• Tidak ada hasil yang ditemukan

Proposal Studi Khusus Tugas Akhir PT. En

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Proposal Studi Khusus Tugas Akhir PT. En"

Copied!
27
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

KATA PENGANTAR

Dengan adanya kegiatan tugas akhir yang merupakan salah satu syarat kelulusan strata satu (S1) pada Program Studi Teknik Geologi Fakultas Teknik Universitas Pakuan, Bogor. Pada tugas akhir ini penulis mengajukan studi khusus pada tugas akhir dengan judul “Analisis Zona

Reservoar Hidrokarbon Berdasarkan Data Log”, judul studi khusus tersebut diajukan karena penulis tertarik pada analisis dan interpretasi menggunakan data log dan peran Geologist pada kegiatan eksplorasi serta eksploitasi minyak dan gas bumi.

Dalam rangka merealiasikan hal tersebut diperlukan kerjasama antara pihak universitas dengan instansi yang terkait sebagai wadah bagi penulis untuk mengaplikasikan ilmu dan memberikan gambaran mengenai realita yang akan dihadapi ketika menyelesaikan studi di perguruan tinggi. Salah satu instansi yang berkaitan adalah PT. Energi Mineral Langgeng yang merupakan perusahaan yang bergerak dalam bidang industri minyak dan gas bumi.

Proposal ini diajukan untuk meningkatkan kompetensi penulis dalam bidang kegeologian dan dunia kerja maupun sarana kajian studi khusus tugas akhir. Perwujudan proposal ini adalah berkat bantuan dari berbagai pihak sehingga proposal yang berformat laporan ini dapat diselesaikan. Oleh karena itu, pada kesempatan kali ini perkenankanlah penulis untuk mengucapkan terima kasih kepada :

1. Bapak Ir. Singgih Irianto, M.Si., selaku Dekan Fakultas Teknik Universitas Pakuan Bogor. Sekaligus sebagai pembimbing pertama yang telah membimbing dan memberikan saran selama penulisan proposal ini.

2. Bapak Ir. Solihin, M.T., selaku Ketua Program Studi Teknik Geologi, Universitas Pakuan Bogor.

3. Bapak Ir. Mohammad Syaiful, M.Si., sebagai pembimbingn kedua dan pembimbing studi khusus yang telah membimbing maupun memberikan saran selama penulisan proposal ini.

4. Bapak Ir. Nyoman Witasta, M.Si., sebagai pembimbing dan saran selama proposal ini dibuat.

5. Bapak Ir. Djauhari Noor, M.Sc., selaku koordinator tugas akhir.

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan ini masih banyak terdapat kekurangan baik dilihat dari segi menyajikan data maupun penulisannya. Kritik dan saran yang membangun sangat penulis harapkan demi penulisan selanjutnya yang lebih baik

(3)

DAFTAR ISI

2.2 Perhitungan Sifat Fisik Batuan ... 11

2.2.1 Volume Shale (Vsh) ... 11

2.2.2 Porositas ... 11

2.2.3 Permeabilitas ... 12

2.2.4 Saturasi Air ... 13

2.3 Interpretasi Log ... 14

2.4 Interpretasi Porositas ... 14

2.5 Seismik ... 15

2.5.1 Stratigrafi Seismik ... 15

2.5.2 Seismik Fasies ... 15

2.6 Serbuk Bor (Cutting) ... 16

2.7 Biostratigrafi ... 16

2.8 Penentuan Lingkungan Pengendapan Berdasarkan Wireline Logging ... 17

2.9 Interpretasi Lingkungan Pengendapan Delta Dari Data Log ... 18

BAB III RENCANA PENELITIAN ... 21

3.1 Diagram Alir Perencanaan Penelitian ... 21

(4)

DAFTAR GAMBAR & TABEL

Gambar 1.3 Diagram alir perencanaan penelitian ... 21

(5)

LAMPIRAN

Lampiran Lepas

 1. Surat Permohonan Magang.pdf

 2. Daftar Riwayat Hidup.pdf

 3. Curiculum Vitae.pdf

 4. Resume.pdf

 5. Transkip Nilai Sementara.pdf

(6)

TEMA

ANALISIS ZONA RESERVOAR HIDROKARBON BERDASARKAN DATA LOG

BAB I PENDAHULUAN

Latar Belakang

Saat ini teknologi di dalam eksplorasi dan eksploitasi minyak dan gas bumi telah

berkembang dengan pesat. Hal tersebut sangat diperlukan, mengingat harga minyak dan gas

bumi yang semakin meningkat sehingga perlu dilakukan eksplorasi terhadap sumur minyak

baru maupun peningkatan produksi terhadap sumur minyak yang telah ada sebelumnya.

Dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang sangat pesat maka

dibutuhkan tenaga-tenaga ahli yang mampu berkerja sinergis, mengaplikasikan, dan

mengembangkan diri dengan kemajuan tersebut, serta memberikan kontribusi bagi

perkembangan industri migas di Indonesia.

Proses pembentukan tenaga-tenaga ahli bukan hanya dilakukan di bangku kuliah pada

bidang akademik, tetapi harus disertai pengalaman nyata dalam dunia kerja. Salah satu bentuk

kegiatan yang dapat menjembatani antara teori yang didapat dari bangku kuliah dengan

kondisi dunia kerja adalah dengan melakukan kegiatan tugas akhir di perusahaan.

Oleh karena itu kegiatan tugas akhir yang akan dilakukan di PT. Energi Mineral

Langgeng ini sangat penting demi tersedia dan terciptanya sumber daya manusia yang mampu

melakukan kegiatan eksplorasi dan eksploitasi, dengan mengaplikasikan segala ilmu dan

keterampilan yang telah diperoleh selama menempuh dalam bidang akademik pendidikan

tinggi sebagai bekal untuk menjadi seorang ahli geologi yang handal dan ahli serta amanah

(7)

Maksud dan Tujuan

Maksud dari tugas akhir ini adalah untuk memenuhi persyaratan dalam rangka melaksanakan kurikulum Program Studi Teknik Geologi Fakultas Teknik Universitas Pakuan, Bogor. Selain itu maksud dari penelitian ini adalah untuk :

 Menambah wawasan serta pengetahuan di bidang geologi yang berhubungan dengan

pekerjaan geologi di industri minyak dan gas bumi.

Tujuan dari tugas akhir ini adalah untuk menerapkan teori-teori yang didapat di bangku

kuliah tentang data-data log mekanik baik pengolahan maupun interpretasi yang dipakai pada

eksplorasi minyak dan gas bumi di dalam tugas akhir.

 Mengetahui variasi pola data well logging dan data core dalam menentukan litologi

pada suatu lapangan.

 Mengetahui fasies dan lingkungan pengendapan dari suatu data log sumur yang di

analisis.

 Mengetahui zona-zona reservoar yang terdapat pada suatu lapangan.

 Mengetahui arti penting dan peranan PT. Energi Mineral Langgeng terhadap

masyarakat luas dengan proses pelayanan jasa danpenentuan kebijakan.

 Sebagai sarana penelitian ilmiah kegeologian dan pelatihan dalam menghadapi dunia

(8)

BAB II DASAR TEORI

2. Teori Dasar

Evaluasi formasi adalah suatu proses analisis ciri dan sifat batuan di bawah tanah

dengan menggunakan hasil pengukuran lubang sumur (Harsono, 1997). Evaluasi formasi

dilakukan untuk mengetahui litologi batuan yang berada di bawah permukaan, mengukur

ketebalan batuan, hingga mengetahui porositas batuan, serta dapat juga untuk mengetahui

keberadaan suatu hidrokarbon.

Data-data yang digunakan untuk mengetahui sifat-sifat dari batuan dan fluida, berupa data log

yang didapatkan dari hasil perekaman batuan (logging). Selain menggunakan logging, dapat

pula menggunakan teknik lain untuk melakukan evaluasi formasi, antara lain: pengambilan

sampel (coring), well testing dan lain-lain.

Logging adalah perekaman atau pencatatan data-data yang membentuk grafik-grafik

kedalaman atau waktu yang menunjukan parameter yang diukur secara berkesinambungan di

dalam suatu sumur. Sedangkan well logging adalah pekerjaan merekam/mencatat data

keadaan di dalam batuan untuk setiap kedalaman, mulai dari permukaan hingga ke dasar

sumur. Terdapat dua macam well logging, yaitu perekaman data dilakukan pada waktu

pemboran sumur dan perekaman data dilakukan setelah penyelesaian sumur (di dalam

periode produksi).

Pada sumur-sumur baru atau sumur eksplorasi, logging sangat penting untuk mengetahui

keadaan batuan di bawah permukaan pada sumur tersebut dan juga berfungsi untuk

mengkorelasikan sumur-sumur lainnya pada saat pengembangan lapangan selanjutnya. Hasil

logging dapat membedakan batuan yang permeable dan impermeable, yang selanjutnya akan

dilakukan interpretasi log secara kuantitatif untuk mengetahui batuan permeable yang

(9)

2.1 Jenis Log

Wireline Logging merupakan suatu alat yang digunakan untuk menentukan sifat fisik

batuan reservoar yang dibutuhkan, seperti alat pendeteksi porositas, alat pendeteksi litologi

dan alat-alat pendeteksi resistivitas.

berdasarkan metode pengukurannya, alat-alat pada wireline logging dapat dibagi menjadi

beberapa kelompok, yaitu:

1. Electric Log untuk mengukur sifat listrik batuan yaitu terdiri dari, Spontaneous Potensial Log

dan Resistivity Log.

2. Radioactive Log mengukur sifat radioaktif batuan yaitu Gamma Ray Log, Density Log dan

Neutron Log.

3. Acoustic Log untuk mengukur sifat perambatan bunyi batuan yaitu Sonic Log.

2.1.1 Electric Log

Log listrik adalah suatu plot antara sifat-sifat listrik lapisan yang ditembus lubang bor

dengan kedalaman. Sifat-sifat ini diukur dengan berbagai variasi konfigurasi elektroda yang

diturunkan kedalam lubang bor. Log ini bekerja dengan mengalirkan aliran listrik ke dalam

batuan, mengukur tahanan jenis batuan.

(a) Spontaneous Potential Log

Spontaneous Potential Log berfungsi untuk mendeteksi lapisan-lapisan permeabel,

menentukan batas-batas lapisan (untuk keperluan korelasi geologi), menghitung besarnya

resistivity air lapisan (formation water), secara kualitatif memberikan petunjuk adanya

kekotoran tanah liat (shaliness) dari pada lapisan permeabel.

(b) Resistivity Log

Resistivity tool adalah alat untuk mengukur resistivity suatu batuan. Tujuan pengukuran adalah

untuk menentukan resistivity batuan di daerah uninvaded zone (Rt) yaitu daerah batuan yang

tidak terkena infiltrasi dari lumpur pemboran, serta menentukan resistivity batuan di daerah

(10)

2.1.2 Radioaktif Log

Radioaktif Log adalah alat yang digunakan untuk menentukan litologi formasi serta

porositasnya dan volume Shale. Log yang termasuk kedalam radioactive log antara lain:

(a) Gamma Ray Log

Gamma Ray Log adalah alat log radioaktif yang berfungsi mengukur radiasi sinar gamma yang

dihasilkan oleh unsur-unsur radioaktif yang terdapat pada lapisan batuan di sekitar lubang

bor. Unsur radioaktif yang terkandung dalam lapisan tersebut diantaranya adalah Uranium (U),

Thorium (Th) dan Potasium (K). Pada umumnya batuan seperti sandstone atau limestone yang

dianggap sebagai batuan reservoar mempunyai radioaktif yang kecil, sehingga mempunyai

nilai dari GR Log yang relatif kecil.

(b) Density Log

Density Log menunjukan besarnya densitas dari batuan yang ditembus lubang bor. Dari

besaran ini sangat berguna dalam penentuan besaran porositas. Prinsip dasar dari log densitas

ini adalah menggunakan energi yang berasal dari sinar gamma. Pada saat sinar gamma

bertabrakan dengan elektron dalam batuan akan mengalami pengurangan energi. Energi yang

kembali sesudah mengalami benturan akan diterima oleh detektor yang berjarak tertentu

dengan sumbernya (makin lemah energi yang kembali menunjukan makin banyaknya

elektron-elektron dalam batuan, yang berarti makin padat butiran/mineral penyusun batuan

persatuan volume (Dewan, 1983).

(c) Neutron Log

Neutron Log semula dipakai untuk menggambarkan formasi yang porous, yang kemudian

dipakai untuk menentukan porositasnya, Log ini mencatat hydrogen content dari suatu formasi.

Prinsip kerja alat ini adalah sumber neutron memborbardir formasi dengan neutron energetic.

Neutron adalah partikel netral yang massanya hampir sama besar dengan massa atom

hydrogen. Dengan kata lain bahwa porositas batuan (formasi) dapat ditentukan dengan

mengukur jumlah neutron yang mencapai ke detektor. Jadi, bila neutron yang mencapai

(11)

(d) Acoustic Log

Acoustic Log atau Sonic Log dapat digunakan untuk mengetahui porositas suatu batuan. Prinsip

kerja alat log akustik yaitu bunyi dengan interval yang teratur dipancarkan dari sebuah

sumber bunyi (transmitter), sehingga merambat melalui batuan dan diterima oleh alat

penerima (receiver). Alat penerima akan merekam/mencatat lamanya waktu perambatan alat

(Δt) dalam microseconds, melalui formasi (batuan) sepanjang jarak tertentu ke arah mendatar dari lubang bor. Dari acoustic log recorder diperoleh besaran transit time(Δt) yang dinyatakan dengan satuan µ sec/ft. waktu rambat bunyi dalam batuan tergantung kepada jenis litologi,

porositas batuan dan jenis fluida pengisi pori batuan.

Dari pengukuran memberikan gambaran bahwa waktu rambat bunyi dalam cairan lebih besar

dibandingkan dalam zat padat atau dengan kata lain semakin padat suatu benda, kecepatan

rambat bunyi (v) melalui benda tersebut akan semakin cepat (besar), berarti waktu rambat

(Δt) akan semakin kecil.

(e) Caliper Log

Caliper Log merupakan log penunjang dalam interpretasi log dimana kurva ini dapat

menunjukan kondisi diameter lubang bor. Manfaat utama dari Caliper Log adalah untuk

mengetahui diameter lubang bor terhadap kedalaman yang nantinya berguna untuk

(12)

2.2 Perhitungan Sifat Fisik Batuan

Dalam perhitungan sifat fisik batuan dibutuhkan data log, seperti data Gamma Ray Log,

Resisitivity Log dan Porosity Log (Neutron Log, Density Log dan Sonic Log). Dari data tersebut

maka dapat diketahui kandungan shale pada batuan (Vsh), nilai batuan (ϕ), nilai saturasi air (Sw) dan nilai permeabilitas batuan (K).

2.2.1 Volume Shale (Vsh)

Karena shale mempunyai banyak radioaktif dibandingkan dengan batupasir atau batuan

karbonat, maka untuk perhitungan volume Shale (Vsh) Pada batuan dapat menggunakan data

dari gamma ray dengan rumus sebagai berikut:

(Vsh)GR =

Dimana :

(Vsh)GR = Volume shale dari GR log, fraksi

GRlog = Bacaan GR Log pada lapisan kotor yang diteliti, °API

Grmin = Bacaan GR Log pada lapisan bersih, °API

GRmax = Bacaan GR Log pada lapisan shale, °API

2.2.2 Porositas

Porositas adalah ruang antar pori yang ada dalam batuan, atau dapat dikatakan kemampuan

batuan dalam dalam menampung fluida. Porositas dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor

antara lain bentuk butir, keseragaman antar butir, kompaksi dan sedimentasi. Dalam

keefektifitasnya porositas terbagi dua, yaitu, porositas efektif, yaitu ruang yang ada pada pori

yang saling terhubung satu sama lain, sementara porositas non-efektif yaitu tiap pori yang ada

pada batuan saling tertutup.

Secara pembentukannya porositas dapat dibagi dua yaitu porositas primer dan porositas

sekunder. Porositas primer yaitu porositas yang terbentuk bersamaan dengan pembentukan

(13)

Porositas batuan dapat dapat diketahui dengan sampel batuan (core) yang di analisa di

laboralatorium , atau juga dapat diketahui berdasarkan dari data log.

Salah satu cara menentukan porositas adalah dengan menggunakan kombinasi neutron log dan

density log, Dari kombinasi ini akan didapatkan porositas efektif. Untuk fluida yang tidak

terdapat kandungan gas adalah:

(a) . ϕeff =

Dimana : ϕeff = Porositas efektif, fraksi

ϕncorr = Porositas koreksi dari neutron log, fraksi

ϕdcorr = Porositas koreksi dari density log, fraksi

2.2.3 Permeabilitas

Permeabilitas adalah kemampuan suatu pori batuan dalam meloloskan fluida. Konsepnya

diperkenalkan oleh Darcy di tahun 1856, dengan persamaan sebagai berikut :

Dimana : Q = Tingkat Aliran

K = Permeabilitas (mili Darcy)

ΔP = Perubahan Tekanan

A = Area, cross-sectional area sample

L = Panjang Sampel

µ = Viskositas Fluida

Permeabilitas dapat diklasifikasikan menjadi :

a) Permeabilitas absolute yaitu kemampuan pori batuan dalam meloloskan fluida yang 100% jenuh.

b) Permeabilitas efektif yaitu kemampuan pori batuan dalam meloloskan satu fluida

apabila terdapat dua jenis fluida dalam satuan batuan.

(14)

2.2.4 Saturasi Air

Dalam menentukan saturasi air biasanya menggunakan persamaan arcie pada formasi bersih,

sementara pada formasi kotor, ada beberapa metode yang dapat digunakan dalam

Dimana : Sw = Saturasi air formasi, fraksi

Rw = Resistivitas air, Ωm

Metode Indonesia adalah modifikasi dari metode simandoux yang diciptakan Schlumberger

untuk digunakan di indonesia. Dengan Formula indonesia dapat ditentukan nilai saturasi air

dengan rumus berikut :

Rt = Resistivitas batuan pada formasi yang diteliti, ohm-m

Rsh = Resistivitas pada lapisan shale terdekat, ohm-m

Vsh = Volume Shale pada formasi yang diteliti, fraksi

Rw = Resistivitas air formasi, ohm-m Φ = Porositas formasi yang diteliti, fraksi a = Tortuosity Factor.

m = Faktor sementasi, 2 untuk sandstone dan carbonate

(15)

2.3 Interpretasi Log

a) Log Resistivity (LLD, LLS, MSFL)

o Litologi batugamping menunjukkan Resistivitas yang besar

o Litologi batugamping menunjukkan Resistivitas yang kecil

o Air resistivitasnya kecil

o Hidrokarbon resistivitasnya besar

b) Log Porositas (NPHI, RHOB)

o Batuamping (NPHI) : kecil (RHOB) : besar

o Pasir (diantara batugamping dan batulempung)

o Batulempung (NPHI) : besar (RHOB) : kecil

2.4 Interpretasi Porositas

Apabila kurva densitas (RHOB) lapisan tersebut berada di sebelah kiri kurva neutron

(NPHI) maka lapisan tersebut menunjukkan komposisi fluida.

Fluida berupa air :

 Reisitivitas kecil (LLD, LLS, MSFL = kecil)

 NPHI kecil

 RHOB kecil

Hidrokarbon :

 Reisitivitas besar (LLD, LLS, MSFL = besar)

 NPHI kecil

(16)

2.5 Seismik

Dasar dari pekerjaan seismik sebenarnya cukup sederhana. Energi yang dihasilkan dari

sumber dan dipancarkan ke dalam bumi sebagai gelombang seismik, pada saat bertemu

dengan bidang perlapisan yang berfungsi sebagai reflektor, akan memantul kembali ke

permukaan dan kemudian akan dideteksi oleh geophone yang terdapat di permukaan bumi.

Jenis seismik ada 2 macam, yaitu:

1. Seismik bias (refraction), digunakan untuk penelitian yang dangkal (< 30 km)

2. Seismik pantul (reflection), digunakan untuk penelitian yang dalam (> 30 km)

2.5.1 Stratigrafi Seismik

Adalah cabang dari stratigrafi yang mempelajari pola pengendapan berdasarkan data

seismik. Kenampakan-kenampakan yang dipakai dalam seismik stratigrafi adalah:

• Determinasi reflektor seismik: onlap, downlap, toplap, erosional truncation.

• Karakter reflektor seismik seperti: kontinuitas, flat, dipping, clinoform dan sebagainya. Yang dimungkinkan diprediksikannya penyebaran batuan yang ada di bawah permukaan

secara lebih rinci.

2.5.2 Seismik Fasies

Adalah unit atau kesatuan refleksi seismik yang mempunyai ciri-ciri yang ditentukan

oleh:

• Kontinuitas refleksi,

• Konfigurasi refleksi,

• Geometri luar,

• Amplitudo dan bentuk gelombang,

• Frekuensi,

• Kecepatan interval dan lain-lain.

Konfigurasi refleksi adalah bentuk permukaan yang memberikan refleksi, sehingga setiap

(17)

2.6 Serbuk Bor (Cutting)

Serbuk bor ialah pecahan-pecahan batuan dari formasi yang ditembus pada saat

pengeboran berlangsung. Analisa cutting diperlukan untuk menentukan jenis litologi serta

pada kedalaman berapa top formasi dijumpai. Analisa cutting juga sangat penting karena dapat

digunakan untuk mengetahui tanda-tanda adanya minyak dan gas melalui pengamatan secara

fluorosensi.

2.7 Biostratigrafi

Biostratigrafi merupakan ilmu penentuan umur batuan dengan menggunakan fosil yang

terkandung didalamnya. Biasanya bertujuan untuk korelasi, yaitu menunjukkan bahwa horison

tertentu dalam suatu bagian geologi mewakili periode waktu yang sama dengan horison lain

pada beberapa bagian lain. Fosil berguna karena sedimen yang berumur sama dapat terlihat

sama sekali berbeda dikarenakan variasi lokal lingkungan sedimentasi. Sebagai contoh, suatu

bagian dapat tersusun atas lempung dan napal sementara yang lainnya lebih bersifat batu

gamping kapuran, tetapi apabila kandungan spesies fosilnya serupa, kedua sedimen tersebut

kemungkinan telah diendapkan pada waktu yang sama.

Ilmu biostratigrafi muncul di Britania Raya pada abad ke-19. Perintisnya adalah William

Smith. Kala itu diamati bahwa beberapa lapisan tanah muncul pada urutan yang sama

(superposisi). Kemudian ditarik kesimpulan bahwa lapisan tanah yang terendah merupakan

lapisan yang tertua, dengan beberapa pengecualian. Karena banyak lapisan tanah merupakan

kesinambungan yang utuh ke tempat yang berbeda-beda maka bisa dibuat perbandingan pada

sebuah daerah yang luas. Setelah beberapa waktu, ada sebuah sistem umum periode-periode

geologi yang umum dipakai meski belum ada penamaan waktunya.

Dari hasil perbandingan atau korelasi antar lapisan yang berbeda dapat dikembangkan

lebih lanjut studi mengenai litologi (litobiostratigrafi), kandungan fosil (biostratigrafi), dan

umur relatif maupun absolutnya (kronobiostratigrafi). Jadi biostratigrafi adalah ilmu yang

mempelajari gambaran lapisan batuan pada kulit bumi. Secara luas biostratigrafi merupakan

salah satu cabang ilmu geologi yang membahas tentang urut-urutan, hubungan dan kejadian

(18)

2.8 Penentuan Lingkungan Pengendapan Berdasarkan Wireline Logging

Ahli geologi telah sepakat bahwa penentuan lingkungan pengendapan dapat dilihat dari

bentuk kurva log terutama log gamma ray dan spontaneous potential (Walker, 1992). Bentuk

tipikal log dengan beberapa fasies pengendapan yang merupakan indikasi dari bentuk kurva

log GR atau SP secara umum. Bentuk kurva log yang tidak spesifik dari setiap lingkungan

pengendapan membuat interpretasi berdasarkan data tersebut sangat beresiko tinggi.

Interpretasi lingkungan pengendapan yang cukup akurat didapat dari data core. Bentuk kurva

log GR, SP dan resistivitas memiliki suatu urutan vertikal, yaitu :

1. Cylindrical

Bentuk silinder pada log GR atau SP dapat menunjukkan sedimen tebal dan homogen

yang dibatasi oleh pengisian channel atau channel-fills dengan kontak yang tajam. Cylindrical

merupakan bentuk dasar yang mewakili homogenitas dan ideal sifatnya. Bentuk cylindrical

diasosiasikan dengan endapan sedimen braided channel, estuarine atau sub-marinechannel fill,

anastomosed channel, eolian dune, tidal sand.

2. Irregular

Bentuk ini merupakan dasar untuk mewakili adanya batuan reservoar. Bentuk irregular

diasosiasikan dengan sedimen alluvial plain, floodplain, tidal sands, shelf atau back barriers.

Umumnya mengidentifikasikan lapisan tipis silang siur atau thin interbeded. Unsur endapan

tipis mungkin berupa crevasse splay, overbanks deposits dalam laguna serta turbidit.

3. Bell Shaped

Profil berbentuk bell menunjukkan penghalusan ke arah atas, kemungkinan akibat

pengisian channel atau channel fills. Pengamatan membuktikan bahwa besar butir pada setiap

level cenderung sama, namun jumlahnya memperlihatkan gradasi menuju berbutir halus

dengan lempung yang bersifat radioaktif makin banyak ke atas. Bentuk bell dihasilkan oleh

endapan point bars, tidal deposits, transgressive shelf sands, sub marine channel dan endapan

turbidit.

4. Funnel Shaped

(19)

karbonat terumbu depan yang berprogradasi di atas mudstone, delta front atau distributary

mouth bar, crevasse splay, beach and barrier beach, strandplain, shoreface, prograding shelf

sands dan submarine fan lobes.

5. Symmetrical

Regresi (Walker 1992). Penghalusan ke atas bentuk bell shape atau bell merupakan

indikasi peristiwa regresi, sedangkan pengkasaran ke atas funnel shape atau corong mewakili

peristiwa transgresi sedangkan konstan yaitu cilindrical shape mengindikasikan transisi.

Penentuan lingkungan pegendapan pertama kali diarahkan kepada skala yang besar kemudian

akan dianalisis ke dalam skala kecil dengan kombinasi data yang ada yaitu data cutting dan

karakter wireline logging.

2.9 Interpretasi Lingkungan Pengendapan Delta Dari Data Log

Delta merupakan suatu endapan progradasi yang tidak teratur yang terbentuk pada

lingkungan subaerial yang secara langsung dikontrol oleh sungai. Morfologi delta dan bentuk

penyebaran sedimen pada delta dikontrol oleh tiga proses utama yaitu : influx fluvial, tidal,

wave atau gelombang. Menurut Serra (1990), secara umum lingkungan pengendapan delta

dapat dibagi dalam beberapa subfasies sebagai berikut :

Delta Plain

Merupakan bagian delta yang bersifat subaerial yang terdiri dari channel aktif dan

channel yang ditinggalkan atau abandoned channel. Delta plain cenderung tertutup oleh

vegetasi yang rapat. Subfasies delta plain dibagi menjadi:

a). Upper delta plain

Merupakan bagian dari delta yang terletak diatas area tidal atau laut. Endapannya

secara umum terdiri dari : Endapan distributary channel yang berpindah Merupakan endapan

braided atau meandering, tanggul alam atau natural levee, dan endapan point bar. Endapan

distributary channel ditandai dengan adanya bidang erosi pada bagian dasar urutan lingkungan

dan menunjukan kecenderungan menghalus ke atas. Struktur sedimen yang dijumpai

umumnya adalah cross bedding, ripple cross stratification, scour and fill, dan lensa-lensa

(20)

ini berupa pasir halus dan rombakan material organik serta lempung yang terbentuk sebagai

hasil luapan material selama terjadi banjir. Lacustrine delta fill dan endapan interdistributary

flood plain. Lingkungan pengendapan ini mempunyai kecepatan arus paling kecil, dangkal,

tidak berelief, dan proses akumulasi sedimen berjalan lambat. Interdistributary channel dan

flood plain, endapan yang terbentuk merupakan endapan yang berukuran lanau sampai

lempung yang dominan. Struktur sedimen yang terbentuk adalah laminasi sejajar dan

burrowing structure endapan pasir yang bersifat lokal, tipis, dan kadang hadir karena adanya

pengaruh gelombang.

b). Lower delta plain

Merupakan bagian dari delta yang terletak pada daerah yaitu terjadi interaksi antara

sungai dan laut yaitu low tide mark sampai batas pengaruh pasang surut. Endapannya meliputi:

Endapan pengisi teluk atau bay fill deposit Endapannya meliputi interdistributary bay, tanggul

alam, crevasse splay, dan rawa. Endapan pengisi distributary channel yang ditinggalkan.

Sub aquaeous Delta Plain

Merupakan subfasies delta yang berada pada kedalaman air 10-300 meter bawah

permukaan laut. Lingkungan ini dapat dibedakan menjadi beberapa bagian:

a). Delta front

Merupakan subfasies delta yang berada pada daerah dengan energi yang tinggi, yaitu

sedimen secara langsung dipengaruhi oleh arus pasang surut, arus laut sepanjang pantai, dan

aksi gelombang dari kedalaman 10 meter atau kurang. Endapan dari delta front meliputi: delta

front sheet sand, distributary mouth bar, river mouthtidal range, stream mouth bar, tidal flat

serta endapan dekat pantai sepanjang pantai. Endapan delta front ditunjukkan oleh sikuen

mengkasar ke atas atau coarsening upward dalam skala yang relatif besar yang menunjukkan

perubahan lingkungan pengendapan secara vertikal ke atas. Sekuen ini hasil dari progradasi

delta front yang mungkin diselingi oleh sekuen distributary channel dari sungai atau tidal pada

saat progradasi sungai berlangsung. Fasies pengendapan delta front dibagi menjadi beberapa

(21)

Distal bar

Memilki urutan lingkungan pengendapan cenderung menghalus ke atas (Finning

Upward). Umumnya tersusun atas pasir halus dengan struktur sedimen laminasi. Fosil pada

lingkungan ini jarang dijumpai.

Distributary mouth bar

Menurut Walker (1992), distributary mouth bar memilliki kecepatan yang paling tinggi

dalam sistem pengendapan delta. Sedimen umumnya tersusun atas pasir yang diendapkan

melalui proses fluvial dan merupakan tempat terakumulasinya sedimen yang di transportasi

oleh distributary channel dan diantara mouth bars akan terendapkan sedimen berukuran halus.

Pasokan sedimen yang menerus akan menyebabkan terjadinya pengendapan mouth bars yang

menuju ke arah laut. Struktur sedimen yang terbentuk pada lingkungan ini antara lain: current

ripple, cross bedding, dan massive graded bedding.

Channel

Menurut Walker (1992), channel ditandai adanya bidang erosi pada bagian dasar

urutan lingkungan pengendapannya dan cenderung menghalus ke atas. Sedimen umumnya

berukuran pasir. Struktur sedimen yang terbentuk adalah cross bedding, ripple cross

stratification, scour and fill.

Subaquaeous levees

Merupakan kenampakan lain dari lingkungan pengendapan delta front yang berasosiasi

dengan active channel mouth bar. Lingkungan ini sulit dibedakan dan diidentifikasi dengan

lingkungan lainnya pada endapan delta masa lampau. Menurut Serra (1990), prodelta

merupakan subfasies transisi antara delta front dengan endapan normal marine shelf yang

berada di bawah kedalaman efektif erosi gelombang yang terletakdi luar delta front. Sedimen

yang ditemukan pada lingkungan ini adalah sedimen yang berukuran paling halus. Endapan

prodelta didominasi oleh sedimen berukuran lanau dan lempung dan kadang-kadang dijumpai

lapisan tipis batupasir. Struktur sedimen yang sering dijumpai adalah masif, laminasi, dan

burrowing structure. Sering kali dijumpai cangkang organisme bentonik yang tersebar luas dan

(22)

BAB III RENCANA PENELITIAN

3.1 Diagram Alir Perencanaan Penelitian

(23)

3.2 Rencana Pelaksanaan

Berdasarkan kalender akademik Universitas Pakuan Bogor, maka pada tugas akhir ini

akan dilaksanakan selama 2 ( dua ) bulan penulis mengusulkan untuk melaksanakan tugas

* Jadwal bisa disesuaikan dengan kesepakan dan ketentuan yang ada

3.3 Tempat Penilitian

Pada kegiatan tugas akhir ini akan dilaksanakan di PT. Energi Mineral Langgeng

3.4 Hasil Yang diharapkan

1. Agar penulis dapat mengetahui kinerja dan manajemen perusahaan yang mengelola

(24)

3. Menerapkan ilmu yang telah diperoleh di bangku kuliah ke dalam dunia industri sehingga

dapat memberikan sesuatu yang bermanfaat bagi civitas akademik serta perusahaan yang

menjembatani studi khusus tugas akhir ini pada khususnya.

3.5 Alat dan Fasilitas

Penulis pada kegiatan kerja praktek ini sangat mengharapkan perusahaan dapat

memfasilitasi dalam kegiatan penelitian. Untuk mendukung kegiatan penelitian maka

dibutuhkan beberapa alat pendukung, data dan materi yang diantaranya:

1. Data wireline log

2. Data core dan cutting

3. Data seismik

4. Seperangkat komputer (PC) / Notebook yang mendukung perangkat lunak kegeologian

5. Flashdisk / Hardisk sebagai sarana penyimpanan data

6. Literatur terkait penelitian

5. Akses untuk penggandaan data baik hardcopy maupun softcopy

*data yang digunakan pada penelitian akan disamarkan/dialiaskan identitasnya dan hanya

digunakan sebagai kajian pada bidang studi akademis.

Ketentuan mengenai pemberangkatan dan kedatangan penulis/mahasiswa peneliti selanjutnya

diatur oleh pihak PT. Energi Mineral Langgeng

3.6 Pembimbing

Untuk pembimbing dalam kerja praktek baik di lapangan maupun di laboratorium

(25)

3.7 Kesimpulan

Berdasarkan rencana penelitian tersebut dapat ditarik kesimpulan seperti hal berikut:

Dari hasil analisis terhadap data well logging, data core, seismik dan biostratigrafi yang

dianggap mewakili suatu formasi akan menunjukan litologi penyusun dan lingkungan

pengendapan yang memiliki zona hidrokarbon pada reservoar dalam suatu sumur pemboran.

Kemudian dari teridentifikasinya zona – zona tersebut dapat memberikan gambaran perhitungan cadangan suatu reservoar.

3.8 Penutup

Kesempatan yang diberikan pada penulis dalam melakukan tugas akhir akan dapat

membuka wawasan penulis sebagai mahasiswa teknik geologi terhadap teknologi kegeologian

yang dipakai oleh perusahaan, tentunya dalam industri minyak dan gas bumi. Dalam

kesempatan ini penulis akan memanfaatkannya seoptimal mungkin dan hasil dari studi khusus

tugas akhir ini dibuat dalam bentuk laporan skripsi dan akan dipresentasikan di Program Studi

Teknik Geologi Fakultas Teknik Universitas Pakuan, Bogor.

Demikianlah proposal ini dibuat dan disusun untuk menjelaskan mengenai kerangka

penelitian ilmiah yang tentunya masih banyak kekurangan, kerena keterbatasan penulis dalam

pengetahuan dan pengalaman. Semoga nantinya hasil penelitian ilmiah ini dapat bermanfaat

khususnya untuk penulis dan umumnya untuk semua yang berkepentingan terkait penelitian.

Besar harapan penulis proposal pengajuan studi khusus tugas akhir ini dapat diterima dan

(26)

REFRENSI

Asquith G. & Gibson C. (1982). Basic Well Log Analiysis For Geologist, The American Association

Petroleum of Geologist. Oklahoma, Tusla.

Bateman, R. M. (1985). Open-Hole Log Analysis & Formation Evaluation. Boston, International

Recources Development Corporation.

Darling, T. (2005). Well Logging and Formation Evaluation. Texas, Gulf Freeaway.

Ellis, D. V. & Singer, J. M. (2008). Well Logging for Earth Scientist Edisi 2. Netherlands, Springer.

Harsono, A. (1997). Evaluasi Formasi dan Aplikasi Log Edisi 8. Jakarta, Schlumberger Oilfield

Service.

Koesoemadinata, R. P. (1978). Geologi Minyak dan Gas Bumi. Bandung, ITB.

Rider, M. (1996). The Geological Interpretation of Well Logs Edisi 2. Malta, Interprint Ltd.

Sukandarrumidi (2013). Geologi Minyak dan Gas Bumi Untuk Geologist Pemula, Yogyakarta,

(27)

Gambar

Gambar 1.3 Diagram alir perencanaan penelitian  ..................................................................................
Gambar 1.3 Diagram alir perencanaan penelitian
Tabel 3.1 Rencana pelaksanaan kegiatan penelitian

Referensi

Dokumen terkait

indikator yang diteliti yaitu hubungan persepsi siswa tentang pemberian reward (X) terhadap motivasi belajar (Y), untuk melihat hasil analisis penelitian ini

Karya Tulis Akhir dengan judul “Hubungan lama membaca buku terhadap progresifitas miopia pada anak usia sekolah 6-12 tahun di Rumah Sakit Saiful Anwar Malang Periode 1

bila keuntungan yang akan diperoleh setiap membuat 1Kg sabun bubuk = $3 sedangkan setiap 1 Kg sabun batang = $2, berapa Kg jumah sabun bubuk dan sabun batang yang sebaiknya

Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan teknik purposive sampling, dimana respondennya adalah beberapa sample yang sesuai untuk mengetahui bagaimana strategi pemasaran yang telah

Hasil dari analisis regresi liniear berganda yang telah dilakukan diperoleh hasil bahwa semua variable independen yaitu kualitas produk, fitur produk, dan desain produk

Sudah seharusnya bagi setiap pelaku usaha baik itu penjual ataupun pembeli untuk selalu mengedepankan sifat jujur agar hasil yang didapatkan dari jual beli tersebut tidak menjadi

Unit II : Desa Tirtomartani, Kalasan, Sleman, Yogyakarta, Telepon (0274) 6922099, 496218 k Fax.. 16/06 Klaten Selatan

Jika ditinjau berdasar teori gibb, maka Perda Syari‘ah di Indramayu juga dapat berlaku bagi pemeluk Islam, dan bagi pemeluk Islam harus ta’at pada Perda Syari‘ah, karena