• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN - Tinjauan Yuridis Atas Upaya Reformasi Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa Dalam Menciptakan Tatanan Negara-Negara Di Dunia Yang Berdaulat, Damai Dan Adil

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN - Tinjauan Yuridis Atas Upaya Reformasi Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa Dalam Menciptakan Tatanan Negara-Negara Di Dunia Yang Berdaulat, Damai Dan Adil"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Dewan keamanan PBB bertugas untuk menjaga perdamaian dan keamanan antar negara dan dalam melaksanakan tugasnya bertindak atas nama negara-negara anggota PBB. Dewan keamanan PBB merupakan badan atau organ utama PBB yang dinilai paling kuat dan berpengaruh di antara badan atau organ-organ PBB yang lain. Bahkan Majelis Umum PBB yang merupakan perwakilan dari seluruh negara-negara yang ada di dunia masih berada dibawahnya. Padahal negara-negara anggota Dewan Keamanan jumlahnya sangat kecil sekali jika dibandingkan dengan negara-negara anggota PBB yang berjumlah sangat banyak. Hal ini karena adanya hak istimewa yang dimiliki oleh 5 anggota tetap DK PBB, yang disebut dengan hak veto, yaitu hak untuk membatalkan keputusan atau resolusi yang diajukan PBB atau DK PBB. Hak veto dimiliki oleh negara-negara anggota tetap DK PBB, yakni AS, Inggris, Rusia (dulu Uni Sovyet), Prancis, dan RRC yang merupakan warisan Perang Dunia II.

Dewan Keamanan PBB, organ utama yang bertanggung jawab untuk menjaga perdamaian dan keamanan internasional, telah dihadapkan dengan kritik sejak didirikan pada tahun 1946. Struktur Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (DK-PBB) dewasa ini menuai kritik mayoritas negara dunia dan khususnya keanggotaan tetap dewan ini tidak disetujui banyak negara dunia.

(2)

Dewan Keamanan PBB yang dibentuk 66 tahun lalu untuk menjaga keamanan dunia hingga kini belum mengalami perubahan berarti meski dunia dalam kurun waktu tersebut telah mengalami berbagai transformasi dan perubahan. Struktur Dewan Keamanan pun belum mengalami perubahan. Yang ada hanya sejumlah perubahan kecil seperti penambahan anggota tak tetap dari enam negara menjadi 10 negara dan pemberian hak veto kepada Rusia setelah runtuhnya Uni Soviet.

Sejak pembentukan Dewan Keamanan, anggota tetap lebih banyak menggunakan kekuasaan hak veto mereka untuk kepentingan nasional mereka. Penggunaan kekuatan “hak veto” tersebut sangat menjauhkannya dari alasan awal pembentukannya yang terdapat dalam Piagam PBB dan juga mencegah PBB mengambil tindakan langsung terhadap salah satu anggota pendiri utamanya. Penggunaan hak veto dalam dua dekade terakhir menunjukkan bahwa meskipun dikeluarkan lebih jarang, hak veto masih digunakan untuk kepentingan nasional/pribadi atau kepentingan sekutu. Selama 20 tahun terakhir dari total 24 hak veto yang dikeluarkan, 15 telah digunakan oleh Amerika Serikat untuk melindungi Israel.

Di sisi lain, sejumlah benua tidak memiliki anggota tetap di Dewan Keamanan. Misalnya Afrika yang terdiri dari 53 negara tidak memiliki wakil tetap di dewan ini. Asia-Pasifik yang terdiri dari 56 negara hanya memiliki satu wakil yaitu Cina. Eropa dengan 48 negara memiliki tiga wakil tetap di dewan keamanan.

(3)

Kini, seiring dengan dinamika percaturan politik dan ekonomi dunia, kian dirasakan betapa kondisi ini tidak lagi dapat memenuhi aspirasi masyarakat internasional secara keseluruhan. Negara-negara yang kalah dalam Perang Dunia II, seperti Jepang dan Jerman, telah bangkit dari kekalahannya dan tumbuh menjadi negara kekuatan ekonomi dunia yang tidak dapat diabaikan suaranya.

Sebaliknya, negara-negara pemenang Perang Dunia II seperti Inggris, Perancis dan Rusia tidak lagi memiliki bobot kekuatan seperti seusai Perang Dunia II dulu. Selain itu, telah muncul pula negara-negara seperti India, Brazil, dan Nigeria sebagai kekuatan baru di kalangan negara berkembang. Kondisi-kondisi ini beserta seruan tentang perlunya keseimbangan perwakilan secara geografis, telah semakin mendorong isu reformasi, khususnya menyangkut anggota tetap DK PBB.

Hak istimewa yang tidak demokratis yang dimiliki dari lima anggota tetap DK PBB ditambah dengan cacat-cacat lain dari Dewan menimbulkan beberapa tuntutan untuk melakukan reformasi. Setelah akhir perang Dingin, ketika Dewan menjadi lebih terlibat dalam masalah-masalah internasional, seruan untuk melakukan upaya reformasi terhadap Dewan Keamanan semakin meningkat. Hal ini menunjukkan bahwa negara-negara di dunia mulai menganggap serius masalah ini dan memperdebatkan salah satu organ penting PBB tersebut sehingga membuat mereka menjadi lebih bersemangat untuk melakukan reformasi.

Berdasarkan uraian tersebut di atas, maka penulis tertarik untuk mengadakan studi lebih lanjut terhadap DK PBB terutama dalam menyikapi masalah yang menyangkut reformasi Dewan Keamanan tersebut. Oleh karena itu judul skripsi ini adalah TINJAUAN YURIDIS ATAS UPAYA REFORMASI DEWAN KEAMANAN PERSERIKATAN BANGSA-BANGSA DALAM

MENCIPTAKAN TATANAN NEGARA-NEGARA DI DUNIA YANG

(4)

B. Perumusan Masalah

Sesuai dengan latar belakang di atas, maka penulis akan mengambil perumusan masalah sebagai berikut:

1. Bagaimana upaya reformasi terhadap Dewan Keamanan PBB? 2. Apa yang menjadi kendala dalam proses reformasi Dewan

Keamanan PBB?

3. Dan bagaimana ketentuan hukum atas upaya reformasi Dewan Keamanan PBB tersebut ?

C. Tujuan dan Manfaat Penulisan

Kegiatan penulisan ini dilakukan oleh penulis agar dapat menyajikan data akurat sehingga dapat memberi manfaat dan mampu menyelesaikan masalah. Berdasarkan hal tersebut, maka penelitian mempunyai tujuan obyektif dan tujuan subyektif sebagai berikut:

1. Tujuan Obyektif

a) Untuk mengetahui bagaimana upaya reformasiDewan Keamanan PBB untuk menciptakan tatanan negara-negara di dunia yang berdaulat, damai dan adil serta apa saja alasan-alasan yang menyebabkan perlunya reformasi terhadap badan tersebut.

b) Untuk mengetahui kendala-kendala apa saja yang menghambat upaya reformasi Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa.

(5)

2. Tujuan Subyektif

a) Untuk menambah wawasan dan pengetahuan penulis dalam bidang hukum internasional khususnya mengenai tinjauan yuridis atas upaya reformasi Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa dalam menciptakan tatanan negara-negara di dunia yang berdaulat, damai dan adil.

b) Untuk Memenuhi persyaratan akademis guna memperoleh gelar S1 dalam bidang ilmu hukum di Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara.

Penulis berharap bahwa kegiatan penulisan ini akan bermanfaat bagi penulis sendiri maupun orang lain. Adapun manfaat yang dapat diperoleh dari penulisan hukum ini antara lain:

1. Manfaat Teoritis

a) Memberikan sumbangan pemikiran dan menambah khasanah pustaka kajian Hukum Internasional pada umumnya dan Hukum Organisasi Internasional pada khususnya.

b) Menambah pengetahuan dan informasi bagi semua pihak mengenai perlunya reformasi terhadap Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa.

2. Manfaat Praktis

a) Menjadi wahana bagi penulis untuk mengembangkan penalaran, membentuk pola pikir ilmiah sekaligus untuk mengetahui kemampuan penulis dalam menerapkan ilmu yang diperoleh.

(6)

D. Keaslian Penulisan

Adapun judul dari skripsi ini adalah “TINJAUAN YURIDIS ATAS UPAYA REFORMASI DEWAN KEAMANAN PERSERIKATAN BANGSA-BANGSA DALAM MENCIPTAKAN TATANAN NEGARA-NEGARA DI DI DUNIA YANG BERDAULAT, DAMAI DAN ADIL”.

Berdasarkan penelusuran kepustakaan dan informasi yang ada khususnya dilingkungan Universitas Sumatera Utara, tulisan (skripsi) mengenai topik ini belum pernah dilakukan sehingga keaslian tulisan ini dapat dipertanggungjawabkan.

E. Tinjauan Kepustakaan

Selain berisikan organisasi negara di berbagai bida mempunyai fungsi masing-masing.

Salah satu dewan yang berada di bawah naungan PBB adalah Dewan Keamanan yang secara umum bertugas untuk menciptakan dan menjaga keamanan serta kedamai

Anggotanya terdiri dari 5 negara tetap dan 10 negara tidak tetap dengan masa jabatan selama 2 tahun.

diperbolehkan memiliki senjata nuklir guna menciptakan kedamaian dunia.

Anggota tetapnya terdiri dari :

(7)

(4) Inggris

(5) Amerika Serikat

Di mana masing-masing anggota tetap Dewan Keamanan memiliki hak veto untuk membatalkan atau menolak keputusan yang diambil Dewan Keamanan.

Tugas dan Kekuasaan dari Dewan Keamanan PBB meliputi :

(1) menyelesaikan sengketa atau permasalahan yang terjadi di kancah internasional melalui jalan damai

(2) mengambil dan merencanakan tindakan pencegahan untuk menjaga keamanan dan kedamaian

(3) mengawasi wilayah-wilayah yang sedang atau termasuk dalam wilayah sengketa

(4) berhak untuk memilih hakim – hakim yang akan ditugaskan di Mahkamah Internasional yang bermarkas di Den Haag, Belanda

Dalam memilih hakim ini, Dewan Keamanan akan dibantu oleh Majelis Umum.

Dalam menjalankan tugasnya untuk menciptakan keamanan dan kedamaian dunia, Dewan Keamanan PBB dibantu oleh pasukan :

(1) UNIFIL, pasukan sementara PBB yang bermarkas di Libanon (2) UNIIMOG, pasukan peninjau PBB yang ditempatkan di Iran-Irak (3) UNTAC, pasukan sementara PBB yang ditempatkan di Kamboja

Hasil kerja Dewan Keamanan PBB akan diperiksa oleh Majelis Umum melalui laporan tahunan yang harus diserahkan ke Majelis Umum.

(8)

karena perkembangan dunia yang semakin kompleks serta sering dianggap membuat berlarut-larutnya masalah internasional yang membawa akibat pada masalah kemanusiaan akibat digunakannya hak ini oleh negara-negara besar yang dianggap membawa kepentingannya sendiri dan juga kelompok

Karena keberadaannya merupakan wari dari negara-negara kuat pemenang perang, banyak suara-suara dari tokoh tokoh internasional agar PBB dirombak atau direformasi agar dapat mengakomodasi perkembangan dunia internasional khususnya negara-negara antara tokoh tokoh yang menyarankan perlunya reformasi pada PBB khususnya Dewan Keamanan di antaranya adalah Preside kemudian Dr

F. Metode Penelitian

1. Jenis Penelitian

Untuk melengkapi penelitian ini agar lebih terarah dan dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah, maka dipergunakan metode penelitian hukum normatif. Dikatakan penelitian hukum normatif karena penelitian ini dilakukan dan ditujukan pada peraturan perundang-undangan dan bahan-bahan hukum yang lain.1

Penelitian hukum yuridis normatif ini terdiri dari penelitian terhadap asas-asas hukum, sistematika hukum, taraf sinkronisasi hukum, sejarah hukum dan perbandingan hukum.2

2. Sifat Penelitian

Jika dilihat dari segi sifatnya, penelitian ini adalah bersifat deskriptif yang menggambarkan masalah dengan cara menjabarkan fakta secara sistematis, faktual dan akurat.3

1

Bambang Waluyo, Penelitian Hukum dalam Praktek, Jakarta:Sinar Grafika. 1996,hal.13 2

Bambang Sunggono, Metode Penelitian Hukum, Jakarta:PT.Rajawali Pers.2001,hal.36 3

Ibid hal.41

(9)

menginterpretasikan sesuatu, misalnya kondisi atau hubungan baik yang ada, pendapat yang berkembang, proses yang sedang berlangsung, akibat atau efek yang terjadi, atau tentang kecenderungan yang tengah berlangsung.

Penelitian deskriptif juga dirancang untuk memperoleh informasi tentang status suatu gejala saat penelitian dilakukan dan penelitian deskriptif tidak ada perlakuan yang diberikan atau dikendalikan serta tidak ada uji hipotesis sebagaimana yang terdapat dalam penelitian eksperimen. 3. Teknik Pengumpulan Data

Sehubungan dengan jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian yang digunakan adalah penelitian yuridis normatif dan mempergunakan data sekunder, maka penelitian ini mengacu kepada Penelitian Kepustakaan (Library Research), yaitu mempelajari serta mengumpulkan data yang diperoleh dari buku-buku yang menulis tentang intervensi baik karangan dalam negeri maupun karangan luar negeri dan peraturan-peraturan yang mengaturnya secara internasional seperti Piagam PBB.

Teknik penelitian pengumpulan data tertulis serta sumber-sumber bacaan misalnya melalui penelusuran ke perpustakaan, antara lain berupa peraturan-peraturan hukum yang berlaku dan buku-buku yang berhubungan dengan penelitian ini. Selain itu penelitian ini juga merujuk dari bahan-bahan atau artikel yang diperoleh melalui situs-situs internet.

4. Sumber Data

Sumber data yang digunakan dalam penulisan ini adalah data sekunder, yakni data yang diperoleh melalui bahan kepustakaan4

a) Bahan hukum primer, yaitu bahan-bahan hukum yang bersifat mengikat yang mana merupakan landasan utama yang digunakan yang terdiri atas:

4

(10)

dalam penelitian ini berupa deklarasi, Piagam PBB, dan perjanjian-perjanjian internasional.

b) Bahan hukum sekunder, yaitu bahan hukum yang menunjang, yang memberi penjelasan mengenai bahan hukum primer seperti buku-buku dan pendapat para ahli hukum.

c) Bahan hukum tersier, yaitu bahan hukum yang memberi penjelasan dari bahan hukum primer dan bahan hukum sekunder, berupa Kamus Hukum, dan Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI).

5. Analisis Data

Teknik analisis data adalah proses mengorganisasikan dan mengurutkan data ke dalam pola, kategori dan satuan pola sehingga dapat ditentukan dengan tema dan dapat dirumuskan hipotesis kerja seperti disarankan oleh data.5

Teknik analisis data yang digunakan oleh penulis dalam penulisan ini adalah teknik analisis data kualitatif, yakni suatu uraian tentang cara-cara analisis berupa kegiatan mengumpulkan data kemudian diedit dahulu untuk selanjutnya dimanfaatkan sebagai bahan analisis yang sifatnya kualitatif. 6

5

Burhan Ashofa.Metode Penelitian Hukum.Jakarta:Rineka Cipta.hlm:22 6

Ibid, hlm: 61-62

G. Sistematika Penulisan

(11)

Adapun sistematika penulisan hukum ini adalah sebagai berikut:

BAB I : PENDAHULUAN

Bab ini diawali dengan latar belakang masalah yang berikutnya perumusan masalah yang akan dibahas. Pada selanjutnya dijelaskan apa yang menjadi tujuan dan manfaat penulisan. Kemudian diuraikan tentang keaslian penulisan dan tinjauan kepustakaan. Selanjutnya diuraikan bagaimana metode penelitian dan akhirnya bab ini ditutup dengan bagaimana sistematika penulisan.

BAB II : TINJAUAN MENGENAI ORGANISASI INTERNASIONAL

Dalam bab ini penulis akan menguraikan mengenai kerangka teori yang berisi tentang sejarah dan pengertian organisasi internasional, tinjauan umum mengenai organisasi internasional, dan yang terakhir penulis akan menguraikan tentang tinjauan umum mengenai Perserikatan Bangsa-Bangsa.

BAB III : FUNGSI DAN PERAN DK PBB DALAM PEMELIHARAAN PERDAMAIAN DI DUNIA

(12)

BAB IV : TINJAUAN YURIDIS ATAS UPAYA REFORMASI DEWAN KEAMANAN PBB

Dalam bab ini penulis akan menguraikan tentang pembahasan atas permasalahan pada penulisan skripsi, yang mana menguraikan tentang upaya reformasi Dewan Keamanan PBB. Selanjutnya akan diuraikan tentang kendala-kendala reformasi Dewan Keamanan PBB. Dan yang terakhir akan diuraikan mengenai ketentuan hukum dari upaya reformasi Dewan Keamanan PBB.

BAB V : PENUTUP

Referensi

Dokumen terkait

[r]

Kesehatan jiwa menurut islam tidak lain adalah ibadah yang amat luas atau pengembangan dimensi dan potensi yang dimiliki manusia dalam dirinya dalam rangka pengabdian

PEMBELAJARAN GERAK DAN LAGU MELALUI PENDEKATAN BERMAIN DI TK SALMAN AL FARISI BANDUNG.. Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |

Hasil penelitian menunjukkan isolat D75 tumbuh optimal dalam media dengan sumber fosfat anorganik berupa trikalsium fosfat dengan nilai OD 1,653 inkubasi selama 39 jam, isolat D92

[r]

Tinjauan Yuridis Terhadap Peradilan In Absentia dalam Perkara Tindak Pidana Korupsi (Studi Kasus Putusan Nomor 1032/PID.B/2001/PN.JKT.PST), dibimbing oleh M.Syukri

saluran pernapasan akut (ISPA) pada bulan Mei 2015 di Puskesmas Dinoyo Kota Malang.Sampel ditentukan dengan teknik purposive sampling yaitu sebanyak 30

Dapat disimpulkan sistem adalah kegiatan-kegiatan yang saling berhubungan antara satu sama yang lainnya yang terdiri dari objek-objek, unsur- unsur atau