Radar
nalxiiati-d'f.E
I
ser-asl,oo
ME,i,zti:t,4- .,_
OPINI
Pergunran,[inggi
Kristen
Dalam Kitab
Injil
Matius
pasal 22 ayat 3 7.40dikaukan
" Kasihilah Tuhqn,Allahmu,
dengan segenaphatimu
dan denganxgenap jiwatnu
dhn
dengan segenapakal
budimu.
Itulah
hukum yang terutanna dan yang pertama: Dan Hukum yang kedua, ya.ng sama denganint, ialah: I(asihilah sesafitatnu fiutnu-sia seperti
dirimtt
sendiri. Padakedw
hukum inilah
bergantttngibluruh
hu-. kum tau.rat dnn. kitab para nabi"..
Hukum Kasih tersebut diritas, meru-pakan rujukan iman bagisetiap
orangkisten,
lembaga-
lembagakisten,
nasuk lembaga pendidikan Kristen
rcrgruuan Tinggi Kristen
(PTIQ padaumumnya
didirikan oleh
lembaga-lembagakisten
dan atau Gereja, untukbersaksi, bersekutu dan melayani Atas
pijakan yang
demikianlah setiap PTKmembangun visi dan misi sebagai
pen-ciri
yang mewamai ativitas sivitasaka-demika yang membedakannya dengan Perguruan Tinggi Swasta lain. PTK
ha-dir
dengan suatu keyakinan eskatologis akan karya soteorologis Allah bagi umatmanusla.
Atas dasar keyakinan itulah, PTK mu-lai sedikit demi sedikit menapak
aktivi-tas, menyongsong hari esok tanpa kera-guan sedikitpun. Namun serentak
den-gan
itu,
muncul persoalan utama yangdihadapi oleh
setiap
PTKdi
Indonesiaiaitu
keterbatasan sumber dana untuklebih
memaksimalkan daya tampilnya. Dalamkondisi
obyektif sepertiini,
pe-nyelenggara PTKnulai
menggagas ide, mencari berbagaiterobosanuntukmen-,
bantuan dana,dari
para donatur-gumestik, Gereja-Gereja
di
luar negeri,"l€mbagalembaga Kristen
di
luar
neg-lri
dan lembagalembaga donatur atau filantrofis lain. Upayaitulahyangdilaku-kan oleh penyelenggara pada awal-arlval
berdirinya
PTK. Kebiasaanini,
secaratidak langsung telah membentuk suatu
sistem penyelenggaraan PTK yang
ter-gantung pada bantuan'pihak luar.
Kon-disi ini, alan
sangat memprihatinkanPTK, manakala bantuan terutama dari Gereja/lembaga
luar
negerimulai
me-nyusut,
akibat makin
banyaknya PTK,tidak hanya
di
Indonesiatapi juga di
negara berkembang lain yangmemiliki
persoalan hampir sama. Atau bisa jadi, karena Gereia/LembagaJembagaKris-ten
di luar
negeri rrreugalamikekuran-gan
danauntuk
memasok kebutuhanPTK.
Dalam kondisi obyektif seperti begini, Penyelenggara PTK bersama Pelaksana
(Pimpinan PTK), mulai menggagas kiat
khusus dalam hal dana, agarPTKyang
di
pimpinnya tetap survive. Salah satu kiat
yang ditempuh adalah dengan membe-nahi manaiemen
PTK
yang selamaini
berorientasi
non profit
ke manajemenyang ::berorientasi.
bisnis
(profitable).Fenoiii.iina empirik di atas, mengundang
berbatai reaksi,keras terutama dari ka-langdn dakhil (intern) PTK, orang-orang
kristen dan juga Gereja"
Piotes keras
itu
padaintinya
mem-pertanyakana[ibut
Kdstenyang
me-lekat pada keberadaanPTK
Kelihatan-nya orang Kristen, masyarakat Kristen dan Gereja memaknai kiprah dan kiblat
PTK sebagai lembaga sosial yang bersilat
karitatil
Persoalannya adalah, apakah penyelenggaraan dan pelaksanaan PTKtidak membutuhkan
uang?, sehingga dianggap tabu jika manajemennya ber-orientasi bisnis?Lembaga Kristen
Dasar Perguruan
Tinggi Kristen
di Indonesia pada umumnya adalah:Per-tama.
Kitab suci
Perjan.jianlama
danPerjanjian
Baru,
yang diyakini sebagaipedoman, yang benar bagi
hidlp
dankegiatan manusia, termasdk
hal-halyang
menyangkutbidang
pendidikan dan pengaiaran, Kedua. Pancasila seb-agai dasar negara Republik Indonesia. Selainhal
tersebutdi
atas, setiap PTKmemiliki
dasar khusus sesuai gagasan awal pencetus berdiririya PTK yangber-sangkutan. Namun jika disimak dengan seksama, maka semua dasar khusris PTK
pasti bOrada pada bingkai atau
koridor
keyakinan iman Kristen.Atas dlasar pemahaman yang
demiki-an,
maka setiap PTK senantiasa men-gakui : Pertama. KitabPerjanjial
Lama.dan
Perjanjian Baru adalah FirmanAl-Iah yang mengatakan Allah Tri-tunggal,
yalg
telah menciptakan alam semestadan'manusia, dan yang
menyelamat-kan
sert4. memperbaharui ciptaanNyamelalui
dan
di
dalam
Yesus Kristus,Tuhan dan
Iuru
Selamat, Kedua.Ge-reja dan
OrangKristen
di
Dunia ini,
terpanggil untu-k bersaksi
akan
karyapenyelamatan
dan
pembahqruanAl-Oleh:
Umbu Tagela
Pengaiar di Universitas Kristen Satya wacana Salatiga
lah
melalui
persekutuan
(koinonia), pemberitaan (kerygnra) dan pelayanan(diakonia),
Ketiga.Asas
pelaksanaan panggilan IGisten adalah kasih (Agape),keadilan
(dikaisoune)
dan
kebena-ran
(aletheia), Keempat. PTK, didalammelaksanakan fungsi-fungsi Perguruan
Tinggi di tengah perjuangan bangsa
In-donesia, berpegang teguh pada UUD'45 dan Pancasila sebagai dasar negara
Re-publik Indonesia.
Selain itu, PTK bertujuan untuk,
Per-tama. Melaksanakan Tridharma
Pergu-ruan Tinggi, Kedua. Mewujudkan iman
kisten
yang ekumenis, Ketiga. Menjadipusat pemikiran dan tempat menempa
diri, untuk
memperoleh pengalaman,untuk pembinaan kehidupan yang adil,
bebas,
tertib
dan
sejahtera, Keempat.Mendorong
dan
mengembangkansi-kap serta pemikiran yang
kitis
prinsi-pial
dan
keatif
realistis, berdasarkankepekaan
hati nurani
yanglghur
dandibimbing oleh Firman Tuhari, Kelima. Mengusahakan adanya hubungan yang
bermakna antara
iman
kristen
den-gan berbagai bidang ilmu dan kegiatan pelayanan, Keenam. Membina calon pe' mimpin masyakarat yang handal.PTK, mestinya menerjemahkan
kon-sep - konsep ideal di atas ke dalam suatu
pedoman kerja
operasional, sehinggaterserap dalam manaiemen PTK.
Seb-agai
misal, PTK mesti memformulasi-kan secara operasional tentang konsep :kesakian,
apakah dalam tautan den-gan pendidikan, penelitian, pengabdianpada
masyarakat,bahkan
jika
perludalam prilaku
sivitas akademika PTK Demikianpula
halnya dengan konsep persekutuan, dan pelayanan. Halitu
di
maksudkan agar konsep ke Kristenan ti-dak sekedar berupa keyakinannormatif
yang dapat diinterpretasikan secara be-bas oleh Penyelenggara dan PelakanaPTK.
Lembaga Sosial
Pada
hakekatnyaPTK
merupakan lembaga sosial,yang didirikan
untukmemberi
layanan pendidikan
tinggi kepada masyarakat,dan tidak
denganmaksud
untuk
mencari
keuntungan. DalamUU
NO.20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasionalpasal
16dikatakan
"
hakekatperguruin
tinggimerupakan kelan.jutan
pendidikan menengahyang
diselenggarakanun-tuk
menyiapkan pesertadidik
menjadi anggota masyarakat yangmemiliki
ke-mampuan
akademikdan
atau
profe-sional yang dapat mengembangkan dan
atau
meflciptakanilmu
pengetahuan,tehnologi
dan
atau
kesenian". Dalam tautan makna yang sama, Perkins (1996)mengatalan tiga misi pokok perguruan
tinggi yakni,
acquisition,
transmitionand appiication".
Merujuk pada
paparantersebut
diatas, dapatlah kiranya dipahami
bahwi
PT
bukan
merupakan lembaga yangdidirikan
untuk
mencari
keuntungan.Demikian pula halnya PTK
adalahmerupakan lembaga sosial yang
didiri-kan budidiri-kan untuk mencari keuntungan.
Oleh
karenaitu
pihak
Penyelenggara dan Pelaksana PTK mestimemformula-sikan secara eksplisit makna sosial dari
PTK, selain formulasi.iuridis formal yang selama ini dijadikan acuan.
Lembaga Ekonomi
PTK sebagai organisasi
memiliki
ur-sur
manusia,uang,
material, metode, mesin dan pasar yang harus dikelola se-cara profesional untuk mencapai tujuan lembaga.Untuk
setragian besar orangkisten
PTK dianggap sebagai lembagakaritatif. Karena itu, jika kemudian PTK
berusaha mencari dana
atau
bantuandana untuk
menopang
aktivitasnya,oleh
sebagian orangkisten
dianggap sebagai aktivitas bisnis. Dalam wacanapendidikan, berbicara
tentang
uangbukan merupakan hal yang tabu.
Bah-kan
lembagapendidikan mutlak
danharus
memiliki
danauntuk
menopang kelancaran kegiatannya. Persoalannya terletak pada keseimbangan.plilaku dan benruk pelayanan yangdibeiikan
PTKkepada masyarakat pengguna (rnaha-sisrva). Jika upaya mencari dana atau uang tidak diimbangi dengan pelayanan
kepada mahasiswa secara profesional
sesuai
tujuan
lembaga, maka kegiatanmencari
uang
tersebut
tidak
beradapada
koridor
pemahaman pendidikan,tetapi lebih kepada koridor bisnis retail.
Misalnya sebuah Fakultas
menerima mahasiswabaru
denganjumlal
800orang.
Hal
ini
sah-sah sajadan bulan
merupakan penyimpangan, asalkanme-menuhi persyaratan seperti ratio dosen mahasiswa, fasilitas yang tersedia, kapa'
sitas gedung dsbnya. Tetapi fenomena
ini akan menjadi sangat rancu, jika pelay-anan yang diberikan kepada mahasiswa
tidak seimbang dengan biaya yang mer-eka keluarkan. Kalau hal
ini
terjadi padaPTI(
nampakhya kita perlum"irgguhuli
kembali simbol kristen yang disematkan. Atas dasar itu, tidak berlebihan jika JohnIhalauw
(1998) mengatakan lembaga pendidikan tinggi merupakan knowledgeindustri
atau service indusby-Pandan-gan Ihalauw menPandan-gandung konsekuensi bahrva lembaga pendidikan tinggi harus berprilaku sebagai lembaga industri yang mernproduksi barang ataurasa yang mu-tunya rnarketable . Mati hidupnya suatu
industri sangat ditentukan bobot kuali-tas produksinya, apakah meuriliki daya
kompetitif untuk
membangun segmenpasamya
atau
tidak
Makna
implika-tif
dari pandangan tersebut untuk I'TKadalah bahwa PTK mesti berupaya mem-benahi proses produksi, yakni PBM agar
output yang dihasilkan bermutu. Men-arik uang sebanyak-banyaknya dari ma-hasiswa, tanpa diimbangi dengan pelay-anan (proses) yang bermutu merupakan tindakan yang tidak
kistiani.
Kesimpulan
Kita
ianganmenutup mata,
bahwaPTK
merupakan lembaga pendidikan yang hidrrp dalam era globalisasi, yang bercirikan kualitas daya unggr:l danpro-fesionalisme. PTK tidak perlu menampik,
apalagi
munafik
kalau disebut
PTKsikuler, sebab ciri-ciri sekularisme, sadar
atau tidak telah menjadi bagian hidup
suatu lembaga atau organisasi modem. Persoalan substansial bagi Penyeleng-gara dan Pelakana PTK adalah bagaima-na meramu konsep Kristen, konsep sosial
dan
konsep bisnis secara proporsionaldalam suatu formqlasi yang dapat
diia-dikan acuan, unn-rk meredusir, dan
ka-lau
dapat
mengeliminasi dominannya pandangan sekularismeyang
mendera kehidupan PTK Dominannya salah satukonsep diantara ketiga konsep
di
atas(kisren,
sosial, bisnis) akan mengerdil-kan esensi keberadaan PTK Kita. jangan sekali-ka.ti lengah apalagi sengaia