BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Motor Bakar
Motor bakar adalah mesin atau pesawat tenaga yang merupakan mesin
kalor dengan menggunakan energi termal untuk melakukan kerja mekanik dengan
merubah energi kimia dari bahan bakar menjadi energi panas (thermal) sehingga menghasilkan energi mekanik. Cara memperoleh energi termal tersebut dari hasil
proses pembakaran bahan bakar di dalam mesin itu sendiri, maka dapat dibagi
menjadi 2 bagian dengan kelebihan masing-masing, yaitu:
1. Mesin Pembakaran Luar (External Combustion Engine) Contohnya :
a. Steam engine (mesin uap torak), panas pembakaran di dalam ruang bakar akan memanasi air yang kemudian menjadi uap sehingga uap
tersebut akan menggerakkan torak.
b. Turbin gas dan turbin uap
Kelebihannya:
1. Dapat digunakan bahan bakar berkualitas rendah baik bahan bakar
padat, cair maupun gas.
2. Kapasitas besar, seperti : pusat pembangkit tenaga listrik, pusat
pembangkit tenaga uap, dalam hal ini untuk penggerak turbin dan
proses produksi.
3. Pada umumnya tidak terdapat bagian yang bergerak translasi
bolak-balik sehingga getaran yang terjadi kecil.
2. Mesin Pembakaran Dalam (Internal Combustion Engine) Contohnya :
a. Motor bakar torak : mesin otto dengan penyalaan loncatan bunga api,
mesin diesel dengan penyalaan kompresi, mesin wankel dengan gerak
torak berputar (rotary).
Kelebihannya:
1. Sederhana/simple
3. Investasi awal lebih kecil.
4. Cocok untuk tenaga penggerak pada kendaraan.
2.1.1. Mesin Diesel
Mesin diesel adalah sej
sebua
Cara kerja mesin diesel ini adalah udara masuk ke dalam
mesin diesel dan dikompresi oleh
Atas (TMA) atau BTDC (Before Top Dead Center), bahan bakar diijeksikan ke
dengan udara panas yang bertekanan tinggi. Hasil pencampuran ini menyala dan
membakar dengan cepat, ledakan tertutup ini menyebabkan gas dalam ruang
pembakaran mengembang dengan cepat, mendorong piston ke bawah dan
menghasilkan tenaga linear. Siklus diesel (ideal) pembakaran tersebut dimisalkan
dengan pemasukan panas pada tekanan konstan.
Gambar 2.1 Diagram P-v mesin diesel aktual dan ideal
Keterangan Gambar :
P = Tekanan (atm)
V = Volume Spesifik (m3
q
/kg)
in
q
= Kalor yang masuk (kJ)
Gambar 2.2 Diagram T-S Mesin Diesel
Keterangan Gambar :
T = Temperatur (K)
S = Entropi (kJ/kg.K)
q
inq
= Kalor yang masuk (kJ)
out = Kalor yang dibuang (kJ)
Keterangan siklus :
1-2 Kompresi Isentropik
2-3 Pemasukan Kalor pada Tekanan Konstan
3-4 Ekspansi Isentropik
4-1 Pengeluaran Kalor pada Tekanan Konstan
Mesin diesel dikategorikan dalam motor bakar torak dan mesin
pembakaran dalam (internal combustion engine). Prinsip kerja mesin diesel
adalah merubah energi kimia yang terdapat dalam bahan bakar menjadi energi
mekanis. Energi kimia ini di dapatkan melalui proses reaksi kimia (pembakaran)
dari bahan bakar (solar) dan oksidiser (udara) di dalam silinder (ruang bakar).
Pembakaran pada mesin diesel dimulai dari kompresi udara dalam ruang bakar
yang sangat tinggi diikuti oleh penginjeksian bahan bakar bertekanan tinggi
kedalam ruang bakar sewaktu temperatur udara mencapai temperatur nyala untuk
Gambar 2.3 Langkah kerja mesin diesel [12]
Proses kerja motor diesel terdiri dari 4 langkah sebagai berikut :
a). Langkah Hisap
Piston bergerak dari TMA (titik mati atas) ke TMB (titik mati bawah),
katup masuk terbuka. Udara murni terhisap masuk ke dalam selinder akibat
terjadinya kevakuman dalam ruang silinder karena terjadi pembesaran volume
ruang di atas torak (gerak dari TMA ke TMB).
b). Langkah Kompresi
Poros engkol terus berputar, piston bergerak dari TMB ke TMA, kedua
katup tertutup. Udara murni yang terhisap tadi terkompresi dalam ruang bakar.
Karena terkompresi suhu dan tekanan udara tersebut naik hingga mencapai 35 atm
dengan temperatur 500⁰ - 800⁰ (pada perbandingan kompresi 20 : 1).
c). Langkah Usaha
Poros engkol masih terus berputar, beberapa derajat sebelum torak
mencapai TMA di akhir langkah kompresi, bahan bahar diinjeksikan ke dalam
ruang bakar. Karena suhu udara kompresi yang tinggi terjadilah pembakaran yang
menghasilkan tekanan eksplosif yang mendorong piston bergerak dari TMA ke
TMB. Kedua katup masih dalam keadaan tertutup. Gaya dorong ke bawah
Langkah usaha ini berhenti ketika katup buang mulai membuka beberapa derajat
sebelum torak mencapai TMB.
d). Langkah Buang
Poros engkol masih terus berputar, piston bergerak dari TMB ke TMA,
katup buang terbuka. Gas sisa hasil pembekaran terdorong keluar dari ruang bakar
(ruang silinder di atas torak) menuju udara luar melalui katup buang yang terbuka.
Karena gas sisa tersebut masih bertekanan tinggi.
2.1.2. Mesin Otto
Mesin otto adalah sebuah tipe
Mesin otto berbeda dengan
yang
menggunakan nyala busi untuk proses pembakaran, dirancang untuk
menggunakan bahan bakar gasoline atau yang sejenis.
dalam metode pencampuran
bahan bakar dengan udara, dan mesin otto selalu menggunakan penyalaan busi
untuk proses pembakaran. Pada mesin diesel, hanya udara yang dikompresikan
dalam ruang bakar dan dengan sendirinya udara tersebut terpanaskan, bahan bakar
diinjeksikan ke dalam ruang bakar di akhir langkah kompresi untuk bercampur
dengan udara yang sangat panas, pada saat kombinasi antara jumlah udara, jumlah
bahan bakar, dan temperatur dalam kondisi tepat maka campuran udara dan bakar
tersebut akan terbakar dengan sendirinya. Siklus otto (ideal) pembakaran tersebut
dimisalkan dengan pemasukan panas pada volume konstan.
Keterangan Gambar :
P = Tekanan (atm)
V = Volume Spesifik (m3
q
/kg)
in
q
= Kalor yang masuk (kJ)
out = Kalor yang dibuang (kJ)
Gambar 2.5 Diagram T-S mesin otto
Keterangan Gambar :
T = Temperatur (K)
S = Entropi (kJ/kg.K)
q
inq
= Kalor yang masuk (kJ)
out = Kalor yang dibuang (kJ)
Keterangan siklus :
1-2 Kompresi Isentropik
2-3 Pemasukan Kalor pada Volume Konstan
3-4 Ekspansi Isentropik
4-1 Pengeluaran Kalor pada Volume Konstan
Pada mesin otto, pada umumnya udara dan bahan bakar dicampur sebelum
bahan bakar langsung ke silinder ruang bakar termasuk mesin otto 2 langkah
untuk mendapatkan emisi gas buang yang ramah lingkungan. Pencampuran udara
dan bahan bakar dilakukan oleh karburator atau sistem injeksi, keduanya
mengalami perkembangan dari sistem manual sampai dengan penambahan
sensor-sensor elektronik. Sistem Injeksi Bahan bakar di motor otto terjadi diluar silinder,
tujuannya untuk mencampur udara dengan bahan bakar seproporsional mungkin,
hal ini disebut EFI.
2.1.2.1. Mesin Otto 2 Langkah
Mesin otto 2 langkah belakangan ini penggunaannya sudah sangat sedikit
dikarenakan emisi gas buang yang relatif lebih besar dibandingkan dengan mesin
otto 4 langkah. Cara kerja pada mesin otto 2 langkah sangat simpel, hakekatnya
mesin motor 2 langkah pada sebuah ruang pembakarannya terjadi dua kali
langkah piston. Langkah buang dan langkah isap terjadi pada saat torak berada
disekitar TMB. Lubang isap dan lubang buang pada dinding silinder dibuka dan
ditutup oleh torak itu sendiri, berikut dijelaskan 2 istilah dalam mesin otto 2
langkah.
-Titik Mati Atas (TMA) atau dengan kata lain Upstroke,
-Titik Mati Bawah (TMB) atau dengan kata lain Downstroke.
Dibawah ini dijelaskan mengenai detail dari gambar mesin otto 2 langkah,
dimana mesin otto 2 langkah ini tidak memiliki klep seperti pada mesin-mesin
yang lainnya.
Berikut ini dijelaskan langkah kerja mesin otto 2 langkah, disini gas buang
didesak keluar dari dalam silinder melalui lubang buang oleh udara dan campuran
bahan bakar dan udara yang dimasukkan dalam silinder. Sudah barang tentu
sebagian udara atau campuran bahan bakar dan udara segar ikut keluar dari dalam
silinder bersama-sama dengan gas buang
Gambar 2.7 Langkah kerja mesin Otto 2 langkah [11]
1. Langkah Pertama TMA ke TMB
Piston bergerak dari TMA ke TMB maka terjadilah penekanan pada ruang
bilas yang berada diruang piston, pada lubang linier terdapat lubang dari
inlangkahe dan exhaust. Pada saat piston bergerak melewati lubang exhaust, gas yang ada pada ruang bakar akan keluar melewati lubang exhaust. Sedangkan saat piston melewati lubang inlangkahe maka gas yang berada di ruang bilas yang ikut terpompa oleh piston akan masuk kedalam ruang bakar, dan saat ini sedang terus
berlanjut gas dari sisa pembakaran akan terdorong keluar melalui exhaust.
2. Langkah Kedua dari TMB ke TMA
Pada saat piston bergerak dari TMB ke TMA akan melakukan
penghisapan campuran bahan bakar, udara, dan oli samping. Setelah piston
melewati lubang intake dan lubang exhaust, maka piston akan melakukan sistem kompresi yang terjadilah tekanan pada ruang bakar. Piston akan terus menekan
sudah dapat tekanan dari piston akan terbakar oleh api yang dihasilkan oleh
sebuah busi, setelah itu terjadi pada uang bakar maka akan diteruskan ke langkah
tenaga, dan tenaga disalurkan ke bagian transmisi, itu terjadi selama mesin motor
hidup.
2.1.2.2. Mesin Otto 4 Langkah
Mesin Otto empat langkah adalah mesin pembakaran dalam yang dalam
satu siklus pembakaran terjadi empat langkah piston. Empat langkah tersebut
meliputi, langkah hisap (pemasukan), kompresi, tenaga dan langkah buang yang
secara keseluruhan memerlukan dua putaran poros engkol (crankshaft) per satu siklus pada mesin otto.
Gambar 2.8 Mesin Otto 4 langkah
Prinsip kerja motor otto empat langkah adalah sebagai berikut :
1.
Dalam langkah ini, campuran bahan bakar dan udara di hisap ke dalam
ruang bakar, Katup hisap membuka sedangkan katup buang tertutup. Waktu torak
bergerak dari titik mati atas (TMA) ke titik mati bawah (TMB), menyebabkan
ruang silinder menjadi vakum dan menyebabkan masuknya campuran udara dan
bahan bakar ke dalam silinder yang disebabkan adanya tekanan udara luar.
Gambar 2.9 Langkah hisap mesin otto 4 langkah [7]
2.
Dalam langkah ini, campuran udara dan bahan bakar dikompresikan.
Katup hisap dan katup buang tertutup. Waktu torak naik dari titik mati bawah
(TMB) ke titik mati atas (TMA), campuran yang dihisap tadi dikompresikan.
Akibatnya tekanan dan temperaturnya akan naik, sehingga akan mudah terbakar.
Saat inilah percikan api dari busi terjadi. Poros engkol berputar satu kali ketika
torak mencapai titk mati atas (TMA).
Langkah Kompresi
Gambar 2.10 Langkah kompresi mesin Otto 4 langkah [7]
3.
Dalam langkah ini, mesin menghasilkan tenaga dimana gerak translasi
piston diubah menjadi gerak rotasi oleh poros engkol dan selanjutnya akan
menggerakkan kendaraan. Saat torak mencapai titik mati atas (TMA) pada saat
langkah kompresi, busi memberikan loncatan bunga api pada campuran udara dan
bahan bakar yang telah dikompresikan. Dengan adanya pembakaran, kekuatan
dari tekanan gas pembakaran yang tinggi mendorong torak ke bawah. Usaha ini
yang menjadi tenaga mesin.
Gambar 2.11 Langkah usaha mesin Otto 4 langkah [7]
4.
Dalam langkah ini, gas yang sudah terbakar, akan dibuang ke luar silinder.
Katup buang membuka sedangkan katup hisap tertutup.Waktu torak bergerak dari
titik mati bawah (TMB) ke titik mati atas (TMA), mendorong gas bekas keluar
dari silinder. Pada saat akhir langkah buang dan awal langkah hisap kedua katup
akan membuka sedikit (valve overlap) yang berfungsi sebagai langkah pembilasan
(campuran udara dan bahan bakar baru mendorong gas sisa hasil pembakaran).
Ketika torak mencapai TMA, akan mulai bergerak lagi untuk persiapan langkah
berikutnya, yaitu langkah hisap. Poros engkol telah melakukan 2 putaran penuh
dalam satu siklus yang terdiri dari empat langkah yaitu, 1 langkah hisap, 1
langkah kompresi, 1 langkah usaha, 1 langkah buang yang merupakan dasar kerja
dari pada mesin empat langkah.
Langkah Buang
Gambar 2.12 Langkah buang mesin Otto 4 langkah [7]
Proses Kerja adalah keseluruhan langkah yang berurutan untuk terjadinya
Piston motor bergerak bolak balik dari titik mati atas (TMA) ke titik mati bawah
(TMB) dan dari titik mati bawah (TMB) ke titik mati atas (TMA) pada langkah
selanjutnya.
Pada motor empat langkah, proses kerja motor diselesaikan dalam empat
langkah piston.
- Langkah pertama yaitu piston bergerak dari TMA ke TMB, disebut
langkah pengisian.
- Langkah kedua yaitu piston bergerak dari TMB ke TMA disebut langkah
kompresi.
- Langkah ketiga piston bergerak dari TMA ke TMB disebut langkah usaha.
Pada langkah usaha ini terjadilah proses pembakaran bahan bakar
(campuran udara dan bahan bakar) di dalam silinder motor/ruang
pembakaran yang menghasilkan tenaga yang mendorong piston dari TMA
ke TMB.
- Langkah keempat yaitu piston bergerak dari TMB ke TMA disebut
langkah pembuangan. Gas hasil pembakaran didorong oleh piston keluar
silinder motor. Jadi pada motor empat langkah proses kerja motor untuk
menghasilkan satu langkah usaha (yang menghasilkan tenaga) diperlukan
empat langkah piston.
Empat langkah piston berarti sama dengan dua kali putaran poros engkol.
Pada motor dua langkah proses kerja motornya untuk mendapatkan satu kali
langkah usaha hanya diperlukan dua kali langkah piston. Motor dua langkah yang
paling sederhana, pintu masuk atau lubang masuk dan lubang buang terlelangkah
berhadap-hadapan yaitu berada pada sisi bawah pada dinding silinder motor.
Proses kerjanya adalah sebagai berikut.:
- Piston berada TMB, kedua lubang (masuk dan buang) sama sama terbuka
kemudian campuran udara dan bahan bakar dimasukkan kedalam silinder
- Gerakan piston dari TMB ke TMA, maka lubang masuk akan tertutup dan
tertutup pula lubang buang, maka terjadilah langkah kompresi. Pada akhir
langkah kompresi ini terjadilah pembakaran gas bahan bakar. Dengan
terjadinya pembakaran gas bahan bakar maka dihasilkan tenaga
pembakaran yang mendorong piston ke bawah dari TMA ke TMB.
- Langkah usaha terakhir terjadilah pembuangan gas bekas begitu terbuka
lubang buang. Sesudah itu terbuka pula lubang masuk sehingga terjadi
pemasukkan gas baru sekaligus mendorong mendorong gas bekas keluar
melalui lubang buang.
Dengan demikian pada motor dua langkah proses motor untuk
menghasilkan satu kali langkah usaha/pembakaran gas dalam silinder, hanya
diperlukan dua langkah piston. Dilihat dari putaran poros engkolnya diperlukan
satu kali putaran poros engkol.
2.1.3. Mesin Wankel
Mesin wankel yang juga disebut dengan mesin rotari adalah mesin
pembakaran dalam yang digerakan oleh tekanan yang dihasilkan dari pembakaran
dan diubah menjadi gerakan berputar pada rotor yang selanjutnya akan
menggerakan poros.
Mesin ini ditemukan oleh insinyur Jerman Felix Wankel. Ia mendapatkan
paten untuk mesin tersebut tahun 1929. Pada tahun 1950, ia memulai
penelitiannya di NSU Motorwenke AG dan tahun 1957 ia membuat prototipenya.
NSU kemudian melisensikan konsepnya kepada beberapa manufaktur di seluruh
dunia untuk diperbaiki konsepnya.
Mesin wankel sering dipakai untuk berbagai kendaraan dan peralatan
seperti mobil, sepeda motor, pesawat terbang, go-kart, speed boat, snowmobile,
pembangkit listrik, mesin pabrik industri dan lain-lain, namun belakangan ini
penggunaan mesin ini semakin jarang diakibatkan emisi gas buang yang relatif
Gambar 2.13 Mesin Wankel [8]
Prinsip kerja dari mesin wankel sama saja dengan mesin 4-langkah
konvensional. Pertama-tama, campuran bahan bakar dan udara masuk ke dalam
ruang silinder karena hisapan dari perputaran rotor. Lalu, campuran bahan bakar
dan udara dibawa ke sisi yang lain dan termampatkan oleh pergerakan rotor.
Langkah selanjutnya, busi menyemburkan api yang membakar campuran bahan
bakar dan menyebabkan peningkatan tekanan gas serta meningkatkan perputaran
rotor dan sumbu eksentrik. Kemudian, saat rotor bergerak ke sisi yang lain untuk
memulai siklus yang baru, sisa pembakaran keluar melalui saluran gas buang.
Perbedaan mesin Wankel dengan mesin 4-langkah konvensional adalah
mesin Wankel tidak perlu mengubah energi gerak piston yang naik turun menjadi
energi putar sehingga lebih efisien.
Keunggulan yang dimiliki mesin wankel antara lain bobotnya yang ringan
dan desainnya yang simpel karena menggunakan suku cadang yang lebih sedikit
dibandingkan dengan mesin 4-langkah konvensional. Tenaga yang dihasilkan
mesin ini juga lebih besar dibanding dengan mesin konvensional dengan kapasitas
yang lebih besar.
Kekurangan dari mesin ini adalah boros bahan bakar. Emisi yang
dihasilkan mesin ini juga cukup tinggi dan boros oli. Hal ini menyebabkan biaya
perawatan untuk mesin Wankel sangat besar dan sering kali mesin wankel hanya
2.2.Dinamometer
Dinamometer digunakan untuk mengukur torsi pada keseluruhan operasi
mesin, dinamometer yang digunakan adalah tipe water brake dynamometer
dimana memanfaatkan aliran air secara proporsional dengan beban yang
diterapkan untuk menciptakan resistensi terhadap motor.
Gambar 2.14 Water brake dynamometer operation theory[13]
Sebuah aliran dikontrol air melalui saluran masuk diarahkan pada pusat
rotor di setiap penyerapan bagian dalam. Air ini kemudian diarahkan menuju
bagian luar tubuh dinamometer oleh gaya sentrifugal. Seperti yang diarahkan
keluar, air dipercepat ke dalam kantong di piring stator stasioner , percepatan terus
menerus / deselerasi air menciptakan beban pada motor.
2.3. Performansi Motor Bakar
Bagian ini membahas tentang performansi mesin pembakaran dalam.
Parameter mekanik yang termasuk dalam subbab ini adalah torsi, daya,
perbandingan udara bahan bakar, konsumsi bahan bakar spesifik dan effisiensi
dari pembakaran di dalam mesin.
2.3.1. Torsi dan Daya
Torsi yang dihasilkan suatu mesin dapat diukur dengan menggunakan
dinamometer yang bertindak seolah-olah seperti sebuah rem dalam sebuah mesin,
maka daya yang dihasilkan poros output ini sering juga disebut dengan brake power. Torsi didefinisikan sebagai gaya yang bekerja pada jarak momen dan memiliki satuan N-m atau lbf-ft.
Daya didefinisikan sebagai usaha dari mesin per satuan waktu.
𝑊̇ = 2𝜋𝑁𝜏
60000...(2.1)
Dimana :
𝑊̇= Daya poros (kW)
=
N Putaran mesin (rpm)
=
τ Torsi (Nm)
Baik torsi dan daya adalah fungsi dari putaran mesin. Pada putaran rendah,
torsi meningkat dengan meningkatnya putaran mesin. Putaran mesin meningkat
lebih lanjut, torsi mencapai maksimum dan kemudian menurun seperti yang
ditunjukkan pada gambar diatas. Torsi menurun karena mesin tidak dapat udara
yang optimal pada kecepatan yang lebih tinggi. Ditunjukkan daya meningkat
seiring putaran meningkat kemudian menjadi maksimal dan kemudian menurun
pada putaran mesin yang lebih tinggi. Hal ini dikarenakan kerugian gesekan
meningkat dan menjadi faktor dominan pada kecepatan yang sangat tinggi. Untuk
mobil bensin, daya maksimum terjadi pada kisaran 6000 hingga 7000 RPM,
sekitar satu setengah kali torsi maksimum.
2.3.2. Perbandingan Udara Bahan Bakar (AFR)
Air-Fuel Ratio adalah parameter yang digunakan untuk mendeskripsikan
rasio campuran udara dengan bahan bakar:
𝑁𝑐 = Jumlah silinder
𝑁 = Putaran mesin (rpm)
𝑛 = 2 (rev/sec) untuk 4 langkah dan 1 (rev/sec) untuk 2 langkah
𝑃𝑖= Tekanan udara masuk silinder (85-90 kPa)
𝑉𝑑 = Volume langkah (m3
= 12 – 24 untuk mesin pengapian kompresi (Compression Ignition Engine)
2.3.3. Konsumsi Bahan Bakar Spesifik (SFC)
Konsumsi bahan bakar spesifik didefinisikan dengan :
𝑠𝑓𝑐 =𝑚𝑓̇ /𝑊̇ ...(2.7)
Dimana:
𝑠𝑓𝑐 = Konsumsi bahan bakar spesifik / Specific Fuel Consumption (gr/kWh) 𝑚𝑓̇ = Laju aliran bahan bakar ke mesin (kg/sec)
𝑊̇= Daya poros (kW)
2.3.4. Efisiensi Mesin
Waktu yang diperlukan untuk proses pembakaran suatu siklus mesin
sangatlah singkat dan pada umumnya tidak semua bahan bakar habis terbakar oleh
oksigen atau bahkan temperatur sekitar tidak mendukung reaksi kimia yang
terjadi, fenomena ini terjadi karena mesin bekerja di lingkungan yang
berbeda-beda dan variasi putaran yang nilainya sangat berubah-ubah sesuai akselerasi
yang dibutuhkan. Kemungkinan terburuk sebahagian kecil molekul bahan bakar
tidak bereaksi dan terbawa ke aliran pembuangan (exhaust). Effisiensi pembakaran 𝜂𝑐 menerangkan seberapa banyak bahan bakar yang bereaksi dan
bekerja. Untuk satu siklus mesin pada satu silinder, panas yang ditambahkan
adalah :
𝑄𝑖𝑛 =𝑚𝑓𝑄𝐻𝑉𝜂𝑐 ...(2.8)
Untuk keadaan steady :
𝑄𝚤𝑛̇ =𝑚𝑓̇ 𝑄𝐻𝑉𝜂𝑐 ...(2.9)
Effisiensi termalnya adalah :
𝜂𝑡 =𝑊 𝑄⁄ 𝑖𝑛 =𝑊̇ 𝑄⁄ 𝚤𝑛̇ =𝜂𝑓⁄𝜂𝑐 ...(2.10)
Dimana:
𝑊̇= Daya poros (kW)
𝑚𝑓 = massa bahan bakar (kg/siklus)
𝑚𝑓̇ = Laju aliran bahan bakar ke ruang bakar (kg/sec) 𝑄𝐻𝑉 = Nilai kalor dari bahan bakar (44400 Kj/kg)
𝜂𝑐 = Effisiensi pembakaran (0,95 - 0,98)
𝜂𝑓 = Effisiensi konversi bahan bakar
2.4.Analisis Ketidakpastian
Suatu cara atau metode untuk menaksir ketidakpastian dalam hasil-hasil
eksperimen telah dikemukakan oleh Kline dan McClintock. Metode ini didasarkan
atas spesifikasi yang teliti ketidakpastian dalam berbagai pengukuran primer
eksperimen. Umpamanya, suatu bacaan tekanan tertentu mungkin dinyatakan
sebagai:
P = 100 kN/m2 ± 1 kN/m2
Bila tanda plus atau minus itu digunakan untuk menyatakan
katidakpastian, orang yang membuat penandaan itu sebenarnya menyatakan
Perlu dicatat bahwa spesifikasi itu sendiri tidak pasti, karena pelaku eksperimen
itu tentunya tidak pasti mengenai ketelitian dalam pengukurannya.
Bila instrumen itu baru saja dikalibrasi secara seksama, dengan tingkat
presisi yang tinggi, eksperimentalis itu mungkin dapat memberikan tingkat
ketidakpastian pengukuran yang lebih baik dari bila pengukuran dilakukan dengan
pengukur atau instrumen lain yang riwayat kalibrasinya tidak diketahui. Sebagai
cara yang lebih baik dalam memberikan spesifikasi ketidakpastian suatu
pengukuran, Kline dan McClintock menyarankan agar pelaku eksperimen
menyatakan taruhan (kemungkinan) ketidakpastian itu. Jadi, persamaan diatas tadi
dapat ditulis:
P = 100 kN/m2 ± 1 kN/m2 ( 20 banding 1)
Dengan kata lain, pelaku eksperimen berani bertaruh dengan kemungkinan
20 banding 1 pengukuran itu akan berada dalam ± 1 kN/m2
Umpamakan seperangkat pengukuran dilakukan dimana ketidakpastian
masing-masing pengukuran dapat dinyatakan dengan taruhan yang sama.
Perangkat pengukuran ini lalu digunakan untuk menghitung hasil eksperimen
yang dikehendaki. Kita ingin menaksir ketidakpastian dalam perhitungan atas
dasar ketidakpastian dalam pengukuran-pengukuran primer. Hasil R ialah suatu fungsi dari variabel tak tergantung atau (independent) x
. Perlu dicatat bahwa
spesifikasi taruhannya itu hanya bisa dilakukan eksperimentalis itu atas dasar
pengalaman laboratorium keseluruhan.
1, x2, x3,...xn. jadi,
R = R (x1, x2, x3,...xn)
...(2.11)
Umpamakan WR ialah ketidakpastian dalam hasil w1, w2,...wn ketidakpastian dalam variabel tak-tergantung itu mempunyai taruhan yang sama,
maka ketidakpastian dalam hasil yang mempunyai taruhan itu diberikan rujukan
W
2.5.Lomba Kendaraan Hemat Energi
R = ��𝑑𝑥𝑑𝑅
Untuk menjawab kebutuhan akan kendaraan masa depan yang hemat akan
penggunaan energi dan ramah lingkungan maka dewasa ini banyak dilakukan riset
dan penelitian termasuk kegiatan – kegiatan yang memancing kaum muda untuk
berpartisipasi didalamnya. Ada beberapa perlombaan kendaraan hemat energi
yang kita kenal salah satunya adalah Shell Eco-marathon dimana kegiatan ini
merupakan reguler tahunan yang menantang tim mahasiswa untuk merancang dan
membangun kendaraan yang paling hemat energi untuk bersaing dengan
kendaraan tim lain, dimana pemenangnya adalah kendaraan yang dapat bergerak
dengan jarak terjauh dengan menggunakan bahan bakar atau energi paling sedikit.
Para tim akan bersaing dalam dua kategori utama berdasarkan desain mobil
mereka :
1. Kategori Prototype adalah untuk kendaraan berbentuk futuristik yang bertujuan untuk memaksimalkan efisiensi bahan bakar melalui elemen desain
yang inovatif.
2. Kategori Urban Concept adalah untuk desain kendaraan konvensional roda
empat yang hemat bahan bakar, sesuai dengan kebutuhan pengemudi saat ini
atau yang umum disebut dengan konsep city car.
Tim mahasiswa dapat memilih salah satu bahan bakar berikut untuk
sumber daya kendaraan mereka. Kendaraan-kendaraan dapat menggunakan salah
satu bahan bakar berikut atau jenis energi :
1. Shell Unleaded 95 (EU)/Shell Plus 89 (US) Petrol/Gasoline
2. Shell Diesel
3. Liquefied Petroleum Gas (LPG)
4. Shell Gas to Liquids (100% GTL)
5. Fatty Acid Methyl Ester (100% FAME)
6. Ethanol E100 (100% Ethanol)
8. Solar/Energi Surya
9. Plug-In Electricity (Li-on)
Shell Eco-marathon Asia 2012 memiliki jumlah peserta sebanyak 145 tim
dari 18 negara di Asia dimana dari Indonesia sendiri diikuti oleh 8 perguruan
tinggi yaitu: Universitas Gajah Mada (UGM), Institut Teknologi Bandung (ITB),
Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS), Politeknik Negeri Pontianak,
Universitas Pendidikan Indonesia, Politeknik Manufaktur Bandung, Politeknik
Negeri Jakarta dan Universitas Sumatera Utara (USU).
Di Indonesia sendiri untuk pertama kalinya tahun 2012 diadakan Indonesia
Energy Marathon Challange dimana kegiatan ini pada dasarnya juga sama dengan
konsep Shell Eco-marathon hanya saja peserta kompetisi dari Indonesia dan
keragaman sumber energi yang disediakan juga masih sangat minim yaitu