• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengumpulan Data Kecelakaan 2.pdf

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Pengumpulan Data Kecelakaan 2.pdf"

Copied!
45
0
0

Teks penuh

(1)

Pengumpulan Data Kecelakaan

(2)

Penanganan bila terjadi kecelakaan

Korban bagaimana ? Sudah ditolong atau belum

Pengaturan lalulintas, jangan merubah atau memindah

kendaraan yang terlibat sebelum dilakukan pendataan

(3)

Kegiatan yang dilakukan

Evaluasi kebutuhan di TKP

Berikan P3K

Mengamankan lokasi TKP dengan rambu atau yang lain

Mencari saksi mata untuk diwawancarai

Mengumpulkan dan mencatat kondisi sarana, prasarana

dan korban lengkapi dengan foto

Mengkoordinasikan pemindahan kendaraan

membersihkan puing-puing reruntuhan

Mewawancarai saksi dan pengemudi

(4)

Jenis data yang dikumpulkan

Manusia

Sarana

Prasarana

Arus lalulintas

Lingkungan

(5)

Jenis Data Kecelakaan

Data Umum Waktu, cuaca Kondisi Lokasi

Klasifiasi jalan Data Pengguna Jalan

Data pribadi : usia, jenis kelamin dll Data umum : posisi korban, fatalitas dll

Data Sarana Tipe, tahun dibuat dll.

Data Prasarana Pengendalian lalulintas

Kondisi lalulintas

Kondisi lingkungan : Land use, alinyemen dll. Pemberkasan

(6)

Perbandingan kondisi keselamatan lalulintas di wilayah

perkotaan dan pinggiran kota (desa)

0,055 0,023 Injury consequence (F)/F+I 1,55 1,23 Accident consequence (F+I)/IA 0,016 0,015

Ratio Fatalitas (F/E)

0,28 0,64

Ratio korban (F+I)/E

0.19 0,52

Ratio orang terlibat (IA)/E

6.738 9.939

Jumlah orang yang terlibat kecelakaan (IA)

10.242 560 12.216

284 Jumlah korban (F+I)

Jumlah meninggal (F)

36.000 juta 19.000 juta

Data kendaraan km (E)

(7)

Koleksi Data Kecelakaan dan Sistem

Pelaporan

Catatan kecelakaan,

Prosedur laporan,

Sistem lokasi,

Sistem pencatatan laporan; menurut cara

terjadinya, sudut tabrakan dan keadaan

korban

(8)

2. Sistem Pencatatan Laporan

keluar dari jalan (hilang kendali/selip)

tanpa tabrakan/kecelakaan sendiri di jalan

tabrakan di jalan dengan obyek lain

a. Menurut Terjadinya

b. Menurut Sudut Tabrakan

rear end collision (hit from behind) side sweep (hit from sides)

(9)

Menurut Keadaan Korban

Fatal accident, A-type injury accident,

B-type injury accident, C-type injury accident,

(10)
(11)
(12)
(13)

Analisa Data Kecelakaan

(14)

Pendekatan analisis

Metoda statistik

Data besar  penyebab dankecenderungan secara global

Metoda Klinis

(15)

Pendekatan statistik

Data :

a. Lokasi

b. Waktu

c. Karakteristik kendaraan

d. Karakteristik pemakai jalan

(16)

Perbaikan

Prasarana

Sarana

Pendidikan

(17)

Tingkat kecelakaan

Kecelakaan dikaitkan dengan :

a. Volume lalulintas

b. Jumlah penduduk

c. Panjang jalan

(18)

Tingkat keparahan dan pembobotan

Fatalitas (keparahan) dilihat :

a. kecelakaan menyebabkan mati

b. kecelakaan menyebabkan luka berat

c. kecelakaan menyebabkan luka ringan

d. kecelakaan menyebabkan kerugian harta

Pembobotan

a. Fatalitas

(19)

Tata cara

Makro

Identifikasi karakteristik yang sifatnya umum

Mikro

Identifikasi sebab-sebab yang melatarbelakangi kejadian

Analisis numerik biasa

a. Jumlah kecelakaan

b. Lokasi

c. Tingkat keparahan

d. Tipe tabrakan

(20)

Analisa makro

Studi lokasi

Menentukan lokasi rawan

Analisa tipe kecelakaan terhadap arus lalulintas

Analisa perilaku pengguna

(21)

Analisa mikro

Apabila lokasi rawan dan faktor penyebab teridentifikasi

diagram kecelakaan

Analisa dilakukan sesuai kondisi lokasi dan faktor

penyebab

(22)
(23)

Tujuan

Menentukan informasi apa yang dapat menjelaskan

terjadinya kecelakaan

Analisis : Mikro dan klinis

(24)

Hasil rekonstruksi

Laporan verbal

(25)

Contoh analisa statistik numerik

Data kecelakaan di Indonesia tahun 1991 sebanyak 8000

kendaraan (MV)terlibat, jumlah penduduk (JP) 182 juta,

meninggal (K) 10.000 jiwa, meninggal dan luka (K+I)

47.000 jiwa, dapat siidentifikasi :

• Meninggal terhadap 1 juta penduduk K/JP = 55

• Meninggal dan luka (K+I)/JP = 258

• K/MV = 1,25

• (K+I)/MV = 6

• K/(K+I) = 0,21

(26)
(27)

1. Dasar-dasar Angka Kecelakaan

Population-base rates (angka berdasar populasi)

* Jumlah penduduk

* Jumlah kendaraan yang terdaftar

* Jumlah SIM

* Jarak mil jalan (

Highway milleage

)

Exposure-base rates (angka berdasar perolehan)

* Perjalanan kendaraan-mil (kendaraan-km)

* Perjalanan kendaraan-jam

(28)

2. Angka Kecelakaan

Angka kecelakaan secara umum yang

menggambarkan kecelakaan total yang terjadi

Angka kematian yang menggambarkan

kecelakaan yang parah

Angka keterlibatan yang menggambarkan tipe

(29)

3.

Accident rate per mile

(angka kecelakaan per mil)

R = angka kecelakaan total per mil setiap tahun

A = jumlah total dari kecelakaan yang terjadi setahun

L = panjang dari bagian jalan yang dikontrol dalam mil

L

A

R

(30)

4.

Accident Involvement Rates

(angka keterlibatan kecelakaan)

R = keterlibatan kecelakaan per 100 juta

vehicle-miles

N = total jumlah pengemudi kendaraan yang terlibat

kecelakaan selama penelitian

V =

vehicle-miles

dari perjalanan di bagian jalan selama periode

penelitian

Keterlibatan kecelakaan diekspresikan sebagai jumlah pengemudi

kendaraan dengan karakteristik yang pasti terlibat dalam

kecelakaan per 100 juta

vehicle-miles

perjalanannya

V

N

(31)

5.

Death Rate Base on Population

(angka kematian berdasar populasi)

R = angka kematian per 100.000 populasi

B = jumlah total kematian lalulintas dalam setahun

P = populasi dari daerah

Bahaya

lalulintas

untuk

kehidupan

masyarakat

dinyatakan sebagai jumlah kematian lalulintas (

traffic

fatalities

) per 100.000 kendaraan terdaftar

P

B

(32)

6.

Death Rate Base on Regristration

(angka kematian berdasar registrasi)

R = angka kematian per 10.000 kendaraan terdaftar

B = jumlah total kematian lalulintas dalam setahun

M = jumlah registrasi kendaraan motor di derah

tersebut

Bahaya lalulintas untuk kehidupan masyarakat

diekspresikan sebagai jumlah dari kematian

lalulintas per 10.000 kendaraan terdaftar

M

B

(33)

7.

Accident Base Rate on Vehicle-mile of Travel

(angka kecelakaan berdasar perjalanan

kendaraan-mil)

R = angka kematian per 100.000.000

vehicle-miles

B = jumlah kecelakaan (kematian atau luka-luka

atau kecelakaan total) dalam setahun

M =

vehicle miles

perjalanan dalam setahun

Bahaya lalulintas diekspresikan sebagai jumlah

kecelakaan per 100 juta perjalanan kendaraan-mil (km).

Kebenaran perolehan pada kecelakaan mungkin lebih

mendekati dengan dasar jarak mil dari perjalanan

kendaraan motor daripada populasi atau registrasi

V

C

(34)

8.

Severity Index

(Indeks Kekasaran)

SI =

Severity Index

F = banyaknya kefatalan (kematian) dalam

setahun/waktu tertentu

A = jumlah seluruh kecelakaan pada ruas jalan

setahun/waktu tertentu

Severity Index

(Indeks Kekasaran) adalah jumlah

kefatalan (kematian) tiap kecelakaan

(35)

1. Identifikasi Penanganan

Aktivitas yang berkaitan langsung dengan kebijakan

keselamatan:

a. aktivitas/tindakan yg mempunyai

kontribusi

terhadap kecelakaan

lalulintas,

(36)

2. Identifikasi Problema

Hubungan magnitude-resiko:

user type

,

age group

,

kombinasi

user type age

Hubungan

magnitude-vulnerability

z = kendaraan berat

p = kendaraan penumpang

m= sepeda motor

b = moped

f = sepeda

(37)

Contoh

matriks

prosentase

korban

(38)

Problema

Keselamatan

Lalulintas

(39)

Checklist

a. Desain Ruas Jalan

1. Sudahkah kecepatan kendaraan yang terjadi diperhitungkan pada seksi jalan tersebut?

2. Sudahkah direncanakan pembangunan fasilitas untuk pejalan kaki untuk saat ini maupun untuk yang akan datang?

3. Sudahkah prosedur perencanaan geometrik telah dilakukan secara benar?

4. Apakah jarak pandang henti pada jalan tersebut terpenuhi untuk kecepatan kendaraan yang direncanakan?

5. Apakah radius dari alinemen horisontal serta superelevasi yang

(40)

7. Apakah pada seksi persimpangan sesuai dengan tingkat arus lalulintas yang diprediksi?

8. Sudahkah gabungan dari elemen perencanaan geometrik menghasilkan alinemen yang aman?

9. Sudahkah gabungan gradien dari potongan melintang dan potongan memanjang cukup untuk menghindari air yang tergenang?

10. Apakah alinemen tersebut membolehkan kesempatan untuk mendahului?

11. Apakah ada lajur khusus untuk naik (climbing lanes) yang

disediakan secara memadai untuk mendahului secara aman?

(41)

13. Apakah marka jalan yang dibuat telah memberikan

petunjuk/kontrol bagi pengendara untuk mengatur posisi kendaraan dan ketika mendahului secara aman?

14. Apakah perencanaan yang dilakukan dapat mengurangi terjadinya kecelakaan?

15. Apakah mempunyai ketentuan yang memadai bagi kendaraan yang parkir atau berhenti, termasuk bis sehingga tidak

membahayakan pengguna lain?

16. Sudahkah mempunyai ketentuan yang spesifik bagi pejalan kaki yang berjalan atau menyeberang jalan tersebut?

(42)

18. Sudah pada persimpangan jalan tersedia bahu jalan dengan perkerasan atau tanpa perkerasan?

19. Apakah terdapat gangguan pada tepi jalan seperti tanggul,

baliho, tumbuh-tumbuhan, bangunan yang dapat mengganggu penglihatan pada saat mengendarai?

20. Apakah pada tikungan terdapat pelindung kecelakaan (crash barrier) dengan jarak yang cukup (lebih dari 3 m) dari tepi jalan?

21. Apakah fasilitas penyeberangan dengan rambu yang memadai tersedia?

22. Apakah pejalan kaki dan lalulintas kendaraan tak bermotor ikut menggunakan jalan luar kota?

(43)

b. Desain Persimpangan

24. Dapatkah persimpangan melayani beban lalulintas rencana dengan tingkat yang masih dapat diterima?

25. Sudahkah faktor keselamatan diperhitungkan dalam perencanaan simpang?

26. Apakah rute yang melalui persimpangan sederhana dan jelas bagi semua pengguna jalan?

27. Apakah keberadaan simpang jelas bagi semua kendaraan yang mendekati simpang dari semua arah?

28. Apakah rambu informasi dan peringatan diletakkan pada tempat yang sesuai?

(44)

30. Apakah tersedia untuk gerakan memutar secukupnya tanpa mengurangi kapasitas dan mudah dilakukan oleh pengendara? 31. Apakah lebar lajur cukup untuk semua pergerakan kendaraan

dan semua jenis kendaraan?

32. Apakah keputusan yang dibutuhkan dan akan dibuat oleh pengendara sederhana, msuk akal dan jelas?

33. Apakah bentuk drainasi cukup untuk menghindari adanya genangan air?

34. Apakah tingkat pencahayaan cukup untuk mengidentifikasi persimpangan pada malam hari?

(45)

36. Apakah marka jalan tersedia dan terlihat jelas dari gangguan, termasuk kendaraan yang parkir atau berhenti?

37. Apakah terdapat larangan adanya jalan akses sepanjang 50 m dari persimpangan?

38. Apakah terdapat fasilitas khusus yang disediakan bagi pejalan kaki (trotoar, pulau pelindung, tempat penyeberangan, dll)?

39. Apakah terdapat fasilitas khusus bagi sepeda atau kendaraan tak bermotor?

40. Apakah tempat penyeberangan jalan telah dirancang dan diidentifikasi dengan jelas sesuai ROW jalan?

41. Apakah desain persimpangan konsisten terhadap tipe jalan dan jarak antar simpang?

Referensi

Dokumen terkait

Dengan mengambil setting di desa terpencil pada tiga kecamatan di Kabupaten Pacitan, yaitu kecamatan Donorojo, kecamatan Tulakan, dan kecamatan Tegal Ombo, dan studi

Dalam penelitiannya, Akelbek dan Kirkland (2009a) membahas mengenai scrambling index pada graf primitif berarah dan memberikan batas atas dari scrambling index pada graf

Klasifikasi negara artikel 5 dan negara non-artikel 5 sendiri diatur dalam Protokol Montreal dimana klasifikasi tersebut didasarkan pada syarat tertentu yaitu

Bertanya atau menjawab pertanyaan merupakan dua aktivitas penting dalam pembelajaran. Dulu pernah orang berceloteh, bertanya itu lebih mudah daripada menjawab

• Indeks bias solut dan pelarut harus berbeda • Detektor mengukur perbedaan antara indeks. bias pelarut murni dan indeks bias pelarut yg keluar dari kolom, perbedaan ini disebabkan

Tujuan pemerataan distribusi peserta adalah untuk mencapai rasio 1 Dokter melayani maksimal 5.000 peserta, sehingga pelayanan yang bermutu dapat dirasakan secara merata oleh

KelurahanSumber Wetan dan Kareng Lor tingkat kemiskinan masih tinggi yaitu mencapai 23,87% dan banyaknya penduduk yang menganggur sebanyak 74 jiwa. Sehingga diperlukan

Arti dari pernyataan tersebut adalah pembangunan ekonomi dalam suatu negara pada suatu tahun tertentu tidak hanya diukur dari kenaikan produksi barang dan jasa yang berlaku