• Tidak ada hasil yang ditemukan

10 104 1 PB

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "10 104 1 PB"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS PERHITUNGAN KAPASITAS DAYA TERPASANG DALAM PERENCANAAN PEMBANGUNAN PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA MIKROHIDRO (PLTM) DI DESA BURNO, KECAMATAN SENDURO –

KABUPATEN LUMAJANG

Oleh:

Achmad Syahid dan Edy Prasetyo Hidayat Dosen Politeknik Perkapalan Negeri Surabaya

Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui informasi input dan output daya pada potensi PLTM di Desa Burno, Kecamatan Senduro, Kabupaten Lumajang serta mendisain pekerjaan Sipil, Mekanik, dan Elektrik yang ideal dari suatu PLTM di titik potensi. Sedangkan manfaat dari penelitian ini adalah sebagai informasi lengkap dalam perancangan PLTM bagi Pemerintah Daerah Kabupaten Lumajang pada titik potensi di Desa Burno, Kecamatan Senduro. Tahapan dari penelitian ini adalah studi literature, survey, identifikasi pengumpulan data debit air dan tinggi jatuh (head), Analisis data debit harian selama satu tahun yang mengalir di Desa Burno, Kecamatan Senduro, Kabupaten Lumajang. Desain dan kajian instalasi sipil meliputi pintu pengambilan, saluran penghantar, bak penenang, saringan sampah, rumah pembangkit hingga saluran pembuang dan menentukan jenis Turbin dan Generator. Hasil penelitian ini adalah perancangan PLTM, dengan berawal pada suatu potensi sumber daya air yang layak secara teknis untuk PLTM. Data input adalah sebagai berikut debit design sebesar 0,383 m3/s, beda tinggi efektif dari titik potensi adalah 8,3 m, sehingga daya yang dapat dibangkitkan sebesar 19,064 kW, atau 22,428 kVA dan mampu mencukupi kurang lebih 44 Rumah (Kepala Kelurga), dengan pembagian daya 500 VA per Rumah. Untuk desain teknis civil work, mechanic work, electric work dari perencanaan PLTM masing-masing diperoleh data teknis sebagai berikut : Saluran Pembawa dengan tipe saluran terbuka, gradient 6 %, panjang 99 m, untuk rumah pembangkit dengan tipe standar (pondasi beton, pasangan batu kali), sedangkan untuk pipa pesat menggunakan tipe permukaan dari bahan baja, dengan garis tengah 18 inchi dan panjang 18 m, untuk jaringan distribusi menggunakan saluran udara pada tiang besi, tegangan kerja 220 Volt /380 Volt sepanjang 2 km. Sedangkan untuk Turbin yang digunakan adalah jenis Med Cross Flow dengan jenis Generator adalah Motor Induksi yang dioperasikan sebagai Generator. Generator yang digunakan adalah 40 kVA.

Kata Kunci: potensi PLTM, debit, head, perancangan, pekerjaan sipil

Kebutuhan listrik saat ini sudah menjadi kebutuhan utama penduduk. Di Jawa Timur dari tahun ke tahun sangat meningkat yang tidak diiringi oleh

pembangunan sub sektor

ketenagalistrikan dan ini menjadi

perhatian pemerintah (Budiono, Chayun, 2003). Secara umum listrik adalah sarana

untuk meningkatkan kesejahteraan

masyarakat dan listrik juga merupakan

salah satu utilitas utama perumahan yang harus di penuhi di dalam pembangunan

suatu perumahan baik perumahan

sederhana di pedesaan maupun di dalam

pembangunan rumah susun.

Permasalahan yang ada pada saat ini adalah terbatasnya suplai tenaga listrik

yang mengakibatkan krisis energi

ketenaga listrikan. Sebagian besar

(2)

Listrik Negara (PLN) melalui jaringan kabel (grid PLN). Jaringan utama tersebut menyediakan daya listrik yang umumnya berasal dari Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU), Pembangkit

Listrik Tenaga Diesel (PLTD),

Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi

(PLTP), dan Pembangkit Listrik

Tenaga Air (PLTA). PLTU biasanya menggunakan batubara ataupun gas sebagai bahan bakarnya. Jaringan Tenaga Listrik yang bersumber dari

Pembangkit Listrik Tenaga

Mikrohidro (PLTM) masih jarang ditemui.

Oleh karena itu Pemerintah

berupaya memberikan bantuan listrik

bagi daerah terpencil atau belum

berkembang yang belum terjangkau

jaringan listrik PLN sebagaimana

diamanatkan oleh Peraturan

Pemerintah No. 3 Tahun 2005, dan

berdasarkan ketentuan dimaksud

Pemerintah Propinsi Jawa Timur c.q. Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral melalui APBD mengupayakan bantuan Pembangkit Listrik Tenaga

Mikrohidro (PLTM) bagi penduduk desa /dusun terpencil yang belum terjangkau pelayanan listrik PLN ke depan dan tentunya melalui koordinasi dengan Pemerintah Kabupaten di Jawa Timur yang mengusulkan bantuan dimaksud.

Kabupaten Lumajang dengan

jumlah wilayah terdiri dari 21 wilayah kecamatan, 197 desa dan 7 kelurahan

dengan luas wilayah ± 1.791 Km2 atau

3,74 % dari luas Propinsi Jawa Timur sebagian besar belum teraliri listrik, sementara hanya dengan sambungan pada jarak yang begitu jauh dari sumber tenaga listrik PLN, serta mempunyai potensi dekat dengan aliran sungai, mendapat bantuan pembangunan PLTM.

Jarak Dusun dengan titik akhir jaringan listrik Nasional (PLN) 4 Km. Selama ini penduduk memperoleh aliran listrik dengan cara Oloran (Saluran listrik Lokal). Lebih jelasnya mengenai batas wilayah geografis Kabupaten Lumajang dapat dilihat pada Gambar 1 (Bapekab Lumajang, 2009).

(3)

Selanjutnya untuk mendapatkan hasil pekerjaan pengadaan bantuan yang optimal sesuai dengan harapan, terarah dan sesuai dengan kondisi lapangan

maka perlu dilakukan "Perencanaan'

terlebih dahulu sebelum pengadaan bantuan pembangunan PLTM dimaksud.

Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro (PLTM).

Penerapan pembangkit listrik

tenaga mikrohidro di jaringan irigasi adalah untuk menunjang pembangunan pedesaan melalui peningkatan taraf

sosial-ekonomi masyarakat desa.

Jaringan irigasi yang banyak dibangun di

daerah pedesaan untuk menunjang

pembangunan pertanian menyimpan

potensi tenaga air yang cukup besar untuk dimanfaatkan bagi PLTM.

Penerapan Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro di jaringan irigasi adalah untuk mengembangkan potensi tenaga air yang terdapat pada jaringan irigasi menjadi potensi tenaga listrik, dengan membuat pembangkit listrik tenaga mikrohidro pada bagian-bagian dari jaringan irigasi yang mempunyai potensi, dan menyalurkan tenaga listrik yang dihasilkan kepada masyarakat

pemakai untuk dimanfaatkan bagi

pengembangan potensi sosial-ekonomi desa (pendidikan, kesehatan, keluarga

berencana, keagamaan, pertanian,

peternakan, industri kecil/rumah,

kerajinan, ketrampilan, perdagangan dan lain-lain).

Potensi tenaga air tersebar hampir di seluruh Indonesia dan diperkirakan

mencapai 75.000 MW, sementara

pemanfaatanya baru sekitar 2,5 persen

dari potensi yang ada (Satriyo, Puguh Adi, 2004). Turbin air sebagai alat pengubah energi potensial air menjadi energi gerak dengan torsi putar yang dapat dimanfaatkan sebagai penggerak Generator, Pompa dan peralatan lain. Untuk daerah /lokasi yang mempunyai

sumber energi air sangatlah

menguntungkan apabila memanfaatkan teknologi Turbin Air.

Keunggulan.

Beberapa kelebihan dari Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro (PLTM) antara lain adalah sebagai berikut :

1. Perawatan relatif mudah dan murah. 2. Potensi energi air yang melimpah; 3. Teknologi yang handal dan kokoh

sehingga mampu beroperasi lebih dari 15 tahun;

4. Teknologi PLTM merupakan teknologi ramah lingkungan dan terbarukan; 5. Effisiensi tinggi (70-85 persen).

Persyaratan Teknis.

Untuk membangun Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro (PLTM) dalam rangka menunjang pembangunan pedesaan melalui peningkatan taraf

sosial-ekonomi masyarakat Desa,

dibutuhkan beberapa persyaratan teknis sebagai berikut (Sutisna, Nanang, 2004): 1. Sistem pengelolaan jaringan irigasi

cukup baik, sehingga pendistribusian air berlangsung secara teratur sepanjang tahun.

(4)

3. Tinggi terjun yang cukup, yang bersama-sama dengan Debit aliran menghasilkan potensi tenaga air yang

dinyatakan dengan Daya sumber : Ps

Adapun Potensi Listrik Tenaga

Mikrohidro dinyatakan dengan Daya hasil sebagai berikut :

Ph = ht . Ps

5. PLTM menggunakan teknologi tepat guna agar pembuatan, pengoperasian dan pemeliharaannya dapat dilakukan dengan menggunakan tenaga kerja setempat.

Persyaratan Sosio-Ekonomi.

Upaya membangun Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro (PLTM) dalam rangka menunjang pembangunan di Pedesaan melalui peningkatan taraf

sosial-ekonomi masyarakat Desa

dibutuhkan beberapa persyaratan

sosio-ekonomi sebagai berikut (Danar,

Donianto, 2008) :

1. Potensi listrik tenaga mikrohidro yang ada merupakan sumber daya yang dapat menunjang pembangunan pedesaan. Potensi sosial-ekonomi desa yang dapat

dikembangkan dengan adanya PLTM cukup besar.

2.Biaya pembuatan PLTM dapat

ditanggulangi oleh usaha swadaya masyarakat, koperasi atau unit usaha swasta kecil dan menengah lainnya. 3.Usaha kelistrikan dari PLTM secara

ekonomi dapat dipertanggung

jawabkan, dalam arti potensi konsumen yang ada dapat menyerap produksi listrik yang dihasilkan dengan harga

jual yang ditetapkan berdasarkan

prinsip-prinsip pengusahaan.

Potensi sumber daya manusia yang ada dapat diharapkan untuk mengelola PLTM secara baik dan handal.

Pemilihan Tipe Turbin pada Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro (PLTM).

Pembangkit Listrik Tenaga

Mikrohidro (PLTM) adalah suatu

(5)

dari air, sehingga gaya dinamiklah yang mengenai bagian yang berputar (Runner) dari turbin tersebut.

Pada dasarnya pemilihan tipe

turbin untuk PLTM sama seperti

pemilihan tipe turbin pada PLTA konvensional yang pernah ada. Dasar pemilihan tipe turbin sebagai penggerak

generator pada Pembangkit Listrik

Tenaga Mikrohidro (PLTM) terlebih dahulu harus diketahui besaran Head

(meter), debit air (m3/detik) , dan

besarannya kecepatan putar turbin (n). Kecepatan putaran turbin diperoleh dengan mengetahui kecepatan air yang akan masuk sudu-sudu turbin, dengan

merubah kecepatan linear menjadi

kecepatan keliling (sentrifugal) pada poros turbin tersebut yang disebut dengan kecepatan keliling (U1 = D x phi x n). Dengan : U1 = Kecepatan Keliling D = Diameter Roda Turbin n = Putaran Turbin.

Dalam pemilihan kecepatan

putaran sedapatnya ditentukan setinggi mungkin, karena dengan kecepatan putar yang tinggi akan didapat momen punter (kopel) yang kecil, poros yang kecil, dan diameter roda turbin yang kecil, sehingga akan membuat ukuran Generator lebih kecil. Kecepatan keliling U1 meningkat dengan membesarnya n. Selanjutnya yang sangat penting untuk diketahui

dalam merencanakan turbin adalah

menentukan kecepatan spesifik (nq ) yang akan sangat menentukan dalam perencanaan tipe turbin yang akan

digunakan dalam PLTMH. Besar

kecepatan spesifik (nq) dapat diperoleh dengan rumus:

Dengan : n = Jumlah putaran permenit V

= Kapasitas air ( m3/detik) H = Head/

tinggi air jatuh (m)

Gambar 2. Hubungan antara Net Head, Water Flow dan Daya Turbin

Gambar 3. Grafik Head = f(Nsq) pada Beberapa Jenis Turbin

Selain dengan menggunakan

(6)

diketahui besar nilai Head, Putaran Turbin, dan Kapasitas air. Setelah mengetahui Kecepatan spesifik tersebut dapat ditentukan jenis Turbin yang akan digunakan. Apakah akan digunakan

Turbin propeller, pelton, cross flow atau

yang lainnya. Penentuan jenis Turbin untuk PLTM juga dapat secara langsung melalui Gambar 3 Grafik Head = f(Nsq) pada beberapa jenis turbin berikut setelah diketahui nilai kecepatan spesifik dari cara perhitungan diatas.

Spesifikasi Teknis.

Dengan memakai rumus di bawah ini, bisa dihitung kapasitas PLTM sesuai

dengan spesifikasinya :

P = r x g x Q x H x eff (Watt) Sebagai contoh disini diberikan data spesifikasi teknis untuk tipe DASTEL 400CF.

DASTEL 400 CF.

Net Head Hnet meter 10 15 20 30 40 Debit Q m3/s 0,61 0,75 0,86 1,10 1,22 Diameter Runner Do meter 0,40 0,40 0,40 0,40 0,40

Putaran turbin N Rpm 315 386 446 546 630

Power Ps kW 42 78 119 229 338 Efisiensi h 0,71 0,71 0,71 0,71 0,71 Lebar runner Bo meter 0,60 0,61 0,60 0,63 0,60

Diameter pipa Dia in 35 38 41 47 49 Selain tipe ini, telah dikembangkan pula tipe DASTEL 100,150 dan 200CF.

Aplikasi.

Sejauh ini, PLTM in telah diaplikasikan di antara lain Kampung Cibunar, Desa Pager Ageung, Tasikmalaya.

METODE PENELITIAN

Dalam menyelesaikan permasa-lahan penelitian ini menggunakan metode sebagai berikut :

- Observasi : survei lapangan (ke lokasi)

- Analisis perhitungan matematis

Lingkup Kegiatan

Lingkup Kegiatan Perencanaan

PLTM di Desa Burno, Kec. Senduro –

Kab. Lumajang adalah sebagai berikut:

1. Pelaksanaan Pra Pembangunan / survey lapangan

Di dalam kegiatan perencanaan pembangunan berupa survei potensi PLTM terdapat beberapa hal yang

harus dipertimbangkan sebelum

pembangkit mikro hidro tersebut dibangun, yaitu :

Penentuan titik lokasi penem-patan rumah pembangkit.

Penentuan titik lokasi untuk penempatan rumah pembangkit suatu PLTM merupakan langkah awal yang sangat menentukan

rencana pembangunan, dan

pemanfaatan hasilnya.

Titik lokasi penempatan rumah pembangkit haruslah ditentukan secara cermat dan tepat karena hal ini akan berpengaruh terhadap : a.Bangunan (struktur geologi,

pondasi, bahan, pemeliharaan

bangunan dan keberadaan

bangunan dari kemungkinan bencana banjir, longsor dll) b.Besaran potensi listrik

c.Jaringan listrik ke rumah warga d.Biaya pembangunan,

(7)

Komunitas yang akan langsung terlibat.

Hal-hal penting berupa keter-libatan penduduk sekitar proyek,

pembangunan. Transportasi

yang akan digunakan, kebising-an dkebising-an polusi udara ykebising-ang akkebising-an diterima masyarakat, pemasang-an tipemasang-ang dpemasang-an distribusi serta

permasalahan tanah sehingga

perlu disosialisasikan kepada

masyarakat

Area tangkapan air (biasanya hutan);

Ini merupakan faktor yang perlu

dipertimbangkan, mengingat

lahan yang tersedia terbatas. Jika populasi di daerah tempat akan dibangunnya PLTM pada

daerah yang tinggi, maka

kemungkinan besar akan terjadi penebangan hutan yang tidak dapat terkontrol, hal ini dapat mengakibatkan daerah tangkapan air dapat terganggu. Sehingga

quantitas dari air yang

merupakan sumber utama dari

pembangkit PLTM dapat

berkurang sehingga dapat

mengakibatkan terganggunya

oprasional dari pembangkit

tersebut.

2. Perencanaan pengadaan PLTM, pembangunan fasilitas Sipil

 Perencanaan pembangunan

saluran, pembanguan bak

penampung dan pemisah air,

pembangunan penstock,

pembangunan rumah Generator

dan pembangunan struktur

pembuangan air,

 Perencanaan pembangunan

mekanik meliputi: Perencanaan

pembangunan turbin dan

pembangunan generator.

 Perencanaan pembangunan

Elec-trical: Perencanaan pembangunan transmisi mekanik, pembangunan kompensator beban, pembangun-an salurpembangun-an distribusi.

Langkah Pelaksanaan Pekerjaan.

Pekerjaan dilaksanakan dalam beberapa tahap, yaitu :

1. Tahap I :

 Pengumpulan data sekunder

/kajian pustaka.

 Survey Lokasi / Penelitian

lapangan, meliputi :

- Informasi Potensi PLTMH

(data awal).

- Peninjauan lokasi.

- Pengukuran topografi, debit air,

head dll.

- Tata guna lahan.

- Kondisi elektrifikasi.

- Pemakaian beban (KK).

2. Tahap II.

 Studi kelayakan (Potensi SDA,

Kondisi Alam, Kondisi desa dan Kondisi Lingkungan.

 Perencanaan Teknis (Design

Engineering), diantaranya :

- Perencanaan Sipil.

- Perencanaan Mekanikal.

- Perencanaan Elektrikal.

3. Tahap III.

Penyusunan laporan akhir

(8)

KETERANGAN

: Batas Wilayah : Irigasi : Jalan Aspal : Jalan Setapak

: Sekolah Dasar (SD)

SALURAN PEMBAWA

HASIL DAN PEMBAHASAN 1. Data Wilayah.

Wilayah Kabupaten Lumajang

terletak pada ketinggian antara 0 – 3.676

m dari permukaan laut yang dibedakan atas : Bagian Tengah berupa dataran rendah sampai tinggi yang merupakan daerah subur; Bagian Utara berupa daerah perbukitan dan pegunungan yang kering dan tandus; Bagian Selatan berupa daerah rendah sampai tinggi yang kurang subur.

Jarak lokasi rencana PLTM

dengan ibu kota Kabupaten 18 Km, jarak dengan ibu kota kecamatan 21 Km, jarak menuju PLTM 4 Km dengan kondisi jalan belum beraspal. Jarak Dusun

dengan titik akhir jaringan listrik

Nasional (PLN) 4 Km. Selama ini penduduk memperoleh aliran listrik

dengan cara Oloran (Saluran listrik Lokal).

Berdasarkan sensus penduduk pada akhir tahun 2007, jumlah penduduk Kecamatan Senduro tahun 2007 sebanyak 48.561 jiwa, dimana tingkat pertumbuhan penduduk rata-rata selama 5 (lima) tahun

terakhir adalah sebesar 2,38 %.

Sedangkan penduduk desa Burno 5078 jiwa atau 1246 KK. Penduduk Dusun Mlambing yang rencana mendapat aliran listrik PLTM adalah 158 Rumah, terdiri dari :

RT.02 = 50 Rumah, RT.03 = 48 Rumah, RT.04 = 27 Rumah, RT.05 = 33 Rumah. Lebih jelasnya mengenai Peta Rumah penduduk Dusun di sekitar Pembangunan PLTM Dusun Mlambing, Kec. Senduro - Kabupaten Lumajang dapat dilihat pada Gambar 4.

SUNGAI IRENG - IRENG

KETERANGAN

: Batas Wilayah

: Irigasi

: Jalan Setapak

: Jalur Listrik

(9)

Gambar 4. Peta Rumah penduduk Dusun di sekitar Pembangunan PLTM Dusun Mlambing, Kec. Senduro - Kabupaten Lumajang

2. Data Pengukuran.

A. Pengukuran Debit Aliran Sungai

> Penampang aliran Kali = Ireng-irang

Sumber: Hasil Survey Tim.

Dari Tabel 1. Detail hasil Pengukuran Debit Air aliran Sungai tersebut diatas, maka diperoleh :

Jumlah Q 100 = 0.666 m3/dt.

Konsep Perencanaan Teknis PLTM

Hasil pengukuran lapangan

diperoleh data sebagai berikut :

- Tinggi Terjunan (H) = 8.3 m

- Debit Pembangkitan (Q) = 0.383 m3/dt

- Panjang pipa (L) = 18 m

- Diameter Pipa (D)=18 inc ( 0.4572 m)

- Pipa (baja Cor) = 0.050 m

Sebelum suatu PLTM

dipertimbangkan untuk dibangun, sangat

KETERANGAN

: Irigasi : Jalan Aspal

: Jalan Setapak

: Rencana Tiang Listrik

: Masjid

: Rencana Jalur Listrik

: Sekolah Dasar (SD)

: Rumah Penduduk

: Kwh Meter k.1 CATATAN :

(10)

tenaga dari debit sungai dan tinggi energi yang tersedia di lokasi. Besarnya potensi tenaga air teoritis dapat dihitung dengan rumus :

Dengan :

= tenaga air (watt)

= massa jenis air (Kg/m3)

= Debit Air (m3 /det).

g = gravitasi bumi (9.8 m/det2).

H = Tinggi air (m).

= 1 Kg/m3x 9.8 x0.383 m3/det = 31.153 watt

= 31.153 KW

Maka hasil perhitungan diperoleh : = 31.153 KW

Adapun Daya Turbin dapat dihitung dengan rumus :

= Tenaga turbin air (Hp). = Tenaga air (watt). = Efisiensi turbin. = 0.9 x 31.153 KW = 28.037 KW

Dengan nilai (Efisiensi Turbin)

diambil asumsi = 0.90, hasil perhitungan diperoleh Daya Turbin Air :

= 28.037 KW.

Adapun Daya Genset dapat dihitung dengan rumus :

= 0.85 x 28,037 kW = 23,83 kW

= 28,035 kVA

Genset yang digunakan yaitu = 40 kVA. Beban maksimum Genset bisa dihitung :

= 0.8 x 23,83 kW = 19.064 watt

Bila direncanakan per rumah /KK

mendapat Suplai Daya Listrik masing-masing sebesar 500 VA, maka jumlah rumah (maksimum) yang mendapat Suplai Daya Listrik dapat dihitung sebagai berikut :

= 44,856 Rumah = 44 Rumah

Berdasarkan klasifikasi yang dibuat oleh Mosonyi, seperti dibawah ini :

 Tinggi tekan rendah 2 – 15 m.

 Tinggi tekan sedang 15 – 35 m.

 Tinggi tekan tinggi > 50 m.

Maka termasuk tinggi tekan rendah (2-15 m).

Sedangkan berdasarkan KAK PLTM Desa

Burno, Kec. Senduro – Kabupaten

Lumajang diberikan hubungan Daya, Head, Tipe Turbin pada Tabel 2.

Tabel 2. Hubungan Daya, Head, Turbin

Maka jenis turbin yang direkomendasikan adalah jenis turbin Med Cross Flow (Turbin Aliran Silang).

Parameter kecepatan spesifik, yaitu

kecepatan turbin dimana dapat dihasilkan 1 KW untuk setiap tinggi air jatuh H = 1 m,

kecepatan ini ( )

(11)

dengan :

= Kecepatan turbin pada efisiensi maksimum (rpm).

= daya turbin ( KW)

= Tinggi air jatuh (m)

Untuk kecepatan spesifik turbin pada efisiensi maksimum disarankan = 1200 rpm, maka kecepatan spesifiknya :

= 450.6 rpm

Maka untuk suatu kondisi air tertentu (Q dan H) berdasarkan kecepatan spesifiknya dapatlah dipilih/ditentukan jenis turbin

yang sebaiknya dipergunakan agar

diperoleh efisiensi maksimum.

Acuan pemilihan Jenis Turbin berdasarkan kecepatan spesifiknya adalah pada Tabel 3. Hubungan antara jenis Turbin, Kecepatan Spesifik, Efisiensi dan Tinggi Air Jatuh sebagai berikut :

Tabel 3. Hubungan antara jenis Turbin, Kecepatan Spesifik, Efisiensi dan Tinggi Air Jatuh.

Jenis Turbin

Kecepata n spesifik

Efesiensi Tinggi Air

Jatuh

Sumber : Arismunandar (1997)

tinggi akan lebih ekonomis, karena yang tinggi berarti unit Turbinnya lebih kompak. Tetapi, kecepatan roda Turbin sangat tergantung pada konstruksi dan kekuatan material Turbin dan Generator atau bebanya. Oleh karena itu kecepatan poros Turbin air biasanya berkisar antara 125 dan 750 rpm. Sedangkan kecepatan sinkron dari Generator tergantung dari frekuensi dan jumlah pasang kutubnya.

Kecepatan sinkron generator

dihitung dengan :

dengan :

f = frekuensi = 50 Hertz.

P = jumlah pasang kutub generator = 4

Jadi kecepatan Generator diambil sama dengan kecepatan poros Turbin Air.

Rekomendasi Pemilihan Turbin

 Tipe/macam turbin : Turbin Med Cros

Flow.

 Arah aliran turbin : Aliran Silang.

 Katagori : Turbin dengan tinggi tekan

10 s/d 60 m.

 Kecepatan spesifik : 450.1 rpm.

 Tinggi tekan (H) : 8.3 m

 Debit pengambilan : 0.383 m3/dt.

 Kecepatan Generator sama dengan

kecepatan poros Turbin Air.

(12)

PENUTUP

Dari hasil Analisis perhitungan

Kapasitas Daya terpasang dalam

perencanaan pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro (PLTM) di

Desa Burno, Kecamatan Senduro,

Kabupaten Lumajang dapat diambil

beberapa kesimpulan sebagai berikut:

1. Kapasitas Daya terpasang PLTM yang

dapat dibangkitkan sebesar 19,064 kW

(rata-rata) = 0,383 m/dt dan Tinggi terjun = 8,3 m.

2. Tipe Turbin yang sesusai dengan Daya

dan Ketinggian (Head) adalah tipe Med Cross Flow (Turbin Aliran Silang).

3. Dengan Kapasitas Daya terpasang yang

dibangkitkan sebesar 19,064 kW atau 22,428 kVA mampu mencukupi kurang lebih 44 Rumah atau 44 KK (Kepala Keluarga) dengan pembagian Daya sebesar 500 VA per Rumah (KK). Genset yang digunakan 40 kVA

4. 4.Saluran pembawa dengan tipe saluran

terbuka, Gradien 66 %, panjang 99 m.

5. 5.Pipa pesat dengan tipe permukaan,

dari bahan Baja, dengan Garis tengah 18 inchi dan panjang 18 m.

6. 6.Rumah Pembangkit dengan tipe

Standar (Pondasi beton, pasangan batu kali).

7. 7.Jaringan Distribusi dengan tipe

Saluran Udara pada Tiang Besi dengan tegangan 220 /380Volt dan sepanjang 2 km

DAFTAR RUJUKAN

Budiono, Chayun, 2003, Handbook dari Tantangan dan Peluang Usaha

Pengembangan Sistem Energi

Terbarukan di Indonesia Hal 5-6.

Jakarta.

Peraturan Pemerintah No. 3, Dinas

ESDM Jatim, 2005, Bantuan PLTM

bagi penduduk Desa /Dusun

terpencil yang belum terjangkau

pelayanan listrik PLN, Jakarta.

Bapekab. Lumajang, 2009, Digitisasi

Peta Administrasi Kecamatan dan

Wilayah Laut Kabupaten

Lumajang, Lumajang.

Satriyo, Puguh Adi, 2004, Pemanfaatan

Pembangkit Tenaga Listrik

(13)

Dephan., Jakarta.

Sutisno, Nanang, 2004, Departemen

Energi kembangkan sistem

Mikrohidro, Dept. ESDM, Jakarta.

www.lin.go.id/

Danar Donianto, 2008, Pembangkit

Listrik Tenaga Mikrohidro,

danardonianto.multiply.com/

Potensi Pembangkit Listrik Tenaga

Mikrohidro di Desa Burno,

Kecamatan Senduro, Kabupaten

Lumajang, Tahun 21, No. 1, Jurnal

Teknik Mesin UNM, Malang.

Arismunandar W., 1997, Penggerak

Mula Turbin, edisi 5, ITB,

Gambar

Gambar 1. Batas Wilayah Geografis Kabupaten Lumajang
Gambar 2. Hubungan antara Net Head, Water Flow dan Daya Turbin
Tabel 2. Hubungan Daya, Head, Turbin
Tabel 3. Hubungan antara jenis Turbin,
+2

Referensi

Garis besar

Dokumen terkait

Kondisi kesehatan LAPAN-TUBSAT dapat diketahui dengan pembacaan data real time telemetry yang dapat dilihat pada Gambar 4-1. Saat LAPAN-TUBSAT berada dalam kondisi stand-by,

Bahan baku yang digunakan dalam pembuatan permen jelly antara lain: gula, gelatin, pewarna alami, asam sitrat, sirup glukosa, dan castor (Hidayat dan Ikarisztiana, 2004)..

Kenaikan susut berat terjadi karena tomat merupakan buah klimaterik yang mengalami peningkatan respirasi seiring pematangan buah (Kismaryanti, 2007dalam Lathifa, 2013).Hasil

Berikut ini adalah Sequence Diagram untuk Sistem Informasi Geografis Lokasi Pengambilan Sampel Darah Pada Laboratorium Ella pada Form Analis dapat dilihat pada

Dengan demikian, diperlukan adanya kerjasama yang baik antara pihak sekolah (guru dan kepala sekolah) dengan orang tua anak. Di TK Pertiwi 1, kerjasama antara guru

Penelitian dilakukan untuk mengamati jumlah pemberian kadar air yang sesuai untuk pertumbuhan dan produksi hijauan tanaman Indigofera zollingeriana namun informasi tentang

Pada Model 1 mekanisme corporate governance yang terdiri dari proporsi komisaris independen, jumlah anggota dewan direksi, persentase kepemilikan institusional, kepemilikan

Dalammelakukan penelusuran informasi melalui internet, dosen IAIN sultan Maulana Hasanuddin Banten lebih sering menggunakan mesin pencari google karena sudah