ANALISIS PERHITUNGAN KAPASITAS DAYA TERPASANG DALAM PERENCANAAN PEMBANGUNAN PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA MIKROHIDRO (PLTM) DI DESA BURNO, KECAMATAN SENDURO –
KABUPATEN LUMAJANG
Oleh:
Achmad Syahid dan Edy Prasetyo Hidayat Dosen Politeknik Perkapalan Negeri Surabaya
Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui informasi input dan output daya pada potensi PLTM di Desa Burno, Kecamatan Senduro, Kabupaten Lumajang serta mendisain pekerjaan Sipil, Mekanik, dan Elektrik yang ideal dari suatu PLTM di titik potensi. Sedangkan manfaat dari penelitian ini adalah sebagai informasi lengkap dalam perancangan PLTM bagi Pemerintah Daerah Kabupaten Lumajang pada titik potensi di Desa Burno, Kecamatan Senduro. Tahapan dari penelitian ini adalah studi literature, survey, identifikasi pengumpulan data debit air dan tinggi jatuh (head), Analisis data debit harian selama satu tahun yang mengalir di Desa Burno, Kecamatan Senduro, Kabupaten Lumajang. Desain dan kajian instalasi sipil meliputi pintu pengambilan, saluran penghantar, bak penenang, saringan sampah, rumah pembangkit hingga saluran pembuang dan menentukan jenis Turbin dan Generator. Hasil penelitian ini adalah perancangan PLTM, dengan berawal pada suatu potensi sumber daya air yang layak secara teknis untuk PLTM. Data input adalah sebagai berikut debit design sebesar 0,383 m3/s, beda tinggi efektif dari titik potensi adalah 8,3 m, sehingga daya yang dapat dibangkitkan sebesar 19,064 kW, atau 22,428 kVA dan mampu mencukupi kurang lebih 44 Rumah (Kepala Kelurga), dengan pembagian daya 500 VA per Rumah. Untuk desain teknis civil work, mechanic work, electric work dari perencanaan PLTM masing-masing diperoleh data teknis sebagai berikut : Saluran Pembawa dengan tipe saluran terbuka, gradient 6 %, panjang 99 m, untuk rumah pembangkit dengan tipe standar (pondasi beton, pasangan batu kali), sedangkan untuk pipa pesat menggunakan tipe permukaan dari bahan baja, dengan garis tengah 18 inchi dan panjang 18 m, untuk jaringan distribusi menggunakan saluran udara pada tiang besi, tegangan kerja 220 Volt /380 Volt sepanjang 2 km. Sedangkan untuk Turbin yang digunakan adalah jenis Med Cross Flow dengan jenis Generator adalah Motor Induksi yang dioperasikan sebagai Generator. Generator yang digunakan adalah 40 kVA.
Kata Kunci: potensi PLTM, debit, head, perancangan, pekerjaan sipil
Kebutuhan listrik saat ini sudah menjadi kebutuhan utama penduduk. Di Jawa Timur dari tahun ke tahun sangat meningkat yang tidak diiringi oleh
pembangunan sub sektor
ketenagalistrikan dan ini menjadi
perhatian pemerintah (Budiono, Chayun, 2003). Secara umum listrik adalah sarana
untuk meningkatkan kesejahteraan
masyarakat dan listrik juga merupakan
salah satu utilitas utama perumahan yang harus di penuhi di dalam pembangunan
suatu perumahan baik perumahan
sederhana di pedesaan maupun di dalam
pembangunan rumah susun.
Permasalahan yang ada pada saat ini adalah terbatasnya suplai tenaga listrik
yang mengakibatkan krisis energi
ketenaga listrikan. Sebagian besar
Listrik Negara (PLN) melalui jaringan kabel (grid PLN). Jaringan utama tersebut menyediakan daya listrik yang umumnya berasal dari Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU), Pembangkit
Listrik Tenaga Diesel (PLTD),
Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi
(PLTP), dan Pembangkit Listrik
Tenaga Air (PLTA). PLTU biasanya menggunakan batubara ataupun gas sebagai bahan bakarnya. Jaringan Tenaga Listrik yang bersumber dari
Pembangkit Listrik Tenaga
Mikrohidro (PLTM) masih jarang ditemui.
Oleh karena itu Pemerintah
berupaya memberikan bantuan listrik
bagi daerah terpencil atau belum
berkembang yang belum terjangkau
jaringan listrik PLN sebagaimana
diamanatkan oleh Peraturan
Pemerintah No. 3 Tahun 2005, dan
berdasarkan ketentuan dimaksud
Pemerintah Propinsi Jawa Timur c.q. Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral melalui APBD mengupayakan bantuan Pembangkit Listrik Tenaga
Mikrohidro (PLTM) bagi penduduk desa /dusun terpencil yang belum terjangkau pelayanan listrik PLN ke depan dan tentunya melalui koordinasi dengan Pemerintah Kabupaten di Jawa Timur yang mengusulkan bantuan dimaksud.
Kabupaten Lumajang dengan
jumlah wilayah terdiri dari 21 wilayah kecamatan, 197 desa dan 7 kelurahan
dengan luas wilayah ± 1.791 Km2 atau
3,74 % dari luas Propinsi Jawa Timur sebagian besar belum teraliri listrik, sementara hanya dengan sambungan pada jarak yang begitu jauh dari sumber tenaga listrik PLN, serta mempunyai potensi dekat dengan aliran sungai, mendapat bantuan pembangunan PLTM.
Jarak Dusun dengan titik akhir jaringan listrik Nasional (PLN) 4 Km. Selama ini penduduk memperoleh aliran listrik dengan cara Oloran (Saluran listrik Lokal). Lebih jelasnya mengenai batas wilayah geografis Kabupaten Lumajang dapat dilihat pada Gambar 1 (Bapekab Lumajang, 2009).
Selanjutnya untuk mendapatkan hasil pekerjaan pengadaan bantuan yang optimal sesuai dengan harapan, terarah dan sesuai dengan kondisi lapangan
maka perlu dilakukan "Perencanaan'
terlebih dahulu sebelum pengadaan bantuan pembangunan PLTM dimaksud.
Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro (PLTM).
Penerapan pembangkit listrik
tenaga mikrohidro di jaringan irigasi adalah untuk menunjang pembangunan pedesaan melalui peningkatan taraf
sosial-ekonomi masyarakat desa.
Jaringan irigasi yang banyak dibangun di
daerah pedesaan untuk menunjang
pembangunan pertanian menyimpan
potensi tenaga air yang cukup besar untuk dimanfaatkan bagi PLTM.
Penerapan Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro di jaringan irigasi adalah untuk mengembangkan potensi tenaga air yang terdapat pada jaringan irigasi menjadi potensi tenaga listrik, dengan membuat pembangkit listrik tenaga mikrohidro pada bagian-bagian dari jaringan irigasi yang mempunyai potensi, dan menyalurkan tenaga listrik yang dihasilkan kepada masyarakat
pemakai untuk dimanfaatkan bagi
pengembangan potensi sosial-ekonomi desa (pendidikan, kesehatan, keluarga
berencana, keagamaan, pertanian,
peternakan, industri kecil/rumah,
kerajinan, ketrampilan, perdagangan dan lain-lain).
Potensi tenaga air tersebar hampir di seluruh Indonesia dan diperkirakan
mencapai 75.000 MW, sementara
pemanfaatanya baru sekitar 2,5 persen
dari potensi yang ada (Satriyo, Puguh Adi, 2004). Turbin air sebagai alat pengubah energi potensial air menjadi energi gerak dengan torsi putar yang dapat dimanfaatkan sebagai penggerak Generator, Pompa dan peralatan lain. Untuk daerah /lokasi yang mempunyai
sumber energi air sangatlah
menguntungkan apabila memanfaatkan teknologi Turbin Air.
Keunggulan.
Beberapa kelebihan dari Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro (PLTM) antara lain adalah sebagai berikut :
1. Perawatan relatif mudah dan murah. 2. Potensi energi air yang melimpah; 3. Teknologi yang handal dan kokoh
sehingga mampu beroperasi lebih dari 15 tahun;
4. Teknologi PLTM merupakan teknologi ramah lingkungan dan terbarukan; 5. Effisiensi tinggi (70-85 persen).
Persyaratan Teknis.
Untuk membangun Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro (PLTM) dalam rangka menunjang pembangunan pedesaan melalui peningkatan taraf
sosial-ekonomi masyarakat Desa,
dibutuhkan beberapa persyaratan teknis sebagai berikut (Sutisna, Nanang, 2004): 1. Sistem pengelolaan jaringan irigasi
cukup baik, sehingga pendistribusian air berlangsung secara teratur sepanjang tahun.
3. Tinggi terjun yang cukup, yang bersama-sama dengan Debit aliran menghasilkan potensi tenaga air yang
dinyatakan dengan Daya sumber : Ps
Adapun Potensi Listrik Tenaga
Mikrohidro dinyatakan dengan Daya hasil sebagai berikut :
Ph = ht . Ps
5. PLTM menggunakan teknologi tepat guna agar pembuatan, pengoperasian dan pemeliharaannya dapat dilakukan dengan menggunakan tenaga kerja setempat.
Persyaratan Sosio-Ekonomi.
Upaya membangun Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro (PLTM) dalam rangka menunjang pembangunan di Pedesaan melalui peningkatan taraf
sosial-ekonomi masyarakat Desa
dibutuhkan beberapa persyaratan
sosio-ekonomi sebagai berikut (Danar,
Donianto, 2008) :
1. Potensi listrik tenaga mikrohidro yang ada merupakan sumber daya yang dapat menunjang pembangunan pedesaan. Potensi sosial-ekonomi desa yang dapat
dikembangkan dengan adanya PLTM cukup besar.
2.Biaya pembuatan PLTM dapat
ditanggulangi oleh usaha swadaya masyarakat, koperasi atau unit usaha swasta kecil dan menengah lainnya. 3.Usaha kelistrikan dari PLTM secara
ekonomi dapat dipertanggung
jawabkan, dalam arti potensi konsumen yang ada dapat menyerap produksi listrik yang dihasilkan dengan harga
jual yang ditetapkan berdasarkan
prinsip-prinsip pengusahaan.
Potensi sumber daya manusia yang ada dapat diharapkan untuk mengelola PLTM secara baik dan handal.
Pemilihan Tipe Turbin pada Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro (PLTM).
Pembangkit Listrik Tenaga
Mikrohidro (PLTM) adalah suatu
dari air, sehingga gaya dinamiklah yang mengenai bagian yang berputar (Runner) dari turbin tersebut.
Pada dasarnya pemilihan tipe
turbin untuk PLTM sama seperti
pemilihan tipe turbin pada PLTA konvensional yang pernah ada. Dasar pemilihan tipe turbin sebagai penggerak
generator pada Pembangkit Listrik
Tenaga Mikrohidro (PLTM) terlebih dahulu harus diketahui besaran Head
(meter), debit air (m3/detik) , dan
besarannya kecepatan putar turbin (n). Kecepatan putaran turbin diperoleh dengan mengetahui kecepatan air yang akan masuk sudu-sudu turbin, dengan
merubah kecepatan linear menjadi
kecepatan keliling (sentrifugal) pada poros turbin tersebut yang disebut dengan kecepatan keliling (U1 = D x phi x n). Dengan : U1 = Kecepatan Keliling D = Diameter Roda Turbin n = Putaran Turbin.
Dalam pemilihan kecepatan
putaran sedapatnya ditentukan setinggi mungkin, karena dengan kecepatan putar yang tinggi akan didapat momen punter (kopel) yang kecil, poros yang kecil, dan diameter roda turbin yang kecil, sehingga akan membuat ukuran Generator lebih kecil. Kecepatan keliling U1 meningkat dengan membesarnya n. Selanjutnya yang sangat penting untuk diketahui
dalam merencanakan turbin adalah
menentukan kecepatan spesifik (nq ) yang akan sangat menentukan dalam perencanaan tipe turbin yang akan
digunakan dalam PLTMH. Besar
kecepatan spesifik (nq) dapat diperoleh dengan rumus:
Dengan : n = Jumlah putaran permenit V
= Kapasitas air ( m3/detik) H = Head/
tinggi air jatuh (m)
Gambar 2. Hubungan antara Net Head, Water Flow dan Daya Turbin
Gambar 3. Grafik Head = f(Nsq) pada Beberapa Jenis Turbin
Selain dengan menggunakan
diketahui besar nilai Head, Putaran Turbin, dan Kapasitas air. Setelah mengetahui Kecepatan spesifik tersebut dapat ditentukan jenis Turbin yang akan digunakan. Apakah akan digunakan
Turbin propeller, pelton, cross flow atau
yang lainnya. Penentuan jenis Turbin untuk PLTM juga dapat secara langsung melalui Gambar 3 Grafik Head = f(Nsq) pada beberapa jenis turbin berikut setelah diketahui nilai kecepatan spesifik dari cara perhitungan diatas.
Spesifikasi Teknis.
Dengan memakai rumus di bawah ini, bisa dihitung kapasitas PLTM sesuai
dengan spesifikasinya :
P = r x g x Q x H x eff (Watt) Sebagai contoh disini diberikan data spesifikasi teknis untuk tipe DASTEL 400CF.
DASTEL 400 CF.
Net Head Hnet meter 10 15 20 30 40 Debit Q m3/s 0,61 0,75 0,86 1,10 1,22 Diameter Runner Do meter 0,40 0,40 0,40 0,40 0,40
Putaran turbin N Rpm 315 386 446 546 630
Power Ps kW 42 78 119 229 338 Efisiensi h 0,71 0,71 0,71 0,71 0,71 Lebar runner Bo meter 0,60 0,61 0,60 0,63 0,60
Diameter pipa Dia in 35 38 41 47 49 Selain tipe ini, telah dikembangkan pula tipe DASTEL 100,150 dan 200CF.
Aplikasi.
Sejauh ini, PLTM in telah diaplikasikan di antara lain Kampung Cibunar, Desa Pager Ageung, Tasikmalaya.
METODE PENELITIAN
Dalam menyelesaikan permasa-lahan penelitian ini menggunakan metode sebagai berikut :
- Observasi : survei lapangan (ke lokasi)
- Analisis perhitungan matematis
Lingkup Kegiatan
Lingkup Kegiatan Perencanaan
PLTM di Desa Burno, Kec. Senduro –
Kab. Lumajang adalah sebagai berikut:
1. Pelaksanaan Pra Pembangunan / survey lapangan
Di dalam kegiatan perencanaan pembangunan berupa survei potensi PLTM terdapat beberapa hal yang
harus dipertimbangkan sebelum
pembangkit mikro hidro tersebut dibangun, yaitu :
Penentuan titik lokasi penem-patan rumah pembangkit.
Penentuan titik lokasi untuk penempatan rumah pembangkit suatu PLTM merupakan langkah awal yang sangat menentukan
rencana pembangunan, dan
pemanfaatan hasilnya.
Titik lokasi penempatan rumah pembangkit haruslah ditentukan secara cermat dan tepat karena hal ini akan berpengaruh terhadap : a.Bangunan (struktur geologi,
pondasi, bahan, pemeliharaan
bangunan dan keberadaan
bangunan dari kemungkinan bencana banjir, longsor dll) b.Besaran potensi listrik
c.Jaringan listrik ke rumah warga d.Biaya pembangunan,
Komunitas yang akan langsung terlibat.
Hal-hal penting berupa keter-libatan penduduk sekitar proyek,
pembangunan. Transportasi
yang akan digunakan, kebising-an dkebising-an polusi udara ykebising-ang akkebising-an diterima masyarakat, pemasang-an tipemasang-ang dpemasang-an distribusi serta
permasalahan tanah sehingga
perlu disosialisasikan kepada
masyarakat
Area tangkapan air (biasanya hutan);
Ini merupakan faktor yang perlu
dipertimbangkan, mengingat
lahan yang tersedia terbatas. Jika populasi di daerah tempat akan dibangunnya PLTM pada
daerah yang tinggi, maka
kemungkinan besar akan terjadi penebangan hutan yang tidak dapat terkontrol, hal ini dapat mengakibatkan daerah tangkapan air dapat terganggu. Sehingga
quantitas dari air yang
merupakan sumber utama dari
pembangkit PLTM dapat
berkurang sehingga dapat
mengakibatkan terganggunya
oprasional dari pembangkit
tersebut.
2. Perencanaan pengadaan PLTM, pembangunan fasilitas Sipil
Perencanaan pembangunan
saluran, pembanguan bak
penampung dan pemisah air,
pembangunan penstock,
pembangunan rumah Generator
dan pembangunan struktur
pembuangan air,
Perencanaan pembangunan
mekanik meliputi: Perencanaan
pembangunan turbin dan
pembangunan generator.
Perencanaan pembangunan
Elec-trical: Perencanaan pembangunan transmisi mekanik, pembangunan kompensator beban, pembangun-an salurpembangun-an distribusi.
Langkah Pelaksanaan Pekerjaan.
Pekerjaan dilaksanakan dalam beberapa tahap, yaitu :
1. Tahap I :
Pengumpulan data sekunder
/kajian pustaka.
Survey Lokasi / Penelitian
lapangan, meliputi :
- Informasi Potensi PLTMH
(data awal).
- Peninjauan lokasi.
- Pengukuran topografi, debit air,
head dll.
- Tata guna lahan.
- Kondisi elektrifikasi.
- Pemakaian beban (KK).
2. Tahap II.
Studi kelayakan (Potensi SDA,
Kondisi Alam, Kondisi desa dan Kondisi Lingkungan.
Perencanaan Teknis (Design
Engineering), diantaranya :
- Perencanaan Sipil.
- Perencanaan Mekanikal.
- Perencanaan Elektrikal.
3. Tahap III.
Penyusunan laporan akhir
KETERANGAN
: Batas Wilayah : Irigasi : Jalan Aspal : Jalan Setapak
: Sekolah Dasar (SD)
SALURAN PEMBAWA
HASIL DAN PEMBAHASAN 1. Data Wilayah.
Wilayah Kabupaten Lumajang
terletak pada ketinggian antara 0 – 3.676
m dari permukaan laut yang dibedakan atas : Bagian Tengah berupa dataran rendah sampai tinggi yang merupakan daerah subur; Bagian Utara berupa daerah perbukitan dan pegunungan yang kering dan tandus; Bagian Selatan berupa daerah rendah sampai tinggi yang kurang subur.
Jarak lokasi rencana PLTM
dengan ibu kota Kabupaten 18 Km, jarak dengan ibu kota kecamatan 21 Km, jarak menuju PLTM 4 Km dengan kondisi jalan belum beraspal. Jarak Dusun
dengan titik akhir jaringan listrik
Nasional (PLN) 4 Km. Selama ini penduduk memperoleh aliran listrik
dengan cara Oloran (Saluran listrik Lokal).
Berdasarkan sensus penduduk pada akhir tahun 2007, jumlah penduduk Kecamatan Senduro tahun 2007 sebanyak 48.561 jiwa, dimana tingkat pertumbuhan penduduk rata-rata selama 5 (lima) tahun
terakhir adalah sebesar 2,38 %.
Sedangkan penduduk desa Burno 5078 jiwa atau 1246 KK. Penduduk Dusun Mlambing yang rencana mendapat aliran listrik PLTM adalah 158 Rumah, terdiri dari :
RT.02 = 50 Rumah, RT.03 = 48 Rumah, RT.04 = 27 Rumah, RT.05 = 33 Rumah. Lebih jelasnya mengenai Peta Rumah penduduk Dusun di sekitar Pembangunan PLTM Dusun Mlambing, Kec. Senduro - Kabupaten Lumajang dapat dilihat pada Gambar 4.
SUNGAI IRENG - IRENG
KETERANGAN
: Batas Wilayah
: Irigasi
: Jalan Setapak
: Jalur Listrik
Gambar 4. Peta Rumah penduduk Dusun di sekitar Pembangunan PLTM Dusun Mlambing, Kec. Senduro - Kabupaten Lumajang
2. Data Pengukuran.
A. Pengukuran Debit Aliran Sungai
> Penampang aliran Kali = Ireng-irang
Sumber: Hasil Survey Tim.
Dari Tabel 1. Detail hasil Pengukuran Debit Air aliran Sungai tersebut diatas, maka diperoleh :
Jumlah Q 100 = 0.666 m3/dt.
Konsep Perencanaan Teknis PLTM
Hasil pengukuran lapangan
diperoleh data sebagai berikut :
- Tinggi Terjunan (H) = 8.3 m
- Debit Pembangkitan (Q) = 0.383 m3/dt
- Panjang pipa (L) = 18 m
- Diameter Pipa (D)=18 inc ( 0.4572 m)
- Pipa (baja Cor) = 0.050 m
Sebelum suatu PLTM
dipertimbangkan untuk dibangun, sangat
KETERANGAN
: Irigasi : Jalan Aspal
: Jalan Setapak
: Rencana Tiang Listrik
: Masjid
: Rencana Jalur Listrik
: Sekolah Dasar (SD)
: Rumah Penduduk
: Kwh Meter k.1 CATATAN :
tenaga dari debit sungai dan tinggi energi yang tersedia di lokasi. Besarnya potensi tenaga air teoritis dapat dihitung dengan rumus :
Dengan :
= tenaga air (watt)
= massa jenis air (Kg/m3)
= Debit Air (m3 /det).
g = gravitasi bumi (9.8 m/det2).
H = Tinggi air (m).
= 1 Kg/m3x 9.8 x0.383 m3/det = 31.153 watt
= 31.153 KW
Maka hasil perhitungan diperoleh : = 31.153 KW
Adapun Daya Turbin dapat dihitung dengan rumus :
= Tenaga turbin air (Hp). = Tenaga air (watt). = Efisiensi turbin. = 0.9 x 31.153 KW = 28.037 KW
Dengan nilai (Efisiensi Turbin)
diambil asumsi = 0.90, hasil perhitungan diperoleh Daya Turbin Air :
= 28.037 KW.
Adapun Daya Genset dapat dihitung dengan rumus :
= 0.85 x 28,037 kW = 23,83 kW
= 28,035 kVA
Genset yang digunakan yaitu = 40 kVA. Beban maksimum Genset bisa dihitung :
= 0.8 x 23,83 kW = 19.064 watt
Bila direncanakan per rumah /KK
mendapat Suplai Daya Listrik masing-masing sebesar 500 VA, maka jumlah rumah (maksimum) yang mendapat Suplai Daya Listrik dapat dihitung sebagai berikut :
= 44,856 Rumah = 44 Rumah
Berdasarkan klasifikasi yang dibuat oleh Mosonyi, seperti dibawah ini :
Tinggi tekan rendah 2 – 15 m.
Tinggi tekan sedang 15 – 35 m.
Tinggi tekan tinggi > 50 m.
Maka termasuk tinggi tekan rendah (2-15 m).
Sedangkan berdasarkan KAK PLTM Desa
Burno, Kec. Senduro – Kabupaten
Lumajang diberikan hubungan Daya, Head, Tipe Turbin pada Tabel 2.
Tabel 2. Hubungan Daya, Head, Turbin
Maka jenis turbin yang direkomendasikan adalah jenis turbin Med Cross Flow (Turbin Aliran Silang).
Parameter kecepatan spesifik, yaitu
kecepatan turbin dimana dapat dihasilkan 1 KW untuk setiap tinggi air jatuh H = 1 m,
kecepatan ini ( )
dengan :
= Kecepatan turbin pada efisiensi maksimum (rpm).
= daya turbin ( KW)
= Tinggi air jatuh (m)
Untuk kecepatan spesifik turbin pada efisiensi maksimum disarankan = 1200 rpm, maka kecepatan spesifiknya :
= 450.6 rpm
Maka untuk suatu kondisi air tertentu (Q dan H) berdasarkan kecepatan spesifiknya dapatlah dipilih/ditentukan jenis turbin
yang sebaiknya dipergunakan agar
diperoleh efisiensi maksimum.
Acuan pemilihan Jenis Turbin berdasarkan kecepatan spesifiknya adalah pada Tabel 3. Hubungan antara jenis Turbin, Kecepatan Spesifik, Efisiensi dan Tinggi Air Jatuh sebagai berikut :
Tabel 3. Hubungan antara jenis Turbin, Kecepatan Spesifik, Efisiensi dan Tinggi Air Jatuh.
Jenis Turbin
Kecepata n spesifik
Efesiensi Tinggi Air
Jatuh
Sumber : Arismunandar (1997)
tinggi akan lebih ekonomis, karena yang tinggi berarti unit Turbinnya lebih kompak. Tetapi, kecepatan roda Turbin sangat tergantung pada konstruksi dan kekuatan material Turbin dan Generator atau bebanya. Oleh karena itu kecepatan poros Turbin air biasanya berkisar antara 125 dan 750 rpm. Sedangkan kecepatan sinkron dari Generator tergantung dari frekuensi dan jumlah pasang kutubnya.
Kecepatan sinkron generator
dihitung dengan :
dengan :
f = frekuensi = 50 Hertz.
P = jumlah pasang kutub generator = 4
Jadi kecepatan Generator diambil sama dengan kecepatan poros Turbin Air.
Rekomendasi Pemilihan Turbin
Tipe/macam turbin : Turbin Med Cros
Flow.
Arah aliran turbin : Aliran Silang.
Katagori : Turbin dengan tinggi tekan
10 s/d 60 m.
Kecepatan spesifik : 450.1 rpm.
Tinggi tekan (H) : 8.3 m
Debit pengambilan : 0.383 m3/dt.
Kecepatan Generator sama dengan
kecepatan poros Turbin Air.
PENUTUP
Dari hasil Analisis perhitungan
Kapasitas Daya terpasang dalam
perencanaan pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro (PLTM) di
Desa Burno, Kecamatan Senduro,
Kabupaten Lumajang dapat diambil
beberapa kesimpulan sebagai berikut:
1. Kapasitas Daya terpasang PLTM yang
dapat dibangkitkan sebesar 19,064 kW
(rata-rata) = 0,383 m/dt dan Tinggi terjun = 8,3 m.
2. Tipe Turbin yang sesusai dengan Daya
dan Ketinggian (Head) adalah tipe Med Cross Flow (Turbin Aliran Silang).
3. Dengan Kapasitas Daya terpasang yang
dibangkitkan sebesar 19,064 kW atau 22,428 kVA mampu mencukupi kurang lebih 44 Rumah atau 44 KK (Kepala Keluarga) dengan pembagian Daya sebesar 500 VA per Rumah (KK). Genset yang digunakan 40 kVA
4. 4.Saluran pembawa dengan tipe saluran
terbuka, Gradien 66 %, panjang 99 m.
5. 5.Pipa pesat dengan tipe permukaan,
dari bahan Baja, dengan Garis tengah 18 inchi dan panjang 18 m.
6. 6.Rumah Pembangkit dengan tipe
Standar (Pondasi beton, pasangan batu kali).
7. 7.Jaringan Distribusi dengan tipe
Saluran Udara pada Tiang Besi dengan tegangan 220 /380Volt dan sepanjang 2 km
DAFTAR RUJUKAN
Budiono, Chayun, 2003, Handbook dari Tantangan dan Peluang Usaha
Pengembangan Sistem Energi
Terbarukan di Indonesia Hal 5-6.
Jakarta.
Peraturan Pemerintah No. 3, Dinas
ESDM Jatim, 2005, Bantuan PLTM
bagi penduduk Desa /Dusun
terpencil yang belum terjangkau
pelayanan listrik PLN, Jakarta.
Bapekab. Lumajang, 2009, Digitisasi
Peta Administrasi Kecamatan dan
Wilayah Laut Kabupaten
Lumajang, Lumajang.
Satriyo, Puguh Adi, 2004, Pemanfaatan
Pembangkit Tenaga Listrik
Dephan., Jakarta.
Sutisno, Nanang, 2004, Departemen
Energi kembangkan sistem
Mikrohidro, Dept. ESDM, Jakarta.
www.lin.go.id/
Danar Donianto, 2008, Pembangkit
Listrik Tenaga Mikrohidro,
danardonianto.multiply.com/
Potensi Pembangkit Listrik Tenaga
Mikrohidro di Desa Burno,
Kecamatan Senduro, Kabupaten
Lumajang, Tahun 21, No. 1, Jurnal
Teknik Mesin UNM, Malang.
Arismunandar W., 1997, Penggerak
Mula Turbin, edisi 5, ITB,