2
2
Laporan Analisa Lokasi dan Keruangan
2016
Kata Pengantar
Dengan mengucap puji syukur kehadirat Allah SWT, karena limpahan rahmat, kemudahan, kelancaran dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan mata kuliah Analisa Lokasi dan Keruangan.
Tugas ini merupakan syarat wajib bagi mahasiswa Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya dalam penyelesaian mata kuliah Analisa Lokasi dan Keruangan. Laporan ini juga berisi tentang hasil analisa faktor lokasi yang berpengaruh terhadap suatu perdagangan dan jasa di Surabaya.
Dengan segala kerendahan hati penulis menyadari bahwa penulisan dan penyusunan laporan ini masih jauh dari sempurna, mengingat terbatasnya waktu dan kemampuan penulis. Kritik dan saran sangat diperlukan untuk dijadikan sebagai acuan tugas-tugas selanjutnya.
Dalam penyelesaian penulisan laporan ini penulis tidak lepas dari bantuan dosen mata kuliah Analisa Lokasi dan Keruangan yaitu Dr. Nanang Setiawan dan Belinda Ulfa Aulia, Msc yang telah memberikan kesempatan, bimbingan, sarana dan prasarana selama penulisan laporan ini. Atas semua bantuan yang telah diberikan kepada penulis, penulis ingin mengucapkan terima kasih dan semoga atas bantuan yang telah diberikan selama penulisan dan penyusunan laporan ini mendapatkan balasan dari Allah SWT.
Akhir kata penulis berharap agar laporan ini bermanfaat bagi semua pihak.
Surabaya, Mei 2016
2
2
Laporan Analisa Lokasi dan Keruangan
2016
Daftar Isi
Kata Pengantar... i
Daftar Isi... ii
Bab I Pendahuluan...1
1.1 Latar Belakang...1
1.2 Tujuan...1
1.3 Sistematika Pembahasan...1
Bab II Tinjauan Pustaka...3
2.1 Pengertian Retail...3
2.1.1 Variabel Pertimbangan Pemilihan Lokasi Ritel...4
2.2 Teori Lokasi Hotelling...6
2.3 Alat Analisis...8
2.3.1 Confirmatory Factor Analysis (CFA)...8
Bab III Gambaran Umum Wilayah Studi...9
3.1 Profil Supermarket Giant...9
3.1.1 Persebaran Lokasi Supermarket Giant di Surabaya...9
3.1.2 Gambaran Lokasi Giant Arief Rahman Hakim...10
3.2 Profil Supermarket Super Indo...10
3.2.1 Persebaran Lokasi Supermarket Super Indo di Surabaya...11
3.2.2 Gambaran Lokasi Super Indo Arief Rahman Hakim...11
Bab IV Analisis...12
4.3 Analisis Kesesuaian Teori...18
4.3.1 Teori Hotelling...18
4.3.2 Analisis Lokasi dengan Confirmatory Factor Analysis (CFA)...19
Tabel 4.8 Tabel analisis Kesesuaian Teori...19
Bab V Penutup...22
5.1 Kesimpulan...22
2
2
Laporan Analisa Lokasi dan Keruangan
2016
Adapun lesson learned yang diperoleh dari hasil penelitian adalah:...22
Bab I Pendahuluan
1.1 Latar Belakang
Di Kota Surabaya banyak terdapat fasilitas perdagangan dan jasa berupa supermarket atau retail. Pertumbuhan retail di Kota Surabaya terus bertambah dari tahun ke tahun dan persaingan antar supermarket ini pun tidak dapat dielakkan.
Salah satu jenis strategi persaingan dalam fasilitas perdagangan dan jasa berupa supermarket adalah mendirikan retail atau toko mereka berdampingan dengan pesaing mereka sendiri. Hal ini lah yang terjadi pada Supermarket Giant dan Superindo yang berlokasi di Jalan Arif Rahman Hakim, Kelurahan Keputih, Kecamatan Sukolilo, Surabaya.
Terjadinya hal ini tentunya dipengaruhi oleh faktor - faktor yang mendorong pemilihan lokasi tersebut menjadi tempat bagi kedua supermarket tersebut bersaing. Penentuan dan penelitian faktor-faktor yang mendorong dijadikan acuan kedepannya dalam perencanaan baik bagi planner sendiri maupun pihak swasta atau developper untuk penentuan lokasi sebuah fasilitas perdagangan dan jasa yang lebih baik lagi. Maka dari itu, dalam laporan ini akan dibahas mengenai tentang faktor - faktor yang mempengaruhi lokasi kedua supermarket tersebut berdasarkan konsumen dengan analisi teori Hotelling dan metode CFA.
1.2 Tujuan
Tujuan dari penulisan laporan analisa lokasi dan keruangan lokasi retail dengan studi kasus lokasi Giant dan Super Indo di Arief Rahman Hakim Surabaya adalah sebagai berikut:
1. Mengetahui teori-teori penentuan lokasi retail yang berhubungan dengan studi kasus,
2. Mengetahui keterkaitan antara teori lokasi dengan kondisi retail yang menjadi studi kasus,
3. Mengetahui faktor lokasi yang berpengaruh terhadap lokasi retail yang menjadi kasus berdasarkan analisis yang dilakukan,
4. Mengetahui fakta empirik dari hasil analisa penentuan faktor lokasi Giant dan Super Indo di Arief Rahman Hakim Surabaya.
1.3 Sistematika Pembahasan
Sistematika penulisan makalah analisis lokasi dan keruangan ini terdiri dari BAB I
Bab II TinjauanPustaka
2.1 Pengertian Retail
Retail adalah kegiatan usaha menjual barang atau jasa kepada perorangan untuk keperluan diri sendiri, keluarga atau rumah tangga (Ma’ruf, 2005:7). Sedangkan retailing adalah serangkaian kegiatan usaha yang memberikan nilai tambah pada produk dan jasa yang dijual kepada pelanggan untuk penggunaan pribadi atau keluarga (Levy, 2009:48). Sedangkan toko adalah tempat dimana konsumen melakukan pembelian yang terencana maupun tidak terencana (Tirmizi et al, 2009). Toko ini menjual puluhan bahkan ratusan jenis barang setiap hari, dan konsumen membeli barang tersebut dengan sebagian dari pendapatan mereka. Konsumen bergantung kepada pendapatan dan waktu yang mereka keluarkan dalam melakukan pembelian. Hal ini membuat konsumen akan melakukan pembelian terencana, apabila konsumen melakukan pembelian secara tidak terencana maka dapat dikategorikan sebagai pembeli impulsif.
Retail dapat dibagi menjadi berbagai jenis, hal yang paling sederhana untuk membaginya adalah dengan melihat retail mix atau dalam bahasa Indonesia diartikan sebagai bauran. Terdapat empat elemen atau tipe retail yang biasa digunakan untuk memenuhi kebutuhan konsumen (Levy, 2009) yaitu,
1. Tipe dari barang dagangan (merchandise)
berbagai jenis barang dagangan membedakan tipe dari retail yang ada. 2. Variasi dan jenis barang dagangan
Variasi adalah jumlah kategori barang yang retailer sediakan, sedangkan jenis rang dagangan adalah jumlah jenis yang berbeda di dalam kategori barang dagangan.
3. Jasa yang disediakan
Jasa yang ditawarkan oleh retailer dapat membuat satu retailer berbeda jenisnya dengan retailer lain. Contoh jasanya adalah penyediaan tempat parkir, menerima pembayaran dengan kartu kredit, menerima perbaikan, menerima pengembalian barang, jasa pengiriman, dan jasa membungkus kado. Terkadang agar konsumen dapat menikmati jasa ini, retailer menuntut pembayaran.
Harga juga menjadi penentu janis dan tipe dari retail, harga dapat dibagi menjadi rendah, rata-rata, dan tinggi. Harga juga dapat berubah apabila terdapat discount atau potongan harga, bisa juga karena ada suatu kejadian hari atau keadaan khusus seperti lebaran, natal, dan tahun baru.
2.1.1 Variabel Pertimbangan Pemilihan Lokasi Ritel
Sebuah studi mengungkapkan bahwa faktanya riteller memiliki kriteria tertentu yang mereka gunakan untuk mencari lokasi baru untuk sebuah toko. Charles G. Schimdt, seorang profesor dari Departemen Geografi di University Colorado-Denver, mengemukakan empat karakteristik utama dalam memilih lokasi retail yaitu:
1. Volume lalu lintas yang padat, kepadatan dan kemacetan lalu-lintas bisa pula menjadi hambatan, misalnya terhadap pelayanan kepolisian, pemadam kebakaran, dan ambulans.
2. Frontage yang lebar dan akses yang aman untuk keluar masuk menuju tapak. 3. Ukuran tapak untuk ekspansi (tersedianya tempat yang cukup luas untuk
perluasaan usaha dikemudian hari). 4. Threshold populasi
Penentuan lokasi pusat belanja juga memperhitungkan threshold atau batas ambang, yaitu tingkat permintaan/jumlah penjualan minimum yang dibutuhkan untuk mendukung keberadaan kegiatan perdagangan tertentu. Salah satu indikator yang digunakan dalam perhitungan threshold adalah variabel jumlah penduduk yang merupakan substitusi dari data jumlah penjualan yang didapat secara empiris.
Pengembangan pusat belanja juga didasari oleh konsep jangkauan barang, yaitu jarak yang harus ditempuh oleh konsumen untuk membeli barang/jasa dengan harga tertentu. Konsumen akan mengeluarkan biaya tambahan, karena adanya jarak yang harus ditempuh. Biaya yang dikeluarkan merupakan gabungan dari jumlah uang yang dikeluarkan, waktu dan usaha yang dilakukan. Hal ini akan mempengaruhi konsumen dalam pemilihan unit perdagangan yang akan dikunjungi. Konsumen cenderung tidak mengunjungi unit perdagangan yang jauh untuk barang dengan frekuensi high quick turnovergoods.
a. Faktor permintaan (demografi, perubahan permintaan dan variabel psikografis)
b. Faktor pasokan (perubahan organisasi dan sistem pasokan retail dan variabel teknologi)
c. Faktor daya beli konsumen (variabel sosio-ekonomi konsumen)
d. Faktor fisik lokasi (harga tanah, sewa lahan dan lokasi fisik retail dari retail sendiri)
e. Faktor tingkat persaingan (variabel persaingan) f. Faktor aksesibilitas
g. Faktor kebijakan perencanaan lokal
Sedangkan Diana (2003), menyatakan bahwa faktor-faktor penentu berkembangnya lokasi perdagangan meliputi:
1. Jumlah penduduk pendukung
Setiap jenis fasilitas perdagangan eceran mempunyai jumlah ambang batas penduduk atau pasar yang menjadi persyaratan dapat berkembangnya kegiatan. Jumlah penduduk pendukung dapat diketahui dari luas daerah pelayanan tetapi luas daerah layanan tidak dapat ditentukan sendiri karena faktor ini bergantung pada faktor fisik yang mempengaruhi daya tarik suatu fasilitas perdagangan.
2. Aksesibilitas
Aksesibilitas berkaitan dengan kemudahan pencapaian suatu lokasi melalui kendaraan umum dan pribadi serta pedestrian. Untuk fasilitas perdagangan kemudahan pencapaian lokasi, kelancaran lalu lintas dan kelengkapan fasilitas parkir merupakan syarat penentuan lokasi dan kesuksesan kegiatan perdagangan.
3. Keterkaitan spasial
Pada kegiatan perdagangan yang bersifat generatif, analisa ambang batas penduduk dan pasar menjadi hal yang penting sedangkan pada lokasi perdagangan yang bersifat suscipient, analisa kaitan spasial dari kegiatan merupakan hal yang penting.
Kecenderungan pembeli untuk berbelanja pada pusat yang dominan, namun meyukai tempat yang dekat maka faktor jarak merupakan pertimbangan penting untuk melihat kemungkinan perkembangan suatu lokasi terutama pusat perdagangan sekunder yang menunjukkan trade off antara besarnya daya tarik pusat dan jarak antara pusat.
5. Kelengkapan fasilitas perdagangan
Kelengkapan fasilitas perdagangan menjadi faktor penentu pemilihan lokasi berbelanja konsumen. Konsumen berbelanja barang-barang tahan lama yang tidak dibeli secara tidak teratur seperti pakaian, alat-alat elektronik pada tempat perdagangan yang memiliki banyak pilihan barang yang dapat diperbandingkan. Oleh karena itu pembeli cenderung untuk berbelanja barang-barang tahan lama pada pusat perdagangan yang lebih lengkap, tetapi untuk kebutuhan standar sehari-hari seperti bahan makanan, para konsumen cenderung masih mempertimbangkan jarak yang dekat kalau terdapat fasilitas yang memadai.
2.2 Teori Lokasi Hotelling
teori lokasi Hotelling muncul sebagai kelemahan teori lokasi yang mengasumsikan bahwa karakter demand dalam suatu ruang (space) adalah seragam. Teori ini juga merupakan pengembangan dari konsep “least cost location” dengan memperhatikan “ketergantungan lokasi”. Selain itu, produsen dalam memilih lokasi industri berperilaku untuk menguasai market area seluas-luasnya yang dipengaruhi oleh perilaku konsumen dan keputusan berlokasi produsen lainnya (Hotelling, 1929). Dalam teori Hotelling terdapat beberapa asumsi yang digunakan yaitu sebagai berikut,
a. Terdapat 2 perusahaan homogen (menjual barang yang sama) pada linier area b. Konsumen terdistribusi secara merata dan membeli 1 produk barang di
perusahaan terdekat
c. Biaya prooduksi sama dimana saja
d. Ongkos transportasi adalah sama per unit jarak pada seluruh pasar e. Ongkos transportasi dibayar oleh konsumen
Diagram 1. Proses Terjadinya Teori Hotelling
Sumber : Hotelling, 1929
Teori lokasi Hotelling memiliki dua kondisi sebegai berikut,
a. kondisi inelastic demand
industri A pertama kali memasuki market, kemudian industri B berkompetisi dengan A
jika keduanya berlokasi di tengah, maka market area terbagi sama dari kedua industri
jika B berpindah ke kanan, harga di kanan lebih rendah dibandingkan dengan harga di tengah
jika demand-nya inelastic (membeli produk pada harga berapa pun) maka B tidak mendapat keuntungan dari perubahan lokasi ini
Spatial Competition
Competitive Differentiation terdapat 2 perusahaan yang
berlokasi di area linier
kedua perusahaan berlokasi pada titik kuartil dengan jarak yang sama
dari titik pusat
salah satu perusahaan mencoba mengambil keuntungan maksimum
dengan mengambil lokasi dititik pusat
kedua perusahaan berkompetisi dalam lokasi dan akan berakhir di titil pusat dan berdampingan satu
sama lain
dalam meningkatkan penjualannya, perusahaan akan mencoba mengubah sedikit produk mereka
(a) (b)
Gambar 1. Ilustrasi Kondisi Inelastic Demand Sumber : Diktat Analisis Lokasi dan Keruangan
b. kondisi elastic demand
dua industri A dan B berkolusi monopoli oasar dan berlokasi pada posisi kuartil
keduanya membagi market area sama luasnya perbandingan dengan loksi di tengah, biaya angkut di lokasi kuartil lebih besar dibandingkan dengan lokasi yang di tengah
(a) (b)
Gambar 2. Ilustrasi Kondisi Elastic Demand Sumber : Diktat Analisis Lokasi dan Keruangan
2.3 Alat Analisis
Alat analisis yang digunakan untuk mengetahui faktor-faktor yang berpengaruh terhadap penentuan lokasi retail dengan spesifikasi bisnis waralaba ini adalah analisis Confirmatory Factor Analysis (CFA) dengan analisis faktor.
2.3.1 Confirmatory Factor Analysis (CFA)
CFA digunakan untuk menguji unidimensional, validitas dan reliabilitas model pengukuran konstruk yang tidak dapat diukur langsung (Joreskog dan Sorborn, 1993). Model pengukuran atau disebut juga model deskriptif (Ferdinant, 2002), measurement theory (Hair, dkk, 2006), atau confirmatory factor model (Long, 1983) yang menunjukkan operasionalisasi variabel penelitian menjadi indikator-indikator terukur yang dirumuskan dalam bentuk persamaan dan atau diagram jalur tertentu (Kusnendi, 2008).
Tujuan CFA adalah untuk mengkonfirmasikan atau menguji model, yaitu model pengukuran yang perumusannya berasal dari teori. Sehingga, CFA bisa dikatakan memiliki dua fokus kajian yaitu :
1. Apakah indikator-indikator yang dikonsepsikan secara unidimensional, tepat dan konsisten
Bab III
Gambaran Umum Wilayah Studi
3.1 Profil Supermarket Giant
Giant di indonesia beroperasi di bawah bendera bisnis jaringan ritel raksasa PT Hero Supermarket Tbk yang telah mengadakan aliansi strategis dengan Dairy Farm International pada tahun 1999 dalam bentuk penyertaan saham langsung. Gerai Giant yang pertama kali dibuka di Indonesia adalah Giant Hypermarket di Villa Melati Mas, Serpong, Tangerang pada tanggal 26 Juli 2002. Hingga Januari 2009, Giant telah memiliki 46 gerai dalam bentuk hypermarket dan 104 gerai dalam bentuk supermarket yang tersebar di Jabodetabek, Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Bali, Sumatera, Kalimantan, dan Sulawesi.
Giant dengan filosofinya “Banyak Pilihan Harga Lebih Murah” menyediakan sekitar 35.000-50.000 jenis produk. Produk private label Giant mulai hadir pada tahun 2003 dengan menggunakan merek Giant serta First Choice. Produk private label hadir untuk memenuhi kebutuhan konsumen yang sensitif terhadap harga akan produk yang berkualitas. Harga yang ditetapkan untuk produk private label lebih murah bila dibandingkan dengan produk merek nasional. Dengan adanya produk private label diharapkan dapat menambah pilihan bagi konsumen dalam berbelanja.
Slogan dari produk private label milik Giant adalah Proudly Made in Indonesia. Produk-produk private label yang dijual oleh Giant 90% adalah produk lokal yang dihasilkan oleh pemasok yang sebagian besar adalah perusahaan berskala kecil menengah di Indonesia. Giant memiliki standar khusus yang harus dipenuhi oleh pemasok dalam memproduksi produk private label. Standar ini digunakan untuk menjaga kualitas dari produk private label yang dihasilkan. Giant juga memberlakukan kebijakan yang memberikan keleluasaan bagi konsumen untuk mengembalikan produk private label yang telah dibeli ke gerai Giant manapun jika merasa tidak puas dengan kualitas produk private label tersebut.
3.1.1 Persebaran Lokasi Supermarket Giant di Surabaya
Di kota Surabaya setidaknya terdapat 9 gerai Supermarket Giant dan 4 gerai Hypermarket Giant yang tersebar di beberapa lokasi sebagai berikut :
No Nama Gerai Lokasi 1 Giant Supermarket Arief Rahman
Hakim Jalan Arief Rahman Hakim No. 169
2 Giant Supermarket HR Muhammad Jalan HR Muhammad Kav. 11-12, Sukomanunggal
3 Giant Supermarket Kapas Krampung
Plaza
Jalan Kapas Krampung Mall Kaza Lantai Dasar No. 45, Tambakrejo
4 Giant Supermarket Kedungsari Jalan Kedungsari No. 80, Tegalsari
5 Giant Supermarket Klampis Jalan Klampis Jaya, Klampis Ngasem
6 Giant Supermarket Manukan Lontar Jalan Raya Manukan Tama, Lontar
7 Giant Supermarket Mulyosari Jalan Raya Mulyosari No. 300, Dukuh Sutorejo
8 Giant Supermarket Rungkut Jalan Rungkut Mapan Utara, Rungkut Tengah
9 Giant Supermarket Wiyung Jalan Raya Menganti, Babatan
10 Giant Hypermarket Maspion Jalan Jend. A. Yani No. 73, Margorejo
11 Giant Hypermarket Mayjen Sungkono Jalan Mayjen Sungkono, Dukuh Pakis
12 Giant Hypermarket Diponegoro Jalan Pangeran Diponegoro, Gunungsari
13 Giant Hypermarket Pondok Chandra Jalan Wadung Asri I, Waru Sumber : wikipedia.org
3.1.2 Gambaran Lokasi Giant Arief Rahman Hakim
Lokasi gerai supermarket Giant yang ada di Arief Rahman Hakim berlokasi di Jalan Arief Rahman Hakim No. 169 Kelurahan Keputih, Kecamatan Sukolilo, Surabaya. Supermarket Giant terletak di dekat perumahan Kertajaya Regency dan berdampingan dengan Supermarket Super Indo. Selain itu Supermarket Giant mempunyai letak yang dekat dengan Kampus Institut Teknologi Sepuluh Nopember, perumahan Araya, dan Kampus Hang Tuah. Berdasarkan klasifikasi jalan, Supermarket Giant terletak di tepi jalan kolektor primer.
3.2 Profil Supermarket Super Indo
Sejak tahun 1997, Super Indo tumbuh dan berkembang bersama masyarakat Indonesia. Kini, Super Indo telah memiliki 132 gerai tersebar di 17 kota besar di indonesia dan didukung lebih dari 6000 karyawan terlatih. Setiap gerai umumnya menyediakan beragam produk kebutuhan sehari-hari.
Super Indo memiliki private brand “365”. “365” diluncurkan pada tahun 2006 dan telah memiliki lebih dari 140 jenis produk. Super Indo memiliki motto “Lebih Segar, Lebih Hemat, Lebih Dekat”.
3.2.1 Persebaran Lokasi Supermarket Super Indo di Surabaya
Di Surabaya terdapat 10 gerai Super Indo yang tersebar di beberapa lokasi di seluruh Kota Surabaya sebagai berikut:
Tabel 3.2 Tabel Persebaran Lokasi Giant di Kota Surabaya
No Nama Gerai Lokasi
1 Super Indo Central Park Jalan Raya Mulyosari 123-A
2 Super Indo Arief Rahman Hakim Jalan Arief Rahman Hakim 169-171
3 Super Indo Delta Plaza Jalan Pemuda No. 31-34
4 Super Indo Rungkut Jalan Rungkut Mapan Utara FA-01
5 Super Indo Dharmahusada Jalan Dharmahusada No. 191
6 Super Indo Kenjeran Jalan Raya Kenjeran No. 564-572
7 Super Indo Semolowaru Jalan Nginden Semolo No. 98
8 Super Indo Merr Jalan Ir. Soekarno No. 351
9 Super Indo Wadung Asri Jalan Wadung Asri, 76
10 Super Indo Jemursari Jalan Jemursari No. 170
11 Super Indo Mastrip Jalan Raya Mastrip No. 4
12 Super Indo Royal Square Jalan Menganti No. 479
13 Super Indo Citraland Jalan Telaga Utama D1 Kav 31-32
14 Super Indo Satelit Utara Jalan Raya Satelit Utara KN 9 Sumber : wikipedia.org
3.2.2 Gambaran Lokasi Super Indo Arief Rahman Hakim
Perkembangan Sektor Perdagangan dan Jasa Retail
Pemilihan Lokasi Sektor Perdagangan dan Jasa Retail
Lokasi Supermarket Giant dan Super Indo di Arief Rahman Hakim
Lokasi Supermarket Giant dan Super Indo di Arief Rahman Hakim Lokasi Supermarket Giant dan Super Indo di Arief Rahman Hakim
Confirmatory Factor Analysis (CFA) dan Analisis Faktor
Analisis Kesesuaian Teori Lokasi dengan Kondisi Faktual dari Perspektif Masyarakat
Teridentifikasi Faktor Paling Berpengaruh terhadap Pemilihan Lokasi Giant dan Super Indo Arief Rahman Hakim
Bab IV Analisis
4.1 Metode Analisis Data
Metode analisis data yang digunakan dalam penulisan laporan penentuan faktor lokasi retail Supermarket Giant dan Super Indo di Jalan Arief Rahman Hakim, Surabaya yaitu menggunakan metode analisis deskriptif kualitatif yang meliputi beberapa sub pokok bahasan seperti alur berpikir, metode pengumpulan data, dan profil responden. 4.1.1 Alur Berpikir
Alur berpikir yang digunakan dalam penulisan laporan penentuan faktor lokasi retail Supermarket Giant dan Super Indo di Jalan Arief Rahman Hakim dapat dilihat pada bagan atau diagram dibawah ini:
Latar Belakang Penulisan
Pemilihan Studi Kasus
Input
Proses
Diagram 2. Alur Berpikir Laporan
Sumber : Analisis Penulis
4.1.2 Metode Pengumpulan Data
Dalam proses analisis data yang digunakan dalam penulisan laporan, hal terpenting adalah proses memperoleh data-data yang dibutuhkan untuk pembahasan dalam penulisan suatu penelitian atau pengamatan. Metode pengumpulan data yang digunakan dalam menganalisis penentuan lokasi supermarket Giant dan Super Indo di Jalan Arief Rahman Hakim adalah sebagai berikut,
a. Survey Primer
Dengan melalui pengamatan langsung di lokasi studi sedangkan untuk data-data yang diambil adalah kondisi eksisting lokasi (orientasi lokasi) dan persepsi konsumen Giant dan Super Indo yang didapatkan melalui kuisioner yang telah disebar.
b. Survey Literatur
Survey literatur digunakan untuk mencari data berupa tinjauan pustaka dan teori yang digunakan dalam mengidentifikasi faktor lokasi yang berpengaruh terhadap penentuan lokasi Giant dan Super Indo di Arief Rahman Hakim, Surabaya.
4.1.3 Profil Responden
Berdasarkan penelitian yang dilihat dari persepsi masyarakat selaku konsumen, oleh karena itu responden yang diminta untuk memberikan pendapat terkait faktor lokasi yang berpengaruh terhadap penentuan lokasi supermarket Giant dan Super Indo di Arief Rahman Hakim, Surabaya. Karakteristik responden yang diambil adalah yang memiliki usia antara 18-22 tahun dengan segala jenis profesi, untuk jumlah responden penulis mengambil sebanyak 30 responden untuk diminta pendapatnya.
Selain itu juga dilakukan pengambilan responden dari stakehoder terkait yang berhubungan dengan penentuan faktor lokasi yang berpengaruh terhadap lokasi Giant dan Super Indo di Arief Rahman Hakim yang melalui manager dari kedua retail tersebut. Dimana dilakukan dengan melakukan wawancara dan kuisiner yang berisikan beberapa variabel faktor lokasi yang dianggap berpengaruh terhadap penentuan lokasi retail.
4.2 Analisis Lokasi
4.2.1 Confirmatory Factor Analysis (CFA)
yang memberikan keuntungan besar dari penjualan produk. Perspektif masyarakat atau konsumen nantinya dijadikan sebagai bahan pertimbangan terhadap faktor lokasi apa saja yang berpengaruh pada penentuan lokasi supermarket Giant dan Super Indo di Arief Rahman Hakim sehingga kedua retail tersebut terletak secara berdekatan satu sama lain.
Untuk memudahkan dalam menganalisis jawaban dari responden, dipilihlah Skala Likert yang digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau kelompok tentang pemilihan lokasi Supermarket Giant dan Super Indo di Arief Rahman Hakim yang merupakan konsumen dari supermarket tersebut. Setiap jawaban dihubungkan dengan bentuk pernyataan atau dukungan sikap yang diungkapkan dengan berisi lima tingkat jawaban yang menggambarkan apakah faktor-faktor penentu lokasi retail telah mempengaruhi penentuan lokasi retail supermarket Giant dan Super Indo di Arief Rahman Hakim dari perspektif konsumen sebagai salah satu stakeholder kunci. Untuk tingkatan jawaban dalam analisis dengan skala likert meliputi,
1. Sangat Berpengaruh = 5
2. Berpengaruh = 4
3. Ragu-ragu = 3
4. Tidak Berpengaruh = 2 5. Sangat Tidak Berpengaruh = 1
Faktor-faktor yang ditanyakan kepada konsumen adalah faktor-faktor penentuan lokasi yaitu sebagai berikut,
Tabel 4.1 Faktor Penentuan Lokasi yang ditanyakan kepada Konsumen
No Faktor Variabel
1 Aksesibilitas Kemudahan menjangkau lokasi
2 Kelengkapan Fasilitas
Kelengkapan fasilitas dibanding pesaing Kelengkapan dan kualitas produk yang ditawarkan
3 Produk Penawaran promo dan potongan harga
Harga lebih murah
Berikut adalah hasil kuisioner yang dibagikan kepada 50 responden yang meliputi konsumen supermarket Giant dan Super Indo.
Tabel 4.2 Hasil Kuisioner terhadap 30 Reponden
No Nama
Sumber : Survei Primer, 2016
Data-data di atas nantinya diolah dengan SPSS menggunakan Analisis Faktor guna mengetahui fator-faktor apa saja yang berpengaruh dalam penentuan lokasi retail supermarket Giant dan Super Indo di Jalan Arief Rahman Hakim, Surabaya. Responden yang dipilih adalah konsumen selaku stakeholder yang ikut berperan dalam keberadaan kedua supermarket tersebut. Berikut adalah hasil dari analisis faktor yang dilakukan dengan menggunakan bantuan perangkat lunak SPSS:
Sumber : Analisa Penulis, 2016
Dari tabel
diketahui bahwa nilai
Sig menunjukkan <0,05 yang artinya terdapat korelasi yang signifikan terhadap variabel. Tabel 4.4 Hasil Analisa SPSS Nilai Anti-image
KMO and Bartlett's Test
Kaiser-Meyer-Olkin Measure of Sampling Adequacy. .480
Bartlett's Test of Sphericity Approx. Chi-Square 25.937
Df 10
Anti-image Matrices
X1 X2 X3 X4 X5
Anti-image Covariance X1 .859 .034 -.030 -.219 .252
X2 .034 .627 -.335 -.200 .122
X3 -.030 -.335 .640 .045 -.178
X4 -.219 -.200 .045 .629 -.321
X5 .252 .122 -.178 -.321 .634
Anti-image Correlation X1 .272a .047 -.040 -.298 .341
X2 .047 .512a -.529 -.318 .194
X3 -.040 -.529 .556a .071 -.280
X4 -.298 -.318 .071 .488a -.508
X5 .341 .194 -.280 -.508 .436a
a. Measures of Sampling Adequacy(MSA)
Sumber : Hasil Analisa, 2016
Dari tabel di atas diketahui bahwa dalam nilai Anti-image masih terdapat nilai MSA yang ≤ 0,5. Dimana dilakukan kembali reduksi dengan mengeluarkan variabel yang memiliki nilai MSA terkecil yaitu X1.
KMO and Bartlett's Test
Kaiser-Meyer-Olkin Measure of Sampling Adequacy. .536
Bartlett's Test of Sphericity Approx. Chi-Square 22.189
df 6
Sig. .001
Sumber : Hasil Analisa, 2016
Anti-image Matrices
X2 X3 X4 X5
Anti-image Covariance X2 .628 -.336 -.210 .127
X3 -.336 .641 .042 -.192
X4 -.210 .042 .690 -.319
X5 .127 -.192 -.319 .718
Anti-image Correlation X2 .513a -.529 -.319 .190
X3 -.529 .557a .062 -.284
X4 -.319 .062 .567a -.453
X5 .190 -.284 -.453 .504a
a. Measures of Sampling Adequacy(MSA)
Sumber : Hasil Analisa, 2016
Dari hasil analisis yang telah dilakukan dengan menggunakan SPSS, diketahui bahwa variabel yang dianggap berpengaruh adalah variabel X2, X3, X4 dan X5. Selanjutnya variabel tersebut dihitung nilai pembobotannya dengan teknik manual menggunakan formula sebagai berikut:
Ai =
Xi
∑
i=1 i
Xi
Keterangan:
Xi = Nilai variabel ke-i
Tabel 4.7 Hasil Pembobotan Manual
No Faktor Variabel Simbol Bobot
1 Aksesibilitas Kemudahan
menjangkau lokasi X1 0.19534050179
2
Kelengkapan fasilitas
Kelengkapan fasilitas
dibanding pesaing X2 0.20609318996
3
5 Harga lebih murah X5 0.1917562724
Sumber :Hasil Analisa, 2016
Dari hasil pembobotan di atas, diketahui bahwa variabel yang memiliki pembobotan terbesar adalah Kelengkapan dan Kualitas Produk yang ditawarkan (X3) sebesar 0.21326164875 serta Kelengkapan Fasilitas dibanding Pesaing (X2) sebesar 0.20609318996. Sedangkan variabel yang memiliki nilai pembobotan terkecil adalah Harga Lebih Murah (X5) sebesar 0.1917562724.
4.3 Analisis Kesesuaian Teori 4.3.1 Teori Hotelling
4.3.2 Analisis Lokasi dengan Confirmatory Factor Analysis (CFA)
Tabel 4.8 Tabel analisis Kesesuaian Teori
No .
Faktor Pemilihan
Lokasi
Variabel Kondisi Lapangan Analisis Kesesuaian
1 Aksesibilitas Super Indo di Jalan Arief Rahman Hakim yang terdapat di kedua
mendapatkan
tidak terlalu besar dan tidak terlalu kecil. dan jasa (retal) dan dalam kasus ini adalah murah di Giant dan juga terdapat barang yang lebih murah di Super Indo.
Setelah nilai
pembobotan dihitung, diketahui bahwa pembobotan variabel ini memiliki nilai yang sangat kecil sehingga
Bab V Penutup
5.1 Kesimpulan
Dalam Laporan ini peneliti menggunakan Teori Hotelling Teori Hotelling dan Metode Confimatory Factor Analysis (CFA), maka dapat ditarik kesimpulan:
Karena keberadaan supermarket Giant dan Super Indo di Jalan Arief Rahman Hakim yang berdekatan dan hanya terpisahkan oleh akses jalan menuju Perumahan Kertajaya Regency, digunakan teori Hotelling yang menjelaskan tentang keberadaan dua perdagangan dan jasa yang saling berdekatan guna mendapatkan jumlah konsumen yang seimbang dan tidak memperdulikan biaya yang harus dikeluarkan untuk transportasi ;
Dari analisa pembobotan diperoleh tiga faktor yang paling berpengaruh dalam keberadaan kedua supermarket ini sehingga dapat terus berjalan, yaitu kelengkapan fasilitas retail, kelengkapan dan kualitas produk yang ditawarkan, serta penawaran promo atau potongan harga ;
Faktor kelengkapan dan kualitas produk yang ditawarkanadalah faktor dengan bobot terbesar dan paling berpangaruh. Bagi responden variabel ini yang menjadikan mereka tetap kembali dan berbelanja di supermarket yang mereka pilih ;
Untuk faktor kelengkapan fasilitas retail, variabel ini adalah faktor dengan bobot kedua terbesar. Responden merasakan supermarket yang mereka pilih memiliki fasilitas yang lebih baik dari pada pesaingnya ;
Penawaran promo atau potongan harga adalah salah satu faktor yang termasuk paling berpengaruh bagi para responden mengenai daya tarik Supermarket yang mereka pilih.
5.2 Lesson Learned
Adapun lesson learned yang diperoleh dari hasil penelitian adalah:
Teori Hotelling sangat tepat digunakan untuk menjelaskan lokasi fasilitas - fasilitas perdagangan dan jasa yang berdiri berdampingan ;
Bila ada dua supermarket yang berdekatan atau berdiri berdampingan, menurut hasil pembobotan variabel aksesibilitas atau kemudahan menjangkau lokasi menjadi tidak terlalu berpengaruh bagi para konsumen ;
Daftar Pustaka
Hadi, Agustina Kurniawati. 2009. Pengaruh Persepsi Nilai-Tinjauan Literatur. Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia.
P, Santika dkk. 2015. Dasar-Dasar dan Analisis Lokasi Perdagangan dan Jasa, Serta Fasilitas. Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota, Institut Teknologi Sepuluh Nopember. Surabaya.
Santoso, Eko Budi. Umilia, Ema. Aulia, Belinda Ulfa. 2012. Diktat Analisis Lokasi dan Keruangan (RP09-1209). Program Studi Perencanaan Wilayah dan Kota (FTSP), Institut Teknologi Sepuluh Nopember. Surabaya
Setyawan, Adityo. 2009. Pola Sebaran dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pemilihan Lokasi Retail Modern (Studi Kasus Kota Surakarta). Tesis S-2 MTPWK, UNDIP, Semarang.
Zakiar, Emir. 2010. Faktor-Faktor Pendorong-Tinjauan Literatur. Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia.
https://id.wikipedia.org/wiki/Giant_%28toko_swalayan%29. diakses tanggal 6 Mei 2016
https://id.wikipedia.org/wiki/Super_Indo. diakses tanggal 6 Mei 2016
http://www.superindo.co.id/hubungi_kami/lokasi_super_indo. diakses tanggal 6 Mei 2016