• Tidak ada hasil yang ditemukan

RANCANG BANGUN ALAT BANTU MEMBACA SMS UN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "RANCANG BANGUN ALAT BANTU MEMBACA SMS UN"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

Abstrak—Seiring dengan perkembangan zaman, tidak dapat di pungkiri lagi bahwa sebagian besar informasi yang diperoleh oleh manusia berasal dari indera penglihatan sedangkan selebihnya berasal dari panca indera yang lain. Sebagian besar teknologi yang digunakan oleh para penyandang tuna netra saat ini menggunakan output berupa suara, misalnya pada alat bantu pembaca SMS yang outputnya disajikan melalui alat bantu pendengar (headphone). Tentunya hal ini dapat mengurangi rasa aman bagi si pengguna. Untuk memecahkan persoalan tersebut yaitu dengan menyajikan outputnya pada sebuah alat mekanik yang membentuk huruf Braille. Dengan begitu si pengguna hanya perlu mengandalkan indera perabanya tanpa harus susah payah membawa alat bantu pendengar (headphone). Disamping itu si pengguna tidak perlu cemas lagi karena takut informasinya diketahui oleh orang lain di sekitarnya.

Pengujian alat ini dilakukan secara langsung pada penderita tuna netra yang berlokasi di Yayasan Pendidikan Anak Buta daerah Gebang putih. Dari data hasil responden mengenai pengujian alat ini mayoritas mengatakan bahwa sistem pada alat bantu pembaca SMS portebel ini sudah baik. Namun, hasil dari responden ini tidak dapat mengatakan secara mutlak bahwa sistem ini benar-benar baik karena jumlah responden hanya 20 orang.

Kata kunci: Handphone, Huruf Braille, Mode Text, Mikrokontroler, AT-Command, Selenoid.

I. PENDAHULUAN

Mata merupakan salah organ penting dari panca indera yang dimiliki manusia, khususnya dalam hal memperoleh sumber informasi. Sebagian besar informasi yang diperoleh oleh manusia berasal dari indera penglihatan sedangkan selebihnya berasal dari panca indera yang lain. Dengan demikian, dapat diasumsikan bila seseorang mengalami gangguan pada indera penglihatan, maka kemampuan aktifitasnya akan

jadi sangat terbatas karena informasi yang diperoleh akan jauh berkurang dibandingkan mereka yang berpenglihatan normal. Apabila hal ini tidak mendapat penanganan/rehabilitasi khusus, akan mengakibatkan timbulnya berbagai kendala psikologis, seperti misalnya perasaan inferior, depresi, atau perasaan hilangnya makna hidup. Di Indonesia alat bantu utama untuk tuna netra yaitu tongkat khusus. Akan tetapi alat ini memiliki berbagai macam keterbatasan sehingga hanya sebagian kecil saja informasi yang dapat dipahami dari lingkungan dimana dia berada. Dewasa ini, perkembangan teknologi yang pesat membuka peluang pengembangan berbagai alat bantu yang memanfaatkan berbagai disiplin ilmu, seperti Halnya computer vision, SMS Speech, serta berbagai perangkat lunak dan perangkat keras untuk memberikan informasi yang lebih utuh bagi tuna netra.

Sebagian besar teknologi yang digunakan oleh para penyandang tuna netra saat ini menggunakan output berupa suara, misalnya pada alat bantu pembaca SMS yang outputnya disajikan melalui alat bantu pendengar (headphone). Pada kondisi ini dikhawatirkan terjadi hal-hal yang tidak diinginkan, misalnya pesan yang diterima dapat dengan mudah didengar oleh orang lain di sekitarnya. Tentunya hal ini dapat mengurangi rasa aman bagi si pengguna.Dari persoalan inilah kemudian timbul pemikiran kami untuk menciptakan alat yang memliki tingkat keamanan yang jauh lebih baik dari alat yang telah ada saat ini.Adapun solusi yang dapat digunakan untuk memecahkan persoalan tersebut yaitu dengan menyajikan outputnya pada sebuah alat mekanik yang membentuk huruf Braille. Dengan begitu si pengguna hanya perlu mengandalkan indera perabanya tanpa harus susah payah membawa alat bantu pendengar (headphone). Disamping itu si pengguna tidak perlu cemas lagi karena takut informasinya diketahui oleh orang lain di sekitarnya.

RANCANG BANGUN ALAT BANTU MEMBACA SMS UNTUK

PENDERITA TUNA NETRA DENGAN MENGGUNAKAN HURUF

BRAILLE BERBASIS MIKROKONTROLER

Denny Prabowo S

#1

, Rika Rokhana

#2

,Paulus Susetyo Wardhana

#2

1

Penulis, Mahasiswa Jurusan Teknik Elektronika PENS - ITS 2Dosen Pembimbing, Staf Pengajar di Jurusan Teknik Elektronika PENS - ITS

Politeknik Elektronika Negeri Surabaya

Electronics Engineering Polytechnic Institute of Surabaya Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya Kampus ITS Sukolilo, Surabaya 60111, INDONESIA

Tel: +62 (31) 594 7280; Fax: +62 (31) 594 6114

2

(2)

II. DASARTEORI

Prototype alat bantu pembaca SMS untuk penderita tuna netra ini terdiri dari beberapa elemen yaitu: A. HANDPHONE

Handphone (HP) atau yang biasanya disebut pula telepon genggam adalah perangkat telekomunikasi elektronik yang mempunyai kemampuan dasar yang sama dengan telepon konvensional saluran tetap namun dapat dibawa ke mana-mana (portabel) dan tidak perlu disambungkan dengan jaringan telepon menggunakan kabel (nirkabel).

Gambar 2.1 Sony Ericsson T610

1) AT COMMAND

Bahasa yang dikenali oleh ponsel GSM disebut dengan AT command. AT merupakan singkatan dari Attention.AT Command adalah perintah-perintah yang digunakan dalam komunikasi dengan serial port.

2.) PDU( Protocol Data Unit)

Pada umumnya setiap pengiriman SMS, baik dari HP menuju operator, atau sebaliknya, selalu menggunakan format PDU (Protocol Data Unit), yaitu paket data dimana pesan SMS dikemas, bersama informasi tanggal, nomor tujuan, nomor pengirim, nomor operator, jenis skema SMS, masa valid SMS, dan beberapa hal lain (tergantung jenis paketnya).

B. HURUF BRAILLE

Charles Barbier de la Serre adalah orang yang pertama kali memperkenalkan sonografi pada institusi anak tuna netra. Kemudian Pada tahun 1824 dikembangkan oleh Louis menjadi abjad Braille yang baru. Ia menemukan 64 cara untuk menggunakan sel enam titik. Saat ini huruf Braille terdiri dari 6 titik yaitu titik kiri atas adalah titik satu, titik kiri tengah adalah titik dua, titik kiri bawah adalah titik tiga, titik kanan atas adalah titik empat demikian seterusnya. Dari semua titik ini mampu membuat 64 kombinasi.Huruf Braille dibaca dari kiri ke kanan.Titik-titik yang digambarkan hitam merupakan titik yang timbul.Huruf Braille sendiri dapat dibuat dengan metode positif atau negative.

Gambar 2.2 Titik Braille

Huruf Braille seperti halnya abjad latin yang mempunyai 26 huruf yaitu huruf a sampai huruf z. Disamping itu juga mempunyai kombinasi dari enam titik tersebut sebanyak 26 huruf yang masing masing mewakili huruf latin dalam bahasa Indonesia. Pada gambar berikut dapat dilihat contoh abjad dalam huruf Braille.

Gambar 2.3 Abjad Huruf Braille

C. MIKRO SELENOID

Selenoid adalah salah satu jenis terbuat dari dan dapat diasumsikan bahwa besar dari pada

Gambar 2.4 Bentuk Selenoid kecil.

III. PERENCANAANDANPEMBUATANSISTEM

A. PEMBUATAN MEKANIK SELENOID

1. Penentuan Tata Letak Selenoid

Pada bagian ini akan dilakukan perakitan selenoid yang terdiri dari 6 buah selenoid sehingga menjadi seperti pada gambar berikut ini.

Gambar 3.1 Tata letak selenoid

(3)

2. Pembuatan kombinasi huruf Braille

Pada tahap ini akan dilakukan pengelompokkan huruf Braille berdasarkan kombinasi posisi pada node 1 sampai dengan node 3. Hal ini dilakukan untuk mempermudah pengguna dalam mengenal huruf Braille dengan benar tanpa harus mengubah standarisasi susunan huruf Braille yang berlaku. Dari hasil pengelompokkan akan terbentuk menjadi 7 kombinasi.

Dalam proyek akhir ini hanya akan menampilkan 1 karakter braille yang akan muncul secara bergantian sesuai dengan isi SMS yang diterima sehingga untuk simbol angka akan diganti dengan bunyi buzzer dengan maksud untuk meminimalkan dimensi alat serta konsumsi daya yang berlebihan.

Gambar 3.2 Penulisan angka dalam braille. B. PEMBUATAN PERANGKAT KERAS

1. Pembuatan rangkaian minimum sistem dan RS232

Minimum sistem ini merupakan piranti yang paling penting.Karena pengkonversian huruf abjad ke dalam huruf Braille di lakukan oleh piranti ini. Yang mana input yang diterima dari handphone melalui rangkaian komunikasi serial RS 232 yang masih dalam bentuk huruf abjad diproses melalui program sehingga dapat tampil seperti huruf braille dalam rangkaian selenoid.

Gambar 3.3 Layout skema rangkaian minimum sistem dan rangkaian RS-232

2.

Pembuatan rangkaian driver selenoid

Pergerakan selenoid dikontrol oleh minimum system yang dibantu oleh rangkaian driver sehingga arus yang dibutuhkan oleh solenoid dapat terpenuhi sehingga dapat bergerak. Selanjutnya tampilan huruf Braille dapat diperoleh dari kombinasi 6 output minimum system yang diterima oleh driver untuk di teruskan pada mekanik selenoid.

Gambar 3.4 Layout skema rangkaian driver Selenoid

C. PEMBUATAN PERANGKAT LUNAK

Pada bagian ini akan dilakukan pembuatan program pada mikrokontroler menggunakan CodeVision AVR.

Gambar 3.5 Flow Chart software

IV. HASILDANANALISA

4.1. Pengujian AT command pada handphone - Tujuan :

Untuk mengetahui respon AT command pada Handphone.

Gambar 4.1 Skema Pengujian AT command pada Handphone.

- Hasil dan Analisa :

(4)

kemudian mengecek respon dari handphone . Dari hasil pengujian diketahui bahwa koneksi antara handphone dan komputer berhasil.

Gambar 4.2 Tes koneksi Handphone dengan komputer melalui hyperterminal

4.2. Pengujian Mekanik Selenoid - Tujuan :

Untuk mengetahui tingkat kesalahan huruf Braille yang dikeluarkan oleh mekanik solenoid .

(a)

(b)

Gambar 4.3 Skema Pengujian Mekanik Selenoid (a) Antara alat dan komputer

(b) Antara alat dan Handphone

- Hasil dan Analisa :

Pengujian dilakukan dengan cara memberikan input pada keyboard secara serial yang berupa kalimat singkat sebanyak 10 sample, pada tabel 4.1 dan 4.2 ditunjukkan hasil pengujiannya.

Tabel 4.1. Hasil pengujian mekanik selenoid dengan input

dari keyboard.

Saya mau makan Kamu kemana?

Tabel 4.2. Hasil pengujian mekanik selenoid input dari inbox

pada handphone.

Saya mau makan Kamu kemana?

Saya mau makan Kmu kemana?

4.3. Pengujian Daya Pemakaian -. Tujuan :

Untuk mengetahui pemakaian daya dari sistem.

Gambar 4.4 Pengukuran arus dengan menggunakan Power Supply

- Hasil dan Analisa :

Pengujian dilakukan dengan cara mengukur nilai arus pada sistem. Arus yang diamati yaitu ketika kondisi diam dan Bekerja (membaca SMS). Sedangkan output yang digunakan adalah serangkaian solenoid yang membentuk huruf braille. Hasil pegujian tampak pada tabel 4.3.

Tabel 4.3 Hasil Pengujian Arus

Dari hasil pengujian pada tabel 4.3 maka dapat disimpulkan bahwa pemakaian arus semakin meningkat ketika alat bekerja. Penggunaan daya maksimal alat dapat dihitung dengan persamaan :

P=VxI...4.2 P : Daya pemakaian (Watt)

V : Nilai tegangan (Volt) I : Nilai arus (Ampere) Perhitungan daya saat bekerja :

P= V x I = 8,3V x 0.1 A = 0,83 Watt

Sebagai perbandingan, apabila pada sistem diaplikasikan penggunaan baterai isi ulang jenis Lithium Polymer (Li-Po), dengan spesifikasi tegangan output 7,4

(5)

Volt, 800mAH seperti pada gambar 4.8. maka hanya dibutuhkan 1 buah baterai Li-Po.

Gambar 4.5 Baterai Li-Po

Dengan menyusun baterai Li-po yang memiliki 2 sel maka didapatkan sumber daya :

Total tegangan = 8,3 Volt

Sumber daya baterai = 8,3V x 0.8AH = 6,64 Watt Hour Daya tahan baterai pada saat bekerja :

Waktu = Sumber daya / Daya pada saat bekerja = 6,64WH / 0,83 W

= 8 Hour

Dari perhitungan diatas didapatkan bahwa sistem tersebut dapat digunakan dengan menggunakan baterai selama maksimal 8 jam. Dengan demikian penulis menyarankan untuk penggunaan catudaya baterai sebaiknya memakai catu daya baterai Li-Po.

4.4. Hasil Respondensi Terhadap Sistem

Uji coba dilakukan terhadap dua macam responden, yang pertama adalah penyandang tuna netra yang kedua adalah responden dengan profesi sebagai guru atau pengajar pada sekolah untuk penyandang tuna netra. Pengguna dan guru akan ditunjukkan sistem yang telah dibuat dan untuk kemudian akan diminta mengenai pendapat dengan mengisi kuesioner yang sudah dibuat.

Hasil dari penilaian tersebut disajikan dalam bentuk pie chart sebagai berikut:

Gambar 4.5 Pie chart tingkat kenyamanan alat bantu pembaca SMS portebel .

Dari hasil respondensi gambar 4.5 sampai gambar 4.8 mayoritas mengatakan bahwa sistem pada alat bantu pembaca SMS portebel ini sudah baik. Dan dari pertanyaan langsung apakah Alat ini membantu atau tidak, hasil dari respondensi ditunjukkan pada gambar 4.8.

Gambar 4.6 Pie chart huruf Braille dalam sistem

Gambar 4.7 Pie chart kemudahan dalam penggunaan

Gambar 4.8 Pie chart apakah alat ini membantu. Dari gambar 4.8, sekitar 75% responden mengatakan bahwa sistem Alat bantu pembaca SMS untuk penderita tuna netra ini sudah cukup membantu. Namun, hasil dari responden tidak dapat mengatakan mutlak sistem ini benar-benar bagus karena jumlah responden hanya 20 orang.

V. PENUTUP 55.1 Kesimpulan

Setelah melakukan pengujian dan analisa, maka dapat diambil. Beberapa kesimpulan tentang sistem kerja dari sistem yang telah dibuat, sebagai berikut : 1. Fitur mode teks yang terdapat pada semua jenis

Handphone GSM ternyata sangat membantu dalam proses konversi data yang diterima oleh mikrokontroler jika dibandingkan dengan menggunakan mode PDU.

2. Dari hasil uji penggunaan catu daya berupa baterai jenis Lithium polimer alat ini mampu bekerja selama 11,5 jam.

(6)

5.2 Saran dan Penutup

Mengingat masih banyaknya perbaikan yang perlu dilakukan pada proyek akhir ini, maka penulis mempertimbangkan beberapa saran yang diperlukan dalam proses perbaikan-perbaikan pada proyek akhir ini diantaranya adalah:

1. Penggunaan jenis selenoid sebaiknya memilih jenis PUSH agar lebih menghemat catu daya.

2. Penggunaan jenis komponen low voltage sangat mempengaruhi tingkat konsumsi daya.

3. Penggunaan jenis Handphone yang memiliki fitur mode teks sangat membantu dalam konversi isi data yang diterima oleh mikrokontroler.

Semoga apa yang telah disampaikan disini dapat berguna untuk para pembaca sekalian agar dapat terus berinovasi. Segala saran, kritik dan masukan yang bersifat membangun sangat diharapkan untuk kesempurnaan proyek ini.

IV DAFTAR PUSTAKA

[1] Anto Satriyo Nugroho. “Rehabilitasi Tuna Netra di Jepang: Survey Penelitian dan kemungkinan Aplikasinya di Indonesia”.

[2] Bustam, Khang. “ Trik Pemrograman Aplikasi Berbasis SMS”. Jakarta: PT. Elex Media Komputindo, 2002.

[3] Enabling Technologies,“How Braille Began”, Braille History

[4]

, 1999.

Oktober 2010.

[5]

pada 1 Oktober 2010.

[6

03 Oktober 2010.

[7

Oktober 2010.

[8]

diakses pada 03 Oktober 2010.

[9] Koswanto H., Thiang. Ricardo J. 2003. Mesin Printer Huruf Braille Menggunakan Mikrokontroller MCS-51. Jurnal Teknik Elektro Vol.3 No.1.

[10] Pedoman Menulis Braille Menurut Ejaan yang Disempurnakan, Jakarta:Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1974/1975.

[11] Sutedjo, Budi & Handoko,Yosia “Database Pendidikan Berbasis Ponsel”. Jogjakarta: Andi. 2003.

Gambar

Gambar 2.2 Titik Braille
Gambar 3.2 Penulisan angka dalam braille.
Gambar 4.4 Pengukuran arus dengan menggunakan Power Supply
Gambar 4.6 Pie chart huruf Braille dalam sistem

Referensi

Dokumen terkait

Di Kecamatan Bukit khususnya di Kampung Tingkem Asli dan Tingkem Bersatu banyak orang yang megadaikan tanah pertaniannya karena kesulitan keuangan, namun hal ini

Dari penelitian yang telah dilakukan,aplikasi biosurfaktan dari daun sengon (Albizia falcataria) dan kulit buah pepaya (Carica papaya l.) sebagai detergen ramah

ينملعلما لاوحأ ينملعلما لاوحأ ةيملاسلاا ةطسوتلما ةسردلما في ضنه مشاه ءاملعلا ة نياثلا يرعشأ سيناسيل ةجرد ىلع ولصح

Dari penjelasan diatas peneliti simpulkan bahwa, evaluasi hasil belajar di pendidikan anak usia dini adalah suatu proses umendapatkan informasi tentang perkembangan

Kemudian ditinjau dari aspek tujuh indikator pemahaman konsep pada daya serap siswa bahwa daya serap tertinggi terdapat pada indikator mengklasifikasikan dengan

Pada versi-versi terdahulu jika Anda lupa dengan parameter elemen konstruksi yang telah dibuat di jendela Floor Plan dan sekadar ingin melihat kembali informasi tersebut,

Pada penelitian ini didapatkan hasil bahwa tidak terdapat perubahan gambaran makroskopis organ hepar tikus wistar pada pemberian boraks dosis bertingkat,