• Tidak ada hasil yang ditemukan

121658 AKJ 2010 08 20 Satu satunya Kampung Cyber Di Yogya

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "121658 AKJ 2010 08 20 Satu satunya Kampung Cyber Di Yogya"

Copied!
4
0
0

Teks penuh

(1)

Satu-satunya Kampung Cyber di Jogja

NARASI

Begitu orang memasuki wilayah RT 36 Kampung Taman/ Kraton Yogyakarta/ nuansa kampung tujuan wisata sangat kental terasa// Sejumlah wisatawan asing dan domestic tampak berada di toko-toko seni// Ada yang hanya menikmati/ tapi ada yang membeli// Terlihat pula aktivitas membatik dari warga setempat// RT 36 Kampung Taman sendiri/ lokasinya persis di belakang bekas pemandian keluarga Kasultanan/ yang kini dikenal sebagai Obyek Wisata Tamansari//

Yang menarik dari RT 36 kampung Taman adalah gerakan massalnya yang menerobos masa depan// Apa yang dilakukan oleh warga RT 36 Kampung Taman/ agaknya perlu mendapatkan apresiasi dari pemerintah kota// Secara mandiri/ warga setempat memasang jaringan internet// Sebagian besar warga RT 36 memang berprofesi sebagai

wirausahawan// Seluruh KK yang ada di RT ini jumlahnya 27// Hanya 2 Kepala Keluarga yang tidak memasang internet karena memang sudah tua dan tidak melakukan kegiatan usaha//

Motor penggerak gerakan massal ini adalah Ketua RT yang masih muda/ Heri Sutanto/ yang masih berusia 34 tahun/ seorang karyawan bagian TI sebuah PTS//

Statement:

Heri Sutanto (Ketua RT 36)

Dengan masuknya internet di hampir seluruh rumah warga/ anak-anakpun justru diberi pemahaman akan arti pentingnya internet// Sedangkan kepada para orang tua diberikan kiat-kiat untuk menghindarkan dampak negative internet// Seperti Fallahrizqicandra/ siswa kelas 3 SD Keputran contohnya// Anak seorang wirausahawan ayam goreng ini sudah trampil memanfaatkan media maya//

Statement:

Fallahrizqicandra (Siswa kelas 3 SD)

Seorang warga yang langsung merasakan manfaat internet untuk mendukung bisnisnya adalah suami istri Tatang – Ira yang berbisnis jual beli dan servis peralatan memancing//

Statement:

(2)

Sebagian besar warga RT 36 ini berprofesi sebagai wirausahawan.

Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta pernah mengklaim sebagai “Yogyakarta Cyber Province”. Yakni, model propinsi yang mampu melakukan transformasi layanan yang berorientasi kepada masyarakat dengan memanfaatkan TI dan komunkasi untuk membangun suatu wilayah propinsi yang berdaya saing, nyaman, mandiri, efisien, dan efektif.

Namun kenyataannya, baru ada satu kelompok masyarakat yang bangkit secara mandiri, membangun jaringan internet untuk warganya. Kelompok masyarakat itu adalah RT 36 Kampung Taman, Patehan Kraton, Kota Yogyakarta. Lokasi kampung itu mepet di situs kraton bekas pemandian Tamansari. Jumlah KK yang ada 27 Kepala Keluarga. Dari sejumlah itu, hanya 2 KK saja yang tidak memasang jaringan internet, karena memang sudah tua.

Heri Sutanto, Ketua RT yang masih berusia 34 tahun, sebenarnya pernah mengajukan ke pemerintah kota untuk membangun jaringan internet. Alasannya, hampir seluruh warga nya berwirausaha dan sebagian berhubungan dengan wisatawan asing. Ini jelas akan ikut

„menjual‟ potensi kota sarat predikat ini. Di RT ini ada warga yang buka usaha ayam

goreng, konveksi, batik, sablon dan makanan kecil. Bahkan ada satu warga, yang membuka usaha jual beli dan servis peralatan memancing.

Namun dari pemkot datang jawaban, untuk urusan TI tidak ada pos anggaran yang tersedia. Penolakan dari pemkot ini justru diambil hikmahnya oleh Karyawan bagian TI sebuah PTS ini. Sebelum pemasangan, pengurus RT melakukan sosialisasi, termasuk hitung-hitungan biaya yang bakal dipikul bersama.

(3)

Dan Internet juga penting dihadirkan ke anak-anak terutama untuk membantu

mengembangkan mata pelajaran dan mendukung tugas-tugas sekolah mereka. Tentunya dengan pengawasan yang ketat dari orangtua.

Harapan pengurus RT memang terwujud. Berkat akses internet, usaha jual-beli dan servis alat pancing yang digeluti suami istri Tatang – Ira berjalan lebih lancar. Seperti

disebutkan Ira Tatang. Sebelum ada internet, usahanya agak sepi. tetapi setelah internet masuk RT 36, usahanya maju cukup pesat. Di bawah bendera bisnisnya –“Omah

Pancing” – Tatang buka blog dan terus menebarkan jaringan pertemanan via FB. Banyak teman facebook yang kemudian datang, setelah melihat blog Omah Pancing. Sebagian besar datang dari luar kota Jogja

Belum lama ini ada orang dari Jakarta khusus datang ke rumah pancing, titip barang untuk dijualkan. Semula mau dikirim via paket. Tapi orang itu masih belum percaya pada Omah Pancing. Tapi setelah ketemu Tatang langsung percaya. Hanya dalam sehari, barang yang dititipkan sudah laku terjual.

Bagi anak-anak, intenet juga diharapkan dapat dimanfaatkan untuk mengembangkan pelajaran mereka. Seperti Fallahrizqichandra. Murid kelas 3 SD Keputran itu sudah fasih membuat blog, coreldraw, disain dan sebagainya. Hampir setiap sore hari, ada saja anak-anak RT 36 Taman yang minta diajari Falla di Pos Ronda RT.

Tudingan bahwa internet itu merusak tatanan bermasyarakat tampaknya tak terjadi di RT 36 kampung Taman ini. Justru warganya makin terlihat guyub. Ibu-ibu ketika kumpul-kumpul saling memberi informasi tentang resep makanan yang mereka download.

Terobosan ke masa depan, hanya dirintis segelintir warga Kampung Cyber RT 36 Taman. Kini tampaknya, Pemerintah Kota Yogyakarta tak perlu ragu lagi untuk mengucurkan bantuan bagi warganya yang memang berpotensi untuk mengolah internet dalam mendongkrak potensi lokal dan menjualnya keluar.

Bagi anda yang ingin mengikuti denyut nafas kehidupan warga kampung cyber dari menit ke menit, silakan berselancar ke situs Kampoeng Cyber RT 36 Taman Jogja.***

(4)

Referensi

Dokumen terkait