Pengumpulan Data Kecelakaan
Penanganan bila terjadi kecelakaan
•
Korban bagaimana ? Sudah ditolong atau belum
•
Pengaturan lalulintas, jangan merubah atau memindah
kendaraan yang terlibat sebelum dilakukan pendataan
Kegiatan yang dilakukan
•
Evaluasi kebutuhan di TKP
•
Berikan P3K
•
Mengamankan lokasi TKP dengan rambu atau yang lain
•
Mencari saksi mata untuk diwawancarai
•
Mengumpulkan dan mencatat kondisi sarana, prasarana
dan korban lengkapi dengan foto
•
Mengkoordinasikan pemindahan kendaraan
•
membersihkan puing-puing reruntuhan
•
Mewawancarai saksi dan pengemudi
Jenis data yang dikumpulkan
•
Manusia
•
Sarana
•
Prasarana
•
Arus lalulintas
•
Lingkungan
Jenis Data Kecelakaan
Data Umum Waktu, cuaca Kondisi Lokasi
Klasifiasi jalan Data Pengguna Jalan
Data pribadi : usia, jenis kelamin dll Data umum : posisi korban, fatalitas dll
Data Sarana Tipe, tahun dibuat dll.
Data Prasarana Pengendalian lalulintas
Kondisi lalulintas
Kondisi lingkungan : Land use, alinyemen dll. Pemberkasan
Perbandingan kondisi keselamatan lalulintas di wilayah
perkotaan dan pinggiran kota (desa)
0,055 0,023 Injury consequence (F)/F+I 1,55 1,23 Accident consequence (F+I)/IA 0,016 0,015
Ratio Fatalitas (F/E)
0,28 0,64
Ratio korban (F+I)/E
0.19 0,52
Ratio orang terlibat (IA)/E
6.738 9.939
Jumlah orang yang terlibat kecelakaan (IA)
10.242 560 12.216
284 Jumlah korban (F+I)
Jumlah meninggal (F)
36.000 juta 19.000 juta
Data kendaraan km (E)
Koleksi Data Kecelakaan dan Sistem
Pelaporan
•
Catatan kecelakaan,
•
Prosedur laporan,
•
Sistem lokasi,
•
Sistem pencatatan laporan; menurut cara
terjadinya, sudut tabrakan dan keadaan
korban
2. Sistem Pencatatan Laporan
• keluar dari jalan (hilang kendali/selip)
• tanpa tabrakan/kecelakaan sendiri di jalan
• tabrakan di jalan dengan obyek lain
a. Menurut Terjadinya
b. Menurut Sudut Tabrakan
rear end collision (hit from behind) side sweep (hit from sides)
Menurut Keadaan Korban
• Fatal accident, • A-type injury accident,
• B-type injury accident, • C-type injury accident,
Analisa Data Kecelakaan
Pendekatan analisis
•
Metoda statistik
Data besar penyebab dankecenderungan secara global
•
Metoda Klinis
Pendekatan statistik
•
Data :
a. Lokasi
b. Waktu
c. Karakteristik kendaraan
d. Karakteristik pemakai jalan
Perbaikan
•
Prasarana
•
Sarana
•
Pendidikan
Tingkat kecelakaan
•
Kecelakaan dikaitkan dengan :
a. Volume lalulintas
b. Jumlah penduduk
c. Panjang jalan
Tingkat keparahan dan pembobotan
•
Fatalitas (keparahan) dilihat :
a. kecelakaan menyebabkan mati
b. kecelakaan menyebabkan luka berat
c. kecelakaan menyebabkan luka ringan
d. kecelakaan menyebabkan kerugian harta
•
Pembobotan
a. Fatalitas
Tata cara
•
Makro
Identifikasi karakteristik yang sifatnya umum
•
Mikro
Identifikasi sebab-sebab yang melatarbelakangi kejadian
•
Analisis numerik biasa
a. Jumlah kecelakaan
b. Lokasi
c. Tingkat keparahan
d. Tipe tabrakan
Analisa makro
•
Studi lokasi
•
Menentukan lokasi rawan
•
Analisa tipe kecelakaan terhadap arus lalulintas
•
Analisa perilaku pengguna
Analisa mikro
•
Apabila lokasi rawan dan faktor penyebab teridentifikasi
diagram kecelakaan
•
Analisa dilakukan sesuai kondisi lokasi dan faktor
penyebab
Tujuan
•
Menentukan informasi apa yang dapat menjelaskan
terjadinya kecelakaan
•
Analisis : Mikro dan klinis
Hasil rekonstruksi
•
Laporan verbal
Contoh analisa statistik numerik
•
Data kecelakaan di Indonesia tahun 1991 sebanyak 8000
kendaraan (MV)terlibat, jumlah penduduk (JP) 182 juta,
meninggal (K) 10.000 jiwa, meninggal dan luka (K+I)
47.000 jiwa, dapat siidentifikasi :
• Meninggal terhadap 1 juta penduduk K/JP = 55
• Meninggal dan luka (K+I)/JP = 258
• K/MV = 1,25
• (K+I)/MV = 6
• K/(K+I) = 0,21
1. Dasar-dasar Angka Kecelakaan
•
Population-base rates (angka berdasar populasi)
* Jumlah penduduk
* Jumlah kendaraan yang terdaftar
* Jumlah SIM
* Jarak mil jalan (
Highway milleage
)
•
Exposure-base rates (angka berdasar perolehan)
* Perjalanan kendaraan-mil (kendaraan-km)
* Perjalanan kendaraan-jam
2. Angka Kecelakaan
•
Angka kecelakaan secara umum yang
menggambarkan kecelakaan total yang terjadi
•
Angka kematian yang menggambarkan
kecelakaan yang parah
•
Angka keterlibatan yang menggambarkan tipe
3.
Accident rate per mile
(angka kecelakaan per mil)
R = angka kecelakaan total per mil setiap tahun
A = jumlah total dari kecelakaan yang terjadi setahun
L = panjang dari bagian jalan yang dikontrol dalam mil
L
A
R
4.
Accident Involvement Rates
(angka keterlibatan kecelakaan)
R = keterlibatan kecelakaan per 100 juta
vehicle-miles
N = total jumlah pengemudi kendaraan yang terlibat
kecelakaan selama penelitian
V =
vehicle-miles
dari perjalanan di bagian jalan selama periode
penelitian
Keterlibatan kecelakaan diekspresikan sebagai jumlah pengemudi
kendaraan dengan karakteristik yang pasti terlibat dalam
kecelakaan per 100 juta
vehicle-miles
perjalanannya
V
N
5.
Death Rate Base on Population
(angka kematian berdasar populasi)
R = angka kematian per 100.000 populasi
B = jumlah total kematian lalulintas dalam setahun
P = populasi dari daerah
Bahaya
lalulintas
untuk
kehidupan
masyarakat
dinyatakan sebagai jumlah kematian lalulintas (
traffic
fatalities
) per 100.000 kendaraan terdaftar
P
B
6.
Death Rate Base on Regristration
(angka kematian berdasar registrasi)
R = angka kematian per 10.000 kendaraan terdaftar
B = jumlah total kematian lalulintas dalam setahun
M = jumlah registrasi kendaraan motor di derah
tersebut
Bahaya lalulintas untuk kehidupan masyarakat
diekspresikan sebagai jumlah dari kematian
lalulintas per 10.000 kendaraan terdaftar
M
B
7.
Accident Base Rate on Vehicle-mile of Travel
(angka kecelakaan berdasar perjalanan
kendaraan-mil)
R = angka kematian per 100.000.000
vehicle-miles
B = jumlah kecelakaan (kematian atau luka-luka
atau kecelakaan total) dalam setahun
M =
vehicle miles
perjalanan dalam setahun
Bahaya lalulintas diekspresikan sebagai jumlah
kecelakaan per 100 juta perjalanan kendaraan-mil (km).
Kebenaran perolehan pada kecelakaan mungkin lebih
mendekati dengan dasar jarak mil dari perjalanan
kendaraan motor daripada populasi atau registrasi
V
C
8.
Severity Index
(Indeks Kekasaran)
SI =
Severity Index
F = banyaknya kefatalan (kematian) dalam
setahun/waktu tertentu
A = jumlah seluruh kecelakaan pada ruas jalan
setahun/waktu tertentu
Severity Index
(Indeks Kekasaran) adalah jumlah
kefatalan (kematian) tiap kecelakaan
1. Identifikasi Penanganan
Aktivitas yang berkaitan langsung dengan kebijakan
keselamatan:
a. aktivitas/tindakan yg mempunyai
kontribusi
terhadap kecelakaan
lalulintas,
2. Identifikasi Problema
•
Hubungan magnitude-resiko:
user type
,
age group
,
kombinasi
user type age
•
Hubungan
magnitude-vulnerability
z = kendaraan berat
p = kendaraan penumpang
m= sepeda motor
b = moped
f = sepeda
Contoh
matriks
prosentase
korban
Problema
Keselamatan
Lalulintas
Checklist
a. Desain Ruas Jalan
1. Sudahkah kecepatan kendaraan yang terjadi diperhitungkan pada seksi jalan tersebut?
2. Sudahkah direncanakan pembangunan fasilitas untuk pejalan kaki untuk saat ini maupun untuk yang akan datang?
3. Sudahkah prosedur perencanaan geometrik telah dilakukan secara benar?
4. Apakah jarak pandang henti pada jalan tersebut terpenuhi untuk kecepatan kendaraan yang direncanakan?
5. Apakah radius dari alinemen horisontal serta superelevasi yang
7. Apakah pada seksi persimpangan sesuai dengan tingkat arus lalulintas yang diprediksi?
8. Sudahkah gabungan dari elemen perencanaan geometrik menghasilkan alinemen yang aman?
9. Sudahkah gabungan gradien dari potongan melintang dan potongan memanjang cukup untuk menghindari air yang tergenang?
10. Apakah alinemen tersebut membolehkan kesempatan untuk mendahului?
11. Apakah ada lajur khusus untuk naik (climbing lanes) yang
disediakan secara memadai untuk mendahului secara aman?
13. Apakah marka jalan yang dibuat telah memberikan
petunjuk/kontrol bagi pengendara untuk mengatur posisi kendaraan dan ketika mendahului secara aman?
14. Apakah perencanaan yang dilakukan dapat mengurangi terjadinya kecelakaan?
15. Apakah mempunyai ketentuan yang memadai bagi kendaraan yang parkir atau berhenti, termasuk bis sehingga tidak
membahayakan pengguna lain?
16. Sudahkah mempunyai ketentuan yang spesifik bagi pejalan kaki yang berjalan atau menyeberang jalan tersebut?
18. Sudah pada persimpangan jalan tersedia bahu jalan dengan perkerasan atau tanpa perkerasan?
19. Apakah terdapat gangguan pada tepi jalan seperti tanggul,
baliho, tumbuh-tumbuhan, bangunan yang dapat mengganggu penglihatan pada saat mengendarai?
20. Apakah pada tikungan terdapat pelindung kecelakaan (crash barrier) dengan jarak yang cukup (lebih dari 3 m) dari tepi jalan?
21. Apakah fasilitas penyeberangan dengan rambu yang memadai tersedia?
22. Apakah pejalan kaki dan lalulintas kendaraan tak bermotor ikut menggunakan jalan luar kota?
b. Desain Persimpangan
24. Dapatkah persimpangan melayani beban lalulintas rencana dengan tingkat yang masih dapat diterima?
25. Sudahkah faktor keselamatan diperhitungkan dalam perencanaan simpang?
26. Apakah rute yang melalui persimpangan sederhana dan jelas bagi semua pengguna jalan?
27. Apakah keberadaan simpang jelas bagi semua kendaraan yang mendekati simpang dari semua arah?
28. Apakah rambu informasi dan peringatan diletakkan pada tempat yang sesuai?
30. Apakah tersedia untuk gerakan memutar secukupnya tanpa mengurangi kapasitas dan mudah dilakukan oleh pengendara? 31. Apakah lebar lajur cukup untuk semua pergerakan kendaraan
dan semua jenis kendaraan?
32. Apakah keputusan yang dibutuhkan dan akan dibuat oleh pengendara sederhana, msuk akal dan jelas?
33. Apakah bentuk drainasi cukup untuk menghindari adanya genangan air?
34. Apakah tingkat pencahayaan cukup untuk mengidentifikasi persimpangan pada malam hari?
36. Apakah marka jalan tersedia dan terlihat jelas dari gangguan, termasuk kendaraan yang parkir atau berhenti?
37. Apakah terdapat larangan adanya jalan akses sepanjang 50 m dari persimpangan?
38. Apakah terdapat fasilitas khusus yang disediakan bagi pejalan kaki (trotoar, pulau pelindung, tempat penyeberangan, dll)?
39. Apakah terdapat fasilitas khusus bagi sepeda atau kendaraan tak bermotor?
40. Apakah tempat penyeberangan jalan telah dirancang dan diidentifikasi dengan jelas sesuai ROW jalan?
41. Apakah desain persimpangan konsisten terhadap tipe jalan dan jarak antar simpang?