• Tidak ada hasil yang ditemukan

Jawa dan timur dan 1

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Jawa dan timur dan 1"

Copied!
58
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

KATA PENGANTAR

Keberhasilan pembangunan kesehatan membutuhkan perencanaan yang baik yang didasarkan pada data

dan informasi kesehatan yang tepat dan akurat serta berkualitas, sehingga dapat menggambarkan keadaan

yang sesungguhnya (

evidence based

).

Buku kecil ini menyajikan data dan informasi mengenai keadaan sosio-demografi, derajat kesehatan

masyarakat, upaya kesehatan, dan sumber daya kesehatan di provinsi yang disajikan menurut

kabupaten/kota. Adapun data dan informasi yang disajikan bersumber dari Pusdatin Kemkes RI, Ditjen BUK

Kemkes RI, Ditjen PPPL Kemkes RI, Ditjen Bina Gizi dan KIA Kemkes RI, Badan PPSDMK Kemkes RI,

Sekretariat KKI, Badan Pusat Statistik (BPS), dan Kementerian Dalam Negeri.

Tim penyusun berharap data dan informasi yang terdapat pada buku ini dapat menjadi bahan masukan

dalam menelaah keadaan kesehatan yang ada di Provinsi Jawa Timur maupun kabupaten/kota di provinsi

tersebut.

Kepala Pusat Data dan Informasi

Kementerian Kesehatan

(3)

DAFTAR ISI

 Profil Singkat Provinsi Jawa Timur Tahun 2013 1  Estimasi Jumlah Penduduk Indonesia Tahun 2013 2  Estimasi Jumlah Penduduk Provinsi Jawa Timur

Tahun 2013 3

 Estimasi Piramida Penduduk Tahun 2013 4

 Estimasi Kepadatan Penduduk Indonesia Tahun 2013 5  Estimasi Kepadatan Penduduk (Jiwa/km2) Provinsi

 Rumah Sakit di Provinsi Jawa Timur Tahun 2013 11  Jumlah Fasilitas Kesehatan Keluarga Berencana

Sesuai Standar di Indonesia Tahun 2012 12  Kabupaten/Kota Daerah Bermasalah Kesehatan

(DBK) Provinsi Jawa Timur 13

 Rasio dokter umum per 100.000 pddk di Indonesia

Tahun 2013 14

 Rasio dokter umum per 100.000 pddk di Provinsi

Jawa Timur Tahun 2013 15

 Rasio dokter gigi per 100.000 pddk di Indonesia

Tahun 2013 16

 Rasio dokter gigi per 100.000 pddk di Provinsi

Jawa Timur Tahun 2013 17

 Rasio Perawat per 100.000 pddk di Indonesia

Tahun 2013 18

 Rasio Perawat per 100.000 pddk di Provinsi

Jawa Timur Tahun 2013 19

 Rasio Bidan per 100.000 pddk di Indonesia

Tahun 2013 20

 Rasio Bidan per 100.000 pddk di Provinsi Jawa Timur

Tahun 2013 21

 Alokasi dan Realisasi Dana BOK Provinsi Jawa Timur

per 1 Desember 2013 22

 Angka Kematian Bayi di Indonesia, SDKI 2012 28  Angka Kematian Balita di Indonesia, SDKI 2012 29  Cakupan Kunjungan Ibu Hamil (K4) di Indonesia

(4)

 Cakupan Kunjungan Ibu Hamil (K4) di Provinsi

 Kunjungan KN1 di Indonesia Tahun 2013 34

 Kunjungan KN1 Provinsi Jawa Timur Tahun 2013 35

 Cakupan Imunisasi Campak di Indonesia Tahun 2013 36

 Cakupan Imunisasi Campak Provinsi Jawa Timur

Tahun 2013 37

Drop Out Rate Imunisasi DPT/HB1-Campak pada

Bayi di Indonesia Tahun 2013 38

Drop Out Rate Imunisasi DPT/HB1-Campak pada

Bayi Provinsi Jawa Timur Tahun 2013 39

 Cakupan Pelayanan Kesehatan Bayi di Indonesia

Tahun 2013 40

Case Notification Rate (CNR) TB Paru di Indonesia

Tahun 2012 47

 Persentase Rumah Tangga Berperilaku Hidup

Bersih dan Sehat di Indonesia Tahun 2012 48

(5)
(6)

ESTIMASI JUMLAH PENDUDUK INDONESIA

TAHUN 2013

Sumber : Pusdatin, 2013

Estimasi Jumlah Penduduk Indonesia : 248.422.956

(7)

ESTIMASI JUMLAH PENDUDUK PROVINSI JAWA TIMUR

TAHUN 2013

Sumber : Pusdatin, 2013

Estimasi Jumlah Penduduk Jawa Timur: 38.268.825

(8)

ESTIMASI PIRAMIDA PENDUDUK

TAHUN 2013

Sumber : Pusdatin, 2013

Provinsi Jawa Timur

Struktur penduduk di Indonesia dan Jawa Timur termasuk struktur penduduk muda. Hal ini dapat diketahui dari banyaknya jumlah penduduk usia muda (0-14 tahun), walaupun jumlah kelahiran telah menurun jika dibandingkan dengan lima tahun yang lalu dan angka harapan hidup yang semakin meningkat yang ditandai dengan meningkatnya jumlah penduduk usia tua. Badan piramida membesar, ini menunjukkan banyaknya penduduk usia produktif terutama pada kelompok umur 25-29 tahun baik laki-laki maupun perempuan. Jumlah golongan penduduk usia tua juga cukup besar. Hal ini dapat dimaknai dengan semakin tingginya usia harapan hidup, kondisi ini mengharuskan adanya kebijakan terhadap penduduk usia tua, karena golongan penduduk ini relatif tidak produktif.

(9)

ESTIMASI KEPADATAN PENDUDUK INDONESIA

TAHUN 2013

Sumber : Kemendagri, 2013; Pusdatin, 2013

Hasil estimasi penduduk menunjukkan pada tahun 2013 kepadatan penduduk di Indonesia sebesar 130 penduduk per KM2. Estimasi

(10)

ESTIMASI KEPADATAN PENDUDUK PROVINSI JAWA TIMUR

TAHUN 2013

Sumber : Kemendagri, 2013; Pusdatin, 2013

Penyebaran penduduk di Provinsi Jawa Timur belum merata. Hal ini dapat dilihat dari kepadatan penduduk tiap kabupaten/kota yang tidak sama. Kab/Kota dengan kepadatan penduduk yang paling tinggi terdapat di Kota Surabaya sebesar 8.056 jiwa per KM2.

Kepadatan terendah terdapat di Kab. Banyuwangi dengan kepadatan penduduk 275 jiwa per KM2. Jumlah penduduk dan luas wilayah

(11)
(12)
(13)

RASIO PUSKESMAS PER 100.000 PENDUDUK

DI INDONESIA TAHUN 2013

Sumber : Pusdatin, Desember 2013

(14)

RASIO PUSKESMAS PER 100.000 PENDUDUK

DI PROVINSI JAWA TIMUR TAHUN 2013

Sumber : Pusdatin, Desember 2013

(15)
(16)

JUMLAH FASILITAS KESEHATAN

KELUARGA BERENCANA SESUAI STANDAR

DI INDONESIA TAHUN 2012

Sumber : Ditjen Bina Gizi dan KIA

(17)

KABUPATEN/KOTA DAERAH BERMASALAH KESEHATAN (DBK)

PROVINSI JAWA TIMUR

No.

Kabupaten/Kota

1

Probolinggo

2

Bangkalan

3

Pamekasan

4

Sumenep

5

Sampang

(18)

RASIO DOKTER UMUM PER 100.000 PENDUDUK

DI INDONESIA TAHUN 2013

Sumber : Sekretariat Konsil Kedokteran Indonesia, update sampai dengan Juni 2013

(19)

RASIO DOKTER UMUM PER 100.000 PENDUDUK

DI PROVINSI JAWA TIMUR TAHUN 2013

Sumber : Sekretariat Konsil Kedokteran Indonesia, update sampai dengan Juni 2013

(20)

RASIO DOKTER GIGI PER 100.000 PENDUDUK

DI INDONESIA TAHUN 2013

Rasio dokter gigi di Indonesia tahun 2013 adalah 9,7 per 100.000 penduduk, dengan rentang 2,7 – 50,5 per 100.000 penduduk. Berdasarkan target indikator Indonesia Sehat rasio dokter gigi 11 per 100.000 penduduk, secara nasional belum mencapai target dan hanya 7 provinsi telah mencapai target.

(21)

RASIO DOKTER GIGI PER 100.000 PENDUDUK

DI PROVINSI JAWA TIMUR TAHUN 2013

Rasio dokter gigi per 100.000 penduduk kabupaten/kota di Prov. Jawa Timur berkisar 1,3 – 47,9 dengan rasio tertinggi Kota Surabaya dan rasio terendah Kab. Sampang. Berdasarkan target indikator Indonesia Sehat rasio dokter gigi 11 per 100.000 penduduk, tingkat provinsi dan 76% kab/kota belum mencapai target

(22)

RASIO PERAWAT PER 100.000 PENDUDUK

DI INDONESIA TAHUN 2013

Sumber : Badan PPSDM Kesehatan, update sampai dengan 1 Desember 2013

(23)

RASIO PERAWAT PER 100.000 PENDUDUK

DI PROVINSI JAWA TIMUR TAHUN 2013

Sumber : Badan PPSDM Kesehatan, update sampai dengan 1 Desember 2013

(24)

RASIO BIDAN PER 100.000 PENDUDUK

DI INDONESIA TAHUN 2013

Sumber : Badan PPSDM Kesehatan, update sampai dengan 1 Desember 2013

(25)

RASIO BIDAN PER 100.000 PENDUDUK

DI PROVINSI JAWA TIMUR TAHUN 2013

Sumber : Badan PPSDM Kesehatan, update sampai dengan 1 Desember 2013

(26)
(27)
(28)

Sumber : BPS, Indeks Pembangunan Manusia 2012

INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA DI INDONESIA

TAHUN 2012

IPM rendah IPM sedang IPM tinggi

(29)

INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA

PROVINSI JAWA TIMUR TAHUN 2012

Indeks Pembangunan Manusia Provinsi Jawa Timur pada tahun 2012 sebesar 72,83 dengan kisaran IPM per kabupaten/kota 61,67-78,43. Berdasarkan kategori, seluruh kabupaten/kota di Provinsi Jawa Timur termasuk IPM kategori sedang.

Sumber : BPS, Indeks Pembangunan Manusia 2012

IPM rendah IPM sedang

(30)

PERUBAHAN IPKM 2007

2010

*)

*)Komposit 7 indikator Riskesdas 2007 dan 2010 untuk Provinsi:

Prevalensi Gizi Kurang, Prevalensi Anak Pendek, Kunjungan Neonatus, Imunisasi, Penolong persalinan oleh nakes, pemantauan pertumbuhan, Sanitasi

(31)

PERSENTASE WANITA BERSTATUS KAWIN UMUR 15-49 YANG

MENGGUNAKAN ALAT/CARA KB DI INDONESIA (KB AKTIF),

(32)

Target MDG’s 2015 ≤ 23

ANGKA KEMATIAN BAYI DI INDONESIA

HASIL SDKI 2012

(33)

Target MDG’s 2015 ≤ 32

ANGKA KEMATIAN BALITA DI INDONESIA,

HASIL SDKI 2012

(34)

CAKUPAN KUNJUNGAN IBU HAMIL (K4) DI INDONESIA

TAHUN 2013

Sumber: Ditjen Bina Gizi dan KIA Kemkes RI: Laporan Kinerja B12 Tahun 2013

(35)

CAKUPAN KUNJUNGAN IBU HAMIL K4 (%)

PROVINSI JAWA TIMUR TAHUN 2013

Cakupan kunjungan ibu hamil K4 di Provinsi Jawa Timur pada tahun 2013 ialah sebesar 86,81%. Nilai cakupan ini tidak dapat mencapai target renstra tahun 2013 yakni sebesar 93%. Namun demikian, terdapat 7 dari 38 (18,42%) Kabupaten/Kota di provinsi Jawa Timur yang dapat mencapai target tersebut pada tahun 2013.

Sumber: Ditjen Bina Gizi dan KIA Kemkes RI: Laporan Kinerja B12 Tahun 2013

(36)

CAKUPAN PERSALINAN DITOLONG TENAGA KESEHATAN

DI INDONESIA TAHUN 2013

Sumber: Ditjen Bina Gizi dan KIA Kemkes RI: Laporan Kinerja B12 Tahun 2013

(37)

CAKUPAN PERSALINAN DITOLONG TENAGA KESEHATAN (%)

DI PROVINSI JAWA TIMUR TAHUN 2013

Presentase persalinan ditolong tenaga kesehatan di Provinsi Jawa Timur pada tahun 2013 ialah sebesar 97,53%. Capaian provinsi Jawa Timur tersebut dapat memenuhi target renstra tahun 2013 yang sebesar 89%. Namun demikian, masih terdapat 3 dari 38 (7,89%) Kabupaten/Kota di provinsi Jawa Timur yang tidak dapat mencapai target tersebut pada 2013.

Sumber: Ditjen Bina Gizi dan KIA Kemkes RI: Laporan Kinerja B12 Tahun 2013

(38)

CAKUPAN KUNJUNGAN NEONATUS PERTAMA (KN1)

DI INDONESIA

Sumber : Ditjen Bina Gizi dan KIA, Kemkes RI: Laporan Kinerja B12 Tahun 2013

Sampai dengan November tahun 2013 cakupan KN 1 di Indonesia sebesar 93,34% yang telah memenuhi target triwulan IV 2013 sebesar 89%. Demikian juga dengan sebagian besar provinsi telah memenuhi target tersebut. Provinsi dengan capaian tertinggi adalah Kepulauan Bangka Belitung sebesar 97,92%, sedangkan terendah adalah Provinsi Papua Barat sebesar 25,54%.

(39)

CAKUPAN KUNJUNGAN NEONATUS PERTAMA (KN1)

PROVINSI JAWA TIMUR TAHUN 2013

Sumber : Ditjen BinaGizi dan KIA, Kemkes RI: Laporan Kinerja B12 Tahun 2013

Provinsi Jawa Timur memiliki capaian sebesar 91,27% yang telah memenuhi target 89%. Kabupaten/kota dengan capaian KN1 tertinggi adalah Kota Pasuruan. Sedangkan Kota Blitar memiliki capaian terendah sebesar 72,81%.

(40)

CAKUPAN IMUNISASI CAMPAK

DI INDONESIA PER DESEMBER 2013

Sumber : Ditjen PPPL, Kemkes RI, 2013

Capaian imunisasi campak di Indonesia sampai dengan Desember 2013 sebesar 90,82%. Capaian tertinggi adalah Provinsi Jambi. Sedangkan capaian terendah terdapat di Provinsi Papua sebesar 50,35%.

(41)

CAKUPAN IMUNISASI CAMPAK

PROVINSI JAWA TIMUR PER DESEMBER TAHUN 2013

Provinsi Jawa Timur memiliki capaian sebesar 94,73%. Kabupaten/kota dengan capaian imunisasi campak tertinggi adalah Kota Blitar. Sedangkan Kab. Bangkalan memiliki capaian terendah sebesar 49,39%.

Sumber : Ditjen PPPL, Kemkes RI, 2013

(42)

DROP OUT RATE

IMUNISASI DPT/HB1-CAMPAK PADA BAYI

DI INDONESIA TAHUN 2013

DO Rate imunisasi DPT/HB1-Campak menggambarkan persentase bayi yang mendapatkan imunisasi DPT/HB1 namun tidak mendapatkan imunisasi campak, terhadap bayi yang mendapatkan imunisasi DPT/HB1. Terdapat 20 provinsi memiliki DO Rate di bawah 5%. Sedangkan sebanyak 14 provinsi memiliki DO rate lebih dari 5%.

(43)

DROP OUT RATE

IMUNISASI DPT/HB1-CAMPAK PADA BAYI

PROVINSI JAWA TIMUR TAHUN 2013

DO Rate imunisasi DPT/HB1-Campak menggambarkan persentase bayi yang mendapatkan imunisasi DPT/HB1 namun tidak mendapatkan imunisasi campak, terhadap bayi yang mendapatkan imunisasi DPT/HB1. DO Rate Provinsi Sumatera Selatan pada tahun 2013 di bawah batas < 5% yaitu 1,9 %. Terdapat 32 kab/kota memiliki DO Rate di bawah 5%. Sedangkan hanya 7 kab/kota memiliki DO rate lebih dari 5%.

(44)

CAKUPAN PELAYANAN KESEHATAN BAYI

DI INDONESIA TAHUN 2013

(45)

CAKUPAN PELAYANAN KESEHATAN BAYI

DI JAWA TIMUR TAHUN 2014

Cakupan kunjungan bayi pada tahun 2013 menunjukkan bahwa cakupan pelayanan kesehatan bayi di provinsi Jawa Timur sudah mencapai target Renstra yaitu 89,53%.

(46)

CAKUPAN PELAYANAN KESEHATAN ANAK BALITA

DI INDONESIA TAHUN 2013

Sumber : Ditjen Bina Gizi dan KIA: Laporan kinerja B12 Tahun 2013

Cakupan pelayanan anak balita di Indonesia (Laporan B12 tahun 2013) sebesar 69,75% berarti belum memenuhi target Renstra Kemkes yang harus dicapai pada tahun 2013 yang sebesar 83%. Provinsi DKI Jakarta merupakan provinsi dengan cakupan pelayanan kesehatan anak balita tertinggi. Terendah yaitu Provinsi Papua.

(47)

CAKUPAN PELAYANAN KESEHATAN ANAK BALITA

PROVINSI JAWA TIMUR TAHUN 2013

Cakupan pelayanan kesehatan anak balita Provinsi Jawa Timur (Laporan B12 tahun 2013) sebesar 79,41% yang berarti belum mencapai target renstra 2013 yang sebesar 83%. Tertinggi dicapai Kota Mojokerto dan terendah Kab Kediri sebesar 47,52%. Sebanyak 18 dari 38 kabupaten/kota di Provinsi Jawa Timur telah mencapai target renstra kemkes 2013.

Sumber : Ditjen Bina Gizi dan KIA, Kemkes RI: Laporan Kinerja B12 Tahun 2013

(48)

PERSENTASE BALITA DITIMBANG (D/S)

DI INDONESIA TAHUN 2013

Sumber: : Ditjen Bina Gizi dan KIA, Kemkes RI: Laporan Kinerja B12 Tahun 2013

Cakupan D/S di Indonesia pada tahun 2013 (Laporan B.12) mencapai 80,01%. Berarti telah mencapai target Renstra Kemkes 2013 yang sebesar 80%. Cakupan tertinggi dicapai Jawa Tengah sebesar 89,43% dan terendah Papua sebesar 37,89%. Sedangkan Kalimantan Barat memiliki cakupan persentase balita ditimbang (Laporan B12 2013) sebesar 63,18%.

(49)

PERSENTASE BALITA DITIMBANG (D/S)

PROVINSI JAWA TIMUR TAHUN 2013

Sumber : Ditjen Bina Gizi dan KIA, Kemkes RI: Laporan Kinerja B12 Tahun 2013

Cakupan D/S di Provinsi Jawa Timur pada tahun 2013 (Laporan B12) mencapai 88,36%. Sementara target Renstra Kemkes 2013 sebesar 80%. Berarti Provinsi Jawa Timur telah mencapai target Renstra 2013. Cakupan tertinggi dicapai Kab Trenggalek sebesar 99,8% dan terendah Kab Ponorogo sebesar 70,04%. Sebanyak 30 dari 38 kabupaten/kota di Jawa Timur telah mencapai target renstra kemkes 2013.

(50)

SUCCESS RATE

TB PARU

DI INDONESIA

Sumber : Ditjen PPPL, Kemkes RI: Laporan Kinerja Triwulan III Tahun 2013

(51)

CASE NOTIFICATION RATE (CNR)

TUBERKULOSIS

PER 100.000 PENDUDUK DI INDONESIA

Sumber : Ditjen PPPL, Kemkes RI: Laporan Kinerja Triwulan III Tahun 2013

(52)
(53)

Persentase rumah tangga menurut sumber air minum layak di Indonesia sebesar 41,66%. Provinsi dengan persentase tertinggi untuk sumber air minum layak terdapat di Provinsi Sulawesi Utara sebesar 61,38%. Terdapat 16 provinsi yang persentasenya berada diatas persentase nasional. Persentase terendah terdapat di Provinsi Banten sebesar 20,40%. Terdapat 17 provinsi yang persentase rumah tangga menurut sumber air minum layak kurang dari persentase nasional.

PERSENTASE RUMAH TANGGA

MENURUT SUMBER AIR MINUM LAYAK DI INDONESIA

TAHUN 2012

(54)

PERSENTASE RUMAH TANGGA MENURUT

AKSES AIR MINUM LAYAK DAN AIR KEMASAN/ISI ULANG

DI INDONESIA TAHUN 1995

2012

Persentase rumah tangga yang dapat mengakses air minum layak dengan air kemasan/isi ulang di Indonesia menunjukkan tren yang berlawanan. Air minum layak dalam pembahasan ini tidak termasuk air minum kemasan/isi ulang. Hal ini dikarenakan air kemasan tidak dapat dipastikan keberlanjutannya dan sumbernya berasal dari wilayah lain. Persentase penduduk yang mengkonsumsi air minum layak semakin menurun jika dibandingkan dengan penduduk yang mengkonsumsi air kemasan/isi ulang. Penduduk yang mengkonsumsi air dalam kemasan semakin meningkat. Pada tahun 2011 persentase penggunaan air minum layak sebesar 42,76% dan persentase penggunaan air minum kemasan/isi ulang sebesar 22,13%, sedangkan pada tahun 2012 persentase penggunaan air minum layak sebesar 41,66% dan persentase penggunaan air minum kemasan/isi ulang sebesar 23,33%.

(55)

Persentase hasil pemeriksaan kualitas air minum PDAM yang memenuhi syarat mikrobiologi di Indonesia sebesar 95,39%. Hasil pemeriksaan menunjukkan bahwa 20 provinsi di Indonesia mempunyai kualitas air minum PDAM yang baik, karena dari jumlah sampel yang diuji nilainya 100% memenuhi syarat mikrobiologi. Persentase terendah terjadi di Provinsi Bali, hasil pengujian sampel hanya sebesar 34,78% yang memenuhi syarat mikrobiologi, sedangkan di Provinsi Kalimantan Tengah sebesar 62,47%.

PERSENTASE HASIL PEMERIKSAAN KUALITAS AIR MINUM PDAM

YANG MEMENUHI SYARAT MIKROBIOLOGI

DI INDONESIA TAHUN 2012

(56)

PERSENTASE RUMAH TANGGA

MENURUT AKSES TERHADAP SANITASI LAYAK

DI INDONESIA TAHUN 2012

Sumber : Susenas Triwulan I 2012, BPS

(57)

PERSENTASE KABUPATEN/KOTA PENYELENGGARA

KABUPATEN/KOTA SEHAT (KKS) DI INDONESIA TAHUN 2012

Sumber : Pusat Promosi Kesehatan, 2013

(58)

Referensi

Garis besar

Dokumen terkait

Gunakan tulisan suci dalam Garis Besar Ajaran B 1 serta B 2 di halaman 114 dari buku pedoman siswa untuk menggambarkan bahwa Allah telah menu- buatkan kejatuhan Babel rohaniah dan

Menurut Ramlan Surbakti sebagaimana dikutip oleh Danial (2009), ada beberapa ciri terjadinya ‘Amerikanisasi’ dalam iklan politik: pertama, penggunaan teknologi komunikasi, khususnya

MELAYANI: Kegiatan Membantu/Menyediakan Kebutuhan Civitas Akademika PELAYANAN: Proses Membantu/Menyediakan Kebutuhan Civitas Akademika LAYANAN PRIMA.. STANDAR LAYANAN MUTU

a) Kualitas jasa internal : Karyawan jasa lini depan pada Museum Radya Pustaka seperti petugas tiket, pemandu, dan petugas perpustakaan yang sudah berpengalaman

Bahwa dalam rangka pemenuhan kebutuhan dasar masyarakat di Bidang Pelayanan Publik yakni percepatan penyelenggaraan pelayanan administrasi bidang perijinan,

Latar belakang: Kanker serviks berdasarkan data GLOBOCAN, IARC tahun 2012 terdapat 14.067.894 dan 8.201.990 kematian akibat kanker didunia. Skrining IVA atau papsmear

Besarnya biaya gabungan transportasi (generalized cost) untuk mobil pribadi dan angkutan umum bis kota pada kondisi biaya yang sebenarnya (actual cost) disajikan pada Tabel

Berdasarkan pengujian sistem yang telah dilakukan, ternyata sistem pengenalan wajah menggunakan metode Triangle Face ini memiliki tingkat keakuratan 75%, kesalahan