PEDOMAN DIAGNOSTIK &
PENGOBATAN EPILEPSI
PADA ANAK
Dr Erny SpA(K)FK UWKS
Kompetensi dasar
• mampu menegakkan diagnosis
epilepsi dan menyusun program
terapi epilepsi pada anak
3
Sub-kompetensi
• Mampu menyebutkan epidemiologi epilepsi pada
anak
• Mampu menyebutkan definisi epilepsi • Mampu memahami patofisiologi epilepsi
• Mampu menegakkan diagnosis epilepsi dari
penelusuran riwayat penyakit dan pemeriksaan fisik
• Mampu mengusulkan pemeriksaan penunjang • Mampu menyusun program pengobatan
• Mampu melakukan edukasi sehubungan dengan
Isi bahasan
• Epidemiologi epilepsi
• Definisi epilepsi
• Patofisiologi epilepsi
• Diagnostik epilepsi
• Program terapi epilepsi
• Program monitoring terapi epilepsi
• Prognosis epilepsi
5
6
• Insiden : 20 - 50 per 100, 000 per tahun
• Tertinggi : usia 1 tahun (100 per 100,000)
• Prevalensi : 4 - 10 per 1000 (L > P)
-Berdasarkan tipe kejang :
1. 75% kejang umum tonik-klonik & kejang parsial 2. 15% kejang absence
3. 10% epilepsi parsial sekunder general
- Respon terapi OAE :
1. 70% : kejang terkontrola 2. 30% : Resisten
- 1/5 kasus epilepsi menjadi Intractable Epilepsy
- Rasio mortalitas : 2-3 kali lebih tinggi dibanding populasi umum
Hauser WA. Incidence and prevalence. In: Engel J Jr, Pedley TA, eds. Epilepsy: A Comprehensive Textbook. Philadelphia: Lippincott-Raven Publishers, 1997:47–57.
7
DEFINISI EPILEPSI
Gangguan kesadaran, perilaku, emosi,
fungsi motorik, persepsi atau sensasi
yang intermiten, paroksismal, stereotipe
akibat pelepasan listrik cortical neuronal
yang eksesif
(International League Against Epilepsy, 2005)
Secara klinis : EPILEPSI :
2 kali atau lebih episode kejang tanpa
provokasi dengan jarak antar kejang > 24
jam
Etiologi epilepsi
• 70-75% : idiopatik
• 30-50% kelainan berbasis genetik
• Epilepsi general primer sebagian besar
bersifat autosomal dominan &
berhubungan dengan mutasi chanel ion
9
Mekanisme seluler kejang
• Eksitasi :
– Ionik: influx Ca dan Na
– Neurotransmitter: Glutamate, Aspartate
• Inhibisi :
– Ionik: influx Cl, eflux K
– Neurotransmitter: GABA
Potensial aksi
Hablitz JJ, Heinemann U. Extracellular K and Ca2 changes during epileptiform discharges in the immature rat neocortex.
Dasar diagnostik epilepsi
(menunjang diagnostik epilepsi & menyingkirkan DD)
Riwayat kejang
Riwayat penyakit keluarga dengan kejang
Riwayat penyakit lain sebelumnya
1. Riwayat persalinan
2. Riwayat penyakit infeksi SSP 3. Riwayat trauma kepala
4. Riwayat tumbuh kembang sebelumnya
Pemeriksaan fisik & pemeriksaan neurologi
Pemeriksaan penunjang : ECG, EEG & Brain Scanning
Riwayat kejang
Frekuensi serangan
Deskripsi terperinci pengamatan tingkat
responsif, gerakan tungkai, nadi, warna kulit, pernafasan, vokalisasi
1. Sebelum serangan 2. Selama serangan 3. Sesudah serangan
Deskripsi terperinci perilaku yang menyertai pada saat serangan
Kejang Parsial / fokal
• Pelepasan listrik neuronal dari neuron pada satu
sisi hemisfere
• 2 tipe :
– Sederhana & Kompleks
– Gangguan kesadaran : pada kejang parsial kompleks
• 4 gejaka klinis (motorik, sensorik, otonomik &
psikis).
– Gejala motorik : gerakan dan postur tubuh yg berubah-ubah – Gejala sensoris : meliputi 5 panca indra & halusinasi
– Gejala otonomik : sensasi epigastrik (khas pada mesial temporal lobe epilepsy).
– Gejala psikis : memori, afeksi atau fenomena psikis kompleks lainnya misalnya ilusi
Fenichel GM. Paroxysmal disorders. In: Fenichel GM. Clinical pediatric neurology. A sign and symptoms approach. 3rd eds.Philadelphia: Saunders,1997:1-46
Kejang fokal
Kejang general / umum
• Kejang tonik-klonik
• Kejang tonik
• Kejang klonik
• Kejang mioklonik
• Kejang atonik
• Kejang absance
Epilepsi general lainnya
Atonik epilepsi
Myoclonic epilepsi
EEG pada epilepsi
• Seluruh anak dengan kejang berulang harus di
EEG (level C)
• Untuk anak dengan epileptik dengan EEG
pertama normal, EEG harus diulang termasuk dalam fase tidur untuk identifikasi epilepsi
sindroma spesifik (level D)
• Jika klinis kejang tidak jelas tetapi timbul
serangan berulang, EEG fase iktal penting untuk menentukan epilepsi atau bukan (Level D)
Brain imaging
• Sebagian besar anak dengan epilepsi harus
dilakukan MRI
kecuali
pada jenis epilepsi
(Level D)
:
1. Epilepsi Idiopatik (primer) general
(absance, juvenile mioklonik)
2. Benign childhood epilepsy dengan
gelombang epilepsi pada area
centrotemporal (benign rolandic epilepsy)
23
Diagnosis banding kejang
“Events Mistaken for Seizures”
• Cynotic breath-holding - Pallid syncopal attacks
• Daydreaming - Vasovagal
• Cardiac arhythmias - Migraine
• Sleep disorders - Cataplexy
• Sandifer’s syndrome - Psedoseizure • Shuddering attacks
• Tics
• Paroxysmal choreoathetosis
Diagnosis banding kejang
25
Pedoman terapi
epilepsi
Prinsip Pengobatan
• Obatilah bangkitan kejangnya, bukan
gambaran EEGnya
• Mulailah selalu dengan dosis rendah dan
naikan secara bertahap
• Selalu mulai dengan monoterapi
• Penghentian OAE harus bertahap
• Pemantauan kadar obat dalam darah
Panayiotopoulos CP. A Clinical Guide to Epileptic syndromes and their Treatment. Bladon Medical Publishing, 2002
OAE yang ideal
• Absorbsi sempurna, panjang & tidak dipengaruhi
makanan
• Bentuk OAE : oral (tab, cairan, sprinkle) &
intravena
• Mempunyai farmakokinetika linear & dapat
diprediksi
• Dosis tunggal / dosis dua kali pemberian • Predominan ekskresi melalui ginjal
• Mekanisme kerja multipel yang jelas sehingga
efektifitas tinggi tanpa toleransi atau eksaserbasi
• Tanpa efek negatif terhadap tumbuh kembang,
perilaku & kognisi serta sistem organ lain
Pilihan OAE
• Sesuai tipe bangkitan & sindrom kejang, dengan
pertimbangan:
- Perlu/tidak pengobatan & lama pengobatan - Obat yang digunakan & perlu dihindari
- Efektif menghentikan kejang
• Usia anak
• Komorbiditas yang ada : intelektual, gangguan
perilaku atau penyakit tertentu
• Ada/tidak pemberian obat lain
• Perhatikan efek samping & interaksi obat yang
31
Prinsip pengobatan epilepsi
Penderita baru Penderita kronik
- OAE : tipe epilepsi
- Pengertian Ortu : pentingnya terapi - Singkirkan faktor etiologi aktif
- Awal : Mono terapi, dosis minimal - Pertimbangkan kepatuhan penderita - Dosis max respon (-) : ganti OAE
- Berbagai mono terapi gagal : kombinasi - ESO (+) : ganti OAE
- Stop OAE : berahap
Gagal
Konfirmasi diagnostik Kepatuhan penderita
Kadar OAE darah Penyebab aktif kejang
Faktor psikologis
Lebih sulit
- Evaluasi diagnosa epilepsi & tipe epilepsi - Riwayat OAE sebelumnya
- Pengukuran kadar obat
- Kombinasi OAE max 2 macam
- OAE kombinasi : beda cara kerja & interaksi obat
- Dosis OAE minimal dg proteksi kejang max - Ganti OAE bertahap : cegah eksaserbasi
Obat anti epilepsi (OAE)
• Lini pertama :
1. Phenobarbital
2. Phenitoin
3. Asam valproat
4. Carbamazepine
Lama pengobatan sulit dipastikan ;
- Rata-rata 2 – 3 tahun bebas kejang
- Epilepsi tipe sulit 5 tahun bebas kejang
- Tipe yang ringan setelah 6 bulan dapat
dipertimbangkan untuk dihentikan
- Resiko kambuh 20 – 50%
Lama Pemberian OAE
35
Kriteria Dx Epilepsi OAE
Berhasil Gagal Evaluasi Dx & tipe epilepsi Kadar OAE darah ESO Evaluasi Kriteria Dx evaluasi Kadar ↓ : naikkan
Kadar ckp : ganti OAE
Epilepsi intractable OAE s/d 2th Bebas kejang Stop OAE I Diazepam Ganti OAE II Edukasi Kepatuhan EDS, 2002 Berhasil Gagal
Semakin lama riwayat epilepsi makin besar
resiko kekambuhan
Penghentian obat dipikirkan setelah 2 – 3 tahun
bebas kejang
Epilepsi tipe sulit sebaiknya tetap diberikan OAE Penghentian obat secara bertahap
Resiko kekambuhan → diterangkan pada ortu Penghentian obat bersifat individual