• Tidak ada hasil yang ditemukan

STRATEGI PENGAJARAN MEMBACA PADA MATA PELAJARAN BAHASA ARAB DI MADRASAH IBTIDAIYAH | Susanti | ELEMENTARY 1298 4513 1 SM

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "STRATEGI PENGAJARAN MEMBACA PADA MATA PELAJARAN BAHASA ARAB DI MADRASAH IBTIDAIYAH | Susanti | ELEMENTARY 1298 4513 1 SM"

Copied!
20
0
0

Teks penuh

(1)

STRATEGI PENGAJARAN MEMBACA

PADA MATA PELAJARAN BAHASA

ARAB DI MADRASAH IBTIDAIYAH

Rini Dwi Susanti

Dosen Jurusan Tarbiyah STAIN Kudus

Abstract: Reading as a process of all the activities and techniques is adopted by the reader that lead to the goal through certain stages. The activities are started from letter recognitions, words, phrase, sentences and discourse, and connected them with the sound and meaning. Reading is part of language skills. The teaching needs to use strategies, First vocabulary recognition strategy. Second, a meaning reading comprehension strategy consists of three elements that must be considered is the element of words, sentences and paragrafs. Third, the strategy honed learning experience of students is done by enrich vocabulary such as through the use of Arabic dictionaries, reading the contents of the introduction of cognition and teaching with the sentence pattern recognition

Key words: Strategy, teaching, reading, Arabic language.

A. Pendahuluan

Kemajuan suatu bangsa ditandai dengan adanya kesadaran dan berkambangnya budaya membaca dalam masyarakatnya. Melalui membaca manusia dapat memberdayakan diri dengan pengembangan pengetahuan yang dimiliki. Keterampilan membaca adalah salah satu keterampilan berbahasa yang diperoleh melalui pembelajaran bahasa di sekolah. Selain itu keterampilan membaca merupakan suatu ketrampilan yang unik dan berperan dalam pengembangan pengetahuan, serta sebagai alat untuk berkomunikasi dalam kehidupan manusia secara umum.

(2)

membaca bukan hanya kegiatan yang melibatkan prediksi, pengecekan skema atau koding, akan tetapi merupakan interaksi grofofonik, sintaktik, semantic dan skematik. (Iskandar W& Dadang S, 2013:246). Jadi membaca adalah proses yang kompleks dengan melibatkan mental yang tinggi seperti ingatan, pemikiran, daya khayal, pengaturan, penerapan dan pemecahan masalah

Membaca sebagai sebuah keterampilan berbahasa mengandung dua aspek, yaitu (1) mengubah lambang tulis menjadi bunyi dan (2) menangkap arti dari seluruh situasi yang dilambangkan dalam lambang-lambang tulis dan bunyi tersebut. (Ahmad Faud Effendy, 2005: 127). Oleh karena keterampilan membaca juga tergantung pada penguasaan kosa kata dan gramatika. Hal ini berlaku untuk semua bahasa, tidak terkecuali dalam membaca teks berbahasa Arab.

Pengajaran membaca teks berbahasa arab (muthola’ah) diajarkan dimulai dari yang sederhana kepada yang kompleks. Pada pengajaran membaca permulaan bagi peserta didik di kelas rendah perlu diperkenalkan aspek-aspek bahasa mulai dari yang sederhana, misalnya memberikan pemahaman tentang perbedaan abjad arab (Huruf hijaiyah) dengan abjad latin (sillabary ke alphabetic). Pola membaca dari kana ke kiri dan dalam bahasa Arab tidak mengenal huruf capital. Untuk mengasah keterampilan membaca “permulaan” bacaan teks berbahasa arab harus di beri syakal untuk dapat membedakan bunyi bahasa. Selanjutnya untuk membelajarkan membaca pemahaman pemberian syakal adalah hal yang tidak diwajibkan. Yang terpenting adalah peserta didik memahami makna dari teks bacaan yang dibaca.

B. Pembahasan

1. Urgensi Pembelajaran Bahasa Arab

(3)

mutu dan eisiensi pembelajaran itu sendiri.

Pengertian pembelajaran memiliki makna sebagai upaya untuk belajar. Adapun dalam pelaksanaan kegiatannya mengakibatkan peserta didik mempelajari sesuatu dengan cara efektif dan eisien. (Muhaimin M.A. Dkk. 1996): 99) Menurut Nababan pembelajaran adalah nominalisasi proses untuk belajar (Jos D Parera, 1997: 24-25.), Jadi seharusnya pembelajaran bermakna “proses membuat atau menyebabkan orang lain belajar. Sedangkan Menurut Oemar Hamalik, Pembelajaran adalah suatu kombinasi yang tersusun meliputi unsur-unsur manusiawi; material, fasilitas, perlengkapan dan prosedur yang saling mempengaruhi untuk mencapai tujuan pembelajaran.

Lebih lanjut Hamalik menyatakan bahwa adapun manusia yang terlibat dalam sistem pembelajaran terdiri dari peserta didik, guru dan tenaga lainnya, materi yang meliputi; buku-buku, papan tulis dan lain-lainnya. Fasilitas dan perlengkapan terdiri dari ruang kelas dan audiovisual. prosedur meliputi jadwal dan metode penyampaian informasi, praktek belajar, ujian dan sebagainya.(Oemar Hamalik, 1995:. 57) Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pembelajaran adalah suatu aktiitas (upaya) seorang pendidik yang disengaja untuk memodiikasi (mengorganisasikan) berbagai komponen pembelajaran yang diarahkan tercapainya tujuan yang ditentukan.

Pembelajaran bahasa Asing –Arab- secara umum hampir sama dengan mempelajari bahasa lainnya seperti bahasa Ibu. Ada beberapa hal yang membedakan pembelajaran bahasa Arab dengan pembelajaran bahasa lainnya. Menurut Ahmad (1979) ada dua hal yang membedakan antara belajar bahasa asing dan belajar bahasa ibu paling tidak ditinjau dari aspek tujuannya, yaitu; Pertama, pembelajaran belajar bahasa ibu memiliki tujuan yang hidup, yaitu sebagai alat komunikasi untuk mencapai sesuatu yang diinginkan dalam hidupnya, oleh karena itu motivasi untuk belajarnya sangat tinggi.

(4)

bahasa Arab lebih rendah daripada belajar bahasa ibu. Besar kecilnya motivasi belajar bahasa Arab mempengaruhi hasil yang akan dicapai. Kedua ketika seorang anak kecil belajar bahasa ibu, otaknya masih bersih dan belum mendapat pengaruh bahasa-bahasa lain, oleh karena itu kecenderungannya dapat berhasil dengan cepat. Sementara ketika orang non-Arab belajar Bahasa Arab, telah lebih dahulu menguasai bahasa ibunya, baik lisan, tulis, maupun bahasa berpikirnya. Sehingga ketika belajar bahasa Arab mengalami kesulitan, karena harus menyesuaikan sistem bahasa ibu kedalam sistem bahasa Arab, baik sistem bunyi, struktur kata, struktur kalimat maupun sistem bahasa berpikirnya.

Pembelajaran bahasa Arab adalah suatu proses pendidikan yang diarahkan untuk mendorong, membimbing, mengembangkan serta membina kemampuan bahasa Arab, baik secara aktif maupun pasif. Tujuan belajar berbahasa bukan hanya untuk menguasai kaidah-kaidah kebahasaan (kompetensi linguistik) saja, melainkan juga meliputi kemampuan menggunakan bahasa sesuai dengan fungsi-fungsinya sebagai alat komunikasi dan sarana berpikir (kompetensi komunikatif).

2. Pengertian Membaca

(5)

Menurut Tarigan (1990:7) membaca adalah proses yang dilakukan dan dipergunakan oleh pembaca untuk memperoleh pesan, yang hendak disampaikan oleh penulis melalui media tulis. Sedangkan ditinjau dari aspek linguistik membaca adalah suatu proses penyandian kembali dan pembacaan sandi (a recording and decoding proses). Menurut Anderson dalam Tarigan, 2008: 7 menyatakan sebuah aspek pembacaan sandi (decoding) adalah menghubungkan kata-kata tulis dengan makna bahasa lisan (oral language meaning) yang mencakup pengubahan tulisan /cetak menjadi bunyi yang bermakna.

Membaca merupakan proses untuk memahami yang tersirat dan yang tersurat, melihat pikiran yang terkandung di dalam kata-kata yang tertulis. Hubungan antara makna yang akan dikemukakan oleh penulis dan intepretasi pembaca turut menentukan ketepatan membaca. Makna bacaan tidak terletak pada halaman tertulis tetapi berada pada pikiran membaca. Makna akan senantiasa berubah, karena setiap pembaca memiliki pengalaman yang berbeda-beda yang digunakan untuk mengintepretasikan kata-kata tersebut (Anderson, 1972:211).

Dalam pengertian lain disebutkan bahwa membaca merupakan salah satu bagian atau komponen komunikasi tulis. (Tampubolon 1995:5). Sedangkan menurut Farida Rahim (2007:2) bahwa membaca adalah suatu yang rumit, melibatkan banyak hal, tidak hanya melafalkan tulisan, tetapi juga melibatkan aktivitas visual, berikir, psikolinguistik, dan meta kognitif.

(6)

3. Membaca Sebagai Keterampilan Membaca

Keterampilan membaca mencakup tiga komponen, (Broughton-et al), 1978: 90) yaitu: (1) pengenalan terhadap aksara serta tanda-tanda baca, (2) korelasi aksara beserta tanda-tanda-tanda-tanda baca dengan unsure-unsur linguistic yang formal, dan (3) hubungan lebih lanjut dari komponen 1 dan 2 dengan makna (meaning).

Keterampilan pertama, adalah kemampuan untuk mengenal bentuk-bentuk yang disesuaikan dengan mode yang berupa gambar yang meliputi lembaran, lengkungan-lengkungan, garis dan titik-titik dalam hubungan berpola yang teratur rapi. Keterampilan kedua yaitu suatu kemampuan untuk menghubungkan gambar yang berpola dengan bahasa. Sedangkan keterampilan ketiga mencakup keseluruhan keterampilan membaca yang merupakan keterampilan intelaktual yaitu kemampuan menghubungkan tanda-tanda hitam di atas kertas melalui unsur-unsur bahasa yang formal dengan makna yang dilambangkan oleh kata-kata tersebut.

Hal-hal penting yang berkaitan dengan keterampilan membaca meliputi (Broughton, 1978: 90) (a) keterampilan mekanis yang dianggap sebagai urutan keterampilan yang rendah (lower skill) aspek ini meliputi; pengenalan huruf, pengenalan unsure-unsur linguistic, dan kemampuan menyuarakan bahan tertulis atau to bark at point), (b) keterampilan pemahaman (comprehension skill) yang merupakan keterampilan tertinggi (higher skill.). Keterampilan ini , meliputi (1) memahami pengertian sederhana (leksikal, gramatikal, retorikal), (2) memahami signiikansi atau makna (3) evaluasi atau penilaian; isi, bentuk, dan (4) kecepatan membaca yang leksibel, yang mudah disesuaikan dengan keadaan.

Untuk mencapai tujuan yang terkandung dalam keterampilan mekanis, aktivitas yang paling sesuai adalah membaca nyaring, membaca bersuara (reading aloud;oral reading). Untuk keterampilan pemahaman (comprehension skill), yang paling tepat adalah silen

reading yang meliputi membaca ekstensif dan intensif. Untuk

(7)

teliti, membaca pemahaman, membaca kritis dan membaca ide. (2) Membaca telaah bahasa yang mencakup membaca bahasa asing dan membaca sastra.

Skema keterampilan membaca:

Skema I

Skema II

4. Mengembangkan keterampilan membaca

Untuk mengembangkan keterampilan membaca, hal-hal yang perlu diperhatikan oleh guru bahasa terhadap kemampuan peserta didiknya adalah melaui pertama, memperkaya kosa kata yaitu: (a) memperkenalkan sinonim, antonim, paraphrase, kata-kata yang berdasar sama, (b) memperkenalkan imbuhan; awalan, sisipan dan akhiran, (c) mengira-ngira makna kata dari konteks atau hubungan kalimat, dan (d) menjelaskan arti kata abstrak dengan menggunakan bahasa ibu.

Kedua, memahami makna struktur-struktur kata, kalimat

(8)

pengertian kiasan, sindiran, ungkapan, pepatah peribahasa dan lain-lain. Keempat, menjamin serta memastikan pemahaman para pelajar melalui (a) mengemukakan berbagai pertanyaan terhadap kalimat yang sama, (b) mengemukakan pertanyaan, yang jawabannya dapat ditemukan peserta didik kata demi kata dalam bacaan, (c) membuat rangkuman paragraf, (d) menanyakan ide pokok paragraf, (e) menemukan kata-kata yang melukiskan seseorang atau suatu proses. dan (f) menunjukkan kalimat-kalimat yang kurang baik susunannya dan peserta didik tahu cara menempatkan susunan yang benar. Kelima, meningkatkan kecepatan membaca melalui; ukuran waktu membaca, eiseinsi waktu membaca, menghidari gerakan bibir ketika membaca dalam hati dan dijelaskan tujuan khusus dalam membaca kepada peserta didik. (Tarigan, 2008: 14-16).

Hal-hal yang perlu dilakukan oleh guru untuk meningkatkan kemampuan membaca, khususnya teks-teks berbahasa asing seperti dalam bahasa Arab diantaranya (Ibid):

1. Memperluas pengalaman peserta didik, sehingga dapat memahami keadaan dan seluk-beluk kebudayaan;

2. Mengajarkan bunyi-bunyi (bahasa)dan makna-makna kata-kata baru.

3. Mengajarkan hubungan bunyi bahasa dan lambang atau symbol; 4. Membantu peserta didik memahami struktur-struktur kalimat

yang tidak begitu mudah bagi peserta didik.

5. Mengajarkan keterampilan-keterampilan pemahaman (comprehension skill).

6. Membantu pembaca untuk meningkatkan kecepatan dalam membaca.

(9)

semudah dalam bahasa ibu sendiri.

Membaca sebagai salah satu keterampilan berbahasa memiliki tujuan yang jelas. Adapun tujuannya adalah adalah untuk mencari dan memperoleh informasi, mencakup isi, memahami makna bacaan. Makna; arti (meaning) berkaitan erat dengan maksud tujuan dalam membaca. Hal-hal penting yang berkaitan dengan membaca diantaranya (Anderson, 1972: 214):

a) Membaca untuk memperolah perincian-perincian atau fakta-fakta (reading for details or facts) yaitu membaca untuk menemukan atau mengetahui penemuan penemuan yang telah dilakukan oleh tokoh, sesuatu yang dibuat oleh tokoh, sesuatu yang terjadi pada tokoh atau untuk memecahkan masalah yang dibuat oleh tokoh. b) Membaca untuk memperoleh ide utama (reading for main ideas),

yaitu membaca untuk mengetahui hal-hal yang baik dan menarik, masalah yang terdapat dalam cerita serta merangkum hal-hal yang dialami, dihadapi serta dilakukan oleh tokoh dalam cerita (bacaan).

c) Membaca untuk mengetahui urutan atau susunan, organisasi cerita (reading for sequence or organization), yaitu membaca untuk menemukan apa yang terjadi pada setiap bagian cerita, mulai dari urutan pertama sampai terakhir.

d) Membaca untuk menyimpulkan, membaca inferensi (reading for inference), yaitu membaca untuk menemukan atau mengetahui kualitas yang dimiliki tokoh dalam bacaan.

e) Membaca untuk mengelompokkan (reading for classify) yaitu membaca untuk menemukan hal-hal yang tidak biasa mengenai tokoh serta kebenaran cerita.

f) Membaca mengevaluasi (reading to evaluate), yaitu membaca untuk menemukan keberhasilan tokoh, dampak perilaku tokoh dalam cerita terhadap pembaca.

g) Membaca untuk memperbandingkan atau mempertentangkan

(reading to compare or contrast) yaitu membaca untuk

(10)

5. Faktor-faktor yang mempengaruhi kemampuan membaca

Kemampuan membaca seseorang sangat dipengaruhi oleh beberapa faktor. Menurut Lamb dan Arnold dalam Farida Rahim (2007:16-19) kemampuan membaca permulaan dilanjutkan lagi dengan kemampuan membaca pemahaman dipengaruhi oleh faktor fsiologis, intelektual, lingkungan dan Psikologis. Pertama Faktor Fisiologis meliputi kesehatan isik, pertimbangan neurologis, dan jenis kelamin. Beberapa ahli mengatakan keterbatasan neurologis dan ketidakmatangan secara isik merupakan salah satu faktor penyebab kegagalan kemampuan membaca pemahaman seseorang. Sebaiknya guru harus memperhatikan tanda-tanda yang dialami oleh peserta didik. Kedua, faktor intelektual. Intelegensi adalah kemampuan global individu untuk bertindak sesuai dengan tujuan, berikir rasional, dan berbuat secara efektif terhadap lingkungan. Berkaitan dengan kemampuan membaca, tidak semua siswa yang berintelegensi tinggi menjadi pembaca yang baik. Ada beberapa hal yang membuat siswa memilki keterampilan membaca yang baik yaitu metode pembelajaran, prosedu dan kemampuan guru dalam menuntun peserta didik berkemampuan membaca permulaan anak.

Ketiga, faktor lingkungan meliputi latar belakang dan

(11)

6. Aspek-aspek Pengembangan kemampuan membaca Peserta didik

Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam meningkatkan kemampuan membaca peserta didik di Sekolah dasar, pemilihan bahan ajar, strategi pengajaran, dan problem umum yang dihadapi peserta didik dalam membaca. A. roiudin & Darmiyati zuhdi, 2001: 32)

Rambu-rambu yang berkaitan dengan bahan pengajaran harus berdasarkan (1) bahan ajar harus diarahkan pada kepentingan berkomunikasi, peningkatan kemampuan berikair dan memperluas wawasan. (2) Bahan ajar bersifat terpadu dan berkesinambungan dengan mata pelajaran lainnya. (3) penyajian bahan ajar harus mempertimbangkan prinsip-prinsip pengajaran. Menurut Nunan dalam (Ibid: 33) kriteria pemilihan bahan ajar harus berdasarkan aspek-aspek sebagai berikut: (1) mencerminkan kurikulum yang berlaku, 2) memiliki teks (isi) dan tugas yang autentik, 3) menumbuhkan interaksi, 4) memungkinkan peserta didik memusatkan perhatian pada aspek-aspek formal bahasa, 5) mendorong peserta didik untuk mengembangkan keterampilan learning-how-to-learn. Dan 6) mendorong peserta didik menerapkan keterampilan bahasa.

Adapun criteria pemilihan bahan ajar didasarkan pada pertimbangan-pertimbangan sebagai berikut:

NO Aspek Keterangan

1 Komponen Kebahasaan/kesastraan, pemahaman,

penggu-naan dan nilai

2 Arah/ Fungsi Mengembangkan kemampuan berkomunikasi

Mengembangkan kemampuan berinteraksi

Mengembangkan kemampuan berikir

Mengembangkan kreativitas Menumbuhkan kepekaan dan Memperhalus perasaan

3 Organisasi Terpadu antar kelompok

Bersifat kontektual

(12)

4 a) seleksi Autentik dan alami

Mampu menumbuhkan interaksi Sesuai dengan usia dan minat siswa

b) Gradasi Mempertimbangkan prinsip belajar

Mempertimbangkan faktor fungsi dan struktur bahasa

Berfpusat pada siswa memungkinkan blajar

c) Presentasi Terstruktur

7. Strategi Pengajaran Membaca pada Mata Pelajaran Bahasa Arab

Menurut As-Sya’labi (1983) ada lima prinsip dasar dalam pembelajaran bahasa asing, -bahasa Arab- yaitu prinsip prioritas dalam proses penyajian, prinsip koreksitas dan umpan balik, prinsip bertahap, prinsip penghayatan, serta korelasi dan isi. Adapun prioritas dalam pembelajaran bahasa asing -Arab- meliputi hal-hal sebagai berikut, yaitu pertama, mengajarkan mendengarkan, dan bercakap sebelum menulis. Kedua, mengajarkan kata sebelum kalimat. Ketiga, menggunakan kata-kata yang lebih akrab dengan kehidupan sehari-hari. Ketiga hal tersebut juga berlaku pada pembelajaran bahasa Arab.

Ada beberapa prinsip yang harus diterapkan dalam pembelajaran bahasa Arab, yaitu: pertama koreksitas (ةقدلا), dalam prinsip ini mengharuskan peserta didik untuk melakukan koreksi terhadap pencapaian bahasa. Sedangkan beberapa hal yang harus diperhatikan, meliputi (1) koreksitas dalam pembelajaran fonetik, dimana aspek keterampilan ini harus dilakukan melalui pelatihan pendengaran dan ucapan, (2) koreksitas dalam pembelajaran sintaksis yaitu dalam struktur kalimat, dimana setiap bahasa memiliki stuktur yang bebrbeda.

(13)

ketika sudah dimasukan dalam satu kalimat. Tetapi, dalam bahasa Arab, hampir semua kata mempunyai arti lebih dari satu, yang lebih dikenal dengan istilah musytarak (satu kata banyak arti) dan mutaradif (berbeda kata sama arti).

Kedua, adalah prinsip berjenjang ( جردتلا) yaitu prinsip yang mengharuskan pembelajaran bahasa Arab dilakukan secara bertahap, sedikit demi sedikit sesuai dengan tingkat kemampuan peserta didik. Ada 3 kategori prinsip berjenjang. a) pergeseran dari yang konkrit ke yang abstrak, dari yang global ke yang detail, dari yang sudah diketahui ke yang belum diketahui. b) kesinambungan antara apa yang telah diberikan sebelumnya dengan apa yang akan diajarkan selanjutnya, baik jumlah jam maupun materinya. c) Jenjang pembelajaran bahasa Arab yang disampaikan kepada peserta didik dilakukan melalui tiga hal yaitu pengenalan mufrodat, pembelajaran Qowaid (morfem), dan pembelajaran makna (ظافللا ةلل)

Prinsip-prinsip pembelajaran bahasa dapat terlaksana ditentukan juga oleh adanya metode yang tepat. Pepatah arab menyebutkan bahwa, metode lebih penting daripada materi, dan pemelajar

lebih penting daripada metode. Pernyataan ini menggambarkan

bahwa metode yang baik dapat mengantarkan keberhasilan dalam pembelajaran bahasa Arab. Bahkan jika materinya kurang bagus, tetapi disampaikan dengan cara yang baik akan lebih bagus hasilnya daripada materi yang bagus tetapi disampaikan dengan metode yang kurang bagus. Karena itu, penerapan metode pembelajaran yang baik dalam pembelajaran merupakan suatu keharusan dan setiap pemelajar diwajibkan untuk mampu menerapkan berbagai macam metode pembelajaran dalam pembelajaran bahasa Arab.

(14)

3) memberi petunjuk cara membuka buku, 4) menjelaskan angka pada nomor halaman, 5) memusatkan perhatian peserta didik pada halaman yang akan dipelajari, 6) menceritakan gambar yang terdapat pada halaman tersebut, dan 7) mengajak peserta didik membaca kalimat dengan intonasi yang tepat.

Pengajaran membaca tanpa buku dapat dilakukan dengan: 1) guru menunjukkan gambar yang berisi cerita, 2) guru menceritakan isi gambar, 3) peserta didik disuruh menceritakan kembali isi gambar, 4) meluiskan kata yang terdapat dalam cerita dalam rangka mengenalkan huruf dan cara membacanya. 5) guru tidak menggunakan gambar lagi sebagai gantinya membuat cerita sederhana yang ditulis dipapn tulis, dengan cara mengnal kata dalam kalimat, mengnal suku kata dalam kata, mengenal huruf dalam suku kata, mengenal huruf menjadi suku kata, dan merangkai suku kata menjadi kata.

(15)

Indonesia, sedangkan untuk bahasa Arab dari kanan ke kiri, agar terbiasa. (h) keterampilan pemahaman, yaitu dalam kegiatan ini tidak perlu menunggu peserta didik lancar membaca, yang terpenting anak memahami pesan dari apa yang dibaca. (i) penguasaan kosakata, dalam hal ini pengenalan kosakata merupakan proses yang melibatkan kemampuan mengidentiikasi simol tulis, mengucapkan, dan menghubungkannya dengan makna.

Strategi pengenalan kosakata adalah langkah awal diperkenalkan sebelum peserta didik membaca kata-kata. Adapun strateginya meliputi : strategi pengucapan, yaitu melalui (1) analisis dan sinteis fonik yaitu teknik memilah kata ke dalam komponen, (2)teknik pengenalan kata yang dilakukan dengan pengenalan kata kepada peserta didik secara langsung tanpa dieja, 3) meminta seseorang untuk mengucapkan kata, (4) unsur konteks yaitu unsur yang berupa bentuk deinisi, contoh, perbandingan atau kontras, penjelasan yang dapat menggambarkan makna kata, (5) structural Analysis and Synthesis yaitu teknik membelah katadalam unit-unit pemngucapannya, seperti, awalan, akhiran, akar kata, kombinasi, dll, (6) melihat pengucapan di kamus.

Setrategi lain dalam pengajaran membaca adalah strategi pemahaman makna bacaan. Aspek ini merupakan inti dari keterampilan membaca. Ada tiga unsur yang harus diperhatikan yaitu unsur kata, kalimat dan paragraf. (ahmad Fuad Effendy, 2005:128). Ketiga hal ini mendukung makna suatu bacaan. Agar pengajaran keterampilan membaca untuk pemahaman ini menarik dan meyenangkan makabacaan harus sesuai dengan minat, tingkat perkembangan dan dan usia peserta didik. Selain itu dalam memilih materi ajar (bacaan) harus berdasarkan kurikulum yang berlaku. Bacaan harus variatif, baik topiknya ataupun ragam bahasanya.

(16)

irama yang tepatdan ekspresi yang menggambarkan penulis, lancar tidak tersendat-sendat serta memperhatikan tanda baca tau tanda garis atau pungtuasi.

Kedua membaca dalam hati (هتماصلا ةءارقلا), tujuan dalam membaca jenis ini adalah memperoleh pengertian baik pokok-pokok maupun pengertiannya. Membaca dalam hati merupakan bagian dari jenis membaca yang lain yaitu membaca analisis, membaca cepat, membaca rekreatif, dan sebagainya. Dalam kegiatan membaca dalam hati situasi kelas harus dibuat kondusif sehingga peserta didik dapat berkonsentrasi dengan baik. Hal-hal yang perlu dihindari dalam kegiuatan membaca dalam hati ini adalah vokalisasi, pengualangan membaca yaitu mengulangi gerak mata pada kalimat sebelumnya dan penggunaan telunjuk/petunjuk dengan gerak gepala, misalnya. Ketiga, membaca cepat atau membaca ekstensif (ةعسوملا ةءارقلا) bertujuan untuk memotivasi peserta didik agar berani membaca lebih cepat dari biasanya. Peserta didik dituntun untuk memahami pokok-pokok isi bacaan

Keempat, membaca rekreatif (ةيعاتمتسلا ةءارقلا) yaitu jenis membaca yang bertujuan untuk mnumbuhkan minat dan kecintaan membaca pada diri peserta didik. Oleh karena itu guru dituntut untuk memberika peluang kepada peserta didik untuk memilih bacaan yang menarik dan menyenangkan menurut peserta didik. Biasanya dalam pengajaran membaca cepat dan rekreatif dilaksanakan di luar kelas, pemberian tugas untuk membaca buku tertentu dan tugas selanjutnya adalah penyerahan tugas atau laporan sebagai hasil membaca.

Kelima, membaca analitis (ةيليلحتلا ةءارقلا). Jenis membaca ini bertujuan agar peserta didik dapat menggali dan menunjukkan rincian informasi yang memperkuat ide utama yang disajikan penulis. Selain itu peserta didik juga dilatih untuk berikir logis, mencari hubungan antara satu kejadian dengan kejadian yang lain dan menarik kesimpulan dari bacaan tersebut.

(17)

latihan. Adapun sistematika pertanyaan yang disajikan disesuaikan dengan tujuan, jenis membaca dan pengalaman belajar yang ingin diajarkan atau dilatihkan kepada peserta didik. Mengasah keterampilan membaca melalui pengalaman belajar, dapat dilakukan dengan pertama, memperkaya kosa kata. Hal ini dapat dilakukan dengan keterampilan menggunkan kamus bahasa Arab untuk mengembangkan pengetahuan peserta didik.

Kamus bahasa Arab memiliki sistem tersendiri yang relative sulit. Siustem tata kata dalam bahasa Arab cenderung lebih rumit dan kompleks. Pelatihan dan pembiasaan pengunaan kamus dalam belajar bahasa arab menjadi hal yang urgen. Untuk meperkaya kosakata perlu latihan-latihan; a) mencari padanan kata /sinonim (فدارم), b) mencari lawan kata/antonym (ض), c) mencari makna lain dari kata yang sama (طفللا كارتشإ), d) Mencari bentuk jamak dari kata tunggal atau sebaliknya, dan e) Mencari bentuk mudhari’ dari ma:dhi dan sebaliknya. (Ibid: 132)

Kedua, dalam pengajaran membaca perlu juga dilakukan

pengenalan (kognisi) isi bacaan yang bertingkat-tingkat intensitasnya. Tingkatan kognisi meliputi 6 hal; yaitu pengetahuan (ةفرعملا,) pemahaman (مهفلا), aplikasi (قبطتلا,) analisis (ليلحتلا), sintesis (بيكرتلا), dan evaluasi (ميوقتلا). (A.Fuad Effendy:132-135), Belajar mengetahui dan mengingat dapat dilakukan menggunakan pertanyaan untuk membimbing peserta didik menemukan informasi dengan jenis pertanyaan yang dimulai dengan kata man, ma;, ayna, mata;. Pertanyaan ini sepele namun dapat dijadikan landasan untuk berikir lebih lanjut mengenal isi teks bacaan. Selanjutnya belajar memahami dan menguasai fakta-fakta dalam teks bacaan dan mampu menerangkan kembali dengan kalimat sendiri. Jenis kata Tanya yang biasa digunakan untuk belajar memahami dan menguasai ini adalah lima;dza, mal-ladzi, isyroh, shif, bayyi, qa;rin.

(18)

mengambil kesimpulan dari teks yang dibaca. Misal guru memberikan teks tanpa judul kemudian setelah peserta membaca teks diminta untuk memberi judul sesuai kesimpulan yang diambil.

Dalam belajar mensitesis, peserta didik dapat dilatih untuk merangkum bagian-bagian dalam teks bacaan untuk dita’bir kembali dengan kerangka yang orisinil. Peserta didik dituntut untuk kreatif, misal dengan membuat bagan, denah skema, graik dan lain-lain. Pada bagian terakhir adalah belajar mengevaluasi yaitu membiasakan peserta didik untuk dapat menilai kualitas atau manfaat dari teks bacaan yang telah dipelajari.

Ketiga, pengajaran membaca dengan pengenalan pola kalimat. peserta didik dapat dilatih untuk mengenal fungsi-fungsi gramatikal dari kata dalam kalimat. Peserta didik juga dapat membedakan iil, fail, isim, maf’ul. Melalui membaca setidaknya peserta didik dapat diajarkan tata kalimat dalam struktur kalimat dan paragraf sesuai dengan kaidah yang benar.

Jadi pada prinsipnya strategi pengajaran bahasa Arab dalam mengasah keterampilan membaca harus memperhatikan dasar kemampuan peserta didik mulai dari pengenalan huruf, kata, tata kalimat atau struktur kalimat dan paragraf. Melalui keterampilan membaca peserta didik juga dapat memperkaya kosakata, belajar mengenal kpognisi isi bacaan dan pola kalimat. Membaca dapat dimulai dari bacaan yang sederhana ke bacaan yang kompleks disesuaikan dengan tingkat kemampuan peserta didik baik di kelas rendah maupun di kelas tinggi.

C. Simpulan

(19)

pendidikan dasar bukan perkara yang sederhana. Pembelajaran bahasa di tingkat dasar dibagi menjadi dua kategori yaitu pembelajaran untuk kelas rendah dan kelas tinggi. Oleh karen itu perlu ada pertimbangan-pertimbangan. Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam meningkatkan kemampuan membaca peserta didik di Sekolah dasar adalah pemilihan bahan ajar, strategi pengajaran, dan problem umum yang dihadapi peserta didik dalam membaca.

(20)

DAFTAR PUSTAKA

Abdul Muin, 2004, Analisis Kontrastif Bahasa Arab dan Bahasa Indonesia, Telaah Terhadap Fonetik dan Morfologi. Jakarta: Pustaka al-Husna Baru

Abdurrahman Jalaluddin Al-Suyuthy, tt, al-Muzhir i Ulûm al-Lughah wa Anwa’ihâ,Beirut Libanon:Dâr al-Fikr, , vol I

Ahmad Izzan, 2004. Metodologi Pembelajaran Bahasa Arab. Bandung : Humaniora.

Ahmad Raiuddin dan Darmiyati Zuhdi. (2001). Pendidikan bahasa dan sastra Indonesia di kelas tinggi. Malang: Universitas Negeri Malang.

Ahmad Fuadi Effendi, (2005), Metodologi Pengajaran Bahasa Arab, Malang:Misykat

Farida Rahim, (2007). Pengajaran Membaca di Sekolah Dasar, Jakarta: Bumi Aksara

Cecle-Murcia, Marianne (ed). (2001). Teaching English as a scond or foreingn language.Third Edition. TK: Heinle&Heinle Thomas Learning

Iskandarwassid & Dadang Suhendar, (2013). Strategi Pembelajaran Bahasa, Bandung: Remaja Rosdakarya

Rubin. (1993). A Practical Approach to Teaching Reading. London: Ally and Bacon.Inc

Referensi

Dokumen terkait

¾ The auditors, and those charged with governance, must consider the potential for management override of internal control and the use of inappropriate influence over the

Ketentuan mengenai tanggung jawab sosial perusahaan diatur secara tegas dalam Pasal 74 Ayat (1) Undang- Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseoran Terbatas, yang menegaskan bahwa

Dari hasil pengujian dapat disimpulkan bahwa performansi forwarding pada BGP confederation selalu lebih unggul karena besarnya informasi routing yang ada di dalam tabel

Tabel 6. Kemudian untuk saham BBCA mengalami kenaikan saham dari Rp. Begitu pula untuk saham BMRI mengalami peningkatan yaitu dari closing price sebelumnya sebesar

Untuk memberikan kepastian hukum dan kepastian berusaha kepada pemegang Izin Usaha Pertambangan (IUP) mineral dan batubara, Gubernur dan Bupati/Walikota segera

Hasil perhitungan komposisi cuplikan dari analisis XRF memperlihatkan bahwa untuk satu kali deposisi pada tiga buah substrat, ketiga lapisan tipis yang terbentuk

Avrist Asya Equity (IDR): Dana investasi ini dikelola dengan menggunakan prinsip syariah dan diarahkan pada pencapaian hasil investasi yang lebih tinggi dengan tingkat risiko

Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat dan karunia-NYA kepada peneliti, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judul Pengaruh