• Tidak ada hasil yang ditemukan

DESAIN KURIKULUM PENDIDIKAN ANAK USIA DI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "DESAIN KURIKULUM PENDIDIKAN ANAK USIA DI"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

DESAIN KURIKULUM PENDIDIKAN ANAK USIA DINI SESUAI DENGAN TUMBUH KEMBANG ANAK

Sri Yekti Wirdalena (NIM.17330051)S2 PAUD Universitas Negeri Padang sriyektiwirdalena@gmail.com

ABSTRAK:

Pendidikan anak usia dini (PAUD) adalah jenjang pendidikan sebelum jenjang pendidikan dasar yang merupakan suatu upaya pembinaan yang ditujukan bagi anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut, yang diselenggarakan pada jalur formal, nonformal, dan informal. Kurikulum sangat penting dalam mengembangkan potensi setiap anak. Kurikulum saat ini digunakan dalam berbagai bentuk dan konsep harus melakukan studi mendalam yang lebih efektif untuk pengembangan potensi anak. Kurikulum kreatif menjadi penting dalam mengembangkan potensi anak. Kurikulum kreatif rnemberikan kesempatan yang lebih luas untuk pengembangan potensi anak bergerak menuju penwujudan setiap potensi yang dimiliki anak. Kurikulum merupakan salah satu alat untuk mencapai tujuan pendidikan, sekaligus merupakan pedoman penyelenggaraan kegiatan belajar mengajar di sekolah.

Kata kunci: kurikulum; anak usia dini; perkembangan anak ABSTRACT:

Early childhood education (PAUD) is the level of education before the level of basic education which is a coaching efforts aimed at children from birth up to the age of six years is done through the provision of educational stimulus to help growth and physical and spiritual development so that children have readiness in entering further education, organized on formal, informal, and informal channels. The curriculum is very important in developing the potential of every child. Curriculum is currently used in various forms and the concept of having to conduct more in-depth study more effectively for the development of potential children. The creative curriculum becomes important in developing the potential of the child. The creative curriculum provides a wider opportunity for the development of the child's potential to move towards the realization of every potential that the child has. Curriculum is one tool to achieve the goal of education, as well as a guideline for the implementation of teaching and learning activities in schools.

Keywords: curriculum; early childhood; child development

PENDAHULUAN

Kurikulum anak usia dini berisi seperangkat kegiatan belajar melalui bermain yang dapat memberikan pengalaman langsung bagi anak dalam rangka mengembangkan seluruh potensi

(2)

filosofis tentang bagaimana anak berkembang dan belajar. Selanjutnya dijelaskan bahwa program kegiatan bermain pada dasarnya adalah pengembangan secara konkret dari sebuah krikulum. Pengembangan kurikulum bagi anak usia dini merupakan langkah awal yang menjadi tolok ukur dari kegiatan belajar selanjutnya. Menurut NAEYC Early Childhood Program Standar terdapat 2 hal penting tentang kurikulum bagi anak usia dini, yaitu:

1. Program kegiatan bermain pada anak usia dini diterapkan berdasarkan kurikulum yang berpusat pada anak serta dapat mendukung kegiatan pembelajaran dan perkembangan pada setiap aspek baik estetika, kognitif, emosional, bahasa, fisik dan sosial.

2. Kurikulum berorientasi pada hasil dan mengaitkan berbagai konsep dan

perkembangan. Pada saat

disampaikan oleh guru pada tiap indiidu anak, maka kurikulum yang telah dirancang diharapkan dapat membantu guru, sehingga dapat menyediakan pengalaman yang dapat mengembangkan perkembangan pada jenjang yang lebih tinggi pada wilayah perkembangannya. Hal ini juga mengarah pada intensionalitas dan ungkapan kreatif, dan memberikan kesempatan pada anak untuk belajar secara individu dan berkelompok berdasarkan kebutuhan dan minat mereka.

Tujuan pengembangan kurikulum menurut Catron dan Allen adalah untuk mengoptimalkan perkembangan anak secara menyeluruh serta terjadinya komunikasi interaktif.kurikulum bagi anak usia dini haruslah memfokuskan pada perkembangan yang optimal pada seorang anak melalui lingkungan sekitarnya yang dapat menggali berbagai potensi tersebut melalui permainan serta hubungan dengan orang tua atau orang dewasa lainnya.selanjutna mereka berdua berpendapat bahwa seharusnya kelas-kelas

bagi anak usia dini merupakan kelas yang mampu menciptakan suasana kelas yang kreatif dan penuh kegembiraan bagi anak. Adapun tujuan kurikulum anak usia dini di Indonesia adalah membantu meletakkan dasar ke arah perkembangan sikap pengetahuan, keterampilan, dam kreativitas yang diperlukan oleh anak untuk dapat menyesuaikan diri dengan lingkungannya dan untuk pertumbuhan serta perkembangan pada tahapan berikutnya.

Ada beberapa pendekatan dalam pengembangan kurikulum anak usia dini, yaitu:

1. Teori Perkembangan anak

(3)

aspek perkembangannya, seorang anak dapat belajar dengan sebaik-baiknya apabila kebutuhan fisiknya dipenuhi dan mereka merasa aman dan nyaman secara psikologis. Berhubungan dengan hal itu maka Wolfgang dan Wolfgang mengatakan bahwa pendidikan anak usia dini berkaitan dengan teori perkembangan, antara lain:

a. tanggap dengan proses yang terjadi dari dalam diri anak dan berusaha mengikuti arus perkembangan anak yang individual

b. mengkreasikan lingkungan dengan materi luas yang beragam dan alat-alat yang memungkinkan anak belajar

c. memperhatikan laju dan kecepatan belajar dari masing-masing anak dan d. adanya bimbingan dari guru agara

anak tertantang untuk melakukan sendiri.

2. Pendekatan Berpusat pada Anak

Ialah suatu kegiatan belajar di mana terjadi interaksi dinamis antara guru dan anak atau antara anak dengan anak lainnya. Filosofi dari pembelajaran berpusat pada anak adalah program tahap demi tahap, yang didasari pada adanya suatu keyakinan bahwa anak-anak dapat tumbuh dengan bai jika mereka dilibatkan secara alamiah dalam proses belajar. Lingkungan yang dirancang secara cermat dengan menggunakan konsep tahap demi tahap mendorong anak-anak untuk mempelopori dan menciptakan sesuatu. Coughlin mengemukakan bahwa pembelajaran berpusat pada anak bertujuan untuk:

a. mengembangkan kemampuan anak secara alamiah sesuai dengan tingkat perkembangannya

b. berusaha membuat anak bebas dan aman secara psikologis sehingga senang belajar di sekolah

c. meningkatkan kepedulian dan kerja sama antara pihak sekolah, keluarga, dan masyarakat

d. menekankan pada asas keterbukaan bagi hal-hal yang menunjang pendidikan anak, serta

e. berusaha melengkapi segala kebutuhan yang menunjang perkembangan anak secara optimal. 3. Pendekatan Konstruktivisme Implikasi

konstruktivisme dalam kegiatan bermain:

a. Anak hendaknya memperoleh kesempatan luas dalam kegiatan pembelajaran guna mengembang kan potensinya.

b. Pembelajaran pada anak usia dini hendaknya dikaitkan dengan tingkat perkembangan potensial daripada perkembangan aktualnya.

c. Program kegiatan bermain lebih diarahkan pada penggunaan strategi. d. Anak diberi kesempatan yang luas untuk mengintegrasikan pengeta huan deklaratif yang telah dipelajari dengan pengetahuan procedural untuk melakukan tugas-tugas dan memecahkan masalah

e. Proses belajar dan pembelajaran tidak sekedar bersifat transferal tetapi lebih merupakn ko-konstruksi.

Teori konstruktivisme dapat disimpulkan bahwa:

1. aliran konstruktivisme meyakini bahwa pembelajaran terjadi saat anak berusaha memahami dunia di sekeliling mereka, anak membangun pemahaman mereka sendiri terhadap dunia sekitar dan pembelajaran menjadi proses interaktif yang melibatkan teman sebaya, orang dewasa dan lingkungan dan

2. setiap anak membangun pengetahuan mereka sendir berkat pengalaman-pengalaman dan interaksi aktif dengan lingkungan sekitar dan budaya di mana mereka berada melalui bermain. Anak

membutuhkan lebih banyak

(4)

emosi anak menjadi penting saat anak belajar, anak membutuhkan pembelajaran untuk merasakan keamanan dan kenyamanan. Stres akan menjadi senjata yang dapat menghancurkan sel otak dan membuat anak menghadapi kesulitan belajar, hubungan yang harmonis penuh kehangatan dengan anggota keluarga guru dan orang yang ada disekitar anak menjadi sangat penting dalam menunjang pembelajaran anak. pertumbuhan otak juga sangat ditunjang oleh asupan gizi berimbang, kesehatan, dan aktivitas fisik. Stimulasi gerak, kebutuhan tidur yang cukup, dan kesehatan berpengaruh besar terhadap pertumbuh-an jaringan set syaraf otak. Anak adalah pembelajar yang sangat banyak membutuhkan latihan fisik melalui kegiatan di dalam maupun di luar ruangan. Pertumbuhan dan perkembangan anak memiliki tahapan yang berkesinambungan, antara tahapan akan dilalui oleh anak dan bagaimana memberikan stimulasinya agar perkembangan anak menuju ke arah berikutnya dengan baik. Kita mengenal teori Piaget tentang logika berpikir dan kemampuan bernalar bagi anak usia dini yaitu tahapan sensorimotor, properasional. Teori Vygotsky tentang interkasi sosial dan pembelajaran, kita juga mengenal tenri kecerdasan jamak Howard Gardner, peranan bennain anak-anak dalarn belajar Sara Smilansky. Itu adalah teori-teori yang melandasi pembelajaran yang kreatif sehingga dapat memberikan pengalaman belajar yang bennakna bagi anak dalam melaksanakan tahspan perkembangannya.

Pendidikan dan Perkembangan Anak Usia Dini

Pendidikan merupakan hal yang sangat penting bagi kesejahteraan anak dan berkontribusi terhadap penurunan kemiskinan dan ketidaksetaraan. Tingkat pendidikan ibu yang lebih tinggi

mempromosikan perilaku sehat dan perilaku pencarian pengobatan (health-seeking) sehingga terkait dengan kemungkinan penurunan kematian anak sebelum ulang tahun kelima mereka, dan dengan penurunan resiko kematian ibu. Anak-anak muda yang siap untuk bersekolah akan lebih siap untuk belajar, lebih mungkin untuk tetap bersekolah dan lebih mungkin untuk berhasil, dengan kemampuan penghasilan yang lebih tinggi di masa yang akan datang. Pengetahuan orang muda tentang kesehatan reproduksi dapat membantu mengurangi resiko HIV dan IMS (infeksi menular seksual). Kesiapan bersekolah merupakan strategi yang telah terbukti untuk meningkatkan pembangunan ekonomi dan sosial sebuah masyarakat. Berbagai studi menunjukkan manfaat dan pengembalian investasi dari kesiapan bersekolah, terkait dengan penurunan biaya pendidikan, peningkatan produktivitas dan pendapatan manusia, dan manfaat bagi masyarakat.

(5)

anak-anak muda yang bertubuh pendek (stunting). Oleh karena itu, anak-anak memperoleh manfaat terbesar jika program-program PAUD bersifat holistik, yang mengintegrasikan intervensi psikososial dan kesiapan bersekolah dengan intervensi kesehatan dan gizi. Perkembangan holistik sangat penting bagi kesiapan anak untuk bersekolah dan kemampuan mereka untuk berpartisipasi dalam lingkungan belajar yang berbeda. Hubungan yang kuat antara perkembangan holistik anak dan kesiapan bersekolah menekankan pentingnya program-program PAUD terpadu multi-sektoral, yang menyatukan kesehatan, gizi, pendidikan dan perlindungan, yang menjamin semua anak tentang awal yang kuat untuk hidup. Perkembangan dalam pendidikan anak usia dini dapat didefiniskan sebagai perubahan yang sistematis dan adaptif dalam tubuh dan pikiran berdasarkan urutan dan pola pertumbuhan dan kematangan (Jackman, 2009). Pendidikan anak usia dini melayani pendidikan anak yang berada pada rentang usia lahir sarnpai usia delapan tahun (Bredekarnp & Cnnnle. 19471 Pcrtumhuh:in rlnn perhcn~bangan anaK antara usla lahrr sampai delapan tahun merupakan masa yay rnencnt~iknn. knrcna pada saat ini terjadi perkembangan yang penting seperti pertt~rnbuhan Fisik, intelektual, emosional, dan perkembangan sosial harus dimulai stimulasinya di rumah, tempat pengasuhan anak, pelayanan pendidikan lainnya. Setiap anak memerlukan stimulasi pembelajaran dan perkembangan yang berbeda antara satu anak dengan lainnya. Dalam undang-undang tentang sistem pendidikan nasional dinyatakan bahwa pendidikan anak usia dini adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia enarn tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam rnemasuki pendidikan lebih lanjut

(UU Nomor 20 Tahun 2003 Bab I Pasal 1 Ayat 14).

Tahap Dan Karakteristik Perkembang-an Anak Usia Dini

(6)

berkembang secara optimal. Pada dasarnya ada dua proses perkembangan yang saling bertentangan yang terjadi secara serempak selama kehidupan, yaitu pertumbuhan atau evolusi dan kemunduran atau involusi. Tumbuh Kembang Anak Usia Dini Pertumbuhan dan perkembangan merupakan proses alami yang terjadi dalam kehidupan manusia, dimulai sejak dalam kandungan sampai akhir hayat. Pertumbuhan lebih menitikberatkan pada perubahan fisik yang bersifat kuantitatif, sedangkan perkembangan yang bersifat kualitatif berarti

serangkaian perubahan progresif sebagai akibat dari proses kematangan dan pengalaman (Mansur, 2011:17) Usia lahir sampai memasuki pendidikan dasar merupakan masa keemasan sekaligus masa kritis dalam tahapan kehidupan, yang akan mementukan perkembangan anak selanjutnya. Masa ini merupakan masa yang tepat untuk meletakan dasar-dasar pengembangan kemampuan fisik, bahasa, sosial-emosional, konsep diri, seni, moral dan nilai-nilai agama (Mansur, 2011:18). Agar si buah hati dapat tumbuh dan berkembang dengan sehat dan cerdas, maka orangtua setidaknya harus memenuhi kebutuhan-kebutuhan si anak. Kebutuhan dasar anak adalah perlindungan dan kasih sayang, makanan, perumahan dan sandang, udara segar dan cukup cahaya matahari, bermain dan istirahat, pencegahan penyakit dan kecelakaan, latihan ketrampilan dan kebiasaan yang diperlukan untuk kehidupan sehari-hari. Kebutuhan psikis anak adalah nilai-nilai luhur sebagai manusia, perasaan dicintai, rasa aman karena merasa memiliki, merasa mempunyai hubungan interpersonal yang kuat, mengenal lingkungan, tidak tertekan oleh berbagai larangan-larangan, disiplin, rasa tanggung jawab dan kesempatan membantu orang lain, kesempatan untuk mendapatkan sukses dalam bidang yang dikerjakan, kesemptan untuk belajar dari pengalaman, kesempatan untuk lepas dari

ketergantungan orang lain. Peran aktif orangtua sangat diperlukan agar anaknya dapat tumbuh dan berkembang dengan sehat dan cerdas, kongkritnya orangtua harus senantiasa memperhatikan, mengawasi serta memberikan fasilitas untuk pertumbuhan dan perkembangannya (Sudarna, 2014:146-147). Berbagai aspek perkembangan yang melingkupi perkembangan anak usia dini antara lain aspek perkembangan motorik, kognitif, emosi, sosial, bahasa, moral dan agama. Kelima aspek tersebut merupakan satu kesatuan yang tidak dapat berdiri sendiri dan memiliki saling keterkaitan. Hal ini dapat digambarkan sebagai berikut: Fisik, meliputi ketrampilan: 1. Motorik kasar

2. Motorik halus Kesimpulan

(7)

tindakan yang dilakukan pendidik dan orang tua dalam proses perawatan, pengasuhan dan pendidikan pada anak dengan menciptakan aura dan lingkungan dimana anak dapat mengeksplorasi pengalaman yang memberikan kesempatan kepadanya untuk mengetahui dan memahami pengalaman belajar yang diperolehnya dari lingkungan, melalui cara mengamati, meniru dan bereksperimen yang berlangsung secara berulang-ulang dan melibatkan seluruh potensi dan kecerdasan anak.

DAFTAR PUSTAKA

Indriati, Ratna. 2016. “Cinta Bunda Desa Baran Sukoharjo In Early Childhood Education Cinta Bunda Village Baran Sukoharjo ) Abstract :” 3 (1).

Meriyanti. 2016. “Membangun Karakter Anak Sejak Usia Dini.” Jurnal Studi Gender dan Anak I (1): 48–61. Nasser, Amany. 2016. “The Difference

Between Girls and Boys in Learning.” Defense Language Institute Foreign Language School 1 (December).

Purnomo, Hendarti, Hazhira Qudsyi, A Latar Belakang, dan Christine Chan Khadijah Alavi, Rahim M Sail, Khairuddin Idris, Asnarulkhadi Abu Samah. 2011. “Optimalisasi

Pendidikan Anak Usia Dini Melalui Pembelajaran Yang Berbasis

Perkembangan Otak.” Prosiding Seminar Nasional Parenting 6 (2): 23–26.

https://doi.org/10.22146/bpsi.11540. Seksio, Post, Sesarea Di, dan R S

Moewardi. n.d. “Quasi Eksperimen,” 4841.

Sitorus, Ahmad Syukri, dan M Pd. 2017. “Pendidikan Multikultur Pada Pendidikan Anak Usia Dini” 1 (1).

Suryana.Dadan.”Pembelajaran Berbasis Pendekatan Pada Taman Kanak-Kanak Kota Padang”.( Penelitian Dosen Madya ) UNP Press, Padang (2016)

Referensi

Dokumen terkait

Pada masa usia dini anak mengalami masa keemasan (the golden years) yang merupakan masa dimana anak mulai peka atau sensitif untuk.. menerima

Perkembangan anak usia dini pada dasarnya memang sangat pesat, sehingga sering disebut masa keemasan (Golden Age) dalam perkembangan kehidupan anak.Masa emas inilah merupakan

Pada usia 0-6 tahun anak sedang berada dalam periode emas ( golden age ) yang merupakan masa dimana otak anak mengalami perkembangan paling cepat sepanjang

Model desain kurikulum pewartaan injil bagi anak usia dini di sekolah minggu rumah sangat diperlukan, dikarenakan anak usia dini juga berhak mendapat pengajaran secara

Usia dini merupakan masa peka bagi anak, pada masa ini anak mulai sensitif menerima berbagai upaya perkembangan seluruh potensi mereka, maka dari itulah pada

Program pendidikan anak pada usia dini biasanya dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan fisik, motorik, afektif

Anak usia dini disebut sebagai periode sensitif atau masa peka yaitu masa dimana fungsi-fungsi tertentu perlu dirangsang diarahkan sehingga tidak menghambat perkembangannya, sebagai

Jurnal Pendidikan Tambusai 1560 Media Pembelajaran untuk Anak Usia Dini di Pendidikan Anak Usia Dini Shofia Maghfiroh1, Dadan Suryana2 Pendidikan Anak Usia Dini, Universitas