• Tidak ada hasil yang ditemukan

TANAMAN Zat lainnya adalah antiseptic

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "TANAMAN Zat lainnya adalah antiseptic"

Copied!
18
0
0

Teks penuh

(1)

8 metode-pemuliaan-tanaman-yang-menyerbuk-sendiri

1. 1. MTD PEMULIAAN TAN. MENYERBUK SEN1 BAB VIII: METODE

PEMULIAAN TANAMAN MENYERBUK SENDIRI A. PENGERTIAN-2 PADA TAN.MENYERBUK SENDIRI B. ASPEK GENETIK POPOPULASI TANAMAN MENEYRBUK SENDIRI C. SASARAN PEMULIAN TAN. M. SENDIRI D. MACAM VARIETAS TANAMAN MENYERBUK SENDIRI E. BERBAGAI METODE

PEMULIAAN TAN. MENYERBUK SENDIRI

2. 2. MTD PEMULIAAN TAN. MENYERBUK SEN2 PENGELOMPOKAN METODE PEMULIAAN TANAMAN Metode Pemuliaan Tan. dikelompokkan atas: (1). Mtd. pemuliaan Tan. menyerbuk sendiri (2). Mtd. pemuliaan Tan. menyerbuk silang (3). Mtd. pemuliaan Tan. Yg diperbanyak Metode Pemuliaan dg “Teknik Khusus” :vegetatif. Pemulian mutasi, Pemuliaan poliploidisasi, pemuliaan in vitro Teknologi Tanaman Transgenik

3. 3. MTD PEMULIAAN TAN. MENYERBUK SEN3 A. PENGERTIAN-PENGERTIAN PADA TANAMAN MENYERBUK SILANG PENYERBUKAN SENDIRI vs

SILANG – PENYERBUKAN SENDIRI: pertemuan sel kelamin betina dan jantan dari satu tanaman yg sama. – PENYERBUKAN SILANG: pertemuan sel kelamin betina dan jantan dari tanaman berbeda. TANAMAN MENYERBUK SENDIRI (TM- SENDIRI): sebagian besar penyerbukan yg terjadi mrpk penyerbukan sendiri Contoh TM-SENDIRI: padi, kedelai, kacang tanah. Populasi TM-SENDIRI bersifat homosigot homogen

4. 4. MTD PEMULIAAN TAN. MENYERBUK SEN4 B. ASPEK GENETIKA TANAMAN MENYERBUK SENDIRI Populasi tan Menyerbuk sendiri bersifat HOMOSIGOT (terdiri atas tanaman-2 homosigot). Mengapa homosigot? Dg

menyerbuk sendiri (selfing): – Tan-2. homosigot (AA/aa) tetap homosigot: aa AA; (2) aa x aa (1) AA x AA – Tan-2 heterosigot (Aa) bersegregasi membentuk: 50% Tan. homosigot dan 50% tan. heterosigot ¼ AA + ½ Aa + ¼ aa(3) Aa x Aa – Selfing bbrp generasi ( pd F6-F7), proporsi heterosigot sangat kecil (nol),

5. 5. MTD PEMULIAAN TAN. MENYERBUK SEN5 Diagram penyerbukan sendiri tanaman heterosigot A a A AA Aa a Aa aa S1 : ¼ AA + ½ Aa + ¼ aa selfing : Aa xS-0 : Aa Aa gamet : A/a A/aS- 1 :

6. 6. MTD PEMULIAAN TAN. MENYERBUK SEN6 Proporsi HETEROSIGOT

(2)

7. 7. MTD PEMULIAAN TAN. MENYERBUK SEN7 C. SASARAN PEMULIAAN TAN. MENYERBUK SENDIRI SASARAN UTAMA: Terbentuk tanaman unggul, homosigot, dan seragam (terbentuk Galur murni yg unggul) AABBCCDD X AABBCCDD semua keturunan homosigot & seragam Galur murni : ? • sekelompok tanaman (strain) yang terdiri atas tanaman-tanaman homosigot dan seragam • sekelompok tanaman (strain) yang berasal dari suatu genotipe homosigot melalui penyerbukan sendiri.

8. 8. MTD PEMULIAAN TAN. MENYERBUK SEN8 D. MACAM VARIETAS TAN. MENYERBUK SENDIRI: 1. PENGERTIAN VARIETAS: sekelompok/populasi tanaman yg mempunyai sifat-2 khusus, serupa, dan dpt dibedakan dg. Kelompok/populasi lain dlm spesies/jenis yg sama. 2. Var. Murni / Galur Murni: terdiri atas satu galur murni

(homosigous dan homogenous). 2. Var. Galur Ganda: campuran dua atau lebih galur murni isogenik 3. Var. Campuran: dua atau lebih var. murni dg perbandingan tertentu. 4. Var. Hibrida: F1 hasil persilangan dua atau lebih galur murni

9. 9. MTD PEMULIAAN TAN. MENYERBUK SEN9 E. BERBAGAI METODE

PEMULIAAN TAN. MENYERBUK SENDIRI 1. Introduksi 2. Seleksi (seleksi terhadap populasi alam) a). Seleksi massa b). Seleksi galur murni 3. Pemuliaan Hibridisasi a). Seleksi bulk b). Seleksi silsilah (pedigri)

10.10. MTD PEMULIAAN TAN. MENYERBUK SEN10 1. INTRODUKSI Introduksi : mendatangkan tanaman dari luar negeri untuk dijadikan varietas atau sebagai bahan pemuliaan. • Tanaman introduksi ini dpt dikembangkan menjadi varietas baru dg cara: 1. Langsung dijadikan varietas baru setelah melalui proses adaptasi. 2. Melalui seleksi. 3. Sebagai bahan pemuliaan

11.11. MTD PEMULIAAN TAN. MENYERBUK SEN11 2. SELEKSI (Terhadap populasi alamiah) • POPULASI DASAR / BAHAN SELEKSI : memanfaatkan keragaman populasi alamiah misalnya : varietas lokal (campuran sejumlh galur murni) (AABBcc; AAbbCC, aaBBCC, AABBCC) • SELEKSI : – memilih sejumlah tan. dari populasi dasar, – menanam kembali tanaman-2 terpilih . • Metode ini dibedakan atas: a) Seleksi Galur Murni

12.12. MTD PEMULIAAN TAN. MENYERBUK SEN12 Prosedur Seleksi Galur Murni : 1. Memilih tanaman-2 baik, bijinya dipanen secara terpisah ⇒ (pembentukan galur) 2. Keturunan tanaman-2 terpilih ditanam dlm baris terpisah untuk dievalusi. 3. Galur-2 terpilih diperbanyak sehingga menjadi varietas/galur murni.

13.13. MTD PEMULIAAN TAN. MENYERBUK SEN13 Seleksi Galur murni VS Seleksi Massa SELEKSI GALUR MURNI : pemilihan dan penanaman kembali tanaman-2 terpilih memperhatikan asal-usulnya (dipisah), hasil akhir seleksi galur murni :

(3)

14.14. MTD PEMULIAAN TAN. MENYERBUK SEN14 Seleksi Massa Positif & Seleksi Massa Negatif Seleksi massa dapat berupa : (1) Seleksi massa positif: memilih sejumlah tanaman terbaik dan bijinya dicampur untuk dijadikan benih (2) Seleksi massa negatif: membuang (menyingkirkan) tanaman yg tidak dikehendaki, biji tanaman-2 sisa dicampur untuk benih.

15.15. MTD PEMULIAAN TAN. MENYERBUK SEN15 Kelebihan dan Kekurangan seleksi Massa Kelebihan: sederhana dan mudah karena seleksi massa hanya didasarkan penotife tanpa uji keturunan Kekurangan: (1) Oleh karena fenotipe dipengaruhi

lingkungan, maka tanaman yang mempunyai fenotipe baik dan terpilih belum tentu mempunyai genotipe baik, (2) Tanaman Homosigot dan heterosigot mempunyai fenotipe sama untuk sifat yang dikendalikan oleh gen dominan

16.16. MTD PEMULIAAN TAN. MENYERBUK SEN16 3. Pemuliaan Hibridisasi • Hibridisasi (Persilangan) bertujuan : mendapat gabungan sifat-2 baik tetua-2 yg disilangkan • Pemuliaan hibrididsasi mencakup kegiatan: – Pemilihan Tetua –

Persilangan – Seleksi terhadap pop.bersegregasi hasil persilangan: 1. Metode Pedigri (Silsilah) 2. Metode Bulk – Uji daya hasil pendahuluan – UJi Multilokasi – Pelepasan Varietas

17.17. MTD PEMULIAAN TAN. MENYERBUK SEN17 METODE PEDIGRI Seleksi mulai pd F2: memilih tanaman-2 terbaik; membuat galur F2 dari masing-2 tan. Pada Pop galur F4 (generasi F5), masing-2 galur dipanen bulk sbg galur murni, siap diuji daya hasil DIAGRAM PEDIGRI Var.A X Var.B Th(2): F1 V V V V V V V V V V V V V V V V V V V V Th(1) Th(3): F2 v v v v v v v v v v v v v v v v v v v v v v v v v v v v v v v v v v v v v v v Th(4):F3 Th(5-6): F4-F5 v v v v v v v v v v v v v v v v v v Th(7-8): Seleksi individu tanaman Brs. Famili Brs. Famili Uji Daya Hasil Pelepasan Varietas

18.18. MTD PEMULIAAN TAN. MENYERBUK SEN18 Prosedur Metode pedigri 1. Membuat persilangan membentuk biji F1. 2. Membentuk Pop F2 yang bersegregasi 3. Menanam biji F2 membentuk Pop F2 - memilih tanaman-tanaman terbaik; dan - membuat galur F2 dari masing-masing tanaman terbaik 4. Pada pertanaman galur F2, generasi F3 : - Pilih famli-2 F2 terbaik, pilih bbrp tanaman terbaik dari setiap famili terpilih - Buat galur F3 dari masing-2 tanaman terpilih 5. Pada Pop F3 (generasi F4): - Pilih famli-2 F3 terbaik, pilih beberapa tanaman terbaik dari setiap famili terpilih, bentuk galur F4 dari masing-2 tanaman terpilih 6. Pada Pop galur F4 (generasi F5), masing-2 galur dipanen bulk dan siap diuji daya hasil

(4)

20.20. MTD PEMULIAAN TAN. MENYERBUK SEN20 PROSEDUR METODE BULK • Membuat persilangan membentuk Pop F1 Membentuk Pop F2 yang bersegregasi Tanaman-2 Pop bersegregasi ditanam tercampur (bulk) sampai F5 / F6 Pada generasi F5 / F6, tananam-2 terbaik dipilih dijadikan galur murni Masing-2 galur dipanen secara bulk (digabung), siap diuji daya hasilnya.

21.21. MTD PEMULIAAN TAN. MENYERBUK SEN21 4. PEMBENTUKAN VARIETAS GALUR GANDA & VARIETAS CAMPURAN • VAR. GALUR GANDA: varietas yg terdiri atas dua atau lebih galur isogenik yang dicampurkan. – Galur isogenik: galur-galur yang mempunyai susunan genetik sama kecuali satu atau beberapa gen /lokus tertentu, misalnya gen pengatur ketahanan terhadap hama/penyakit berbeda. • VAR.

CAMPURAN: campuran dua verietas murni atau lebih yang sengaja dicampur dg perbandingan tertentu. Selain varietas murni (galur murni), pada tan. menyerbuk sendiri dikembangkan varietas galur ganda dan varietas campuran

22.22. MTD PEMULIAAN TAN. MENYERBUK SEN22 KELEBIHAN DAN

KELEMAHAN VAR. GALUR GANDA & VAR. CAMPURAN • Kelebihan: 1. Lebih beradapatasi 2. Stabilitas hasil lebih tinggi 3. Lebih tahan thd hama/penyakit •

Kelemahan: 1. Penampilan kurang menarik karena kurang seragam 2. Biasanya daya hasil lebih rendah 3. Identifikasi dan sertifikasi benih lebih sulit

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

(5)

merupakan fase penting dalam program pemuliaan tanaman. Dengan demikian hibridisasi dapat diartikan sebagai upaya untuk mendapatkan kombinasi genetik yang diinginkan melalui persilangan dua atau lebih tetua yang berbeda komposisi genetiknya. Keturunan hasil hibridisasi ini akan mengalami segregasi pada F1 bila kedua tetuanya heterozigot, atau pada F2 bila kedua tetuanya homozigot. Akibat terjadinya segregasi ini akan menimbulkan keragaman genetik yang selanjutnya dilakukan seleksi dan evaluasi terhadap karakter tanaman yang diinginkan.

Agaknya masih terasa sulit untuk menjelaskan proses hibridisasi antar tanaman secara keseluruhan dan mendalam, karena adanya variasi mekanisme pembungaan baik dalam maupun antar spesies tanaman. Pada tanaman menyerbuk silang, hibridisasi biasanya dimaksudkan untuk mendapatkan galur inbrida. Selain itu juga dimaksudkan untuk menguji potensi satu atau beberapa tetua. Sedangkan pada tanaman menyerbuk sendiri, hibridisasi merupakan langkah awal dalam setiap program pemuliaan. Hal ini disebabkan karena pada spesies tanaman menyerbuk sendiri selalu dimulai dengan menyilangkan dua tetua homozigot yang berbeda genotipenya.

B. Tujuan

(6)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Perkawinan antar spesies merupakan salah satu cara yang digunakan dalam meningkatkan keragaman genetik bahan pemuliaan. Keragaman tersebut nantinya akan diseleksi untuk mendapatkan varietas yang memiliki sifat unggul. Varietas bersifat unggul tersebut yang nantinya dapat dilepas sebagai varietas unggul. Perkawinan silang antar spesies dan dalam spesies memiliki beberapa perbedaan dalam tingkat keragaman genetik nantinya. Jenis perkawinan tersebut dipengaruhi oleh beberapa faktor. Sehingga dalam proses perkawinan dalam tanaman atau sering disebut dengan penyerbukan.

Hibridisasi (persilangan) adalah penyerbukan silang antara tetua yang berbeda susunan genetiknya. Berdasarkan pengelompokan tanaman yang digunakan dalam persilangan, hibridisasi dibedakan menjadi :

1. Hibridisasi intravarietas, yaitu persilangan yang dilakukan antara tanaman yang varietasnya sama.

2. Hibridisasi intervarietas, yaitu persilangan yang dilakukan antara tanaman yang varietasnya berbeda dalam spesies yang sama. Hibridisasi ini disebut juga hibridisasi intraspesifik.

3. Hibridisasi interspesifik, yaitu persilangan antara tanaman dari dua spesies yang berbeda,dalam genus. Hibridisasi ini disebut juga hibridisasi intragenerik. Jenis persilangan initelah dilakukan untuk memindahkan gen ketahanan terhadap hama dan penyakit, atautoleransi terhadap kekeringan pada varietas tanaman gandum, tomat, tebu, dan lain-lain.

4. Hibridisasi intergenerik, yaitu persilangan yang dilakukan antar tanaman dari genus yangberbeda. Beberapa contoh tanaman hasil persilangan ini adalah Raphanobrassica, Rabbage, Maize-teosinte, sugarcane-sorghum, dan lain-lain. Hibridisasi ini juga biasa digunakan untuk memindahkan sifat ketahanan penyakit, hama dan kekeringan dari genustanaman liar ke tanaman budi daya (Alfikri, 2011).

(7)

pembentukan varietas hibrida. Selain itu, hibridisasi juga dimaksudkan untuk memperluas keragaman. (Yunianti, Sriani, dan Muhamad. 2011)

Penyerbukan silang adalah berpindahnya serbuk sari dari suatu bunga tanaman lain kekepala putik tanaman yang berbeda. Penyerbukan ini terjadi karena terhalangnya serbuk sari dari bunga yang sama untuk melangsungkan penyerbukan sendiri. Umumnya penyerbukan terjadi karena bantuan angin dan serangga ( Nasir, 2001).

Metode pemuliaan tanaman menyerbuk silang sedikit berbeda dengan tanaman menyerbuk sendiri karena pada tanaman menyerbuk silang, dalam populasi alami terdapat individu-individu yang secara genetik heterozigot untuk kebanyakan lokus. Secara genotipe juga berbeda dari satu individu ke individu lainnya, sehingga keragaman genetik dalam populasi sangat besar. Fenomena lain yang dimanfaatkan dalam tanaman menyerbuk silang adalah ketegaran hibrida atau heterosis. Heterosis didefinisikan sebagai meningkatnya ketegaran (vigor) dan besaran F1 melebihi kedua tetuanya. Sebaliknya bila diserbuk sendiri akan terjadi tekanan inbreeding. Beberapa metode yang populer pada tanaman menyerbuk silang misalnya pembentukan varietas hibrida, seleksi massa, seleksi daur ulang, dan dilanjutkan dengan pembentukan varietas bersari bebas atau varietas sintetik. Untuk tanaman yang membiak secara vegetaif dapat dilakukan seleksi klon, hibridisasi yang dilanjutkan dengan seleksi klon. Cara ini dapat digunakan juga untuk pemuliaan tanaman tahunan yang biasa dibiakan secara vegetatif. Metode Seleksi Pada Tanaman Menyerbuk Silang

Dasar–dasar yang dapat membedakan diantara metode : a. Cara pemotongan populasi dasar

b. Ada tidaknya kontrol terhadap persilangan c. Model perangen pada populasi bersangkutan d. Tipe uji keturunan

e. Macam dari varietas komersiil yang akan dibentuk.

Metode penting yang sesuai dengan penyerbukan silang antara lain:

1. Seleksi massa. Seleksi ini merupakan cara yang penting dalam pengembanan macam-macamvarietas yang disilangkan.Dalam seleksi ini jumlah yang dipilih banyak untuk memperbanyak generasi berikutnya.

(8)

3. Hibridisasi dari galur yang dikawinkan. Varietas hibrida tergantung dari keunggulan keragamanyang mencirikan hibrid F1 diantara genotipe tertentu.Tipe genotipe yantg disilangkan melahirkan galur-galur, klon, strain, dan varietas.

4. Seleksi berulang. Seleksi yang diulang, genotip[e yang diinginkan dipilih dari genotipe ini atau turunan sejenisnya disilangkan dengan luar semua kombinasi yang menghasilkan populasi untuk disilangkan.

5. Pengembangan varietas buatan. (R. W. Allard, 1992). Dalam melakukan persilangan harus diperhatikan:

1. Penyesuaian waktu berbunga. Waktu tanam tetua jantan dan betina harus diperhatikan supaya saat anthesis dan reseptif waktunya bersamaan.

(9)

BAB III

METODE PRAKTIKUM A. Bahan

Tongkol tetua betina dan malai tetua jantan

B. Alat

Kantong kertas, pengikat, label dan pensil

C. Prosedur Kerja

1. Bunga betina (tongkol) yang akan diserbuki dipilih. Tongkol yang dipilih yaitu tongkol yang belum diserbuki, ditandai dengan rambut pada ujung tongkol belum keluar atau keluar dalam jumlah sedikit, dan ukuran tongkol masih kecil.

2. Tanaman yang akan dipakai sebagai tetua jantan (sumber serbuk sari) dipilih. Malai yang dipilih yaitu malai yang siap untuk dijadikan tetua ditandai dengan bunga jantan sudah mekar.

3. Bunga jantan tersebut dibungkus menggunakan kantong kertas sampai rapat, kemudian digoyang-goyngkan agar serbuk sari terkumpul pada kantong.

4. Setelah kantong dirasa sudah cukup terisi oleh serbuk sari, dengan segara kantong tersebut digunakan untuk membungkus tongkol yang sudah dipilih sebelumnya, dan ditutup dengan rapat. 5. Kantong berisi serbuk sari yang sudah ditutupkan pada tongkol, digoyang-goyangkan agar

serbuk sari jatuh pada tongkol.

(10)

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil pengamatan

Tanggal penyerbukan : 2 Oktober 2013 Tanggal Pengamatan : 9 Oktober 2013 16 Oktober 2013 22 Oktober 2013

Jenis tetua : ♂ jagung manis x ♀ jagung manis Jumlah biji yang terbentuk : 379 biji

B. Pembahasan

Hibridisasi atau persilangan bertujuan menggabungkan sifat-sifat baik dari kedua tetua atau induknya sedemikian rupa sehingga sifat-sifat baik tersebut dimiliki keturunannya. Hibridisasi merupakan metode pemuliaan tanaman yang dilakukan pada tanaman yang dikembangbiakan secara vegetatif. Sumber variasi sifat atau klon-klon baru yang sangat luas variabilitasnya dan menjadi sumber penyeleksian klon baru dapat diperoleh dengan metode hibridisasi ini. Sebagai hasil dari hibridisasi adalah timbulnya keragaman genetik yang tinggi pada keturunannya, yang kemudian digunakan pemulia tanaman untuk memilih tanaman yang mempunyai sifat-sifat sesuai dengan yang diinginkan. (Sunarto, 1997).

Penyerbukan silang adalah berpindahnya serbuk sari dari suatu bunga tanaman lain ke kepala putik tanaman yang berbeda. Penyerbukan ini terjadi karena terhalangnya serbuk sari dari bunga yang sama untuk melangsungkan pembuahan. Tahapan-tahapan yang dilakukan dalam penyerbukan silang pada jagung antara lain:

a. Pemilihan tetua jantan dan betina

(11)

b. Kastrasi

Kastrasi adalah pengambilan kotak sari (bunga jantan) dengan sengajaagar tidak terjadi persilangan sendiri. Kastrasi dilakukan pada saat bunga jantan mulai muncul tetapi belum pecah. Kotak sari yang belum pecah biasanya telah menyembul di dua sisi bunga betina dan berwarna putih, sedangkan kotak sari yang sudah pecah berwarna krem coklat kehitaman.Munculnya bunga jantan padatan dan bunga berkisar antara 6-12 hari. Kastrasi dilakukan setiap hari sesuai dengan kemunculan bunga jantan tersebut. Ada beberapa cara untuk melakukankastrasi, yaitu: (1) menggunakan pompa pengisap, (2) dengan perlakuan alkohol,dan (3) secara manual dengan pinset. Kastrasi sebaiknya dilakukan pada pagi hari setelah persilangan pada saat bunga jantan mulai muncul tetapi belum pecah, biasanya 1-2 kali setelah persilangan.Hal ini dimaksudkan untuk mengurangi kerusakan mekanis tandan bunga. (Soemedi, 1982).

c. Emaskulasi

Langkah kedua setelah pemilihan tetua. Emaskulasi adalah pembuangan alat kelamin jantan pada tetua yang ditujukan sebagai tetua betina. Emaskulasi dapat dilakukan dengan beberapa cara yaitu; secara mekanis, fisika, dan kimia. Praktikum kali ini, emaskulasi dilakukan dengan cara mekanis, yaitu dengan mengambil serbuk sari menggunakan alat penjepit, pinset ataupun jarum. Pengambilan kotak sari dilakukan sebelum kotak sari terbuka dan serbuksari luruh. Gunting digunakan untuk memotong ujung palea dan lemma agar mudah diambil kepala sarinya. Penyungkupan dan pelabelan dilakukan setelah emaskulasi selesai dilakukan dengan tujuan agar terhindar dari penyerbukan yang tidak diinginkan dan untuk menghindari kesalahan ( Nasir, 2001 ).

d. Hibridisasi

Pada praktikum kali ini hibridisasi dilakukan dengan menaburkan benang sari di atas kepala putik bunga yang sudah dikasstrasi tersebut serata mungkin.

(12)

serbuk sari dari tanaman di sebelahnya. Penyerbukan silang hampir terjadi 95%. Dalam kondisi optimal, serbuk sari tetap berfungsi selama 12 – 18 jam. (Nasir, 2001).

Hibridisasi memerlukan serangkaian prosedur yang harus dilakukan dengan cermat untuk memperoleh kualitas benih yang baik tanpa tercemar oleh serbuk lain. Tiap klai akan dilakukan persilangan tongkol tanaman yang hendak disilangkan ditutup dengan kantong kertas. Kantung ini harus tahan air dan kuat untuk mendukung pertambahan berat dan volume tongkol. Penutupan tongkol dengan kantung kertas ini dilakukan sebelum rambut tongkol keluar. Kantung kertas ini harus diikat dengan kuat antara tongkol dan batang jagung, agar tidak mudah diterbangkan angin. Setelah rambut tongkol keluar penuh dilakukan penutupan malai yang akan menghasilkan serbuk sari dari tanaman tetua yang akan digunakan sebagai tetua jantan. Penutupan malai tersebut dilipat sedemikian rupa sehingga serbuk sari tidak bisa keluar ke bagian bawah. Penutupan malai ini diperkuat lagi dengan jepitan atau staples agar tidak bisa diterbangkan angin. Hari berikutnya penyerbukan buatan dapat dilakukan. Malai digoyang-goyangkan agar serbuk sari keluar dan terkumpul dalam kantung kertas tersebut. Selanjutnya, ramut tongkol dipotong dengan gunting hingga tinggal ± 2 cm. Dengan demikian rambut tongkol menjadi rata. Setelah itu serbuk sari ditaburkan pada rambut tongkol. Pekerjaan ini harus dilakukan dengan cepat untuk menghindari terjadinya kontaminasi. Setelah persilangan dilakukan, tongkol ditutup kembali dengan kantung kertas dan dijepit kuat pada batang dengan staples. Pada kantung ini ditulis tanggal persilangan dan jenis persilangan yang dilakukan. (Nasir, 2001)

Pada saat persilangan, ada beberapa faktor yang mempengaruhinya apakah persilangan tersebut akan berhasil atau gagal, diantaranya :

1. Faktor internal a. Pemilihan tetua

Ada lima kelompok sumber plasma nutfah yang dapat dijadikan tetua persilangan yaitu: (a) varietas komersial, (b) galur-galur elit pemuliaan, (c) galur-galur pemuliaan dengan satu atau beberapa sifat superior, (d) spesies introduksi tanaman dan (e) spesies liar. Peluang menghasilkan varietas unggul yang dituju akan menjadi besar bila tetua yang digunakan merupakan varietas-varietas komersial yang unggul yang sedang beredar, galur-galur murni tetua hibrida, dan tetua-tetua varietas sintetik.

b. Waktu tanaman berbunga

(13)

bersamaan, (2) waktu emaskulasi dan penyerbukan. Pada tetua betina waktu emaskulasi harus diperhatikan, seperti pada bunga kacang tanah, padi harus pagi hari, bila melalui waktu tersebut polen telah jatuh ke stigma. Juga waktu penyerbukan harus tepat ketika stigma reseptif. Jika antara waktu antesis bunga jantan dan waktu reseptif bunga betina tidak bersamaan, maka perlu dilakukan singkronisasi. Caranya dengan membedakan waktu penanaman antara kedua tetua, sehingga nantinya kedua tetua akan siap dalam waktu yang bersamaan. Untuk tujuan sinkronisasi ini diperlukan informasi tentang umur tanaman berbunga. (Syukur, 2009)

2. Faktor eksternal

a. Pengetahuan tentang organ reproduksi dan tipe penyerbukan

Untuk dapat melakukan penyerbukan silang secara buatan, hal yang paling mendasar dan yang paling penting diketahui adalah organ reproduksi dan tipe penyerbukan. Dengan mengetahui organ reproduksi, kita dapat menduga tipe penyerbukannya, apakah tanaman tersebut menyerbuk silang atau menyerbuk sendiri.

b. Cuaca saat penyerbukan

Cuaca sangat besar peranannya dalam menentukan keberhasilan persilangan buatan. Kondisi panas dengan suhu tinggi dan kelembaban udara terlalu rendah menyebabkan bunga rontok. Demikian pula jika ada angin kencang dan hujan yang terlalu lebat.

c. Pelaksana

Pemulia yang melaksanakan hibridisasi harus dengan serius dan bersungguh-sungguh dalam melakukan hibridisasi, karena jika pemulia ceroboh maka hibridisasi akan gagal. (Syukur, 2009)

Saat praktikum kendala faktor yang mempengaruhinya yaitu cuaca setelah penyerbukan. Pada waktu itu cuaca saat penyerbukan cukup cerah tetapi beberapa hari setelah penyerbukan terjadi hujan lebat sehingga hasil penyerbukannya gagal.

Selain faktor – faktor yang mempengaruhinya, dalam melakukan persilangan harus memperhatikan pula beberapa hal, diantaranya :

1. Penyesuaian waktu berbunga. Waktu tanam tetua jantan dan betina harus diperhatikan supaya saat anthesis dan reseptif waktunya bersamaan.

(14)

nantinya kedua tetua akan siap dalam waktu yang bersamaan. Untuk tujuan sinkronisasi ini diperlukan informasi tentang umur tanaman berbunga. (Tanto, 2002)

Pada praktikum acara hibridisasi tanaman menyerbuk silang kali ini, Praktikum di lakukan di sawah belakang Laboratorium Riset UNSOED dengan menggunakan tanaman jagung varietas jagung manis untuk tetua jantan maupun tetua betinanya. Kondisi lapang saat melakukan penyerbukan silang cukup mendukung karena cuaca suhu pada saat itu tidak terlalu tinggi dan tidak terlalu rendah kira kira 20-25 dan hal ini merupakan suhu yang optimum dan bagus untuk melakukan penyerbukan silang.

Sedangkan kendala kendala yang di temui pada saat melakukan hibridisasi tanaman menyebuk silang adalah sedikitnya tongkol (bunga betina) yang mempunyai rambut pendek yang akan di lakukan proses penyerbukan. Karena syarat yang tepat dan sesuai untuk penyerbukan tanaman silang pada jagung adalah tongkol tersebut mempunyai rambut yang masih pendek. Kendala lainnya beberapa hari setelah penyerbukan terjadi hujan lebat yang sering mengakibatkan kertas pembungkus jagung rusak.

Berdasarkan data pengamatan pada praktikum acara hibridisasi tanaman menyerbuk silang kali ini di peroleh jumlah biji total 379 biji dimana biji F1 ini merupakan hasil persilangan antara tetua jantan dan tetua betina dengan varietas jagung manis. Dan dari hasil pengamatan, hibridisasi yang dilakukan persilangan ini termasuk sudah berhasil, sebab bunga betina yang diamati menunjukkan tanda-tanda keberhasilan hibridisasi yaitu bulu-bulu benang tongkol berubah warna menjadi kecoklatan dan tongkol membesar. Keberhasilan suatu persilangan buatan dapat dilihat kira-kira satu sampai dua minggu setelah dilakukan penyerbukan. Jika calon buah mulai membesar dan tidak rontok maka kemungkinan telah terjadi pembuahan. Sebaliknya, jika calon buah tidak membesar atau rontok maka kemungkinan telah terjadi kegagalan pembuahan. (Syukur, 2009)

Tanaman yang menyerbuk silang terjadi dengan jatuhnya tepung sari pada rambut lebih kurang 95% dari bakal biji terjadi karena penyerbukan. Sedangkan hanya 5% terjadi karena penyerbukan sendiri, karena jagung merupakan tanaman berumah satu. Kegunaan Inbreeding, yaitu :

1. Mengurangi frekuensi alel-alel resesif yang merugikan

(15)
(16)

BAB V SIMPULAN

1. Penyerbukan silang adalah berpindahnya serbuk sari dari suatu bunga tanaman lain ke kepala putik tanaman yang berbeda.

2. Tahapantahapan yang dilakukan dalam penyerbukan silang pada jagung antara lain: -Pemilihan tetua jantan dan betina

- Kastrasi - Emaskulasi - Hibridisasi

3. Pada saat persilangan, ada beberapa faktor yang mempengaruhinya apakah persilangan tersebut akan berhasil atau gagal, diantaranya :

a. Faktor internal : Pemilihan tetua dan waktu tanaman berbunga

b. Faktor eksternal : Pengetahuan tentang organ reproduksi dan tipe penyerbukan, cuaca saat penyerbukan dan pelaksana.

(17)

DAFTAR PUSTAKA

Alfikri, A.L. 2011. Metode Hibridisasi Buatan. <http://blog.ub.ac.id/labib/sample-page/>. Diakses tanggal 5 November 2012.

Allard, R.W., 1960. Principle of Plant Breeding. John Willey&Sons. Inc.

Nasir, M. 2001. Pengantar Pemuliaan Tanaman. Jakarta : Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi. Departemen Pendidikan Nasional

Sunarto. 1997. Pemuliaan Tanaman. IKIP Semarang Press, Semarang.

Soemedi. 1982. Pedoman Bercocok Tanam Padi. Universitas Jenderal Sodirman, Purwokerto.

Syukur, M., S. Sujiprihati, dan R. Yunianti. 2009. Teknik pemuliaan tanaman. Bagian Genetika dan Pemuliaan Tanaman. Departemen Agronomi dan Hotikultura IPB. Bogor. 284 hal.

Tanto. 2002. Pemuliaan Tanaman dengan Hibridisasi. Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada

(18)

Referensi

Dokumen terkait

fungsi pedotransfer merupakan suatu cara menjembatani keterbatasan data yang diperoleh pada saat survei tanah sehingga dapat mendukung pada pemetaan tanah serta memperpendek

Adversity Intelligence menginformasikan pada individu mengenai kemampuannya dalam menghadapi sebuah keadaan atau situasi yang sulit (adversity) dan kemampuan untuk

The writer gives his gratitude to Allah SWT for giving him everything in his life, so that he can finish writing the skripsi entitled “The Authentic Material Used by the Students

dilakukan di warung usaha milik beliau pada tanggal 1 Januari 2019, pukul 07.15 Wib.. Kemudian penulis juga melakukan wawancara kepada Ibu Nurlis salah satu pedagang kaki

Unit analisis mengindikasikan konsitensi berpengaruhnya variabel modal usaha dengan banyaknya iterasi 3 kali dan dengan maksud yang sama, sehingga variabel

Hampir serupa dengan siswa pada tingkat kemampuan rendah untuk masalah bangun datar, siswa pada tingkat kemampuan sedang pun tidak memenuhi dua aspek yang paling ditekankan

Serangga-serangga yang mendominasi pada areal pertanaman nenas monokultur dan polikultur yaitu : pertama dari Ordo Hymenoptera (Famili Formicidae), kedua dari

Setiap komunikasi tentulah ditujukan kepada pihak tertentu sebagai penerima pesan yang disampaikan oleh komunikator. Dalam sebuah komunikasi massa penerima adalah mereka