• Tidak ada hasil yang ditemukan

1. 3 juta (90% di negara yang sedang berkembang) - Handout ppt kul respiro dr Erny

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "1. 3 juta (90% di negara yang sedang berkembang) - Handout ppt kul respiro dr Erny"

Copied!
62
0
0

Teks penuh

(1)

Tuberkulosis

pada

anak

Dr

Erny

SpA(K)

FK

UWKS

(2)

Kompetensi

dasar

Mampu

menegakkan

diagnosis

TBC

pada

anak

Sub-kompetensi

:

1.

Mampu

menggali

anamnesa

TBC

anak

2.

Mampu

melakukan

pemeriksaan

fsik

paru

pada

TBC

anak

3.

Mampu

menyusun

pemeriksaan

penunjang

diagnosis

TBC

anak

(3)

Defnisi

TBC

:

Penyakit

infeksi

yang

disebabkan

oleh

kuman

Mycobacterium

Tuberculosis

98%

kasus

TBC

:

port’entrée

:

Paru

(4)

Epidemiologi

WHO

:

2/3

penduduk

dunia

telah

terinfeksi

dg

M

Tbc

dengan

angka

tertinggi

Asia,

Afrika

dan

Amerika

latin

Kasus

TBC

anak

:

5-6%

dari

total

kasus

TBC

Mortalitas

(1990)

:

(5)
(6)

WHO

Jumlah kasus TBC baru/tahun 1989 : 10,2 juta kasus : 11,9 juta kasus

Negara kerkembang (1985-1992)

0-4 tahun 5-12 tahun 25-44 tahun

USA/Kanada

0-4 tahun 5-15 tahun

: 36,1% : 38,1% : 54,5%

: 19% : 40%

Indonesia : (WHO, 1994) Peringkat ke 3 dunia

Jumlah kasus baru : 0,4 juta kasus/tahun 10% kasus : usia <15 tahun

Mortalitas : 140.000/tahun

Peningkatan insiden :

1. Diagnosis tidaktepat

2. Pengobatan tidakadekwat

3. Program penanggulangantidak dilaksanakan

dengan tepat

4. Infeksi endemikHIV

5. Migrasi penduduk

6. Mengobati diri sendiri

7. Peningkatan kemiskinan

(7)

Faktor

risiko

TBC

anak

Lingkungan

:

1. 2. 3. 4.

Pajanan TBC dewasa aktif (BTA(+), cavitas paru, infltrat luas) Daerah endemis

Hygiene sanitasi buruk

Tempat penampungan umum (populasi tinggi dalam satu ruangan)

Usia

:

<5

tahun

risiko

tinggi

:

imunitas

seluler

belum

sempurna

Malnutrisi

(8)

T

Kuman mati

Inhalasi M TBC

Fagositosis oleh makrofag alveolus

Kuman hidup

Berkembang biak

Pembentukan fokus primer Penyebaran limfogen

Penyebaran hematogen

Kompleks

primer

Terbentuk imunitas seluler spesifk

Sakit TBC

Komplikasi kompleks primer Komplikasi penyebaranlimfogen Komplikasi penyebaranhematogen

Infeksi TBC

Imunitas optimal

Mati

Imunitas menurun Reaktivasi/reinfeksi Uji tuberkulin (+)

(9)

Kompleks Primer

Sebagian besar Sembuh sendiri

(3-24 bulan) Efusipleura (3-6 bulan)

Erosi

bronkus Meningitis TBmilier

(dalam 12 bulan

TBC tulang (dlm 3 tahun)

TBC ginjal (setelah 5th) Infeksi

Hipersensitivitas

2-12 Minggu (6-8 minggu)

Kekebalan didapat

TES TUBERKULIN (+)

1 tahun

Risiko tertinggi untuk

(10)

Uji tuberkulin

Pemeriksaan fsik Thorax foto

Proflaksis/terapi Jumlah obat

Pajanan Normal +

pada imunokompromais 1

Tahapan tuberkulosis anak

*Pada 50% anak dengan TBC paru didapatkan pemeriksaan fsik normal

+ kalsifkasi atau granuloma kecil diartikan infeksi, bukan penyakit

± pada beberapa anak dengan TBC paru tidak didapatkan kelainan pada thorax foto

Starke JR. Tuberculosis. Dalam : Gherson AA, Hotez PJ, Katz SL, eds. Krugman’s infectious disease of

(11)

Diagnosis

TBC

anak

Diagnosis

pasti

:

D

itemukan

Kuman

M

Tbc

dalam

sputum,

cairan

lambung,

CSS,

cairan

pleura

/

biopsi

jaringan

Kasus

anak

:

sulit

karena

:

1.

2.

Jumlah kuman sedikit (paucibacillary) : ∑ kuman di sekret bronkus anak < dewasa (BTA+ jika ≥5000 kuman /ml)

Kesulitan pengambilan spesimen

Diagnosis

TBC

anak

:

tergantung

:

(12)

Kelenjar limfe Parenkim paru Saluran nafas Pleura

Pembuluh darah

: hilus, paratrakeal, mediastinum

: fokus primer, pneumonia, atelektasis, tuberkuloma, kavitas

: air trapping, penyakit endobronkial, trakeobronkitis, stenosis bronkus, fstula bronkopleura, bronkiektasis : efusi, fstula bronkopleura, empiema, pneumothorak,

hemothorax

: milier, perdarahan paru

(13)

Paru

Diluar paru

TB paru primer (pembesaran kelenjar hilus tanpa kelainan parenkim)

TB paru progresif (pneumonia, TB Endobronkial) TB paru kronik (kavitas, fbrosis, tuberkuloma) TB Milier

Efusi pleura TB kelenjar limfe

otak dan selaput otak tulang dan sendi

GIT (hati, kandung empedu, pankreas) Traktus urinarius (ginjal)

kulit, Mata, telinga, mastoid, jantung, kelenjar endokrin saluran nafas atas (tonsil, laring)

BENTUK

KLINIS

TUBERKULOSIS

PADA

ANAK

Infeksi TBC

Uji tuberkulin (+) tanpa kelainan Klinis, radiologis

Laboratorium

(14)

Kelompokumur bayi anak Remaja

Manifestasi

klinis

(15)

Rangkuman

gejala

umum

TBC

anak

Demam

lama

(≥2

minggu)

&

atau

berulang

tanpa

sebab

yang

jelas

Batuk

lama

>

3minggu

tanpa

penyebab

lain

BB

turun

tanpa

sebab

jelas,

atau

tidak

naik

dalam

1

bulan

dengan

penanganan

gizi

yang

adekwat

Lesu/malaise

(16)

Manifestasi

spesifk

organ

Kelenjar limfe

coli A/P

axila, inguinal

Submandibuler subklavikula

Multiple Unilateral

Tidak nyeri

Mobile

Dapat salingmelekat

SSP

Meningitis

TBC Tuberkuloma

Nyeri kepala

Penurunankesadaran

Kaku kuduk

Muntah proyektil

Kejang

SOP :

Lokasi, Ukuran

uberkuloma

(17)

Anamnesa

Pemeriksaanf

sik

Keluhanutama:

tergantungjenisTBC

Riwayatpenyakit

sekarang

Riwayatpenyakit

dahulu

RiwayatkontakTBC

dewasa

Riwayatpengobatan

Vitalsign

Statusgizi

Kelenjar(coli,axila,

inguinal,submandibule

r,

subclavicula

Mata

Ronggamulut

Thorak

Spine:Gibbuscervico-thoracic

(18)

Mantoux test (Tuberculin test)

Nilai diagnostik tinggi sensitivitas &

spesifsitas >90%

indurasi diameter, vesikel

(+) : ≥10 mm : belum pernah BCG) ≥15mm : pernah BCG

≥ 5 mm : Imunokompromise /

pengobatan imunosupresan vesikel/bula (+)

Dugaan TBC

Pembesaran KGB parahilus/paratrakeal dengan/tanpa infltrat

Konsolidasi segmental/lobar Milier

Kalsifkasi dengan infltrat Atelektasis

Kavitas

Efusi pleura Tuberkuloma

Pemeriksaan penunjang

Radiologis

Thorak AP, lateral

Mikrobiologis

(19)

Mantoux

test

Positif

palsu

Penyuntikan salah

Interpretasi salah

Reaksi silang dengan M atipik

Negatif

palsu

Masa inkubasi

Penyimpanan tidak baik/penyuntikan salah

Interpretasi salah

TBC berat

Disertai infeksi virus (campak, rubela, varicela, infuenza, HIV)

Imunoinkompetensi seluler (pemakaian kortikosteroid)

Kekurangan komplemen

Demam

Lekositosis

(20)

Kriteria

diagnosis

TBC

(WHO)

a. Dicurigai TBC

1.Anak sakit, Riwayat kontak (+) 2.Anak dengan :

 keadaan klinis tidak membaik setelah infeksi campak/pertusis

BB menurun, batuk, mengi yang tidak membaik dengan antibiotika

Pembesaran kelenjar superfsialis yang tidak nyeri

b. Mungkin TBC : Kriteria a ditambah :

 MT (+) (≥10mm)

Foto rontgen dicurigai TBC

Pemeriksaan histologi biopsi sugestif TBC

Respon baik dengan OAT

c. Pasti TBC

(21)

Hal-hal yang mencurigakan TBC

1. Riwayat kontak TBC BTA (+) 2. MT (+) (≥10mm)

3. Radiologis mencurigakan

4. Reaksi eritematous post BCG dalam 3-7 hari 5. Batuk >3 minggu

6. Demam lama/berulang tanpa sebab jelas

7. BB turun tanpa sebab jelas/BB tidak naik dalam 1 bulan dengan intervensi gizi adekwat

8. Gejala klinis spesifk 9. skrofuloderma

≥ 3 kriteria Dianggap TBC OAT 2 bulan

Membaik

Memburuk/tetap

TBC

Teruskan

Bukan TBC Resisten

Rujuk RS

Bila ada tanda-tanda : Meningitis TBC

(22)

paramete

SISTEM

SKORING

DIAGNOSIS

TBC

ANAK

(diagnosis

kerja

(+)

jika

skor

6)

(23)

Namaobat Dosishari

Hepatitis, neuritis perifer, alergi GIT, SJS, hepatitis,

trombopenia,

Reaktif hepatitis, cairan tubuh

Berwarna merah Toksisitashati,a tralgia, GIT

Neuritisoptik,ggvisus, buta

warna, penyempitan lapangan

pandang, alergi,GIT

OAT

pada

TBC

anak

(Single

Dose)

(24)

Paduan

OAT

TBC TBC berat

Fase intensif (2 bulan)

Rif, INH, PZA, Eth/Strep

Milier

meningitis TBC efusi pleura TBC

peritonitis TBC

Fase lanjutan (10 bulan)

Rif, INH

+

kortikosteroid 1-2mg/kg/3 dosis/hari/2-4 minggu lalu tappering - of

Fase intensif (2 bulan)

INH, Rif, PZA

Evaluasi : 1. Klinis

2. Radiologis 3. LED

Fase lanjutan (4 bulan)

INH, Rif

Evaluasi : 1. Klinis

2. Radiologis

Evaluasi : 1. Klinis

(25)

Evaluasi

ESO

Hepatotoksisitas

:

1.

SGOT

&

SGPT

5

kali

nilai

normal

+

tanpa

gejala

/

3

kali

nilai

normal

+

gejala

:

semua

OAT

harus

dihentikan

2.

Ulang

laboratorium

1

minggu

kemudian

:

jika

normal

:

OAT

(+)

dengan

peningkatan

bertahap

+

(26)

Drop

out

Henti

obat

>2

minggu

Sikap

:

tergantung

evaluasi

klinis

Multiple

drug

resistance

(MDR)

1. Tergantung kultur dan uji sensitivitas obat

2. Meningkat : pengendalian obat tidak benar, minum obat tidak teratur

(27)
(28)

Asma

bronkiale

Dr

Erny

SpA(K)

FK

UWKS

(29)

Standart

kompetensi

Mampu menegakkan diagnosis dan melakukan tatalaksana pada

asma bronkiale pada anak

• Sub-kompetensi 1.

2.

3. 4.

5.

6.

Mampu menggali anamnesa

Mampu melakukan pemeriksaan fsik

Mampu memahami patofsiologi asma bronkiale pada anak

Mampu menyusun pemeriksaan penunjang untuk menegakkan diagnosis asma bronkiale pada anak

Mampu menyusun program tata-laksana di bidang asma bronkiale

pada anak

(30)

Defnisi

Mengi

berulang

dan/atau

batuk

persisten

dengan

karakteristik

sebagai

berikut

:

1.

2.

3.

4.

5.

Timbul

secara

episodik

Cenderung

pada

malam/dini

hari

(nocturnal)

Musiman

Setelah

aktivitas

fsik

Riwayat

asma/atopi

lain

pada

pasien

dan/atau

keluarga

(31)

Epidemiologi

Prevalensi

asma

dunia

7,2%

(6%

dewasa,

10%

anak)

WHO

:

250.000

kematian

akibat

asma

termasuk

anak-anak

1.

2.

3.

4.

5.

6.

7.

8.

Faktor

risiko

serangan

asma

:

Sex

Usia

Riwayat

atopi

Lingkungan

Ras

Asap

rokok

(32)

Patofsiologi

Asma

• • • •

Obstruksi saluran respiratorik : inflamasi saluran respiratorik Hiperreaktivitas saluran respiratori

(33)

Manifestasi

klinis

Anamnesis

1.

Menetapkan

mengi

&

batuk

berulang

• • • •

Apakah anak mengalami serangan mengi atau serangan mengi berulang Apakah anak sering terganggu oleh batuk malam hari

Apakah anak mengalami mengi/batuk setelah berolah raga

Apakah anak mengalami gejala mengi, dada terasa berat, atau batuk setelah terpajan alergen/polutan

• Apakah jika mengalami pilek, anak butuh > 10 hari untuk sembuh

• Apakah gejala klinik membaik setelah diberi obat anti-asma

(34)

Parameterklinis Ringan Sedang Berattanpa

ancamanapnea Beratdenganancamanapnea

(35)

Jikagagal : nilai ulang

diagnosis& ketaatan

pengobatan

Tidak jelas asma ;

- Timbul pada masa neonatus

Pemeriksaan penunjang - Thorax dan sinus foto - uji fungsi paru

- Uji respon terhadap bronkodilator - uji provokasi bronkus

- uji imunologik - RGE

Mendukung diagnosis lain

Diagnosis & terapi sesuai diagnosis kerja

Pertimbangkan asma

sebagaidiagnosis Bukan asma

Patut diduga asma - Episodik

- nokturnal/morning dip - musiman

- Pasca aktivitas fsik berat - riwayat atopi

Pemeriksaan peak flow meter/spirometer :

- Reversibilitas (≥15%) - variabilitas (≥15%)

- hiperreaktivitas (≥20%) Bronkodilator

Berhasil

Diagnosis kerja : ASMA

Tentukan derajat & pencetus

Terapi asma

Batuk

dan/mengi

Riwayat penyakit

Pemeriksaan fsik

Uji tuberkulin

Konsensusnasional asma

anak, UKKrespiro IDAI 2001

Tidak berhasil

Tidak mendukung

(36)

Pemeriksaan

penunjang

Pemeriksaan

fungsi

paru

Pemeriksaan

hiperreaktivitas

saluran

nafas

Pengukuran

petanda

inflamasi

saluran

nafas

non-invasif

(37)

Diagnosis

banding

GER

Rinosinobronkitis

Kistik

fbrosis

Bronkiolitis

(38)

Penatalaksanaan

Asma

Serangan

asma

akut

1. Adrenalin 0,1-0,2ml larutan 1:1000/sc/dpt diulang setiap 20 menit sampai 3x,

dilanjutkan dengan :

2. Efedrin 0,5-1mg/kg/do/3x/hr atau

3. Salbutamol 0,1-0,15mg/kg/do/3-4x/hr

atau

4. Aminoflin 4mg/kg/do/3-4x/hr atau

5. Theophylin 3mg/kg/do/3-4x/hr atau

6. Prednison 0,5-2mg/kg/hr selama 3 hr

Status

asmaticus

1. Pengobatan asma attack tidak berhasil

2. Kriteria diagnosis asma berat dengan risiko apnea

3. Harus MRS

1. Oksigen , Infus

2. Aminophylin 4-5mg/kg/do/iv/20 menit tiap 6 jam

3. Hidrokortison 4-10mg/kg/do/iv/4-6jam

(39)

parameter 0 1 2

Sianosis

Aktivitas otot pernafasan

Sistim

skoring

pernafasan

(40)

Pneumonia

Dr

Erny

SpA(K)

FK

UWKS

(41)

Standart

kompetensi

Mampu menegakkan diagnosis dan melakukan tatalaksana

pneumonia pada anak

1. 2. 3. 4.

Sub-kompetensi

Mampu menggali anamnesa

Mampu melakukan pemeriksaan fsik

Mampu memahami patofsiologi pnemonia pada anak

Mampu menyusun pemeriksaan penunjang untuk

menegakkan diagnosis pneumonia pada anak

5. Mampu menyusun program tata-laksana di bidang

pneumonia pada anak

(42)

Epidemiologi

• Masalah kesehatan utama pada anak di negara

berkembang :

• Penyebab mortalitas & morbiditas untuk balita

• SKN 2001 : 27,6% kematian bayi & 22,8% kematian balita

• Faktor risiko :

1. BBLR

2. Tidak imunisasi dan ASI

3. Malnutrisi

4. Defsiensi vitamin A

5. Tingginya prevalensi koloni bakteri nasofaring

(43)

Pneumonia lobaris Bronchopneumonia

Infamasi yang terjadi pada parenkim paruInfeksi Non-infeksi

(44)

usia Etiologi yangseringdijumpai Etiologiyangjarangdijumpai

Lahir–20hari Bakteri

EColi,StreptococcusgroupB

3minggu-3bulan Bakteri:

CTrachomatis,SPneumoniae

Virus:

Adeno,Influenzae,RSV Parainfluenzae1,2,3

Bakteri:

BPertusis,Hib,Mcatharalis SAureus

Uurealyticum

4bulan–5tahun Bakteri:

Cpneumoniae,Mpneumoniae

5tahun-remaja Bakteri:

(45)

Gejala klinis & pemeriksaan penunjang diagnostik

Pneumonia bakteri 1. diawali URI

grunting, sianosis

1. 2.

Dada sisi sakit tertinggal

Retraksi ICS, Perkusi redup

3.

4.SuaraRonki basahnafasmenurunhalus yang

menjadi kasar pada stadium

resolusi

Lekositosis (15.000-40.000/mm3)

dominasi PMN,Shift to the left,

LED ↑ ,CRP ↑

infltrat tersebar/satu

lobus/lobulus

Pneumonia virus

Diawali URI

Mendadak panas tinggi

Kualitas lebih ringandari bakteri

Secara umum sama tetapi lebih

ringan &KU lebih baik

Leukopenia atau lekositosisringan

LED normal/meningkat

Infltrat difusdi parahiler

Gejala Klinik

DP

laboratorium

Radiologis

(46)

Klasifkasi

pneumonia

(WHO)

Bayi dan anak berusia 2 bulan 5 tahun

• •

Pneumonia berat 1. Sesaknafas

2. Harus dirawat dan diberiantibiotika Pneumonia

1. Sesaknafas (+) 2. RR ↑ :

o>50x/menit:usia 2 bulan-1tahun

o>40x/menit:1 – 5 tahun

3. MRS (-),dapat diberiantibiotika oral Bukan pneumonia

1. Nafascepat dan sesak nafas (-)

2. TidakperluMRS dan antibiotika, hanya terapisimptomatis Bayi usia < 2 bulan

• •

Pneumonia :

1. RR>60x/menit atau sesak nafas

2. Harus MRS dan antibiotika

Bukan pneumonia :

1. RR normal, sesak (-)

(47)

Pneumonia

Diagnosis

Diagnosis etiologis

Anamnesa

DP

Laboratorium

Radiologi

Mikrobiologis

(48)

Penatalaksanaan

Antibiotika

3 bulan 5 tahun : Toksik

STREPTOCOCCUS PNEUMONIAE (2-3mg) PP 50.000-100.000 KI/kg/hr/im 1-2x atau

Ampicilin 50-100mg/kg/hr/iv/3x

H INFLUENZAE (2-3mg)

Ampicilin 50-100mg/kg/hr/iv/3x atau Chlorampenicol 50-100mg/kg/hr/iv/3x

STAPHYLOCOCCUS (6mg) Cloksacilin 50mg/kg/hr/iv/3x

Anak (non-toksis)

STREPTOCOCCUS PNEUMONIAE (2-3mg)

PP im 1-3 hari dilanjut fenoksimetilpenicilin 25.000-50.000 KI/kg/hr/oral/4x

<3 bulan :

Kuman gram (+) atau (-) (6mg)

PP + Gentamycin 5-7mg/kg/hr/iv/3x atau Cloxacilin + gentamycin

MRS :

Simptomatis :

1. Oksigen +nebulizer 2. Ekspectoransia

(49)

Evaluasi terapi

Radiologis

Dinilai

setelah 4-6 minggu post terapi

Membaik Ya

Terapi stop Kemajuan klinis

Dinilai setelah pemberian

antibiotika

Membaik

Tidak

Re-evaluasi Dx

Diagnostik banding Komplikasi

Tidak

Pikirkan : TBC

(50)

Bronkitis

Dr

Erny

SpA(K)

FK

UWKS

(51)

Defnisi

Proses

inflamasi

yang

mengenai

trakea,

bronkus

utama

dan

menengah

dengan

manifestasi

sebagai

batuk

yang

akan

membaik

tanpa

terapi

dalam

2

minggu

Sering

merupakan

gabungan

dengan

penyakit

lain,

misalnya

asma

bronkiale

atau

infeksi

(52)

Batuk lepas

yang ringan

& produktif

Anak

Produksi sputum

banyak

Thorax foto :

Normal/peningkatan

corakan bronkial

GEJALA

DAN

TANDA

KLINIS

BRONKITIS

VIRUS

Pemeriksaan

fsik tidakkhas

menelan dahak

10-14hari

Batuk

AWAL SAKIT

Rhinovirus RSV

Virus influenzae

Virus parainfluenzae Adenovirus

Virus rubeola 7. paramyxovirus

Bayi/anakkecil :

Muntah

Rhinitis & pharyngitis

3 4 hari

Batuk keras

&produktif

Tx suportif

Ronki kasar

wheezing

Bronkodilator

Batukmenetap 2-3 minggu:

- Proseskronik

- infeksibakteri sekunder

(53)

Infeksi virus saluran nafas

Desquamasi epitel bersilia trakea

Invasi bakteri menembus mukosa

trakea

Demam, batuk

Frekuensi batuk & keparahan batuk meningkat

Produksi mukus kental Muntah pasca batuk

Staphylococcus aureus

Streptococcus pneumoniae Haemophyllus influenzae Mycoplasma influenzae Chlamydia sp

Bordetella pertusis

Corynebacterium diphteriae

GEJALA

&

TANDA

KLINIS

BRONKITIS

BAKTERI

Pemeriksaan penunjang : - Mucus : limfosit & PMN - Kultur mucus

Terapi : Eritromycin

(54)

Bronkiolitis

Dr

Erny

SpA(K)

FK

UWKS

(55)
(56)

Defnisi

Inflamasi

pada

bronkiolus

Etiologi

:

1.

2.

3.

4.

5.

95%

RSV

Adenovirus

Virus

influenzae

Rhinovirus

(57)

Epidemiologi

Paling

sering

:

2

24

bulan

;

puncak

2

8

bl

95%

:

usia

<2

tahun

(75%

usia

<1

tahun)

Insiden

:

21,7/1000

bayi

/tahun

Predesposisi

:

1.

2.

3.

4.

5.

6.

ASI

(-)

Hidup

di

lingkungan

padat

Laki-laki

(1,25

kali

lebih

banyak)

Penyebab

kematian

pada

4500

bayi/tahun

Insiden

:

21,7/1000

bayi

(58)

Inflamasi virus

Edema

sekresi mukus timbunan debris

seluler

Infltrasi limfosit peribronkial

Edema submukosa

Hambatan aliran udara

(bayi : penampang saluran respirasi lebih kecil dari anak/dewasa)

Resistensi bronkiolus ↑ selama inspirasi & ekspirasi

Air trapping & hiperinflasi

Gg pertukaran gas

Hipoksemia

Hipoksia jaringan Gangguanventilasi-perfusikeseimbangan Retensi CO2

(59)

Anamnesa

Awal : ISPA (batuk, pilek, demam)

1-2 hari :

batuk +sesak

Nafas bunyi, penurunan nafsu makan/sulit minum

Penunjang

Laboratorium :

1. DL : kurang bermakna 2. Analisa gas darah :

distress nafas berat

Radiologis : tdk spesifk 1. Hiperinflasi

2. Infltrat 3. Atelektasis

Diagnosis

Pemeriksaan fsik

Takipnea Takikardia

Demam (>38,5⁰C)

Gejala obstruksi saluran nafas bawah :

(60)

Tatalaksana

Suportif

:

1. 2. 3. 4. 5.

Oksigen

Cairan intravena

Termoregulasi : konsumsi oksigen minimal Tunjangan respirasi (kalau perlu)

Nutrisi optimal

Bronkodilator

(61)

Prognosis

23%

bayi

dengan

riwayat

bronkiolitis

akan

berkembang

menjadi

asma

&

penurunan

fungsi

paru

pada

usia

3

-7

tahun

Peningkatan

kadar

antibodi

IgE

terhadap

RSV

&

virus

parainfluenzae

RSV

mampu

merubah

jalur

saraf

yang

(62)

Kasus

Seorang

anak

usia

6

bulan

dibawa

ibunya

ke

RS

karena

demam

1minggu,

batuk

dan

sesak,

pada

pemeriksaan

fsik

ditemukan

scar

BCG,

retraksi

ICS

nyata,

dan

ronki

basah

halus.

Diagnosis

anak

ini

apa

Apa

pemeriksaan

yang

harus

dilakukan

Referensi

Dokumen terkait

Sehubungan dengan telah dilaksanakannya evaluasi kualifikasi terhadap perusahaan saudara untuk paket pekerjaan Pembuatan Trotoar dan Drainase Ruas 1 Pada FISIP Undana Tahun

(3) Dalam melaksanakan tugas dan fungsi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2), Seksi Pemerintahan dipimpin oleh Kepala Seksi, dan bertanggung jawab

Penelitian di Kabupaten Kampar, Riau menunjukkan cukup besarnya limbah pertanian yang dapat dijadikan sebagai pupuk organik, dari sisa hasil panen tanaman pangan 40.930 t/tahun,

(1985,1988) juga menyatakan ada lima dimensi yang digunakan oleh pelanggan untuk menilai kualitas pelayanan pada suatu industri jasa yaitu: (1) Keandalan

Pada siklus 2 terjadi peningkatan ketercapaian rerata kompetensi dasar (diatas KKM) pada ketiga aspek kompetensi dasar, demikian juga pada kualitas proses

- that is, largely occasional - poetry produces a tricky interaction between literary ambition and epideictic function, and the ways in which successive generations of English

Bila kita mungkin tidak menolak “kebenaran” yang dimiliki pihak lain sama ada dengan “kebenaran” yang kita miliki maka sangat mungkin konsep multikultur ini diterapkan dalam

Selain itu, ujian nasional English Baccalaureate hanya diadakan satu kali dalam satu tahun, berbeda dengan GCSE yang dapat diambil lebih dari satu kali dalam satu tahun dan