• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II - BAB II TANGGAPAN DAN BANTAHAN TERHADAP PEMAHAMAN DAN TULISAN RAFASSAS

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "BAB II - BAB II TANGGAPAN DAN BANTAHAN TERHADAP PEMAHAMAN DAN TULISAN RAFASSAS"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

~ 11 ~

BAB II

A. TANGGAPAN DAN BANTAHAN TERHADAP PEMAHAMAN DAN TULISAN RAFASSAS.

I. YANG BERHUBUNGAN DENGAN ISTILAH

Penulis (rafasass) menyebut istilah yang dibenarkan (Tradisi) dan yang

benar dibiasakan (Aturan Allah dalam Al-Qur’an)

TANGGAPAN : pernyataan ini jelas membingungkan siapa saja karena seolah-olah umat islam telah melakukan kesalahan yang besar, membenarkan dan menganggung-agungkan tradisi dan di sisi yang lain menyepelehkan al Qur’an sebagai kalamullah.

Kaum muslimin dimanapun mereka berada, tidak pernah terbetik dalam hatinya untuk membenarkan semua tradisi kalau tradisi tersebut bertentangan dengan al Qur’an dan hadist. Tradisi-tradisi yang baik yang terpelihara turun temurun dalam kehidupan bermasyarakat selama tidak bertentangan dengan al Qur’an dan as Sunnah adalah suatu khasanah yang sebaiknya dipelihara dan dipertahankan sesuai dengan usul fiqh yang menyatakan:

(Al-Qur’an)...

Artinya : pola pola lama yang masih baik dipelihara dan menerapkan pola baru yang lebih baik.

Kami ingin meluruskan pemahaman tradisi yang dimaksudkan oleh penulis. Dalam kolom tradisi penulis menyebutkan al Qur’an yang dibacakan arabnya dan karenanya hanya dibacakan oleh orang tertentu dan waktu tertentu, pedoman manusia adalah al Qur’an dan Hadits, Zakat fitrah satu tahun sekali,sholat jum’at wajib hanya untuk laki-laki, bahwa semuanya itu pada hakekatnya adalah perintah allah dan Rasul-nya bukan sebagai suatu tradisi, sehingga wajib bagi kaum muslimin untuk melaksanakannya sesuai dengan tuntunan yang telah diberikan oleh Rasulullah SAW.

II. YANG BERHUBUNGAN DENGAN AL QUR’AN DAN AL HADITS

1. Penulis menyebutkan bahwa pedoman manusia adalah al Qur’an saja

karena al Qur’an adalah perkataan tuhan kita bila ingin selamat dunia akherat.

BANTAHAN: pernyataan ini mengindikasikan dengan jelas bahwa penulis adalah ingkar as-Sunnah (tidah percaya kepada Sunnah), karena kaum muslimi sudah mengetahui dengan pasti bahwa selamat dunia akhirat dengan dua pusaka yakni al-Qur’an dan as

-Sunnah, karena suatu kemustahilan akan memahami al-Qur’an tanpa

(2)

~ 12 ~

(AL-QUR’AN)...

Artinya: apa saja harta rampasan (fai-i) yang diberikan allah kepada Rasulnya (dari harta benda) yang berasal dari penduduk kota-kota maka adalah untuk Allah, untuk rasul, kaum kerabat, anak-anak yatim, orang-orang miskin dan orang-orang yang dalam perjalanan, supaya harta itu jangan beredar di antara orang-orang kaya saja di antara kamu. Apa yang diberikan rasul kepadamu.maka terimalah. Dan apa yang dilarangnya bagimum maka tinggalkanlah. Dan bertakwalah kepada allah. Sesungguhnya allah amat keras hukumannya (Q.S Al-Hasyr: 7).

(AYAT AL-QUR’AN)...

Artinya: barang siapa yang menanti rasul itu, sesungguhnya ia telah mentaati allah. Dan barangsiapa yang berpaling (dari ketaatan itu). Maka kami tidak mengutusmu untuk menjadi pemelihara bagi mereka. (Q.S Annisa 80)

(AYAT AL-QUR’AN)...

Artinya: hai orang-orang yang beriman, taatilah allah dan taatilah Rasul (Nya), dan ulil amri di antara kamu. Kemudian jika kamu berlainan pendapat tentang sesuatu, maka kembalikanlah ia kepada Allah (Al Qur’an) dan Rasul (sunnahnya), jika kamu benar-benar beriman kepada allah dan hari kemudian. Yang demikian itu lebih utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya(Q.S An Nisa: 59).

(AYAT AL-QUR”AN)...

Artinya: dan kami turunkan kepadamu Al Qur’an, agar kamu menerangkan pada umat manusia apa yang telah diturunkan kapada mereka dan supaya mereka memikirkan (Q.S An-Nahl 44)

(AYAT AL-QUR’AN)

(3)

~ 13 ~

terbimbing lagi dapat petunjuk, berpegang teguhlah kalian dengannya dan gigitlah dengan gigi gerham kalian, dan hati-hatilah kalian terhadap perkara-perkara baru yang diada adakan, karena setiap perkara baru dalam agama adalah bid’ah dan setiap bid’ah adalah sesat.

2. Penulis menyebutkan bahwa Hadist adalah tulisan manusia bukan

perkataan Allah. Karena aturan manusia... hasilnya kerusakan bumi dan kehancuran dunia.

BANTAHAN : dalam pernyataan ini ada 4 kemungkinan yang bisa kita berikan kepada penulis, pertama statement ini keluar dari seorang yang meragukan atau tidak mempercayai hadits Nabi SAW (inkar al-Sunnah). Kedua: penulis sangat tidak mengerti perbedaan

yang mendasar dan sangat prinsip antara al-Qur’an, Hadist dan hadist

Qudsi, ketiga adanya asumsi bahwa dia sangat menyalahkan apa yang dipahami kaum muslimin selama ini tentang hadist itu sendiri. Keempat adanya semacam sifat ghuluw (berlebih-lebihan dalam beragama)

penentangnnya ditulis dalam beberapa mushaf

disampaikan secara mutawwatir dan membaca serta mempelajarinya serta ibadah (subhi al shaleh)

b. Al Qur’an adalah kalam allah yang turunkan kepada Nabi serta Rasul terakhir melalui jibril AS yang dapat melemahkan para penentangnya ditulis dalam beberapa mushaf disampaikan kepada kita secara mutawattir yang dimulai dengan surat as fatihah dan diakhiri

dengan surat as Nas dan membaca serta

mempelajarinya adalah Ibadah. (Ali Al Shabuni).

2. Hadist

a. Dari segi bahasa Hadist adalah perkataan atau

pernyataan

b. Dari segi istilah Hadits adalah sesuatu yang

(4)

~ 14 ~

3. Hadits Qudsi adalah Firman-firman allah yang disampaikan

oleh Nabi Muhammad SAW selain al Qur’an yang redaksinya

beliau susun sendiri.

Segala yang diucapkan oleh Rasulullah SAW semuanya itu berasal dan dibawah tuntunan Allah SWT.

(AYAT AL-QUR’AN)...

Artinya: dan tiadaklah yang diucapkan itu (al Qur’an) menurut

kemauan hawa nafsuhnya. Ucapannya itu tiadak lain hanyalah wahyu yang diwahyukan kepadanya. Yang dianjarkan kepadanya oleh jibril yang sangat kuat.

Allah SWT telah mengabarkan kepada kita bahwa Rasul-Nya menunjuki manusia ke jalan yang lurus yaitu jalan Allah, dan dengan demikian Rasul-Nya pasti menunaikan risalahnya dan mengikuti perintah Allah SWT.

(ayat Al-Qur’an)...

Artinya: dan sesungguhnya engkau benar-benar memberi petunjuk ke jalan yang lurus. Yaitu jalan Allah..(Qs. Asy Syuura: 52-53)

Allah juga berfirman dalam surat al ahzab ayat 1-2: (ayat al-Qur’an)...

Artinya: hai nabi bertakwalah kepada allah dan janganlah kamu mengikuti orang-orang kafir dan orang-orang munafik, sesungguhnya allah mengetahui lagi maha bijaksana. Dan ikutilah apa yang diwahyukan kepadamu dari Rab-mu sesungguhnya Allah Maha Mengawasi terhadap apa yang kamu kerjakan.

Jadi beriman kepada Rasul meliputi keyakinan bahwa

Rasul-Rasul itu menyampaikan semua ajaran yang

diperintahkan untuk disampaikan kepada manusia dengan benar tanpa ada yang disembunyikan atau diubah menurut selera (hawa nafsu sendiri). Bahwa rasul berdakwah membawa pesan dari Allah SWT dan tidak memilih-milih materi sesuai dengan selera sendiri. Dan tugas kita sekarang terutama para ulama yang menjadi waroosatul anbiyaa (pewaris para Nabi) adalah menjaga kemurnian agama dari segala bentuk

penyimpanan, penyesatan, pemalsuan, penambah atau

(5)

~ 15 ~

3. Penulis mengatakan bahwa : Al-Qur’an adalah kitab yang dibaca

arabnya jarang dibaca indonesianya, karena katanya mendapat pahala menurut hadits, faktanya diamalkan baru mendapat pahala.

Bantahan: pendapat ini bias menyesatkan kaum muslim dan sangat berpotensi menjauhkan kaum muslim dari hadist Nabi dan Kitab sucinya.

Apakah penulis tidak mengetahui jika al-Qur’an memang diturunkan allah SWT

dengan bahasa Arab? Bukan dengan bahasa Sumbawa, Lombok, padang, jawa dan bahasa manapun dibumi ini, lihatlah firman allah SWT yang menegaskan hal tersebut 12/2,16/103,41/44, 13/37, 20/113, 39/28,41/3,42/7,43/3,46/12.

Apa yang dikatakan penulis tersebut diatas sangat kontradiksi dengan pernyataan siapapun apalagi dengan seorang imam dunia, imam ahlusunnah, yakni imam syafi’I beliau mengatakan.

(ayat al-qur’an)……….

Artinya: sesungguhnya wajib bagi semua orang selain arab untuk mengikuti bahasa arab, dimana itu adalah bahasa Rasulullah saw. Sebagaimana juga mereka wajib mengikuti agamanya, sesungguhnya allah telah menetapkan peringatan dengan bahasa arab secara khusus……sampai beliau mengatakan : maka wajib bagi setiap muslim mempelajari bahasa arab sebisanya (sesuai dengan kemampuannya) sehingga ia mengucapkan Laailahaillallah Muhammad Rasulullah dan dia dengannya (dengan bahasa arab) membaca kitab allah.

Disisi lain penulis menyanggah hadis yang telah valid keshosiaannya menurut ulama hadist, yakni sabda Rasulullah saw.

(ayat al-qur’an)………

Artinya: dari ibnu Mas’ud semoga allah meredhoinya dia mengatakan Rasulullah saw bersabda: barang siapa yang membaca satu huruf dari kitab Allah maka baginya satu hasanah (kebaikan) dan setiap satu hasanah akan di balas dengan sepuluh hasanah yang semisal dengannya, saya tidak mengatakan alif laam miim satu huruf melainkan alif satu huruf, laam satu huruf dan miim satu huruf

Juga hadis Abdullah bin Umar berikut:

(ayat al-qur’an)………

(6)

~ 16 ~

Setelah mengetahui beberapa hujjah diatas nyatalah keberanian penulis

(rafasass) yang mengatakan membaca al-qur’an tidak mendapatkan pahala kecuali

diamalkan, sementara al-qur’an hadist dan pernyataan para ulama islam sepakat jika

kaum muslimin membaca al-qur’an (yang arab) akan dibalas pahala dari tiap huruf

yang ia baca, bukan terbata-bata ketika membacanyapun mendapat dua pahala, karena kasih saying dan kemurahan allah swt apalagi ketika dia mahir/pintar.

4. Penulis mengatakan al-qur’an dibaca indonesianya, karena allah

memudahkan dengan bahasa kita 44/58 dan allah juga maha mengetahui segala sesuatu yang termasuk bahasa 4/126.

Bantahan : karena wawasannya yang serba terbatas, penulis tidak mengetahui, jika selain redaksi arab yang terdapat dalam mushaf bukanlah al-qur’an, termasuk dalam hal ini tafsir dan terjemah, karenanya dengan kesepakatan para ulama, tafsir dan terjemah boleh dipegang atau disentuh oleh orang yang tanpa wudhu bahkan seorang yang jenuh sekalipun.apa yang dibawakannya berua ayat yang ingin dijadikan sebagai dalil (44/58), justru terbalik menjadi hujjah atasnya (menyerang dirinya sendiri ), firman allah SWT yang mengatakan:

(ayat al-qur’an)………

Artinya: sesungguhnya kami mudahkan al-qur’an itu dengan bahasamu supaya

mereka mendapat pelajaran (ad dukhan ayat 58)

Karena penulis tidak mengerti tafsir, lalu ia menyangka dirinya yang dikhitab (ditunjukan padanya perkataan oleh allah SWT), padahal semua ahli tafsir sepakat yang di khitab adalah Nabi kita Muhammad saw, yang mana beliau orang arab asli, yang tentunya menggunakan bahasa arab yang sangat fasih, walaupun memang allah menciptakan dan mengetahui segala bahasa. Jadi tafsiran ayat tersebut adalah :

sesungguhnya kami mudahkan lafaz al-qur’an dan maknanya dengan bahasamu wahai

Muhammad agar mereka mendaatkan peringatan dan pelajaran.

Disisi lain jika kaum muslimin hanya membaca terjemahannya, maka akan menjauhkan mereka dari membaca kitab allah (yang berbahasa arab) sedangkan dari segi bacaan tentunya yang dikasih pahala adalah yang membaca arabnya (bukan indonesianya), belum lagi jika kita hanya membacakan kepada orang atau

mengajarkan orang lain terjemahan, makaakan berarti meriwayatkan al-qur’an dengan

(7)

~ 17 ~

(ayat al-qur’an)………..

Artinya: sesungguhnya umat ini telah sepakat tentang tidak bolehnya

meriwayatkan al-qir’an dengan makna

5. penulis mengatakan: ketika al-qur’an dibaca arabnya maka:

a. al-qur’an dibaca orang-orang tertentu dan waktu tertentu

b. banyak yang tidak mengetahui isi al-qur’an padahal mengakui al -qur’an adalah pedoman dan petunjuk manusia

c. dibaca bersuara dan diiramakan, dibaca sebagai

penyejuk/penenang hati karena irama bacaannya.

Bantahan: kesimpulan yang diberikan penulis (rafasass) sangat kontradiksi dan tidak ilmiyah, bahkan sangat berani mengambil kesimpulan yang bertentangan dengan pemahaman umat islam pada umumnya, bagaimana

tidak…? Semua kaum muslimin menyadari walaupun al-qur’an telah

diturunkan allah SWT berabad-abad lamanya namun faktanya tetaplah indah untuk dibaca , menarik untuk dikaji dan akan senantiasa up to date untuk segala perkembangan anak manusia dan selalu menjadi rahmatan lil ‘aalamiin. Semoga allah merahmati imam syatibi yang mengatakan dalam hirzul amaninya.

(ayat al-qur’an)……….

Artinya: dan al-qur’an itu adalah sahabat terbaik yang pembicaranya tidak pernah membosankan, dan semakin diulang-ulang maka keindahannya akan semakin bertambah.

Hanya orang-orang malas yang mampu menggali dan memahami isi al-qur’an. Pada dasarnya jika seseorang muslim memiliki I’tiqad yang baik untuk belajar dan berusaha untuk memahami isi kandungan al-qur’an pasti akan bias karena allah SWTsudah memberikan jaminan kemudahan bagi siapa saja yang ingin mempelajarinya 54/22

(ayat al-qur’an)………..

Artinya: dan sesungguhnya telah kami mudahkan al-qur’an untuk pelajaran

maka adakah orang yang mengambil pelajaran?

Penulis juga mengatakan bahwa al-qur’an dilarang allah untuk

disyairkan adalah suatu pernyataan yang bertentangan sabda rasul. Bukankah

nabi dalam sebuah hadisnya mengatakan : hiasilah al-qur’an dengan suaramu

sungguh suara yang merdu akan menambah keindahan al-qur’an. Beliau juga

mengatakan tidak termasuk golongan kami orang yang tidak memperindah

(8)

~ 18 ~

Dan diantara ulama yang membolehkan taghanni bilQur’an

(melantunkan atau memperindah suaranya ketika membaca al-qur’an) adalah

abu hanifah, syafi’I, ibnu Mubarak, an-nashru bin syumail dan yang lainnya, lalu apakah kita akan berpaling dari pernyataan para ulama rabbani tersebut kemudian mengikuti selera orang-orang yang malas, tentunya itu adalah hal yang mustahil.

Yang dimaksud dengan firman allah 36/69.

(ayat al-qur’an)

Artinya: dan kami tidak mengajarkan syair kepadanya (Muhammad) dan bersyair itu tidaklah layak baginya. Al-qur’an itu tidak lain hanyalah pelajaran dan kitab yang memberi penerangan.

Ayat yang mulia ini berkaitan dengan tuduhan orang-orang Qurais yang mengatakan bahwa Muhammad adalah tukang syair, maka allah membantahnya dengan ayat ini. Jadi jelaslah bahwa larangan bersyair itu

bukan dalam pengertian melantunkan al-qur’an dengan suara indah dan merdu

seperti yang di pahami oleh rafasas. Bahkan pemerintah melalui MTQ (Musabaqah Tilatil Qur’an) ingin memperoleh kader-kader bangsa yang

pandai dan mampu melantunkan ayat-ayat al Qur’an. Dan untuk diketahui

bahwa MTQ bukan saja dilaksanakan di tingkat daerah, ragional ataupun nasional, tetapi juga diselenggarakan di tingkat internasional yang diikuti oleh ummat islam di seluruh penjuru dunia ini.

6. Penulis mengatakan pedoman manusia adalah al-Qur’an saja, karena

al-Qur’an adalah perkataan allah tuhan kita bila ingin selamat dunia akhirat seperti yang ditunjukan allah Q.s 61/10-12

Mengingkari kehujjahan as-sunnah, dan inkar sunnah adalah kekufuran. Kedua firman allah seperti disebutkan oleh penulis.

(ayat al-Qur’an)…………

Artinya: hai orang yang beriman sukakah kamu aku tunjukan suatu perniagaan yang dapat menyelamatkanmu dari azab yang pedih? (yaitu) kamu beriman kepada allah dan RasulNya dan berjihad di jalan allah dengan harta dan jiwamu. Itulah yang lebih baik bagimu jika kamu mengetahui. Niscaya allah akan mengampuni dosa-dosamu dan memasukkanmu kedalam jannah yang mengalir dibawahnya sungai-sungai dan ( memasukkan kamu) ketempat tinggal yang baik di dalam jannah and. Itulah keberuntungan yang besar.

(9)

~ 19 ~

Bahkan ayat yang mulia ini memberikan cambuk yang menyakitkan bagi penulis: (rafasass) jika dia faham, dalam ayat ini jelas ditekankan bahwa jika kita ingin sukses berniaga dengan allah dimana tidak akan pernah merugi, maka harus beriman kepada Allah dan Rasulnya, bukan kepada Allah semata (al-Qur’an saja). Dan beriman kepada rasul setelah beliau meninggal tentu salah satu diantara caranya adalah beriman dan melaksanakan sunnahnya.

7. Penulis mengatakan: menyampaikan isi al-Qur’an adalah perintah

Allah kepada setiap umat 6/69, 2/159

Bantahan: ada dua hal yang harus dijelaskan terkait dengan apa nyang ditulisnya ini, pertama dari segi hujjah yang dibawahnya. 6/69, 2/159. Bahwa dalam ayat yang dimaksud tidak ada sedikitpun mengarah kepada apa yang dibicarakan. Sungguh benarlah pepatah arab yang mengatakan:

(ayat al-Qur’an)...

Artinya: (orang yang tidak memiliki apa-apa tidak mungkin tidak bisa memberi).

Dua ayat yang dia maksud adalah: (ayat al-Qur’an)...

Artinya: dan tidak ada pertanggung jawaban sedikitpun atas orang-orang yang bertakwa terhadap dosa mereka: akan tetapi (kewajiban mereka ialah) mengingatkan agar mereka bertakwa. (Al An’am:69)

(ayat al-Qur’an)...

Artinya: sesungguhnya orang-orang yang menyembunyikan apa yang telah kami turunkan berupa keterangan-keterangan (yang jelas) dan petunjuk. Setelah kami menerangkannyakepada manusia dalam Al Kitab, mereka itu dila’nati Allah dan dila’nanti (pula) oleh semua

(mahluk) yang dapat mela’nati (Al Baqaroh: 159).

Kedua: apa yang ditulisnya adalah membuka kedok dan kebodohannya bagaimana mungkin orang sebelum Muhammad atau

sebelum datangnya al-Qur’an disuruh menyampaikan isi al-Qur’an?

III. YANG BERHUBUNGAN DENGAN SHOLAT

Penulis mengatakan : shalat di dalam al Qur’an tidak dijelaskan maknanya, apa benar shalat perintah Allah itu adalah shalat yang kita lakukan sekarang, mohon perhatian khusus perkataan Allah tentang seruan shalat berikut ini (terlampir)

(10)

~ 20 ~

penulisnya (rafasass) adalah meragukan ahalat yang telah disepakati kaum muslimin, dan meragukan shalat adalah meragukan masalah ushul (pokok) yang bisa mengeluarkan seseorang dari islam (riddah), karena perintah dan tata cara shalat diterima dan diriwayatkan dengan mutawaatir, maka mengingkarinya adalah kekufuran yang nyata.

Dalam al-Qur’an allah tidak menjelaskan tentang tata cara

melaksanakan sholat, waktu sholat, bacaan dalam sholat dan sebagainya. Kesemuanya itu dijelaskan Rasulullah SAW dengan haditsnya yang sahih.

IV. YANG BERHUBUNGAN DENGAN ZAKAT

Penulis mengatakan: seruan Allah tentang zakat selalu beriringan atau berpasangan dengan shalat (ayat-ayat allah terlampir), maka bila shalat dilaksanakan setiap hari. Jelas zakat juga setiap hari & diberikan kepada yang berhak 9/60 setiap hari pula.

Bantahan: lagi-lagi penulis membikin syari’at yang baru didalam islam

dengan menyuruh kaum muslim berzakat setiap hari, sebenarnya penulis (rafasass) tidak mengetahui apa yang dimaksed dengan zakat atau devinisi zakat menurut para fuqaha.

Zakat adalah suatu kewajiban pada harta tertentu, bagi kelompok tertentu, pada waktu tertentu. Yakni sempurnanya haul pada binatang ternak uang dan apa yang dipersiapkan untuk bisnis, dan ketika matang dan layak dipanen untuk buah-buahan, dan nyampainya apa yang diwajibkan untuk madu, mengeluarkan apa yang mesti dikeluarkan untuk barang tambang dan terbenamnya matahari, pada malam eid untuk zakat fitrah. Itupun tidak diwajibkan bagi kaum muslimin kecuali dengan 5 syarat: 1. Bagi muslim yang merdeka (bukan budak). 2. Beragama islam. 3. Memiliki kadar harta yang cukup (nisbah). 4. Milik sempurna. 5. Berlalu satu tahun atas kepemilikan (haul). Tanpa kelima syarat ini maka zakat tidaklah diwajibkan Nabi SAW bersabda.

(ayat al-Qur’an)

Artinya: harta tidak dikeluarkan zakatnya hingga sampai pada haul.

Dengan mendengarkan penjelasan para ulama dan hadis ini maka kita lantas berpikir tentulah apa yang dikatakan penulis (rafasass) bukan berdasarkan ilmu, melainkan dari pemikiran dan ra’yunya (pendapatnya) yang sangat pendek, ini adalah hal yang sangat berbahaya dan berlaku padanya sabda Nabi SAW.

(ayat al’Quran)

Artinya: takutlah berbicara tentang aku kecuali yang memang kalian ketahui, barang siapa yang sengaja berdusta mengatas namakan aku maka ambillah

tempatnya dineraka, barang siapa yang berkata-kata tentang al-Qur’an dengan

(11)

~ 21 ~

V. YANG BERHUBUNGAN DENGAN PUASA

Penulis mengatakan: puasa, seruan Allah dalam al-Qur’an hanya di bulan

ramadhan 2/181-185, selain itu bukan seruan Allah.

Bantahan: dari pernyataan ini dipastikan jika penulis (rafasass) adalah mengeluarkan perkataan seorang Qur’aniyyuun (orang yang hanya percaya pada al-Qur’an). Jadi tidak mungkin akan mengakui adanya anjuran puasa yang disunnahkan Rasulullah seperti puasa senin kamis, puasa ayyamil beidh (hari-hari putih) tanggal 13,14,15 kalender hijriyah, puasa sepuluh hari bulan zulhijjah, puasa 6 hari pada bulan syawal, banyak melaksanakan puasa pada bulan sya’ban dan lain-lain dimana dalil semua itu adalah dari Sunnah yang shahihah. Penulis hanya mengakui puasa ramadhan. Karena hanya puasa

ramadhan yang ada dalam al-Qur’an, namun pertanyaan selanjudnya

bagaimana kamu berpuasa? Apa saja yang membatalkan puasamu, selain berhubungan intim suami istri? Kenapa kadang kamu berpuasa kurang dari 1 bulan (30 H). Semua pertanyaan ini dan yang lainnya pasti tidak akan bisa dijawab, karena al-Qur’an tidak menjelaskan secara rinci kecuali dijelaskan Rasulullah dalam haditsnya. Semoga kita terjauh dari apa yang dimaksudkan

Allah dalam firman-Nya dalam al-Qur’an: 2/258

(ayat al-Qur’an)

Artinya: lalu terdiamlah orang kafir itu; dan Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang zalim.

VI. YANG BERHUBUNGAN DENGAN SHOLAT JUM’AT

Penulis mengatakan : seruan Allah sholat jum’at kepada orang-orang yang beriman (laki-laki dan perempuan) 62/9

Bantahan: penulis (rafasass) dengan berani mewajibkan shalat jum’at kepada wanita muslimah, dia tidak mengetahui bahwa wanita muslimah lebih afdhal melaksanakan shalat di dalam rumahnya dari pada keluar hingga dilihat orang lain. Kedua tidak percaya dengan hadis Nabi SWT yang mengatakan:

(ayat al-Qur’an)

Artinya: jum’at itu adalah kewajiban setiap muslim untuk melaksanakannya secara berjama’ah kecuali untuk empat jenis: hamba sahaya, perempuan , anak-anak, atau orang lagi sakit

(12)

~ 22 ~

B. KESIMPULAN DAN PENUTUP

Setelah melakukan tela’ah terhadap beberapa tulisan beberapa tulisan yang ditulis (rafasass), maka kami menyimpulkan beberapa point berikut:

1. Penulis adalah seorang yang mengingkari kehujjan sunnah sebagai mashdar

hukum islam.

2. Penulis termasuk berani dengan pendapat dan berbagai kesimpulannya tentang

masalah ushul maupun furu’ dalam islam

3. Bahwa apa yang dikatakan penulis lebih bersifat hasil renungan dan

kesimpulan pribadi yang sangat terburu-buru, tanpa mengetahui sosiologi hukum, sebab nuzul ayat serta penafsiran para ulama seputar ayat yang dikajinya.

4. Penulis sangat tidak layak dengan berbagai pernyataan, apalagi akan

mendakwahkan apa yang diyakininya, karena tidak memiliki kafa’ah ilmiyah

(landasan ilmu agama yang cukup)

5. Penulis hanya melihat munthuuq al-aayah (apa yang tersurat dan zohir dari ayat), namun tidak melihat mafhuum al-aayah (apa yang tersurat)

6. Berhubungan dengan hal tersebutMajelis Ulama Indonesia Kabupaten

Sumbawa telah merekomendasi untuk menghentikan semua aktivitas dakwa rafasass, baik secara lisan maupun dalam bentuk pengiriman edaran karena sangat berpotensi menimbulkan reaksi masyarakat, dan menjauhkan kaum muslimin dari kitab Allah dan sunnah Rasulullah.

7. Kepada kaum muslimin khususnya di sumbawa untuk tidak mengikuti dakwah

Referensi

Dokumen terkait

Aplikasi ini nantinya akan memberikan informasi letak – letak ATM dalam bentuk peta dan dapat menentukan lokasi ATM terdekat dari posisi nasabah menggunakan formula

Lubis, dalam (Badaruddin, 2005:31) menjelaskan bahwa modal sosial adalah sumber daya yang berintikan elemen-elemen pokok yang mencakup : (1) Saling percaya (trust), yang

Salah satu metode pengolahan fenol yang dapat dilakukan adalah mempergunakan proses adsorptive micellar flocculation yaitu suatu metode pengolahan air limbah dengan memanfaatkan

1. Kesatuan merupakan prinsip yang utama di mana unsur-unsur seni rupa saling menun+ang satu sama lain dalam mementuk k$mp$sisi yang agus dan serasi. !ntuk

(1) Penganiayaan diancam dengan pidana penjara paling lama dua tahun delapan bulan atau denda paling banyak tiga ratus rupiah (2) Jika perbuatan mengakibatkan luka-luka berat

Jenis yang paling sedikit ditemui adalah Balanophora dioica yang hanya tersebar di dua lokasi di Gunung Talang, Pada penelitian ini jenis yang hanya di temukan

Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif yang bertujuan untuk mengetahui gambaran keragaman status gizi dan persen lemak tubuh pada mahasiswa baru STIKes

Dari sekian banyak orang Indonesia yang belajar Lamrim, mereka yang mempelajari Lamrim dan juga berupaya menjaga tradisi dari biara aslinya adalah sekelompok biarawan yang