KSAP
Laporan Keuangan Pemerintah
Daerah
Berbasis Akrual
Laporan Keuangan Pemerintah
Daerah
Berbasis Akrual
TOT Narasumber Sosialisasi SAP Akrual
TOT Narasumber Sosialisasi SAP Akrual
KSAP
Dasar Hukum
PP 71/2010 tentang Standar Akuntansi
Pemerintahan
Lampiran I Standar Akuntansi Pemerintahan
KSAP
KOMPONEN LK Berbasis Akrual
1.
Laporan Realisasi Anggaran
2.
Laporan Perubahan Saldo Anggaran Lebih
(SAL)
3.
Neraca
4.
Laporan Arus Kas
5.
Laporan Operasional
6.
Laporan Perubahan Ekuitas
7.
Catatan atas Laporan Keuangan
9/12/17 www.ksap.org
KSAP
Laporan Realisasi Anggaran
PSAP 02 tentang LRA Berbasis Kas
LRA menyajikan informasi realisasi
pendapatan-LRA, belanja, transfer, surplus/defisit-pendapatan-LRA, dan
pembiayaan, yang masing-masing
diperbandingkan
dengan anggarannya
dalam satu periode.
Entitas
pelaporan
menyajikan
klasifikasi
pendapatan menurut
jenis pendapatan-LRA
dalam
LRA, dan rincian lebih lanjut jenis pendapatan
disajikan pada CALK.
Entitas pelaporan menyajikan klasifikasi belanja
menurut
jenis belanja
dalam LRA. Klasifikasi
belanja menurut organisasi disajikan dalam LRA
atau di CALK.
Klasifikasi belanja menurut fungsi
KSAP
LAPORAN REALISASI ANGGARAN
BERBASIS KAS-PSAP 02
CASH TOWARDS ACCRUAL
ACCRUAL
AKUNTANSI PENDAPATAN
Pengecualian asas bruto
– Tidak
ada pengecualian.
AKUNTANSI SILPA/SIKPA
SILPA/SIKPA pada akhir periode
pelaporan dipindahkan ke Neraca –
Ekuitas Dana Lancar
AKUNTANSI PENDAPATAN-LRA
Pengecualian asas bruto
- Dalam
hal besaran pengurang terhadap
pendapatan-LRA bruto (biaya)
bersifat variabel terhadap
pendapatan dimaksud dan tidak
dapat dianggarkan terlebih dahulu
dikarenakan proses belum selesai,
maka asas bruto dapat
dikecualikan. (Par 25)
AKUNTANSI SILPA/SIKPA
SILPA/SIKPA pada akhir periode
pelaporan dipindahkan ke Laporan
Perubahan SAL. (Par 62)
KSAP
2. LAPORAN REALISASI ANGGARAN
BERBASIS KAS-PSAP 02
CASH TOWARDS ACCRUAL
ACCRUAL
TRANSAKSI PENDAPATAN,
BELANJA, DAN PEMBIAYAAN
BERBENTUK BARANG DAN JASA
Transaksi pendapatan, belanja, dan
pembiayaan dalam bentuk barang
dan jasa harus dilaporkan dalam
Laporan Realisasi Anggaran dengan
cara menaksir nilai barang dan jasa
tersebut pada tanggal transaksi.
Contoh transaksi berwujud barang
dan jasa adalah hibah dalam wujud
barang, barang rampasan, dan jasa
konsultansi
TRANSAKSI PENDAPATAN,
BELANJA, DAN PEMBIAYAAN
BERBENTUK BARANG DAN JASA
--
Tidak disajikan dalam LRA
KSAP
NO. URAIAN Anggaran 20X1 Realisasi 20X1 (%) Realisasi 20X0
1 PENDAPATAN
2 PENDAPATAN ASLI DAERAH
3 Pendapatan Pajak Daerah xxx xxx xx xxx
4 Pendapatan Retribusi Daerah xxx xxx xx xxx
5 Pendapatan Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang Dipisahkan xxx xxx xx xxx
6 Lain-lain PAD yang sah xxx xxx xx xxx
7 Jumlah Pendapatan Asli Daerah (3 s/d 6) xxxx xxxx xx xxxx
8
9 PENDAPATAN TRANSFER
10 TRANSFER PEMERINTAH PUSAT - DANA PERIMBANGAN
11 Dana Bagi Hasil Pajak xxx xxx xx xxx
12 Dana Bagi Hasil Sumber Daya Alam xxx xxx xx xxx
13 Dana Alokasi Umum xxx xxx xx xxx
14 Dana Alokasi Khusus xxx xxx xx xxx
15 Jumlah Pendapatan Transfer Dana Perimbangan (11 s/d 14) xxxx xxxx xx xxxx
16
17 TRANSFER PEMERINTAH PUSAT - LAINNYA
18 Dana Otonomi Khusus xxx xxx xx xxx
19 Dana Penyesuaian xxx xxx xx xxx
20 Jumlah Pendapatan Transfer Pemerintah Pusat - Lainnya (18 s/d 19) xxxx xxxx xx xxxx
21
22 TRANSFER PEMERINTAH PROVINSI
23 Pendapatan Bagi Hasil Pajak xxx xxx xx xxx
24 Pendapatan Bagi Hasil Lainnya xxx xxx xx xxx
25 Jumlah Transfer Pemerintah Provinsi (23 s/d 24) xxxx xxxx xx xxxx 26 Total Pendapatan Transfer (15 + 20 + 25) xxxx xxxx xx xxxx
27
28 LAIN-LAIN PENDAPATAN YANG SAH
29 Pendapatan Hibah xxx xxx xx xxx
30 Pendapatan Dana Darurat xxx xxx xx xxx
31 Pendapatan Lainnya xxx xxx xx xxx
32 Jumlah Lain-lain Pendapatan yang Sah (29 s/d 31) xxx xxx xx xxx 33 JUMLAH PENDAPATAN (7 + 26 + 32) xxxx xxxx xx xxxx
PEMERINTAH KABUPATEN/KOTA
LAPORAN REALISASI ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA
KSAP
34
35 BELANJA
36 BELANJA OPERASI
37 Belanja Pegawai xxx xxx xx xxx
38 Belanja Barang xxx xxx xx xxx
39 Bunga xxx xxx xx xxx
40
Subsid
i xxx xxx xx xxx
41 Hibah xxx xxx xx xxx
42 Bantuan Sosial xxx xxx xx xxx
43 Jumlah Belanja Operasi (37 s/d 42) xxxx xxxx xx xxxx
44
45 BELANJA MODAL
46 Belanja Tanah xxx xxx xx xxx
47 Belanja Peralatan dan Mesin xxx xxx xx xxx 48 Belanja Gedung dan Bangunan xxx xxx xx xxx 49 Belanja Jalan, Irigasi dan Jaringan xxx xxx xx xxx 50 Belanja Aset Tetap Lainnya xxx xxx xx xxx
51 Belanja Aset Lainnya xxx xxx xx xxx
52 Jumlah Belanja Modal (46 s/d 51) xxxx xxxx xx xxxx
53
54 BELANJA TAK TERDUGA
55 Belanja Tak Terduga xxx xxx xx xxx
56 Jumlah Belanja Tak Terduga (55 s/d 55) xxx xxxx xx xxxx 57 JUMLAH BELANJA (43 + 52 + 56) xxxx xxxx xx xxxx
58
59 TRANSFER
60 TRANSFER/BAGI HASIL KE DESA
61 Bagi Hasil Pajak xxx xxx xx xxx
62 Bagi Hasil Retribusi xxx xxx xx xxx
63 Bagi Hasil Pendapatan Lainnya xxx xxx xx xxx 64 JUMLAH TRANSFER/BAGI HASIL KE DESA (61 s/d 63) xxx xxxx xx xxxx 65 JUMLAH BELANJA DAN TRANSFER (57 + 64)
66
67 SURPLUS/DEFISIT (33 - 65) xxx xxx xxx xxx
KSAP
69 PEMBIAYAAN
70
71 PENERIMAAN PEMBIAYAAN
72 Penggunaan SiLPA xxx xxx xx xxx
73 Pencairan Dana Cadangan xxx xxx xx xxx 74 Hasil Penjualan Kekayaan Daerah yang Dipisahkan xxx xxx xx xxx 75 Pinjaman Dalam Negeri - Pemerintah Pusat xxx xxx xx xxx 76 Pinjaman Dalam Negeri - Pemerintah Daerah Lainnya xxx xxx xx xxx 77 Pinjaman Dalam Negeri - Lembaga Keuangan Bank xxx xxx xx xxx 78 Pinjaman Dalam Negeri - Lembaga Keuangan Bukan Bank xxx xxx xx xxx 79 Pinjaman Dalam Negeri - Obligasi xxx xxx xx xxx 80 Pinjaman Dalam Negeri - Lainnya xxx xxx xx xxx 81 Penerimaan Kembali Pinjaman kepada Perusahaan Negara xxx xxx xx xxx 82 Penerimaan Kembali Pinjaman kepada Perusahaan Daerah xxx xxx xx xxx 83 Penerimaan Kembali Pinjaman kepada Pemerintah Daerah Lainnya xxx xxx xx xxx 84 Jumlah Penerimaan (72 s/d 83) xxxx xxxx xx xxxx
85
86 PENGELUARAN PEMBIAYAAN
87 Pembentukan Dana Cadangan xxx xxx xx xxx 88 Penyertaan Modal Pemerintah Daerah xxx xxx xx xxx 89 Pembayaran Pokok Pinjaman Dalam Negeri - Pemerintah Pusat xxx xxx xx xxx
90 Pembayaran Pokok Pinjaman Dalam Negeri - Pemerintah Daerah Lainnya xxx xxx xx xxx
91 Pembayaran Pokok Pinjaman Dalam Negeri - Lembaga Keuangan Bank xxx xxx xx xxx
92 Pembayaran Pokok Pinjaman Dalam Negeri - Lembaga Keuangan Bukan Bank xxx xxx xx xxx 93 Pembayaran Pokok Pinjaman Dalam Negeri - Obligasi xxx xxx xx xxx 94 Pembayaran Pokok Pinjaman Dalam Negeri - Lainnya xxx xxx xx xxx 89 Pemberian Pinjaman kepada Perusahaan Negara xxx xxx xx xxx 90 Pemberian Pinjaman kepada Perusahaan Daerah xxx xxx xx xxx 91 Pemberian Pinjaman kepada Pemerintah Daerah Lainnya xxx xxx xx xxx 92 Jumlah Pengeluaran (87 s/d 91) xxx xxx xx xxx
93 PEMBIAYAAN NETO (84 - 92) xxxx xxxx xx xxxx
94
KSAP
Laporan Perubahan SAL
Saldo Anggaran Lebih adalah
gunggungan saldo yang
berasal dari akumulasi SiLPA/SiKPA
tahun-tahun
anggaran sebelumnya dan tahun berjalan serta
penyesuaian lain yang diperkenankan
.
LP SAL menyajikan secara komparatif dengan periode
sebelumnya pos-pos berikut:
a)
SAL awal;
b)
Penggunaan SAL;
c)
SILPA/SIKPA tahun berjalan;
d)
Koreksi Kesalahan Pembukuan tahun
Sebelumnya; dan
e)
Lain-lain;
f)
SAL Akhir.
Entitas pelaporan menyajikan rincian lebih lanjut dari
KSAP
PEMERINTAH DAERAH
LAPORAN PERUBAHAN SALDO ANGGARAN LEBIH
PER 31 DESEMBER 20X1 DAN 20X0
NO
URAIAN
20X1
20X0
1 Saldo Anggaran Lebih Awal
XXX
XXX
2 Penggunaan SAL sebagai Penerimaan
Pembiayaan Tahun Berjalan
(XXX)
(XXX)
3 Subtotal (1 - 2)
XXX
XXX
4 Sisa Lebih/Kurang Pembiayaan Anggaran
(SiLPA/SiKPA)
XXX
XXX
5 Subtotal (3 + 4)
XXX
XXX
6 Koreksi Kesalahan Pembukuan Tahun Sebelumnya
XXX
XXX
7 Lain-lain
XXX
XXX
KSAP
Laporan Operasional
Laporan Operasional (LO) menyajikan pos-pos:
a)
Pendapatan-LO dari kegiatan operasional;
b)Beban dari kegiatan operasional ;
c)
Surplus/defisit dari Kegiatan Non Operasional;
d)Pos luar biasa;
e)
Surplus/defisit-LO.
KSAP
13
LAPORAN PERUBAHAN EKUITAS
Ekuit
as
akhir
Ekuit
as
akhir
Ekuitas awal
Ekuitas awal
Surplus/defisit
LO pada periode
bersangkutan
Surplus/defisit
LO pada periode
bersangkutan
Dampak kumulatif
perubahan
kebijakan/kesalaha
n mendasar
Dampak kumulatif
perubahan
kebijakan/kesalaha
n mendasar
PP 71/2010 AKRUAL
Melaporkan perubahan ekuitas dan surplus/defisit
PP 24/2005 CTA
Opsional
KSAP
STRUKTUR LAPORAN OPERASIONAL
14
• Pendapatan/Beba
n yg bukan merupakan operasi biasa
• Tidak diharapkan
sering/rutin terjadi
• Di luar kendali/
pengaruh entitas ybs
• Sifat & jumlah
diungkap dalam CalK
• Pendapatan/Beba
n yg bukan merupakan operasi biasa
• Tidak diharapkan
sering/rutin terjadi
• Di luar kendali/
pengaruh entitas ybs
• Sifat & jumlah
diungkap dalam CalK
• Sifatnya tidak rutin,
termasuk surplus/defisit dari penjualan aset non lancar dan penyelesaian kewajiban jangka panjang
• Sifatnya tidak rutin,
termasuk surplus/defisit dari penjualan aset non lancar dan penyelesaian kewajiban jangka panjang
• Penurunan manfaat ekonomi/potensi jasa dalam periode pelaporan • menurunkan ekuitas • berupa pengeluaran/ konsumsi aset atau timbulnya kewajiban • Penurunan manfaat ekonomi/potensi jasa dalam periode pelaporan • menurunkan ekuitas • berupa pengeluaran/ konsumsi aset atau timbulnya kewajiban
• Hak pemerintah • Diakui sebagai
penambah ekuitas
• Dalam periode tahun
anggaran yg bersangkutan
• Tidak perlu dibayar
kembali
• Hak pemerintah
• Diakui sebagai
penambah ekuitas
• Dalam periode tahun
anggaran yg bersangkutan
• Tidak perlu dibayar
kembali
Pendapata
n-LO (dari
kegiatan
operasional
)
Pendapata
n-LO (dari
kegiatan
operasional
)
Beban (dari
kegiatan
operasional
)
Beban (dari
kegiatan
operasional
)
Pos Luar
Biasa
Pos Luar
Biasa
Kegiatan
Non
Operasiona
l
Kegiatan
Non
Operasiona
l
Surplus/Defisit LOKSAP
• Pada saat timbul hak
atas pendapatan (hak untuk menagih) atau
• Pada saat pendapatan
direalisasi
. .
. .
AKUNTANSI PENDAPATAN PADA
LAPORAN OPERASIONAL
15
Pengakuan
Pencatatan
Pendapatan
LO
Pengungkapan
Klasifikasi
Menurut
sumber
pendapatan
Rincian
lebih lanjut
sumber
pendapatan
disajikan
dalam CaLK
KSAP
•
Menurut
klasifikasi
ekonomi
• Penyusutan dapat dilakukan dengan metode garis lurus, saldo menurun, dan unit produksi• Saat timbul kewajiban • Terjadinya konsumsi aset • Terjadinya penurunan
manfaat ekonomi/potensi jasa
. .
. .
AKUNTANSI BEBAN PADA
LAPORAN OPERASIONAL
16Pengakuan
Pencatatan
Pengungkapan Klasifikasi
Beban LO
Beban berdasarkan klasifikasi organisasi danklasifikasi lain yang dipersyaratkan
menurut ketentuan perundangan
KSAP
No URAIAN 20X1 20X0 PenurunanKenaikan/ (%)
KEGIATAN OPERASIONAL
1PENDAPATAN
2 PENDAPATAN ASLI DAERAH
3 Pendapatan Pajak Daerah xxx xxx xxx xxx
4 Pendapatan Retribusi Daerah xxx xxx xxx xxx
5 Pendapatan Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang Dipisahkan xxx xxx xxx xxx
6 Pendapatan Asli Daerah Lainnya xxx xxx xxx xxx
7 Jumlah Pendapatan Asli Daerah( 3 s/d 6 ) xxx xxx xxx xxx
8
9 PENDAPATAN TRANSFER
10 TRANSFER PEMERINTAH PUSAT-DANA PERIMBANGAN
11 Dana Bagi Hasil Pajak xxx xxx xxx xxx
12 Dana Bagi Hasil Sumber Daya Alam xxx xxx xxx xxx
13 Dana Alokasi Umum xxx xxx xxx xxx
14 Dana Alokasi Khusus xxx xxx xxx xxx
15 Jumlah Pendapatan Transfer Dana Perimbangan (11 s/d 14) xxx xxx xxx xxx
16
17 TRANSFER PEMERINTAH PUSAT LAINNYA
18 Dana Otonomi Khusus xxx xxx xxx xxx
19 Dana Penyesuaian xxx xxx xxx xxx
20 Jumlah Pendapatan Transfer Lainnya (18 s/d 19 ) xxx xxx xxx xxx
21
22 TRANSFER PEMERINTAH PROVINSI
23 Pendapatan Bagi Hasil Pajak xxx xxx xxx xxx
24 Pendapatan Bagi Hasil Lainnya xxx xxx xxx xxx
25 Jumlah Pendapatan Transfer Pemerintah Provinsi (23 s/d 24) xxx xxx xxx xxx 26 Jumlah Pendapatan Transfer (15 + 20 + 25) xxx xxx xxx xxx
27
28 LAIN-LAIN PENDAPATAN YANG SAH
29 Pendapatan Hibah xxx xxx xxx xxx
30 Pendapatan Dana Darurat xxx xxx xxx xxx
31 Pendapatan Lainnya xxx xxx xxx xxx
32 Jumlah Lain-lain Pendapatan yang sah (29 s/d 31) xxx xxx xxx xxx
33 JUMLAH PENDAPATAN (7 + 26 + 32) xxx xxx xxx xxx
PEMERINTAH KABUPATEN/KOTA LAPORAN OPERASIONAL
KSAP
34
35BEBAN
36 Beban Pegawai xxx xxx xxx xxx
37 Beban Persediaan xxx xxx xxx xxx
38 Beban Jasa xxx xxx xxx xxx
39 Beban Pemeliharaan xxx xxx xxx xxx
40 Beban Perjalanan Dinas xxx xxx xxx xxx
41 Beban Bunga xxx xxx xxx xxx
42 Beban Subsidi xxx xxx xxx xxx
43 Beban Hibah xxx xxx xxx xxx
44 Beban Bantuan Sosial xxx xxx xxx xxx
45 Beban Penyusutan xxx xxx xxx xxx
46 Beban Transfer xxx xxx xxx xxx
47 Beban Lain-lain xxx xxx xxx xxx
48 JUMLAH BEBAN (36 s/d 47) xxx xxx xxx xxx
49
50 SURPLUS/DEFISIT DARI OPERASI (33-48) xxx xxx xxx xxx
51
52SURPLUS/DEFISIT DARI KEGIATAN NON OPERASIONAL
53 Surplus Penjualan Aset Nonlancar xxx xxx xxx xxx 54 Surplus Penyelesaian Kewajiban Jangka Panjang xxx xxx xxx xxx 55 Defisit Penjualan Aset Nonlancar xxx xxx xxx xxx 56 Defisit Penyelesaian Kewajiban Jangka Panjang xxx xxx xxx xxx 57 Surplus/Defisit dari Kegiatan Non Operasional Lainnya xxx xxx xxx xxx
58 JUMLAH SURPLUS/DEFISIT DARI KEGIATAN NON OPERASIONAL(53 s/d 57) xxx xxx xxx xxx 59 SURPLUS/DEFISIT SEBELUM POS LUAR BIASA (50 + 58) xxx xxx xxx xxx
60
61POS LUAR BIASA xxx xxx xxx xxx
62 Pendapatan Luar Biasa xxx xxx xxx xxx
63 Beban Luar Biasa xxx xxx xxx xxx
64 POS LUAR BIASA ( 62-63) xxx xxx xxx xxx
KSAP
Laporan Perubahan Ekuitas
LPE menyajikan sekurang-kurangnya pos-pos:
a)Ekuitas awal
b)
Surplus/defisit-LO pada periode bersangkutan;
c)Koreksi-koreksi yang langsung menambah/
mengurangi ekuitas, yang antara lain berasal dari
dampak kumulatif yang disebabkan oleh perubahan
kebijakan akuntansi dan koreksi kesalahan
mendasar, misalnya:
a)
koreksi kesalahan mendasar dari persediaan yang terjadi
pada periode-periode sebelumnya;
b)
perubahan nilai aset tetap karena revaluasi aset tetap.
d)
Ekuitas akhir.;
KSAP
PEMERINTAH PROVINSI/KABUPATEN/KOTA LAPORAN PERUBAHAN EKUITAS
UNTUK PERIODE YANG BERAKHIR SAMPAI DENGAN 31 DESEMBER 20X1 DAN 20X0
NO
URAIAN
20X1 20X0
1 EKUITAS AWAL
XXX XXX
2 SURPLUS/DEFISIT-LO
XXX XXX
3
DAMPAK KUMULATIF PERUBAHAN
KEBIJAKAN/KESALAHAN MENDASAR:
4
KOREKSI NILAI PERSEDIAAN
XXX XXX
5
SELISIH REVALUASI ASET TETAP
XXX XXX
6
LAIN-LAIN
XXX XXX
7 EKUITAS AKHIR
XXX XXX
KSAP
Neraca
Neraca menggambarkan posisi keuangan
suatu entitas pelaporan mengenai aset,
kewajiban, dan ekuitas pada tanggal tertentu.
Setiap entitas pelaporan
mengklasifikasikan asetnya dalam aset
lancar dan nonlancar serta
mengklasifikasikan kewajibannya
KSAP
ISI SINGKAT NERACA DAERAH
Cash Towards Accrual
Aset Lancar
Kas dan Setara Kas 100 Investasi Jangka Pendek 200 Piutang 300
Persediaan 200
Jumlah Aset Lancar 800
Aset Non Lancar:
Investasi Jangka Panjang 200 Aset Tetap 400 Dana Cadangan 500 Aset Lainnya 100
Jumlah Aset Non Lancar 1.200
Jumlah Aset 2.000
Kewajiban Jangka Pendek
50
Kewajiban Jangka Panjang
600
Jumlah Kewajiban
650
Ekuitas
Ekuitas Dana Lancar
800
Ekuitas Dana Investasi
700
Ekuitas Dana Cadangan
500
Jumlah Ekuitas
1.350
Jumlah Kewajiban
KSAP
Neraca Basis Kas Menuju Akrual
Idealnya sudah menerapkan Penyusutan sebagaimana
diatur pada PSAP dan Bultek CTA
Sudah Memperhitungkan Penyisihan Piutang
Sudah Melakukan Penyusutan/Amortisasi
Sudah Melakukan Penyesuaian pada Pos-pos Neraca
Ekuitas pada Neraca CTA merupakann pasangan dari
Pos Aset/Kewajiban
Neraca Basis Akrual
Ekuitas pada Neraca merupakan selisih
antara aset dan kewajiban pemerintah
pada tanggal laporan.
Saldo ekuitas di Neraca berasal dari saldo
KSAP
Langkah korektif SAAT ini:
Kondisi LK Pemda dan
1.
Sudah melakukan akrualisasi pos-pos neraca->
tidak perlu
menghitung dampak kumulatif perubahan basis akuntansi
2.
Belum melakukan akrualisasi pos-pos neraca
Langkahnya:
Jika belum melakukan akrualisasi, maka yang mungkin
dilakukan:
3.
Melakukan perhitungan dampak kumulatif perubahan
basis akuntansi terhadap pos-pos neraca yang
memerlukan akrualisasi.
4.
Hasil penghitungan dampak kumulatif akrualisasi pos
KSAP
Neraca
Neraca menyajikan secara komparatif dengan periode
sebelumnya pos-pos berikut:
a.
kas dan setara kas;
PSAP 01, 03
b.investasi jangka pendek;
PSAP 06
c.
piutang pajak dan bukan pajak;
Bultek 16
d.persediaan; PSAP 05
e.
investasi jangka panjang;
PSAP 06
f.
aset tetap;
PSAP 07, 08, Bultek 15, 17
g.kewajiban jangka pendek;
PSAP 09
h.
kewajiban jangka panjang;
PSAP 09
i.ekuitas.
PSAP 01
Pos-pos selain yang disebutkan pada paragraf 49 disajikan
dalam Neraca jika SAP mensyaratkan, atau jika penyajian
demikian perlu untuk menyajikan secara wajar posisi
KSAP
ISI SINGKAT NERACA DAERAH
BASIS AKRUAL
Aset Lancar
Kas dan Setara Kas 100 Investasi Jangka Pendek 200
Piutang 300
Persediaan 200
Jumlah Aset Lancar 800
Aset Non Lancar:
Investasi Jangka Panjang 200
Aset Tetap 400 Dana Cadangan 500
Aset Lainnya 100
Jumlah Aset Non Lancar 1.200 Jumlah Aset 2.000
Kewajiban Jangka Pendek 50
Kewajiban Jangka Panjang
600
Jumlah Kewajiban 650
Ekuitas 1.350
Jumlah Kewajiban
KSAP
PEMERINTAH PROVINSI/KABUPATEN /KOTA NERACA
PER 31 DESEMBER 20X1 DAN 20X0
No. Uraian 20X1 20X0
1 ASET
2
3 ASET LANCAR
4 Kas di Kas Daerah xxx xxx
5 Kas di Bendahara Pengeluaran xxx xxx
6 Kas di Bendahara Penerimaan xxx xxx
7 Investasi Jangka Pendek xxx xxx
8 Piutang Pajak xxx xxx
9 Piutang Retribusi xxx xxx
10 Penyisihan Piutang (xxx) (xxx)
11 Belanja Dibayar Dimuka xxx xxx
12 Bagian Lancar Pinjaman kepada Perusahaan Negara xxx xxx 13 Bagian Lancar Pinjaman kepada Perusahaan Daerah xxx xxx 14 Bagian Lancar Pinjaman kepada Pemerintah Pusat xxx xxx 15 Bagian Lancar Pinjaman kepada Pemerintah Daerah Lainnya xxx xxx 16 Bagian Lancar Tagihan Penjualan Angsuran xxx xxx 17 Bagian lancar Tuntutan Ganti Rugi xxx xxx
18 Piutang Lainnya Xxx xxx
19 Persediaan Xxx xxx
KSAP
21
22 INVESTASI JANGKA PANJANG
23 Investasi Nonpermanen
24 Pinjaman Jangka Panjang xxx xxx 25 Investasi dalam Surat Utang Negara xxx xxx 26 Investasi dalam Proyek Pembangunan xxx xxx 27 Investasi Nonpermanen Lainnya xxx xxx 28 Jumlah Investasi Nonpermanen (24 s/d 27) xxx xxx
29 Investasi Permanen
30 Penyertaan Modal Pemerintah Daerah xxx xxx 31 Investasi Permanen Lainnya xxx xxx 32 Jumlah Investasi Permanen (30 s/d 31) xxx xxx 33 Jumlah Investasi Jangka Panjang (28 + 32) xxx xxx
34
35 ASET TETAP
36 Tanah xxx xxx
37 Peralatan dan Mesin xxx xxx
38 Gedung dan Bangunan xxx xxx
39 Jalan, Irigasi, dan Jaringan xxx xxx
40 Aset Tetap Lainnya xxx xxx
41 Konstruksi dalam Pengerjaan xxx xxx 42 Akumulasi Penyusutan (xxx) (xxx) 43 Jumlah Aset Tetap (36 s/d 42) xxx xxx
44
PEMERINTAH PROVINSI/KABUPATEN /KOTA NERACA
KSAP
45 DANA CADANGAN
46 Dana Cadangan xxx xxx
47 Jumlah Dana Cadangan (46) xxx xxx
48
49 ASET LAINNYA
50 Tagihan Penjualan Angsuran xxx xxx 51 Tuntutan Ganti Rugi xxx xxx 52 Kemitraan dengan Pihak Ketiga xxx xxx
53 Aset Tak Berwujud xxx xxx
54 Aset Lain-Lain xxx xxx
55 Jumlah Aset Lainnya (50 s/d 54) xxx xxx
56
57 JUMLAH ASET (20+33+43+47+55) xxxx xxxx
58
59 KEWAJIBAN
60
61 KEWAJIBAN JANGKA PENDEK
62 Utang Perhitungan Pihak Ketiga (PFK) xxx xxx
63 Utang Bunga xxx xxx
64 Bagian Lancar Utang Jangka Panjang xxx xxx 65 Pendapatan Diterima Dimuka xxx xxx
66 Utang Belanja xxx xxx
67 Utang Jangka Pendek Lainnya xxx xxx 68 Jumlah Kewajiban Jangka Pendek (62 s/d 67) xxx xxx
69
PEMERINTAH PROVINSI/KABUPATEN /KOTA NERACA
KSAP
59 KEWAJIBAN
60
61 KEWAJIBAN JANGKA PENDEK 62 Utang Perhitungan Pihak Ketiga (PFK) xxx xxx
63 Utang Bunga xxx xxx
64 Bagian Lancar Utang Jangka Panjang xxx xxx 65 Pendapatan Diterima Dimuka xxx xxx
66 Utang Belanja xxx xxx
67 Utang Jangka Pendek Lainnya xxx xxx 68 Jumlah Kewajiban Jangka Pendek (62 s/d 67) xxx xxx
69
70 KEWAJIBAN JANGKA PANJANG 71 Utang Dalam Negeri - Sektor Perbankan xxx xxx 72 Utang Dalam Negeri - Obligasi xxx xxx 73 Premium (Diskonto) Obligasi xxx xxx 74 Utang Jangka Panjang Lainnya xxx xxx 75 Jumlah Kewajiban Jangka Panjang (71 s/d 74) xxx xxx 76 JUMLAH KEWAJIBAN (68+75) xxx xxx
77
78 EKUITAS
79 EKUITAS xxx xxx
80 JUMLAH KEWAJIBAN DAN EKUITAS DANA (76+79) xxxx xxxx PEMERINTAH PROVINSI/KABUPATEN /KOTA
NERACA
KSAP
LAPORAN ARUS KAS
Menyajikan informasi mengenai
sumber, penggunaan, perubahan kas
dan setara kas pada tanggal
pelaporan.
KSAP
32
LAPORAN ARUS KAS
KAS MENUJU AKRUAL
AKRUAL
Diperlukan
, karena merupakan
laporan pertanggungjawaban dari
unit yang mempunyai fungsi
perbendaharaan
Tetap diperlukan
, karena
merupakan laporan
pertanggungjawaban dari
unit yang
mempunyai fungsi perbendaharaan
umum
Definisi aktivitas operasi,
investasi aset non keuangan,
pembiayaan dan non anggaran
dalam bagian definisi
Definisi aktivitas operasi, investasi,
pendanaan dan transitoris
dalam
paragraf PSAP
Tidak ada
Penegasan :
Kas dan setara kas harus disajikan
dalam laporan arus kas
KSAP
33
LAPORAN ARUS KAS
KAS MENUJU AKRUAL
AKRUAL
Pengklasifikasian LAK
berdasarkan
aktivitas:
1.
operasi,
2.
investasi aset non
keuangan
3.
pembiayaan
Termasuk Investasi dan
Divestasi aset keuangan
4.
non anggaran
(PSAP 03par 14, PP 24/2005)
Pengklasifikasian LAK
berdasarkan
aktivitas:
1.
operasi,
2.
investasi,
Termasuk Investasi dan
Divestasi aset keuangan
3.
pendanaan dan
4.
transitoris
KSAP
PEMERINTAH KABUPATEN/KOTALAPORAN ARUS KASUntuk Tahun Yang Berakhir Sampai Dengan 31 Desember 20X1 dan 20X0 Metode Langsung
(Dalam Rupiah)
No. Uraian 20X1 20X0
1 Arus Kas dari Aktivitas Operasi
2 Arus Masuk Kas
3 Penerimaan Pajak Daerah XXX XXX
4 Penerimaan Retribusi Daerah XXX XXX
5 Penerimaan Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang Dipisahkan XXX XXX 6 Penerimaan Lain-lain PAD yang sah XXX XXX 7 Penerimaan Dana Bagi Hasil Pajak XXX XXX 8 Penerimaan Dana Bagi Hasil Sumber Daya Alam XXX XXX 9 Penerimaan Dana Alokasi Umum XXX XXX 10 Penerimaan Dana Alokasi Khusus XXX XXX 11 Penerimaan Dana Otonomi Khusus XXX XXX 12 Penerimaan Dana Penyesuaian XXX XXX 13 Penerimaan Pendapatan Bagi Hasil Pajak XXX XXX 14 Penerimaan Bagi Hasil Lainnya XXX XXX
15 Penerimaan Hibah XXX XXX
16 Penerimaan Dana Darurat XXX XXX
17 Penerimaan Lainnya XXX XXX
18 Penerimaan dari Pendapatan Luar Biasa XXX XXX 19 Jumlah Arus Masuk Kas (3 s/d 18) XXX XXX
20 Arus Keluar Kas
21 Pembayaran Pegawai XXX XXX
22 Pembayaran Barang XXX XXX
23 Pembayaran Bunga XXX XXX
24 Pembayaran Subsidi XXX XXX
25 Pembayaran Hibah XXX XXX
26 Pembayaran Bantuan Sosial XXX XXX
27 Pembayaran Tak Terduga XXX XXX
KSAP
34 Arus Kas dari Aktivitas Investasi
35 Arus Masuk Kas
36 Pencairan Dana Cadangan XXX XXX 37 Penjualan atas Tanah XXX XXX 38 Penjualan atas Peralatan dan Mesin XXX XXX 39 Penjualan atas Gedung dan Bangunan XXX XXX 40 Penjualan atas Jalan, Irigasi dan Jaringan XXX XXX 41 Penjualan Aset Tetap XXX XXX 42 Penjualan Aset Lainnya XXX XXX 43 Hasil Penjualan Kekayaan Daerah yang Dipisahkan XXX XXX 44 Penerimaan Penjualan Investasi Non Permanen XXX XXX 45 Jumlah Arus Masuk Kas (36 s/d 44) XXX XXX
46 Arus Keluar Kas
47 Pembentukan Dana Cadangan XXX XXX 48 Perolehan Tanah XXX XXX 49 Perolehan Peralatan dan Mesin XXX XXX 50 Perolehan Gedung dan Bangunan XXX XXX 51 Perolehan Jalan, Irigasi dan Jaringan XXX XXX 52 Perolehan Aset Tetap Lainnya XXX XXX 53 Perolehan Aset Lainnya XXX XXX 54 Penyertaan Modal Pemerintah Daerah XXX XXX 55 Pengeluaran Pembelian Investasi Non Permanen XXX XXX 56 Jumlah Arus Keluar Kas (47 s/d 55) XXX XXX 57 Arus Kas Bersih dari Aktivitas Investasi (45 - 56) XXX XXX 58 Arus Kas dari Aktivitas Pendanaan
59 Arus Masuk Kas
60 Pinjaman Dalam Negeri - Pemerintah Pusat XXX XXX 61 Pinjaman Dalam Negeri - Pemerintah Daerah Lainnya XXX XXX 62 Pinjaman Dalam Negeri - Lembaga Keuangan Bank XXX XXX 63 Pinjaman Dalam Negeri - Lembaga Keuangan Bukan Bank XXX XXX 64 Pinjaman Dalam Negeri - Obligasi XXX XXX 65 Pinjaman Dalam Negeri - Lainnya XXX XXX 66 Penerimaan Kembali Pinjaman kepada Perusahaan Negara XXX XXX 67 Penerimaan Kembali Pinjaman kepada Perusahaan Daerah XXX XXX
68 Penerimaan Kembali Pinjaman kepada Pemerintah Daerah Lainnya XXX XXX 69 Jumlah Arus Masuk Kas (60 s/d 68) XXX XXX
PEMERINTAH KABUPATEN/KOTA
LAPORAN ARUS KAS
Untuk Tahun Yang Berakhir Sampai Dengan 31 Desember 20X1 dan 20X0 Metode Langsung
(Dalam Rupiah)
KSAP
70 Arus Keluar Kas
71
Pembayaran Pokok Pinjaman Dalam Negeri - Pemerintah
Pusat XXX XXX
72 Pembayaran Pokok Pinjaman Dalam Negeri - Pemerintah Daerah Lainnya XXX XXX
73 Pembayaran Pokok Pinjaman Dalam Negeri - Lembaga Keuangan Bank XXX XXX
74
Pembayaran Pokok Pinjaman Dalam Negeri - Lembaga Keuangan
Bukan Bank XXX XXX
75 Pembayaran Pokok Pinjaman Dalam Negeri - Obligasi XXX XXX 76 Pembayaran Pokok Pinjaman Dalam Negeri - Lainnya XXX XXX 77 Pemberian Pinjaman kepada Perusahaan Negara XXX XXX 78 Pemberian Pinjaman kepada Perusahaan Daerah XXX XXX 79 Pemberian Pinjaman kepada Pemerintah Daerah Lainnya XXX XXX 80 Jumlah Arus Keluar Kas (71 s/d 79) XXX XXX 81 Arus Kas Bersih dari Aktivitas Pendanaan (69 - 80) XXX XXX
82 Arus Kas dari Aktivitas Transitoris
83 Arus Masuk Kas
84 Penerimaan Perhitungan Fihak Ketiga (PFK) XXX XXX
85 Jumlah Arus Masuk Kas (84) XXX XXX
86 Arus Keluar Kas
87 Pengeluaran Perhitungan Fihak Ketiga (PFK) XXX XXX
88 Jumlah Arus Keluar Kas (87) XXX XXX
89 Arus Kas Bersih dari Aktivitas transitoris (84 - 87) XXX XXX 90 Kenaikan/Penurunan Kas (33+57+81+89) XXX XXX
91 Saldo Awal Kas di BUD & Kas di Bendahara Pengeluaran XXX XXX
92
Saldo Akhir Kas di BUD & Kas di Bendahara Pengeluaran
(90+91) XXX XXX
93 Saldo Akhir Kas di Bendahara Penerimaan XXX XXX 94 Saldo Akhir Kas (92+93) XXX XXX
PEMERINTAH KABUPATEN/KOTA
LAPORAN ARUS KAS
Untuk Tahun Yang Berakhir Sampai Dengan 31 Desember 20X1 dan 20X0 Metode Langsung
(Dalam Rupiah)
KSAP
No
Laporan Keuangan
Komparasi
Keterangan
1
Laporan Realisasi
Anggaran
Ya,, 2015 dan
2014
Basis CTA ada
2
Laporan Perubahan SAL
Tidak
Basis CTA tidak ada3
Laporan Operasional
Tidak
Basis CTA tidak ada4
Laporan Perubahan
Ekuitas
Tidak
Basis CTA tidakada
5
Neraca
Ya, 2015 dan
2014
Basis CTA ada
6
Laporan Arus Kas
Ya, 2015 dan
2014
Basis CTA ada
7
Catatan Atas Laporan
Keuangan
Menyesuaikan
Basis CTA ada
KSAP
Catatan Atas Laporan Keuangan
CALK disajikan secara sistematis. Setiap pos
dalam LRA, LP SAL, Neraca, Laporan Operasional,
LAK, dan LPE harus mempunyai referensi silang
dengan informasi terkait dalam CALK.
CALK meliputi penjelasan atau daftar terinci atau
analisis atas nilai suatu pos yang disajikan dalam
LRA, LP SAL, Neraca,
Laporan Operasional
, LAK,
dan LPE.
Termasuk pula penyajian informasi yang
diharuskan dan dianjurkan oleh SAP serta
KSAP
Setiap entitas pelaporan
mengungkapkan setiap pos aset dan
kewajiban yang mencakup jumlah-jumlah
yang diharapkan akan diterima atau
dibayar dalam waktu 12 (dua belas)
bulan setelah tanggal pelaporan dan
jumlah-jumlah yang diharapkan akan
diterima atau dibayar dalam waktu lebih
dari 12 (dua belas) bulan
KSAP
APLIKASI AKRUAL DI DAERAH
•
Tujuan
pedoman bagi pemerintah daerah
dalam rangka penerapan SAP berbasis akrual.
•
Ruang lingkup
kebijakan akuntansi
pemerintah daerah; . SAPD; dan BAS.
•
Permendagri dilengkapi dengan :
• Lampiran I
: Panduan penyusunan
kebijakan
akuntansi pemerintah
daerah
• Lampiran II
: Panduan penyusunan
SAPD
• Lampiran III
: Bagan Akun Standar
• Lampiran IV
: Format konversi
penyajian LRA
•
Tujuan
pedoman bagi pemerintah daerah
dalam rangka penerapan SAP berbasis akrual.
•
Ruang lingkup
kebijakan akuntansi
pemerintah daerah; . SAPD; dan BAS.
•
Permendagri dilengkapi dengan :
• Lampiran I
: Panduan penyusunan
kebijakan
akuntansi pemerintah
daerah
• Lampiran II
: Panduan penyusunan
SAPD
• Lampiran III
: Bagan Akun Standar
• Lampiran IV
: Format konversi
penyajian LRA
PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 64 TAHUN 2013 PENERAPAN STANDAR AKUNTANSI
PEMERINTAHAN BERBASIS AKRUAL PADA PEMERINTAH DAERAH
PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 64 TAHUN 2013 PENERAPAN STANDAR AKUNTANSI
PEMERINTAHAN BERBASIS AKRUAL PADA PEMERINTAH DAERAH
Ketentuan Umum
Tujuan
Ruang Lingkup
Kebijakan Akuntansi
Pemerintah Daerah
Sistem Akuntansi
Pemerintah Daerah
KSAP
LAPORAN KEUANGAN
PEMDA
PP 71/201 0 PP 71/201 0 Pendapatan-LO Pendapatan-LO Beban Beban Pendapatan-LRA Pendapatan-LRA Belanja BelanjaAset Tetap & Penyusutan
Aset Tetap & Penyusutan
Aset Lainnya
Aset Lainnya
Kas & Setara Kas
Kas & Setara Kas Piutang Piutang Persediaan Persediaan Investasi Jangka Panjang Investasi Jangka Panjang Kewajiban Kewajiban Koreksi Kesalahan Koreksi Kesalahan Pembiayaan Pembiayaan Dana Cadangan Dana Cadangan Konsolidasi Konsolidasi ReStatement Laporan Keuangan ReStatement Laporan Keuangan LRA
LRA SALSAL
LO
LO LPELPE
Neraca Neraca LAK LAK
C
A
L
K
**
)
C
A
L
K
**
)
1 1 2 2 3 3 5 5 4 4 6 6 7 7 *) **) Transaksi Transitoris Transaksi Transitoris ***) Transfer Transfer Kebijaka n Akt &SAPD Kebijaka
KSAP
LAPORAN KEUANGAN SKPD
PP 71/201 0 PP 71/201 0 Permendag ri 64/2013 Permendag ri 64/2013 Pendapatan-LO Pendapatan-LO Beban Beban Pendapatan-LRA Pendapatan-LRA Belanja Belanja
Aset Tetap & Penyusutan
Aset Tetap & Penyusutan
Aset Lainnya
Aset Lainnya
Kas & Setara Kas
Kas & Setara Kas Piutang Piutang Persediaan Persediaan Kewajiban Kewajiban Koreksi Kesalahan Koreksi Kesalahan Konsolidasi Laporan Pemda Konsolidasi Laporan Pemda LRA LRA LO
LO LPELPE
TRANSAKSI DALAM SAP AKRUAL
TRANSAKSI AKRUAL
•
Pendapatan masih harus diterima
•
Pendapatan diterima dimuka
•
Beban yang masih harus dibayar
•
Beban dibayar dimuka
•
Beban Penyusutan
•
Beban Penyisihan piutang
•
Transaksi belanja modal dan pembiayaan langsung ke pos
dalam neraca
TRANSAKSI AKRUAL
•
Pendapatan masih harus diterima
•
Pendapatan diterima dimuka
•
Beban yang masih harus dibayar
•
Beban dibayar dimuka
•
Beban Penyusutan
•
Beban Penyisihan piutang
•
Transaksi belanja modal dan pembiayaan langsung ke pos
dalam neraca
•
TRANSAKSI KAS
PELAKSANAAN ANGGARAN
PENYESUAIAN KAS - AKRUAL
LRA
Pendapatan-LO
Sekaligus Pendapatan-LRA
Pendapatan LRA dan Pendapatan LO
Belanj a
Sekali gus Beban Belanja dan Beban
Pend. Diterima
Dimuka PendapatanPiutang
Pendapatan LO sudah diterima
Kas-nya
Belanja Dibayar Dimuka
Utang atas Belanja (YMHD)
Beban sudah dikeluarkan Kas-nya/ Dibayar
TRANSAKSI KAS
•
Transaksi Kas dicatat sebagai pendapatan LRA dan Belanja
LRA
•
Beberapa transaksi kas sebenarnya juga mencerminkan akrual
sehingga sama dengan Pendapatan atau Beban dalam LO
•
Pembayaran gaji pada periode anggaran atas seorang yang telah
bekerja
•
Pembayaran beban sewa selama satu periode anggaran
•
Penerimaan pendapatan untuk periode tersebut
retribusi
•
Beberapa transaksi kas yang bukan transaksi akrual
•
Pembiayaan
•
Belanja modal
Tanggal 1 Januari 20X5 ditetapkan bahwa Estimasi Pendapatan SKPD A untuk tahun
20X5 adalah Rp500.000.000, sedangkan belanjanya dianggarkan sebesar
Rp650.000.000.
Tanggal 1 Januari 20X5 ditetapkan bahwa Estimasi Pendapatan SKPD A untuk tahun
20X5 adalah Rp500.000.000, sedangkan belanjanya dianggarkan sebesar
Rp650.000.000.
ANGGARAN - SKPD
•
Jurnal anggaran digunakan untuk mencatat penetapan anggaran.
•
Jurnal ini tidak harus secara formaal dibuat.
Tanggal
Finansial
Anggaran
2 Jan
20x5 Estimasi PendapatanEstimasi SAL
Aproriasi Belanja
500.000.000 150.000.000
PENDAPATAN
•
Pendapatan yang diterima akan diakui sebagai pendapatan ketika
kas sudah diterima – pajak, retribusi, transfer, pendapatan lain.
•
Pada akhir tahun akan dilakukan penyesuaian jika ada pajak yang
belum dibayar
akan diakui sebagai piutang.
Pada tanggal 1 Juni 20X2 diterima pendapatan pajak sebesar 300.000.000. Pada 31
Desember masih ada pajak yang belum dibayar 50.000.000
Pada tanggal 1 Juni 20X2 diterima pendapatan pajak sebesar 300.000.000. Pada 31
Desember masih ada pajak yang belum dibayar 50.000.000
Tanggal
Finansial
Anggaran
2 Juni
20x2 KasPendapatan pajak – LO 300.000.000300.000.000 Perubahan SALPendapatan – LRA 300.000.000300.000.000 31 Des Piutang Pajak
•
Tanggal 28 Mei 20X5 Surat Ketetapan Pajak (SKP) daerah terbit dan dinyatakan
bahwa SKPD Aman memiliki pendapatan pajak hotel atas Hotel Bulan sebesar
Rp50.000.000
•
Tanggal 10 Juni 20X5 Hotel Bulan membayar pajak hotel ke SKPD Tentram
Rp50.000.000.
•
Tanggal 11 Juni 20X5 Bendahara Penerimaan SKPD Aman menyetorkan uang
pajak tersebut ke rekening Kas Daerah.
•
Tanggal 28 Mei 20X5 Surat Ketetapan Pajak (SKP) daerah terbit dan dinyatakan
bahwa SKPD Aman memiliki pendapatan pajak hotel atas Hotel Bulan sebesar
Rp50.000.000
•
Tanggal 10 Juni 20X5 Hotel Bulan membayar pajak hotel ke SKPD Tentram
Rp50.000.000.
•
Tanggal 11 Juni 20X5 Bendahara Penerimaan SKPD Aman menyetorkan uang
pajak tersebut ke rekening Kas Daerah.
PENDAPATAN - SKPD
Tanggal
Finansial
Anggaran
28 Mei
20X5 Piutang pajak hotelPendapatan LO 50.000.00050.000.000 - -10 Juni
20X5 Kas di Bendahara Penerimaan
Piutang pajak hotel
50.000.000
50.000.000 Perubahan SALPendapatan pajak hotel - LRA
50.000.000
50.000.000
11 Juni
20X5 RK PPKDKas di Bendahara Penerimaan
•
Tanggal 29 Mei 20X5 Surat Ketetapan Pajak (SKP) daerah terbit dan dinyatakan
bahwa SKPD Aman memiliki pendapatan pajak hiburan atas Bioskop71 sebesar
Rp400.000.000
•
Tanggal 14 Juni 20X5 Bioskop71 membayar pajak hiburan ke kas daerah Tentram
Rp360.000.000.
•
Tanggal 30 Juni 20X5 masih terdapat saldo piutang pajak hiburan Rp 40.000.000
•
Tanggal 29 Mei 20X5 Surat Ketetapan Pajak (SKP) daerah terbit dan dinyatakan
bahwa SKPD Aman memiliki pendapatan pajak hiburan atas Bioskop71 sebesar
Rp400.000.000
•
Tanggal 14 Juni 20X5 Bioskop71 membayar pajak hiburan ke kas daerah Tentram
Rp360.000.000.
•
Tanggal 30 Juni 20X5 masih terdapat saldo piutang pajak hiburan Rp 40.000.000
PENDAPATAN - SKPD
Tanggal
Finansial
Anggaran
28 Mei
20X5 Piutang pajak hiburanPendapatan pajak hiburan - LO
400.000.000
400.000.000 -
-14 Juni
20X5 RK PPKDPiutang pajak hiburan
360.000.000
360.000.000 Perubahan SALPendapatan pajak hiburan - LRA
360.000.000
360.000.000
14 Juni
20X5 PPKDKas
PENDAPATAN YANG MASIH HARUS DITERIMA
Pembayaran 1 Februari 20X3 Rp.
250 Jt.
Pembayaran 1 Februari 20X3 Rp.
250 Jt.
Diakui sebagai pendapatan pada tahun 20X2 dan dicatat
sebagai “Pendapatan yang masih harus diterima = Aset”
51
Pendapatan tahun 20X2
Pendapatan tahun 20X2
Des. 20X2
Des. 20X2
Pembayaran atas piutang yang telah diakui pada 31
PENDAPATAN MASIH HARUS DITERIMA
Pada tanggal 31 Desember 20X2 terdapat SKP yang telah dikirimkan ke pengusaha restoran dan hotel namun belum diterima pelunasannya. Sebesar 250.000.000. Pelunasan baru dilakukan pada 1 Februari 20X3
Pada 31 Desember 20X2, terdapat deposito Pemda tertanggal 1 Nopember 20X2 sebesar 500.000.000 berbunga 6%, jangka waktu 3bulan, jatuh tempo 1 Februari 20X3
Pada tanggal 31 Desember 20X2 terdapat SKP yang telah dikirimkan ke pengusaha restoran dan hotel namun belum diterima pelunasannya. Sebesar 250.000.000. Pelunasan baru dilakukan pada 1 Februari 20X3
Pada 31 Desember 20X2, terdapat deposito Pemda tertanggal 1 Nopember 20X2 sebesar 500.000.000 berbunga 6%, jangka waktu 3bulan, jatuh tempo 1 Februari 20X3
Tanggal
Finansial
Anggaran
31 Des
20X2 Piutang PendapatanPendapatan Pajak – LO 250.000.000250.000.000 Tidak dicatat 31 Des
20X2 Piutang BungaPendapatan Bunga – LO 5.000.0005.000.000 Tidak dicatat 1 Feb
20X3 Kas Piutang Pendapatan 250.000.000250.000.000 Perubahan SAL Pendapatan Pajak-LRA 250.000.000250.000.000 1 Feb
20X3 Kas Piutang Bunga
Pendapatan Bunga – LO
7.500.000
5.000.000 2.500.000
Perubahan SAL
Pendapatan LRA
7.500.000
PENYESUAIAN PENDAPATAN LO
CTA
AKRUAL
Pendapatan LO =
Pendapatan LRA tahun berjalan
-/-
Piutang awal periode
+/+
Piutang akhir periode
Pendapatan LO = Pendapatan LRA + kenaikan piutang pendapatan atau –
penurunan piutang
Pendapatan LO =
Pendapatan LRA tahun berjalan
-/-
Piutang awal periode
+/+
Piutang akhir periode
Pendapatan LO = Pendapatan LRA + kenaikan piutang pendapatan atau –
penurunan piutang
20X5
20X4Pendapatan LO
Pendapatan LRA
300.000
300.000
Piutang
25.000 20.000 5.000
kenaikan
Pendapatan LRA + kenaikan piutang
305.000
20X5
20X4Pendapatan LO
Pendapatan LRA
800.000
800.000
Piutang
50.000 80.000 30.000
penurunan
PENDAPATAN DITERIMA DIMUKA
•
Pendapatan Diterima Dimuka merupakan pendapatan yang telah diterima
oleh pemerintah dan sudah disetor ke Kas Umum Daerah, namun wajib
pajak dan/atau wajib setor belum menikmati barang/jasa/fasilitas dari
pemerintah.
•
Contoh:
–
Pajak / Retribusi Diterima Dimuka
Pajak / Retribusi yang diterima
lebih dari satu periode.
–
Penerimaan sewa yang diterima untuk jangka waktu lebih dari satu
PENDAPATAN DITERIMA DIMUKA
Pembayaran 1 Juli 20X2 Rp.
100 Jt.
Pembayaran 1 Juli 20X2 Rp.
100 Jt.
18 bulan sebagai :
- Kewajiban (Pendapatan
Diterima Dimuka);
- Pengurang Pendapatan Akrual
6 bulan sebagai “Pendapatan Akrual”
Berakhir 30 Jun 20X4
Berakhir 30 Jun 20X4
55
Sewa selama 2 tahun berakhir 30 Juni 20X4
Sewa selama 2 tahun berakhir 30 Juni 20X4
Des. 20X3
Des. 20X3
Des. 20X2
Des. 20X2
12 bulan pendapatan 20X3,
6bulan Pendapatan diterima dimuka, yang akan diakui pendapatan
LO 20x4
PENDAPATAN DITERIMA DIMUKA
Pada tanggal 1 Juli 20X2 Diterima pendapatan sewa atas gedung
yang tidak dipakai dalam rangka pendayagunaan aset daerah
dengan nilai sewa 100 juta untuk masa 2 tahun.
Pada tanggal 1 Juli 20X2 Diterima pendapatan sewa atas gedung
yang tidak dipakai dalam rangka pendayagunaan aset daerah
dengan nilai sewa 100 juta untuk masa 2 tahun.
Tanggal
Finansial
Anggaran
1 Juli 20x2 Kas
Pendapatan diterima dimuka – LO
100.000.000
100.000.000 Perubahan SALPendapatan – LRA 100.000.000100.000.000
31 Des Pendapatan diterima dimuka - LO
Pendapatan – LO
25.000.000
PENYESUAIAN PENDAPATAN LO
CTA
AKRUAL
Pendapatan LO =
Pendapatan LRA tahun berjalan
+/+
Pendapatan diterima dimuka awal
-/-
Pendapatan diterima dimuka akhir periode
Pendapatan LO = Pendapatan LRA – kenaikan pendapatan diterima dimuka +
penurunan pendapatan diterima dimuka
Pendapatan LO =
Pendapatan LRA tahun berjalan
+/+
Pendapatan diterima dimuka awal
-/-
Pendapatan diterima dimuka akhir periode
Pendapatan LO = Pendapatan LRA – kenaikan pendapatan diterima dimuka +
penurunan pendapatan diterima dimuka
20X2 20X1Pendapatan LO
Pendapatan LRA 400.000 400.000
Pendapatan diterima dimuka 30.000 10.000 (20.000) kenaikan
Pendapatan LRA – kenaikan pendapatan diterima dimuka 380.000
20X2
20X1Pendapatan LO
Pendapatan LRA 600.000 600.000
Pendapatan diterima dimuka 50.000 90.000 40.000 penurunan
PENDAPATAN JAMINAN
Pada tanggal 1 Juli 20X2 diterima uang jaminan sebesar 20.000.000.
Pada 31 Desember jaminan dieksekusi oleh Pemda
Pada tanggal 1 Juli 20X2 diterima uang jaminan sebesar 20.000.000.
Pada 31 Desember jaminan dieksekusi oleh Pemda
Tanggal
Finansial
Anggaran
1 Juli 20x2 Kas
Utang jaminan 20.000.00020.000.000 tidak dicatat 31 Des Utang jaminan
PENYESUAIAN PENDAPATAN LO
CTA
AKRUAL
Pendapatan LO =
Pendapatan LRA tahun berjalan
-/-
Piutang awal periode
+/+
Piutang akhir periode
+/+
Pendapatan diterima dimuka awal
-/-
Pendapatan diterima dimuka akhir periode
Pendapatan LO = Pendapatan LRA + kenaikan piutang pendapatan –
kenaikan pendapatan diterima dimuka
Pendapatan LO =
Pendapatan LRA tahun berjalan
-/-
Piutang awal periode
+/+
Piutang akhir periode
+/+
Pendapatan diterima dimuka awal
-/-
Pendapatan diterima dimuka akhir periode
Pendapatan LO = Pendapatan LRA + kenaikan piutang pendapatan –
kenaikan pendapatan diterima dimuka
20X2
20X1Pendapatan LO
Pendapatan LRA
300.000
300.000
Piutang
25.000 20.000 5.000 kenaikan
Pendapatan diterima dimuka
10.000 14.000 (4.000) penurunan
Pendapatan LRA + kenaikan piutang + penurunan
PENDAPATAN BUKAN KAS
•
Pendapatan LO meliputi pendapatan yang diterima bukan
dalam bentuk kas, misalnya
•
Hibah dalam bentuk barang
•
Hibah dalam bentuk jasa yang dapat diukur dengan andal.
•
Pendapatan bukan kas, akan diakui sebagai pendapatan LO
namun tidak diakui sebagai pendapatan LRA.
•
Klasifikasi pendapatan mengikuti kententuan dalam kontrak
pemberian barang/jasa dan bagan akun entitas.
•
Untuk hibah dalam bentuk jasa, harus dipastikan bentuk dari
PENDAPATAN BUKAN KAS
Pada 3 Januari 20X2, entitas menerima hibah dari perusahaan swasta berupa 2 unit
kendaraan untuk dinas pendidikan dengan nilai 420.000.000 beserta service
pemeliharaan kendaraan gratis selama 1 tahun dengan nilai jasa pemeliharaan
sebesar 10.000.000
Pada 3 Januari 20X2, entitas menerima hibah dari perusahaan swasta berupa 2 unit
kendaraan untuk dinas pendidikan dengan nilai 420.000.000 beserta service
pemeliharaan kendaraan gratis selama 1 tahun dengan nilai jasa pemeliharaan
sebesar 10.000.000
Tanggal
Finansial
Anggaran
3 Jan
20X2 Kendaraan Pendapatan hibah 420.000.000420.000.000 Tidak dicatat
3 Jan
BEBAN
•
Beban akan diakui pada saat terdapat bukti transaksi beban telah terjadi. Biasanya
terkait dengan bukti pembayaran.
•
Belanja yang dibayarkan dapat seluruhnya menjadi beban namun ada juga belanja
yang pada akhir tahun masih belum dimanfaatkan sehingga perlu dibuat jurnal
penyesuaian
• Pada 2 Juni 20X2 dibayar beban barang (pembelian ATK) 30.000.000. Pada 31 Desember masih ada
persediaan 2.000.000
• Pada 30 Juni 20X2 dibayar gaji sebesar 300.000.000
• Pada 1 Juli 20X2 diayar sewa ruang sebesar 200.000.000 untuk masa sewa dua tahun.
• Pada 2 Juni 20X2 dibayar beban barang (pembelian ATK) 30.000.000. Pada 31 Desember masih ada
persediaan 2.000.000
• Pada 30 Juni 20X2 dibayar gaji sebesar 300.000.000
• Pada 1 Juli 20X2 diayar sewa ruang sebesar 200.000.000 untuk masa sewa dua tahun.
Tanggal
Finansial
Anggaran
2 Juni
20x2 Persediaan Kas 30.000.00030.000.000 Belanja BarangPerubahan SAL 30.000.00030.000.000 31 Des Beban Barang
Persediaan 28.000.00028.000.000 Tidak dicatat 30 Juni Beban Gaji Pegawai
Kas 300.000.000300.000.000 Belanja Gaji PegawaiPerubahan SAL 300.000.000300.000.000 1 Juli Sewa dibayar dimuka
Kas 200.000.000200.000.000 Belanja SewaPerubahan SAL 200.000.000200.000.000 31 Des Beban sewa
Tanggal 15 Februari 20X5 Bendahara Pengeluaran mengajukan SPP UP sebesar Rp25.000.000
kepada PA melalui PPK SKPD. Pada hari yang sama PPK SKPD menerbitkan SPM UP, SPM ini diotorisasi dan langsung diserahkan oleh PA kepada BUD. Tanggal 16 Februari 2015 BUD menerbitkan SP2D UP.
Tanggal 20 Februari 20X5 Bendahara pengeluaran SKPD Aman membayar makan dan minum rapat
dengan uang UP senilai Rp500.000.
Tanggal 25 April 20X5 Bendahara pengeluaran SKPD Aman melakukan pembayaran dengan
menggunakan uang UP atas belanja ATK sebesar Rp2.500.000
Tanggal 28 Februari 20X5 BUD menerbitkan SP2D LS Gaji Pokok sebesar Rp215.000.000.
Tanggal 15 Februari 20X5 Bendahara Pengeluaran mengajukan SPP UP sebesar Rp25.000.000 kepada PA melalui PPK SKPD. Pada hari yang sama PPK SKPD menerbitkan SPM UP, SPM ini diotorisasi dan langsung diserahkan oleh PA kepada BUD. Tanggal 16 Februari 2015 BUD menerbitkan SP2D UP.
Tanggal 20 Februari 20X5 Bendahara pengeluaran SKPD Aman membayar makan dan minum rapat dengan uang UP senilai Rp500.000.
Tanggal 25 April 20X5 Bendahara pengeluaran SKPD Aman melakukan pembayaran dengan menggunakan uang UP atas belanja ATK sebesar Rp2.500.000
Tanggal 28 Februari 20X5 BUD menerbitkan SP2D LS Gaji Pokok sebesar Rp215.000.000.
BEBAN - SKPD
Tanggal Finansial Anggaran
16 Feb
20X5 Kas di Bend. PengeluaranRK PPKD 25.000.00025.000.000 - -20 Feb -20X5 Beban makan dan minum
rapat
Kas di Bendahara Pengeluaran
500.000
500.000 Belanja makan minum rapatPerubahan SAL 500.000 500.000
25 Feb 20X5 Persediaan
Kas di Bendahara Pengeluaran
2.500.000
2.500.000 Belanja barangPerubahan SAL 2.500.000 2.500.000
28 Feb 20X5 Beban Gaji Pokok
BEBAN YANG MASIH HARUS DIBAYAR
•
Beban yang masih harus dibayar
merupakan kewajiban yang
timbul akibat hak atas barang/jasa yang telah diterima dan
dinikmati dan/atau perjanjian komitmen telah dilakukan, namun
sampai akhir periode pelaporan belum dilakukan
pembayaran/pelunasan/realisasi atas hak/perjanjian/komitmen
tersebut.
•
Contoh:
BEBAN YANG MASIH HARUS DIBAYAR
Pembayaran 1 Februari 20X3 Rp.
150 Jt.
Pembayaran 1 Februari 20X3 Rp.
150 Jt.
Diakui sebagai beban pada tahun 20X2 dan dicatat sebagai “Beban yang masih harus dibayar = Kewajiban”
65
Beban tahun 20X2
Beban tahun 20X2
Des. 20X2
Des. 20X2
Pembayaran atas utang yang telah diakui pada 31 Des
BEBAN YANG MASIH HARUS DIBAYAR
Pada tanggal 31 Desember 20X2 terdapat tagihan atas kegiatan pemeliharaan rutin
sebesar 20.000.000 yang telah diselesaikan oleh seorang rekanan, namun belum
dibayar. Karena kegiatan rutin ini disatukan dalam kontrak pemeliharaan setahun maka
pembayaran baru dilakukan pada 1 Maret 20X3
Pada tanggal 31 Desember 20X2 terdapat tagihan atas kegiatan pemeliharaan rutin
sebesar 20.000.000 yang telah diselesaikan oleh seorang rekanan, namun belum
dibayar. Karena kegiatan rutin ini disatukan dalam kontrak pemeliharaan setahun maka
pembayaran baru dilakukan pada 1 Maret 20X3
Tanggal
Finansial
Anggaran
31 Des
20X2 Beban barang/jasaBeban yang masih harus dibayar
20.000.000
20.000.000 Tidak dicatat
1 Mar
20X3 Beban yang masih harus dibayar Kas
20.000.000
20.000.000
Belanja barang/jasa
BEBAN LO
CTA
AKRUAL
Beban LO =
Belanja tahun berjalan
-/-
Beban yang masih harus dibayar awal periode
+/+
Beban yang masih harus dibayar akhir periode
Beban LO = Beban LRA – penurunan beban yang masih harus dibayar +
kenaikan beban yang masih harus dibayar.
Beban LO =
Belanja tahun berjalan
-/-
Beban yang masih harus dibayar awal periode
+/+
Beban yang masih harus dibayar akhir periode
Beban LO = Beban LRA – penurunan beban yang masih harus dibayar +
kenaikan beban yang masih harus dibayar.
20X2 20X1 Beban
Belanja pegawai 500.000 500.000
Beban yang masih harus dibayar 40.000 30.000 10.000 Kenaikan
Belanja LRA - penurunan beban yang masih harus dibayar +
kenaikan beban yang masih harus dibayar 510.000
20X2 20X1 Beban
Belanja pegawai 300.000 300.000
Beban yang masih harus dibayar 10.000 30.000 20.000 Penurunan
Belanja LRA - penurunan beban yang masih harus dibayar +
BEBAN DIBAYAR DIMUKA
•
Beban Dibayar Dimuka merupakan pengeluaran satuan kerja/pemerintah
yang telah dibayarkan dari rekening Kas dan membebani pagu anggaran,
namun barang/jasa/fasilitas dari pihak ketiga belum diterima/dinikmati
satuan kerja/pemerintah.
•
Persediaan dan aset tetap sebenarnya beban dibayar dimuka, namun
karakteristiknya khusus
•
Contoh:
BEBAN DIBAYAR DIMUKA
Pembayaran 1 Januari 20X2 Rp. 40
Jt untuk 4 tahun.
Pembayaran 1 Januari 20X2 Rp. 40
Jt untuk 4 tahun.
3 tahun diakui sebagai beban tahun 20X3-20X5
1 tahun sebagai Beban sewa
Berakhir 31 Des 20X5
Berakhir 31 Des 20X5
69
Sewa ruangan selama 4 tahun berakhir 31 Desember 20X5
Sewa ruangan selama 4 tahun berakhir 31 Desember 20X5
Des. 20X2
Des. 20X2
10 Jt.
30 Jt.
BEBAN DIBAYAR DIMUKA
Pada tanggal 1 Januari 20X2 dibayar sewa ruangan untuk ruang
kantor unit SKPD dengan nilai sewa 40 juta untuk masa 4tahun.
Pada tanggal 1 Januari 20X2 dibayar sewa ruangan untuk ruang
kantor unit SKPD dengan nilai sewa 40 juta untuk masa 4tahun.
Tanggal
Finansial
Anggaran
1 Januari
20X2 Beban sewa dibayar dimukaKas 40.000.00040.000.000 Belanja barang/jasaPerubahan SAL 40.000.00040.000.000 31 Des
20X2 Beban sewa Beban sewa dibayar dimuka
10.000.000
10.000.000 Tidak dicatat
31 Des
20X3 Beban sewa Beban sewa dibayar dimuka
10.000.000
10.000.000 Tidak dicatat
BEBAN LO
CTA
AKRUAL
Beban LO =
Belanja tahun berjalan
+/+
Beban dibayar dimuka awal periode
-/-
Beban dibayar dimuka akhir periode
Beban LO = Beban LRA – penurunan beban dibayar dimuka + kenaikan beban
dibayar dimuka.
Beban LO =
Belanja tahun berjalan
+/+
Beban dibayar dimuka awal periode
-/-
Beban dibayar dimuka akhir periode
Beban LO = Beban LRA – penurunan beban dibayar dimuka + kenaikan beban
dibayar dimuka.
20X5 20X4 Beban
Belanja pegawai 500.000 500.000
Beban dibayar dimuka 30.000 40.000 10.000Penurunan
Belanja LRA + penurunan beban dibayar dimuka – kenaikan beban
dibayar dimuka 510.000
20X5 20X4 Beban
Belanja pegawai 200.000 200.000
Beban dibayar dimuka 20.000 10.000 (10.000)Kenaikan
Belanja LRA + penurunan beban dibayar dimuka – kenaikan beban
BEBAN LO
CTA
AKRUAL
Beban LO =
Belanja tahun berjalan
+/+
Beban dibayar dimuka awal periode
-/-
Beban dibayar dimuka akhir periode
-/-
Beban yang masih harus dibayar awal periode
+/+
Beban yang masih harus dibayar akhir periode
Beban LO = Beban LRA +penurunan beban dibayar dimuka + kenaikan biaya
yang masih harus dibayar.
Beban LO =
Belanja tahun berjalan
+/+
Beban dibayar dimuka awal periode
-/-
Beban dibayar dimuka akhir periode
-/-
Beban yang masih harus dibayar awal periode
+/+
Beban yang masih harus dibayar akhir periode
Beban LO = Beban LRA +penurunan beban dibayar dimuka + kenaikan biaya
yang masih harus dibayar.
20X2
20X1
Beban
Belanja pegawai
500.000
500.000
Beban dibayar dimuka
30.000 40.000
10.000Penurunan
Beban yang masih harus dibayar
20.000 14.000
6.000 Kenaikan
Belanja LRA + penurunan beban dibayar dimuka – kenaikan
PEMBELIAN ASET TETAP
•
Aset tetap yang dibeli akan dicatat sebagai aset dan kas yang
dikeluarkan untuk membayar. Transaksi ini akan dicatat dalam
LRA sebagai belanja modal.
•
Atas peralatan akan dibuat jurnal penyusutan
Pada tanggal 2 Juni 20X2 dibeli peralatan sebesar 50.000.000. Pada 31 Desember
beban depresiasi 5.000.000
Pada tanggal 2 Juni 20X2 dibeli peralatan sebesar 50.000.000. Pada 31 Desember
beban depresiasi 5.000.000
Tanggal
Finansial
Anggaran
2 Juni
20x2 Peralatan Kas 50.000.00050.000.000 Belanja ModalPerubahan SAL 50.000.00050.000.000 31 Des Beban penyusutan
• Tanggal 9 Juni 20X5 BUD menerbitkan SP2D LS Barang untuk pembelian kendaraan dinas senilai Rp400.000.000
• Tanggal 15 Juni 20X5 menerima hibah peralatan dari aktivitas CSR BUMN senilai 200.000.000.
• Tanggal 29 Juni melakukan pelelangan aset tetap. Peralatan dijual seharga Rp 20.000.000, peralatan