• Tidak ada hasil yang ditemukan

T2__BAB IV Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Strategi Peningkatan Peringkat Akreditasi (Studi pada Program Studi Seni Musik Fakultas Seni Pertunjukkan Universitas Kristen SatyaWacana) T2 BAB IV

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "T2__BAB IV Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Strategi Peningkatan Peringkat Akreditasi (Studi pada Program Studi Seni Musik Fakultas Seni Pertunjukkan Universitas Kristen SatyaWacana) T2 BAB IV"

Copied!
30
0
0

Teks penuh

(1)

BAB 4

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1

Gambaran Objek

Penelitian ini dilakukan di Progdi Seni Musik, Fakultas Seni Pertunjukkan UKSW. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan metode FGD pada nara sumber kunci yang di prodi tersebut yang terdiri dari para pengisi borang dan kaprogdi. Progdi Seni Musik mendapatkan peringkat akreditasi C dari BAN-PT pada tahun 2011. Hal ini disebabkan karena adanya beberapa permasalahan pada beberapa standar akreditasi. Bab ini akan membahasa mengenai akar permasalahan yang menyebabkan turunnya peringkat akreditasi pada progdi ini. Melalui FGD yang dilakukan maka akar permasalahan ditemukan dan kemudian dicarikan strategi untuk meningkatkan peringkat akreditasinya.

1.1.1 Progdi Seni Musik

(2)

setiap pilihan konsentrasi tentunya haruslah memiliki tenaga pendidik yang memiliki kemampuan yang sesuai. Profil dosen yang haruslah dimiliki oleh konsentrasi penyajian musik seharuslah memiliki gelar pada bidang penyajian musik. Demikian halnya pada konsentrasi penciptaan musik dan musik gereja dimana setiap pengajar seharuslah memiliki gelar akademis pada bidang penciptaan musik dan musik gereja. Hanya saja berdasarkan hasil temuan sejauh belum ada dosen yang memiliki gelar akademis dalam bidang penyajian musik.

Tabel 4.1Data Dosen Tetap

Jenjang Pendidikan Jumlah

S1 -

S2 Pendidikan Seni 3

S2 Pengkajian Seni Pertunjukkan

2

S2 Penciptaan Seni 2

S2 Musik Gereja 2

S2 Direksi Paduan Suara 1

S3 -

Studi Lanjut 1

Total 11

Sumber:dokumen sekolah, diolah

(3)

Penciptaan Seni, Musik Gereja dan Direksi Paduan Suara. Terlihat juga bahwa belum ada dosen yang memiliki gelar akademis Strata 3, serta ada 1 orang dosen yang sedang menempuh pendidikan pada jenjang Strata 3. Pada FGD tahap 1 yang telah dilakukan diketahui akan ada 1 orang dosen lagi yang akan melanjutkan studi pada jenjang Strata 3. Dapat juga terlihat pada tabel diatas bahwa belum ada dosen yang memiliki gelar akademis Strata 2 pada bidang Penyajian Musik. Padahal Progdi ini memiliki konsentrasi penyajian musik yang juga merupakan salah satu jurusan dengan peminat yang banyak.

4.2

Hasil Penelitian

Dokumen hasil visitasi reakreditasi 2011 dan Hasil FGD serta wawancara yang dilakukan dengan para nara sumber kunci akan disajikan sebagai berikut:

1.2.1 Penurunan Peringkat Akreditasi Hasil Visitasi 2011

(4)

Dari dokumen hasil visitasi assesor pada akreditasi 2011 peneliti menemukan bahwa terdapat beberapa permasalahan pada beberapa standar. Namun jika ditinjau lebih jauh maka permasalahan-permasalahan yang ada memiliki akar permasalahan-permasalahan yang hampir sama satu dengan yang lainnya. Secara ringkas peneliti mengelompokkan menjadi dua bagian besar, yaitu pada butir 1-10 permasalah terletak pada standar 2 tentang Tata Pamong, Kepemimpinan, Sistem Pengelolaan dan Penjaminan Mutu. Sedangkan pada butir 11-20 dapat dilihat bahwa permasalahan utama terletak pada standar 7 tentang Penelitian, Pelayanan/Pengabdian kepada Masyarakat dan kerjasama.

1.2.2 Hasil FGD dan Akar Permasalahan Akreditasi C

Diagram Fishbone digunakan dalam penelitian ini untuk menelusuri akar permasalahan yang terjadi pada Progdi Seni Musik, Fakultas Seni Pertunjukkan. Diharapkan dengan menggunakan instrumen ini maka akar permasalahan akan dapat diketahui, dalam hal ini permasalahan yang menyebabkan menurunnya peringkat akreditasi pada Progdi Seni Musik, Fakultas Seni Pertunjukkan. Arcaro (2005), diagram ini dapat digunakan untuk mengidentifikasi komponen-komponen masalah dan juga bentuk perencanaan baru yang efektif dan efisien.

(5)

mendapatkan gambaran umum penyebab turunnya peringkat akreditasi dari B menjadi C pada Progdi ini. Para peserta FGD adalah para narasumber kunci dari progdi ini. Mereka adalah para pengisi borang yang juga pemangku kebijakan pada fakultas dan progdi. Metode freewheeling dilakukan untuk memberi keleluasaan pada para nara sumber untuk mencurahkan pendapatnya. Satu persatu standar akreditasi dibahas dan peneliti mendengarkan cerita dan pendapat dari para nara sumber tentang permasalah yang ada pada setiap standar. Setiap pendapat dari para nara sumber dicatat dan kemudian dikelompokkan untuk dimasukkan pada diagram

fishbone. Dari FGD tahap 1 telah ditemukan bahwa: Pada standar 1 tentang visi, misi, tujuan dan sasaran, serta strategi pencapaian terungkap bahwa visi misi pada prodi ini masih kurang jelas dan tidak terukur. Tidak terukur dikarenakan pada visi dan misi menggunakan kata-kata yang bersifat abstrak.

Pada standar 2 tentang tata pamong, sistem pengelolaan dan penjaminan mutu ditemukan bahwa prodi ini belum memiliki satgas penjaminan mutu sebagai suatu bagian dari prodi yang memantau jalannya kegiatan akademis maupun non akademis. Selain itu SOP pada prodi ini juga belum lengkap. Hanya ada beberapa SOP yang telah dibuat dan sebagian besar SOP untuk kegiatan akademik maupun non akademik belum ada.

(6)

oleh para nara sumber disebut sebagai “bottle neck”

(7)

Pada standar 4 tentang sumber daya manusia ditemukan beberapa permasalahan tentang kualifikasi akademik pengajar yang kurang sesuai dengan pemilihan konsentrasi yang ditawarkan oleh prodi ini. Salah satu konsentrasi yang ditawarkan adalah konsentrasi penyajian musik tetapi belum ada dosen yang memiliki pendidikan Strata Dua pada bidang penyajian musik. Beberapa dosen memilik latar belakang pendidikan Strata Satu pada bidang Musik Sekolah, sehingga mereka memilih untuk menyelesaikan pendidikan pada jenjang Strata Dua dengan mengambil studi tentang pendidikan musik sedangkan tidak terdapat konsentrasi pendidikan musik pada prodi ini. Dari FGD yang dilakukan juga terungkap bahwa permasalahan lainnya adalah peningkatan kualitas SDM yang lambat. Belum ada dosen yang telah menempuh jenjang pendidikan Strata Tiga dan hanya ada satu dosen yang berstatus studi lanjut pada jenjang pendidikan tahap Strata Tiga.

Pada standar 5 tentang kurikulum, pembelajaran dan suasana akademik ditemukan bahwa SAP dan Silabus tidak lengkap. Hal ini berkaitan dengan tidak ada nya penjaminan mutu yang melakukan pemantauan pada kegiatan akademik di prodi ini.

(8)

tiap tahunnya. Hal lainnya adalah sarana sistem informasi yang ada belum memadai.

Lebih lanjut berdasarkan FGD ditemukan bahwa Penelitian dan Pengabdian pada Prodi ini juga terabaikan. Jumlah penelitian dan publikasi penulisan pun kurang. Tercatat sejak akreditasi tahun 2011, hanya ada 1 dosen yang melakukan penelitian dan kemudian terseleksi untuk dipresentasikan pada ICAPAS 2014 (International Conference for Asia Pacific Arts Studies). Pengabdian kepada masyarakat juga tidak dilakukan.

(9)
(10)

Berdasarkan pada diagram fishbone diatas maka dapat terlihat bahwa ada 3 standar yang memiliki beberapa permasalahan yaitu standar 2, standar 4 dan standar 7. Setelah menemukan permasalahan pada ketiga standar diatas maka peneliti kemudian membandingkan hasil FGD pada diagram fishbone

diatas dengan hasil studi dokumen visitasi pada akreditasi 2011. Pada dokumen visitasi akreditasi 2011 dimana peneliti telah mengelompokkan permasalahan-permasalahan dalam dua standar yaitu standar 2 tentang Tata Pamong, Kepemipinan, Sistem Pengelolaan dan Penjaminan Mutu serta standar 2 tentang Penelitian, Pelayanan/Pengabdian kepada Masyarakat dan Kerjasama. Sehingga terlihat perbedaan yang muncul antara hasil FGD dan dokumen hasil visitasi pada reakreditasi 2011.

(11)

maksimal maka prodi perlu memfokuskan diri pada perbaikan ketiga standar diatas.

(12)
(13)

Dapat dilihat pada tabel tersebut bahwa akar permasalahan pada tiap standar berbeda satu dengan yang lainnya.

1.2.3 Strategi Peningkatan Peringkat Akreditasi

Pada FGD tahap dua setelah peneliti memaparkan ketiga bidang yang bermasalah dan menyimpulkan akar permasalahannya, peneliti juga memaparkan strategi yang telah disusun sebagai pemecahan permasalahan. Metode SMART juga digunakan dalam menyusun strategi. SMART merupakan singkatan dari Specific, Measurable, Achieavable, Reliable/Reasonable, dan Time BoundSpecific berarti strategi disusun setelah melalui proses penelitian sehingga strategi tersebut bersifat khusus bagi prodi yang bersangkutan. Measurable

(14)

yang sudah semakin dekat yaitu Agusutus tahun 2016. Mengingat keterbatasan waktu yang dimiliki oleh prodi maka strategi yang disusun haruslah dapat terlaksana dalam waktu yang dekat.

Tahap selanjutnya yaitu peneliti bersama-sama dengan para nara sumber kunci mendiskusikan pemecahan dari permasalahan tersebut. Para nara sumber bersama memutuskan untuk mengatasi permasalahan pada standar 2 dengan mengagendakan pembuatan SOP selama 3 hari penuh dimana para dosen hanya akan fokus untuk mengerjakan SOP-SOP yang diperlukan dan diharapkan setelah 3 hari tersebut maka sebagian besar SOP sudah dapat tersusun. Permasalahan pada standar 4 tentang Sumber Daya Manusia akan diatasi dengan mendorong agar para dosen yang telah menyelesaikan studi pada jenjang Strata 2 agar melanjutkan studi mereka ke jenjang Strata 3. Beberapa dosen akan dihimbau untuk mulai menuliskan proposal penelitian mereka untuk diajukan sebagai bahan penelitian untuk studi lanjut mereka ke jenjang Strata 3. Permasalahan pada standar 7 akan diatasi dengan cara mendorong penelitian kerjasama dengan para mahasiswa bimbingan setiap dosen yang sedang menulis tugas akhir atau skripsi mereka. Akan diberlakukan aturan mengenai pembuatan jurnal dari hasil tulisan tugas akhir mahasiswa. Hal ini sudah dilakukan oleh satu orang nara sumber bersama dengan mahasiswa bimbingannya. Selain itu peneliti juga menyarankan untuk memberlakukan sistem

(15)

melakukan penelitian. Hal ini guna membangun suasana atau lingkungan yang mendukung dan kompetitif bagi para dosen untuk melakukan penelitian. Strategi lainnya yang ditawarkan adalah melakukan mengelompokkan dosen yang terdiri dari kelompok dosen peneliti dan dosen pengajar. Beban mengajar yang diberikan pada kelompok dosen peneliti lebih sedikit dibanding dosen pengajar, demikian juga sebaliknya. Hal ini dilakukan guna memberi keleluasaan waktu pada para dosen peneliti untuk fokus melakukan penelitian. Adapun kegiatan pengabdian kepada masyarakat juga akan dilakukan. Tahap awal yaitu para nara sumber akan mendiskusikan tentang pengabdian kepada masyarakat yang akan mulai dilakukan di gereja-geraja yang ada dipedesaan. Strategi yang didiskusikan bersama dengan para nara sumber kemudian dibagikan kepada para dosen lainnya melalui rapat Prodi. Dekan dan Kaprodi telah menyetujui saran dan strategi yang ditawarkan.

(16)

Tabel 4.4Akar Permasalahan dan Strategi Standar Akar Permasalahan Strategi

2 SOP tidak lengkap

karena dosen tidak membuat

beban tugas berat sehingga tidak melanjutkan studi ke

jenjang S3

4 Belum ada pengajar

yang memiliki kualifikasi

Pendidikan strata 2 pada Konsentrasi strata dua pada bidang penyajian musik.

7 Kurangnya jumlah

penelitian/ publikasi

karya tulis serta pengabdian pada

tentang Tri Darma Perguruan Tinggi.

Memberlakukan sistem joint research

antara pengajar dan mahasiswa kerja sama dengan gereja-gereja

(17)

Adapun strategi diatas disusun sebagai strategi untuk meningkatkan prestasi akreditasi dan didasarkan pada kemampuan prodi untuk melaksanakan.

1. Pada FGD tahap kedua penulis menyarankan agar pimpinan fakultas mempertimbangkan untuk mengadakan pertemuan khusus untuk membuat SOP dan menyelesaikan dalam 3 hari. Selama 3 hari para dosen harus meluangkan waktu penuh bersama-sama untuk menyelesaikan SOP. Penulis melihat bahwa menyelesaikan SOP berkaitan dengan kemauan dan fokus dari para dosen. Dalam hal ini penulis melihat bahwa para dosen mampu untuk menyelesaikan semua SOP asalkan mereka bisa fokus.

2. Satgas Penjaminan Mutu juga akan dibentuk sebagai upaya untuk meningkatkan peringkat akreditasi dan juga untuk melakukan pemantauan pada kegiatan-kegiatan akademik maupun non akademik ditingkat fakultas maupun prodi.

3. Dekan selaku pimpinan fakultas yang menaungi prodi juga akan mendorong para dosen tetap untuk melanjutkan studi pada jenjang pendidikan yang lebih tinggi yaitu Strata 3.

(18)

selanjutnya akan diarahkan menempuh pendidikan strata dua mengambil konsentrasi penyajian musik.

5. Peneliti menawarkan 3 strategi sebagai jalan keluar untuk mengatasi permasalahan yang ada pada standar 7 yaitu: memberlakukan

reward and punishment bagi semua dosen tetap agar terdorong untuk melakukan penelitian sebagai langkah awal untuk membangun lingkungan yang mendukung. Strategi kedua yang ditawarkan adalah melakukan sistem joint research bagi para dosen pembimbing dan mahasiswa bimbingan. Strategi ketiga ada membuat pengelompokkan dosen yaitu dosen peneliti dan dosen pengajar. Yang dipilih oleh para nara sumber adalah strategi yang kedua yaitu memberlakukan sistem joint research adalah strategi yang bisa segera diberlakukan.

4.3

Pembahasan

(19)

peringkat akreditasi pada prodi ini. pada reakreditasi tahun 2011 prodi ini mengalami penurunan peringkat akreditasi dari B menjadi C. Pada bagian ini akan dibahas mengenai akar permasalah yang menyebabkan kekurangan poin tersebut. Alternatif strategi yang dirumuskan dapat dipakai untuk menaikkan poin akreditasi prodi, sehingga peringkat akreditasi B dapat dicapai.

1.3.1 Akar Permasalahan

Ada tiga bidang penilaian matriks akreditasi yang merupakan sumber permasalahan pada Prodi Seni Musik, Fakultas Seni Pertunjukkan. Berikut merupakan bidang permasalahan bersama dengan akar permasalahan yang ada.

4.3.1.1 Sistem Pengelolaan Fungsional dan Operasional Program Studi.

Untuk menjawab tantangan masyarakat akan institusi pendidikan tinggi yang berkualitas maka suatu institusi mulai mencari cara untuk mencapai suatu komponen pengelolaan yang juga berkualitas (Sims 1995). Dalam hal ini bukan hanya berkualitas dalam bidang akademis tapi juga pada sistem pengelolaan. Sistem pengelolaan pada satu institusi pendidikan tinggi mencakup planning, organizing, staffing, leading, controlling yang haruslah dilaksanakansepenuhnya oleh suatu institusi pendidikan.

(20)

A. Dokumen SOP Yang Tidak Lengkap

Pada penelitian ini ditemukan bahwa hanya ada 15 dokumen SOP untuk bidang akademik dan non akademik. Hal ini cukup mempengaruhi jumlah nilai yang dicapai oleh prodi ini mengingat kelengkapan SOP adalah salah satu poin penilaian dari standar kedua tentang tata pamong, sistem pengelolaan dan penjaminan mutu. ditemukan pada borang bahwa belum ada SOP dalam sistem pengelolaan fungsional dan operasional program, oleh karena itu perlu disusun lagi SOP untuk segala lini pengelolaan, termasuk didalamnya SOP untuk kegiatan-kegiatan akademik seperti pembimbingan untuk tugas akhir.

(21)

penuh untuk fokus menyelesaikan seluruh SOP, SAP dan silabus. Peneliti melihat bahwa ini hanyalah masalah fokus dan kemauan dari para dosen terkait untuk mengerjakan seluruh SOP, SAP dan Silabus

B. Penjaminan Mutu

Dari hasil temuan nampak bahwa tidak ada sistem penjaminan mutu pada tingkat prodi maupun fakultas. Hal ini penting untuk menjadi perhatian prodi maupun fakultas mengingat bahwa satgas penjaminan mutu perlu dibentuk demi berlangsungnya sistem monitoring pada prodi dan fakultas, baik itu untuk kegiatan akademik maupun non akademik. Berdasarkan hasil FGD seperti yang telah dikemukakan diatas bahwa dampak dari tidak adanya sistem penjaminan mutu pada prodi ini adalah sistem

monitoring yang lemah sehingga ditemukan tidak adanya SAP dan Silabus pada beberapa mata kuliah. Dari FGD yang dilakukan juga ditemukan bahwa sebenarnya universitas telah memiliki sistem penjaminan mutu yang telah berjalan dengan baik, oleh karena itu prodi bisa menjadikan sistem penjaminan mutu tingkat universitas sebagai acuan untuk membuat turunannya dan disesuaikan dengan kebutuhan prodi.

4.3.1.2 Kulifikasi Akademik Sumber Daya Manusia (Dosen)

(22)

(Santoso 2012). Dalam hal ini dosen dituntut untuk memiliki kemampuan akademik yang baik agar dapat memuaskan kebutuhan pelanggan dalam hal ini mahasiswa. Sallis (2002) juga berpendapat bahwa sumber daya manusia dalam satu institusi pendidikan juga menentukan mutu institusi tersebut.

Dalam penelitian ini ditemukan dua permasalahan yang berkaitan dengan peningkatan kualitas SDM atau dosen.

A. Jumlah Dosen dengan Status Studi Lanjut Sangat Kurang

(23)

keterbatasan waktu untuk membuat tulisan atau proposal ke jenjang Strata Tiga. Hal tersebut disebabkan adanya beban tugas ganda pada beberapa dosen yang menyebabkan hal ini terjadi.

B. Kesinambungan Antara Konsentrasi Yang Ditawarkan dan Pendidikan Dosen.

(24)

4.3.1.3 Kurangnya Jumlah Publikasi/Karya Tulis Serta Pengabdian Pada Masyarakat.

Penelitian dan pengabdian masyarakat merupakan salah satu elemen penilaian dalam proses reakreditasi. Hal ini terlihat pada standar 7 tentang penelitian, pengabdian kepada masyarakat dan kerjasama. Penelitian merupakan salah satu poin penting dalam dunia pendidikan. Setiap dosen wajib melakukan Tridharma yang didalamnya mencakup tentang penelitian.

(25)

tidak ada rasa terbeban bagi para dosen untuk melakukan penelitian.

1.3.2 Strategi Peningkatan Peringkat Akreditasi

Berdasarkan pada paparan diatas tentang akar permasalahan menurunnya peringkat akreditasi pada prodi seni musik maka pada bagian ini akan membahas tentang strategi peningkatan peringkat reakreditasi pada prodi tersebut. Strategi dan strategi alternatif akan dibahas pada bagian ini. TQM merupakan filosofi yang dapat membantu sebuah institusi dalam peningkatan mutu untuk kepuasan pelanggan (Scott 2003). Hal ini senada dengan tujuan dari akreditasi yaitu peningkatan mutu dalam suatu institusi pendidikan. Oleh karena itu untuk meningkatkan peringkat akreditasi pada prodi ini telah disusun perencanaan strategi berdasarkan akar permasalahan yagn ditemukan.

4.3.2.1 Sistem Pengelolaan Fungsional dan Operasional Program Studi.

(26)

kunci utama untuk menyelesaikan permasalahan ini. Maka strategi yang dapat dilakukan adalah: prodi akan mengadakan sebuah pertemuan yang khusus mengagendakan pembuatan SOP sebagai kegiatan utama.

Para dosen yang terlibat akan dikumpulkan selama tiga hari untuk mengerjakan SOP sampai tuntas. Hal ini dimaksudkan agar semua dosen yang bersangkutan dapat fokus bekerja tanpa diganggu oleh kegiatan-kegiatan yang lain.

4.3.2.2 Pembentukan Satgas Penjaminan Mutu

(27)

pada lemahnya sistem monitoring pada kegiatan-kegiatan akdemik maupun non akademik prodi tersebut. Oleh sebab itu perlu dibentuknya satgas penjaminan mutu pada prodi ini. Satgas penjaminan mutu ini.

4.3.2.3 Beban Tugas Berat

Beban tugas yang berat yang dimaksud pada akar permasalahan ini adalah para dosen merasa bahwa beban kerja mereka terlalu banyak meliputi kegiatan mengajar di kelas, pembimbingan, dan kegiatan lain diluar kegiatan prodi. Hal ini menyebabkan mereka tidak lagi memiliki kesempatan untuk fokus pada pembuatan proposal penelitian untuk studi lanjut ke jenjang Strata Tiga. Oleh sebab itu, untuk mengatasi akar permasalahan tersebut maka Dekan selaku pimpinan fakultas yang menaungi prodi ini berinisiatif untuk memberlakukan aturan bahwa setiap dosen wajib mengikuti aturan fakultas tentang urutan tugas studi, tanpa terkecuali.

4.3.2.4 Kualifikasi Pendidikan Dosen dan Konsentrasi yang Ditawarkan.

(28)

yang memiliki gelar Strata 2 pada bidang Penyajian Musik. Peneliti menggali lebih dalam penyebab hal tersebut dan ditemukan bahwa jurusan Penyajian Musik hanya dapat ditempuh di universitas diluar negeri. Tentunya kemampuan bahasa inggris yang baik dibutuhkan. Dalam hal ini para dosen merasa enggan untuk melanjutkan studi keluar negeri dengan alasan keterbatasan bahasa inggris.

Oleh karena itu rata-rata dosen memilih untuk melanjutkan studi Strata 2 dengan mengambil jurusan penciptaan musik. Oleh sebab itu, rencana jangka panjang dari prodi yaitu akan merekrut tenaga-tenaga muda berpotensi yang merupakan alumni dari fakultas ini untuk kemudian diutus melanjutkan studi mereka keluar negeri. Sejauh ini sudah ada 1 calon dosen dengan kualifikasi Strata 2 pada jurusan Penyajian Musik yang sedang menempuh studi di Amerika.

4.3.2.5 Pemahaman Tridarma Perguruan Tinggi yang Belum Menyeluruh.

(29)

tidak melakukan penelitian hanya berfokus pada kegiatan mengajar saja. Padahal menurut Gaspersz, (2011) kegiatan penelitian dan pengabdian kepada masyarakat di dalam sebuah prodi merupakan wujud nyata dari kontribusi perguruan tinggi dalam rangka untuk meningkatkan kualitas bangsa.

(30)

Gambar

Tabel 4.1Data Dosen Tetap
Gambar 4.1 Diagram Fishbone
Tabel 4.3 Akar Permasalahan Akreditasi C
Tabel 4.4Akar Permasalahan dan Strategi

Referensi

Dokumen terkait

Administrasi Perkantoran RSUD Bangkinang APBD T.A 2014 yang telah diadakan di Portal LPSE Kabupaten Kampar, maka sesuai dengan ketentuan yang berlaku bersama ini

Berdasarkan hasil Pelelangan Upah Kerja Petugas Keamanan Program Pelayanan Administrasi Perkantoran RS/RSJ/RS Paru-Paru/RS Mata RSUD Bangkinang APBD T.A 2014 yang telah

Catatan : Klarifikasi dihadiri oleh Direktur/Kuasa Direktur dengan membawa kelengkapan dokumen perusahaan serta referensi

In terms of feature extraction methods, the best assay results obtained from the Background subtraction method followed by the vertical projection, which uses ANN classifier,

Mengingat metakognisi memiliki peran penting dalam kesuksesan belajar dan metakognisi merupakan salah satu faktor yang terlibat ketika seorang melakukan penalaran,

Posterior distributions in limited information analysis of the simultaneous equations model using the Jeffreys prior.. Understanding the

18 tahun 2017 tanggal 15 Juni 2017 mengenai Cuti Bersama Tahun 2017 dimana tanggal 23 Juni 2017 ditetapkan oleh Bursa Efek Indonesia sebagai hari libur, maka

[r]