dikelompokkan berdasarkan nilai kalorinya dengan mengacu pada Keppres No. 13 Tahun 2000 yang diperbaharui dengan PP No. 45 Tahun 2004 tentang: Tarif atas jenis penerimaan Negara bukan pajak yang berlaku pada Departemen Pertambangan dan Energi bidang Pertambangan Umum. Selain itu juga modifikasi dari US System (ASTM (ASA), International System (UN-ECE) dan SNI 5015-2011 turut dijadikan acuan. Berdasarkan acuan-acuan tersebut, maka batubara Indonesia dikelompokkan menjadi:

Batubara Kalori Rendah, yaitu jenis batubara yang paling rendah peringkatnya, bersifat lunak-keras, mudah diremas, mengandung kadar air tinggi (10-70%), memperlihatkan struktur kayu, nilai kalorinya kurang dari 5100 kal/gr (adb).

Batubara Kalori Sedang, yaitu jenis batubara yang peringkatnya lebih tinggi daripada batubara kalori rendah, bersifat lebih keras, mudah diremas – tidak bisa diremas, kadar air relatif lebih rendah, umumnya struktur kayu masih tampak, nilai kalori 5100 – 6100 kal/gr (adb).

Batubara Kalori Tinggi, adalah jenis batubara yang peringkatnya lebih tinggi lagi, kadar air relatif lebih rendah dibandingkan batubara kalori sedang, umumnya struktur kayu tidak tampak, nilai kalorinya 6100 - 7100 kal/gr (adb).

(4)

4 rendah, nilai kalorinya lebih dari 7100 kal/gr (adb). Kelas kalori ini dibuat untuk membatasi batubara kalori tinggi.

Untuk komoditas bitumen padat, dari seluruh data yang terkumpul kemudian dipilah lagi menjadi kelompok oil shale dan tar sand, sesuai dengan karakter geologinya yang diketahui dari data lapangan. Untuk komoditas gambut dan CBM tidak ada pengelompokkan tertentu.

Sebagaimana kita ketahui, keberadaan batubara, bitumen padat, dan CBM tidak lepas dari sejarah pembentukannya yaitu pada cekungan. Karena itu, penyelidikan dan pencarian data sekunder mengenai komoditas tersebut ditekankan pada wilayah cekungan-cekungan tersebut (Gambar 1.1).

Gambar 1.1. Cekungan Batubara di Indonesia.

1.6. Klasifikasi Sumber Daya dan Cadangan Batubara

(5)

5 Gambar 1.2. Klasifikasi Sumber daya dan Cadangan Batubara berdasarkan Amandemen

1 – SNI – 13-5014-1998.

(6)

6 Gambar 1.3. Klasifikasi sumber daya dan cadangan batubara berdasarkan

SNI 5015:2011.

(7)

7 1.7. Tabulasi Data

Data yang sudah dikelompokkan berdasarkan kelas kalorinya kemudian disusun dalam bentuk tabel (selanjutnya disebut tabel neraca) yang dipisahkan berdasarkan lokasi administratifnya misalnya, tabel neraca Provinsi Aceh, tabel neraca Provinsi Kalimantan Barat, dan seterusnya. Setelah dibuat tabel neraca dari tiap provinsi kemudian disusun risalah tabel neraca per pulau, misalnya tabel neraca Pulau Sumatera, Jawa, dan seterusnya. Setelah tabel neraca tiap pulau dibuat, maka neraca sumberdaya energi fosil Indonesia dapat diketahui dari menyimpulkan nilai neraca dari tiap pulau. Tabel neraca untuk tiap komoditas formatnya dibuat sesuai dengan keberadaan datanya. Berikut uraian tabel neraca untuk setiap komoditas:

Tabel Neraca Sumberdaya Batubara

Kolom-kolom yang dibuat dalam tabel neraca batubara adalah sebagai berikut: Lokasi, adalah tempat keterdapatan data batubara tersebut.

Sumberdaya Batubara, dipisahkan menjadi sumberdaya hipotetik, tereka, tertunjuk dan terukur. Berdasarkan SNI, definisi masing-masing istilah adalah sebagai berikut:

- Sumberdaya batubara adalah bagian dari endapan batubara dalam bentuk dan kuantitas tertentu serta mempunyai prospek beralasan yang memungkinkan untuk ditambang secara ekonomis. Lokasi, kualitas, kuantitas karakteristik geologi dan kemenerusan dari lapisan batubara yang telah diketahui, diperkirakan atau diinterpretasikan dari bukti geologi tertentu. Sumberdaya batubara dibagi sesuai dengan tingkat kepercayaan geologi ke dalam kategori tereka, tertunjuk, dan terukur.

- Sumberdaya hipotetik adalah sumberdaya yang kuantitas dan kualitasnya

diperoleh dari tahap penyelidikan Survei Tinjau.

- Sumberdaya tereka adalah bagian dari total estimasi sumberdaya batubara yang kualitas dan kuantitasnya hanya dapat diperkirakan dengan tingkat kepercayaan yang rendah. Titik informasi yang mungkin didukung oleh data pendukung tidak cukup untuk membuktikan kemenerusan lapisan batubara dan/atau kualitasnya. Estimasi dari kategori kepercayaan ini dapat berubah secara berarti dengan eksplorasi lanjut.

- Sumberdaya tertunjuk adalah bagian dari total sumberdaya batubara yang kualitas

(8)

8

- Sumberdaya terukur adalah bagian dari total sumberdaya batubara yang kualitas

dan kuantitasnya dapat diperkirakan dengan tingkat kepercayaan tinggi, didasarkan pada informasi yang didapat dari titik-titik pengamatan yang diperkuat dengan data-data pendukung. Titik-titik pengamatan jaraknya cukup berdekatan untuk membuktikan kemenerusan lapisan batubara dan/atau kualitasnya.

Cadangan Batubara, yaitu bagian dari sumberdaya batubara tertunjuk dan terukur yang dapat ditambang secara ekonomis. Estimasi cadangan batubara harus memasukkan perhitungan dilution dan losses yang muncul pada saat batubara ditambang. Penentuan cadangan secara tepat telah dilaksanakan yang mungkin termasuk studi kelayakan. Penentuan tersebut harus telah mempertimbangkan semua faktor-faktor yang berkaitan seperti metode penambangan, ekonomi, pemasaran, legal, lingkungan, sosial, dan peraturan pemerintah. Penentuan ini harus dapat memperlihatkan bahwa pada saat laporan dibuat, penambangan ekonomis dapat ditentukan secara memungkinkan. Cadangan batubara dibagi sesuai dengan tingkat kepercayaannya ke dalam cadangan “terkira” dan ‘terbukti”. Definisi masing-masing istilah sesuai dengan SNI 5015:2011, adalah sebagai berikut:

- Cadangan batubara terkira adalah bagian dari sumberdaya batubara tertunjuk yang dapat ditambang secara ekonomis setelah faktor-faktor penyesuai terkait diterapkan, dapat juga sebagai bagian dari sumberdaya batubara terukur yang dapat ditambang secara ekonomis, tetapi ada ketidakpastian pada salah satu atau semua faktor penyesuai yang terkait diterapkan.

- Cadangan batubara terbukti adalah bagian yang dapat ditambang secara

ekonomis dari sumberdaya batubara terukur setelah faktor-faktor penyesuai yang terkait diterapkan.

Tabel Neraca Sumberdaya Batubara Tambang Dalam

Untuk komoditas batubara, sumberdaya batubara pada kedalaman 100 – 500 meter dari muka air laut disajikan khusus dalam tabel sumberdaya batubara Tambang Dalam. Sumberdaya ini diperoleh dari data hasil pemodelan dengan menggunakan CRRES (Coal Resources and Reserve Evaluation System) yang merupakan kegiatan kerjasama Badan Geologi dengan NEDO-Jepang.

Tabel Neraca Sumberdaya Bitumen Padat

Kolom yang terdapat pada tabel neraca sumberdaya bitumen padat adalah: Nomor urut, adalah nomor urutan pemasukan data.

(9)

9 Kandungan minyak, memperlihatkan nilai minyak yang terkandung pada batuan bitumen padat di wilayah penyelidikan yang dihasilkan dari analisa retort dan diekspresikan dalam satuan liter/ton.

Sumberdaya hipotetik, merupakan nilai sumberdaya bitumen padat pada daerah penyelidikan, dimana tingkat penyelidikannya masih berupa survei pendahuluan atau penyelidikan awal, dengan satuan juta ton.

Sumberdaya tereka, merupakan nilai sumberdaya bitumen padat pada daerah penyelidikan, dimana tingkat penyelidikannya berupa survei semi detil dengan metode penyelidikan menggunakan pemboran, satuan dalam juta ton.

(10)

10

2. HASIL KEGIATAN

2.1. Pemutakhiran Data

Hingga tahun 2014, database batubara terdiri dari 392 lokasi yang tersebar di Pulau Sumatera, Pulau Jawa bagian barat, Pulau Kalimantan, Pulau Sulawesi bagian selatan, dan Pulau Papua. Bitumen padat sebanyak 71 lokasi yang tersebar di Pulau Sumatera, Pulau Kalimantan, Pulau Jawa, dan Pulau Sulawesi bagian selatan dan tenggara, serta di Pulau Papua. CBM sebanyak 15 lokasi hasil penyelidikan Pusat Sumber Daya Geologi, yang tersebar di Pulau Sumatera dan Pulau Kalimantan.

2.2. Neraca Sumberdaya Energi Fosil

2.2.1 Sumberdaya Batubara

Hasil perhitungan keseluruhan menunjukkan bahwa sumberdaya batubara Indonesia sampai dengan tahun 2014 ini adalah sebesar 124.796,74 juta ton batubara, sedangkan cadangan batubara sebesar 32.384,74 juta ton (Tabel 2.1).

Tabel 2.1. Kualitas, Sumberdaya dan Cadangan Batubara Indonesia, 2014.

Jumlah

Hipotetik Tereka Tertunjuk Terukur Total % Terkira Terbukti Total

Kalori Rendah 1,755.29 8,904.23 10,299.52 11,406.36 32,365.39 25.93 5,660.67 3,532.53 9,193.20 Kalori Sedang 16,808.73 23,832.02 16,507.93 24,521.63 81,670.31 65.44 16,403.63 4,289.00 20,692.63 Kalori Tinggi 874.78 2,485.34 2,082.74 3,201.87 8,644.72 6.93 505.76 1,047.97 1,553.73 Kalori Sangat Tinggi 13.61 1,289.22 421.28 392.21 2,116.32 1.70 769.85 175.33 945.18

TOTAL 19,452.40 36,510.80 29,311.47 39,522.07 124,796.74 100.00 23,339.91 9,044.83 32,384.74

Catatan :

1. Kualitas berdasarkan kelas nilai kalori 2. Kelas Sumberdaya batubara 3. Kelas Cadangan

(Keppres No. 13 Tahun 2000 diperbaharui dengan PP No. 45 Tahun 2003) a. Terukur a. Terbukti a. Kalori Rendah < 5100 kal/gr b. Tertunjuk b. Terkira b. Kalori Sedang 5100 - 6100 kal/gr c. Tereka

c. Kalori Tinggi > 6100 - 7100 kal/gr d. Hipotetik d. Kalori sangat Tinggi > 7100 kal/gr

Kualitas Sumberdaya (Juta Ton) Cadangan (Juta Ton)

(11)

Gambar 2.1. Grafi yang menghasilkan sumbe cadangan yang ditampilkan PKP2B dan IUP, seperti ter

0,00

fik perubahan nilai sumberdaya dan cadangan tahun 2010 – 2014.

cadangan batubara per provinsi di Indonesia bel 2.2.

er daya dan cadangan batubara per provinsi ta

Hipotetik Tereka Tertunjuk Terukur Total Terkira

5.47 5.75 4.86 2.72 18.80 0.00 0.00 0.82 0.00 0.00 0.82 0.00 0.00 0.08 0.00 0.00 0.08 0.00 0.00 346.35 13.89 90.40 450.64 0.00 0.25 7.00 0.00 19.97 27.22 0.00 12.79 243.12 643.82 900.34 1,800.07 54.49 20.41 294.50 231.16 249.45 795.52 0.00 530.01 1,029.66 577.57 87.62 2,224.85 17.84 0.00 2.12 118.81 71.14 192.07 0.00 12,409.88 12,442.27 14,897.18 10,476.98 50,226.31 9,944.81 0.00 106.95 0.00 0.94 107.89 0.00 2.26 477.69 6.85 4.70 491.50 0.00 222.24 1,801.49 651.91 750.98 3,426.61 234.32 0.00 8,126.46 3,484.85 4,865.70 16,477.01 1,169.93 6,088.84 10,960.69 8,167.78 21,233.52 46,450.84 11,569.74 51.21 580.09 383.57 714.51 1,729.38 348.72 0.00 48.81 129.22 53.09 231.12 0.06 0.00 1.98 0.00 0.00 1.98 0.00 8.22 0.00 0.00 0.00 8.22 0.00 93.66 32.82 0.00 0.00 126.48 0.00 7.17 2.16 0.00 0.00 9.33 0.00

19,452.40 36,510.80 29,311.47 39,522.07 124,796.73 23,339.91

Sumberdaya (Juta Ton) Cad

NI 5015 tahun 2011, sumber daya hipotetik ab pemerintah untuk melaksanakan penyelid ber daya hipotetik (Sub bab 2.3). Jadi nilai an adalah nilai yang dihasilkan oleh perusaha terlihat pada tabel berikut ini:

2011 2012 2013 2014 120.338,60 119.446,36 120.525,42 124.796,74

21.131,84 28.017,46 28.978,61 31.357,15 32.384,74

11 an batubara

ia tahun 2014 adalah

tahun 2014.

(12)

Tabel 2.3. Sumber Daya d

Secara definisi, bit material organik yang apa akan menghasilkan minya minyak) ataupun tar sand

endapan bitumen padat ter bitumen padat, data oil sha

pada akhirnya nilai total su 38,50

dan Cadangan Batubara sesuai dengan SNI Jumlah

Tertunjuk Terukur Total % Terkir

904,23 10.299,52 11.406,36 30.610,11 29,06 5.660 832,02 16.507,93 24.521,63 64.861,58 61,57 16.403 485,34 2.082,74 3.201,87 7.769,94 7,38 505 289,22 421,28 392,21 2.102,71 2,00 769

510,80 29.311,47 39.522,07 105.344,34 100,00 23.339

Sumberdaya (Juta Ton)

bara Tambang Dalam

bara untuk Tambang Dalam adalah sebesar r ton dari tahun 2013 (40,96 milyar ton). Gra

mbang dalam dapat dilihat berikut ini.

2. Grafik Sumber Daya Batubara Tambang Da

men Padat

bitumen padat merupakan batuan sedimen pabila dipanaskan sampai dengan suhu 550 yak. Endapan bitumen padat dapat berupa

nd. Kenyataan di lapangan, Indonesia me tersebut. Oleh karena itu, untuk perhitungan n

hale dan tar sand disajikan dalam tabel yang sumberdaya bitumen padat adalah penjumlah

2011 2012 2013 2014 39,76

40,32

40,96 41,12

Sumber Daya Batubara Tambang Dalam

Sumber Daya B rafik perubahan nilai

alam. han dari kedua jenis r Daya Batubara

(13)

ini. Pemisahan tabel te memanfaatkan komoditas t Sampai tahun 2014 juta ton batuan yang terd juta ton sumberdaya terek antara 1-256 liter/ton. Pena Daya Geologi di 4 lokasi, Medan (Provinsi Sumatera Sulawesi Tenggara).

Sumberdaya tar sa

sebesar 153,53 juta ton b 76,79 juta ton sumberdaya yang menarik dari endapan Pulau Buton, Sulawesi Ten

Total sumberdaya b sebesar 23,18 juta ton dari dapat dilihat pada Gambar

Gambar 2.3. G

tersebut bertujuan untuk memudahkan p s tersebut.

14, sumberdaya oil shale Indonesia adalah rdiri dari 10.189,56 juta ton sumberdaya hipo reka. Kandungan minyak pada batuan bitum nambahan sumber daya berasal dari penyelid si, yaitu daerah Banggai (Provinsi Sulawesi

ra Utara), Keerom (Provinsi Papua), dan Lan

sand Indonesia belum berubah dari tahun batuan yang terdiri dari 76,74 juta ton sumbe ya tereka dengan kisaran kandungan minyak an tar sand ini adalah lokasinya yang terpusat enggara.

bitumen padat adalah sebesar 11.629,85 jut ri tahun 2013. Grafik perubahan nilai sumberd ar 2.3.

Grafik perubahan nilai sumberdaya Bitumen

il Shale dan Tar Sand) tahun 2010 – 2013. 2010 2011 2012 2013 2014 11.427,47 11.457,84 k 5-248 liter/ton. Hal at di satu pulau yaitu

uta ton batuan. Naik rdaya bitumen padat

(14)

Tabel 2.4. Sumber

2.2.4. Sumberdaya Coalb

Coal Bed Methane

gas yang terdapat dalam l N2, dan ethane.

Sampai tahun 201 7.533.169.806 Cuft = 7,53

Muara Kilis (Jambi), Suma sumber daya sebesar 0,59

Gambar 2.4. G

erdaya Bitumen Padat per Pulau Status Desem

lbed Methane (CBM)

yang juga disebut sebagai Gas Metana Ba lapisan batubara, komposisinya terdiri dari m

14 ini, sumberdaya hipotetik CBM Indones 533 BCuft yang terdapat di 16 lokasi. Tiga lo ai (Jambi), dan Berau (Kalimantan Timur). 9 Bcuft.

Grafik perubahan nilai sumberdaya coalbed m

tahun 2012 – 2014.

Sumberdaya CBM 2012 - 2014

(15)

15 Tabel 2.5. Sumberdaya Coal Bed Methane Indonesia, 2014.

Batubara (Ton) Methane (Cuft)

1 2 3 6 7

INSTANSI PEMERINTAH

1 Loa Lepu (Kaltim) 2006 2,00 191.726.612 150.711.520 2 Buana Jaya (Kaltim) 2007 2,00 534.261.545 606.588.270 3 Tanah Bumbu (Kalteng) 2008 2,00 112.733.226 402.255.325 4 Tamiang (Sumsel) 2008 1,00 31.792.000 9.114.082 5 Tanjung Enim (Sumsel) 2009 2,00 1.181.594.858 758.792.398 6 Ombilin (Sumbar) 2009 0,40 7.987.200 1.624.346.374 7 Jangkang (Kalteng) 2010 - 16.567.200 15.724.003 8 Nibung (Sumsel) 2010 4,35 100.394.426 1.637.175.754

9 Paser 2010 2,70 1.858.168 806.663

10 Bukit Sibantar, Sawahlunto

(Sumbar) 2011 1,10 10.995.060,00 603.806.535,00 11 Balangan (Kalimantan

Selatan) 2012 0,50 32.792.500,00 417.845.314,00 12 Lahat (Sumatera Selatan) 2012 0,40 136.236.133,00 647.423.277,00 13 Bayunglencir (Sumatera

Selatan) 2012 0,50 11.992.500,00 64.439.979,00 14 Muara Kilis (Jambi) 2013 0,50 2.765.000,00 14.220.657,00 15 Sumai (Jambi) 2013 14,79 374.932.470,00 161.135.955,00 16 Berau (Kaltim) 2013 0,50 29.928.100,00 418.783.700,00

2.778.556.998,00 7.533.169.806,00

Tahun Luas (Km2) Sumberdaya Hipotetik

TOTAL

(16)
(17)

17 Gambar 2.6. Sumberdaya Bitumen Padat Indonesia Status 2014.

(18)
(19)

19 POTENSI PANAS BUMI INDONESIA

Hingga Desember 2014, terdapat penambahan jumlah daerah potensi panas bumi Indonesia sebanyak 8 lokasi dari 312 lokasi menjadi 320 lokasi yang tersebar di sepanjang jalur vulkanik yang membentang dari Pulau Sumatera, Jawa, Bali, Nusa Tenggara, Sulawesi, Maluku dan Papua. Berdasarkan hasil-hasil penyelidikan geologi, geokimia, geofisika dan pengeboran, perkiraan total potensi energi panas bumi di Indonesia sekitar 29.067 Mwe. Dengan total potensi sebesar ini menjadikan Indonesia sebagai salah satu negara terkaya akan energi panas bumi.

Tabel 2.6. Status Potensi Panas Bumi Tahun 2014 (November 2014).

Pulau Jumlah

Lokasi

Energi Potensi (Mwe)

Total Terpasang

Sumber Daya Cadangan

Spekulatif Hipotetis Terduga Mungkin Terbukti

Sumatera 93 3153 2548 6790 15 380 12886 122

Tabel 2.7. Perkembangan Status Potensi Energi Panas Bumi Tahun 2010 – 2014.

Tahun Jumlah

Lokasi Spekulatif Hipotetis Terduga Mungkin Terbukti

(20)

20 Dari keseluruhan daerah penyelidikan panas bumi tersebut, sekitar 46,86 % masih pada tahap penyelidikan pendahuluan awal, 9,75 % pada tahap penyelidikan pendahuluan, 36,68 % pada tahap penyelidikan rinci, 1,89 % pada tahap pengeboran eksplorasi atau siap dikembangkan dan 2,83 % telah dimanfaatkan sebagai PLTP. Secara umum, perkembangan potensi panas bumi di Indonesia terangkum dalam grafik dan tabel dibawah ini

Gambar

Gambar 1.1. Cekungan Batubara di Indonesia.
Gambar 1.2. Klasifikasi Sumber daya dan Cadangan Batubara berdasarkan Amandemen 1 – SNI – 13-5014-1998
Gambar 1.3. Klasifikasi sumber daya dan cadangan batubara berdasarkan  SNI 5015:2011.
Tabel 2.1. Kualitas, Sumberdaya dan Cadangan Batubara Indonesia, 2014.
+6

Referensi

Dokumen terkait

Hasil evaluasi tersebut adalah pada saat pertemuan di awal di sesi ke satu ini dosen menjelaskan tentang tujuaan pembelajaran pada bab yang akan dibahas kemudian dosen

Untuk mengurangi emisi polutan di sektor transportasi dipergunakan teknologi katalitik konverter pada kendaraan berbahan bakar bensin dan penggunaan mesin diesel yang

Rancangan penelitian: prosedur khusus yang digunakan dalam proses penelitian (pengumpulan data, analisis data, dan penulisan pelaporan). ETIKA

Bertanggung jawab dalam kegiatan transaksi energi pelanggan dan Area / Rayon / Unit terkait, pengendalian susut dan pemeliharaan meter transaksi untuk memenuhi standar

Dalam kehidupan manusia, komunikasi merupakan alat untuk berinteraksi dengan sesama, setiap kegiatan yang dilakukan manusaia tidak terlepas dari komunikasi,

Pada jenis kesalahan siswa yang pertama yaitu ketidakmampuan siswa dalam penguasaan konsep secara benar, untuk indikator kesalahan tertinggi pada materi operasi

[r]

Statuta UI yang diundangkan dalam bentuk Peraturan Pemerintah merupakan implikasi status UI yang merupakan Perguruan Tinggi Negeri Badan Hukum, berbeda dengan