• Tidak ada hasil yang ditemukan

makalah bahasa inggris pada suatu .docx

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "makalah bahasa inggris pada suatu .docx"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

TUGAS INDIVIDU

BAHASA INGGRIS

NIM : 105611108916

KELASA : 1C

FAKULTAS SOSPOL

(2)

Kata pengantar

Assalamualaikum wr.wb

Segala puji dan syukur kehadirat Allah SWT, atas perkenan-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan makalah saya yang

berjudul “Bahasa Indonesia Adalah Bahasa Nasional”. Makalah ini disusun untuk memenuhi salah satu tugas individu pada mata kuliah Bahasa inggris. Saya menyadari sepenuhnya bahwa penyusunan makalah ini masih jauh dari apa yang dikatakan sempurna karena keterbatasan kemampuan dan pengetahuan yang saya miliki. Walaupun demikian, saya berharap bahwa makalah ini dapat diterima dan memenuhi persyaratan yang telah ditentukan. Akhir kata semoga makalah ini dapat memenuhi syarat dan bermanfaat bagi bagi para.

(3)

Daftar Isi

1. Kedudukan Bahasa Indonesia Sebagai Bahasa nasional...5-6

(4)

Daftar

Pustaka... ...10

Bab 1

Pendahuluan

1.1 Latar Belakang

Bahasa adalah alat komunikasi bagi manusia, baik secara lisan maupun tertulis. Hal ini merupakan fungsi dasar bahasa yang tidak dihubungkan dengan status dan nilai-nilai sosial. Setelah dihubungkan dengan kehidupan sehari-hari yang di dalamnya selalu ada nilai-nilai dan status bahasa tidak dapat ditinggalkan.

(5)

a. Banyak orang Indonesia memperlihatkan dengan bangga kemahirannya menggunakan bahasa Inggris walaupun mereka tidak menguasai bahasa Indonesia dengan baik.

b. Banyak orang Indonesia merasa malu apabila tidak menguasai bahasa

asing (Inggris) tetapi tidak pernah merasa malu dan kurang apabila tidak menguasai bahasa Indonesia.

c. Banyak orang Indonesia menganggap remeh bahasa Indonesia dan tidak mau mempelajarinya karena merasa dirinya lebih menguasai bahasa Indonesia dengan baik. d. Banyak orang Indonesia merasa dirinya lebih pandai daripada yang lain karena telah menguasai bahasa asing (Inggris) dengan fasih walaupun penguasaan bahasa

Indonesianya kurang sempurna. Kenyataan-kenyataan tersebut merupakan sikap pemakai bahasa Indonesia yang negatif dan tidak baik. Hal itu akan berdampak negatif pula pada

perkembangan bahasa Indonesia. Sebagian pemakai bahasa Indonesia menjadi pesimis, menganggap remeh, dan tidak percaya kemampuan bahasa Indonesia dalam mengungkapkan pikiran dan perasaanya dengan lengkap, jelas, dan sempurna. Kebanggaan terhadap bahasa Indonesia masih dalam tahap pengujian dan merupakan persoalan yang memerlukan jawaban. Sebagai bangsa yang merasa bertanggung jawab terhadap bahasa nasional, kita seharusnya bisa berusaha memecahkan persoalan tersebut, walaupun secara sadar mengetahui tidak akan dapat berhasil dengan sekali pukul. Usaha – usaha yang harus ditempuh untuk menanggulangi masalah tersebut, penulis tertarik membahas judul Bahasa Indonesia sebagai Bahasa Nasional.

1.2 Rumusan Masalah

(6)

2. Bagaimana Fungsi Bahasa Indonesia sebagai Lambang Kebanggaan Bangsa Indonesia ?

1.3 Tujuan

1. Untuk Mengetahui Kedudukan Bahasa Indonesia sebagai Bahasa Nasional.

2. Untuk Mengetahui Fungsi Bahasa Indonesia sebagai Lambang Kebanggaan Bangsa Indonesia.

Bab 2

Pembahasan

(7)

Indonesia mempunyai bahasa Indonesia ini bagaikan anak kecil yang menemukan kelereng di tengah jalan. Kehadiran bahasa Indonesia mengikuti perjalanan sejarah yang panjang. (Untuk meyakinkan pernyataan ini, silahkan dipahami sekali lagi Sejarah Perkembangan Bahasa Indonesia). Perjalanan itu dimulai sebelum kolonial masuk ke bumi Nusantara, dengan bukti-bukti prasasti yang ada, misalnya yang didapatkan di Bukit Talang Tuwo dan Karang Brahi serta Batu Nisan di Aceh. Kedudukan bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional

ditetapkan melalui Ikrar Sumpah Pemuda pada tanggal 28 oktober 1928 yang berbunyi sebagai berikut: “Kami poetera dan poeteri Indonesia mengakoe bertoempah darah satoe, Tanah Air Indonesia. Mengakoe berbangsa satoe, Bangsa

Indonesia. Kami poetera dan poeteri Indonesia Mendjoendjoeng bahasa persatoean, Bahasa Indonesia.” Dari ketiga butir di atas yang paling menjadi perhatian pengamat (baca: sosiolog)

adalah butir ketiga. Butir ketiga itulah yang dianggap sesuatu yang luar biasa. Dikatakan demikian, sebab negara-negara lain, khususnya negara tetangga kita, mencoba untuk membuat hal yang sama selalu mengalami kegagalan yang diikuti dengan bentrokan sana-sini. Oleh pemuda kita, kejadian itu dilakukan tanpa hambatan sedikit pun, sebab semuanya telah

mempunyai kebulatan tekad yang sama. Kita patut bersyukur dan angkat topi kepada mereka. Kita tahu bahwa saat itu, sebelum tercetusnya Sumpah Pemuda, bahasa Melayu dipakai sebagai lingua franca di seluruh kawasan tanah air kita. Hal itu terjadi sudah berabad-abad sebelumnya. Dengan adanya

kondisi yang semacam itu, masyarakat kita sama sekali tidak merasa bahwa bahasa daerahnya disaingi. Di balik itu, mereka telah menyadari bahwa bahasa daerahnya tidak mungkin dapat dipakai sebagai alat perhubungan antar suku, sebab yang

(8)

khusunya pemuda-pemudanya yang mendukung lancarnya inspirasi sakti di atas. Apakah ada bedanya bahasa Melayu pada tanggal 27 Oktober 1928 dan bahasa Indonesia pada tanggal 28 Oktober 1928? Perbedaan wujud, baik struktur, sistem, maupun kosakata jelas tidak ada. Jadi, kerangkanya sama. Yang berbeda adalah semangat dan jiwa barunya.

Sebelum Sumpah Pemuda, semangat dan jiwa bahasa Melayu masih bersifat kedaerahan atau jiwa Melayu. Akan tetapi, setelah Sumpah Pemuda semangat dan jiwa bahasa Melayu sudah bersifat nasional atau jiwa Indonesia. Pada saat itulah, bahasa Melayu yang berjiwa semangat baru diganti dengan nama bahasa Indonesia. (Muslich, 2010: 26). Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa menjelaskan “Hasil Perumusan Seminar Politik Bahasa Nasional” yang diselenggarakan di Jakarta pada tanggal 25-28 Februari 1975 antara lain

menegaskan bahwa dalam kedudukannya sebagai bahasa nasional, bahasa Indonesia berfungsi sebagai : 1. lambang kebanggaan nasional, 2. lambang identitas nasional.

2. Fungsi Bahasa Indonesia Sebagai Lambang Kebanggaan Nasional

Fungsi Bahasa Indonesia sebagai lambang kebanggaan nasional, bahasa Indonesia ‘memancarkan’ nilai-nilai sosial budaya luhur bangsa Indonesia. Dengan keluhuran nilai yang dicerminkan bangsa Indonesia, kita harus bangga dengannya; kita harus menjunjungnya; dan kita harus

mempertahankannya. Sebagai realisasi kebanggaan kita

terhadap bahasa Indonesia, kita harus memakainya setiap hari terutama di lingkungan sekolah/kampus dan tanpa ada rasa rendah diri, malu, dan acuh tak acuh. Kita harus bangga memakainya dengan baik dan benar serta memelihara dan mengembangkannya. Seseorang harus bangga berbahasa Indonesia. Kebanggan itu harus dipahami bahwa bahasa Indonesia menempati posisi yang paling tinggi jika

(9)

memahami, mencintai, dan menggunakan bahasa Indonesia sesuai dengan kaidah penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar. Penggunaan bahasa yang baik artinya sesuai

dengan kaidah EYD dan tata bahasa baku yang diberlakukan oleh bangsa Indonesia melalui Badan Bahasa RI (dulu disebut Pusat Bahasa). Kemudian penggunaan bahasa yang baik, artinya kita harus menggunakan bahasa Indonesia secara komunikatif sesuai dengan konteks sosial, agama, budaya, pendidikan, dan lingkungan di mana pun kita berada.

Bahasa Indonesia adalah bahasa yang mudah. Bahasa Indonesia adalah bahasa yang berbeda dari bahasa lain di dunia. Bahasa Indonesia adalah bahasa yang mudah karena bahasa ini tidak memiliki tingkatan kata atau pun kalimat. Maksudnya walau pun kejadian tersebut terjadi kemarin,

sekarang atau pun besok, kata yang dipergunakan tetap sama. Contoh: Kemarin : Ayah membeli jeruk kemarin sore Sekarang: Ayah membeli jeruk saat ini. Bandingkan dengan bahasa

Inggris berikut dan lihat tulisan yang bercetak tebal, Kemarin : Yesterday my father bought some oranges. Sekarang: My father buy some oranges. Selain itu jumlah benda pun tak

mempengaruhi kata yang diterangkan. Contoh : satu apel --> an apple dua apel --> two apples. Bahasa Indonesia adalah bahasa yang unik. Meski bahasa Indonesia berasal dari bahasa Melayu namun bahasa Indonesia kini telah berbeda dari bahasa Melayu, baik dari susunan kata atau fungsi kata. Contohnya adalah pada kasus Manohara yang tengah hangat akhir-akhir ini. Jika Anda simak dialog antara warga Negara Indonesia dengan warga Negara Malaysia di televisi, maka akan Anda temukan beberapa penggunaan kata yang berbeda seperti kata ‘boleh’, ‘bisa’ dan sebagainya. Dengan kata lain, bahasa

(10)

Bahasa pasar tercipta dari gabungan bahasa-bahasa pedagang dari seluruh penjuru dunia yang dulu.

singgah di Melayu. Kemudian bahasa tersebut berkembang pesat kosa katanya dan pada akhirnya terbentuk bahasa yang paling terkenal dari wilayah timur yaitu bahasa Melayu. Oleh bangsa Indonesia, bahasa melayu kemudian dijadikan pondasi awal untuk membentuk bahasa baru dengan proses yang tidak sebentar. Proses tersebut di antaranya adalah penambahan kosakata baru baik diserap dari bahasa asing maupun dari bahasa daerah. Hingga pada akhirnya ejaannya

disempurnakan. Namun proses penyerapan kata tidak terputus hingga sekarang ini. Karena pada awalnya bahasa Indonesia adalah bentukan dari bahasa pedagang dari seluruh penjuru dunia, maka bahasa Indonesia memiliki ribuan kata yang

diserap dari bahasa beberapa bangsa di dunia. Proses tersebut menjadikan bahasa Indonesia menjadi bahasa yang kaya. 5. Bahasa Indonesia mulai dipelajari bangsa lain. Bahasa

Indonesia ternyata tidak hanya dipelajari oleh bangsa Indonesia saja. Bahasa Indonesia sendiri kini tengah dipelajari oleh warga Negara di Australia. Alasan warga Negara Australia

(11)

Bab 3

Penutup

1. Kesimpulan

Kedudukan bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional, bahasa Indonesia berfungsi sebagai : a. Lambang

kebanggaan nasional, b. Lambang identitas nasional. 2. Sebagai lambang kebanggaan nasional, bahasa Indonesia ‘memancarkan’ nilai-nilai sosial budaya luhur bangsa Indonesia. Sebagai realisasi kebanggaan kita terhadap bahasa Indonesia, kita harus memakainya setiap hari

terutama di lingkungan sekolah/kampus dan tanpa ada rasa rendah diri, malu, dan acuh tak acuh. Kita harus bangga memakainya dengan baik dan benar serta memelihara dan mengembangkannya. 3. Sebagai lambang identitas nasional, bahasa Indonesia merupakan ‘lambang’ bangsa Indonesia. Ini berarti, dengan bahasa Indonesia akan dapat diketahui siapa kita, yaitu sifat, perangai, dan watak kita sebagai bangsa Indonesia.

(12)

Masyarakat sebaiknya lebih bangga menggunakan bahasa Indonesia daripada menggunakan bahasa asing. Anak-anak muda dan mahasiswa- mahasiswa hendaknya meminimalisir menggunakan bahasa alay, bahasa gaul, dan bahasa sejenis yang dapat mengancam eksistensi bahasa Indonesia. Para dosen hendaknya menggunakan dan

mengajarkan bahasa Indonesia yang baik dan benar. Pihak swasta hendaknya menggunakan lisan dan tulisan dalam bahasa Indonesia dalam iklan maupun produk mereka. Para pejabat hendaknya menggunakan bahasa Indonesia dalam berpidato dan memberikan fasilitas untuk pembinaan bahasa Indonesia. Penulis sebaiknya menggunakan bahasa

Indonesia dengan baik dan benar dalam lisan maupun tulisan serta menyederhanakan kalimat untuk menyampaikan suatu gagasan.

Daftar Pustaka

http://poet3q.blogspot.in/2009/07/5-alasan-bangga-dengan-bahasa- indonesia_04.html.

http://m.kompasiana.com/armandhani/bahasa-dan- kita_551762cfa333115107b65ca3.

Referensi

Dokumen terkait

 Memasang kembali komponen Sistem Pelumasan mesin dengan urutan kerja yang benar.  Membuat

Adapun pemilu legislatif ini dilaksanakan dengan sistem proporsional terbuka yang perhitungannya didasarkan pada sejumlah daerah pemilihan dan untuk pertama kalinya

 Badan gigi memanjang dg akar pendek  Sering terjadi pada molar.  RO : ruang pulpa lebih luas pada mahkota, dasar pulpa lebih

Bayu Margana, S.Pd.. NUR

 Untuk menentukan index sebagai relasi dengan tabel yang mempunyai hubungan dapat dilakukan dengan memilih Secondary Indexes pada Table Properties lalu pilih tombol Defines maka

penerapan levels of inquiry , adapun judul penelitian yang penulis ambil adalah “ Penerapan Levels Of Inquiry untuk Meningkatkan Domain Competencies

Abstrak : Pola pikir itu tentunya tidak dapat kita hindari dari pengaruh tradisi ataupun budaya masyarakat itu sendiri.Dalam membentuk krakter pikir peserta

Sehingga berdasarkan konsep- konsep tersebut dapat mendukung hasil penelitian ini yang menemukan bahwa adanya perbedaan pengalaman kegagalan antara laki-laki