• Tidak ada hasil yang ditemukan

desain program pendidikan dan pelatihan (1)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "desain program pendidikan dan pelatihan (1)"

Copied!
18
0
0

Teks penuh

(1)

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

BAB I... 2

PENDAHULUAN... 2

1.1 Latar Belakang... 2

1.2 Rumusan Masalah... 2

1.3 Tujuan... 2

1.4 Manfaat... 3

BAB II... 4

MATERI PEMBAHASAN... 4

2.1 Pengertian Pendidikan... 4

2.2 Pengertian Sistem...5

2.3 Pendidikan sebagai Suatu Sistem...6

2.3.1 Komponen-komponen dalam Sistem Pendidikan...6

2.3.2 Komponen-komponen Upaya Pendidikan...8

2.4 Pengertian Pendidikan dan Pelatihan (Diklat)...9

2.5 Tujuan Pendidikan dan Pelatihan (Diklat)...10

2.6 Manfaat Pendidikan dan Pelatihan (Diklat)...11

2.7 Jenis-Jenis Pendidikan dan Pelatihan (Diklat)...11

2.8 Sistem Diklat... 12

2.9 Peranan Penyelenggara Diklat...14

BAB III... 17

PENUTUP... 17

3.1 Kesimpulan...17

(2)

PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang

Suatu sistem merupakan kesatuan dari bagian-bagian yang saling berhubungan yang berada dalam satu wilayah serta memiliki item-item penggerak. Pendidikan yaitu usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan diri sendiri dan masyarakat. Sedangkan pelatihan adalah suatu proses dimana orang-orang mencapai kemampuan tertentu untuk membantu pencapaian tujuan organisasi.

Dari definisi yang telah diuraikan diatas, muncullah sebuah pertanyaan, bahwa apakah sebuah sistem, pendidikan, dan pelatihan dapat digabungkan menjadi sebuah konsep yang matang, dan lebih baik apabila digunakan dalam dunia pendidikan. Kemudian adakah keterkaitan antara ketiga konsep tersebut.

Oleh karena itu, kami melakukan penelitian secara berkala untuk mengetahui lebih dalam dan mendasar mengenai berbagai konsep tentang sistem, pendidikan, dan pelatihan untuk menemukan jawabannya. Sehingga pembaca memiliki wawasan yang lebih luas tentang dasar-dasar sistem pendidikan dan pelatihan.

1.2Rumusan Masalah

1. Apakah pengertian dari sistem, pendidikan, dan pelatihan?

2. Adakah hubungan antara sistem, pendidikan dan pelatihan?

3. Apa penjelasan dari pendidikan sebagai suatu sistem?

4. Apakah maksud dari dasar-dasar sistem pendidikan dan pelatihan?

1.3Tujuan

1. Menjelaskan pengertian dari sistem, pendidikan, dan pelatihan.

2. Menjelaskan hubungan antara sistem, pendidikan, dan pelatihan.

(3)

3. Menjelaskan pendidikan sebagai suatu sistem.

4. Menjelaskan dasar-dasar sistem pendidikan dan pelatihan.

1.4 Manfaat

1. Pembaca lebih memahami mengenai pengertian dari sistem, pendidikan, dan pelatihan secara keseluruhan.

2. Pembaca lebih memahami apa hubungan anatara sistem, pendidikan dan pelatihan.

3. Pembaca memahami konsep pendidikan sebagai suatu sistem.

(4)

BAB II

MATERI PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Pendidikan

Pendidikan adalah suatu usaha untuk membekali peserta didik baik dari sisi ilmu, pengetahuan dan keterampilan yang berguna bagi diri sendiri, masyarakat dan lingkungan sekitar. Pada dasarnya, pendidikan erat hubunganya dengan ilmu karena obyek utama dari pendidikan adalah ilmu itu sendiri.

Pendidikan menurut UU SISDIKNAS 20 Tahun 2003 pasal 1 ayat 1 yaitu pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar, agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spritual, keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara RI yang bersumber pada ajaran agama, keanekaragaman budaya Indonesia dan tanggap terhadap perubahan zaman.

Untuk mencapai status sebagai ilmu pengetahuan ada beberapa syarat yang harus dipenuhi. Menurut Prof.J.R. Pudjawijatno (1960 : 9) syarat-syarat tersebut ialah:

Mengejar kebenaran (obyektivitas). Objek dalam dunia ilmu pengetahuan di bedakan menjadi dua, yaitu objek formal dan objek material. Objek formal adalah sudut tinjauan dari penelitian atau pembicaraan suatu ilmu pengetahuan. Sedangkan objek material adalah bahan atau masalah yang menjadi pembicaraan dari suatu ilmu pengetahuan.

Metode. Setiap ilmu pengetahuan harus disyaratkan mempunyai metode penelitian, yaitu cara-cara yang dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah baik metode pengumpulan keterangan atau data ataupun metode-metode pengolahan dengan pola pikir yang induktif atau deduktif.

Bersistem. Yaitu uraian sejumlah komponen atau unsur yang berkaitan satu dengan lainya yang membentuk sebuah kesatuan yang berfungsi untuk mencapai suatu tujuan.

(5)

2.2 Pengertian Sistem

Istilah sistem berasal dari bahasa yunani "systema" yang berarti sehimpunan bagian atau komponen yang saling berhubungan secara teratur dan merupakan suatu keseluruhan. Menurut Zahara Idris (1987) Sistem adalah satu kesatuan yang terdiri atas komponen-komponen atau elemen-elemen atau unsur-unsur sebagai sumber yang mempunyai hubungan fungsional yang teratur, tidak secara acak dan saling membantu untuk mencapai suatu hasil (Product). Roger A Kaufman mengatakan bahwa system ialah jumlah keseluruhan dari bagian-bagian yang bekerja secara independent dan bekerja bersama untuk mencapai hasil yang dikehendaki berdasarkan asas kebutuhan.

Juga menurut Totong M. Amirin 1984, sistem adalah suatu kebulatan/keseluruhan yang komplek atau utuh. Berdasakan kajian terhadap sifat-sifat sistem, dapat didentifikasikan ciri-ciri pokok sistem sebagai berikut:

1. Mempunyai tujuan, sehingga proses kerja sistem mengarah pada tujuan.

2. Mempunyai batas, sehingga dapat dibedakan batas sistem yang satu dengan batas sistem yang lain.

3. Bersifat terbuka, artinya suatu sistem dapat dihubungkan dengan sistem yang lain, sehingga terbentuk sistem baru yang lebih besar.

Terdiri dari beberapa bagian yang di sebut subsistem atau komponen. Bagian-bagian dari suatu sistem merupakan satu kebulatan yang utuh dan padu. Terdapat saling berhubungan dan saling ketergantungan baik didalam sistem (intern sistem) maupun antara sistem dengan lingkungannya. Melakukan proses kegiatan transformasi, yaitu merubah masukan (input) menjadi suatu hasil (output), maka dari itu sistem pada hakikatnya merupakan transformator atau prosessor.

(6)

2.3 Pendidikan sebagai Suatu Sistem

Pendidikan merupakan suatu usaha untuk mencapai suatu tujuan pendidikan. Suatu usaha pendidikan menyangkut tiga unsur pokok yaitu unsur masukan, unsur proses usaha itu sendiri, dan unsur hasil usaha. PH Combs (1982) mengemukakan dua belas komponen pendidikan sebagai berikut:

1. Tujuan dan Prioritas adalah fungsi mengarahkan kegiatan. Hal ini merupakan informasi apa yang hendak dicapai oleh sistem pendidikan dan urutan pelaksanaanya. 2. Peserta didik adalah fungsinya belajar diharapkan peserta didik mengalami proses

perubahan tingkah laku sesuai dengan tujuan sistem pendidikan.

3. Manajemen atau pengelolaan adalah fungsinya mengkoordinasi, mengarahkan dan menilai sistem pendidikan.

4. Struktur dan jadwal waktu adalah mengatur pembagian waktu dan kegiatan.

5. Isi dan bahan pengajaran adalah mengambarkan luas dan dalamnya bahan pelajaran yang harus dikuasai peserta didik.

6. Guru dan pelaksanaan adalah menyediakan bahan pelajaran dan menyelengarakan proses belajar untuk peserta didik.

7. Alat bantu belajar adalah fungsi membuat proses pendidikan yang lebih menarik dan bervariasi.

8. Fasilitas adalah fungsinya untuk tempat terjadinya proses pembelajaran.

9. Teknologi adalah fungsi memperlancar dan meningkatkan hasil guna proses pendidikan.

10. Pengawasan mutu adalah fungsi membina peraturan dan standar pendidikan. 11. Penelitian adalah fungsi memperbaiki dan mengembangkan ilmu pengetahuan. 12. Biaya adalah fungsinya memperlancar proses pendidkan

2.3.1 Komponen-komponen dalam Sistem Pendidikan

Dalam usaha memenuhi pendidikan sebagai suatu sistem, berikut adalah penjelasan tentang beberapa komponen penting yaitu:

Dasar pendidikan. Dasar pendidikan dapat diartikan sebagai sesuatu yang dijadikan titik tolak untuk memikirkan masalah-masalah pendidikan atau titik tolak untuk melakukan kegiatan-kegiatan pendidikan. Dasar dalam pendidikan antara lain: dasar filosofis, dasar historis, dasar psikologis, dasar sosiologis, dan dasar yuridis.

(7)

Tujuan pendidikan. Pendidikan adalah usaha sadar, dari kata itu berarti pendidikan mempunyai tujuan apa yang dicita-citakan dari setiap kegiatan mendidik. Drs. Suwarno (Pengantar Pendidikan Umum 1985) mengemukakan beberapa pandangan tentang tujuan pendidikan dari Langeveld dan FH. Phonnik. Langeveld membedakan macam-macam tujuan pendidikan sebagai berikut:

Isi Pendidikan. Isi pendidikan adalah bahan-bahan atau materi pendidikan yang di berikan kepada peserta didik agar ia dapat mencapai tujuan yang diharapkan.

Metode Pendidikan. Metode atau cara bagaimana mendidik, agar kelak dapat memilih dan menggunakan metode yang tepat sesuai dengan tujuan dan kondisi-kondisi pendukung. Proses pendidikan memungkinkan terjadinya interaksi antara pendidik dengan peserta didik , sehingga metode pendidikan dapat di dasarkan pada pola hubungan ke dua belah pihak. Drs. Suwarno, 1985 membedakan jenis-jenis metode sebagai berikut:

1. Metode Dictatorial 2. Metode Liberal 3. Metode Demokratis

Alat Pendidikan. Alat pendidikan diartikan sebagai berbagai situasi dan kondisi, tindakan dan perilaku, tingkah laku dan perbuatan serta segala sesuatu yang diadakan dengan sengaja dan terencana yang langsung dan tidak langsung. Alat pendidikan dibedakan menjadi 2 golongan:

Alat pendidikan kebendaan. Demi mewujudkan pendidikan yang efektif maka di butuhkan alat-alat pendidikan sebagai penunjang, ruang kelas yang di lengkapi sarana dan prasarana pembelajaran. Alat pendidikan bukan kebendaan ini berupa lingkungan social :

(8)

Terdidik. Terdidik adalah individu yang di jadikan sasaran kegiatan pendidikan agar dapat mencapai tujuan yang diharapkan.

Pendidik. Pendidik pada hakikatnya bertanggung jawab penuh dalam proses pendidikan agar mengarah pada tujuan pendidikan.

2.3.2 Komponen-komponen Upaya Pendidikan

Saling hubungan antarkomponen

Tujuan Pendidikan

Peserta Didik

Pendidik

(9)

2.4 Pengertian Pendidikan dan Pelatihan (Diklat)

Pendidikan dan latihan (diklat) merupakan unsur yang mutlak dimiliki oleh individu sumber daya manusia yang berkualitas. Pentingnya diklat tersebut mengantar pengembangan sumber daya manusia. Karena itu,secara khusus pada hakekatnya diklat mengandung adanya aspek potensial,aspek fungsional, aspek operasional dan aspek kepemimpinan organisasi.

Berdasarkan aspek-aspek tersebut, maka keberadaan diklat berperan penting di dalam meningkatkan dan mewujudkan potensi karyawan, profesional karyawan, fungsional karyawan, operasionalisme karyawan dan pengembangan karir karyawan yang dapat dilaluinya melalui proses diklat baik berupa diklat kepemimpinan, diklat profesi lewat kursus-kursus, diklat fungsional berdasarkan pembinaan dan pengembangan terhadap pelaksanaan pekerjaan secara khusus sesuai fungsinya, dan diklat operasisonal yang biasanya dilakukan untuk penerapan proses dan prosedur suatu pelaksanaan penerapan teknologi yang sesuai dengan prospeknya. Menurut Hamalik yang dikutip oleh Pujirahayu (2008:16) bentuk-bentuk diklat seperti diklat kepemimpinaan, diklat potensi, diklat profesioanalisme, diklat fungsional, dan operasionalisme dianggap merupakan suatu pendidikan dan pelatihan yang menjadikan seorang pegawai mampu mengembangkan kepemimpinan organisasi, pemanfaatan kompetensi karyawan dalam menjalankan tugas pokok dan fungsinya, memiliki profesionalisme kerja yang handal sesuai fungsi aktivitas kerja yang ditekuni dalam berbagai kegiatan operasional kerja.

Uraian ini menekankan bahwa suatu kegiatan dalam manajemen organisasi tidak terlepas dari adanya konsep pendidikan dan latihan. Konsep pendidikan dan pelatihan diartikan sebagai konsep pembinaan diklat pegawai untuk mengetahui apa, mengapa dan untuk apa penerapan diklat harus diterapkan sesuai dengan konsep-konsep manajemen, konsep-konsep sistem pendidikan dan konsep-konsep sistem pelatihan. Menurut Wardoyo yang dikutip oleh Pujirahayu (2008:17) menyatakan bahwa konsep diklat adalah konsep untuk meningkatkan, mengembangkan dan membentuk perilaku pegawai untuk memiliki hakekat memahami aktivitas kerjanya untuk dapat mudah di dalam meningkatkan pelayanan masyarakat.

(10)

sebagai suatu proses serangkaian tindak lanjut yang dilaksanakan secara sasarannya melatih, membimbing dan membina karyawan untuk dapat menjadi tenaga yang handal dalam melaksanakan tugas-tugas pokok yang diamankan. Menurut Hamalik yang dikutip oleh Pujirahayu (2008:17) konsep sistem pendidikan dan pelatihan (diklat) adalah upaya untuk meningkatkan,mengembangkan dan membentuk pegawai melalui upaya pendidikan dan pelatihan baik berupa diklat berjenjang, diklat kursus, diklat fungsional, dan diklat operasional yang banyak diterapkan oleh suatu organisasi dalam rangka meningkatkan kemampuan kerja karyawan dalam menghadapi aktivitasnya, yang diupayakan dapat meningkatkan pelayanan masyarakatnya.

Menurut Syamsuddin yang dikutip oleh Pujirahayu (2008:18) diklat adalah suatu proses dari pelaksanaan pendidikan dan pelatihan yang dilaksanakan terus menerus bagi suatu organisasi agar karyawan yang mengikuti diklat mampu mengembangkan karir dan aktivitas kerjanya di dalam mengembangkan, memperpaiki perilaku kerja karyawan, mempersiapkan karyawan untuk menduduki jabatan yang lebih rumit dan sulit, mempersiapkan tenaga untuk mengembangkan aktivitas kerjanya.

2.5 Tujuan Pendidikan dan Pelatihan (Diklat)

Menurut pasal 9 Undang-undang ketenagakerjaan tahun 2003, pendidikan dan pelatihan kerja diselenggarakan dan diarahkan untuk membekali, meningkatkan dan mengembangkan kompetensi kerja guna meningkatkan kemampuan, produktivitas dan kesejahteraan. Tujuan-tujuan pendidikan dan pelatihan dapat dikelompokkan ke dalam lima bidang, yaitu:

a. Memperbaiki kinerja.

b. Memutakhirkan keahlian-keahlian para pegawai/karyawan sejalan dengan kemajuan teknologi.

(11)

d. Membantu memecahkan masalah operasional.

e. Mempersiapkan pegawai/karyawan untuk mendapatkan promosi jabatan.

2.6 Manfaat Pendidikan dan Pelatihan (Diklat)

Pendidikan dan pelatihan (diklat) mempunyai andil besar dalam menentukan efektivitas dan efisiensi organisasi, beberapa manfaat nyata yang ditanggung dari program pendidikan dan pelatihan, Simamora Henry (2004).

a. Meningkatkan kualitas dan kuantitas produktivitas.

b. Mengurangi waktu belajar yang diperlukan pegawai/karyawan untukmencapai standar kinerja yang dapat diterima.

c. Membentuk sikap, loyalitas dan kerja sama yang saling menguntungkan. d. Memenuhi kebutuhan perencanaan sumber daya manusia.

e. Membantu pegawai/karyawan dalam peningkatan pengembangan pribadi mereka.

2.7 Jenis-Jenis Pendidikan dan Pelatihan (Diklat)

1. Diklat kepemimpinan: Diklat kepemimpinan yang selanjutnya disebut DIKLATPIM dilaksanakan untuk mencapai persyaratan kompetensi kepemimpinan aparatur pemerintah yang sesuai dengan jenjang jabatan struktural.

2. Diklat Fungsional: Diklat Fungsional dilaksanakan untuk mencapai persyaratan kompetensi yang sesuai dengan jenis dan jenjang jabatan Fungsional masing jenis dan jenjang diklat Fungsional untuk masing-masing jabatan fungsional ditetapkan oleh instansi Pembina jabatan Fungsional yang bersangkutan.

3. Diklat Teknis: Diklat teknis dilaksanakan untuk mencapai persyaratan kompetensi teknis yang diperlukan untuk pelaksanakan tugas pegawai/karyawan. Diklat teknis dapat dilaksanakan secara berjenjang. Jenis dan jenjang diklat Teknis untuk masing-masing jabatan ditetapkan oleh instansi teknis yang bersangkutan.

2.8 Sistem Diklat

(12)

Keseluruhan unsur yang membentuk sistem tersebut lebih besar dari jumlah bagian-bagiannya. Pendapat lain mengatakan bahwa sistem adalah seperangkat komponen, elemen, unsur atau subunsur atau subsistem dengan segala atributnya yang satu sama lain saling berkaitan, pengaruh mempengaruhi dan saling bergantungan sehingga keseluruhannya merupakan satu kesatuan yang terintegratif atau suatu totalitas. Sedangkan Benny A. Pribadi mengutip dari Dick & Carey bahwa pendekatan sistem adalah sebuah prosedur yang digunakan oleh perancang desain sistem pembelajaran untuk menciptakan sebuah pembelajaran yang efektif dan efisien. (2006: 27 - 28). Sebagaimana pendekatan sistem secara umum, begitu juga pendekatan sistem dalam Diklat dapat menggunakan bagan arus mulai dari input (masukan), proses, Output (keluaran), dan Out come (dampak). Adapun pendekatan dalam Diklat sebagai berikut :

1. Masukan (Input) dalam Diklat adalah peserta Diklat dan widyaiswara dengan kompetensi yang dimilikinya, anggaran, waktu, sarana dan prasarana (bangunan) Diklat.

2. Proses sebagai sub sistem dalam sistem Diklat adalah proses belajar mengajar, evaluasi pra dan pasca Diklat, penataan sarana dan prasarana kelas dan sebagainya.

3. Produk adalah hasil setelah Diklat selesai, antara lain makalah/ materi Diklat, penguasaan kapasitas khusus.

4. Keluaran (out put) Diklat adalah peserta (lulusan) Diklat yang memiliki kompetensi sesuai dengan yang diharapkan, sertifikat, keterangan masuk dunia kerja, SIM.

5. Dampak (out come) Diklat antara lain adalah peningkatan produksivitas lulusan/kontribusi yang diberikan kepada organisasi.

Oleh karena itu batasan sistem dalam diklat sebagai berikut :

a. Mempunyai Tujuan

b. Tujuan dapat dijabarkan dalam fungsi

c. Memiliki komponen untuk menjalankan fungsi (sub sistem)

d. Sistem dikelilingi sistem lain dan tidak berdiri sendiri

e. Menjalankan proses transformasi mengubah masukan-keluaran

(13)

g. Memiliki efek keterpaduan (sinergisme)

h. Memiliki mekanisme balikan

i. Bersifat relative tergantung pada lingkungan

Secara ringkas arus sistem diklat dapat digambarkan sebagai berikut:

2.9 Peranan Penyelenggara Diklat

Penyelenggara diklat harus melakukan kegiatan mulai dari perencanaan diklat sampai evaluasi diklat. Aspek-aspek yang diperhatikan dalam proses perencanaan Diklat adalah :

(14)

2. Pengembangan panduan Diklat, modul dan perangkat evaluasi Diklat. Penyelenggara Diklat terutama berperan dalam pengembangan penduan pelaksanaan Diklat. Sementara dalam penyediaan modul, bahan ajar dan perangkat evaluasi pelu dicek pada saat perencanaan, agar mereka siap untuk membagikan pada peserta sesaat sebelum pelaksaan proses pembelajaran dimulai. 3. Penyelenggara Diklat (uraian tugas). Kejelasan tugas dan tanggung jawab setiap

orang dalam panitia penyelenggara adalah hal yang sangat penting untuk diketahui. Hal ini dimaksudkan untuk memperjelas tugas dan tanggung jawab masing-masing petugas. Hal-hal yang perlu diperjelas dalam kaitan tugas seorang penyelenggara Diklat adalah :

a. Penyediaan bahan Diklat (modul)

b. Menyiapkan bahan ujian atau evaluasi peserta c. penyiapan sarana dan prasarana Diklat

d. penyiapan akomodasi Dilat

4. Penempatan widyaiswara (persyaratan kompetensi, mekanisme seleksi). Dalam hal ini penyelenggara Diklat hendaknya memiliki daftar widyaiswara dan

b. sistematika penyajian dan kemampuannya dalam menyajikan materi c. Ketetapan waktu kehadiran dan penyajian

d. penggunaan metode dan sarana Diklat e. Sikap dan perilaku widyaiswara

f. Cara menjawab pertanyaan dari peserta dan penggunaan bahasa g. Pemberian motivasi kepada peserta lancarnya proses pembelajaran. Sarana Diklat yang perlu disiapkan antara lain papan tulis dan perlengkapannya, flipchart dan tiang penyangga serta lakban, LCD (in Focus), Sound Sistem, TV dan Video, Kaset dan perekam, Computer (lap top, tablet, iped), buku wajib (modul), dll.

(15)

7. Mekanisme penyediaan dana. Penyelenggara Dilat umumnya berperan dalam mengecek kesediaan dana dan pencairan dana yang akan digunakan dalam pelaksanaan Diklat. Sementara mekanisme penyediaan dana sendiri lebih banyak menjadi tanggung jawab pengelola Diklat.

8. Setelah semua perencanaan selesai dilakukan, langkah berikutnya adalah tahap pelaksanaan Diklat, yang meliputi :

a. Pembukaan dan Penutupan

Acara pembukaan Diklat yang menandakan dimulai kegiatan pelaksanaan Diklat, penyelenggara Diklat hendaknya menyiapkan diri untuk beberapa hal berikut :

1) mengecek pejabat yang akan membuka dan memberikan pengarahan kepada peserta dalam acara pembukaan Diklat.

2) menjadi petugas dalam acara pembukaan (MC, Pembaca Do’a, pembawa tanda pengenal dan sebagainya yang dianggap perlu).

3) Menyiapkan laporan pada acara pembukaan mengenai berapa peserta yang ikut dan unit kerja, kurikulum, lamanya waktu Diklat, kriteria ketulusan dan sebagainya.

4) Menyiapkan ruangan dan perlengkapan lain yang diperlukan dalam acara pembukaan seperti sound sistem, musik latar. Menurut Bobby dePorter, acara sambutan yang meriah pada acara pembukaan ini akan membawa kesan tersendiri dalam pelaksanaan proses pembelajaran. Ruangan yang sejuk dan dihiasi dengan bunga-bunga serta poster ucapan sambutan kepada peserta, akan membuat peserta merasa terhormat dan bersemangat untuk mengikuti proses pembelajaran.

5) Menyiapkan lingkungan psikologis bagi peserta yang menyenangkan dan ini sangat mendukung dalam proses pembelajaranberikutnya.

6) Begitu juga dalam acara penutupan. Hal-hal yang perlu dipersiapkan hampir sama dengan acara pembukaan. Penutupan yang meriah juga akan memberikan kesan yang mendalam bagi diri peserta, yang akan dibawa sampai ke tempat tugasnya.

(16)

1) Menyiapkan diri dalam melaksanakan tugasnya masing-masing, misal untuk :

a. Mengecek kehadiran peserta diruang kelas. Menyiapkan ruang belajar dan ruangan-ruangan lain yang diperlukan dalam pelaksanaan proses pembelajaran,

b. Menyiapkan sarana dan prasarana Diklat lainnya (ketersediaan OHP, pengeras suara, flipchart, marker, lakban) dan lainnya yang dibutuhkan dalam proses pembelajaran.

2) Mengecek kesiapan widyaiswara dalam kesiapan memberikan materi Diklat. Setelah widyaiswara bersedia memberikan materi Diklat tertentu yang telah disepakati pada tahap perencanaan Diklat, selanjutnya perlu dicek ketersedian waktunya untuk memberikan materi tersebut. Hal ini perlu diperhatikan karena biasanya terkait dengan kesibukan widyaiswara. Sering terjadi karena kesibukan widyaiswara akhirnya sekuensi penyampaian mata Diklat menjadi kacau. Selain hal- hal di atas, penyelenggara diklat harus membuat job diskription untuk masing-masing anggotanya, hal ini untuk memudahkan melakukan pengendalian diklat.

BAB III

PENUTUP

3.1Kesimpulan

(17)

Pelatihan adalah usaha yang terencana dari organisasi untuk meningkatkan pengetahuan, keterampilan dan kemampuan seseorang. Pelatihan lebih di tekankan kepada peningkatan kempuan untuk melakukan pekerjaan yang spesifik pada saat ini.

Peranan penyelenggara Diklat sangat menetukan terhadap keberhasilan suatu Diklat. Dalam hal ini penyelenggara Diklat harus merencanakan dan melaksanakan program Diklat secara matang. Kegiatan-kegiatan yang terkait dengan perencanaan diklat harus sudah di kuasai, dan tahapan-tahapan dalam proses pelaksanaan Diklat juga harus benar-benar dipersiapkan secara baik agar program Diklat yang telah direncanakan dapat tercapai tujuannya.

DAFTAR PUSTAKA

Afroji, Muh. Tanpa tahun. Sistem Diklat Dan Peran Penyelenggara Diklat. Tersedia di : http://bdkjakarta.kemenag.go.id/index.php?a=artikel&id=188 [online] di akses pada Minggu, 17 September 2015 jam 18.05.

Hamalik, Oemar. (2007). Manajemen Pelatihan Ketenagakerjaan Pendekatan Terpadu.

(18)

Pujirahayu, Rostanti.2008. Analisis Pengembangan Sumber Daya Manusia dalam Upaya Peningkatan Pelayanan Masyarakat pada Aparatur Sekretariat Daerah. Tesis. PPUMI Makassar : Tidak diterbitkan.

Referensi

Dokumen terkait

Maserasi merupakan cara penyarian sederhana yang dilakukan dengan cara merendam serbuk simplisia dalam cairan penyari selama beberapa hari pada temperatur kamar dan terlindung

Pembangunan adalah “suatu upaya meningkatkan segenap sumber daya yang dilakukan secara berencana dan berkelanjutan dengan prinsip daya guna yang merata

Aktivitas guru dalam proses belajar mengajar Matematika dengan menggunakan penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD pada luas persegi dan persegi panjang

Antenna kupu-kupu panjang yang telah dirancang dalam simulasi dapat bekerja pada frekuensi 915 MHz dan 2450MHz dengan nilai parameter kualitas antenna yang cukup baik.

Untuk menjaga kiprah pengembangan dan riset produk kosmeik, homogeniser yang powerful dan dapat diadaptasi dengan proses pengembangan dan riset kosmeik tersebut sangat

Hasil penelitian menunjukan bahwa model Hellison berpengaruh terhadap kecerdasan emosi dan self efficacy siswa, hal ini terlihat dari hasil tingkat signifikan

Telah dilakukan penelitian untuk mengetahui kadar logam (Mg, Mn, Sn, Zn) dalam limbah cair usaha kerajinan perak dan air sumur penduduk sekitarnya dengan berbagai jarak sumur dari

[r]