• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang - LAK PTTKEK Tahun 2012

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang - LAK PTTKEK Tahun 2012"

Copied!
22
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan, Pasal 50 menyebutkan bahwa pemerintah dan pemerintah daerah berkewajiban meningkatkan upaya kesehatan, berdasarkan hasil pengkajian dan penelitian. Pada pasal 156, menyebutkan bahwa penentuan daerah wabah, kejadian luar biasa harus berdasarkan penelitian yang diakui keakuratannya. Terkait dengan dengan teknologi terapan kesehatan dan epidemologi klinik, juga disebutkan pada Pasal 31 bahwa Fasilitas Pelayanan Kesehatan wajib memberikan akses yang luas bagi kebutuhan penelitian dan pengembangan kesehatan. Dan untuk kepentingan itu, Pasal 119 menyebutkan penelitian dan pengembangan untuk pelayanan kesehatan dapat dilakukan bedah mayat klinis di rumah sakit.

Sesuai Peraturan Presiden Nomor 47 Tahun 2009 tentang Pembentukan dan Organisasi Kementerian Negara, setiap pimpinan suatu organisasi wajib menyampaikan laporan berkala tepat pada waktunya. Salah satu laporan berkala yaitu laporan tahunan. Laporan Tahunan di Kementerian Kesehatan disusun berjenjang mulai dari Unit Kerja Eselon II hingga tingkat kementerian. Laporan tahunan yang disusun oleh Unit Kerja Eselon II akan menjadi salah satu bahan penyusunan Laporan Tahunan Unit Kerja Eselon I, untuk selanjutnya menjadi bahan penyusunan Laporan Tahunan Kementerian Kesehatan.

Program Penelitian dan Pengembangan Kesehatan yang tertuang dalam Rencana Strategis Kementerian Kesehatan ditandai dengan 1) peningkatan kualitas penelitian dan pengembangan dan hasil penelitian yang dimanfaatkan oleh program, dan 2) jumlah penelitian dan pengembangan yang berorientasi Hak Atas Kekayaan Intelektual (HaKI). Sementara dalam Peraturan Menteri Kesehatan Nomor: 1144/Menkes/Per/VII/2010 tentang Struktur Organisasi dan Tatalaksana Kementerian Kesehatan mengamanahkan Pusat Teknologi Terapan Kesehatan dan Epidemiologi Klinik untuk melaksanakan penelitian dan pengembangan kesehatan serta menapis teknologi di bidang teknologi terapan kesehatan dan epidemiologi klinik.

(2)

penyelenggaraan pemerintahan dapat berlangsung secara berdayaguna, berhasil guna, bersih dan bertanggung jawab serta bebas dari korupsi, kolusi dan nepotisme. Upaya pengembangan tersebut sejalan dengan dan didasarkan pada TAP MPR RI Nomor XI/MPR/1998 tentang Penyelenggara Negara yang Bersih dan Bebas Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme, dan Undang-Undang No. 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggara Negara yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme. Dalam pasal 3 Undang-Undang tersebut dinyatakan bahwa asas-asas umum penyelenggaraan negara meliputi asas kepastian hukum, asas tertib penyelenggara negara, asas kepentingan umum, asas keterbukaan, asas proporsionalitas, asas profesionalitas, dan asas akuntabilitas. Dalam penjelasan mengenai pasal tersebut, dirumuskan bahwa asas akuntabilitas merupakan asas yang menentukan bahwa setiap kegiatan dan hasil akhir dari kegiatan penyelenggaraan negara harus dapat dipertanggungjawabkan kepada masyarakat sebagai pemegang kedaulatan tertinggi negara sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Berdasarkan Instruksi Presiden Nomor 7 Tahun 1999 tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah, untuk meningkatkan pelaksanaan pemerintahan yang lebih berdaya guna, berhasil guna, bersih dan bertanggung jawab, pelaporan akuntabilitas kinerja instansi pemerintah dipandang perlu disusun untuk mengetahui kemampuan instansi pemerintah dalam pencapaian visi, misi dan tujuan organisasinya masing-masing. Pusat Teknologi Terapan Kesehatan dan Epidemiologi Klinik (Pusat TTK EK) sebagai salah satu instansi pemerintah wajib menyusun Laporan Akuntabilitas Kinerja. Laporan ini disusun dengan mengacu pada Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 988/MENKES/PER/XI/2006 tentang Petunjuk Pelaksanaan Penyusunan Pelaporan Akuntabilitas Kinerja, dan Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 29 Tahun 2010, tentang Pedoman Penyusunan Penetapan Kinerja dan Pelaporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah.

B. Maksud dan Tujuan

Laporan Akuntabilitas Kinerja dimaksudkan untuk memberikan gambaran rencana kinerja (performance plan) dan penetapan kinerja yang ingin dicapai tahun 2012, dengan capaian kinerja (performance result) hasil realisasi kegiatan tahun 2012.

Tujuan penyusunan Laporan Akuntabilitas Kinerja adalah:

(3)

c. Sebagai bahan penyempurnaan pelaksanaan program dan kegiatan yang akan datang;

d. Sebagai bahan penyempurnaan berbagai kebijakan yang diperlukan.

C. Tugas Pokok dan Fungsi

Sesuai dengan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 1144/Menkes/Per/VII/2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Kesehatan, Pusat Teknologi Terapan Kesehatan dan Epidemiologi Klinik mempunyai tugas mengelola, melaksanakan penelitian dan pengembangan kesehatan, serta menapis teknologi di bidang teknologi terapan kesehatan dan epidemiologi klinik.

Dalam melaksanakan tugas dimaksud, Pusat Teknologi Terapan Kesehatan dan Epidemiologi Klinik menyelenggarakan fungsi;

a. penyiapan penyusunan kebijakan teknis, rencana dan program penelitian dan pengembangan kesehatan di bidang teknologi terapan kesehatan dan epidemiologi klinik;

b. pelaksanaan penelitian dan pengembangan kesehatan di bidang teknologi terapan kesehatan dan epidemiologi klinik;

c. pelaksanaan pembinaan, koordinasi, dan fasilitasi teknis pelaksanaan penelitian dan pengembangan kesehatan bidang teknologi terapan kesehatan dan epidemiologi klinik;

d. pemantauan, evaluasi dan penyusunan laporan penelitian dan pengembangan di bidang teknologi terapan kesehatan dan epidemiologi klinik; dan

e. pelaksanaan tata usaha dan rumah tangga Pusat.

D. Sistematika

Sistematika penulisan Laporan Akuntabilitas Kinerja Pusat TTK EK adalah sebagai berikut:

KATA PENGANTAR DAFTAR ISI

BAB I

(4)

BAB II

Perencanaan dan Perjanjian Kinerja, menjelaskan tentang visi, misi, nilai, sasaran dan indikator kinerja kegiatan.

BAB III

Akuntabilitas Kinerja, menguraikan pengukuran, capaian dan analisis kinerja, termasuk di dalamnya menguraikan secara sistematis keberhasilan dan kegagalan, hambatan/ kendala dan permasalahan yang dihadapi, serta langkah-langkah antisipatif yang dilakukan, dan sumber daya (manusia, sarana, anggaran).

BAB IV

(5)

BAB II

PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA

Dalam melaksanakan programnya, Pusat Teknologi Terapan Kesehatan dan Epidemiologi Klinik mengacu pada Rencana Strategis (Renstra) Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI Tahun 2010-2014, dan Rencana Aksi Kegiatan Pusat Teknologi Terapan Kesehatan dan Epidemiologi Klinik (Pusat TTK EK) Tahun 2011-2015. Untuk mencapai visi dan misi Kementerian Kesehatan, Pusat TTK EK menetapkan visi, misi, nilai, sasaran dan indikator kinerja kegiatan sebagai berikut:

A. Visi

Menjadi institusi unggulan penelitian dan pengembangan kesehatan di bidang teknologi terapan kesehatan dan epidemiologi klinik

B. Misi

Visi Pusat TTK EK dilaksanakan melalui misi berikut:

1. Meningkatkan mutu pelayanan kesehatan melalui penelitian teknologi terapan kesehatan dalam bidang kedokteran dan farmasi.

2. Meningkatkan mutu pelayanan kesehatan melalui penelitian teknologi terapan kesehatan dalam bidang gizi dan makanan.

3. Meningkatkan mutu pelayanan kesehatan melalui penelitian dan epidemiologi klinis penyakit menular dan penyakit tidak menular.

4. Menjadikan Badan Litbangkes menjadi koordinator jejaring penelitian klinis di Indonesia melalui Pusat TTKEK.

5. Menjadikan Indonesia sebagai salah satu simpul (hub) penelitian klinis di Asia Tenggara.

C. Nilai

Dalam menjalankan organisasi Pusat TTK EK didasari oleh nilai-nilai, sebagai berikut: 1. Kejujuran

(6)

2. Etika

Sebagai peneliti harus menjunjung tinggi etika dalam berinteraksi antar peneliti dan etika di dalam melaksanakan penelitian.

3. Kebaruan

Sebagai peneliti harus mampu menemukan kebaruan (novelty) dalam hal pengetahuan baru maupun teknologi baru.

4. Inovatif

Sebagai peneliti harus mampu mencari terobosan dalam rangka meningkatkan mutu pelayanan kesehatan.

5. Kaidah ilmiah

Sebagai peneliti harus menjunjung tinggi kaidah-kaidah ilmiah dalam rangka menjaga mutu hasil penelitian.

6. Inkonvensional

Dalam rangka menemukan teknologi terobosan perlu cara berfikir yang di luar dari biasanya (inkonvensional).

7. Aplikatif

Hasil-hasil penelitian harus dapat diterapkan untuk memperkuat sistem kesehatan dan meningkatkan mutu pelayanan oleh pengguna (klien).

D. Sasaran

Sasaran yang ditetapkan Pusat TTK EK meliputi:

1. Tercapainya penelitian yang menyiapkan teknologi tepat guna untuk terapan obat konvensional dan obat bahan alam.

2. Tercapainya penelitian yang menyiapkan teknologi tepat guna untuk terapan gizi dan makanan.

3. Tercapainya penelitian yang menyiapkan epidemiologi klinik penyakit menular.

4. Tercapainya penelitian yang menyiapkan epidemiologi klinik penyakit tidak menular.

(7)

6. Terbangunnya sistem jejaring penelitian klinis dengan rumah sakit pendidikan dan rumah sakit pemerintah di bawah koordinasi Badan Litbangkes.

7. Terciptanya budaya penelitian (research culture) di antara klinisi rumah sakit sebagai peneliti ad-hoc untuk penelitian klinis.

8. Terbangunnya sistem yang memudahkan penelitian klinis, baik yang bersifat sponsor initiated clinical research mapun researcher initiated clinical research.

E. Indikator Kinerja Kegiatan

Penetapan Indikator Kinerja Kegiatan bertujuan untuk memperoleh informasi kinerja yang penting dan diperlukan dalam melakukan manajemen kinerja secara baik serta untuk memperoleh ukuran keberhasilan yang digunakan bagi perbaikan kinerja dan peningkatan akuntabilitas kinerja.

Indikator Kinerja Kegiatan (IKK) yang telah ditetapkan oleh Pusat TTK EK adalah:

1. Jumlah produk/model intervensi/prototipe/standar/ formula di bidang klinik terapan dan epidemiologi klinik.

2. Jumlah Publikasi ilmiah di bidang klinik terapan dan epidemiologi klinik yang dimuat pada media cetak dan elektronik:

a. Nasional

b. Internasional

Sasaran dan indikator kinerja kegiatanmenurut bidang TTK EK disajikan dalam Tabel 2.1 sebagai berikut.

Tabel 2.1

Sasaran dan Indikator Kinerja Kegiatan

Bidang Teknologi Terapan Kesehatan dan Epidemiologi Klinik

No Sasaran Indikator Target

2012

1 Meningkatnya

penelitian dan pengembangan di bidang klinik terapan dan epidemiologi klinik

1. Jumlah produk/model

intervensi/prototipe/standar/ formula di bidang klinik terapan dan epidemiologi klinik

2. Jumlah Publikasi ilmiah di bidang klinik terapan dan epidemiologi klinik yang dimuat pada media cetak dan elektronik:

a. Nasional b. Internasional

8

(8)

BAB III

AKUNTABILITAS KINERJA

A. Pengukuran Kinerja

Pengukuran kinerja ini diperlukan untuk mengetahui sampai sejauh mana realisasi atau capaian kinerja yang berhasil dilakukan oleh Pusat TT EK selama tahun 2012 dari rencana yang telah ditetapkan. Dari perbandingan capaian ini dapat diperoleh informasi yang berkaitan dengan masing-masing sasaran. Dengan demikian, informasi tersebut dapat ditindaklanjuti dalam perencanaan kegiatan di masa mendatang sehingga setiap kegiatan yang direncanakan dapat berhasil guna dan berdaya guna. Langkah-langkah yang dilakukan adalah dengan terlebih dahulu membandingkan antara masing-masing komponen sasaran dengan target dan realisasi sehingga diperoleh capaian tiap komponen sasaran.

B. Capaian Kinerja

Laporan Akuntabilitas Kinerja Pusat TTKEK merupakan bentuk pertanggungjawaban kinerja berbagai program yang telah dilaksanakan selama tahun anggaran 2012 dari dana Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN). Dana DIPA Pusat TTK EK tahun 2012 sebesar Rp. 30.445.915.000,- (Tiga puluh milyar empat ratus empat puluh lima juta sembilan ratus lima belas ribu rupiah).

Secara umum, hasil capaian kinerja Pusat TTK EK tahun 2012 telah memenuhi sasaran yang ditargetkan.

Tabel 3.1.

Target dan Realisasi Indikator Kinerja Kegiatan Pusat Teknologi Terapan Kesehatan dan Epidemiologi Klinik

Tahun 2012

No Indikator Tahun 2012 %

Capaian Target Realisasi

1. Jumlah produk/ model intervensi

/prototipe/standar/formula di bidang teknologi terapan kesehatan dan epidemiologi klinik

8 15 190%

2. Jumlah publikasi ilmiah di bidang teknologi terapan kesehatan dan epidemiologi klinik yang dimuat pada media cetak dan elektronik:

a. Nasional b. Internasional

13 2

14 4

(9)

1) Indikator jumlah produk/model intervensi/prototipe/standar/formula

Capaian indikator kinerja kegiatan berupa Jumlah produk/model intervensi/ prototipe/standar/formula di bidang teknologi terapan kesehatan dan epidemiologi klinik sebesar 190%, dari target 8 diperoleh realisasi 15.

Detil capaian jumlah produk/model intervensi/prototipe/standar/formula di bidang teknologi terapan kesehatan dan epidemiologi klinik, sebagai berikut

Tabel 3.2.

Target dan Realisasi Indikator Kinerja Kegiatan Produk/Model Intervensi /Prototipe/Standar/Formula Pusat Teknologi Terapan Kesehatan dan Epidemiologi Klinik

Tahun 2012

No Output Penelitian Unit Pelaksana

1 Produk informasi tentang penggunaan jamu pada dokter praktik jamu.

Studi observasi penggunaan jamu oleh dokter praktik jamu.

Pusat Teknologi Terapan Kesehatan dan

Epidemiologi Klinik (TTK EK) 2 Produk informasi tentang

algoritma klinis Demam Berdarah dan Demam Berdarah Dengue.

Algoritma klinis diagnosis Demam Dengue dan Demam Berdarah Dengue di Indonesia.

Pusat TTK EK

3 Produk informasi tentang keterkaitan kejadian sariawan berulang (Recurrent Aphthae Stomatitis) dengan gangguan fungsi ovarium.

Sariawan yang berulang (Recurrent Aphthae Stomatitis) sebagai salah satu deteksi dini gangguan fungsi ovarium.

Pusat TTK EK

4 Prototipe menu makanan berbahan dasar rendah

Glycemix Index (GI) dan

Glycemic Load (GL) sebagai alternatif diet diabates melittus tipe 2.

Modifikasi menu makanan berbahan dasar rendah

Glycemix Index (GI) dan

Glycemic Load (GL) sebagai alternatif diet diabates melittus tipe 2.

Pusat TTK EK

5 Prototipe (Ready Use Feeding) untuk

penanggulangan wasting pada anak usia tiga tahun.

Efek pemberian makanan siap makan (Ready Use Feeding) pada anak usia dibawah tiga tahun wasting untuk mencegah gizi buruk di Klinik Gizi Bogor.

Pusat TTK EK

6 Produk informasi tentang indikasi terjadinya sectio caesar di Jakarta.

Study indikasi sectio caesar

pada beberapa RS di Jakarta.

Pusat TTK EK

7 Produk informasi kadar protein saliva dengan deteksi dini dan evaluasi terapi kanker

payudara.

Kadar protein saliva (Vega, EGF, CEA, c-erb-2) untuk deteksai dini dan evaluasi terapi pada penderita kanker payudara di RS Dharmais.

Pusat TTK EK

8 Produk informasi faktor risiko terjadinya balita stunting.

Studi longitudinal faktor risiko terjadinya stunting pada anak baduta.

(10)

9 Produk informasi pengaruh intervensi berbagai sumber iodium dan polimorfisme gen TSHR dan HTR terhadap fungsi tiroid.

Pengaruh intervensi berbagai sumber iodium dan

polimorfisme gen TSHR dan HTR terhadap fungsi tiroid pada penderita gangguan fungsi 10 Modul model intervensi

stimulasi Kognitif Berbasis

11 Produk Informasi Kandungan Iodium Dalam Bahan Makanan di Berbagai Letak Geografis.

Analisis Iodium dalam Bahan Makanan di Berbagai Letak Geografis.

Balai Litbang Penanggulangan

GAKI 12 Produk informasi Penyuluhan

Komunikasi Persuasif Untuk Meningkatkan Pengetahuan dan Sikap Masyarakat Dalam Penanggulangan GAKI.

13 Produk Informasi Pengaruh Suplementasi Iodium dan Zat Besi (Fe) Terhadap Fungsi Tiroid dan Status Fe

Pengaruh Suplementasi Iodium dan Zat Bezi (Fe) terhadap Fungsi Tiroid dan Status Fe

Balai Litbang Penanggulangan

GAKI

14 Produk data dasar Bionomik, Distribusi Spasial dan Aspek Sosbud serta aplikasi Masquito Trap di daera Endemis DBD

Studi Bionomik, Distribusi Spasial dan Aspek Sosial Budaya serta Aplikasi Masquito Trap di Daerah Endemis Demam Berdarah Dengue Hulu Sungai Utara Propinsi Kalimantan Selatan

Balai Litbang P2B2 Tanah

Bumbu

Beberapa kegiatan yang mendukung untuk pencapaian indikator kinerja, meliputi:

a) Jejaring INA-RESPOND (Indonesia Research Partnership on Infectious Disease)

Adalah jejaring kerjasama penelitian penyakit infeksi yang dibentuk di Indonesia. Jejaring ini atas inisiatif kerjasama antara pemerintah Indonesia dan Amerika Serikat dalam hal ini Badan Litbangkes Kementerian Kesehatan dengan National Institute of Health United State of America. Tujuan kerjasama adalah mendorong dan melaksanakan penelitian penyakit infeksi yang berkualitas baik di Indonesia. Diharapkan kerjasama ini berkelanjutan serta diakui dengan baik di tingkat regional dan internasional.

(11)

Mangunkusumo, RS Penyakit Infeksi Sulianti Saroso, Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran/RSUP Dr Hasan Sadikin, Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro/RSUP Dr Kariadi, Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada/RSUP Dr Sardjito, Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga/RSUD Dr Soetomo, Fakultas Kedokteran Universitas Udayana/RSUP Sanglah dan Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin/RSUP Dr Wahidin Sudirohusodo.

Penyakit infeksi yang menjadi prioritas penelitian sejalan dengan prioritas Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, yaitu: Malaria, Avian Influenza, Dengue, AIDS/HIV dan TB atau disingkat sebagai MADAT, juga penyakit infeksi lainnya (Hepatitis, Diare, Chikungunya, Leptospirosis dan Japanese encephalitis). Disamping itu tidak lupa juga melakukan penelitian Neglected Disease (Schistosomiasis, Fasciolopsis, Filariasis, Anthraks, Rabies, Pes, Scabies, Frambusia dan Kusta).

b) Penyusunan Permenkes registrasi Penelitian Klinis

Penelitian klinis merupakan bagian esensial dari dasar pengambilan keputusan yang berbasisi bukti untuk pelaksanakan program kesehatan. Untuk mengatur atau mengkoordinasikan pelaksanaan penelitian klinis, Badan Litbangkes sedang mengembangkan Permenkes Registrasi Penelitian. Dengan dikembangkannya registrasi penelitian klinis setidaknya terdapat tiga keuntungan, yakni (1) memberikan informasi kepada masyarakat dan provider pelayanan kesehatan tentang penelitian klinis yang ada, (2) memberikan informasi kepada masyarakat dan provider pelayanan kesehatan tentang hasil penelitian klinis, (3) meningkatkan transparansi penelitian klinis, untuk meningkatkan akuntabilitas publik dan mencegah bias publikasi.

(12)

c) Pelaksanaan Training Of Trainer Good Clinical Practice

Era sekarang, penekanan peran Pusat lebih sebagai regulatior dan fasilitator. Sebagai fasilitator, Pusat TTK dan EK, harus dapat membina semua institusi pelaksanan penelitian uji klinik, termasuk mengajarkan bagaimana melaksanakan uji klinik yang terstandar. Berangkat dari tugas tersebut, Pusat TTK dan EK bekerjasama dengan World Health Organization Tropical Diseases Research telah melaksanakan Training Of Trainer Good Clinical Practice (TOT GCP).

TOT GCP dilaksanakan untuk memperoleh peneliti yang mempunyai kemampuan untuk mengajarkan tentang GCP. Kegiatan selama 3 hari dari tanggal 3 - 5 Otober 2012, di Yogyakarta. Peserta berjumlah 30 orang yang berasal dari 1) Peneliti Pusat TTK dan EK, 2) RS Marzuki Mahdi Bogor, 3) RS Sardjito, 4) Universitas Ahmad Dahlan dan 5) Balai Penelitian dan Pengembangan Tanaman Obat dan Obat Tradsional. Fasilitator berasal dari WHO TDR India dan Universitas Gadjah Mada. Pada akhir hari ketiga, dilaksanakan Training Of Trainer (TOT). Peserta TOT sebanyak 10 orang terbaik, yang diambil dari peserta Workshop TOT. Kesepuluh nama yakni: dr. Siswanto, MHP, DTM; Dr. Ir. Basuki Budiman, M.Kes; drh. Endi Ridwan, M.Sc; Ully Adhie Mulyani, Apt, M.Si; Dyah Santi Puspitasari, SKM, M.Kes; Mutiara Prihatini, SKM, M.Kes; dr. Retna Mustika Indah; dr. Heny Kismayati; Syachroni, S.Si; dan Dyah, PhD

d) Penyusunan MoU dan Kerjasama dengan RS Penyakit Infeksi Sulianti Saroso dan Indonesian Clinical Epidemilogy Evidence Based Medicine

e) Disease Registry Stroke

(13)

pengendalian hipertensi, hiperkolesterolemia, kencing manis, dan sebagainya, masih belum optimal. Bila dibandingkan dengan negara maju, Amerika Serikat misalnya, penyebab kematian utama di Amerika Serikat adalah penyakit jantung, kanker, stroke, penyakit paru khronis, dan kecelakaan (accidents).

Untuk itulah, Badan Litbangkes, dalam hal ini Pusat TTKEK, melakukan kerjasama dengan PP-PERDOSSI, untuk mengembangkan disease regitry berbasis rumah sakit, khususnya “stroke registry”. Menurut tujuannya, disease registry bisa population based registry, atau hospital based registry. Population based registry biasanya bertujuan lebih kepada mengidentifikasi prevalensi, faktor risiko, dan survival; sementara hospital based registry lebih kepada upaya perbaikan manajemen kasus dan peningkatan kualitas pelayanan klinik. Ini adalah Disease Registry yang pertama di Indonesia dalam skala Nasional. Hal ini menunjukkan keseriusan kita bersama dalam memerangi penyakit stroke. Karena untuk memberikan pelayanan pasien yang lebih baik, diperlukan manajemen dan pencatatan kasus yang baik pula. Melalui pengembangan sistem registri yang sedang dibangun ini, harapan itu dapat tercapai.

Sebagai bentuk kerjasama dalam disease registry telah ditandatangani Perjanjian Kerjasama antara Pusat TTKEK, PP-PERDOSSI dengan RS yang terlibat pada tanggal 21 September 2012, dan Pencanangan Pelaksanaan Registri Stroke secara Nasional oleh Dirjen BUK atas nama Menteri Kesehatan, di Semarang pada tanggal 23 November 2012

f) Monitoring dan evaluasi penelitian (pertemuan dan supervisi) g) Pelatihan Metodologi Uji Klinik

h) Pengembangan metodologi saintifikasi jamu

(14)

mekanisme kerja dan profil farmakokinetik. Kedua, secara empirik keamanan penggunaan jamu pada manusia sudah teruji secara turun-temurun, tetapi secara ilmiah belum diakui.

Berdasarkan pertimbangan tersebut, maka uji klinik kemanfaatan dan keamanan jamu pada Program Saintifikasi Jamu disebut sebagai Studi Klinik Jamu. Studi klinik jamu adalah pembuktian ilmiah tentang keamanan dan kemanfaatan jamu berdasarkan bukti empirik yang sudah ada di masyarakat. Sementara, uji klinik jamu untuk mengarah pada produk pabrikan (produk fitofarmaka) tetap disebut uji klinik, dan harus sesuai dengan ketentuan perundangan yang berlaku. Pada studi klinik jamu, penelitian mengikutsertakan subyek manusia dengan mengukur efek dari intervensi/terapi terhadap parameter klinik dan peningkatan kualitas hidup melalui baik diukur secara obyektif maupun subyektif.

i) Pengukuhan Profesor Riset

(15)

Selain capaian indikator kinerja kegiatan, Pusat TTK EK juga menghasilkan indikator kinerja utama, berupa HKI.

Tabel 3.3.

Capaian Indikator Kinerja Utama

Pusat Teknologi Terapan Kesehatan dan Epidemiologi Klinik Tahun 2012

No Penelitian Orientasi

HKI 1. Makanan Terapi Siap Santap (Kchijau-Nut Dan Tempe-Nut)

Untuk Penderita Gizi Buruk Dan Proses Pembuatannya(Bu Astuti Lamid)

Hak Paten

2. Sediaan Darah Malaria Terstandar, Untuk Pelatihan Dan

Pemantapan KualitasMikroskopis Hak Cipta

3. Modul pengelola posyandu untuk pengetahuan Keluarga Sadar

Gizi (Bu Trintin) Hak Cipta

4. Test Kit Iodium Semi Kuantitatif (P. Suryana & Pak Djoko K) Hak Paten 5. Permainan (electronic game) edukasi tentang gizi(Bu Hermina) Hak Cipta 6. Proses terintegrasi untuk menghasilkan galaktomanan dari

ampas kelapa (Suryana Purawisastra, M.Sc) Hak Paten

2) Jumlah Publikasi ilmiah di bidang Teknologi Terapan Kesehatan dan Epidemiologi Klinik

Hasil litbang hendaknya dapat mudah diakses oleh masyarakat dan stake holder lainnya melalui penyebarluasan hasil-hasil litbang. Program ini dijabarkan dalam bentuk:

Pada tabel 3.4. Realisasi publikasi di bidang teknologi terapan kesehatan dan epidemiologi klinik, yang dimuat pada media cetak dan elektronik sebesar 107%. Judul artikel publikasi nasional adalah sebagai berikut:

Tabel 3.4.

Judul Artikel Publikasi Ilmiah Nasional

Pusat Teknologi Terapan Kesehatan dan Epidemiologi Klinik Tahun 2012

No Judul Artikel Nama penulis Media Publikasi

1 Hubungan kadar hemoglobin

dengan respon sitokin

proinflamasi dan anti inflamasi pada penderita infeksi

Plasmodium falciparum dan

Plasmodium vivax di Timika, Papua tahun 2010.

Dr. Armedy R

Hasugian, M.Biomed

(16)

2 Efikasi dan Keamanan

Dihidroartemisinin pada penderita

Plasmodium vivax di Kalimantan dan Sulawesi

3 Gangguan Muskuloskeletal Pada

Praktik Dokter Gigi dan Upaya Pencegahannya.

Drg. Lelly Anadasari, M.Kes

Media Penelitian dan Pengembangan Kesehatan. Vol. 2 No. 2, Juni 2012.

4 Ekskresi natrium dan odium urine pada anak usia sekolah dasar dan dewasa.

Djoko Kartono, PhD Jurnal Penelitian Gizi dan Makanan 2012, 35 (1)

5 Dampak defisiensi Iodium maternal pada persistensi

6 Analisis determinan stunting anak 0-23 bukan pada daerah miskin di Jawa Tengan dan Jawa Timur.

Bunga C Rossa, SKM

Jurnal Penelitian Gizi dan Makanan 2012, 35 (1)

7 Kajian interkasi besi dengan zat gizi mikro lain dalam

suplementasi.

8 Profil konsumsi sumber antioksidan alami, status gizi, kebiasaan merokok dan sanitasi lingkungan pada daerah dengan TB Paru tinggi di Indonesia

Dr. Fitrah Ernawati, M.Sc

Jurnal Penelitian Gizi dan Makanan 2012, 35 (1)

9 Cut-off point lingkar perut dan Indeks Masa Tubuh (IMT) sebagai indikator terhadap risiko diabetes mellitus dan hipertensi pada orang dewasa di Indonesia .

Ir. Sri Mulyati, M.Kes Jurnal Penelitian Gizi dan Makanan 2012, 35 (2)

10 Peran zat gizi mikro dalam sistem imunitas

11 Konsumsi sayur dan kacang

polong biji berhubungan dengan lipid peroxide penyandang diabetes melitus tipe 2.

Nazarina, SKM, M.Sc Jurnal Penelitian Gizi dan Makanan 2012, 35 (2)

12 Pengembangan slogan dan

gambar kosnep gizi seimbang.

DR. Abas Basuni Jahari

Jurnal Penelitian Gizi dan Makanan 2012, 35 (2)

13 Partisipasi masyarakat dalam penanggulangan anak balita kurang gizi melalui program edukasi dan rehabilitasi gizi

Ir. Sri Mulyati, M.Kes Jurnal Penelitian Gizi dan Makanan 2012, 35 (2)

14 Penyempurnaan Pedoman Gizi

Seimbang; rasionalisasi, proses

(17)

Tabel 3.5.

Judul Artikel Publikasi Ilmiah Internasional

Pusat Teknologi Terapan Kesehatan dan Epidemiologi Klinik Tahun 2012

No Judul Artikel Nama penulis Media Publikasi

1 Efficacy and safety of

artemisinin-naphthoquine versus dihydroartemisinin- piperaquinme in adult patients with

uncomplicated malaria: A multi-centre study in Indonesia. (Emiliana Tjitra)

Prof. Emiliana Tjitra Malaria Journal

2012;11:153.

2 Artesunate-amodiaquine treatment for children

with uncomplicated malaria in Kalimantan and Sulawesi: clinical complaints, tolerability and compliance (Retno Gitawati)

Dra. Retno Gitawati,

MS

Paediatrica Indonesiana 2012;52(1):10-15.

3 Impaired skeletal muscle microvaskular function and increasedskeletal muscle oxygen consumption in severe falciparum malaria (emiliana)

Prof. Emiliana Tjitra J Infect Dis. 2012 Dec 18

4 Stroke mortality variations in

South-East Asia: empirical evidence from the field Suhardi

Dr. Suhardi, MPH DOI:

10.1111/j.1747-4949.2012.00903.x

Kegiatan yang terkait dengan pencapaian indikator meliputi:

(18)

2) Pengelolaan Home Page 3) Pameran Hasil Penelitian

4) Penerbitan Jurnal Gizi dan Makanan

Jurnal Gizi dan Makanan telah terakreditas lagi oleh LIPI. Surat

akreditasi No. 434/AU2/P2MI-LIPI/08/2012. 5) Penerbitan Newsletter

Newsletter dimaksudkan untuk media menyampaikan kegiatan pengembangan institusi Pusat TTK EK dan pengkayaan metodologi penelitian.

C. Sumber Daya

1). Sumber Daya Manusia

Pusat TTK EK sampai dengan Desember 2012 memiliki 183 orang pegawai. Sebaran jumlah pegawai berdasarkan golongan adalah sebagai berikut:

Tabel 3.6.

Distribusi Pegawai Menurut Jabatan

Pusat Teknologi Terapan Kesehatan dan Epidemiologi Klinik Tahun 2012

(19)

Tabel 3.7.

Distribusi Pegawai Menurut Jenjang Fungsional Peneliti Pusat Teknologi Terapan Kesehatan dan Epidemiologi Klinik

Tahun 2012

Selanjutnya susunan organisasi tersebut diterjemahkan dalam Struktur Organisasi sebagai berikut:

3) Sarana dan Prasarana

Sarana dan prasarana yang ada di Pusat TTK EK meliputi: Kepala

dr. Siswanto, MHP, DTM

Sub-bag KKU

Dr. Ir. Dewi Permaesih, M.Kes Bidang EK

Dra. Lucie Widowati, Apt, M.Si

Sub-bidang TTFK Ully Adhie M, Apt, M.Si

Sub-bidang TTGM Dr. Fitrah Ernawati, M.Sc

Sub-bidang EK PM dr. M. Karyana, M.Kes

(20)

Tabel 3.8. Sarana dan Prasarana

Pusat Teknologi Terapan Kesehatan dan Epidemiologi Klinik Tahun 2012

No Sarana dan Prasarana Jumlah Kondisi

(Baik/Rusak) I Tanah

1 Tanah persil 21.442 m²

II Peralatan dan Mesin

1 Alat bantu 1 unit Baik

2 Alat angkutan darat bermotor 5 unit Baik

3 Alat angkutan darat tak bermotor 14 unit Baik

4 Alat bengkel bermesin 1 buah Baik

5 Alat bengkel tak bermesin 3 buah Baik

6 Alat ukur 115 buah Baik

7 Alat kantor 940 Baik

8 Alat rumah tangga 2.951 buah Baik

9 Alat studio 64 buah Baik

10 Alat komunikasi 48 buah Baik

11 Alat kedokteran 204 buah Baik

12 Alat kesehatan umum 6 buah Baik

13 Unit alat laboratorium 602 buah Baik

14 Unit alat laboratorium kimia nuklir 363 buah Baik

15 Alat laboratorium fisika nuklir elektronika 31 buah Baik

16 Alat proteksi radiasi/ proteksi lingkungan 2 buah Baik

17 Alat laboratorium lingkungan hidup 15 buah Baik

18 Alat laboratorium standarisasi kalibrasi dan instrumentasi

1 buah Baik

19 Komputer unit 121 buah Baik

20 Peralatan computer 41 buah Baik

21 Unit peralatan proses poduksi 3 buah Baik

III Gedung dan bangunan

1 Bangunan gedung tempat kerja 14 unit Baik

2 Bangunan gedung tempat tinggal 15 unit Baik

IV Jalan dan jembatan

1 Jalan 4.500 m² Baik

2 Jembatan 105 m² Baik

V Irigasi

1 Bangunan air irigasi 1 unit Baik

VI Jaringan

1 Instalasi gardu listrik 1 unit Baik

2 Instalasi gas 2 unit Baik

3 Jaringan listrik 1 unit Baik

VII Aset tetap lainnya

1 Eksakta 1 buah Baik

2 Non eksakta 1 buah Baik

(21)

4) Anggaran

Pusat TTK EK tahun anggaran 2012 memperoleh alokasi anggaran sebesar Rp. 30.445.915.000,- (Tiga puluh milyar empat ratus empat puluh tiga juta sembilan ratus lima belas juta rupiah).

Rincian alokasi dan realisasi anggaran per belanja seperti tergambar pada tabel berikut.

Tabel 3.9.

Alokasi dan Realisasi Per Mata Anggaran

Pusat Teknologi Terapan Kesehatan dan Epidemiologi Klinik Tahun 2012

No Mata Anggaran Alokasi Realisasi Persentase

1 Belanja Pegawai 9.001.396.000 8.784.721.695 97,59

2 Belanja Barang 19.356.882.000 13.721.695.000 70,88

3 Belanja Modal 2.087.637.000 1.575.975.200 75,49

Jumlah 30.445.915.000 24.082.023.276 79,07

Besarnya realisasi per output dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 3.10.

Alokasi dan Realisasi Per Output

Pusat Teknologi Terapan Kesehatan dan Epidemiologi Klinik Tahun 2012

No Output Alokasi Realisasi %

1 Layanan perkantoran 11.682.421.000 11.262.509.873 96,41

2 Penelitian Bidang Teknologi Terapan Kesehatan dan Epidemiologi Klinik

10.450.892.000 7.513.336.848 71,89

3 Dokumen perencanaan dan pengelolaan

anggaran

367.715.000 316.352.000 86,02

4 Kegiatan dan pembinaan 5.107.280.000 2.960.308.755 57,96

5 Laporan kinerja 263.710.000 100.361.000 38,06

6 Manajemen keuangan dan kekayaan negara 51.770.000 48.680.000 95,03

7 Perlengkapan sarana gedung 252.051.000 204.032.000 80.99

8 Manajemen laboratorium 119.600.000 112.005.000 93,65

9 Manajemen IPD 792.376.000 457.0111.600 57,68

10 Perangkat pengolahan data dan komunikasi 901.850.000 816.570.000 90,54

11 Peralatan dan fasilitas perkantoran 454.250.000 290.755.000 64,01

Jumlah 30.445.915.000 24.082.023.276 79,07

Dari data tersebut diatas terlihat bahwa realisasi paling besar adalah pada kegiatan sarana

dan prasarana gedung yang direhab. Sedangkan kegiatan yang paling kecil realisasinya

adalah pada output pengadaan alat pengolah data, yang dikarenakan pengadaan alat

(22)

BAB IV SIMPULAN

Penyusunan Laporan Akuntabilitas Kinerja Pusat TTK EK Tahun 2012 ini diharapkan dapat dijadikan pertanggungjawaban kinerja dan anggaran, evaluasi kegiatan yang dibiayai DIPA tahun 2012, serta acuan bagi pelaksanaan program dan kegiatan di tahun mendatang agar menjadi lebih baik lagi. Secara umum, pengukuran capaian kinerja tahun 2012 dilakukan dengan cara membandingkan antara target dengan realisasi masing-masing indikator kinerja. Sebagian besar sasaran yang telah ditargetkan dapat dicapai, namun demikian masih terdapat sebagian kecil sasaran yang tidak berhasil diwujudkan pada tahun 2012. Terhadap sasaran maupun target indikator kinerja yang tidak berhasil diwujudkan tersebut, Pusat TTK EK telah melakukan evaluasi agar terdapat perbaikan penanganan di tahun-tahun mendatang sehingga akumulasi capaian target sasaran pada tahun 2014 dapat terwujud.

Gambar

Tabel 2.1  Sasaran dan Indikator Kinerja Kegiatan  Bidang Teknologi Terapan Kesehatan dan Epidemiologi Klinik
Tabel 3.1.
Tabel 3.2.
Tabel 3.4.
+7

Referensi

Dokumen terkait

Perlu diketahui bahwa dari beberapa petikan wawancara di atas sebagian besar dari masyarakat adalah merupakan pemohon akta kelahiran baru. Sehingga dapat ditarik

Setelah mengikuti pembelajaran praktek kebidanan komunitas selama 3 minggu, mahasiswa diharapkan mampu mengelola, membina dan memberikan pelayanan kebidanan di komunitas dengan

Konsep 3R adalah paradigma baru dalam pola konsumsi dan produksi di semua tingkatan dengan memberikan prioritas tertinggi pada pengelolaan limbah yang berorientasi pada

Judul : Efektivitas Metode Eksperimen dengan Pendekatan Scientific pada Hasil Belajar Peserta Didik Mata Pelajaran IPA Materi Pokok Sifat-Sifat Benda Di Kelas III

Populasinya adalah mahasiswa Proram Studi Pendidikan Tata Boga angkatan 2010 sebanyak 46 orang dengan sampel jenuh.Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada elemen

Bagan struktur organisasi badan keluarga berencana dan Keluarga Sejahtera adalah bagian yang tidak terpisahkan dari peraturan daerah ini...

Paket Maximal Penumbuh Rambut Green Angelica yaitu paduan pada dari product penumbuh rambut green angelica yang terbagi dalam tiga variant product seperti hai ronic penumbuh

Pelatihan ini sifatnya pemberian motivasi bahwa untuk mengembangkan kreativitas, inovasi, dan kemauan, seseorang dapat membantu dirinya sendiri mendapatkan pendapatan lebih, dengan