PENGARUH DISIPLIN, LINGKUNGAN KERJA, TERTIB ADMINISTRASI DAN KUALITAS PELAYANAN TERHADAP PEMBERIAN TUNJANGAN KINERJA PADA
KANTOR KOPERTIS WILAYAH
UNIVERSITAS MAHASARASWATI Nama Dosen:
Dr. Anik Yuesti, SE.,MM Nama Mahasiswa
I Gusti Ngurah Yoga Semadi Nim. 178103611010127
FAKULTAS PASCA SARJANA MAGISTER MANAJEMEN UNIVERSITAS MAHASARASWATI DENPASAR
1. PENDAHULUAN
Berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 32 Tahun 2016 tentang Tunjangan Kinerja Pegawai di Lingkungan Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi merupakan salah satu cara pemerintah untuk meningkatkan kinerja pegawai dan motivasi pegawai untuk melakukan pekerjaan dengan sebaik-baiknya. Pemeberian tunjangan kinerja ini bukan semata-mata untuk menambah pengahasilan Pegawai Negeri Sipil melainkan untuk merubah pola pikir pegawai untuk menjadi lebih baik karena sudah diberikan imbalan lebih atas pekerjaannya. dikarena dari dulu di Indonesia banyak pegawai yang mangkir terhadap pekerjaan dan sering terjadi pemungutan liar atau lebih dititikan untuk pemcegahan korupsi. Pemberian tunjangan ini diberikan bukan berdasarkan lama pegawai bersangkutan bekerja, bukan karena pangkat yang lebih tinggi melainkan dari kinerja atau output yang dihasilkan pertahun dari pegawai tersebut maka dari pada itu bagi pegawai yang malas atau mangkir dari pekerjaan akan tidak memenuhi target Sasaran Kerja Pegawai yang dibuat di awal tahun. Bila mana target tidak dipenuhi di akhir tahun penurunan kelas dan akan dilakukan pada tahun berikutnya. Banyak imbas yang tererima pegawai jika tidak melaksanakan kinerja misalnya DP3 tidak memenuhi target untuk kenaikan pangkat, maka dari pada itu tunjangan kinerja ini diaharapkan mampu meningkatkan kualitas pelayanan, meningkatkan disiplin pegawai, lingkungan kerja menjadi lebih baik, dan mampu meningkatkan administrasi yang baik di Kantor Kopertis Wilayah VIII.
2. PEMBAHASAN
Dari judul diatas maka ada beberapa variabel yang akan dibahas dalam penelitaan ini adalah sebagai berikut:
2.1 Pengaruh Disiplin Pegawai Terhadap Pemberian Tunjangan Kinerja
keamanan dan ketertiban kerja , pembangkangan perintah, melakukan tabrakan secara perlahan, memperlambat pekerjaan, menolak lembur, menolak kerja tim, memiliki dan menggunakan narkoba ketika bekerja, menghancurkan peralatan, menggunakan kata-kata kasar atau bahasa sebagai karyawan, dan bahkan mogok ilegal ". Sedangkan Byars al et, 2005: 54) menyatakan bahwa: "Membentuk disiplin kerja dipengaruhi oleh stimulus lingkungan kerja, dalam hal ini adalah pemantauan dan pengendalian oleh supervisor. Melalui persepsi, itu akan menghasilkan disiplin kerja."
2.2 Pengaruh Lingkungan Kerja Terhadap Pemberian Tunjangan Kinerja
Pemeberian Tunjanga Kinerja diharapkan mampu membuat lingkungan kerja semakin hidup dan meningkatkan semangat para pegawai dalam melakukan pekerjaan dan apa yang dikerjakan menghasilkan output yang diharapkan. Menurut Schuster (2000: 97) menyatakan bahwa: "lingkungan kerja meliputi suasana kerja, peraturan kerja, kondisi lain yang dapat menjadi penyebab pelepasan kerja, integritas, kebersamaan, keterbukaan, dan keramahan". Wheer (2006: 23) menyatakan: "Faktor lingkungan kerja terdiri dari pencahayaan / cahaya, kenyamanan, rancangan, kebisingan, warna frieze, keamanan dan musik. Lingkungan kerja menjadi pendorong efisiensi dan semangat kerja yang akhirnya mendorong untuk meningkatkan profesionalitas dalam bentuk produktivitas kerja ". Oleh karena itu, harus diusahakan lingkungan kerja yang damai, sehat, nyaman, sehingga akan memperoleh suasana kerja yang sehat dan karyawan dapat bekerja lebih produktif.
2.2 Pengaruh Tertib Administrasi Terhadap Pemberian Tunjangan Kinerja
sepele namun ternyata menjadi cukup fatal, apakah itu dapat menimbulkan konflik interest dalam organisasi itu sendiri, pada anggota atau dengan masyarakat yang dilayani.
2.4 Pengaruh Kualitas Pelayanan Terhadap Pemberian Tunjangan Kinerja
Kualitas pelayanan akan dipengaruhi oleh kinerja yang bagus, dengan pemberian tunjangan kinerja diharapkan kualitas pelayanan kantor Kopertis Wilayah VIII menjadi lebih baik dari tahun sebelumnya. Parasuraman, et al., (1988) mendefinisikan kualitas layanan sebagai cerminan persepsi evaluatif konsumen layanan yang diterima pada waktu tertentu. Kualitas layanan ditentukan oleh pentingnya dimensi dimensi layanan. Kualitas layanan sebagai bentuk penilaian konsumen terhadap tingkat layanan yang diterima (layanan yang dirasakan) dengan tingkat layanan yang diharapkan (layanan yang diharapkan). Menurut definisi ini, ada dua faktor utama yang mempengaruhi kualitas layanan yaitu, layanan yang diharapkan dan layanan yang dirasakan. Kualitas layanan telah dikonseptualisasikan sebagai perbedaan antara harapan pelanggan layanan yang akan diterima dan persepsi layanan yang diterima.
3. PENUTUP
DAFTAR PUSTAKA
Sudja, I. Nengah, and Anik Yuesti. "The Influences of Education and Training, Leadership, Work Environment, Teacher Certification On Discipline and Teacher’s Professionality In High School at Bali Province."
Mahardika, I. Made Ngurah Oka, I. Nengah Suardhika, and I. Nengah Landra. "Determination Loyalty Based on Service Quality, Customer Satisfaction and Trust at Pt. Bpr Bukit Tanjung Badung." International Journal of Contemporary Research and Review 9.02 (2018): 20473-20484.
Florida, Richard, 2002. The Rise of the Creative Class. New York: Basic Books.
Schuster, F. E. 2000. Human Resource Management: Concept, Cases and Readings. 3rd Edition. Virgini: Rest and Publishing Company, Inc. A Prentice-Hall Company.