• Tidak ada hasil yang ditemukan

Belajar dan Pembelajaran, Slide oleh Mien Danumiharja

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Belajar dan Pembelajaran, Slide oleh Mien Danumiharja"

Copied!
137
0
0

Teks penuh

(1)

BELAJAR DAN

PEMBELAJARAN

(2)

STANDAR

KOPETENSI

Mahasiswa memahami hakekat belajar dan pembelajaran beserta unsur dan

pendekatannya serta mampu

(3)

BUKU SUMBER :

1. Dimyati dan Mudjiono. 2002. Belajar dan Pembelajaran Jakarta: Rineka Cipta

2. Nana Sudjana. 1989. Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung : Sinar Baru

3. W. Gulo.2002. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta : Gramedia 4. Winkel. 1981. Psikologi Pengajaran. Jakarta : Grasindo

5. Depdikbud. 1981. Psikologi Pendidikan. Jakarta : Ditjendikti 6. Dinas P dan K Prop. Jawa Timur. 2003. Pengintegrasian Life

Skills ke Dalam Silabus Berdasarkan KBK

(4)

APA YANG DIMAKSUD DENGAN BELAJAR ?

Belajar merupakan aktivitas

kearah perubahan tingkahlaku melalui interaksi aktif individu terhadap lingkungan

(pengalaman)

(5)

Bagaimana ciri-ciri belajar ?

1. Dari segi proses

a. adanya aktivitas ( fisik, mental, emosional ) b. melibatkan unsur lingkungan

c. bertujuan kearah terjadinya perubahan tingkah laku (behavioral changes)

2. Dari segi hasil

a. bersifat relatif tetap

(6)

Mengapa perlu belajar ?

1. Potensi manusia bersifat laten dan terbuka

2. Pertumbuhan dan perkembangan manusia lebih banyak terjadi

(7)

PEMBELAJARAN

1. Apa yang dimaksud

dengan pembelajaran ?

Pembelajaran adalah penyediaan sistem lingkungan yang mengakibatkan

(8)

Bagaimana ciri-ciri

pembelajaran ?

1. Adanya unsur guru

2. Adanya unsur siswa

3. Adanya aktivitas guru dan siswa 4. Adanya interaksi antar guru –

siswa

5. Bertujuan kearah perubahan tingkah laku siswa

(9)

Mengapa perlu

pembelajaran ?

1

.

Peristiwa belajar tidak selalu terjadi atas inisiatif diri individu

2. Individu memerlukan bantuan untuk

mengembangkan potensi yang ada pada dirinya

3. Perlunya lingkungan yang kondusif

(10)

Faktor-faktor apa saja yang

mempengaruhi proses dan hasil

belajar-pembelajaran ?

1. Guru

2. Siswa

3. tujuan

4.

Materi

(11)

Faktor guru

1. Kondisi fisik

a. kondisi kesehatan fisik secara umum b. kondisi fungsi inderawi

2. Kondisi psikis

a. suasana kejiwaan

b. kompetensi paedagogis,

(12)

FAKTOR SISWA

1. Kondisi Fisik

a. kondisi kesehatan fisik secara umum

b. kondisi fungsi inderawi

2. Kondisi Psikis

(13)

FAKTOR TUJUAN

1. Kejelasan 2. Urgensi

3. Tingkat kesulitan

4. Kesesuaian dengan tingkat

(14)

FAKTOR MATERI

(15)

FAKTOR INSTRUMEN

1. Kelengkapan

2. Kuantitas

3. Kualitas

(16)

FAKTOR LINGKUNGAN

1. Lingkungan fisik

Suhu dan kelembapan udara

2. Lingkungan sosial

a. manusia

(17)
(18)

Apa yang dimaksud dengan

tujuan belajar - pembelajaran ?

Tujuan belajar-pembelajaran

merupakan perilaku yang diharapkan dapat dicapai siswa sehubungan

(19)

Apa urgensi penetapkan dan perumusan tujuan belajar-pembelajaran ?

Penetapan dan perumusan tujuan belajar -pembelajaran sangat penting, karena

sebagai dasar dalam :

1. Menyusun alat/instrumen evaluasi 2. Menentukan materi yang diperlukan 3. Memilih dan menentukan sarana (alat

pelajaran, alat peraga, media) yang diperlukan

(20)

Jenis tujuan dalam belajar

pembelajaran meliputi apa saja ?

1. Tujuan kurikuler ( standart kompetensi) Menggambarkan perilaku internal dalam lingkup yang luas

2. Tujuan pembelajaran umum

(kompetensi dasar) Menggambarkan perilaku internal dalam lingkup yang relatif terbatas

3. Tujuan pembelajaran khusus (indikator)

(21)

Jenis-jenis perilaku yang menjadi dasar dalam penentuan dan

perumusan tujuan

belajar-pembelajaran meliputi apa saja ?

1. Perilaku ranah kognitif

2. Perilaku ranah afektif

(22)

Jenis perilaku yang berkaitan

dengan kemampuan mengingat dan

berfikir (memecahkan masalah)

(23)

TERDIRI DARI 6 PERILAKU

1. Pengetahuan (kemampuan mengingat dan mengenal suatu obyek)

Perilaku internal : mengetahui ...

Perilaku eksternal a.l : menyebutkan, menunjukkan, mengidentifikasi

2. Pemahaman (kemampuan menangkap makna suatu obyek)

Perilaku internal a.l : memahami ..., menginterpretasikan

Perilaku eksternal a.l : menjelaskan,

(24)

3. Penerapan (kemampuan menerapkan … dalam

situasi yang baru/konkrit)

Perilaku internal a.l : menggunakan..,membuat…..,

Perilaku eksternal a.l : mendemonstrasikan,

menghitung, membuktikan

4. Analisis (kemampuan menguraikan suatu kesatuan kedalam bagian-bagian)

Perilaku internal a.l : menganalisis, merinci

(25)

5. Sintesis (kemampuan mengintegrasikan bagian-bagian ke dalam satu kesatuan)

Perilaku internal a. l : menyususun..,Menghasilkan

Perilaku eksternal a. l : merangkaikan, menyimpulkan

6. Evaluasi (kemampuan melakukan penilaian terhadap suatu obyek tertentu)

Perilaku internal a.l : mempertimbangkan, menilai

(26)

Jenis perilaku yang berkaitan dg

nilai, norma, sikap, perasaan,

kemauan

(27)

TERDIRI DARI 5 PRILAKU

1. Penerimaan (adanya kesadaran dan perhatian terhadap stimulan yang datang )

Perilaku internal : menunjukkan ...

Perilaku eksternal : mengikuti, menyatakan, menjawab,

2. Partisipasi ( memberikan tanggapan secara verbal ataupun

tindakan)

Perilaku internal : mematuhi..., berperan secara aktif ...

(28)

3. Penilaian/Penetuan sikap ( penyesuaian diri sesuai dengan penilaian yang telah dilakukannya)

Perilaku internal : mengakui, menyepakati, menyukai, menghargai

Perilaku eksternal : mengajak, menolak, melaksanakan, membela, ikut serta

4. Organisasi (menghubungkan antar nilai menjadi suatu sistem nilai)

Perilaku internal : membentuk sistem nilai

Perilaku eksternal : merumuskan, mengatur,

5. Pembentukan pola hidup (menjadikan sistem nilai sebagai bagian yang tidak terpisahkan dalam kehidupannya)

Perilaku internal : menunjukkan ...melibatkan diri ...

(29)

merupakan perilaku yang

menyangkut aspek

ketrampilan/gerakan

(30)

TERDIRI DARI 7 PERILAKU

1. Persepsi (kemampuan mengenal obyek motorik dengan panca indera)

Perilaku internal : membedakan, menafsirkan,

Perilaku eksternal : mengidentifikasi, membedakan, memilih

2. Kesiapan (kemampuan mempersiapkan diri untuk melakukan suatu gerakan)

Perilaku internal : berkonsentrasi, menyiapkan diri

Perilaku eksternal : menunjukkan, mengawali, mempersiapkan

3. Gerakan terbimbing (kemampuan melakukan gerakan dengan mengikuti contoh)

Perilaku internal : meniru contoh

(31)

4. Gerakan terbiasa (kemampuan melakukan gerakan tanpa melihat contoh)

Perilaku internal : terampil

Perilaku eksternal : memainkan,

mendemonstrasikan,

mengatur

5. Gerakan kompleks ( kemampuan melakukan

serangkaian gerakan secara tepat, lancar, luwes)

Perilaku internal : terampil ...

(32)

6. Penyesuaian pola gerakan (kemampuan menyesuaikan gerakan dengan situasi dan kondisi yang dihadapinya)

Perilaku internal : menyesuaikan diri, bervariasi

Perilaku eksternal : mengubah, mengatur, membuat variasI

Penciptaan pola gerakan (kemampuan membuat pola

gerakan baru)

Perilaku internal : menciptakan sesuatu yang baru

(33)
(34)

A. Behavioristik

Thorndike

Pembelajaran dengan memberi stimulus kepada siswa agar menimbulkan respon yang tepat seperti yang kita inginkan. Hubungan stimulus dan respons ini bila diulang kan menjadi sebuah kebiasaan.selanjutnya, bila siswa menemukan kesulitan atau msalah, guru menyuruhnya untuk mencoba dan mencoba lagi (trial and error)

(35)

B. Kognitivisme

Piaget

Pembelajaran adalah dengan mengaktifkan indera siswa agar memperoleh pemahaman/insigh sedangkan

pengaktifan indera dapat dilaksanakan dengan jalan menggunakan media/alat Bantu. Disamping itu

(36)

C. Humanistic

Eggen & Kauchak

Dalam pembelajaran ini guru sebagai pembimbing memberi pengarahan agar siswa dapat mengaktualisasikan dirinya sendiri sebagai manusia yang unik untuk mewujudkan

potensi-potensi yang ada dalam dirinya sendiri. Dan siswa perlu melakukan sendiri berdasarkan inisiatif sendiri yang melibatkan pribadinya secara utuh (perasaan maupun

(37)

D. Social learning/Permodelan

Albert Bandura

Proses pembelajaran melalui proses pemerhatian dan pemodelan Bandura (1986) mengenal pasti empat unsure utama dalam proses pembelajaran melalui pemerhatian atau pemodelan, iaitu pemerhatian (attention), mengingat (retention), reproduksi (reproduction), dan

penangguhan (reinforcement) motivasi (motivion). Implikasi daripada kaedah ini berpendapat pembelajaran dan pengajaran dapat dicapai melalui beberapa cara yang berikut:

• Penyampaian harus interktif dan menarik

(38)

E. Kontruktivis

proses individu menghubungkan dan mengasimilasikan

pengetahuan/kecakapan/

pengalaman yang telah dimilikinya dengan pengetahuan/kecakapan/pengalaman

(39)

1. ALIRAN BEHAVIORISTIK

A. ASUMSI

Manusia dipandang sebagai organisme yang pasif. Prilaku manusia dikuasai oleh stimulus yang ada di lingkungannya. Oleh karena itu perilaku manusia dapat dikontrol/ dikendalikan melalui pemanipulasian lingkungan

B. CIRI-CIRI

1. Mementingkan pengaruh lingkungan 2. Mementingkan bagian-bagian

3. Mementingkan peranan reaksi

4. Mementingkan mekanisme terbentuknya hasil belajar

5. Mementingkan sebab-sebab pada waktu yang lalu 6. Mementingkan pembentukan kebiasaan

(40)

Teori belajar behavioristik adalah sebuah teori tentang perubahan tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman

 Teori ini lalu berkembang menjadi aliran psikologi belajar yang berpengaruh terhadap arah pengembangan teori dan praktik pendidikan dan pembelajaran yang dikenal sebagai aliran behavioristik. Aliran ini menekankan pada

terbentuknya perilaku yang tampak sebagai hasil belajar.

 Teori behavioristik dengan model hubungan stimulus-responnya, mendudukkan orang yang belajar sebagai

individu yang pasif. Respon atau perilaku tertentu dengan menggunakan metode pelatihan atau pembiasaan semata. Munculnya perilaku akan semakin kuat bila diberikan

(41)

 Tokoh-tokoh aliran behavioristik di antaranya adalah Thorndike, Watson, Clark Hull, Edwin Guthrie, dan Skinner. Berikut akan dibahas karya-karya para tokoh aliran behavioristik dan analisis serta peranannya dalam

(42)

A. TEORI KONEKSIONISME

Thorndike

Belajar berlangsung melalui Pembiasaan/pembentukan koneksi (asosiasi, bond) antara stimulus dengan respon (

“learning by selecting and connecting” atau “trial and error learning” ) berdasarkan hukum tertentu a.l :

a. hukum kesiapan

b. hukum latihan/pengulangan c. hukum efek/akibat

S R

(43)

B. TEORI KLASIKAL KONDISIONING

Ivan Pavlov

Proses pembentukan tingkah laku melalui pemanipulasian lingkungan, yaitu secara

berulangkali tingkah laku “dipancing” dengan sesuatu yang memang secara alami

menimbulkan tingkah laku tersebut

CS 1 + US 1 R 1 (UR) CS 2 + US 2 R 2 (UR)

---CS 15 + US 15 R 15 (UR + CR) CS 16 + US 16 R 16 (UR + CR)

---CS n R n ( CR)

1. Ada makanan, keluar air liur

2. Dibunyikan lonceng, tdk keluar air liur

3. Dibunyikan lonceng dan makanan, keluar air liur

(44)

C. TEORI OPERAN CONDITIONING

Skinner

Tingkah laku yang muncul karena stimulus tertentu akan lebih kuat jika diikuti dengan adanya stimulan penguat (reinforcing stimuli)

ES RR RS OR

Eliciting Respondent Reinforcing Operan Stimuli Response Stimuli Response

Operan = Bertindak ke atas

1. Anjing akan mengangkat kedua kaki depan bila tahu akan diberi makan

(45)

Analisis teori Behavioristik

 Pandangan teori behavioristik telah cukup lama dianut oleh para pendidik. Namun dari semua teori yang ada, teori Skinnerlah yang paling besar pengaruhnya terhadap perkembangan teori belajar behavioristik. Program-program pembelajaran seperti Teaching Machine, Pembelajaran berprogram, modul dan program-program pembelajaran lain yang berpijak pada konsep hubungan stimulus-respons serta mementingkan faktor-faktor penguat (reinforcement),

merupakan program pembelajaran yang menerapkan teori belajar yang dikemukakan Skiner.

 Teori behavioristik banyak dikritik Teori ini tidak mampu menjelaskan penyimpangan-penyimpangan yang terjadi dalam hubungan stimulus dan respon.

 Pandangan behavioristik juga kurang dapat menjelaskan adanya variasi tingkat emosi siswa, Mereka tidak memperhatikan adanya pengaruh

pikiran atau perasaan.

(46)

2. TEORI BELAJAR ALIRAN KOGNITIF Jean Piaget

A. ASUMSI

Manusia sebagai organisme yang aktif yang menjadi sumber dari semua aktivitas. Tingkah laku manusia merupakan ekspresi dan akibat dari

eksistensi internal manusia yang dapat diamati

B. CIRI-CIRI

1. Mementingkan apa yang ada pada diri individu 2. Mementingkan keseluruhan

3. Mementingkan perenan fungsi kognitif

4. Mementingkan keseimbangan dalam diri individu 5. Mementingkan kondisi saat ini

6. Mementingkan pembentukan struktur kognitif

(47)

 Menurut Piaget pengetahuan (knowledge) adalah interksi yangterus menerus antara individu dengan lingkungan. Fokus perkembangan kognitif Piaget adalah perkembangan secara alami fikiran pembelajar mulai anak-anak sampai

dewasa. Konsepsi perkembangan kognitif Piaget, duturunkan dari analisa perkembangan biologi organisme tertentu. Menurut Piaget, intelegen

(IQ=kecerdasan) adalah seperti system kehidupan lainnya, yaitu proses adaptasi.

 Ada empat faktor yang mempengaruhi perkembangan kognitif yaitu :

 1) lingkungan fisik

 2) kematangan

 3) pengaruh social

 4) proses pengendalian diri (equilibration) (Piaget, 1977)

 Tahap perkembangan kognitif :

 1) Periode Sensori motor (sejak lahir – 1,5 – 2 tahun)

 2) Periode Pra Operasional (2-3 tahun sampai 7-8 tahun)

 3) Periode operasi yang nyata (7-8 tahun sampai 12-14 tahun)

 4) Periode operasi formal

(48)

A. Teori Gestalt

Sumber utama dalam belajar adalah dimengertinya hal-hal yang dipelajari. Pemahaman(insight )

Insight dipengaruhi oleh :

1. Kemampuan dasar yang dimiliki 2. Pengalaman yang relevan

3. Situasi yang dihadapi

Proses insight dapat terjadi melalui periode mencari dan mencoba-coba. Simpance dimasukan ke kandang yang didlmnya terdapt 3 balok kayu dan di atas kandang diberikan pisang. Simpanse mencoba meraih

(49)

B. Teori Pemrosesan

Informasi. Gagne

Teori pemrosesan informasi merupakan teori kognitif tentang belajar yang menjelaskan

bagaimana informasi diterima, disimpan, dan dipanggil kembali dari otak, bahwa dalam

pembelajaran terjadi proses penerimaan

informasi, untuk kemudian diolah sehingga menghasilkan keluaran dalam bentuk hasil belajar

(50)

SKEMA PEMROSESAN INFORMASI Register pengindraan Pemrosesan awal 1. Perhatian 2. Perlu waktu

(51)

Stimulus Melihat Mendengar Meraba Membau mencecap Register pengindraan Pemrosesan awal 1. Perhatian 2. Perlu waktu Lupa/hilang

Sesaat setelah stimulus diterima oleh indra, otak segera memproses

stimulus tsb. Gambaran yang ada dalam otak (persepsi) tdk persis sama dengan yang diterima oleh indra. persepsi merupakan interpretasi

seseorang thd stimulus yang telah dipengaruhi oleh status mental, pengalaman masa lalu, pengetahuan yang telah dimiliki, motivasi, dll.

(52)

Persepsi masuk dan berada dalam register penginderaan dalam waktu yang relatif singkat (tidak lebih dari 2 detik). Jika tidak ada pemrosesan lebih lanjut atau terdesak

informasi baru, maka informasi akan hilang/lupa, tetapi jika ada pemrosesan lebih lanjut maka informasi akan masuk dan tersimpan dalam memori jangka pendek.

Register pengindraan

Lanjutan teori pemrosesan informasi

stimulus Proses

awal

(53)

1. KAPASITAS TERBATAS

2. WAKTU SANGAT SINGKAT (TDK LEBIH DARI 2 DETIK)

(54)

1. Perlu perhatian

a. Pemusatan energi psikis terhadap obyek tertentu

b. kadar kesadaran yang menyertai aktivitas yang sedang dilakukan

2. Perlu waktu untuk sampai dalam kesadaran

MEMORI jangka panjang

Pemrosesan awal

(55)

1. Sesuatu yang lain dari yang lain

2. Sesuatu yang mendadak datang atau yang mendadak hilang

3. Sesuatu yang menyangkut diri si subyek

HAL-HAL YANG MENARIK

(56)

Agar informasi tidak hilang/lupa dilakukan

pemrosesan dengan membangkitkan perhatian, antara lain :

A. untuk komunikasi lisan

1.Mengulang

2.Mengeraskan suara 3.Memperlemah suara 4.Melambatkan suara

5.Pernyataan : “mohon diperhatikan !”, “ini penting !” dll

B. Untuk komunikasi tulis

1. pewarnaan 2. cetak tebal 3. cetak miring, dll

(57)

MEMORI JANGKA PENDEK

Short Term Memory

Persepsi yang telah diproses ditransfer ke memori jangka pendek

Memori jangka pendek kapasitasnya terbatas ( 5 – 9 bits (hal yang berbeda dlm satuan waktu tertentu/ 10-20 menit)

Informasi yang masuk ke memori jangka pendek dapat berasal dari register pengindraan atau dari memori jangka panjang

dan sering terjadi secara bersamaan

Memori Jangka pendek

(58)

LANJUTAN MEMORI JANGKA PENDEK

penyimpanan dilakukan dengan rehearsal (mengucapkan secara berulangkali)

Jika dalam waktu 30 detik tidak ada pengulangan maka informasi akan hilang/dilupakan

(59)

Implikasi dalam

pembelajaran

1. Tidak terlalu cepat dalam penyampaian informasi satu ke yang lain (kesempatan rehearsal, dan tidak terdesak informasi berikutnya)

2. Tidak terlalu banyak ide dalam satu kali penyampaian, kecuali telah ada informasi pengait dalam memori jangka panjang

(60)

Memori jangka panjang

memori

Jangka panjang

Pengulangan & pengkodean

(61)

Lanjutan

1. Memori jangka panjang merupakan bagian dari sistem memori untuk meyimpan

informasi dalam kurun waktu yang panjang dengan kapasitas yang besar

2. informasi yang telah tersimpan dalam

memori jangka panjang tidak pernah akan terlupakan. Kemungkinan yang terjadi

(62)

Mengapa lupa ?

1. Persepsi tidak diproses lebih lanjut

2. Informasi dalam memori jangka pendek tidak ditranfer ke dalam memori jangka panjang

3. Distorsi recall

(63)

Mengapa ingat ?

1. Efek pertama (perhatian masih penuh) dan efek terakhir (tidak terinferensi

informasi lain)

2. Belajar informasi baru lebih mudah bila sebelumnya telah mempelajari hal

(64)

C. TEORI KONSTRUKTIVISTIK

Dasar pandangan

Perubahan kognitif hanya terjadi jika konsepsi- konsepsi yang telah dimiliki sebelumnya diolah melalui suatu proses

ketidakseimbangan dalam upaya memahami informasi baru

Menurut teori ini proses individu menghubungkan dan mengasimilasikan pengetahuan/kecakapan/pengalaman yang telah dimilikinya dengan

(65)

Prinsip teori kostruktivistik

1. pembelajaran sosial, siswa belajar melalui interaksi dengan orang dewasa dan teman sebaya yang

lebih mampu

2. zona perkembangan terdekat, siswa belajar

konsep paling baik apa bila konsep itu berada pada

zona perkembangan terdekat mereka

3. pemagangan kognitif, siswa secara bertahap

memperoleh keahlian melalui interaksinya dengan mereka yang telah menguasai bidangnya

4. scaffolding, siswa diberikan tugas-tugas kompleks, sulit dan realistik untuk kemudian diberikan

(66)

IMPLIKASI DALAM PEMBELAJARAN

1. Dasar pembelajaran adalah bahwa dalam diri siswa sudah ada pengetahuan, pemahaman, kecakapan, pengalaman tertentu

2. Melalui proses pembelajaran siswa menambah, merevisi, atau memodivikasi pengetahuan,

pemahaman, kecakapan, pengalaman lama menjadi pengetauan,pemahaman, kecakapan, pengalaman yang baru ( proses konstruksi)

(67)

Ciri-ciri pembelajaran

konstruktivisme

 Menekankan pada proses belajar bukan mengajar

 Berpandangan bahwa belajar merupakan suatu proses, bukan menekankan hasil

 Mendorong berkembangnya rasa ingin tahu secara alami pada siswa

 Mendorong siswa untuk melakukan penyeledikan

 Penilaian belajar lebih menekankan pada kinerja dan pemahaman siswa

 Memberi kesempatan pada siswa untuk membangun

(68)

Siswa

dengan pengetahuan, pemahaman,

kecakapan, pengalaman

Skema Pembelajaran Berdasar

Teori Konstruktivistik

.

struktur kognitif lama

Siswa menambah merevisi, memodivikasi pengetahuan, pemahaman, kecakapan, pengalaman, proses pembelajaran proses konstruksi struktur kognitif baru

peran guru :

(69)

MOTIVASI BELAJAR DAN

IMPLIKASINYA DALAM

(70)

Pengertian motivasi

Perkataan MOTIVASI adalah berasal daripada perkataan Bahasa Inggeris - "MOTIVATION".

Perkataan asalnya ialah "MOTIVE" yang juga telah dipinjam oleh Bahasa Melayu / Bahasa Malaysia kepada MOTIF, yakni bermaksud TUJUAN. Di

dalam surat khabar, kerap pemberita menulis ayat "motif pembunuhan". Perkataan motif di sini boleh kita fahami sebagai sebab atau tujuan yang

(71)

KASUS

1. Beberapa siswa tetap bersemangat mengikuti pelajaran, sementara yang lain ingin pelajaran segera berakhir

2. Sebagian siswa bekerja keras mengerjakan tugas, sementara yang lainnya asyik bermain

3. Terdapat siswa tidak puas dengan nilai B

(72)

Apa yang dimaksud motivasi

belajar ?

Motivasi belajar merupakan proses internal

yang mengaktifkan, membimbing, dan

mempertahankan

perilaku belajar dalam

rentang waktu tertentu

(73)

Motivasi :

Apa yang ...?

membuat orang berbuat

membuat orang tetap

berbuat

(74)

APA URGENSI MOTIVASI

BAGI KEPENTINGAN

BELAJAR ?

1. Motivasi menentukan arah tindakan seseorang dalam belajar ( analogi seperti kemudi mobil)

2. Motivasi menentukan

(75)

Jenis motivasi meliputi apa

saja ?

1. Dari segi sifat

a. motivasi dasar ( dorongan untuk memenuhi

kebutuhan dasar hidup manusia yang bersifat biologis/jasmaniah)

b. motivasi sosial ( dorongan untuk memenuhi kebutuhan sosial manusia )

(76)

2. Dari segi sumber

a. Motivasi internal, berfungsinya

motivasi karena bersumber dari dalam diri individu

(77)

Faktor-faktor apa saja yang

mempengaruhi motivasi

belajar ?

1. Faktor internal

a. kepribadian siswa

b. kemampuan

2. Faktor eksternal

a. karakteristik tugas b. insentif

c. perilaku guru

(78)

APA TUGAS GURU TERKAIT

DENGAN MOTIVASI BELAJAR ?

MEMBANGKITKAN

MENGEMBANGKAN

MEMELIHARA

MENINGKATKAN

(79)

BAGAIMANA CARANYA ?

1. Mengemukakan arti pentingnya hal yang dipelajari

2. Mengkaitkan materi dengan latar belakang kehidupan siswa

3. Menimbulkan perasaan ingin tahu (penasaran)

4. penggunaan multi metode/media

(80)
(81)

PENDEKATAN PEMBELAJARAN

(CBSA)

A. SIFAT CBSA

(82)

lanjutan sifat CBSA

aktivitas guru

rendah

tinggi tinggi

Aktifitas siswa

diskusi

(83)

B. Rasional

1. Aktivitas dalam diri pelajar merupakan salah satu unsur dari hakekat belajar

2. Ragam pengalaman memperkuat efektivitas belajar

3. Keterlibatan dalam persoalan yang dipelajari merupakan sumber motivasi belajar siswa

4. Mengkonkritkan konsep abstrak sehingga mempermudah untuk dipelajari

(84)

C. Ciri

ciri

1. Pembelajaran lebih berpusat pada siswa

2. Guru berperan sebagai pembimbing dalam mewujudkan terjadinya pengalaman belajar siswa

(85)

D. Idikator Kadar CBSA

( Mc. Keachie)

1. Keterlibatan siswa dalam menentukan tujuan belajar – pembelajaran

2. Kadar afektif dalam belajar –pembelajaran

3. Partisipasi siswa dalam belajar – pembelajaran 4. Kohesivitas kelas

5. Perbuatan siswa yang salah/kurang relevan

6. Keterlibatan siswa dalam pengambilan keputusan

(86)

E. Saran

AKTIFITAS NON PRODUKTIF

1. Menulis 2. Membaca

3. Mengamati grafik

AKTIFITAS PRODUKTIF

1. Membuat laporan 2. Meringkas

3. Menafsirkan grafik

(87)

Pendekatan Ketrampilan

Proses (PKP)

1. Arti Ketrampilan proses

Yang dimaksud ketrampilan

proses adalah ketrampilan

proses kerja ilmiah yang

diperlukan siswa untuk

(88)

Lanjutan PKP

2. Macam Ketrampilan Proses

a. Ketrampilan dasar

(89)

KETRAMPILAN PROSES

DASAR

1) Mengamati (melihat, mendengar, meraba, membau,mencecap)

2) mengklasifikasi (mengelompokkan, mengkontraskan, mencari :

persamaan, perbedaan )

(90)

Lanjutan ketrampilan proses dasar

4) Memprediksi ( emperkirakan kecenderungan)

5) menerapkan ( menggunakan ....)

6) mengkomunikasikan ( mempresentasikan, melaporkan, memperagakan,

(91)

KETRAMPILAN PROSES LANJUT

(Ketrampilan melakukan penelitian)

1) mencari, menemukan, mengidentifikasi masalah, merumuskan masalah

2) mengidentifikasi variabel 3) merumuskan hipotesis 4) membuat instrumen

5) pengumpulan data

(92)

PENGERTIAN

PEMBELAJARAN DENGAN

PKP

Suatu bentuk pembelajaran

yang didalamnya memberi

(93)
(94)

RASIONAL

1. Iptek berkembang pesat, siswa tidak cukup hanya mengandalkan apa yang

diberikan di sekolah, siswa perlu belajar diluar sekolah. Oleh karenanya

pembelajaran disekolah harus mengembangkan kemauan dan

(95)

Lanjutan rasional

2. Kebenaran ilmu pengetahuan

bersifat relatif, oleh

karenanya perlu

senantiasa untuk

dipertanyaakan dan diperbaharui

3. Hasil belajar optimal memelukan

(96)

CIRI

CIRI PKP

1. Pembelajaran tidak hanya berorientasi pada hasil tetapi juga berorientasi pada proses (keterlibatan siswa

dalam proses kerja ilmiah)

2. Menampakkan aktivitas siswa dalam bentuk ketrampilan kerja ilmiah

3. Materi pembelajaran berupa “bahan

mentah” untuk selanjutnya diproses

(97)

PENDEKATAN “LIFE SKILL”

1.

Arti “life skill”

Yang dimaksud life skill adalah

kecakapan siswa dalam menghadapi persoalan hidup secara wajar tanpa

tertekan, dan secara proaktif dan kreatif dapat mencari dan menemukan

(98)

Macam Life Skills

Life Skills

General Life Skills

Specific Life Skills

Personal Skills

Social Skills

Academic Skills

Vocational Skills

Self Awareness

(99)

Self Awareness

Kesadaran :

Sbg. makhluk Tuhan

Akan eksistensi diri

(100)

Thinking Skill

Kecakapan :

Menggali informasi

Mengolah informasi

Mengambil keputusan

(101)

SOSIAL SKILLS

KECAKAPAN KOMUNIKASI LISAN

KECAKAPAN KOMUNIKASI TULIS

(102)

Academic Skills

kecakapan :

mengidentifikasi variabel

menghubungkan variabel

merumuskan hipotesis

(103)

VOCATIONAL SKILLS

Lanjutan macam life skills

(104)

Life Skills dalam Jenjang

Pendidikan

ACADEMIC LIFE SKILLS

VOCATIONAL LIFE SKILLS SMU

SMK

TK/SD/SMP

(105)

Contoh pengintegrasian komponen

life skills dalam silabus

Standar kompetensi :

siswa mampu menulis berbagai

(106)

Kompetensi dasar :

Siswa mampu:

menggunakan EYD

menggunakan kalimat efektif membuat berbagai surat resmi

(107)

Materi Pokok :

macam dan karakteristik surat :

surat undangan surat penawaran surat perijinan

surat permohonan

(108)

Pengalaman belajar :

1. Masing-masing siswa mengumpulkan sedikitnya 4 macam surat

ketrampilan :

menggali informasi, sadar akan

eksistensi diri, dan sadar akan potensi diri

(109)

2. s

iswa berdiskusi kelompok untuk menentukan karakteristik setiap macam surat

Ketrampilan :

mengolah informasi, bekerjasama, berkomunikasi lisan, berkomunikasi tulis, mengambil keputusan

(110)

3. siswa presentasi hasil diskusi kelompok

ketrampilan :

berkomunikasi lisan

(111)

4. Siswa menyimpulkan tentang

karakteristik setiap macam surat

ketrampilan :

mengambil keputusan

(112)

5. Masing-masing siswa mempraktekkan membuat salah satu macam surat

Ketrampilan :

Komunikasi lisan, kesadaran akan

eksistensi diri, kesadaran akan potensi diri

(113)
(114)

1. ARTI KESULITAN

BELAJAR

(115)

2. CIRI-CIRI KESULITAN

BELAJAR

1. hasil belajar dibawah “passing grade” 2. hasil belajar dibawah potensi yang

dimilikinya

3. hasil belajar tidak sebanding dengan usahanya

(116)

Lanjutan ciri-ciri kesulitan belajar

5. menunjukkan sikap yang kurang/tidak wajar

(misalnya : acuh tak acuh, menentang, berpura-pura )

6. Menunjukkan prilaku yang kurang/tidak wajar ( misalnya : membolos, sering datang terlambat, tidak mengerjakan tugas

7. Menunjukkan gejala emosional yang tidak/kurang wajar ( misalnya : mudah marah, mudah

(117)

3. LATAR BELAKANG KESULITAN

BELAJAR

a. Faktor intern

1) Kelemahan fisik

a) Kurang berfungsinya panca indera b) Sakit

(118)

Lanjutan latar belakang kesulitan belajar

2) Kelemahan mental baik bawaan maupun pengalaman (misal : IQ rendah, gangguan

mental)

3) Kelemahan emosional (misalnya : immaturity, pobia)

4) Kebiasaan dan sikap yang salah ( misalnya

bamyak melakukan tindakan yang tidak relefan, sering bolos, sering tidak masuk)

(119)

Lanjutan latar belakang kesulitan belajar

b. Faktor eksternal

1) kurikulum yang tidak sesuai dengan karakteristik siswa

2) kelemahan dalam sistem instruksional 3) terlampau berat beban belajar

4) sering pindah sekolah

(120)

PENDEKATAN THD KESULITAN

BELAJAR

Kesulitan belajar bukan hanya masalah instruksional-paedagogis tetapi juga

masalah psikologis, karena kesulitan belajar berakar dari aspek psikologis terutama gangguan kepribadian dan

penyesuaian diri oleh karena itu bantuan yang diberikan disamping bersifat

(121)

TEKNIK PENGUNGKAPAN

KESULITAN BELAJAR

1.

Observasi

2.

Tes hasil belajar

3.

Tes diagnostik

4.

Tes bakat/minat

(122)

UPAYA PENANGANAN KESULITAN BELAJAR

1. Penanganan secara instruksional paedagogis

a. pembelajaran ulang b. program pengayaan

c. pembelajaran individual

d. penyediaan pelajaran pilihan

(123)
(124)

A. Pengertian Kurikulum

1. Secara etimologis

a. kurikulum berasal dari kata “curere” (bhs. Latin)

yang berarti jarak yang harus ditempuh oleh pelari

b. kurikulum berasal dari kata “chariot” (bhs.

Yunani) yang berarti kereta pacu yang

membawa seseorang dari “start”

(125)

Lanjutan pengertian kurikulum

2. Secara terminologis

a. Kurikulum dalam arti sempit

kurikulum adalah sejumlah mata pelajaran yang harus ditempuh untuk mencapai program/tingkat

pendidikan tertentu

* kurikulum dalam arti sempit memunculkan

istilah kegiatan kurikuler,

(126)

Lanjutan pengertian kurikulum

b. kurikulum dalam arti luas

kurikulum adalah seperangkat pengalaman yang diperlukan untuk mencapai suatu tujuan pendidikan tertentu

* Menurut UU No 20 Th 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional kurikulum adalah

seperangkat rencana dan pengaturan

mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman

(127)

B. KOMPONEN KURIKULUM

1. Tujuan

Tujuan sebagai komponen dari kurikulum berupa

kemampuan/kompetensi yang diharapkan dikuasai siswa setelah mengikuti kegiatan pembelajaran

* kejelasan rumusan tujuan penting karena

(128)

Lanjutan komponen kurikulum

2. Komponen isi/materi

isi/materi berupa bahan yang harus diajarkan oleh guru/ dipelajari oleh siswa

*Hal-hal yang perlu diperhatikan adalah terkait dengan:

a. kedudukan : umum, akademik, profesi/vokasi b. sifat materi : kognitif, afektif, psikomotorik

c. urutan : mudah-sukar, kronologis, deduktif

– induktif

(129)

Lanjutan komponen kurikulum

3. Komponen strategi

Komponen strategi berupa bentuk kegiatan/ pe ngalaman yang diperlukan ( tanya jawab,

diskusi, eksperimen, observasi, simulasi dll.)

4. Komponen organisasi

Komponen organisasi berupa model penyusunan

(130)

Lanjutan komponen kurikulum

a. Terpisah (subject centered curiculum)

materi disusun dan disampaikan dalam

bentuk mata pelajaran-mata pelajaran yang terpisah antara satu dengan yang lain

b. Gabungan (broad field curiculum)

materi disusun dan disampaikan dalam bentuk bidang studi yang merupakan

(131)

Lanjutan komponen kurikulum

c. Terpadu (integrated curiculum)

materi disusun dan disampaikan dalam bentuk kegiatan yang bersifat “wholistik”

4. Komponen evaluasi

(132)

C. ASAS KURIKULUM

1. asas filosofis

2. asas sosio-kultural-religius

3. asas psikologis

(133)

D. PRINSIP KURIKULUM

1. Prinsip relefansi

kesesuaian antara kurikulum dengan:

dunia kerja, perkembangan masyarakat, lingkungan kehidupan siswa, serta

(134)

Lanjutan prinsip kurikulum

2. Prinsip efektifitas

kesesuaian antara hasil yang dicapai dengan targetnya.

dalam rangka mencapai efektifitas dapat dilakukan dengan :

(135)

Lanjutan komponen kurikulum

3. Prinsip efisiensi

kesesuaian antara hasil yang dicapai dengan

tenaga, biaya, waktu yang digunakan

4. Prinsip kesinambungan

(136)

Lanjutan komponen kurikulum

5. Prinsip fleksibelitas

(137)

E. TUGAS GURU DALAM BIDANG KURIKULUM

1. Merencanakan kegiatan

belajar-pembelajaran ( tujuan – materi –

pengalaman/strategi – evaluasi)

2. Melaksanakan kegiatan belajar -pembelajaran

Referensi

Dokumen terkait

Dalam proses pembuatan peta RDTR Pola Ruang BWP Lumajang tersebut mengunakan data pendukung meliputi, peta dasar yang digunakan sebgai acuan dalam pembuatan peta

Dimulai dari pembangunan yang diadakannya yang berlokasi di Desa Sidomukti Kecamatan Manyar Kabupaten Gresik, dengan usahanya dan dibantu juga oleh masyarakat,

Enam perlakuan yang digunakan dinkubasi selama 32 hari setelah inokulasi, setiap perlakuan miselium yang tumbuh pada media dengan viabilitas baik berbeda-beda

Pengujian secara in vivo adalah pengujian yang dilakukan dengan menggunakan hewan percobaan untuk mengetahui metabolisme suatu senyawa di dalam tubuh.. Hewan percobaan yang

Tanpa datagram header dari IP pada paket data terse- but, router perantara antara sumber dan tu- juan tidak akan bisa menentukan bagaimana cara mengirimkan paket data tersebut..

Dalam Pasal 1 butir 1 disebutkan bahwa hak ulayat dan yang serupa dari masyarakat hukum adat, (untuk selanjutnya disebut hak ulayat atau hak petuanan), adalah kewenangan yang

reliability, responsiveness, assurance, dan empathy secara bersama-sama terhadap kepuasan keluarga pasien rawat jalan untuk berobat pada Rumah Sakit Jiwa Menur di

Näiden menetelmien avulla pyritään ottamaan selvää siitä, minkälaiset sosioekonomisen aseman eri ulottuvuuksien, iän ja sukupuolen yhteydet ovat vapaa-ajan