• Tidak ada hasil yang ditemukan

HUBUNGAN TINGKAT PENDIDIKAN DAN PENGETAHUAN IBU TERHADAP KEJADIAN DIAPER DERMATITIS PADA BAYI UMUR 1- 10 BULAN DI DESA MEUNASAH KRUENG KECAMATAN PEUDAWA KABUPATEN ACEH TIMUR

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "HUBUNGAN TINGKAT PENDIDIKAN DAN PENGETAHUAN IBU TERHADAP KEJADIAN DIAPER DERMATITIS PADA BAYI UMUR 1- 10 BULAN DI DESA MEUNASAH KRUENG KECAMATAN PEUDAWA KABUPATEN ACEH TIMUR"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

HUBUNGAN TINGKAT PENDIDIKAN DAN PENGETAHUAN IBU TERHADAP KEJADIAN DIAPER DERMATITIS PADA BAYI UMUR 1- 10 BULAN

DI DESA MEUNASAH KRUENG KECAMATAN PEUDAWA KABUPATEN ACEH TIMUR

Lisa Tanzil1

1

Dosen Program Studi Kebidanan STIKes Bina Nusantara

ABSTRAK

Diaper dermatitis sering terjadi pada bayi yang menggunakan popok sekali pakai. Di Indonesia diaper dermatitis terjadi sekitar 20% hingga 30% pada bayi yang menggunakan popok sekali pakai. Bayi yang menggunakan popok sekali pakai tiga kali lebih rentan terkena diaper dermatitis di bandingkan bayi yang memakai popok kain. Berdasarkan survey awal yang saya lakukan di Desa Meunasah Krueng dari 5 orang bayi yang di jumpasi 2 dari bayi tersebut terkena diaper dermatitis akibat penggunaan popok sekali pakai dan tidak adanya perawatan yang di lakukan ibu pada saat menggunakan popok, bayi yang terkena diaper dermatitis di karenakan rata-rata ibu tamatan SMP dan ibu juga pengetahuan yang kurang tentang diaper dermatitis Tujuan:Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui Hubungan tingkat pendidikan dan pengetahuan ibu terhadap kejadian Diaper Dermatitis pada bayi umur 1- 10 bulan di Desa Meunasah Krueng Kecamatan PedawaKabupaten Aceh Timur

Jenis penelitian ini adalah Survey Analitik dengan pendekatancross sectional di laksanakan pada tanggal 26 Mei s/d 16 Juni 2014. Sampel di hitung menggunakan rumus total sampling sehingga di peroleh sebanyak 20 responden sampel. Pengambilan sampel secara Acidental sampling. Uji statistik yang di gunakan adalah uji chi square dengan program komputer.

Dari 6 responden yang berpengetahuan baik seluruh responden ( 100%) yang tidak mengalami diaper dermatitis. Dari 14 responden yang berpengetahuan kurang ada 3 responden (21.4%) yang tidak mengalami diaper dermatitis. Dari 11 responden yang berpendidikan tinggi semua responden (100%) mengalami diaper dermatitis. Dari 1 responden yang berpendidikan menengah seluruh responden (100%) tidak mengalami diaper dermatitis. Dari 8 responden yang berpendidikan dasar seluruh responden (100%) tidak mengalami diaper dermatitis pada bayinya.

Ada hubungan antara tingkat pengetahuan dengan kejadian diaper dermatitis p=0.001 (p<0.05). Ada hubungan antara tingkat pendidikan dengan kejadian diaper dermatitis p= 0.000 (p< 0.05).

Bagi ibu diharapkan dapat mengetahui tempat yang sering terjadinya ruam popok seperti: genetalia, lipatan paha dan bokong. Kulit anak cenderung terlihat merah dan agak bersisik. Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk mencegah terjadinya ruam popok adalah perawatan pada saat pemakaian popok pada bayi.

(2)

PENDAHULUAN

Derajat kesehatan anak di indonesia masih memprihatinkan, dilihat masih tingginya angka kematian dan kesakitan anak. Indikator-indikator untuk mengukur derajat kesehatan adalah angka kematian bayi, angka kematian balita, angka kesakitan, angka kecelakaan anak, serta status gizi anak Salah satu kegunaan indikator derajat kesehatan adalah untuk memantau dan hasil upaya kesehatan. Dengan adanya indikator tersebut kita dapat menilai seberapa jauh derajat kesehatan telah meningkat .

Penyebaran diaper rash merupakan fenomena yang terjadi dipermukaan disposiable diaper maupun kain popok, hal ini disebabkan oleh alergi terhadap bahan kimia, jurangnya udara, temperatur tinggi karena dilapisi plastik yang sifatnya mempertahankan kalor (panas) diarea popok, dan bayi jarang ganti karena mereka merasa kering meskipun bokong dalam keadaan basah (lembab) .

Walaupun ruam popok bukan merupakan kelainan yang mematikan, namun bila dibiarkan akan semakin meluas sehingga bisa mengganggu pertumbuhan si kecil. Ketika dia sudah dewasa kelak, bukan tidak mungkin dia akan merasa malu karena bercak yang muncul sewaktu kecil itu akan membekas hingga dewasa. Sebagai upaya pencegahan agar ruam popok ini tidak terjadi maka perawatan perianal/perawatan pada daerah yang tertutup popok penting dilakukan. Mengganti popok usai mengompol, mengusahakan kulit agar tetap kering,

menggunakan sabun khusus, melonggarkan popok, membiarkan daerah alat kelamin terkena udara bebas .

Bayi atau balita penderita ruam popok akan mengalami gangguan seperti rewel dan sulit tidur. Gejala itu dapat berkembang menjadi granuloma yang dapat terinfeksi jamur jika tak segera diatasi. Karena itu, seorang ibu disarankan segera mengganti popok setiap kali bayingompol .

Ruam popok masih merupakan salah satu masalah kulit pada bayi dan anak. Ruam popok, menurut Dr. Siti Aisah Boediarjo, Sp. KK, adalah kelainan kulit berupa bercak kemerahan meradang. Kadang disertai kulit yang keras bersisik, berbintil, bahkan melepuh dan lecet, yang menimbulkan gatal dan perih pada bayi, kurang lebih 50% bayi dan anak yang memakai popok pernah mengalaminya .

Penelitian di Inggris menemukan, 25% dari 12.000 bayi berusia empat minggu mengalami ruam popok. Gangguan kulit ini menyerang bagian tubuh bayi atau anak batita yang tertutup popok. Daerah yang terserang biasanya area genital, lipatan paha dan bokong. Kulit anak cenderung terlihat merah dan agak bersisik. Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk mencegah terjadinya ruam popok adalah perawatanperianal .

(3)

Hazards, Cathy Allison menyatakan kalau Procter & Gamble (produsen Pampers dan Huggies) melalui penelitiannya memperoleh data mencengangkan. Angka ruam popok pada bayi yang menggunakan disposable diaper meningkat dari 7,1% hingga 61%. Sementara itu Mark Fearer dalam artikelnya yang berjudul Diaper Debate-Not Over Yet menyatakan beberapa hasil studi medis menunjukkan angka peningkatan ruam popok .

Menurut Ika (2012) Diaper dermatitis sering terjadi pada bayi yang menggunakan popok sekali pakai di Indonesia. Insiden Diaper dermatitis terjadi sekitar 20% hingga 30% pada bayi yang menggunakan popok sekali pakai. Bayi yang menggunakan popok sekali pakai tiga kali lebih rentan terkena diaper dermatitis di bandingkan bayi yang memakai popok kain.

Banyaknya beberapa faktor yang menyebabkan terjadinya diaper dermatitis seperti ibu yang bekerja, sosial budaya, ekonomi, pendidikan yang rendah serta tingkat pengetahuan ibu tentang pemakaian popok pada bayi di indonesia ternyata masih rendah, padahal kesalahan dalam pemakaian popok bisa menjadi ancaman terhadap bayi, dampak terburuk dari penggunaaan popok yang salah selain mengganggu kesehatan kulit juga dapat mengganggu perkembangan pertumbuhanbayi .

Berdasarkan survey awal yang saya lakukan di Desa Meunasah Krueng Kecamatan PedawaKabupaten dari 5 orang bayi yang di jumpai 2 dari bayi tersebut terkena diaper dermatitis akibat penggunaan popok sekali pakai dan tidak adanya perawatan yang di

lakukan ibu pada saat menggunakan popok, bayi yang terkena diaper dermatitis di karenakan rata-rata ibu tamatan SMP dan ibu juga pengetahuan yang kurang tentang diaper dermatitis.

Berdasarkan hal tersebut penulis ingin meneliti tentang “Hubungan tingkat pendidikan dan pengetahuan ibu terhadap kejadian Diaper Dermatitis pada bayi umur 1- 10 bulan di Desa Meunasah Krueng Kecamatan PedawaKabupaten Aceh Timur Tahun 2016”

PERUMUSAN MASALAH

Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka permasalahan penelitian dapat dirumuskan sebagai berikut: “Apakah ada Hubungan tingkat pendidikan dan pengetahuan ibu terhadap kejadian Diaper Dermatitis pada bayi umur 1- 10 bulan di Desa Meunasah Krueng Kecamatan PedawaKabupaten Aceh Timur Tahun 2016”

TUJUAN PENELITIAN 1. Tujuan Umum

Untuk mengetahui adanya Hubungan tingkat pendidikan dan pengetahuan ibu terhadap kejadian Diaper Dermatitis pada bayi umur 1-10 bulan di Desa Meunasah Krueng Kecamatan PedawaKabupaten Aceh Timur Tahun 2016”

2. Tujuan Khusus

(4)

b. Untuk mengetahui hubungan pendidikan dengan kejadian Diaper Dermatitis pada bayi umur 1- 10 bulan di Desa Meunasah Krueng Kecamatan PedawaKabupaten Aceh Timur Tahun 2016.

MANFAAT PENELITIAN

Adapun manfaat yang peroleh dari hasil penelitian:

1.Teoritis

Sebagai bahan pertimbangan untuk dilakukan penelitian lebih lanjut tentang Diaper Dermatitis pada balita. Dapat menambah pengetahuan sehingga mampu menumbuhkan sikap yang positif pada ibu tentang perawatan pada saat pemakaian popok sehingga Diaper Dermatitis pada balita tidak terjadi

2.Praktik

Sebagai bahan untuk menambah pengetahuan dan wawasan mengenai pentingnya tingkat pengetahuan ibu tentang perawatan pada saat pemakaian popok sehingga Diaper Dermatitis pada balita tidak terjadi

METODE PENELITIAN

1. Desain Penelitian

Jenis Penelitian ini bersifat analitik dengan pendekatan Cross Sectional yaitu variabel sebab akibat pada objek penelitiaan diukur atau dikumpulkan secara simultan (dalam waktu yang bersamaan) yakni tiap objek hanya diobservasi satu kali (Notoatmodjo, 2010).

Penelitian ini menjelaskan tentang Hubungan tingkat pendidikan dan pengetahuan ibu terhadap kejadian Diaper Dermatitis pada bayi umur 1- 10 bulan di Desa Meunasah

Krueng Kecamatan

PedawaKabupaten Aceh Timur Tahun 2016.

2. Lokasi dan waktu Penelitian 1. Lokasi penelitian

Penelitian ini direncanakan di Desa Meunasah Krueng Kecamatan PedawaKabupaten Aceh.Timur 2. Waktu penelitian

Penelitian ini dilakukan pada tanggal 26 September s/d 16 Oktober 2016 di Desa Meunasah Krueng Kecamatan PedawaKabupaten Aceh Timur

3. Populasi dan Sampel 1. Populasi

Populasi adalah seluruh objek penelitian atau objek yang di teliti dalam sustu wilayah (Notoadmodjo, 2010). Papulasi dalam penelitian ini adalah seluruh ibu yang mempunyai bayi usia 1-10 bulan berjumlah 20 orang di Desa Meunasah Krueng Kecamatan PedawaKabupaten Aceh Timur.

2. Sampel

Menurut Nazir (2009) sampel adalah sebagian yang diambil dari keseluruhan objek yang diteliti dan dianggap mewakili seluruh populasi, sampel dalam penelitian ini adalah ibu yang mempunyai bayi usia 1-10 bulan berjumlah 20 orang di Desa Meunasah Krueng Kecamatan PedawaKabupaten Aceh Timur, sampel ditentukan dengan metode total sampling yaitu seluruh populasi dijadikan sampel dalam penelitian ini di Desa Meunasah Krueng Kecamatan PedawaKabupaten Aceh Timur Tahun 2016.

HASIL PENELITIAN

(5)

responden, maka di peroleh hasil sebagai berikut:

1. Identitas Responden a. Umur ibu

NO Umur Ibu N

1 < 21 Tahun 5

2 21-30 Tahun 10

3 31-40 Tahun 3

4 >40 Tahun 2

Total 20

Dari 20 responden yang di teliti,kebanyakan ibu-ibu berada dalam kategori usia antara 21-30 Tahun yaitu 10 responden.

b. Pekerjaan

NO Pekerjaan N

1 PNS/POLRI/ABRI 6

2 Karyawan Swasta 2

3 Pedagang 1

4 Petani 5

5 Nelayan 4

6 IRT 2

Total 20

Dari 20 responden yang di teliti,kebanyakan dari keluarga ibu mempunyai pekerjaan PNS yaitu 6 responden.

2. Analisa Univariat

a. Diaper Dermatitis Pada Bayi 1-10 Bulan

Tabel 1

Distribusi Frekuensi Diaper Dermatitis Pada Bayi Umur 1-10 Bulan Di Desa

Meunasah Krueng Kecamatan Pedawa Kabupaten Aceh Timur

Tahun 2016

No Diaper Dermatitis

n %

1 Ya 11 55.0

2 Tidak 9 45.0

Total 20 100

Sumber Data Primer ( diolah Tahun 2016)

Berdasarkan tabel di atas di ketahui bahwa dari 20 responden yang di teliti, kebanyakan dari ibu bayinya mengalami Diaper Dermatitis yaitu 11 responden (55.0%)

b. Pengetahuan Ibu Tentang Diaper Dermatitis

Tabel 2

Distribusi Frekuensi Pengetahuan Ibu Tentang Diaper Dermatitis Pada

Bayi Umur 1-10 Bulan Di Desa Meunasah KruengKecamatan PedawaKabupaten Aceh Timur

Tahun 2016

Sumber Data Primer ( diolah Tahun 2016)

Berdasarkan tabel di atas di ketahui bahwa dari 32 responden yang di teliti, kebanyakan dari ibu berpengetahuan kurang yaitu 14 responden (70.0%)

c. Pendidikan Ibu

Tabel 3

Distribusi Frekuensi Pendidikan Ibu Di Desa Meunasah Krueng

Kecamatan Pedawa Kabupaten Aceh Timur Tahun 2016

No Pendidikan n %

1 Tinggi 11 55.0

2 Menengah 1 5.0

3 Dasar 8 40.0

Total 20 100

Sumber Data Primer ( diolah Tahun 2016)

No Pengetahuan n %

1 Baik 6 30.0

2 Kurang 14 70.0

(6)

Berdasarkan tabel di atas di ketahui bahwa dari 20 responden yang di teliti, kebanyakan dari ibu berpendidikan tinggi yaitu 11 responden (55.0%).

3. Analisa Bivariat

a.Hubungan Pengetahuan Ibu dengan Kejadian Diaper Dermatitis Pada Bayi Umur 1-10 Bulan

Tabel 4

Hubungan Pengetahuan Ibu dengan Kejadian Diaper Dermatitis Pada

Bayi Umur 1-10 Bulan Di Desa Meunasah Krueng Kecamatan Pedawa Kabupaten Aceh Timur

Sumber : Data Primer (diolah Tahun 2016)

Berdasarkan tabel di atas dapat di lihat bahwa dari 6 responden yang berpengetahuan baik seluruh responden ( 100%) yang tidak mengalami diaper dermatitis. Dari 14 responden yang berpengetahuan kurang ada 3 responden (21.4%) yang tidak mengalami diaper dermatitis.

Setelah di lakukan uji statistik dengan menggunakan uji chi-square di peroleh nilai p=0.001 (p<0.05), maka dapat di simpulkan bahwa terdapat hubungan antara tingkat pengetahuan ibu dengan kejadian diaper dermatitis pada bayi usia 1-10 bulan.

b. Hubungan Pendidikan Ibu dengan Kejadian Diaper Dermatitis Pada Bayi Umur 1-10 Bulan

Tabel 5

Distribusi Frekuensi Hubungan Pendidikan Ibu dengan Kejadian Diaper Dermatitis Pada Bayi Umur

1-10 Bulan Di Desa Meunasah Krueng Kecamatan PedawaKabupaten Aceh Timur

Sumber : Data Primer (diolah Tahun 2016)

Berdasarkan tabel di atas dapat di lihat bahwa dari 11 responden yang berpendidikan tinggi semua responden (100%) mengalami diaper dermatitis. Dari 1 responden yang berpendidikan menengah seluruh responden (100%) tidak mengalami diaper dermatitis. Dari 8 responden yang berpendidikan dasar seluruh responden (100%) tidak mengalami diaper dermatitis pada bayinya.

Setelah di lakukan uji statistik dengan menggunakan uji chi-square di peroleh nilai p=0.000 (p<0.05), maka dapat di simpulkan bahwa terdapat hubungan antara tingkat pendidikan dengan kejadian diaper dermatitis pada bayi usia 0-10 bulan.

Pengetahua

Diaper Dermatitis Total Uji Statistik Tidak Ya

N % n % n % P

Baik 6 100 0 0 6 100 0.001 Kurang 3 21.4 11 78.6 1 100

Total 9 45.0 11 55.0 2 100

Pendidikan

Diaper Dermatitis

Total Uji Statistik

Tidak Ya

n % n % % P

Tinggi 0 0 11 100 11 100

0.000

Menengah 1 100 0 0 1 100

Dasar 8 100 0 0 8 100

(7)

PEMBAHASAN

Berdasarkan hasil penelitian dengan melakukan analisa tentang pengaruh antara tingkat pengetahuan dan Pendidikan dengan Kejadian Dermatitis Pada bayi 1-10 Bulan Di Desa Meunasah Krueng Kecamatan Pedawa Kabupaten Aceh Timur Tahun 2016.

a. Hubungan Pengetahuan Ibu dengan Kejadian Diaper Dermatitis Pada Bayi Umur 1-10 Bulan

Berdasarkan data yang di peroleh dari hasil penelitian, dari 6 responden yang berpengetahuan baik ada 6 responden ( 100%) yang tidak mengalami diaper dermatitis. Dari 14 responden yang berpengetahuan kurang ada 3 responden (21.4%) yang tidak mengalami diaper dermatitis.

Setelah di lakukan uji statistik di peroleh nilai P=0.001 (P< 0.05), maka Ha (Hipotesis alternatif) dalam penelitian ini dapat diterima yaitu terdapat hubungan antara pengetahuan ibu dengan kejadian diaper dermatitis pada bayi 0-10 bulan. Dengan kata lain pengetahuan ibu sangat berpengaruh pada kejadian diaper dermatitis pada bayi 0-10 bulan.

Hasil penelitian ini sesuai dengan pendapat Irwan (2009) yang menyebutkan bahwa Tingkat pengetahuan ibu tentang pemakaian popok pada bayi di indonesia ternyata masih rendah, padahal kesalahan dalam pemakaian popok bisa menjadi ancaman terhadap bayi.

Semakin tinggi pengetahuan ibu tentang diaperdermatitis semakin baik pula perawatan ibu pada saat menggunakan popok sekali pakai, Karena ibu sudah mengetahui bahwa popok sekali pakai akan menyebabkan

terjadi diaper dermatitis apabila tidak di lakukan perawatan pada saat menggunakanpopok .

Munculnya diaper dermatitis karena ibu yang berpengetahuan kurang tentang perawatan popok pada bayinya, sehingga ibu tidak mengerti bahwa pada pada saat pemakaina popok di perlukan perawatan popok yaitu mengolesi cream di sekitar bokong bayi agat tidak terjadi iritasi pada kulitbayi .

Sesuai juga dengan Notoatmodjo (2010) yang mengemukakan bahwa pengetahuan terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan terjadi melalui panca indera manusia, yakni indera penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba. Penginderaan yang baik akan meningkatkan pemahaman terhadap suatu objek atau informasi. Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menjelaskan secara benar tentang objek yang diketahui dan dapat mengintepretasikan informasi tersebut secara benar. Notoatmodjo (2010) juga mengemukakan bahwa kemampuan mengingat seseorang dapat dipengaruhi oleh dimensi waktu.

Ibu yang mempunyai pengetahuan yang baik tentang diaper dermatitis akan melakukan pencegahan dengan cara menggantikan popok setiap bayinya BAB atau BAK, juga memberikan baby cream sebelum menggunakan popok pada bayinya .

(8)

Hasil penelitian ini sesuai dengan hasil penelitian Farida (2009) tentang pengaruh pengetahuan dengan diaper dermatitis Didapatkan hasil uji statistik

nilai ρ (0,045) < α(0,05), artinya ada

pengaruh antara pengetahuan dengan diaper dermatitis pada bayi.

Hasil penelitian ini sesuai dengan hasil penelitian Cariana (2013) tentang pengaruh pengetahuan dengan diaper dermatitis Dari uji statistik nonparametrik Wilcoxon dengan tingkat signifikansi α = 0,05 didapatkan ρ value 0,002 < dari 0,05 maka berarti dapat disimpulkan ada pengaruh antara pengetahuan ibu dengan dermatitis diapers.

Hasil penelitian ini sesuai dengan hasil penelitian Agus (2009) tentang pengaruh pengetahuan dengan diaper dermatitis Didapatkan hasil uji

statistik nilai ρ (0,007) ≤ 0,05 Ho ditolak maka Ha diterima berarti ada hubungan antara pengetahuan ibu dengan kejadian diaper dermatitis.

Peneliti berasumsi terhadap hasil penelitian dan teori di atas bahwa

rata-rata ibu di Desa Meunasah

Kruengmempunyai pengetahuan yang

kurang tentang diaper dermatitis

sehingga kebanyakan bayi pada ibu yang pengetahunnya kurang terkena diaper dermatitis, karena ibu tidak sering menggantikan popok bayinya dan tidak langsung menggantikan popok bayinya jika sudak penuh dengan BAK atau BAB.

b. Hubungan Pendidikan Ibu dengan Kejadian Diaper Dermatitis Pada Bayi Umur 1-10 Bulan

Berdasarkan data yang di peroleh dari hasil penelitian, dari 11 responden

yang berpendidikan tinggi semua responden (100%) mengalami diaper deermatitis. Dari 1 responden yang berpendidikan menenengah seluruh responden (100%) tidak mengalami diaper dermatitis. Dari 8 responden yang berpendidikan dasar seluruh responden (100%) tidak mengalami diaper dermatitis pada bayinya.

Setelah di lakukan uji statistik di peroleh nilai P=0.000 (P< 0.05), maka Ha (Hipotesis alternatif) dalam penelitian ini dapat diterima yaitu terdapat hubungan antara pendidikan ibu dengan kejadian diaper dermatitis. Dengan kata lain pendidikan ibu sangat berpengaruh pada kejadian diaper dermatitis pada bayi.

Pendidikan tinggi adalah pendidikan yang mepersiapkan peserta didik untuk menjadi anggota masyarakat yang memiliki tingkat kemampuan tinggi yang bersifat akademik dan profesional sehingga dapat menerapkan, mengembangkan, dan menciptakan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni dalam konteks pembangunan nasional dan meningkatkan kesejahteraan manusia. Pendidikan tinggi adalah jenjang pendidikan setelah pendidikan menengah yang mencakup program diploma, sarjana, magister, doktor, dan spesialis yang diselenggarakan oleh perguruan tinggi. Pendidikan tinggi mencakup jalur akademik (Sarjana, Magester, dan Doktor), maupun jalur profesional yang mempunyai jenjang diploma (D1, D2, D3. danD4) .

(9)

dalam berpikir,pendidikan bisa di peroleh baik secara formal atau non formal .

Sebagian besar Ibu yang memiliki bayi berusia 0-12 bulan menggunakan popok sekali pakai. Para Ibu biasanya mengganti popok bayinya 3-4 jam, tetapi terkadang jg mereka menunda-nunda untuk menggantinya dan bahkan lupa, apalagi bila mereka sedang berpergian atau sibuk dengan pekerjaannya masing-masing. Dan hal ini dapat memicu terjadinya ruam pada popok .

Pengetahuan ibu berpengaruh dengan pendidikan seorang ibu, semakin tinggi pendidikan ibu seorang ibu semakin tinggi juga pengetahuan ibu, pengetahuan yang baik tentang diaper dermatitis dapat mengubah perilaku ibu dengan melakukan perawatan pada saat menggunakan popok sekali pakai agar terhindar dari ruam popok .

Pendidikan ibu sangat berpengaruh pada pengetahuan seorang ibu, semakin tinggi pendidikan pada ibu, semakin baik pula pengetahuan yang ibu miliki, begitu juga pengetahuan tentang penyakit diaper dermatitis yang akan di timbulkan oleh popok sekali pakai, apabila ibu tidak melakukan perawatan pada saat pemakaian popok sekali pakai (http.www balita anda 2009).

Di dalam hasil penelitian Leli (2010) tentang pengaruh pendidikan dengan diaper dermatitis dini Berdasarkan analisis dengan program SPSS 17.0 didapatkan hasil uji beda Chi.Square di peroleh nilai P=0.008 (P < 0.05), maka Ha (Hipotesis alternatif). Dengan demikian Ho ditolak dan Ha diterima.

Hasil penelitian ini sesuai dengan hasil penelitian Farida (2009) tentang pengaruh pendidikan dengan diaper dermatitis didapatkan hasil uji

statistik nilai ρ (0,040) < α(0,05),

artinya ada pengaruh antara pendidikan dengan diaper dermatitis pada bayi.

Hasil penelitian ini sesuai dengan hasil penelitian Agus (2009) tentang pengaruh pendidikan dengan diaper dermatitis Didapatkan hasil uji

statistik nilai ρ (0,006) ≤ 0,05 Ho ditolak maka Ha diterima berarti ada hubungan antara pendidikan ibu dengan kejadian diaper dermatitis.

Di dalam hasil penelitian Liana (2012) tentang pengaruh pendidikan dengan diaper dermatitis dini Berdasarkan analisis dengan program SPSS 17.0 didapatkan hasil uji statistik nilai ρ (0,010) < α(0,05),

artinya Ho ditolak maka Ha diterima.

Peneliti berasumsi terhadap hasil penelitian dan teori di atas bahwa rata-rata ibu yang di temui di Desa

Meunasah Krueng berpendidikan

menengah sehingga ibu kurang paham

tentangcara perawatan pada saat

pemakaian popok pada bayi, sehingga rata-rata di Desa Meunasah Krueng mengalalami diaper dermatitis.

KESIMPULAN

(10)

1. Ada Hubungan antara pengetahuan ibu dengan diaper dermatitis di mana P= 0.001 (P<0,05)

2. Ada Hubungan antara pendidikan ibu dengan diaper dermatitis di mana P= 0.000 (P<0,05)

SARAN

1. Bagi ibu diharapkan mengetahui daerah yang terserang biasanya area genital, lipatan paha dan bokong. Kulit anak cenderung terlihat merah dan agak bersisik. Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk mencegah terjadinya ruam popok adalah perawatan pada saat pemakaian popok pada bayi. 2. Bagi peneliti di harapkan untuk dapat melanjutkan penelitian ini lebih lanjut dengan meneliti variabel lain yang menjadi faktor terjadinya diaper dermatitis.

DAFTAR PUSTAKA

1. Iskandar, 2009. Ruam Popok Pada Balita. http://www.lusa.web.id diakses tanggal Januari 2014

2. dr Irwan. (2012). Popok Bayi, http://dokteranakku.com, , (di kutip tanggal 20 Februari 2014).

3. Darsana. (2009). Efektifitas Perawatan Perianal Dengan Baby Oil Terhadap

Pencegahan Diaper Dermatitis Pada Neonatus, Jogjakarta: Diva Press.

4. Annisa, 2012. Ruam popok Pada bayi. www.doktercantik.com/1294/diaper-rash...popok-pada-bayi.html Di akses Tanggal 23 Februari 2014

5. Devita, 2010. Karakteristik Diaper Dermatitis pada bayi 0-24 bulan. www.ibudanbalita.net/...diaper-rash-pada-bayi-0...bulan Diakses 2014

6. dr Ika. (2010). Jangan sepelekan Ruam Popok, http://www.anakku.net, (di kutip 2014).

7. Dailly, 2009. Dermatitis Pada bayi Akibat Menggunakan diaper. potterclay.wordpress.com/.../dermatitis-pada-bayi...diaper

8. Whaley,2010.MasalahKulitpadabayidan Anak.mybabynmom.wordpress.com/200 9/08/...kulit-pada-bayi-dan-anak

9. Hidayat, 2009 , Ilmu Keperawatan Anak, Salemba Medika, Jakarta.

10. Handy Fransisca, 2011. Panduan cerdas perawatan bayi. Pustaka bunda grusp swara, anggota IKAPI

11. MT. Indiarti dkk, 2009. Nutrisi bayi sejak dalam kandungan. Cahaya ilmu

12. MT. Indiarti dkk, 2012. Panduan klinis paling komplit kehamilan, persalinan dan perawatan bayi. Pelangi Indonesia

13. Hastuti, 2009 Ruam popok penyebab

bayi susah tidur,

http://berita.1iputan6.com, , (di kutip 2014).

14. Mubarak dan Chayatin, 2009, Ilmu Keperawatan Komunitas Pengantar dan Teori, Salemba Medika, Jakarta. Mochtar, 2003, Sinopsis Obstetri, EGC,Jakarta.

15. Notoatmodjo, S. 2007. Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku. Jakarta : Rineka Cipta.

16. Nyak, C. (2011). Pampers sekali pakai

penyebab ruam kulit,

(11)

17. Suryabudhi. (2009). Diapers, Biang Keladi Ruam Popok, Salemba Medika, Jakarta

18. Sopardan, S. (2009). Panduan Perawatan Bayi Sakit, Jakarta.Puspa Swara

19. Steven. (2010). Ruam popok. Jogjakarta: Diva Press

20. Notoadmodjo, 2010. Metode Penelitian Kesehatan Jakarta : PT Rineka Cipta

Referensi

Dokumen terkait

30 M. Quraish Shihab, Tafsir Al-Mishbah Pesan, Kesan Dan Keserasian Al Quran , hlm 60... dengan pengarang buku dan juga terhadap pandangan yang tertulis pada buku tersebut, lalu

Motivasi berprestasi adalah penilaian siswa atas dorongan dari dalam diri siswa untuk berprestasi dan dapat diukur dengan menggunakan angket dengan skala Likert

Penelitian lain yang dilakukan oleh Nugroho (2013) dengan judul analisis pengaruh motivasi konsumen, persepsi kualitas, dan sikap konsumen terhadap keputusan pembelian

Berdasarkan perhitungan (terdapat pada lampiran 6) maka dari pernyataan setelah divalidasi terdapat 4 butir pernyataan yang drop, 4 butir pernyataan tersebut tidak

Dari hasil penelitian pengaruh waktu dan temperatur pengadukan terhadap kualitas minyak goreng bekas (jelantah) hasil adsorbsi maka dapat disimpulkan bahwa kondisi

[r]

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MAULANA MALIK IBRAHIM

Berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2011 Lampiran III TATA CARA PEMILIHAN PENYEDIA PEKERJAAN KONSTRUKSI huruf B.. PELELANGAN UMUM