• Tidak ada hasil yang ditemukan

Teknik Budidaya Rumput Laut docx

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Teknik Budidaya Rumput Laut docx"

Copied!
2
0
0

Teks penuh

(1)

Teknik Budidaya Rumput Laut

 RL adalah salah satu komoditas andalan dalam program Departemen K & P.

Kelebihan Budidaya Rumpul Laut ialah teknologinya yang sangat sederhana daya serap pasar tinggi, biaya produksi relatif rendah.

Uraian Materi

Aspek yang perlu diperhatikan :

1. Pemilihan lahan Budidaya Rumput Laut : a). Kualitas Air : - Suhu : ± 25 - 30°C

- Salinitas : > 28 PPT - pH : 7 – 9 - Kejernihan : ± 5 – 10 m

b). Area budidaya jauh dari muara sungai dan sumber air tawar

c). Substrat dasar terdiri dari pasir, lumpur, lumpur berpasir dan perairan berkarang d). Terlindung dari ombak dan arus yang besar (terlalu kuat)

e). Memiliki pergerakan air yang lancar

f). Kedalaman air saat surut terendah min. 30 – 60 cm g). Bebas dari pencemaran limbah industri

h). Lokasi jauh dari lalu lintas kapal/jalur pelayaran kapal

i). Bebas dari predator, seperti ikan herbivor, penyu, maupun bulu babi j). Lokasi budidaya mudah dijangkau dengan sarana transportasi darat/laut

2. Metode Budidaya Rumput Laut A. Metode Dasar (bottom method)

1). Metode sebar (broadcast method) Budidaya Dasar Laut

Di gunakan pada perairan yang sebagian besar dasarnya batu karang 2). Metode budidaya dasar laut (bottom method)

Cocok untuk perairan yang berarus kencang dan bersubstrat batu/karang B. Metode Lepas Dasar ( off bottom method)

1). Tali tunggal lepas dasar (off bottom monoline)

Cocok untuk dasar perairan yang berpasir, berlumpur, atau lumpur berpasir 2). Jaring lepas dasar (off bottom net)

Digunakan pada perairan yang berpasir, berlumpur dan lumpur berpasir. Benih yang ditanam lebih banyak 3). Jaring lepas dasar bentuk tabung (off bottom tabular net)

Sesuai untuk perairan yang berarus kencang dan banyak terdapat predator atau di perairan yang mempunyai dasar pasir, lumpur/lumpur berpasir

C. Metode Apung (floating method)

1). Tali tunggal apung (floating monoline)

Perkembangan dari off bottom monoline (tali tunggal lepas dasar) 2). Jaring apung (floating net)

Sama dengan tali tunggal apung, tali tunggal diganti jaring nilon

II. Menyiapkan Teknik dan Lahan Budidaya

Teknik Budidaya Rumput Laut dibagi menjadi 2 yaitu : Budidaya di Laut dan Budidaya di tambak 1). Persiapan Lahan Budidaya Rumput Laut

a). Pemilihan Lokasi Budidaya b). Penentuan Metode

c). Penentuan Jenis Rumput Laut d). Pemenuhan peralatan Budidaya

- Tali untuk Media

- Tali pengikat bibit Rumput Laut - Bahan Pembuat Media (ex : bambu) - Jangkar

- Pisau

2). Persiapan Lahan Budidaya Di Tambak a). Pemilihan Lokasi

- Dekat dengan laut - Distribusi air laut lancar - Jauh dari air tawar - pH : 7 – 9

- Kedalaman air minimal 60 cm

b). Pemupukan fungsinya untuk menyuburkan lahan budidaya

c). Pengisian air di bagi menjadi 2 tahap, yaitu : Di isi air laut 60 cm, dibiarkan 2 hari dan penambahna air laut hingga 100 cm d). Perbaikan pematang

e). Penentuan metode f). Jenis-jenis rumput laut g). Pemenuhan peralatan

III. Menyiapkan Bibit Rumput Laut

- Bibit rumput laut diperoleh dari alam dan hasil budidaya Alam : (+) lebih mudah pengadaannya

(2)

Hasil Budidaya : (+) Saling berkendala dalam pengadaannya (-) Jenisnya sesuai keinginan

- Ciri-ciri bibit berkualitas : a). Muda

b). Bersih dari kotoran c). Segar

d). Lendir banyak

e). Lentur (tidak mudah patah) f). Thallus lengkap

g). Warna cerah

Perhatikan !!

Pengangkutan = Pertahankan dalam keadaan basah (menyiramkan air laut ke seluruh permukaan bibit) Perlakuan Bibit = Bibit harus terhindar dari sinar matahari langsung dan hujan

Sinar Matahari karena akan menimbulkan penguapan sehingga bibit menjadi lemas kekurangan air

Hujan karena dapat merusak (membusukkan) rumput laut. Dinding sel rumput laut akan pecah sehingga daya imunnya berkurang dan akan busuk.

IV. Menanaman Rumput Laut Di Lahan Budidaya Dilakukan saat bibit masih segar

 Cara Penanaman Bibit berdasarkan Metode Budidaya Rumput Laut Metode Budidaya

A. Metode Dasar (Bottom method)

1). Metode Tebar yaitu bibit diikat tali rafia dan diberi pemberat, lalu disebarkan didasar perairan (+) Hemat biaya dan Tenaga Kerja

(-) Produksi rendah dan banyak bibit hilang terbawa arus

2). Metode Budidaya Dasar Laut yaitu bibit diikatkan pada batu karang sebagai pemberat (+) Bibit sulit dihanyutkan, produksi meningkat

(-) Mudah terserang bulu babi

B. Metode Lepas Dasar (Off bottom method)

1). Metode Tali Tunggal Lepas Dasar yaitu bibit diikatkan pada tali ris dengan jarak 20 cm antar bibit (+) Produksi tinggi, bibit terikat dengan aman

(-) Butuh biaya dan Tenaga Kerja lebih banyak

2). Metode Jaring Lepas Dasar yaitu bibit diikat pada jaring nilon dibentuk empat jarak bibit = 20 cm (+) Produksi tinggi, kapasitas tanam banyak

(-) Butuh lebih banyak biaya dan Tenaga Kerja

3). Metode Jaring Lepas Dasar Bentuk Tabung yaitu bibit dimasukkan kedalam jaring nilon yang dibentuk tabung yang kedua ujungnya diikatkan pada tiang.

(+) Bibit relatif aman tidak berhamburan

(-) Biaya dan Tenaga Kerja lebih banyak, Resiko rumput laut patah karena bertumpukan

C. Metode Apung (Floating method)

1). Metode Tali Tunggal Apung yaitu bibit diikatkan pada tali nilon, ditempatkan pada rakit 4 persegi (+) Pertumbuhan relatif cepat (fotosintesis sempurna), Aman dari serangan bulu babi

(-) Biaya dan Tenaga Kerja lebih banyak, Butuh kondisi perairan yang bersih 2). Metode Jaring Apung yaitu bibit diikatkan pada jaring yang dibentangkan

(+) Bibit yang ditanam lebih banyak produksi optimal (-) Biaya produksi dan Tenaga Kerja lebih banyak

 Teknik mengikat Bibit pada Tali nilon

1). Buka pilinan tali nilon dan masukkan tali rafia 20 cm dilipat 2, ujung tali rafia dimasukkan kedalam lipatan rafia dan tarik kencang. Bibit rumput laut diikatkan diantara lipatan dan mengikatnya dengan simpul hidup

2). Membuka pilinan tali nilon, masukkan tali rafia kedalam pilinan dan membuatnya terikat. Lingkarkan tali rafia dan buatlah terikat kencang pada tali nilon.

Ya Muhaimin, jika aku jatuh cinta, Jagalah cintaku padanya

Referensi

Dokumen terkait

Secara keseluruhannya, hasil dapatan kajian yang dilakukan menunjukkan tahap penguasaan kemahiran membina inferens dan kemahiran mentafsir data dalam kalangan

memberi gambaran kualitas air lindi dari inlet dan outlet kolam IPAL TPA Jetis Purworejo Jawa Tengah, ditinjau dari parameter pH, BOD, COD, TSS, N-Total,

Peserta didik Kelas X Peminatan Ilmu Bahasa memiliki tingkat kecerdasan yang dominan yaitu kecerdasan eksistensial, diikuti dengan kecerdasan interpersonal,

STANDAR KOMPETENSI : Memecahkan masalah berkaitan sistem persamaan dan pertidaksamaan linear dan kuadrat.

11 Soemono Mustofa, Op,cit., hal. Isi hukum adalah apa yang diperlukan oleh masyarakat. Harus pro rakyat bukan pro kekuasaan. Hukum harus mendatangkan keadilan sosial

Mempunyai rekadaya dan rayuan maut, bibirnya tebal, hidungnya besar, lehernya pendek, badannya tinggi, wajahnya ada tahi lalatnya atau ciri dari pada penyakit, warnanya

Tujuan penelitian ini adalah melakukan perhitungan dan pengujian untuk menentukan nilai kapasitor minimum yang dibutuhkan untuk mengubah motor induksi satu fasa split phase sebagai

Belajar dari pengalaman sejak tahun 1993 dan kebutuhan di lapangan saat menjalankan 4 misi utama Tzu Chi dan bantuan bencana diIndonesia, Yayasan Buddha Tzu Chi