• Tidak ada hasil yang ditemukan

POTENSI PENERAPAN PRINSIP 3R DALAM PENGELOLAAN SAMPAH DI DESA NGENEP KECAMATAN KARANGPLOSO KABUPATEN MALANG

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "POTENSI PENERAPAN PRINSIP 3R DALAM PENGELOLAAN SAMPAH DI DESA NGENEP KECAMATAN KARANGPLOSO KABUPATEN MALANG"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

POTENSI PENERAPAN PRINSIP 3R

DALAM PENGELOLAAN SAMPAH DI DESA NGENEP

KECAMATAN KARANGPLOSO KABUPATEN MALANG

Puji Ariyanti Sudiro

Program Studi Teknik Lingkungan Institut Teknologi Nasional Malang

ABSTRAKSI

Pertumbuhan penduduk yang tinggi baik, di daerah perkotaan maupun perdesaan, akan meningkatkan jumlah sampah secara signifikan dengan adanya perubahan gaya hidup dan pola konsumsi masyarakat akibat terjadinya pertumbuhan ekonomi. Di wilayah penelitian, yaitu Desa Ngenep Kecamatan Karangploso Kabupaten Malang belum adanya pengelolaan sampah, sehingga penduduk di Desa Ngenep masih membuang sampah dengan cara dibakar dan dibuang ke badan air.

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui sejauh mana penerapan prinsip 3R dalam pengelolaan sampah domestik dapat dilaksanakan. Penelitian ini menggunakan metode penelitian diskripstif. Pengambilan sumber data dilakukan dengan observasi lapangan, wawancara, kuisioner, dan analisis data

Dalam penelitian ini didapatkan suatu kesimpulan bahwa ditinjau dari aspek sumberdaya, sosial, dan kondisi wilayah, maka penerapan prinsip 3R dalam pengelolaan sampah di Desa Ngenep mempunyai potensi yang baik untuk dilakukan. Disamping itu, diperlukan pula pendampingan teknis yang kontinyu terhadap masyarakat setempat dalam pelaksanaan pengelolaan sampah dengan prinsip 3R.

Kata Kunci: Pengelolaan Sampah Domestik, Prinsip 3R, Desa Ngenep

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Pertumbuhan penduduk yang semakin meningkat memunculkan juga permasalahan terhadap lingkungan. Salah satunya adalah tingginya populasi penduduk yang akan meningkatkan jumlah sampah. Akibatnya, akan meningkatkan pencemaran terhadap lingkungan yang dapat menyebabkan penurunan kualitas lingkungan. Oleh karena itu, masalah persampahan memerlukan penanganan yang serius.

(2)

Desa Ngenep merupakan salah satu desa di Kecamatan Karangploso Kabupaten Malang dengan jumlah penduduk 8.731 jiwa dengan luas wilayah 993,166 ha. Desa Ngenep, khususnya di RW. 02 dengan jumlah penduduk 563 jiwa, dipilih sebagai lokasi kajian mengingat di lokasi tersebut kondisi sanitasinya buruk, ditunjang pula oleh adanya perilaku dan pemahaman untuk hidup sehat yang kurang, khususnya tentang persampahan. Pada saat ini di Desa Ngenep belum ada pengelolaan sampah yang baik.

Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sejauh mana penerapan prinsip 3R dalam pengelolaan sampah domestik dapat dilaksanakan di Desa Ngenep Kecamatan Karangploso Kabupaten Malang.

Manfaat Penelitian

Manfaat dilaksanakannya penelitian ini adalah sebagai pedoman untuk pengambilan keputusan dalam upaya pengelolaan sampah domestik di wilayah setempat.

METODOLOGI PENELITIAN

Secara diagramatis, kegiatan penelitian dilakukan berdasarkan gambar di bawah ini.

Gambar 1. Diagram Alir Penelitian

(3)

HASIL DAN PEMBAHASAN

Kondisi Geografis dan Demografi

Desa Ngenep terletak di kecamatan Karangploso Kabupaten Malang, dengan luas lahan 997,166 ha. Penggunaan lahan di desa tersebut antara lain adalah: permukiman dan perkarangan seluas 90,6 ha, perkebunan seluas 359,65 ha, kuburan seluas 2,2 ha, taman seluas 0,49 ha, luas perkantoran 0,11 ha, hutan seluas 76 ha, dan untuk prasarana umum lainnya sebesar 294,71 ha. Jumlah penduduk sampai dengan tahun 2013, khususnya di RW. 02, sebanyak 563 jiwa.

Sistem Pengelolaan Sampah Eksisting

Masyarakat pada umumnya membuang sampah secara individu tanpa adanya petugas kebersihan atau Pasukan Kuning yang bertugas melakukan pengangkutan sampah. Proses pemilahan sampah juga belum dilakukan secara maksimal, pewadahan sampah masih menggunakan kantong “kresek”. Belum terdapat Tempat Pembuangan Sampah Sementara (TPS), sehingga pembuangan sampah dilakukan secara mandiri, yaitu dengan cara ditimbun di belakang rumah lalu dibakar dan ada juga dibuang ke sungai. Timbulan sampah diperkirakan sebesar 1.407,5 lt/hari.

Karakteristik Sampah

Matapencaharian sebagian besar penduduk Desa Ngenep adalah sebagai petani atau buruh tani, sehingga sampah yang dihasilkan sebagaian besar adalah sampah organik, seperti daun-daunan dan sisanya sampah anorganik seperti plastik, kaleng dan sejenisnya.

Sumber sampah di Desa Ngenep RW. 02 mayoritas dari rumahtangga saja karena tidak ada industri maupun pasar pada wilayah tersebut. Untuk fasilitas perdagangan, di Desa Ngenep RW. 02 terdapat toko-toko kecil/kios dan warung. Sampah yang dihasilkan pada fasilitas tersebut sama dengan sampah rumahtangga.

Karakteristik sampah yang dihasilkan di wilayah ini 70% adalah sampah organik yang berpotensi untuk dikomposkan. Selain itu, 30% sampah anorganik yang dihasilkan berpotensi untuk didaur ulang menjadi material lain yang dapat digunakankan kembali, antara lain plastik, kertas, maupun kaleng bekas.

Perilaku Membuang Sampah

Masyarakat Desa Ngenep, khususnya RW. 02, pada umumnya membuang sampah dengan cara dibakar di halaman belakang rumah, ditimbun, dan ada yang dibuang ke sungai. Proses pemusnahan sampah yang dilakukan dengan membakar sampah sangat bergantung pada cuaca.

(4)

Jika cuaca panas atau tidak turun hujan, maka proses tersebut baru dapat dilaksanakan. Sisa-sisa pembakaran yang terkadang cukup banyak dan menimbulkan debu, sehingga dapat menimbulkan gangguan kesehatan. Bila cuaca panas, sisa-sisa pembakaran dibiarkan begitu saja dan menunggu hujan yang akan menghanyutkan abu sisa pembakaran tersebut yang akan berdampak pada lingkungan. Sedangkan proses pembuangan sampah ke badan air/sungai dilihat dari estetika sangat tidak bagus dan dapat menimbulkan bau yang tidak enak untuk lingkungan sekitar.

Dari tinjauan aspek sosial diketahui bahwa perilaku masyakat yang seperti ini dikarenakan minimnya pemahaman terhadap prinsip pengelolaan sampah yang baik. Pada dasarnya masyarakat setempat bersifat terbuka untuk menerima informasi dan edukasi.

Konsep Pengelolaan Sampah dengan 3R

Konsep 3R adalah paradigma baru dalam pola konsumsi dan produksi di semua tingkatan dengan memberikan prioritas tertinggi pada pengelolaan limbah yang berorientasi pada pencegahan timbulan sampah, minimisasi limbah dengan mendorong barang yang dapat digunakan lagi dan barang yang dapat didekomposisi secara biologi (biodegradable), serta penerapan pembuangan limbah yang ramah lingkungan. Dalam upaya-upaya menangani permasalahan persampahan di Desa Ngenep Kecamatan Karangploso Kabupaten Malang dapat menerapkan prinsip 3R, yaitu:

1. Reduce (mengurangi): yaitu upaya mengurangi sampah dengan meminimalisasi bentuk penggunaan barang, dimana semakin sedikit penggunaan barang, maka akan semakin kecil timbulan sampah yang dihasilkan.

2. Reuse (menggunakan kembali): yaitu menggunakan barang yang bisa dipakai kembali. Dengan memakai kembali, maka penggunaan barang tidak akan berlebihan, sehingga dapat mengurangi pemakaian barang yang baru, khususnya barang sekali pakai. Dengan memakai kembali sampah yang didaur ulang akan semakin sedikit sampah yang dihasilkan.

3. Recycle (mendaur ulang): yaitu memilih dan memakai barang yang dapat didaur ulang, Dengan mendaur ulang sampah, maka akan mengurangi jumlah timbulan sampah. Daur ulang dapat pula mencegah dan mengurangi pencemaran lingkungan.

(5)

Tabel 1.

Upaya Pengelolaan Sampah dengan Prinsip 3R

Penanganan 3R Cara Pengerjaan

Rumahtangga

Reuse  Gunakan kembali wadah/kemasan untuk fungsi yang

sama atau fungsi lainnya.

 Gunakan wadah/kantong yang dapat digunakan berulang-ulang, termasuk penggunaan baterai yang dapat di-charge kembali.

 Jual atau berikan sampah yang telah terpilah kepada pihak yang memerlukan.

Reduse  Pilih produk dengan pengemas yang dapat didaur-ulang.  Hindari pemakaian dan pembelian produk yang

menghasilkan sampah dalam jumlah besar.  Gunakan produk yang dapat diisi ulang (refill).  Kurangi penggunaan bahan sekali pakai.

Recycle  Pilih produk dan kemasan yang dapat didaur ulang dan mudah terurai.

 Lakukan pengolahan sampah organik menjadi kompos.  Lakukan pengolahan sampah non organik menjadi

barang bermanfaat.

Perkantoran, Sekolah dan Failitas Umum

Reuse  Gunakan alat perkantoran yang dapat digunakan berulang-ulang.

 Gunakan peralatan penyimpan elektronik yang dapat dihapus dan ditulis kembali, termasuk penggunaan sisi kertas yang masih kosong untuk menulis.

Reduse  Gunakan kedua sisi kertas untuk penulisan dan fotokopi.  Gunakan alat tulis yang dapat diisi kembali.

 Sediakan jaringan informasi dengan komputer (tanpa kertas).

 Maksimumkan penggunaan alat-alat penyimpan elektronik yang dapat dihapus dan ditulis kembali.  Khusus untuk rumah sakit, gunakan incenerator untuk

sampah medis.

 Gunakan produk yang dapat diisi ulang.  Kurangi penggunaan bahan sekali pakai. Recycle  Olah sampah kertas menjadi kertas kembali.

 Olah sampah organik menjadi kompos.

Kawasan Komersil, Pusat Perdagangan dan Pasar

Reuse  Gunakan kembali sampah yang masih dapat

dimanfaatkan untuk produk lain, seperti pakan ternak.  Berikan insentif bagi konsumen yang membawa wadah

sendiri atau wadah belanjaan yang diproduksi oleh swalayan yang bersangkutan sebagai bukti pelanggan setia.

 Sediakan perlengkapan untuk pengisian kembali produk umum isi ulang (minyak, minuman ringan).

(6)

Penanganan 3R Cara Pengerjaan

Kawasan Komersil, Pusat Perdagangan dan Pasar

Reduse  Berikan insentif oleh produsen bagi pembeli yang mengembalikan kemasan yang dapat digunakan kembali.

 Berikan tambahan biaya bagi pembeli yang meminta kemasan/ bungkusan untuk produk yang dibelinya.  Memberikan kemasan/bungkusan hanya pada produk

yang benar-benar memerlukannya.

 Sediakan produk yang kemasannya tidak menghasilkan sampah dalam jumlah besar.

 Kenakan biaya tambahan untuk kantong plastik belanjaan.

 Jual atau berikan sampah yang telah terpilah kepada yang memerlukannya.

Recycle  Jual produk-produk hasil daur-ulang sampah dengan lebih menarik.

 Berilah insentif kepada masyarakat yang membeli barang hasil daur-ulang sampah.

 Olah kembali buangan dari proses yang dilakukan sehingga bermanfaat bagi proses lainnya,

 Lakukan penanganan sampah organik menjadi kompos atau memanfaatkannya sesuai dengan kebutuhan.  Lakukan penanganan sampah anorganik.

Teknologi Pengolahan Sampah/Pengomposan

Pengomposan adalah proses dimana bahan organik mengalami penguraian secara biologis, khususnya oleh mikroba-mikroba yang memanfaatkan bahan organik sebagai sumber energi. Manfaat yang dapat diambil dari proses pengomposan adalah sebagai berikut:

Dari segi teknologi:

 Teknik pembuatan kompos sangat beragam, mulai dari proses yang mudah dengan menggunakan peralatan yang sederhana sampai dengan proses yang canggih dengan peralatan modern.

 Secara teknis, pembuatan kompos dapat dilakukan secara manual sehingga modal yang dibutuhkan relatif murah atau secara masinal (padat modal) untuk mengejar skala produksi yang tinggi.

Dari segi ekonomi:

 Pengomposan dapat mengurangi jumlah sampah sehingga akan mengurangi biaya operasinal pemusnahan sampah.

 Tempat pengumpulan sampah akhir dapat digunakan dalam waktu yang lebih lama karena sampah yang dikumpulkan berkurang. Dengan demikian, akan menguragi investasi lahan TPA.

(7)

 Kompos dapat memperbaiki kondisi tanah dan dibutuhkan oleh tanaman. Hal ini berarti kompos memiliki nilai kompetetif dan ekonomis yang berarti kompos dapat dijual.

 Penggunaan pupuk anorganik dapat ditekan sehingga dapat meningkatkan efisiensi penngunaannya.

Dari segi ekologi:

 Pengomposan merupakan metode daur ulang yang alamiah dan mengembalikan bahan organik ke dalam siklus biologis. Kebutuhan energi dan bahan makanan yang diambil tumbuhan dari dalam tanah dikembalikan lagi ke dalam tanah.

 Mengurangi pencemaran lingkungan, mengingat sampah yang dibakar, yang dibuang ke sungai, ataupun yang dikumpulkan di TPA akan berkurang. Ini berarti mengurangi pencemaran udara maupun air tanah.

 Pemakaian kompos pada lahan perkebunan atau pertanian akan meningkatkan kemampuan lahan dalam menahan air, sehingga terjadi koservasi air. Kompos mempuyai kemampuan memperbaiki dan meningkatkan kondisi kesuburan tanah (konservasi tanah).

Dari segi sosial dan manfaat sosial:

 Dapat membuka lapangan kerja sehingga dapat mengurangi pengangguran.

 Dapat dijadikan obyek pembelajaran lingkungan, baik bagi masyarakat maupun dunia pendidikan.

Dari segi kesehatan:

 Pengurangan tumpukan sampah akan menciptakan lingkungan yang bersih dan sehat.

 Proses pengomposan berjalan pada suhu yang tinggi, sehingga dapat mematikan berbagai macam sumber bibit penyakit yang ada pada sampah.

KESIMPULAN

 Ditinjau dari aspek sumber daya, sosial dan kondisi wilayah dapat dikatakan bahwa penerapan prinsip 3R dalam pengelolaan sampah di Desa Ngenep mempunyai potensi yang baik untuk dilakukan.  Diperlukan pendampingan teknis yang kontinyu terhadap

masyarakat setempat dalam pelaksanaan pengelolaan sampah dengan prinsip 3R.

(8)

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2008. UU RI No. 18 Tahun 2008 Tentang Pengelolaan Sampah. Anonim. 1995. SNI 19-3983-1995 Tentang Spesifikasi Timbulan Sampah

Departemen Pekerjaan Umum

Roni Kastaman 2007. Sistem Pengolahan sampah terpadu. Humaniora-Bandung. E.Gumbira Sa-id 1987. Sampah Masalah Kita Bersama.Mediystsms Sarana

Perkasa-Jakarta

Sudiro, 2011. Penerapan Pengelolaan Sampah Skema 3R untuk Kabupaten Jombang. Makalah tidak dipublikasikan.

Nurul, H, Sudiro. 2012. Penerapan Sistem Sanitary landfill diTPA Tlekung Kota Batu. Jurnal Spectra Fakultas Teknik Sipil Dan Perencanaan ITN Malang Nomor 20 Volume XI Juli 2012 ISSN: 1693-0134

Sudiro,Stiani Y.2007.Program Pengelolaan Sampah Di Kelurahan Tunggul Wulung Kecamatan Lowokwaru. Laporan Abdimas-LPPM ITN Malang.

Referensi

Dokumen terkait

Di internet kita dapat memberikan informasi segala sesuatu dengan jelas, seperti perkenalan diri, seorang tokoh, dunia usaha, dan lain-lain. Hal ini dapat dilakukan dengan suatu

Karena ketika pengguna/konsumen melakukan pembayaran dengan menggunakan GO-PAY, pengguna akan mendapatkan poin dari transaksi yang dilakukan, dan poin tersebut

bagi guru, karyawan dan siswa.. Dari hasil observasi aspek pertama sampai tiga kepala madrasah melakukan komunikasi intern dengan baik, dia melibatkan

di permukaan media filter, kemudian ke zona (ii), terjadi penyerapan air di lumpur oleh pompa vacuum sehingga terjadi pengeringan, dan akhirnya ke zona (iii), terjadi

Susukan antara lain ikut ditentukan oleh hasil isolasi virus yang dilakukan, meski- pun species-species tersebut di daerah lain merupakan vektor atau berpotensi

Penelitian ini bertujuan untuk mengungkapkan : 1) penggunaan multimedia berbasis komputer pada mata pelajaran Akidah akhlak materi asmaul husna di kelas VII MTs YASPI

pr oduct ). Bar ang seper ti itu pada umumnya adalah bar ang akhir. Contoh dar i pasar ol igopol i yang menghasi lkan bar ang akhir adalah industr i mobil dan tr uk,

Hasil dari penelitian ini adalah telah dirancang suatu sistem informasi berbasis komputer yang dapat mengolah data pendistribusian PLG pad PT SAK dan menghasilkan informasi